Journal Reading 3 Remaja - Ema

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 5

PRE-MENSTRUAL SYNDROME- A REVIEW

Marriam Zaka1, Khawaja Tahir Mahmood2


1
Department of Pharmacy, Lahore College for Women University, Lahore, Pakistan; 2Drug Testing Laboratory, Health Department, Punjab, Lahore,
Pakistan.
Abstract: Premenstrual Syndrome is described as a collection of predictable physical, cognitive, affective, and behavioral symptoms that occur cyclically during the luteal
phase of the menstrual cycle and resolve quickly at or within a few days of the onset of menstruation. Severe form of premenstrual syndrome is called Premenstrual
Dysphoric Disorder. The typical symptoms of premenstrual syndrome normally involves the symptoms related to mood (mood swings, anxiety, and irritability) and
physical conditions – like headache, fatigue, bloating, sleep disturbances, nausea, and breast tenderness. 90% of the women all over the world including Pakistan,
experience these symptoms during their child bearing age. Several factors such as hormonal change, diet and lifestyle may cause premenstrual syndrome. PMS affects
the daily life of menstruating women of any age; race; and part of world. A large population of Pakistani women is also a victim of PMS. Prescribed medications as oral
contraceptives and antidepressants, some over-the-counter drugs like ibuprofen, paracetamol and home remedies are taken as a treatment by the women in Pakistan.
Hence Changing lifestyle, modifying diet, exercises, stress reduction and provision of services by health providers, such as counseling by pharmacist can optimize Quality
of life and overall health of women suffering from PMS not only in Pakistan but also in the rest of the world.

Key words: Premenstrual Syndrome, Premenstrual Dysphoric Syndrome, Prevalence, Quality of life, Symptoms.

NOTE : LAMPIRKAN ABSTRAK JURNAL


JOURNAL READING

Judul jurnal : Pre-Menstrual Syndrome A-Review


Pengarang : Marriam Zaka, Khawaja tahir Mahmood
Penerbit : Department of Pharmacy, labore College for Women University,
Lahore Pakistan
Volume jurnal: Vol 4 (1), 1684-1691. Tahun 2012
ISSN : 0975-1459

Judul Metode Review Analisis/ Hasil Kesimpulan


Pre- Deskriptif Definisi : Seperti yang ditujukkan pada pembahasan tersebut.
Menstrual Premenstrual syndrome (PMS) dapat di definisikan sebagai kumpulan dari gejala PMS dapat memiliki efek yang melemahkan kualitas
Syndrome psikologi dan fisik yang terjadi pada fase luteal dari siklus mentruasi, terjadi selama 1 hidup dan produksi pekerjaan perempuan. Sindrom
A-Review minggu pada fase folikelur dan menyebabkan penderitaan dan gangguan fungsional. PMS adalah hal yang sangat umum terjadi tidakhanya
PMS terjadi 7-14 hari sebelum terjadinya menstruasi dan mereda saat menstruasi di Negara barat tetapi juga di negara ASIA seperti
berlangsung. PMS dikaitkan dengan perubahan fisik, psikologis dan perilaku wanita. pakistan. Manajemen dapat dilakukan dengan metode
Jika gejala mental mendominasi, sangat parah maka diklasifikasikan sebagai gangguan yang berbeda. Doagnosis yang akurat, diet yang tepat,
dyphoric pramenstruasi (PMDD). PMDD merupakan bentuk sindrom pramenstruasi latihan dan perubahan gaya hidup serta penyediaan
yang paling parah. pelayanan kesehatan dapat membantu meringkan
gejala sindrom pramenstruasi dan mengembalikan
Prevalensi : fungsi serta mengoptimalkan kesehatan secara
Diperkirakan dari survei komunitas retrospektif, hampir 90% wanita setidaknya 1x keseluruhan wanita dengan sindrom pra menstruasi.
pernah mengalami sindrom pramenstruasi. Survei epidemiologi memperkirakan 75%
wanita usia reproduksi mengalami gejala yang berbeda-beda. Studi tentang remaja
(N=78) menunjukkan 100% peserta melaporkan setidaknya mereka pernah
mengalami 1 gejala yang parah.

Gejala dan Manifestasi Klinik :


Gejala somatik yang terjadi antara lain perasaan berlebihan, keinginan untuk makan,
NOTE : LAMPIRKAN ABSTRAK JURNAL
susah tidur atau hipersomnia, sakit kepala dan nyeri panggul, nyeri sendi, kembung;
dan yang paling umum (gejala afektif) yaitu cepat marah, kecemasan, depresi,
perubahan suasana hati, kebencian, konsentrasi yang memburuk, kebingungan,
penarikan sosial dan konflik dengan diri sendiri. Sedangkan gejala dari PMDD antara
lain, perubahan suasana hati, kemarahan, kelelahan, kram perut, perut kembung dan
sakit punggung. Gejala-gejala ini biasanya menggangu aktivitas seorang wanita
termasuk sosialnya, pekerjaannya, interpersonal dan bahkan fungsi seksualnya. Tetapi
hal ini tidak berhubungan dengan penyakit organik dan fungsional.

