Jurnal Permodalan Koperasi Susu Sinari

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 13

ANALISIS PERMODALAN KOPERASI SUSU SINTARI DI DESA

GUNUNG PERAK KECAMATAN SINJAI BARAT KABUPATEN SINJAI

Sitti Nurani Sirajuddin1)


Aminawar1)
Mursidin2)
1)
Staf Pengajar Jurusan Sosial Ekonomi Peternakan UNHAS
2)
Mahasiswa Jurusan Sosial Ekonomi Peternakan UNHAS
Abstract
Agribusinnes dairy cows successfuly develop businnes organization into
the national cattle population, so far agribusinnes fresh milk from upstrem to
downstream dominated by dairy farmers through the cooperative as a cooperative
primary and secondary. However, the ranchers and their cooperatives not immune
from problems. Regardless of the VAT burden for dairy commodities, retribution
is still there, ”protection againts dairy commodities revoked” As a result, the
cooporative and its peternaknya need to work hard to meet industry standars for
processing milk (IPS), as well as marketing its own need to find an alternative to
the processed products are preferred by consumers. This is a big challenge, but if
you managed to achieve consumer confindence in providing quality products,
diverse and cheaper, cooperative dairy cow will actually be”cooporative
agribusinnes”.
There is also the formulation of the problem is how Capital Sintari Dairy
Cooporative in he village of Silver Mountain District West Sinjai Sinjai District.
The purpose of this study was to determine capital Sintari Dairy Cooperative in
the village of Silver Mountain District West Sinjai Sinjai District.
This research was carried on 5 May to 10 june 2010 on cooperative Milk
Sintari at Silver Mountain Village District West Sinjai Sinjai District. Type of
research is descriptive research that provides a picture or a description of a
situation as possible without any treatment of the studied object, which is about
the capital in Cooperative Dairy Sintari. There is also the source of data used are
primary and secondary data collection methods of observation and interview data.
Data analysis used descriptive statistics with the methods of drawing on capital
Sintari Milk cooperative, by direct approach or depth interviews with cooperative
members by using the formula RE (Economical profitability) is a portait about the
ability of cooperatives with capital owned and measuring the efficiency of capital
usage Dairy Cooperative Sintari.
RE = SHU before taxes + Benefits Direct x 100%
Venture Capital
Research shows that many members of Milk Cooperative Sintari who have
not paid dues savings cooperatives and cooperative Milk Sintari not pay back the
loan funds from various financial institutions, Cooperative Milk Sintari also have
the results of measurement of capital utilization efficiency of 17.065%.
There are many cooperative members who have not paid off principal and
repayment of deposits from financial institutions as the effecient use of capital
Dairy Cooperative Sintari 17.065%

1
PENDAHULUAN
Keberadaan koperasi peternakan sebagai salah satu sarana penunjang
pembangunan sub sektor peternakan memiliki peran yang sangat penting dalam
meningkatkan kesejahteraan anggotanya yang terdiri dari petani/peternak. Di
Provinsi Sulawesi Selatan, koperasi peternakan hanya berada di Kabupaten Sinjai
dan Kabupaten Enrekang, dimana kedua daerah ini merupakan tempat
pengembangan sapi perah dan menghasilkan susu yang didukung oleh pemerintah
dan juga kondisi iklim atau lokasinya yang baik untuk pengembangan sapi perah.
Koperasi Susu Sintari yang merupakan satu – satunya koperasi peternakan sapi
perah yang terdapat di Dusun Batu Leppa, Desa Gunung Perak, Kecamatan Sinjai
Barat, Kabupaten Sinjai yang produksi susunya diolah menjadi minuman khas
Susin.
Permodalan Koperasi Susu Sintari pada awal pendiriannya dibantu dari
dana pemerintah khusunya pada pendanaan mesin pengolahan susu yang tepatnya
berada di Koperasi Susu Sintari dan selebihnya dari anggota yang terkait di
dalamnya yang bersedia membayar simpanan pokok sebesar Rp 50.000,- dan
simpanan wajib yang besarnya ditentukan dalam anggaran rumah tangga dan
keputusan rapat anggota. Namun masalah yang dialami permodalan Koperasi
Susu Sintari sekarang ini yaitu kurangnya kesadaran anggota akan tanggung
jawabnya, yang dimana telah ditetapkan pada rapat anggota bahwa secara formal
belum sepenuhnya melengkapi persyaratan administrasi, belum menandatangani
buku daftar keanggotaan dan belum membayar seluruh simpanan pokok termasuk
simpanan wajib dan lain – lain sebagaimana diatur dalam anggaran rumah tangga
berstatus calon anggota.
Masalah yang dialami oleh Koperasi Susu Sintari ini tidak berdampak
negatif pada semua petani/peternak lainnya, disebabkan karena mereka masih
ingin meningkatkan pendapatannya yang dimana petani/peternak merasa masih
kurang dalam pendapatan rumah tangganya dari hasil bertani, oleh karena itu
koperasi peternakan khususnya pada peternakan sapi perah memang memberikan
suatu penghasilan yang cukup memuaskan bagi petani/peternak khususnya pada
produk susu sapi yang telah memberikan kontribusi yang cukup tinggi, susu sapi

