Metode Istinbath Hukum Ibn Rusydi Dalam Kitab Bidayatul Mujtahid
Metode Istinbath Hukum Ibn Rusydi Dalam Kitab Bidayatul Mujtahid
Metode Istinbath Hukum Ibn Rusydi Dalam Kitab Bidayatul Mujtahid
Bidayah al-Mujtahid
Fathurrahman Azhari
Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam IAIN Antasari
The sixth period of the historical development of Islamic law has been known as taqlid period—a period
preceded by the collapse of Baghdad at the hands of Holagu in the year of 656 AH. In the midst of a fanatical
mahzab, a muslim scholar, Ibn Rusyd, emerged as the auther of a fiqh book entitled Bidayah al-Mujtahid, also
as a jurist of anti-taqlid. There are some methods he used in performing ‘law istinbath’, yet there is no book has
explained the method. This study identifyed the methods used by Ibn Rusyd in performing the ‘law istinbath’
contained in the fiqh book Bidayah al’Mujtahid. Some findings an it are as follows: the method of ‘law
istinbath’ Ibn Rusyd used has been conducted by seeing the various opinions, propositions, methods from
various ‘imam mahzab’. Then, those opinions, propositions and methods are compared and the most suitable
one is chosen to be applied. Ibn Rusyd law istinbath method is actually an ijtihad intiqa’i that is practiced with
conducting mahzab comparison method. In resolving conflict between the propositions used, Ibn Rusyd has
used the following method: Giving priority to Al-Jam’u wal al-Taufiq rather than tarjih. If choosing to perform
the tarjih, some important things need to be noted: 1) The Sunnah with some narrators is given priority over the
sunnah with few narrators, 2) The Sunnah whose narrators are proficient in law is prioritized overthe sunnah
whose narrators are less proficient, 3) The Sunnah which is supported by other propositions is preferred over the
sunnah which has no supporting propositions, 4) The authentic Sunnah Ahad would take precedence over the
propositions of al-khitab and qiyas. 5) Dalalah manthuq is preferred over dalalah mafhum. 6) A specific
proposition would take precedence over the proposition of a general nature, and 7) The verse of a general nature
is preferred over qiyas.
Keywords: Method, Istinbath, Law
Periode keenam dalam sejarah perkembangan hukum Islam di kenal dengan masa taklid, yang dimulai ketika
runtuhnya Baghdad di tangan Holagu pada tahun 656 Hijriyah sampai sekarang. Di tengah-tengah fanatik
mazhab yang berlebihan inilah lahir Ibn Rusyd yang muncul menulis kitab fikih Bidayah al-Mujtahid, juga
sebagai seorang fakih yang anti taklid. Ada beberapa dari metode yang dia digunakan Ibn Rusyd dalam ber-
istinbath hukum (ushul fiqh), namun yang menerangkan metodenya belum diperoleh. Penelitian ini berusaha
untuk mengidentifikasi metode-metode yang digunakan oleh Ibn Rusyd dalam beristinbath hukum yang
termuat dalam kitab fikih Bidayah al-Mujtahid. Temuan-temuannya adalah sebagai berikut : Metode istinbath
hukumnya adalah dengan cara melihat berbagai pendapat para imam mazhab beserta dalil dan metode yang
digunakan mereka, kemudian membandingkan dan memilih salah satu di antaranya yang lebih kuat dan lebih
sesuai untuk diaplikasikan. Metode istinbath hukum Ibn Rusyd juga merupakan ijtihad intiqa’i dengan
menggunakan metode perbandingan mazhab. Dalam menyelesaikan pertentangan antara dalil yang digunakan,
Ibn Rusyd menggunakan metode sebagai berikut: Al-Jam’u wal al-Taufiq lebih di dahulukan dari pada tarjih.
Apabila melakukan tarjih maka; 1) Sunnah yang perawinya lebih banyak didahulukan dari pada sunnah
yang perawinya sedikit. 2) Sunnah yang perawinya lebih ‘alim dalam bidang hukum di dahulukan dari pada
sunnah yang perawinya kurang kealimannya dalam bidang tersebut. 3) Sunnah yang didukung oleh dalil
lain di dahulukan dari pada sunnah yang tidak ada dalil pendukungnya. 4) Sunnah ahad yang shahih lebih
di dahulukan dari pada dalil al-khithab dan qiyas. 5) Dalalah manthuq di dahulukan dari pada dalalah
mafhum. 6) Dalil yang bersifat khusus di dahulukan dari dalil yang bersifat umum. 7) Ayat yang bersifat
umum di dahulukan dari pada qiyas.
