Keyword: Fosfor Fertilizer, Growth, Seedling, Accacia Mangium Willd

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 9

RESPON PEMBERIAN BEBERAPA DOSIS PUPUK FOSFOR

TERHADAP PERTUMBUHAN SEMAI AKASIA (Acacia mangium Willd.)


DAN KETERSEDIAAN FOSFOR DI TANAH

THE RESPONSES OF APLICATION OF PHOSPHORUS FERTILIZER


GROWTH OF SEEDLING ACACIA (Acacia mangium Willd.) AND
PHOSPHORUS AVAILABILITY IN SOIL
Nur Faizin1, M. Mardhiansyah2, Defri Yoza 2
(Department of Forestry, Faculty of Agriculture, University of Riau)
Address Bina Widya, Pekanbaru, Riau
Email : [email protected]

ABSTRACT

Acacia mangium Willd. classified as plants that require nutrients are complete and
available or Nutrient demanding crop, althought for grow and evolve requires a lot
of nutrients that one of them is the phosphorus element. Phosphorus is needed
absorption of nutrientsb by increasing the number of nodules on the roots so as to
increase plant growth. The fertilization is one way that can be done to fulfill the
availability of soil nutrients that plants need. The purpose of this research is to
determine the effect of phosphorus fertilizer application on acacia seedlings in
topsoil medium, determine the best dose to the growth of seedlings of acacia and
check the availability of phosphorus in the soil at this seedling. This research uses
a completely randomize design method which consist of 4 treatments and 10
replications. T0 = without phosphorus fertilizer; T1 = 20 g/polybag ; T2= 25
g/polybag ; T3 = 30 g/polybag ;. The results of this research indicates that the
phosphorus fertilizer with 25 g / polybag dose on top soil medium is the best
treatment in the parameter of observations, the high increasing (9.36 cm), the
diameter increasing (1.19 mm) for seedling Acacia mangium Willd. in topsoil
medium. Giving of phosphorus fertilizer can increase soil pH (4.56), P-bray
(527.66 mg / kg) and P-total (7000.1 mg / kg) the availability increasing of
phosphorus in the soil for growth seedlings Acacia mangium Willd.

Keyword : Fosfor fertilizer, Growth, Seedling, Accacia mangium Willd.