2
tersebut dapat dijual ke koperasi terkait dengan harga yang ditetapkan oleh
koperasi itu sendiri. Dan dengan adanya bantuan sapi perah dari pemerintah,
masyarakat atau para petani/peternak dapat mengetahui sistem dan cara – cara
bermitra dengan syarat mereka harus masuk dalam anggota koperasi dan
mengikuti semua prosedur atau aturan–aturan yang telah ditetapkan oleh koperasi,
termasuk struktur permodalannya dimana struktur permodalan pada koperasi susu
Sintari dalam hal ini sebagian dari anggotanya masih ada yang belum melunasi
administrasinya yaitu modal sendiri yang terdiri dari simpanan pokok, simpanan
wajib, simpanan sukarela, dan modal luar yakni bisa dari anggota, bank, dan
lembaga pemberi bantuan.
Berdasarkan hal yang telah diuraikan maka perlu dilakukan penelitian
dengan judul “Analisis Permodalan Pada Koperasi Susu Sintari Di Desa Gunung
Perak Kecamatan Sinjai Barat Kabupaten Sinjai”.

METODE PENELITIAN
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 5 Mei – 10 Juni 2010 pada
Koperasi Susu Sintari di Desa Gunung Perak Kecamatan Sinjai Barat Kabupaten
Sinjai.
Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif yang
memberikan gambaran atau uraian atas suatu keadaan sejernih mungkin tanpa ada
perlakuan objek yang diteliti, yaitu tentang Permodalan di Koperasi Susu Sintari
Desa Gunung Perak Kecamatan Sinjai Barat Kabupaten Sinjai.
Populasi dan Sampel
Populasi adalah keseluruhan dari karakteristik atau unit hasil pengukuran
yang menjadi objek penelitian atau populasi merupakan objek atau subjek yang
berada pada suatu wilayah. Populasi dalam penelitian ini adalah anggota Koperasi
Susu Sintari Desa Gunung Perak Kecamatan Sinjai Barat Kabupaten Sinjai
dengan jumlah anggota Koperasi 35 orang.

3
Sampel adalah bagian dari populasi. Dalam penelitian ini cara
pengambilan sampel dilakukan dengan cara metode sampel jenuh, karena jumlah
populai tidak terlalu besar sebanyak 35 anggota Koperasi.
Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data pada penelitian ini yaitu:
1. Observasi yaitu melakukan kunjungan langsung terhadap lokasi penelitian.
2. Wawancara yaitu melakukan tanya jawab dengan pihak atau kepala koperasi
susu sintari.
Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan yaitu:
1. Data kualitatif, yaitu data yang berupa kalimat, tanggapan yang diberikan oleh
pihak pimpinan dan anggota mengenai Permodalan Pada Koperasi Susu
Sintari di Desa Gunung Perak Kecamatan Sinjai Barat Kabupaten Sinjai.
2. Data kuantitatif yang bersumber dari Koperasi Susu Sintari yaitu modal
sendiri dan modal luar.
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Data Primer yaitu data yang diperoleh secara langsung melalui wawancara dan
observasi dengan pihak pengurus koperasi yang mengenai Permodalan
Koperasi Susu Sintari di Desa Gunung Perak Kecamatan Sinjai Barat
Kabupaten Sinjai.
2. Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari pihak – pihak yang terkait,
seperti sejarah singkat dari koperasi, letak dan luas lokasi Koperasi,
Permodalan dan struktur organisasi Koperasi Susu Sintari, keadaan dan
jumlah anggotanya.
Analisa Data
Analisa yang digunakan pada penelitian ini adalah statistik deskriptif
dengan metode penggambaran tentang Permodalan di Koperasi Susu Sintari Desa
Gunung Perak Kecamatan Sinjai Barat Kabupaten Sinjai dengan cara pendekatan
langsung atau wawancara mendalam (In Depth Interview) terhadap anggota
koperasi dengan menggunakan rumus RE (Rentabilitas Ekonomis) yang

