3 ABSTRAK+ISI+DAPUS 1-11 Inggris
3 ABSTRAK+ISI+DAPUS 1-11 Inggris
3 ABSTRAK+ISI+DAPUS 1-11 Inggris
ABSTRAC
Introduction: cultural behavior is an action which is done hereditarily based on
the behavior believed such as cultural behavior to check pregnancy. Antenatal
care or pregnancy check is checking the pregnant women physically and mentally
and saving the mother and baby in the pregnancy, childbirth and childbirth
period.
Method: Design of this research uses correlation design with Cross Sectional
approach. The appropriate population is 75 respondents of trimester (III)
pregnant women. Technique of choosing the sample uses Cluster Sampling, while
Guttman scale and observation sheet is used as the collecting data technique.
Result: Based on the result of the research, it is found that cultural behaviour
which is less appropriate with 35 respondents’ health (55,6%) and cultural
behaviour which is appropriate with 25 respondents’ health (44,4%), V1 Access
pregnancy check of 36 respondents (57,1%), and pure K1 pregnancy check of 27
respondents (42,9%). The result of Spearman Rho statistic examination with (α =
0,05) it is found the result of P value 0,000 with sufficient closeness relation r =
0,516. Besides that, it is also found that that there is a relation between cultural
behavior and the investigation of first visit Antenatal Care (V1) on trimester III
pregnant women at Maesan Clinic area in Bondowoso.
Discussion: Nurses are suggested to always give motivation and counseling
treatment by sharing information about the importance of checking the pregnancy
to know the pregnancy and fetus health.
1
ABSTRAK
Pendahuluan: Perilaku budaya merupakan tindakan yang dilakukan oleh
seseorang secara turun temurun berdasarkan pada kebiasaan yang dipercaya salah
satunya yaitu perilaku budaya untuk memeriksakan kehamilan. Antenatal care
atau pemeriksaan kehamilan merupakan pemeriksaan ibu hamil baik fisik dan
mental serta menyelamatkan ibu dan anak dalam kehamilan, persalinan dan masa
nifas.
Metode: Desain penelitian ini menggunakan desain korelasi dengan pendekatan
Cross Sectional. Populasi yang sesuai sejumlah 75 responden ibu hamil trimester
III. Teknik pengambilan sampel menggunakan Cluster Sampling, sedangkan
teknik pengumpulan data menggunakan skala Guttman dan lembar observasi.
Hasil: penelitian didapat perilaku budaya kurang sesuai kesehatan 35 responden
(55,6%) dan perilaku budaya sesuai kesehatan 28 responden (44,4%),
pemeriksaan kehamilan K1 Akses 36 responden (57,1%), serta pemeriksaan
kehamilan K1 Murni 27 responden (42,9%). Hasil uji statistik Spearman Rho
dengan (α = 0,05) didapatkan hasil P value 0,000 dengan keeratan hubungan yang
cukup r = 0,516. Selain itu juga didapatkan ada hubungan perilaku budaya dengan
pemeriksaan Antenatal Care kunjungan pertama (K1) pada ibu hamil trimester III
Di Wilayah Puskesmas Maesan Kabupaten Bondowoso.
Diskusi: Petugas kesehatan disarankan untuk selalu memberikan motivasi dan
konseling dengan melakukan penyuluhan pada saat posyandu tentang pentingnya
melakukan pemeriksaan guna mengetahui kesehatan kehamilan serta janin yang
dikandung.
2
pengoptimalan Antenatal Care. maupun negatif, seperti ibu hamil
Antenatal care atau pemeriksaan tidak boleh duduk terlalu lama di
kehamilan merupakan pemeriksaan depan pintu, tidak boleh terlalu
ibu hamil baik fisik dan mental serta sering memakan buah jeruk karena
menyelamatkan ibu dan anak dalam akan meningkatkan lendir pada paru
kehamilan, persalinan dan masa bayi dan masih banyak lagi mitos
nifas, sehingga keadaan mereka post kehamilan yang beredar di
partum sehat dan normal. masyarakat, namun mitos-mitos ini
Kunjungan Antenatal Care dipercaya oleh ibu hamil dalam
merupakan kunjungan ibu hamil ke menjaga kehamilannya
tenaga kesehatan sedini mungkin (Kencanawati 2016).