PENDAHULUAN di daerah tropis dan dapat memenuhi


Tanaman akasia (Acacia berbagai fungsi produksi dan
mangium Willd.) sebagai tanaman perlindungan, pengembangannya
penghijauan sangat potensial, karena direncanakan dengan baik maka
pertumbuhannya cepat, tajuknya tanaman akasia dapat menstabilkan
rimbun dan anakannya banyak, dan memperbaiki keadaan lingkungan
sehingga dapat menekan pertumbuhan (Evans, 1992).
alang-alang. Di lain pihak akasia Berdasarkan penelitian Awang
merupakan tanaman penting bagi dan Taylor (1993) tanaman akasia
lahan Hutan Tanaman Industri (HTI) tergolong tanaman yang
1
Mahasiswa Jurusan Kehutanan, Fakultas Pertanian, Universitas Riau.
2
Staff Pengajar Jurusan Kehutanan, Fakultas Pertanian, Universitas Riau.
JOM Faperta Vol. 2 No. 2 Oktober 2015
membutuhkan unsur hara yang 2. Mengetahui dosis terbaik untuk
lengkap dan tersedia atau (Nutrient meningkatkan pertumbuhan semai
demanding crop), sehingga untuk Acacia mangium Willd.
tumbuh dan berkembang memerlukan 3. Mengetahui ketersediaan fosfor di
unsur hara yang banyak. Perbedaan tanah pada pertumbuhan semai
dari ketidakseragaman pertumbuhan Acacia mangium Willd.
tanaman berbagai wilayah sebagian
besar disebabkan oleh perbedaan BAHAN DAN METODE
kesuburan tanah. Perbedaan ini dapat
diperkecil jika kesuburan tanah di Penelitian telah dilaksanakan di
wilayah yang berada tumbuh Unit Pelayanan Teknis (UPT)
ditingkatkan. Fakultas Pertanian Universitas Riau,
Fosfor diperlukan untuk Pekanbaru. Penelitian telah
merangsang penyerapan unsur hara dilaksanakan selama 3 bulan. Waktu
melalui peningkatan jumlah bintil pada penelitian dari bulan Desember
perakaran sehingga dapat Tahun 2014 sampai dengan Februari
meningkatkan pertumbuhan tanaman. Tahun 2015.
Sedangkan ketersediaan fosfor dalam Bahan yang digunakan dalam
tanah masih rendah. Hal ini penelitian yaitu : semai Acacia
disebabkan pH tanah rendah dan mangium Willd. umur 3 Bulan,
ketersediaan Al (alumunium) dan Fe polybag dengan spesifikasi 18 cm x
(besi) dalam tanah tinggi sehingga 25 cm dengan volume 100 g, Pupuk
mengikat fosfor. Keterbatasan fosfor TSP, tanah topsoil sebagai medium
merupakan salah satu kendala utama tanam. Alat-alat yang digunakan
dalam peningkatan produksi pertanian. dalam kegiatan penelitian yaitu :
Masalah penting dari pupuk fosfor caliper, penggaris mistar, pita ukur,
adalah efesiensinya yang rendah timbangan analitik, oven, gunting,
karena fiksasi fosfor yang cukup tinggi rumah kasa, kertas label, tong air,
oleh tanah. Pemberian pupuk fosfat selang, alat tulis, kamera, gembor,
dalam jumlah besar oleh pengaruh ember dan cangkul.
waktu dapat berubah menjadi fraksi Rancangan percobaan yang
yang sukar larut. Fosfor dalam tanah digunakan dalam penelitian ini
sukar larut, sehingga sebagian besar menggunakan Rancangan Acak
tidak tersedia bagi tanaman (Subba Lengkap (RAL). Terdiri atas 4
Rao, 1994). perlakuan dan 10 kali ulangan. Total
Pemupukan merupakan salah satu semua adalah 40 semai akasia.
cara yang dapat dilakukan untuk T0 = Tanpa pemberian pupuk
memenuhi ketersediaan unsur hara (kontrol)
tanah yang dibutuhkan tanaman, T1 = Pemberian pupuk TSP 20
dengan adanya pemupukan tanaman gram/polybag
dapat tumbuh optimal dan berproduksi T2 = Pemberian pupuk TSP 25
maksimal (Anonim, 2007). gram/polybag
Penelitian ini bertujuan untuk : T3 = Pemberian pupuk TSP 30
1. Mengetahui respon pemberian gram/polybag
beberapa dosis pupuk fosfor
terhadap pertumbuhan semai Respon yang diukur untuk
Acacia mangium Willd. melihat pengaruh pemberian pupuk
fosfor yaitu persen hidup semai,

JOM Faperta Vol. 2 No. 2 Oktober 2015


ketersediaan fosfor di tanah, dibutuhkan oleh tanaman.
pertambahan tinggi semai, Karakteristik medium semai yang
pertambahan diameter semai. Data baik mampu memberikan fasilitas
yang diperoleh dianalisis secara yang diperlukan tanaman untuk
statistik dengan menggunakan pertumbuhannya seperti ketersediaan
ANOVA (Analysis Of Variance) unsur hara dan air, untuk menjaga
dengan program SPSS versi 19.0 kelangsungan hidup tanaman.
kemudian hasil analisis sidik ragam Menurut Pribadya (1980) dalam
dilanjutkan dengan uji DNMRT Rahimah (2015) lapisan tanah topsoil
(Duncan’s New Multiple Range Test) terkandung pula jasad renik biologis
pada taraf 5%. seperti bakteri, serangga tanah,
cacing tanah, yang dalam ilmu tani
HASIL DAN PEMBAHASAN dikenal sebagai mikroflora dan
mikrofauna. Salah satu faktor yang
1. Persen Hidup Semai
mempengaruhi pertumbuhan yaitu
Hasil pengamatan terhadap faktor eksternal. Faktor eksternal
persen hidup semai Acacia mangium merupakan faktor yang terdapat di
Willd. yang diberikan perlakuan luar benih atau tanaman, salah
beberapa dosis pupuk fosfor, setelah satunya yaitu media tanam.
dianalisis sidik ragam menunjukkan Penggunaan media tanam yang tepat
pengaruh yang tidak nyata. Hasil uji akan memberikan pertumbuhan yang
lanjut DNMRT pada taraf 5% dapat optimal bagi tanaman.
dilihat pada Tabel 1. Selain medium semai yang baik,
Tabel 1. Rata - rata persen hidup hal lain yang menyebabkan tingginya
semai Acacia mangium persen hidup semai semai akasia
Willd. umur 6 bulan adalah faktor lingkungan. Persentase
setelah pemberian pupuk hidup semai memiliki interaksi yang
fosfor sangat kuat antara tanaman dengan
Dosis pupuk Persen lingkungan di sekelilingnya untuk
Hidup mencapai pertumbuhan dan
fosfor perkembangan. Hakim, dkk (1986)
(%)
T0 (0 g/polybag) 100 menyatakan bahwa pertumbuhan
T1 (20 g/polybag) 100 tanaman yang baik dapat tercapai
T2 (25 g/polybag) 100 bila faktor lingkungan yang
T3 (30 g/polybag) 100 mempengaruhi pertumbuhan
berimbang dan menguntungkan.
Pada Tabel 1 dapat dilihat Lingkungan yang baik dalam
bahwa rata - rata persen hidup semai mendukung pertumbuhan tanaman
akasia berbeda tidak nyata pada merupakan salah satu faktor
setiap perlakuan. Tabel 1 penyebab semai akasia mampu
memperlihatkan bahwa seluruh beradaptasi dan terus hidup hingga
semai akasia dapat terus tumbuh akhir penelitian. Winarni (2008)
dengan baik sampai akhir penelitian. menyatakan bahwa kemampuan
Hal ini diduga penggunaan media hidup semai yang tinggi didukung
tanam berupa lapisan tanah atas oleh faktor lingkungan seperti
(topsoil), yang mengandung bahan- ketersediaan air, udara serta bebas
bahan organik atau humus serta dari gangguan hama dan penyakit.
macam-macam unsur hara yang