Katakunci : Metode, Istinbath, Hukum.
11
Abbas Mahmud al-Aqqad, Ibn Rusyd, (Mesir: Dar Lihat. Zainal Abidin Ahmad, Riwayat Hidup Ibnu
al-Ma’arif, t.th.), h. 18. Lihat. Zainal Abidin Ahmad, Rusyd (Averroes) Filosuf Islam Terbesar di Barat),
Riwayat Hidup Ibnu Rusyd (Averroes) Filosuf Islam (Jakarta: Bulan Bintang, 1975),h. 33-34
13
Terbesar di Barat), (Jakarta: Bulan Bintang, 1975),h. Muhammad Athif, al-Nuzu’ah al-Aqliyyah fi Falsafah
26-27. Ibn Rusyd, (Mesir: Dar al-Ma’arif, t.th.) h. 24.
12 14
Kamil Muhammad Muhammad Uraidhah, Ibn Abd al-Mu’min adalah penguasa kedua pada
Rusyd al-Andalusi, (Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyyah, Dinasti al-Muwahhidin. Lihat Zainal Abidin
1993), h. 25. Bandingkan Zainal Abidin Ahmad, Ahmad, Op.cit. h. 53.
17 18
Ahamd Hanafi,Pengantar Filsafat Islam, (Jakarta: Fuad Mahbub Siraj, Ibn Rusyd, Cahaya Islam di Barat,
Bulan Bintang, 1996), h. 165 (Jakarta: Dian Rakyat, 2012), h. 19
19 20
Ahmad Hanafi, op. cit., h. 166 Philip K. Hitti, Op.cit. h. 541.
39
Abu Dawud, Op.cit. jld. 2, h.231
40 42
Muslim, Op.cit. jld. 2, h, 594. Abu Dawud, Op.cit, jld. 2, h. 169.
41 43
Ibn Rysud, op.cit. jld. 2, h. 4 Ibid.
45
Bukhari, Shahih Bukhari, (Bandung: PT al-Ma’arif,
44
Ibid, h.196. t.th.), jld. 2, h. 24.
46
Ibn Rusyd, Op.cit, h. 143.
47 48
Abu Dawud, Op.cit. jld. 3. h. 125 Al-Bukhari, Op.cit. jld. 4, h. 170.
51 52
Ibn Rusyd, Op.cit, jld. 2. h. 298. Ibid, h. 348.
Dari tabel di atas diketahui bahwa Metode yang digunakan oleh Ibn
metode istinbath hukum yang digunakan Rusyd sebagaimana tertera dalam tabel di
oleh Ibn Rusyd dalam menetapkan hukum atas, adalaJam’u wal al-Taufiq Sunnah
tidak selalu sama dengan metode salah satu Mughirah dan Ali pada masalah Batasan
mazhab. Hal ini menunjukkan bahwa Sepatu (Khuff)Yang Disapu metode yang
metode istinbath hukum Ibn Rusyd tidak digunakan oleh Ibn Rusyd sama dengan
terikat dengan salah satu metode yang metode yang digunakan oleh Malik dan
digunakan oleh mazhab tertentu. Bahkan Syafi’i, dan berbeda dengan Hanafi yang
dalam meng-istinbath-kan hukum, Ibn menggunakan tarjih.
Rusyd selalu melakukan ijtihad (penelitian) Tetapi pada masalah batasan waktu
terhadap pendapat-pendapat para fukaha bolehnya mengusap khuff ia melakukan
yang ada beserta dalil dan metode yang Tarjih sunnah Ali dan Syufyan sebagaimana
digunakan, kemudian ia membandingkan yang dilakukan oleh Hanafi dan Syafi’i, hal
dan memilih salah satu di antaranya yang ini berbeda dengan metode yang digunakan
lebih kuat dan relevan untuk diaplikasikan.
