Materi CKD 2019

Download as ppsx, pdf, or txt
Download as ppsx, pdf, or txt
You are on page 1of 88

CKD

Chronic Kidney Disease = PGK


What is CKD
 Gangguan fungsi renal yang terjadi secara
bertahap, progresif sampai pada akhirnya
menjadi irreversible, dimana tubuh gagal
mempertahankan metabolisme dan
keseimbangan cairan dan elektrolit, yang
menyebabkan uremia dan memerlukan
terapi pengganti ginjal tetap
(Smeltzer & Bare 2008; Sudoyo, et al. 2006; Sukandar 2006;
Price & Wilson 2006)
What is CKD
 Gagal ginjal kronik biasanya disertai
dengan komplikasi kronik meliputi anemia
akibat eritropetin yang tidak adekuat,
penyakit tulang akibat kadar kalsium
rendah, fosfat tinggi, hormon paratiroid
tinggi dan pada pemeriksaan USG akan
didapatkan ginjal yang mengecil karena
atrofi dan fibrosis
(O’ Callaghan, 2006)
The National Kidney Foundation Kidney Disease Improving Global Outcomes (NKF KDIGO) 2012
WHAT IS CKD

The National Kidney Foundation Kidney Disease Improving Global Outcomes (NKF KDIGO) 2012
The National Kidney Foundation Kidney Disease Improving Global Outcomes (NKF KDIGO) 2012
The National Kidney Foundation Kidney Disease Improving Global Outcomes (NKF KDIGO) 2012
The National Kidney Foundation Kidney Disease Improving Global Outcomes (NKF KDIGO) 2012
The National Kidney Foundation Kidney Disease Improving Global Outcomes (NKF KDIGO) 2012
KLASIFIKASI CKD
(C-G-A Staging)

C
• CAUSE

G
• GFR
CKD

A
• ALBUMIN

The National Kidney Foundation Kidney Disease Improving Global Outcomes (NKF KDIGO) 2012
The National Kidney Foundation Kidney Disease Improving Global Outcomes (NKF KDIGO) 2012
KLASIFIKASI CKD
The National Kidney Foundation Kidney Disease Improving Global Outcomes
(NKF KDIGO) 2012

Tingkatan Deskripsi GFR


(ml/menit/1,73
m2)
1 Kerusakan ginjal dengan normal ≥ 90
atau peningkatan GFR
2 Kerusakan ginjal ringan dengan 60-89
penurunan GFR
3a Penurunan GFR ringan ke 45-59
moderat
3b Penurunan GFR moderat ke 30-44
berat
4 Penurunan GFR berat 15-29
5 Gagal Ginjal < 15
NILAI GFR NORMAL

The National Kidney Foundation Kidney Disease Improving Global Outcomes


(NKF KDIGO) 2012
The National Kidney Foundation Kidney Disease Improving Global Outcomes (NKF KDIGO) 2012
The National Kidney Foundation Kidney Disease Improving Global Outcomes (NKF KDIGO) 2012
PERUBAHAN FISIOLOGIS
PADA CKD
Akumulasi produk metabolik
Ketidakseimbangan cairan
Ketidakseimbangan asam basa
Ketidakseimbangan elektrolit
Anemia
Hipoalbuminemia

INGAT PROSES FISIOLOGIS PADA GINJAL


MANIFESTASI KLINIS
B1: sesak nafas, perubahan pola
nafas, sekret (+)
B2: hipertensi, nyeri dada, gangguan
irama jantung, edema, peningkatan
jugular vena pressure (JVP)
B3: kelemahan dan keletihan,
kesemutan, rasa panas pada telapak
kaki, perubahan kesadaran
(disorientasi s.d koma)
(Smeltzer & Bare 2008; Lemone & Burke 2008; Lewis, et al., 2011)
MANIFESTASI KLINIS

B4: oliguria s.d anuria


B5: mual dan muntah, nafas bau
amonia, konstipasi atau diare,
ulserasi dan perdarahan pada mulut
dan gastrointestinal
B6: kejang otot, kram otot, kekuatan
otot menurun sampai dengan hilang,
osteodistrophy, fraktur tulang, foot
drop
(Smeltzer & Bare 2008; Lemone & Burke 2008; Lewis, et al., 2011)
MANIFESTASI KLINIS
Skin: pruritis, edema, hiperpigmentasi,
jaundice (kadang ditemukan), echymosis,
kuku tipis dan rapuh, rambut tipis dan
kasar
Reproduksi: amenorhoe, atrofi testikuler,
penurunan libido
Endokrin: gangguan metabolisme vitamin
D  gangguan PTH, hormon reproduksi,
gangguan toleransi glukosa