JOM Faperta Vol. 2 No. 2 Oktober 2015


2. Ketersediaan Fosfor di Tanah pupuk fosfor tetap berada dalam
Hasil analisis sifat kimia tanah tanah.
sebelum perlakuan beberapa dosis Hasil pengamatan terhadap rata-
pupuk fosfor pada semai Acacia rata ketersediaan fosfor di tanah
mangium Willd. dapat dilihat pada semai Acacia mangium Willd. yang
Tabel 2. diberikan perlakuan beberapa dosis
Tabel 2. Hasil analisis sifat kimia pupuk fosfor, setelah dianalisis sidik
tanah sebelum perlakuan ragam menunjukkan pengaruh nyata.
Hasil uji lanjut DNMRT pada taraf
Jenis
Nilai Satuan Kriteria
5% dapat dilihat pada Tabel 3.
Analisis Tabel 3. Rata - rata sifat kimia tanah
pH 4.60 - Masam semai Acacia mangium
mg
Willd. umur 6 bulan setelah
P-Tersedia 13.41 /kg Rendah
pemberian pupuk fosfor
mg Sumber : Hasil Olahan data, (2015).
P-Total 145.53 /kg Sangat
Tinggi
Keterangan : Angka-angka pada setiap

Sumber : Hasil Olahan data (2015). Dosis pupuk pH P-Tersedia P-Total


fosfor (mg/kg) (mg/kg)
Janick, dkk (1965) dalam
Safrizal (2014) nilai pH yang rendah T3 (30 g/polybag) 4.56 a 527.66 a 7000.1 a
disebabkan oleh tingginya
T2 (25 g/polybag) 4.58 a 525.14 a 6706.9 a
kandungan asam-asam organik dan
ion hidrogen dapat ditukar (H-dd) T1 (20 g/polybag) 4.58 a 534.72 a 6283.4 a
dalam tanah. Hakim, dkk (1986)
T0 (0 g/polybag) 4.76 b 43.56 b 308.3 b
menyatakan bahwa nilai pH tanah
mineral yang ideal adalah sekitar
baris pada kolom yang diikuti oleh huruf
6 - 7. pH lebih tinggi menurunkan
kecil yang tidak sama adalah berbeda
ketersediaan P, Mn, B dan Zn, untuk nyata menurut uji DNMRT pada taraf
pH tanah yang sangat masam 5%.
menyebabkan keterbatasan N, P, Ca, Pada tabel 3 memperlihatkan
B, Cu dan Mo. bahwa hasil rata - rata pH tanah
Semakin banyak fosfor yang terjadi penurunan pH tanah pada
diberikan maka semakin banyak pula perlakuan pemberian pupuk fosfor
fosfor yang diikat oleh koloid tanah, 30 g/polybag (T3), 25 g/polybag (T2)
sehingga akan meningkatkan P-total dan 20 g/polybag (T1) berbeda nyata
tanah. P-total merupakan akumulasi dengan tanpa perlakuan T0 (kontrol)
fosfor yang terlarut dan fosfor yang yang menunjukan kenaikan pH tanah
tidak terlarut dalam tanah, tapi 4,76. Menurut Rosmarkam dan
berpotensi menjadi bentuk tersedia. Yuwono (2002) penurunan pH tanah
Pupuk fosfor yang diberikan disebabkan oleh perlakuan
memberikan residu yang cukup besar pemberian pupuk fosfor yang
dalam tanah, karena kehilangan meningkatkan kelarutan ion Al dan
fosfor akibat tercuci, tererosi dan Fe tanah untuk selanjutnya terjerap
terserap tanaman relatif kecil. Janick, dan tidak mampu menaikan sehingga
dkk (1965) dalam Safrizal, (2014) pH tanah menjadi tetap masam.
tanaman memanfaatkan fosfor hanya Perlakuan T0 (kontrol) terjadi
sebesar 10 - 30 % dari pupuk fosfor peningkatan pada pH tanah,
yang diberikan berarti 70 - 90 % P-tersedia dan P-total. Hal ini diduga
karena pelapukan bahan organik