semenjak wanita merasa dirinya Bukti dari penelitian Ni Putu
hamil untuk mendapatkan pelayanan Murniasih, Siti Masfiah, Bambang
atau asuhan Antenatal (Padila, 2014). Hariyadi pada tahun 2016 dengan
Keberhasilan program tersebut judul Perilaku Perawatan Kehamilan
dipengaruhi oleh banyak faktor, baik Dalam Perspektif Budaya Jawa di
faktor internal maupun eksternal. Desa Kaliori Kecamatan Kalibagor
Notoatmojo (2012, dalam mendapatkan hasil bahwa wanita
Rachmawati, 2017) menjelaskan hamil melakukan ritual yaitu ngupati
faktor yang mempengaruhi ibu hamil dan mitoni, tabu makanan dan
dalam melakukan pemeriksaan percaya pada mitos kehamilan.
Anatenatal Care antara lain: usia ibu, Wanita hamil merasa senang
pendidikan, pekerjaan, paritas, mendapat perhatian dari orang yang
pengetahuan, jarak tempat tinggal, paling berpengaruh terhadap mereka.
penghasilan keluarga, dukungan Berdasarkan hasil studi
suami serta keluarga dan budaya. pendahuluan di Puskesmas Maesan
Masyarakat di Indonesia didapatkan data dari 12 desa, tiga
masih banyak yang memercayai diantaranya memiliki kesenjangan
terkait dengan mitos – mitos pada pemeriksaan K1 yang tinggi yaitu di
saat masa kehamilan, mitos – mitos Desa Sumber Anyar 57,7 %, di Desa
tersebut bisa memberikan terhadap Pakuniran 32,6 % dan di Desa
masa kehamilan ibu baik yang positif Gambangan 30,5 %.
3
Dalam hal ini peran perawat dengan menggunakan rumus Slovin
khususnya sebagai educator dapat maka didapatkan jumlah sampel 63
memberiksan konseling kepada ibu ibu hamil trimester III. Pengambilan
hamil bahwa sangat dianjurkan untuk sampel dilakukan dengan teknik
memeriksakan kehamilan sejak awal Cluster Sampel.
ke tenaga kesehatan. Jika perilaku Penelitian ini dilakukan di
budaya pada ibu hamil trimester III Wilayah Puskesmas Maesan
sudah sesuai dengan kesehatan, ibu Bondowoso pada tanggal 27 Juni – 4
hamil akan memahami dan mengerti Juli 2019. Instrumen yang digunakan
tentang pentingnya memeriksakan pada penelitian ini adalah skala
kehamilan sejak awal ke tenaga Guttman dan lembar observasi yang
kesehatan walaupun perilaku budaya dilihat dari buku KIA.
di sekitar kurang mendukung ibu
hamil dalam memeriksakan HASIL DAN PEMBAHASAN
kehamilannya sejak awal, maka perlu Penelitian dilakukan di Wilayah
dilakukan penelitian lebih lanjut Puskesmas Maesan Bondowoso
mengenai hubungan perilaku budaya dengan jumlah sampel 63 ibu hamil
dengan pemeriksaan Antenatal Care trimester III.
kunjungan pertama (K1) pada ibu Karakteristik ibu hamil
hamil trimester III. timester III berdasarkan pendidikan
dapat dilihat pada tabel 1.
MATERIAL DAN METODE Tabel 1 Distribusi Frekuensi
Pendidikan Pada Ibu Hamil
Penelitian ini menggunakan
Trimester III
desain penelitian Correlation Pendidikan ibu F %
Research sedangkan desain Tidak sekolah 35 55.6%
SD 13 20.6%
penelitian yang akan digunakan oleh SMP 10 15.9%
peneliti adalah Study Cross SMA 5 7.9%
Perguruan tinggi 0 0%
Sectional. Populasi pada penelitian Total 63 100.0%
ini adalah ibu hamil trimester III di Pada tabel 1 diatas jumlah terbanyak
Wilayah Puskesmas Maesan pendidikan responden tidak sekolah
Bondowoso. Total keseluruhan sebanyak 35 (55.6%).
populasi 63 ibu hamil trimester III
4
Karakteristik ibu hamil Karakteristik ibu hamil
timester III berdasarkan pekerjaan timester III berdasarkan suku dapat
dapat dilihat pada tabel 2. dilihat pada tabel 4.