4
menggambarkan kemampuan koperasi dengan modal yang dimiliki serta
mengukur efesiensi penggunaan modal Koperasi Susu Sintari.

SHU sebelum Pajak + manfaat langsung x 100%


RE = Modal Usaha

HASIL DAN PEMBAHASAN

Permodalan Koperasi Susu Sintari

Modal Sendiri
Koperasi Susu Sintari memiliki beberapa modal yang terdiri dari modal
luar dan modal sendiri dimana dapat dikemukakan sebagai berikut.
1. Simpanan Pokok
Simpanan pokok di Koperasi Susu Sintari dibayar pada saat mendaftar
menjadi anggota Koperasi Susu Sintari sebanyak Rp. 50.000,- per orangnya yang
langsung dibayar lunas dan hanya sekali dibayar, namun pada Koperasi Susu
Sintari masih ada sebagian anggota yang belum melunasi simpanan pokok karena
keterbatasan biaya dari anggota Koperasi Susu Sintari, yang dimana dijelaskan
bahwa simpanan pokok merupakan sejumlah uang yang sama banyaknya yang
harus diberikan pada setiap anggota pada saat mendaftar menjadi anggota
koperasi dan wajib melunasi tanpa paksaan dari pihak – pihak lain.
Adapun perkembangan pembayaran simpanan pokok anggota Koperasi
Susu Sintari dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5. Perkembangan Pembayaran Simpanan Pokok Anggota Koperasi
Susu Sintari dari Tahun 2006-2009.

No Jumlah anggota Tahun Tahun Tahun Tahun 2009


yang membayar 2006 2007 2008
1 14 orang Rp.700.000
2 5 orang Rp. 250.000
3. 7 orang Rp.350.000
4. 5 orang Rp 250.000

Total 31 orang Rp 1.550.000,00


Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2010.

5
Tabel 5 menunjukkan bahwa diatas ada beberapa anggota yang belum
melunasi simpanan pokok karena ketarbatasan biaya, yang dimana simpanan
pokok ini merupakan harta kekayaan koperasi sehingga tidak boleh diambil
selama anggota koperasi belum keluar dari keanggotaan Koperasi Susu Sintari,
terlihat pada anggota Koperasi Susu Sintari yang membayar pada tahun 2006
sebanyak 14 orang dimana jumlah keseluruhan anggota koperasi sebanyak 15
orang dan jumlah simpanan pokoknya Rp 700.000 karena masih ada beberapa
orang yang belum melunasi simpanan pokoknya, begitu pun pada tahun 2007-
2009 masih ada yang belum melunasi simpanan pokoknya dari keseluruhan
anggota sebanyak 31orang dan yang belum melunasi sebanyak 4 orang dengan
jumlah keseluruhan simpanan pokok Koperasi Susu Sintari sebanyak Rp
1.550.000 oleh karena itu simpanan pokok dari anggota belum semua terlunasi.
Dengan jumlah dari keseluruhan anggota Koperasi Susu Sintari Desa
Gunung Perak Kecamatan Sinjai Barat Kabupaten Sinjai dari tahun 2006 – 2009
sebanyak 35 orang. Hal ini tidak sesuai dengan pendapat Kamal (2009)
menyatakan bahwa menjadi anggota koperasi harus wajib membayar yuran
simpanan wajib dan simpanan – simpanan lainnya yang telah disyaratkan sebagai
salah satu ketentuan menjadi keanggotaan koperasi dalam menjalankan organisasi
koperasi.
2. Simpanan Wajib
Lain halnya dengan simpanan wajib sebanyak Rp. 5.000,- yang dipotong
langsung dari pendapatan perbulan hasil pemerahan susu sapi perah
petani/peternak yang mereka pelihara dari pemberian atau bentuan langsung dari
pemerintah yang hasil pemerahan susu sapinya dimasukkan langsung ke Koperasi
Susu Sintari, hasil penyetoran susu dari peternak ke Koperasi Susu Sintari seharga
Rp. 1500,- per liter untuk diolah langsung menjadi minuman khas Sinjai yaitu
Susin yang telah dipasarkan didaerah - daerah tertentu khususnya Provinsi
Sulawesi Selatan. Dilihat dari pemasukan simpanan wajib Koperasi Susu Sintari
yang terlihat lancar dan tidak ada masalah maka pemasukan simpanan wajib di
Koperasi Susu Sintari dapat memupuk permodalan Koperasi Susu Sintari, dan
juga diketahui bahwa simpanan wajib merupakan sejumlah uang yang tidak harus