Tashwir Vol. 3 No. 8, Oktober – Desember 2015 369
Malik dengan tarjih menguatkan sunnah mereka, kemudian membandingkan dan
dari Ubay ibn Imarah. memilih salah satu di antaranya yang lebih
Pada masalah hukum berwudhu kuat dan lebih sesuai untuk diaplikasikan.
karena bersentuh kulit dengan wanita Metode istinbath hukum Ibn Rusyd
bukan mahram Ibn Rusyd memakai sebenarnya merupakan ijtihad intiqa’i yang
makna majazi sebagamana Hanafi, yang ber-istinbath dengan menggunakan metode
berbeda dengan Malik dan Syafi’i dengan perbandingan mazhab.
memakai makna hakiki. Pada masalah Dalam menyelesaikan pertentangan
persetujuan kawin bagi gadis dewasa yang antara dalil yang digunakan, Ibn Rusyd
berayah, Ibn Rusyd menggunakan sunnah menggunakan metode sebagai berikut: Al-
yang bersifat umum sebagaimana Hanafi, Jam’u wal al-Taufiq lebih di dahulukan dari
al-Auza’i dan Abu Tsaur, hal ini berbeda pada tarjih. Apabila melakukan tarjih maka
dengan Malik dan Syafi’i dengan dalil al- Ibn Rusyd memperhatikan, yaitu: Sunnah
khithab. yang perawinya lebih banyak didahulukan
Pada masalah perkawinan waktu dari pada sunnah yang perawinya sedikit;
berihram Ibn Rusyd dengan menggunakan Sunnah yang perawinya lebih ‘alim dalam
al-Jam’u wa al-Taufiq sebagaimana Malik, bidang hukum di dahulukan dari pada
Syafi’i dan Ahmad (Tarjih), berbeda dengan sunnah yang perawinya kurang ke’aliman-
Malik, Syafi’i dan Ahmad dengan meng- nya dalam bidang tersebut; Sunnah yang
gunakan Tarjih. Pada masalah menjual didukung oleh dalil lain di dahulukan dari
pohon kurma dengan buahnya ibn Rusyd pada sunnah yang tidak ada dalil
menggunakan metode Dalil al-khithab pendukungnya; Sunnah ahad yang shahih
sebagaimana Jumhur ulama (termasuk lebih di dahulukan dari pada dalil al-khithab
imam Malik), berbeda dengan Hanafi dan qiyas; Dalalahmanthuq di dahulukan
(fahwa al-khithab) dan Abu Layla (qiyas). dari pada dalalah mafhum;Dalil yang
bersifat khusus di dahulukan dari dalil yang
Pada persoalan pewarisan antar
bersifat umum; Ayat yang bersifat umum
pemeluk agama non muslim Ibn Rusyd
di dahulukan dari pada qiyas.
menggunakan Nash sunnah (manthuq)
sebagaimana Malik dan Ahmad bin Hanbal,
E. Penutup
hal ini berbeda dengan Imam Syafi’i ( dalil
al-khitab/mafhum). Pada kasus pembunuh- Berdasarkan data dan analisis yang
an hamba sahaya oleh orang merdeka Ibn diuraikan tersebut di atas, maka metode
Rusyd menggnakan Sunnah yang bersifat istinbath hukum Ibn Rusyd dalam kitabnya
umum dan qiyas sebagaimana al-Nakhai, Bidayah al-Mujtahidwa Nihayah al-
berbeda dengan Malik, Syafi’i, al-Laits dan Muqtashid yaitu dengan cara melihat
Abu Tsaur (dalil al-khithab dari ayat al- berbagai pendapat para imam mazhab
Qur’an). Dan pada kasus bilangan saksi beserta dalil dan metode yang digunakan
selain kasus zina Ibn Rusyd menggunakan mereka, kemudian membandingkan dan
ayat yang bersifat umum Jumhur fukaha memilih salah satu di antaranya yang lebih
(termasuk Malik), hal ini berbeda dengan kuat dan lebih sesuai untuk diaplikasikan.
Hasan al-bashri dengan metode Qiyas Metode istinbath hukum Ibn Rusyd
dengan kasus zina. merupakan ijtihad intiqa’i yang ber-istinbath
dengan menggunakan metode perbanding-
Dari uraian di atas, maka metode
an mazhab. Dalam menyelesaikan
istinbath hukum Ibn Rusyd dalam kitabnya
pertentangan antara dalil yang digunakan,
Bidayah al-Mujtahidwa Nihayah al-
Ibn Rusyd menggunakan metode sebagai
Muqtashid yaitu dengan cara melihat
berikut: Al-Jam’u wal al-Taufiq lebih di
berbagai pendapat para imam mazhab
dahulukan dari pada tarjih. Apabila
beserta dalil dan metode yang digunakan
melakukan tarjih maka: 1) Sunnah yang