Tabel 2 Distribusi Frekuensi Tabel 4 Distribusi Frekuensi Suku
Pekerjaan Pada Ibu Hamil Trimester Pada Ibu Hamil Trimester III
III Suku F %
Pekerjaan ibu F % Jawa 0 0%
Tidak bekerja 0 0% Madura 63 100%
Petani/pedagang 27 42.9% Total 63 100.0%
/buruh Pada tabel 4 diatas keseluruhan suku
PNS/TNI/POLRI 0 0%
Lain – lain 36 57.1% responden yaitu Madura sebanyak 63
Total 63 100.0% (100%).
Pada tabel 2 diatas jumlah terbanyak
Karakteristik perilaku budaya
pekerjaan responden yaitu lain – lain
ibu hamil timester III dapat dilihat
sebanyak 36 (57.1%%).
pada tabel 5.
Karakteristik ibu hamil
Perilaku budaya F %
timester III berdasarkan pengambilan Perilaku Budaya 35 55.6%
keputusan dalam memeriksakan Kurang Sesuai
Kesehatan
kehamilan dalam keluarga dapat Perilaku Budaya 28 44.4%
dilihat pada tabel 3. Sesuai Kesehatan
Total 63 100.0%
Tabel 3 Distribusi Frekuensi Pada tabel 5 diatas jumlah terbanyak
Pengambilan Keputusan Dalam
Memeriksakan Kehamilan Dalam perilaku budaya responden yaitu
Keluarga Ibu Hamil Trimester III perilaku budaya kurang sesuai
Pengambil
F % kesehatan sebanyak 35 (55.6%).
keputusan
Ibu hamil 10 15.9% Karakteristik pemeriksaan
Suami 16 25.4%
Keluarga 37 58.7% Antenatal Care ibu hamil timester III
Bersama 0 0% dapat dilihat pada tabel 6.
Total 63 100.0%
Pada tabel 3 diatas jumlah terbanyak Pemeriksaan F %
Antenatal Care
pengambilan keputusan untuk K1 Akses 36 57.1%
melakukan pemeriksaan kehamilan K1 Murni 27 42.9%
Total 63 100.0%
dalam keluarga yaitu keluarga
Pada tabel 6 diatas jumlah terbanyak
sebanyak 37 (58.7%).
yang memeriksakan kehamilan >13
minggu atau K1 Akses sebanyak 36
(57.1%).
5
Hubungan perilaku budaya telah menyentuh ke dalam berbagai
dengan pemeriksaan Antenatal Care aspek kehidupannya.
kunjungan pertama (K1) setelah Syafrudin (2009, dalam
diuji menggunakan korelasi Indriyani, 2016) mengatakan bahwa
Spearman Rho dengan menggunakan budaya merpakan suatu kesatuan
sistem computerized didapatkan hasil yang mencakup pengetahuan,
p value < p alpha (0.000 < 0.05) kepercayaan, kesenian, moral,
berhubungan terhadap ibu hamil hukum, dan adat istiadat. Semua
trimester III di Puskesmas Maesan, hasil karya, rasa dan cipta
yang artinya H1 diterima. Penelitian masyarakat yang berfungsi sebagai
ini juga mempunyai hubungan yang tempat berlindung, kebutuhan
dibuktikan dengan interpretasi nilai r makanan dan minuman, pakaian, dan
sebesar 0.516 artinya keeratan perhiasan, serta mempunyai
hubungan dapat dikategorikan cukup kepribadian yaitu organisasi faktor-
dengan arah yang positif (+) yang faktor biologis, psikologis dan
artinya semakin sesuai perilaku sosialisasi yang mandasari perilaku
budaya terkait kesehatan maka individu
pemeriksaan kehamilan akan Hasil penelitian menunjukkan
cenderung pemeriksaan K1 murni. dari 63 responden bahwa jumlah
Perilaku budaya merupakan terbanyak yaitu perilaku budaya
tindakan yang dilakukan oleh kurang sesuai kesehatan yaitu 35
seseorang secara turun temurun (55.6%). Terdapat beberapa potensi
berdasarkan pada kebiasaan yang yang mendukung, di tinjau dari data
dipercaya dapat memberikan dampak demografi yakni salah satunya
tidak baik jika tidak dilakukan. pengambil keputusan dalam
Budaya perawatan kehamilan memeriksakan kehamilan dalam