6
sama banyaknya dan wajib dibayar oleh anggota dalam jangka waktu tertentu,
seperti halnya simpanan pokok dan simpanan wajib juga tidak boleh diambil
selama anggota belum keluar dari keanggotaan koperasi (Kamal, 2009).
Adapun perkembangan pembayaran simpanan wajib anggota Koperasi
Susu Sintari dapat dilihat pada tabel 6.
Tabel 6. Perkembangan Pembayaran Simpanan wajib Anggota Koperasi
Susu Sintari dari Tahun 2006-2009.

No Jumlah anggota Tahun Tahun Tahun 2008 Tahun 2009


yg membayar 2006 2007
1 15orang Rp 900.000
2 21orang Rp1.260.000
3. 29orang Rp1.740.000
4. 35orang Rp2.100.000

Total 35 orang Rp 2.100.000,00


Sumber : Data Prime Setelah Diolah, 2010.

Tabel 6. menujukkan bahwa dari semua anggota koperasi membayar


simpanan wajib dengan total keseluruhan simpanan wajib sebanyak Rp 2.100.000,
dimana simpanan wajib dari tahun 2006 dengan jumlah anggotanya 15 orang dan
simpanan wajibnya sebesar Rp.900.000, pada tahun 2007 dengan jumlah anggota
21 orang sebanyak Rp 1.260.000, 2008 dengan jumlah anggota 29 orang sebanyak
Rp 1.740.000, dan 2009 dengan total keseluruhan anggota 35 orang dengan
jumlah pemasukan simpanan wajib sebanyak Rp 2.100.000. Simpanan wajib
Koperasi Sintari dibayar setiap bulan sekali sebanyak Rp5.000 yang dipotong
langsung dari hasil penjualan susu ke Koperasi Susin.
Tetapi lain halnya di Koperasi Susu Sintari yang dimana simpanan
wajibnya merupakan sejumlah uang yang sama banyaknya dan wajib dibayar oleh
anggota Koperasi Susu Sintari dan tidak boleh diambil selama anggota masih
belum keluar dari keanggotaan koperasi, dimana simpanan wajib ini disimpan
untuk keperluan Koperasi Susu Sintari dalam memupuk permodalannya karena
modal di koperasi juga sangat membantu kelancaran di Koperasi Susu Sintari.
Peningkatan pemasukan simpanan wajib dari tahun 2006 – 2009 di
Koperasi Susu Sintari yang memiliki anggota sebanyak 35 orang dan pemasukan

7
simpanan wajibnya pada tahun 2006 anggota koperasi yang berjumlah 15 anggota
wajib membayar sebesar Rp 5.000/bulannya, berarti dalam 1 tahun anggota
Koperasi Susu Sintari membayar simpanan pokok sebanyak Rp 60.000/tahun,
begitupun seterusnya sampai tahun 2009 yang mencapai sebesar Rp. 2.100.000,00.
Hal ini sesuai dengan pendapat Kamal (2009) menyatakan bahwa simpanan wajib
koperasi dapat ditentukan berapa jumlahnya sesuai dengan ketentuan yang di
tetapkan dan wajib dibayar dengan perjanjian dari pihak koperasi.
3. Simpanan Sukarela
Simpanan sukarela merupakan sejumlah uang dari anggota yang
dimasukkan ke koperasi dengan jumlah seadanya atau tidak terbatas tanpa ada
jangka waktu yang ditentukan oleh koperasi, rata – rata simpanan sukarela yang
dimasukkan ke Koperasi Susu Sintari bervariasi mulai dari Rp 5.000, 7.500 dan
10.000 perbulannya sehingga dapat memupuk permodalan di Koperasi Susu
Sintari yang saat ini permodalan di Koperasi Susu Sintari masih terbilang sangat
kurang, oleh sebab itu segala sesuatu yang menyangkut permodalan di Koperasi
Susu Sintari semakin diperketat terutama pada simpanan pokok dan simpanan
wajib koperasi agar usaha Koperasi Susu Sintari tetap bertahan dan berjalan lancar
meskipun pencatatan pemodalannya tidak begitu terperinci dan belum semuanya
terdata secara tertulis dari bendahara di Koperasi Susu Sintari.
Adapun perkembangan pembayaran simpanan sukarela anggota Koperasi
Susu Sintari dapat dilihat pada tabel 7.
Tabel 7. Perkembangan Pembayaran Simpanan Sukarela Koperasi Susu
Sintari dari Tahun 2006-2009.