Patofisiologi, etologi dan faktor risiko :


Gangguan tersebut adalah hasil dari interaksi dari perubahan siklik pada estrogen dan
progesteron dengan neurotransmitter. Serotonin dan gamma-asam amino butirat
(GAA) sangat berpengaruh dalam gangguan ini.
Patobiologi dari sindrom pramenstruasi melibatkan interaksi dari sistem saraf pusat,
hormon dan modulator lainnya. Interaksi ini termasuk hormon gonad, metabolit,
beberapa neurotransmitter dan sistem neurohormonal, termasuk serotonin, asam γ -
aminobutyric serta renin-angiostensin-aldosteron.
Etiologi dari PMS tetap diketahui, mungkin kompleks dan multifaktorial. Faktor-faktor
seperti perubahan hormon, diet dan gaya hidup mungkin menjadi penyebab sindrom
pramenstruasi.
Berbagai faktor risiko dikaitkan dengan gejala yang menjadi penyebab dari sindrom
pramenstruasi, antara lain usia dan siklus dari wanita tersebut. Faktor risiko dari PMS
termasuk usia lanjut (lebih dari 30 tahun) dan faktor genetik.PMS dapat dimulai
sekitar usia 14, atau 2 tahun setelah menarche dan bertahan sampai menopause.

Diagnosa :
Dalam buletin yang diterbitkan pada tahun 2000, ACOG menetapkan kriteria
diagnostik untuk PMS berdasarkan karya Mortola yang menjelaskan bahwa PMS
dapat di diagnosis jika setidaknya terdapat satu gejala afektif dan salah satu gejala
somatik yang terjadi lima hari sebelum dimulainya menstruasi dalam tiga siklus
menstruasi sebelumnya. Gejala harus dicatatat secara prospektif setidaknya dalam
dua siklus dan harus berhenti dalam 4 hari menstruasi dan tidak berulang sampai hari
ke 12 siklus. Gejala-gejala ini harus dicatat tanpa adanya terapi farmakologis atau
penggunaan hormon, obat-obatan, atau alkohol.

NOTE : LAMPIRKAN ABSTRAK JURNAL


Manajemen :
Awalnya semua pasien dengan PMS harus diberikan terapi non-farmakologis. Terapi
tersebut dalam bentuk pendidikan, terapi suportif, dan perubahan perilaku. Beberapa
terapi seperti makan makanan yang sehat diketahui memiliki beragam manfaat
kesehatan dan harus direkomendasikan untuk hampir semua perempuan. Terapi
farmakologis dilakukan jika kejadian lebih buruk dan harus dipertimbangkan sebelum
memberikan terapi. Sejumlah suplemen mineral/ vitamin terbukti bermanfaat untuk
perawatan PMS. Ada beberapa bukti bahwa pil kontrasepsi dapat membantu wanita
yang mengalami PMS.

Dampak PMS pada kualitas hidup wanita :


PMS dapat mempengaruhi kualitas hidup perempuan dan mengurangi produktivitas
pekerjaan mereka.

Langkah-langkah dalam perawatan PMS :


1. Jika gejala ringan/ sedang
Rekomendasikan terapi suportif seperti cukupi nutrisi baik, karbohidrat,
berolahraga, suplemen kalsium, dan mungkin buah chasteberry.
Jika gejala fisik mendominasi
Coba spironolakton atau NSAID, atau medrosiprogesteron asetat.
2. Ketika gejala suasana hati mendominasi
Mulai terapi SSRI. Jika tidak dapat menggunakan terapi SSRI dapat gunakan
anxyolityc.
3. Jika tidak terdapat respon dengan langkah 1 atau 2
Coba agonis GnRH, harus dilakukan dengan konsultasi dengan seorang
ginekolog.

Edukasi tentang PMS :


Apoteker dapat memberikan pendidikan pada pasien tentang gejala pramenstruasi
dankonseling pada wanita tentang gaya hidup dan terapi farmako untuk meringankan
ketidaknyamanan mereka.

Kesadaran tentang PMS :


Pasien wanita dapat mendekati apoteker dengan memberikan pertanyaan tentang
pengobatan masalah menstruasi dengan menyetujui pengobatan tersebut.

NOTE : LAMPIRKAN ABSTRAK JURNAL


NOTE : LAMPIRKAN ABSTRAK JURNAL

You might also like