diturunkan secara terus menerus ke keluarga. Berdasarkan pada hasil
anak cucunya sehingga budaya penelitian menunjukkan bahwa
perawatan kehamilan tersebut tetap jumlah terbanyak pengambil
terjaga dan terus ada hingga kini keputusan dalam melakukan
walaupun ilmu pengetahuan medis pemeriksaan kehamilan pada ibu
hamil trimester III yaitu diputuskan
6
oleh keluarga sebanyak 37 (58.7%). Hasil penelitian ini
Hal ini diperkuat oleh penelitian menunjukkan 36 ibu hamil trimester
Prabaningtyas (2015) semakin baik III mememeriksakan kehamilannya
suatu keluarga melaksanakan fungsi- >13 minggu atau K1 akses Berkaitan
fungsinya, maka akan semakin dengan faktor yang mempengaruhi
patuh pula ibu hamil dalam keluarga pemeriksaan Anteatal Care hal ini
tersebut untuk melakukan Antenatal kemungkinan didukung oleh faktor
Care sesuai dengan standar. Fungsi pendidikan ibu.
keluarga merupakan fungsi yang Berdasarkan pada hasil
dimiiki oleh keluarga, yang dapat penelitian menunjukkan bahwa
digunakan untuk menegakkan jumlah terbanyak pendidikan ibu
diagnosis dan mengatasi masalah tidak sekolah atau tidak lulus SD
kesehatan yang dihadapi oleh suatu sebanyak 35 responden (55.6%).
keluarga. Menurut Dewi (2013, dalam
Selain perilaku budaya Ahamalia dan Parmisze, 2018)
kurang sesuai kesehatan. Pada mengatakan masih banyak ibu – ibu
penelitian ini juga terdapat perilaku yang kurang menyadari pentingnya
budaya sesuai kesehatan yang pemeriksaan kehamilan sehingga
mayoritas suku Madura 100% atau menyebabkan tidak terdeteksinya
63 responden. faktor – faktor resiko tinggi yang
Menurut penelitian yang mungkin dialami oleh mereka. Hal
dilakukan oleh Devy et al, (2011) ini bisa disebabkan karena rendahnya
mengatakan masyarakat Madura tingkat pendidikan dan kurangnya
pada umumnya masih percaya pada informasi.
mitos , yang berkaitan dengan ibu Notoatmojo (2010, dalam
hamil dan perawatan pada masa Ahmalia dan Parmisze, 2018) juga
kehamilan. Bagi masyarakat Madura menjelaskan bahwa pendidikan pada
mitos sudah diyakini kebenarannya masyarakat sangat berperan dalam
karena beberapa bukti yang terjadi, perilaku kesehatan masyarakat itu
masyarakat akan melakukan apa saja sendiri baik itu diperoleh dari
dengan harapan keselamatan pada pendidikan formal maupun informal.
ibu dan bayinya. Peneliti beramsumsi bahwa semakin
7
tinggi tingkat pendidikan ibu hamil khusus seperti biaya Antenatal Care,
trimester III maka responden akan makanan bergizi untuk ibu dan janin,
menyadari pentingnya melakukan pakaian hamil, biaya persalinan dan
pemeriksaan kehamilan sejak awal kebutuhan bayi setelah lahir.
ke petugas kesehatan. Ditinjau dari hasil tersebut
Berdasarkan hasil penelitian peneliti berpendapat bahwa perilaku
diperoleh bahwa data pemeriksaan budaya sesuai kesehatan dengan
kehamilan Antenatal Care kunjungan pemeriksaan Antenatal Care
pertama 1-13 minggu atau K1 murni, kunjungan pertama K1 murni hal ini
berkaitan dengan faktor yang kemungkinan didukung oleh
mempengaruhi pemeriksaan beberapa faktor dan salah satunya
Anteatal Care hal ini kemungkinan yaitu sikap ibu hamil trimester III,
didukung oleh faktor pekerjaan ibu. hal ini berkaitan dengan sikap dan
Berdasarkan hasil penelitian juga keyakinan ibu hamil untuk
menunjukkan bahwa jumlah memeriksakan kehamilannya.