(Smeltzer & Bare 2008; Lemone & Burke 2008; Lewis, et al., 2011)
PX. DIAGNOSTIK
Px. Darah:
RFT: ureum-kreatinin   eGFRcreat
Cystatin C (biomarker kerusakan ginjal)  eGFR
Darah lengkap: anemia, trombositopeni, leukositosis,
LED , albumin , GD , alkali fosfatase , TG 
Serum Elektrolit: hiperfosfatemia, hipokalsemia,
hipermagnesemia, hiperkalemi, hipernatremi
BGA: Asidosis Metabolik
HbA1C
Px. Urin:
CrCl, protein urin

(Smeltzer & Bare 2008; Lemone & Burke 2008; Lewis, et al., 2011)
PX. DIAGNOSTIK
Px. Radiologis:
BOF/BNO
USG
Foto Dada
Renogram
Biopsi Ginjal
ECG

(Smeltzer & Bare 2008; Lemone & Burke 2008; Lewis, et al., 2011)
ME DI S
K SA N A
TATA L A
Kidney Disease Improving Global Outcomes (KDIGO) 2012
Kidney Disease Improving Global Outcomes (KDIGO) 2012
MANAJEMEN UMUM
Pengelolaan  Gaya Hidup Sehat
Pencegahan Progresivitas CKD:
 Pengendalian TD, GD
 Pengendalian jumlah albumin urin
 Waspada kondisi Acute on CKD

Kidney Disease Improving Global Outcomes (KDIGO) 2012


MANAJEMEN UMUM
Pengaturan Cairan:
 Edukasi tentang penghitungan balans
cairan ( cairan masuk &  cairan
keluar)
 Edukasi tentang cara mengatasi rasa
haus/manajemen xerostomia
 Diuretik

Kidney Disease Improving Global Outcomes (KDIGO) 2012


MANAJEMEN UMUM
Pengendalian K dalam darah:
 Ca. Gluconas
 Glukosa + Insulin
 Ion K resin exchange

Pengendalian anemia:
 Sesuai penyebab
 Transfusi darah diberikan  bila ada
indikasi yang kuat  insufisiensi koroner
 Pemberian Epo

Kidney Disease Improving Global Outcomes (KDIGO) 2012


MANAJEMEN UMUM
Pengendalian Fosfat dalam darah:
 Optimalisasi dialisis
 Pemberian terapi obat pengikat fosfat
 Kontrol terhadap diet fosfat
 Kadar fosfat normal yang diharapkan untuk
pasien dialisis yaitu 3,5-5,5 mg/dl (Lewis et
al., 2011; National Kidney Foundation,
2017b)

Kidney Disease Improving Global Outcomes (KDIGO) 2012


MANAJEMEN UMUM
 Edukasi manajemen diet rendah fosfat
(National Kidney Foundation, 2011;
2017a):
 Minuman, meliputi minuman
kemasan/kaleng/botol, minuman bersoda,
minuman yang mengandung coklat, minuman
yang dicampur dengan susu
 Susu dan olahannya seperti keju, es krim,
yogurt, pudding, kreamer/krim
 Makanan, meliputi seafood, makanan olahan
(makanan kaleng), makanan siap saji, jeroan
MANAJEMEN UMUM
 Edukasi manajemen diet rendah fosfat
(National Kidney Foundation, 2011;
2017a):
 Mengenali zat tambahan dalam bentuk fosfat
yang tertera dalam kemasan makanan olahan
dan membatasi konsumsinya: Dicalcium
phosphate, Disodium phosphate, Monosodium
phosphate, Phosporic acid, Sodium hexamate-
phospate, Trisodium phosphate, Sodium
tripolyphospate, Tetrasodium pyrophosphate.
MANAJEMEN UMUM
Penatalaksanaan Asidosis Metabolik
Pengobatan & atau Pencegahan
infeksi
Pemberian multivitamin & asam folat
Pengobatan neuropathy perifer
Terapi pengganti ginjal