No Jumlah anggota Tahun Tahun Tahun 2008 Tahun 2009


yg membayar 2006 2007
1 15orang Rp1.500.000
2 21orang Rp2.400.000
3. 29orang Rp2.280.000
4. 35orang Rp2.130.000

Total 35 orang Rp 2.130.000,00


Sumber : Data Prime Setelah Diolah, 2010.

8
Tabel 7. menunjukkan bahwa simpanan sukarela Koperasi Susu Sintari
dari keseluruhan anggota koperasi sebanyak 35 orang dari tahun 2006-2009 yang
dimasukkan sesuai dengan kesanggupan dari anggota Koperasi Susu Sintari
dengan pemasukan yang bervariasi dan jumlah keseluruhan simpanan sukarela
pada Koperasi Susu Sintari Rp 2.130.000, di sebabkan karena seluruh anggota
Koperasi Susu Sintari rutin memasukkan simpanan sukarelanya.
Simpanan sukarela di Koperasi Susu Sintari merupakan dana koperasi
yang dapat digunakan oleh Koperasi Susu Sintari seperti biaya oprasional,
perbaikan alat dan lain–lainnya, tetapi harus juga melalui persetujuan dari pihak –
pihak Koperasi Susu Sintari agar dapat dipertanggung jawabkan bila dilakukan
RAT (Rapat Anggota Tahunan).
Adapun simpanan sukarela dari tahun 2006 – 2009 di Koperasi Susu
Sintari Desa Gunung Perak Kecamatan Sinjai Barat Kabupaten Sinjai yaitu pada
tahun 2006 sebanyak Rp. 1.500.000, di sebabkan karena anggota Koperasi Susu
Sintari memasukkan simpanan sukarela yang bervariasi dari Rp 5.000, Rp 7.500
dan Rp 10.000, begitu pun seterusnya sampai tahun 2009, pada tahun 2006 – 2009
mengalami penurunan khususnya pada tahun 2008 dan 2009 sedangkan yang
mengalami peningkatan yaitu pada tahun 2007 sebanyak Rp 2.400.000, dan
simpanan sukarela dari anggota Koperasi Susu Sintari yang jumlah pemasukannya
pada tahun 2009 berjumlah Rp 2.130.000, data simpanan wajib dapat dilihat pada
lampiran 5. Hal Ini sesuai dengan pendapat Sukamdyo (1999) menyatakan bahwa
simpanan sukarela merupakan simpanan yang tidak terbatas jumlahnya dan tidak
ada paksaan dari pihak lain yang sesuai dengan kemampuan anggota atas
keinginannya sendiri.
Modal Luar
Modal luar yang diberikan kepada koperasi Susu Sintari yang berupa
bantuan dari Direktorat Jendral pengelolaan dan Pemasaran Hasil Peternakan
(P2HP), Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), dan Dinas Koperasi dan
UKM. Modal luar dari Koperasi Susu Sintari dapat dikemukakan sebagai berikut :