JOM Faperta Vol. 2 No. 2 Oktober 2015


yang terdekomposisi dalam tanah 30 g/polybag (T3), 25 g/polybag (T2)
menyebabkan melepasnya ion Al dan 20 g/polybag (T1) berbeda nyata
dan Fe tanah sehingga dapat diubah dengan tanpa perlakuan T0 (kontrol)
menjadi unsur hara tersedia yang yang menunjukkan kenaikan P-total
bisa diserap tanaman. Menurut tanah sebesar 308.3. Hal ini diduga
Sanchez (1982) dalam Safrizal bahwa perlakuan pemberian fosfor
(2014) dekomposisi bahan organik dapat meningkatkan kelarutan Al dan
berpengaruh langsung terhadap Fe untuk selanjutnya terjerap oleh
ketersediaan fosfor. Pengaruh tanah. Hal ini dikarenakan jumlah
langsung yaitu menghasilkan asam- fosfor yang terdapat dan tersedia di
asam organik yang dapat bereaksi dalam tanah umumnya lebih rendah
dengan Al, Fe dan Ca membentuk dibandingkan dengan Nitrogen (N)
ion yang stabil dan melepaskannya. dan Kalium (K) (Janick, dkk 1965
Peningkatan P-tersedia dan P-total dalam Safrizal, 2014). Rendahnya
diduga dari akibat meningkatnya pH ketersediaan fosfor di dalam tanah
tanah. Hal ini sesuai dengan disebabkan terjerapnya fosfor
pendapat Supardi (1983) tersebut oleh komponen-komponen
ketersediaan fosfor di dalam tanah tanah membentuk senyawa fosfor
ditentukan oleh pH tanah dan yang tidak larut sehingga tidak dapat
melepasnya Al dan Fe sehingga diserap akar tanaman (Khasanah, dkk
fosfor dapat diserap tanaman. 1971 dalam Safrizal 2014).
Pada Tabel 3 menunjukkan
bahwa hasil rata-rata P-tersedia 3. Pertambahan Tinggi Semai
terjadi peningkatan pada perlakuan Hasil pengamatan terhadap
pemberian pupuk fosfor pertambahan tinggi semai Acacia
30 g/polybag (T3), 25 g/polybag (T2) mangium Willd. yang diberikan
dan 20 g/polybag (T1) berbeda nyata perlakuan beberapa dosis pupuk
dengan tanpa perlakuan T0 (kontrol) fosfor setelah dianalisis sidik ragam
yang menunjukkan kenaikan P- menunjukkan pengaruh nyata. Hasil
tersedia tanah sebesar 43,56. uji lanjut DNMRT pada taraf 5%
Ismunadji, dkk (1991) dalam Kaya dapat dilihat pada Tabel 4.
(2012) peningkatan kandungan P- Tabel 4. Rata - rata Pertambahan
tersedia tanah disebabkan oleh tinggi semai Acacia
pengaruh langsung dari pupuk fosfor mangium Willd. umur 6
sebab pemupukan fosfor bulan setelah pemberian
meningkatkan kadar P-tersedia pupuk fosfor
dalam tanah atau melalui mekanisme
pelepasan fosfor dari kompleks Dosis pupuk fosfor Pertambahan
adsorpsi (Chien, dkk 1996 dalam Tinggi (cm)
Kaya, 2012). Pemberian pupuk T2 (25 g/polybag) 9.46 a
fosfor juga berpengaruh terhadap T3 (30 g/polybag) 7.78 a b
berkurangnya retensi karena tempat
T1 (20 g/polybag) 6.77 a b
adsorpsi dijenuhi oleh fosfat
sehingga ketersediaan unsur fosfor T0 (0 g/polybag) 5.73 b
meningkat (Fox dan Searle, 1996 Keterangan : Angka-angka pada setiap baris
dalam Kaya 2012). pada kolom yang diikuti oleh huruf kecil
P-total terjadi peningkatan pada yang tidak sama adalah berbeda nyata
menurut uji DNMRT pada taraf 5 %.
perlakuan pemberian pupuk fosfor