Kidney Disease Improving Global Outcomes (KDIGO) 2012


MANAJEMEN UMUM
Diet seimbang:
 Asupan kalori: 30-35 kcal/kg BB/hari
 Pembatasan garam: <2 gr garam/hari s.d 5 gr garam/hari
(tanpa KI)
 Protein:
 0,8-1 gr/kg BB/hari  CKD

 1-1,2 gr/kg BB/hari  CKD on HD

 Pembatasan Fosfat  <1000 mg per hari


 Asupan Kalium: 40 mg/kgBB/hari  CKD on HD
 Asupan Kalsium: 1000-1500 mg/hari  CKD on HD
 Vitamin: asam folat, vit.C, vit.D

Kidney Disease Improving Global Outcomes (KDIGO) 2012


ASSESSMENT
 Identitas
 Keluhan Utama
 RPS, RPD, RPK
 Riwayat pengobatan (termasuk lama dialisis,

tindakan operasi  transplantasi ginjal,


pembuatan akses vaskuler, dll)
 Pola Kebiasaan
 Riwayat diet
 Kondisi psikospiritual
 Sosial ekonomi
PHYSICAL EXAMINATION
 B1: sesak nafas, perubahan pola nafas, sekret
(+), penggunaan otot bantu nafas
 B2: hipertensi, nyeri dada, gangguan irama

jantung, edema, peningkatan jugular vena


pressure (JVP)
 B3: kelemahan dan keletihan, kesemutan, rasa

panas pada telapak kaki, perubahan kesadaran


(disorientasi s.d koma)

(Smeltzer & Bare 2008; Lemone & Burke 2008; Lewis, et al., 2011)
PHYSICAL EXAMINATION
 B4: oliguria s.d anuria
 B5: mual dan muntah, nafas bau amonia,

ascites kadang dijumpai pada pasien,


konstipasi atau diare, ulserasi dan perdarahan
pada mulut dan gastrointestinal, membran
mukosa kering
 B6: kejang otot, kram otot, kekuatan otot

menurun sampai dengan hilang,


osteodistrophy, fraktur tulang, foot drop

(Smeltzer & Bare 2008; Lemone & Burke 2008; Lewis, et al., 2011)
NURSING PROBLEMS
 Kelebihan volume cairan
 Risiko ketidakseimbangan cairan
 Risiko ketidakseimbangan elektrolit
 Penurunan cardiac output
 Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari
kebutuhan tubuh
 Mual
 Nyeri akut
 Konstipasi
 Kelelahan
NURSING PROBLEMS
Intoleransi Aktifitas
Risiko Kerusakan Integritas Kulit
Risiko Injuri
Pertahanan tubuh inefektif
Risiko Pendarahan
Risiko Infeksi
Koping Tidak Efektif
Kecemasan
NURSING PROBLEMS
Ketidakefektifan Manajemen
Kesehatan Diri
Ketidakberdayaan
Gangguan Pola Tidur
Berduka
Defisiensi Pengetahuan
Isolasi sosial
DK: Kelebihan volume cairan b/d gangguan
mekanisme regulasi karena penurunan fungsi
ginjal, ketidakpatuhan dalam manajemen cairan
dan diit
Kelebihan cairan dapat dikendalikan dengan
kriteria:
Sesak nafas tidak ada RR 18-22x/menit
Suara paru bersih, tidak ada ronkhi
Balance cairan harian 0 s/d (-) 500 cc (saat tidak HD).
TDS=130-150 mmHg, TDD=60-100 mmHg
Edema ekstremitas dan periorbital tidak ada
JVP 5 cmH2O
IDWG <5% dari BB kering (yaitu < 3,2-3,25 kg), BB tetap
tanpa kelebihan cairan
Pasien mematuhi diit yang dianjurkan (intake minum
500-600 cc sesuai output cairan), membatasi makan
buah.
DK: Kelebihan volume cairan b/d gangguan
mekanisme regulasi karena penurunan fungsi
ginjal, ketidakpatuhan dalam manajemen cairan
dan diit

NIC:
Manajemen cairan
Manajemen hipervolemia
Pemantauan vital sign
Edukasi
RUMUS BB (Perkiraan) TANPA
EDEMA
BBI + [(BB dgn edema-BBI)x0,25]
atau