9
1. Direktorat Jendral Pengelolaan dan Pemasaran Hasil Peternakan ( P2HP)
Modal luar di Koperasi Susu Sintari bersumber dari bantuan – bantuan dan
pihak – pihak yang ingin membantu kelancaran usaha Koperasi Susu Sintari,
adapun beberapa bantuan dana atau sumber modal yang didapatkan oleh Koperasi
Susu Sintari yaitu dari Direktorat Jendral Pengelolaan dan Pemasaran Hasil
Peternakan ( P2HP) yang berjumlah Rp. 50.000.000,-, dana bantuan dari pihak
P2HP ini berupa alat pasturisasi 1 set, kuling unit, dan bangunan di Koperasi
Susu Sintari, yang akhirnya mampu melengkapi sarana dan fasilitas di Koperasi
Susu Sintari.
Bantuan dana dari Direktorat Jendral Pengelolaan dan Pemasaran Hasil
Peternakan ( P2HP ) ini mampu memberikan pendapatan yang cukup besar dari
hasil pemasaran produk – produk olahan Koperasi Susu Sintari sehingga mampu
memupuk permodalan di Koperasi Susu Sintari yang masih bertahan sampai
sekarang. Bantuan dana dari Direktorat Jendral Pengelolaan dan Pemasaran Hasil
Peternakan (P2HP) ini berupa dana hibah yang diberikan ke Koperasi Susu Sintari
dan telah disetujui oleh pihak – pihak di Koperasi Susu Sintari.
2. LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia)
Adapun juga bantuan modal atau dana dari pihak lain di Koperasi Susu
Sintari yaitu bantuan dari LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia)berupa
uang sebanyak Rp. 50.000.000,- yang mampu membantu proses kelancaran di
Koperasi Susu Sintari, bantuan ini langsung menambah pembelian sarana dan
fasilitas pengolaan di Koperasi Susu Sintari agar mempermudah pembuatan
produk Susin. Bantuan dari LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia) secara
kredit dengan bunga 0,5%, tapi sampai saat ini juga pihak dari Koperasi Susu
Sintari belum melunasi dana pinjaman dari LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan
Indonesia).
3. Dinas Koperasi dan UKM
Adapun bantuan dana di Koperasi Susu Sintari yaitu bantuan dari Dinas
Koperasi dan UKM sebesar Rp. 20.000.000,- yang berupa uang dan alat seperti
pecking gelas dan pecking saset, kedua alat ini berfungsi untuk mengemas susu
hasil olahan dalam bentuk saset maupun dalam gelas di bagian pengolaan

10
Koperasi Susu Sintari, bantuan alat ini dapat membantu kelancaran dalam usaha
Koperasi Susu Sintari sehingga mampu memupuk permodalan di Koperasi Susu
Sintari yang saat ini pembukuan belum terbilang sehat, dan juga dana atau
bantuan ini berupa pinjaman secara kredit dengan bungan 0,5% tetapi belum juga
terlunasi dari pihak Dinas Koperasi dan UKM.
Telah dijelaskan bahwa dari pinjaman – pinjaman modal luar ini belum
ada satu pun yang terlunasi dari pihak Koperasi Susu Sintari mulai dari LIPI
(Lembaga Ilmu Pendidikan Indonesia), dan Dinas Koperasi dan UKM, disebabkan
karena kurang terperincinya pencatatan pembukuan mulai dari pemasukan dan
pengeluaran Koperasi Susu Sintari.
Adapun klasifikasi berdasarkan jumlah modal luar di Koperasi Susu
Sintari Desa Gunung Perak Kecamatan Sinjai Barat Kabupaten Sinjai dapat dilihat
pada tabel 8.
Tabel 8. Klasifikasi Berdasarkan Jumlah Modal Luar Koperasi Susu
Sintari Desa Gunung Perak Kec. Sinjai Barat Kab. Sinjai.

No MODAL LUAR
P2HP (Rp) LIPI (Rp) Dinas Kop. dan UKM (Rp)
1. Rp. 50.000.000 Rp. 50.000.000 Rp. 20.000.000
2. Alat-alat - Alat-alat pengelolaan
pengelolaan

Total Bantuan Modal Luar Koperasi Susin Rp 120.000.000


Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2010

Tabel 8. menunjukkan bahwa modal luar Koperasi Susu Sintari sebanyak


Rp 120.000.000,00 dan berupa alat. Alat – alat bantuan dari P2HP berupa alat
pesturisasi dan kuling unit, sedangkan bantuan alat dari Dinas Koperasi dan UKM
yaitu pecking gelas dan pecking saset, bantuan modal luar ini sangat membantu
dalam kelancaran Koperasi Susu Sintari yang mampu bertahan dan menghasilkan
berbagai macam produk hasil olahan peternakan yaitu susu sapi yang menjadi
minuman khas Kabupaten Sinjai.

