(The Effect Ofbay Leaf (Eugenia Polyantha Wight) Boiling Water 100% and Sodium Hypochlorite (Naocl) 1% To Dimensional Stability of Irreversible Hydrocolloid Impressing Produce)
(The Effect Ofbay Leaf (Eugenia Polyantha Wight) Boiling Water 100% and Sodium Hypochlorite (Naocl) 1% To Dimensional Stability of Irreversible Hydrocolloid Impressing Produce)
(The Effect Ofbay Leaf (Eugenia Polyantha Wight) Boiling Water 100% and Sodium Hypochlorite (Naocl) 1% To Dimensional Stability of Irreversible Hydrocolloid Impressing Produce)
,Pengaruh Air Rebusan Daun Salam (Eugenia polyantha Wight) sebagai Desinfektan…
Abstract
Background: A factor that should be considered in the use of irreversible hydrocolloid
impression materials or alginate is cross-infection control, therefore the result of alginate
impressing produce should be disinfected using a chemical or natural materials, such as
sodium hypochlorite (NaOCl) 1%, and bay leaf boiling water 100% before gypsum filling,
but that procces can cause dimensional changes. Objective: The objective of this
research is to determine the effect of the use of these materials with flushing and
immersing method for dimensional stability of alginate impressing produce. Method: The
type of this study is a laboratory experimental with post test only control group design.
Total sample is 24 samples of alginate impressing produce were devided in to 6 groups: 2
control groups and 4 treatment groups using the flushing and immersing methods. Data
were tabulated and analyzed with One Way Analiysis of variance (Anova) technique
adjusted for multiple comparisons using LSD method was used for immersing method.
Result and Conclusion: The result of the study shows that there is dimensional changes
of the group by immersing method, but use flushing method do not have a significant
effect on dimensional changes of alginate impressing produce.
Abstrak
Latar Belakang: Faktor yang harus diperhatikan dalam penggunaan bahan cetak
hidrokoloid ireversibel atau alginat adalah kontrol infeksi silang, oleh karena itu hasil
cetakan alginatharus didensinfeksi menggunakan bahan kimia ataupun bahan alami,
misalnya sodium hipoklorit (NaOCl) 1%, dan air rebusan daun salam 100% sebelum
dilakukan pengisian gipsum, akan tetapi proses tersebut dapat menimbulkan perubahan
dimensi. Tujuan penelitian: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh
penggunaan bahan tersebut dengan metode penyiraman dan perendaman terhadap
stabilitas dimensi hasil cetakan alginat. Metode: Jenis penelitian yang digunakan
adalah penelitian eksperimental laboratoris dengan rancangan penelitian post test only
control group design pada 24 sampel hasil cetakan alginat yang terdiri dari 6 kelompok,
yaitu 2 kelompok kontrol dan 4 kelompok perlakuan dengan menggunakan metode
penyiraman dan perendaman. Kemudian data ditabulasi dan dianalisis menggunakan
One Way Anova dan dilanjutkan dengan uji LSD pada metode perendaman.Hasil dan
Simpulan: Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perubahan dimensi pada
kelompok yang didesinfeksi dengan metode perendaman, sedangkan metode
penyiraman tidak memberikan perubahan yang signifikan pada hasil cetakan alginat.
Kata Kunci: hidrokoloid ireversibel, daun salam, sodium hipoklorit, stabilitas dimensi
Hasil Penelitian
kontrol dan kelompok perlakuan, namun dalam yang diserap memiliki tekanan, sehingga
penggunaan bahan yaitu sodium hipoklorit menyebabkan hasil cetakan alginat lebih mudah
(NaOCl) dan rebusan daun salam tidak memiliki mengalami imbibisi [13].
perbedaan yang signifikan Pada perendaman dengan air rebusan
daun salam secara deskriptif mengalami
Pembahasan perubahan paling besar, hal ini terjadi karena
Berdasarkan penelitian yang telah daun salam memiliki kandungan antibakteri,
dilakukan, hasil menunjukkan bahwa tidak yaitu tanin, flavonoid dan minyak atsiri [7].