Keterangan:
aBWef = BB tanpa edema yang disesuaikan
BWef = BB tanpa edema (aktual)
SBW = BB sesuai standar NHANES II
PANDUAN PERSIAPAN RRT

Kidney Disease Improving Global Outcomes (KDIGO) 2012


DIALISIS:
Hemodialisis
Peritoneal Dialisis
TRANSPLANTASI GINJAL
INDIKASI – KONTRAINDIKASI
DIALISIS
DIALISIS INDIKASI KONTRAINDIKASI
Hemodialisis - Renal insufficiency atau - Tidak kooperatif
failure (acute or chronic) - Kondisi hemodinamik yang
disertai dengan kondisi tidak stabil
berikut (yang tidak dapat  
dikontrol): kelebihan volume  
cairan, hiperkalemia,  
hiperkalsemia, asidosis  
metabolik, perikarditis, gejala  
uremia, GFR <5 ml/min/1.73  
m2 atau GFR <10 ml/min/1.73  
m2 disertai gejala uremia atau  
malnutrisi, GFR >10
ml/min/1.73 m2 (terdapat
komplikasi akut, Diabetic
nephropathy)
- Intoksikasi

McMillan, 2007; National Kidney Foundation, 2002


INDIKASI – KONTRAINDIKASI
DIALISIS
DIALISIS INDIKASI KONTRAINDIKASI
Peritoneal Kurang lebih sama dengan - Absolut: kerusakan membran
Dialisis indikasi pada hemodialisis, peritoneal, adanya luka pada
kecuali kondisi intoksikasi abdomen, adanya fistula pada
abdomen, defek dinding
abdomen atau risiko
peningkatan infeksi (hernia
inguinalis atau diaphragmatik
yang tidak dapat diperbaiki,
bladder extrophy).
- Relatif: infeksi pada dinding
abdomen, divertikulitis,
ketidakmampuan dalam
mentoleransi jumlah cairan
dialisat yang terlalu,
inflammatory bowel disease,
ischemic colitis, morbid obesity,
kebocoran pada peritoneum,
status gizi buruk.
Perbandingan Hemodialisis (HD) dan Continous Ambulatory Peritoneal
Dialyze (CAPD)
(Medical Education Institute Inc., 2010; Smeltzer & Bare, 2008; Zorzanello, 2004)

  HD CAPD
Keuntungan Dapat langsung dilakukan - Portable—do it anywhere
(dalam konsisi akut) tanpa - Flexible—suit your own schedule
harus menunggu akses - Time—fewer trips to the clinic
vaskuler - Easy—learn it in a week or two
- No needles—avoid needle sticks
- Less restrictive—easier diet
Prosedur - Tindakan melalui akses - Tindakan operasi untuk
vaskuler (AV shunt, pemasangan “transfer set” pada
double lumen) atau rongga peritoneum
punksi pembuluh vena - Proses penyembuhan: 1-3
dan arteri minggu
- Berlangsung selama 3-5 - Proses latihan:1-2 minggu
jam (2-3 seminggu) - Proses dialisis dapat dilakukan
- Saat ini (di Indonesia) oleh perawat atau pasien sendiri
harus dilakukan di RS - Dapat dilakukan di pusat layanan
atau klinik kesehatan atau di rumah
- Proses HD dilakukan oleh - Proses dialisis berjalan sesuai
mesin dan alat “ginjal gaya gravitasi
buatan”
Perbandingan Hemodialisis (HD) dan Continous Ambulatory Peritoneal
Dialyze (CAPD)
(Medical Education Institute Inc., 2010; Smeltzer & Bare, 2008; Zorzanello, 2004)

  HD CAPD
Kelebihan - Tidak dilakukan setiap hari - CAPD merupakan terapi terus
- Risiko peritonitis dapat menerus
dihindari - Pembatasan untuk makanan dan
cairan lebih sedikit dibandingkan
dengan HD
- Jadwal dialisis bisa disesuaikan
dengan kebutuhan
- Tanpa jarum, sehingga tanpa nyeri
- Dapat dilakukan di rumah