JOM Faperta Vol. 2 No. 2 Oktober 2015


Pada Tabel 4 dapat dilihat bahwa pertambahan tinggi semai akasia
pemberian pupuk fosfor dengan dosis yang lebih baik dibandingkan dengan
(T2) 25 g/polybag atau 50 kg/ha tanpa perlakuan. Semai akasia yang
merupakan hasil terbaik terhadap mendapatkan perlakuan pupuk fosfor
pertambahan tinggi semai bila dosis (T2) 25 g/polybag atau
dibandingkan dengan tanpa perlakuan 50 kg/ha menghasilkan pertumbuhan
(T0). Meskipun berbeda tidak nyata tinggi semai jauh lebih baik.
dengan perlakuan pemberian pupuk Menurut Sitompul dan Guritno
fosfor (T3) 30 g/polybag atau (1995) dalam Sugiarti (2011) bahwa
60 kg/ha dan perlakuan pemberian tanaman yang mempunyai daun yang
pupuk fosfor (T1) 20 g/polybag atau lebih luas pada awal pertumbuhan
40 kg/ha. akan lebih cepat tumbuh karena
kemampuan menghasilkan fotosintat
Unsur hara yang dibutuhkan
yang lebih tinggi dari tanaman
tanaman lebih dari cukup akibat
dengan luas daun yang lebih rendah.
adanya penambahan dosis pupuk
Menurut Supardi (1983) dalam
fosfor yang menyebabkan
Situmorang (2013) pemupukan pada
pertumbuhan tanaman tidak optimal.
dosis yang terlalu tinggi akan terjadi
Menurut Supardi (1983) dalam
kelebihan unsur hara sehingga dapat
Situmorang (2013), pemupukan pada
menyebabkan proses fisiologi
dosis yang terlalu tinggi akan terjadi
tanaman terganggu. Pendapat
kelebihan unsur hara sehingga dapat
tersebut sesuai dengan penelitian ini,
menyebabkan proses fisiologi
dimana pemberian pupuk fosfor
tanaman terganggu.
dosis (T2) 25 g/polybag atau
Pada Tabel 4 pemberian pupuk 50 kg/ha menunjukkan pertambahan
fosfor pada perlakuan T0, T1 dan T3 tinggi terbaik, jika dosis ditingkatkan
menunjukkan hasil berbeda tidak menjadi (T3) 30 g/polybag atau
nyata terhadap sesamanya. Hal ini 60 kg/ha menunjukkan pertambahan
menjelaskan bahwa pemberian tinggi yang tidak berbanding lurus
pupuk fosfor terhadap semai akasia dengan pertambahan tinggi, diduga
dengan dosis (T3) 30 g/polybag atau unsur hara yang dibutuhkan tanaman
60 kg/ha, menyediakan unsur hara lebih dari cukup akibat adanya
yang tidak lebih baik dari perlakuan penambahan dosis pupuk fosfor yang
tanpa pemberian pupuk fosfor dosis menyebabkan pertumbuhan tanaman
(T1) 20 g/polybag atau 40 kg/ha dan terganggu.
perlakuan tanpa pemberian pupuk Unsur hara fosfor dapat
fosfor (T0). Pertumbuhan tanaman meningkatkan tinggi tanaman karena
sangat dipengaruhi oleh ketersediaan fosfor berperan dalam proses
unsur hara dalam tanah. respirasi dan metabolisme tanaman.
Hardjowigeno (2003) menyatakan Tersedianya unsur hara fosfor maka
unsur fosfor sangat berguna untuk pembentukan asam amino dan
merangsang pertumbuhan akar, protein guna pembentukan sel baru
bahan dasar protein, proses dapat terjadi, sehingga dapat
fotosintesis, memperkuat batang meningkatkan tinggi tanaman semai
tanaman serta membantu asimilasi akasia (Pitojo, 1995).
dan respirasi.
Pemberian pupuk fosfor dengan 3. Pertambahan Diameter Semai
berbagai dosis menghasilkan