terdapat perbedaan bermakna antara kelompok Flavonoid merupakan senyawa fenol yang
kontrol dan kelompok perlakuan pada metode tersebar luas pada hampir semua bagian
penyiraman, yaitu kelompok A dan B, kelompok tumbuhan. Kandungan fenol tersebut bila
A dengan C, dan kelompok B dengan C. Hal ini berkontak dengan bahan cetak alginat akan
kemungkinan terjadi karena terjadi terjadi reaksi esterifikasi, yaitu reaksi
keseimbangan proses imbibisi dan pembentukan ester dengan cara berikatan
sineresis,ketika dilakukan penyiraman dengan dengan sebuah asam karboksilat yang
menggunakan bahan desinfektan sebanyak terkandung dalam struktur kimia bahan cetak
150ml dengan jarak 8cm selama 5 detik terjadi alginat [14].
proses imbibisi, yaitu terserapnya air pada hasil Berikut ini adalah reaksi pembentukan
cetakan alginat, sedangkan proses sineresis ester :
terjadi pada saat hasil cetakan dibiarkan pada
udara terbuka sebelum dilakukan pengisian
gipsum sehingga kandungan air hilang melalui
penguapan [2] yang dapat mengakibatkan
pengerutan hasil cetakan[11], oleh karena itu
proses masuk dan keluarnya partikel air ke
dalam hasil cetakan menjadi seimbang sehingga
tidak merubah dimensi hasil cetakan
Pada metode perendaman, hasil Adanya kandungan H2O pada hasil reaksi
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan antara esterifikasi tersebut serta sifat alginat yang
kelompok D (kontrol) dengan kelompok mudah mengalami imbibisi dapat
perlakuan yaitu kelompok E (direndam mengakibatkan perubahan dimensi yang lebih
NaOCl)dan F (direndaman rebusan daun besar dibandingkan dengan kelompok kontrol.
salam). Hal ini disebabkan karena bahan cetak Perubahan dimensi yang dapat
alginat pada dasarnya memiliki sifat sineresis ditoleransi dalam penggunaan klinik akibat
dan imbibisi karena bahan ini berupa gel [2], prosedur desinfeksi adalah 0,5% dari dimensi
pada saat dilakukan desinfeksi dengan metode awal [15], sedangkan menurut American Dental
perendaman, terjadi proses imbibisi, sehingga Association No.18 yaitu sebesar 0,15%. Dalam
gel mengembang dan terjadi ekspansi pada penelitian ini, perubahan dimensi yang terjadi
model hasil reproduksi yang digunakan sebagai pada kelompok yang dilakukan penyiraman
pedoman pengukuran. dengan air yaitu 0,8%, sedangkan pada
Perubahan dimensi yang terjadi pada kelompok yang disiram sodium hipoklorit dan
kelompok E yaitu perendaman dengan sodium rebusan daun salam adalah 1% dan 2%.
hipoklorit disebabkan karena adanya kandungan Kelompok yang dilakukan perendaman dengan
pada bahan tersebut yang digunakan dengan air mengalami perubahan sebesar 3%,
perendaman selama 10 menit [12]. Sodium sedangkan perubahan dimensi paling besar
hipoklorit apabila direaksikan dengan air akan terjadi pada kelompok yang direndam dengan
terurai secara perlahan, yang melepaskan klor, sodium hipoklorit dan air rebusan daun salam
oksigen, dan natrium hidroksida. Oksigen yaitu 5-6% yang berarti melebihi batas yang
merupakan oksidator yang kuat, sehingga terjadi diijinkan dalam penggunaan klinik . Hal ini
oksidasi yang dapat menyebabkan terjadinya kemungkinan terjadi karena adanya tekanan
fluktuasi tekanan pada larutan, sehingga yang berlebihan, adanya tekanan yang diberikan
apabila larutan sodium hipoklorit berkontak pada cetakan alginat misalnya oleh karena
dengan bahan cetak alginat ketika bergeraknya sendok cetak akan menimbulkan
perendaman, maka tekanan dari larutan akan tegangan pada bahan [10] sehingga
mendesak bahan cetak. Bahan cetak alginat menyebabkan perubahan dimensi setelah
pada dasarnya menyerap air, sedangkan larutan dikeluarkan dari model master. Faktor lain yang