Kekurangan - Tidak praktis - Menunggu selama 1-3 minggu


- Biaya perjalanan bagi sebelum kateter siap dipergunakan
beberapa pasien cukup - Perubahan penampilan karena
memberatkan karena HD adanya kateter
harus dilakukan di RS - Cairan dialisat mengandung gula
- Nyeri karena adanya punksi sehingga dapat meningkatkan BB
jarum - Risiko peritonitis
- Harus sesuai jadwal (tidak - Tidak dianjurkan untuk olahraga
fleksibel) berenang
Perbandingan Hemodialisis (HD) dan Continous Ambulatory Peritoneal
Dialyze (CAPD)
(Medical Education Institute Inc., 2010; Smeltzer & Bare, 2008; Zorzanello, 2004)

  HD CAPD
Cost (Biaya)Di Indonesia Di Indonesia tergantung
tergantung penjamin penjamin dana (Gakin 100%,
dana (Gakin 100%, SKTM/Jamkesmas 50%)
SKTM/Jamkesmas  
50%)
Kemungkinan - Hipotensi - Peritonitis
komplikasi intradialisis, mual, - Catatan: peritoneal dialisis
gatal-gatal, tidak direkomendasikan
Disequilibrium apabila terjadi:
Syndrome, a.Kebocoran pada dinding
perdarahan, kram abdomen
otot, emboli udara, b.Active inflammatory bowel
Osteodistrofi renal, disease (Crohn's disease,
perikarditis dan efusi ulcerative colitis)
pericard, c.Adanya luka pada dinding
overhidrasi, abdomen (misal paska
Hepatitis. operasi)
Sistim Dialisis

S. darah dialiser S. dialisat


• Arterial • K.darah • Cairan
line • Membran dialisat
• Venous • K. dialisat
line
AKSES VASKULER
TEMPORER
AKSES VASKULER PERMANEN
AV Fistula
AKSES VASKULER PERMANEN
AV Graft
Mesin Hemodialisis
Monitor darah
 Pompa darah
 Detektor udara
 Klem arteri &
vena
 Monitor tekanan
vena & arteri

Monitor cairan
 Pengatur suhu
 Conduktivity
 Detektor blood
leak
 Katup bypass
Mekanisme Kerja Mesin
Hemodialisis
Proses Hemodialisis
 Menempatkan darah
berdampingan dengan
cairan dialisat yang
dipisahkan oleh selaput
semi permiabel

 Air & zat tertentu dari


kompartemen darah
berpindah ke
kompartemen dialisat
dan sebaliknya.


dialisis
e til a k a n
S e ca r a d
a da to p ik
l a ja r i p
dipe ia lis i s
tenta n g d
Dosis, Adekuasi & Durasi
Hemodialisis
(Konsensus Dialisis Pernefri, 2003).

Di Indonesia biasa dilakukan HD


2X/minggu selama 4 – 5 jam dengan
memperhatikan kebutuhan individual.
Berdasarkan pengalaman selama ini tentang
durasi HD, frekuensi 2X perminggu telah
menghasilkan nilai KT/V yang mencukupi (>
1,2) dan juga merasa lebih nyaman.
Dana asuransi kesehatan yang tersedia dan
hanya dapat menanggung HD dengan
frekuensi rata-rata 2X perminggu.
SI N G
NUR N ? ??
ER AT I O
C ONSI D
Peran & Fungsi Perawat
Kallenbach, et al. (2005)

Persiapan
HD

Care
Post- HD provider Pre - HD
edukator

Intra - HD
Peran & Fungsi Perawat

Persiapa • Pre & post pemasangan


kateter / AVF
n HD

• Kelengkapan administrasi
• Mesin: keakuratan & setting
Pre HD • P. Fisik
• Kanulasi
Peran & Fungsi Perawat

Intra
• Pasien : monitoring KU,
akses vaskuler, komplikasi &
penenganan

HD
• Sirkulasi darah & sirkulasi
dialisat
• Mesin: parameter

Post
• Pasien : evaluasi KU,
treatmen & tujuan predialisis
tercapai atau tidak.