terbanyak pekerjaan ibu hamil Pendapat tersebut didukung
trimester III yaitu ibu rumah tangga teori yang dikemukakan oleh Djonis
sebanyak 36 (57.1%). Menurut (2015) ada dua bentuk sikap, yaitu
Walyani (2015, dalam Lumempouw, sikap positif dan negatif. Dalam
2016) mengatakan keadaan sosial sikap positif kecenderungan tindakan
ekonomi sangat mempengaruhi adalah mendekati, menyayangi, dan
kehamilan ibu karena berhubungan mengharapkan objek tertentu.
dengan pemenuhan kebutuhan- Sedangkan dalam sikap negatif
kebutuhan ibu selama kehamilan, kecenderungan tindakannya adalah
antara lain makanan sehat, bahan menjauhi, menghindari, membenci
persiapan kelahiran, obat – obatan, dan tidak menyukai objek tertentu.
tenaga kesehatan dan transportasi
atau sarana angkutan.
Hal tersebut juga didukung
oleh Ingewati (2014, dalam
Lumempouw, 2016) mengatakan SIMPULAN DAN SARAN
kehamilan membutuhkan anggaran Simpulan
8
Jumlah terbanyak pada ibu petugas kesehatan selalu
hamil trimester III di Wilayah memberikan motivasi dan konseling
Puskesmas Maesan Kabupaten dengan melakukan program
Bondowoso didapatkan jumlah penyuluhan pada saat posyandu
perilaku budaya kurang sesuai tentang pentingnya melakukan
kesehatan sebanyak 35 (55.6%). pemeriksaan kehamilan Antenatal
Hasil penelitian tentang pemeriksaan Care sejak awal ke tenaga kesehatan
kehamilan menunjukkan bahwa
sebagian besar responden DAFTAR PUSTAKA
memeriksakan kehamilannya >13 Ahmalia, Renty dan Parmisze, Aze.
minggu sebanyak 36 orang (57.1). 2018. Hubungan
Terdapat hubungan antara Pengetahuan, pendidikan dan
perilaku budaya dengan pemeriksaan dukungan suami dengan
Antenatal Care kunjungan pertama kunjungan pemeriksaan
(K1) pada ibu hamil trimester III di Antenatal Care di Puskesmas
Wilayah Puskesmas Maesan Lubuk Alung tahun 2017.
Kabupaten Bondowoso. Human Care Jurnal. Volume
3 Nomor 1
Saran Djonis. 2015. Hubungan
Penelitian ini disarankan bagi Pengetahuan Dan Sikap Ibu
ibu hamil untuk melakukan Hamil Dengan Pemanfaatan
pemeriksaan kehamilan sejak awal Antenatal Care Di
mungkin yaitu sejak terlambat Puskesmas Kampung Dalam
datang bulan, dengan harapan Pontianak. Jurnal Vokasi
menjaga kesehatan ibu serta bayi Kesehatan. Volume 1 Nomor
yang di kandung secara optimal. 1
Serta bagi keluarga sebagai support Indriyani, Diyan et al. 2016. Edukasi
sistem bagi ibu hamil, disarankan Postnatal dengan pendekatan
untuk selalu memberikan motivasi, Family Centred Maternity
dorongan, serta berbagi pengalaman Care (FCMC). Yogyakarta.
tentang pentingnya memeriksakan Trans Medika.
kehamilan sejak awal. Dan juga bagi
9
Kementrian Kesehatan Indonesia.
2016. Buku Kesehatan Ibu
Dan Anak. Jakarta.
Kementrian Kesehatan dan
JICA
Kementrian Kesehatan Indonesia.
2017. Profil Kesehatan
Indonesia 2016. Jakarta.
Kementrian Kesehatan RI
Kencanawati, Dewa Ayu et al. 2016.
Kehamilan Dalam
Pandangan Budaya Timor
(Atoni). Jurnal Info
Kesehatan. Volume 14
Nomor 2 diakses 25
Desember 2018.
10