11
Rentabilitas Ekonomis
Untuk mengukur kemampuan Koperasi Susu Sintari dengan modal yang
dimiliki dengan mengukur efisiensi penggunaan modal koperasi maka digunakan
rumus Rentabilitas Ekonomis (RE) adalah sebagai berikut (Hendar dan Kusnadi,
1999) :
SHU Koperasi + Manfaat langsung x 100%
RE = Modal Luar Koperasi
Rp 20.000.000 + Rp 478.867 x 100%
RE = Rp 120.000.000
RE = 17, 065 %
Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan rumus Rentabilitas
Ekonomis yang menggambarkan kemampuan koperasi dengan modal yang
dimiliki didapatkan hasil pengukuran efisiensi penggunaan modal dari Koperasi
Susu Sintari yaitu 17,065%. Hal ini sesuai dengan pendapat Hendar dan Kusnadi
(1999) menyatakan bahwa Rentabilitas Ekonomis menggambarkan kemampuan
perusahaan termasuk koperasi dengan modal usaha yang dimiliki dengan
menghasilkan laba usaha yang mengukur efisiensi penggunaan modal koperasi.

KESIMPULAN
1. Modal sendiri yang berupa simpanan pokok Koperasi Susu Sintari masih
kurang, karena ada beberapa anggota koperasi Sintari belum melunasi iuran
simpanan pokok, sedangkan modal sendiri yang berupa simpanan wajib dan
simpanan sudah terlunasi semua dari anggota koperasi Sintari.
2. Modal luar di koperasi diperoleh dari LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan
Indonesia), dan Dinas Koperasi dan UKM, berupa uang tunai dan fasilitas
penglolaan Koperasi Susu Sintari, berbeda dengan P2HP yang memberikan
bantuan dana secara hibah.
3. Kemampuan Koperasi Susu Sintari dengan modal yang dimiliki didapatkan
hasil pengukuran efisiensi penggunaan modal Rentabilitas Ekonomis dari
Koperasi Susu Sintari diperoleh 17,065%.

12
DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2010. Manajemen Koperasi, Http//www Klinikbisniskukm.info/artikel/


diakses 05-03-2010

Hendar dan Kusnadi, 1999. Ekonomi Koperasi, Lembaga penerbit Fakultas


Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta.

Kamal, S. 2009. Mendukung Cita – Cita Koperasi dan Sektor Pendapatan


Koperasi, Erlangga. Jakarta.

Muatip, K. 2008. Kompetensi Kewirausahaan Peternak Sapi Perah: Kasus


Peternak Sapi Perah di Kabupaten Pasuruan Jawa Timur dan Kab.
Bandung, Paska Sarjana IPB. Bogor. Tesis.

Nurlina, L. 2005. Pemberdayaan Peternak Melalui Pengembangan Koperasi


Agribisnis Peternakan Sapi Perah, Universitas Padjadjaran. Bandung.
Tesis.

Sirajuddin. N dan Rombe. B. MP, 2009. Peranan Kelembagaan Koperasi Pada


Pengembangan Usaha Sapi Perah, Edisi ke 35 Dinas Peternakan Provinsi
Sulawesi Selatan, Makassar.

Sugiyono. 1997. Statistik Untuk Penelitian, Alfabeta. Bandung

Sutrisno, Noer. 2007. Pasang Surut Perkoperasian di Dunia dan di Indonesia.


Yogyakarta. Tesis.

Sukamdiyo, Ign. 1999. Manajemen Koperasi.Erlangga. Jakarta.

Suwandi, I.1985. Koperasi Organisasi Ekonomi Yang Berwatak Sosial, Bharata


Karya Aksara. Jakarta.

Setiawan, N. 2005. Performa Kelembagaan, Strktur Permodalan dan Usaha


Koperasi Peternakan di Jawa Barat, Univeritas Padjadjaran. Bandung.
Tesis.

Widiyanti, N dan Sunindhia, 2003. Koperasi dan Perakonomian Indonesia,


Rineka Cipta dan Bina Adiaksa. Jakarta.

Yunasaf, U. 2008. Dinamika Kelompok Peternak Sapi Perah dan Keberdayaan


Anggotanya di Kabupaten Bandung, Paska Sarjana IPB. Bogor.

13

You might also like