HD
• Mesin: pembersihan,
pencucian sirkuit dan dialiser
SI N G
NUR
BL E M S
PR O
, I NT R A
(PR E H D
H D ) ? ? ?
, PO S T
HD
Hak-Hak Pasien Dalam Perawatan
Dialisis

Memperoleh informasi penuh tentang


penyakitnya
Diinformasikan tentang treatment alami dan
risikonya
Memperoleh informasi penuh tentang metode
tindakan alternative
Mendapatkan personal privacy dan
mengetahui personal professional yang akan
menangani
Mendapatkan input tentang regimen tindakan
Aspek Legal & Etik
Berhenti dari program dialysis tanpa indikasi atau atas dasar
keinginan pasien sendiri
Boleh tidaknya pasien menghentikan program dialisis terkait
dengan isu etik & juga bisa menjadi masalah legal. Belum
ada kesepakatan yang disetujui oleh seluruh personal unit
dialysis terkait dengan isu ini
Umumnya disemua unit dialisis keputusan pasien untuk
menghentikan program dialysis harus didasarkan pada
ketentuan bahwa pasien dan keluarga telah mendapatkan
pengertian yang sepenuhnya dan sejelas-jelasnya tentang
segala konsekuensi yang akan dialami oleh pasien dari
personal unit dialyisis dan kemudian pasien menandatangani
pernyataan untuk menghentikan program dialysis atas
keinginannya sendiri
AKSES UNTUK CAPD
Kateter Tenchoff
PROSES PERITONEAL DIALISIS

National Kidney Foundation, 2009


KARAKTERISTIK PERITONEUM
Peritoneal Equilibration Test (PET)

High
transporter

low
transporter
PET High
average
transporter

Low
average
transporter
Rerata Ultrafiltrasi Berdasarkan
Karakteristik Peritoneum
(Mujais & Vonesh, 2002)
CAPD
 Cairan CAPD:
◦ dex 1,5% (pagi, siang,sore)
◦ dex 2,5% malam
 Volume: 2000 ml, 4 siklus/hari
 Dialisat:

◦ Keruh
◦ Fibrin (+)
CAIRAN CAPD
Konsentrasi Glukosa
Osmosis
1,5%
2,5%
4,25%
SI N G
NUR N ? ??
ER AT I O
C ONSI D
MASALAH

 PK: Peritonitis
 PK: Dialisis tidak
adekuat
KEPERAWATAN  PK: Kegagalan
ultrafiltrasi
 Resiko kelebihan
volume cairan
 Ketidak seimbangan
nutrisi: kurang dari
kebutuhan tubuh KOLABORASI
Infeksi Kateter
 Exit side
◦ Eritema
◦ Cairan Perulent
 Tunnel
◦ Edema
◦ Eritema
◦ Nyeri tekan
daerah subkutan
PERITONITIS
Masuk kuman:
 Lumen catheter
 Dinding catheter
 Usus
 Hematogen
 Trans vaginal
Diagnosis Peritonitis
 Keluhan cairan keruh &/ sakit perut &/ demam
 Periksa cairan dialisat (> 4 jam dwell):

◦ hitung lekosit, hitung jenis, Gram, kultur dan


resistensi
 lekosit > 100 sel/mm3; sedikitnya 50 % PMN
 adanya organism di preparat Gram &/ kultur
Penanganan peritonitis
 keruh disertai sakit perut &/ demam > terapi
segera
 keruh tampa keluhan lain dengan lab (-) > tidak

perlu segera terapi


Intervensi: Peritonitis
 Kontrol infeksi
 Edukasi: kebersihan
 Adekuasi nutrisi
 Waspadai tanda UFF

Nursing

Pemberian antibiotik
Cefazol dan Fortum
untuk cairan CAPD
malam

Kolaborasi
SI N G
NUR N ? ??
ER AT I O
C ONSI D
PHYSICAL EXAMINATION
 Skin: pruritis, edema, hiperpigmentasi, jaundice
(kadang ditemukan), echymosis, kuku tipis dan rapuh,
rambut tipis dan kasar, pada pasien yang dengan
tindakan HD cek akses vaskuler, pada pasien yang
dengan tindakan PD cek exit site
 Reproduksi: amenorhoe, atrofi testikuler, penurunan
libido
 Endokrin: gangguan metabolisme vitamin D 
gangguan PTH, hormon reproduksi, gangguan
toleransi glukosa

(Smeltzer & Bare 2008; Lemone & Burke 2008; Lewis, et al., 2011)
SEMOGA BERMANFAAT

You might also like