JOM Faperta Vol. 2 No. 2 Oktober 2015


Hasil pengamatan terhadap klorofil meningkat maka proses
pertambahan diameter semai Acacia fotosintesis akan meningkat pula.
mangium Willd. yang diberikan Jumin (2002) menyatakan
perlakuan beberapa dosis pupuk bahwa batang merupakan daerah
fosfor setelah dianalisis sidik ragam akumulasi pertumbuhan tanaman
menunjukkan pengaruh nyata. Hasil khususnya pada tanaman yang lebih
uji lanjut DNMRT pada taraf 5% muda, sehingga dengan adanya
dapat dilihat pada Tabel 5. perlakuan pemberian pupuk fosfor
Tabel 5. Rata - rata pertumbuhan dapat mendorong laju fotosintesis
diameter semai Acacia dalam menghasilkan fotosintat. Hasil
mangium Willd. umur 6 fotosintesis tersebut akan
bulan setelah pemberian ditranslokasikan ke semua organ
pupuk fosfor tanaman tidak terkecuali kebagian
batang tanaman. Pada perlakuan
Pertambahan pemberian pupuk fosfor dengan
Dosis pupuk fosfor
Diameter (mm) dosis fosfor 25 g/polybag (T2) pada
T2 (25 g/polybag) 1.19 a semai akasia mampu meningkatkan
T1 (20 g/polybag) 1.07 a b ketersedian unsur hara yang baik
T0 (0 g/polybag) 0.75 b bagi tanaman. Salah satu unsur hara
T3 (30 g/polybag) 0.74 b sangat dibutuhkan, khususnya dalam
Keterangan : Angka-angka pada setiap pembentukan karbohidrat adalah
baris pada kolom yang diikuti oleh huruf
unsur fosfor yang berfungsi sebagai
kecil yang tidak sama adalah berbeda
nyata menurut uji DNMRT pada taraf 5
pembentukan organ - organ sel
%. tanaman. Apabila tanaman memiliki
organ tanaman secara lengkap maka
Pada Tabel 5 dapat dilihat tanaman dapat menyerap hara dan air
bahwa pemberian pupuk fosfor oleh akar dari medium tanam
dengan dosis (T2) 25 g/polybag atau kemudian ditranslokasikan ke daun
50 kg/ha merupakan hasil terbaik untuk menghasilkan karbohidrat
terhadap pertambahan diameter melalui proses fotosintesis, hasil
semai dibandingkan dengan proses fotosintesis mampu
perlakuan pemberian pupuk fosfor mendorong berlangsungnya proses
(T3) 30 g/polybag atau 60 kg/ha diferensiasi sel pada perkembangan
dan tanpa perlakuan (T0). Meskipun pertambahan diameter semai.
berbeda tidak nyata dengan
perlakuan pemberian pupuk fosfor KESIMPULAN DAN SARAN
(T1) 20 g/polybag atau 40 kg/ha. Kesimpulan
Berdasarkan pernyataan Islami 1. Pupuk fosfor mampu
dan Utomo, (1994) ketersediaan meningkatkan pertumbuhan
fosfor akan meningkatkan laju semai Acacia mangium Willd.
fotosintesis dan pertumbuhan akar. pada medium tanah top soil.
Akar tanaman yang dipupuk dengan 2. Pupuk fosfor dengan dosis 25
unsur fosfor mempunyai aktivitas g/polybag menunjukkan
auksin yang berfungsi mempergiat peningkatan terbaik pada
pertumbuhan akar sehingga akan pertumbuhan semai Acacia
membantu unsur hara nitrogen dalam mangium Willd.
menyusun klorofil, sehingga bila

JOM Faperta Vol. 2 No. 2 Oktober 2015


3. Pupuk fosfor mampu Jumin, H. B. 2002. Dasar-Dasar
meningkatkan ketersediaan Agronomi. Rajawali Press.
fosfor di tanah pada Jakarta.
pertumbuhan semai Acacia
mangium Willd. Kaya. E. 2012. Pengaruh Pupuk
Saran Kalium dan Fosfat Terhadap
Disarankan agar dilakukan Ketersediaan Dan Serapan
penelitian lebih lanjut mengenai uji Fosfat Tanaman Kacang
analisis kandungan unsur hara Tanah. Agrologia. Vol. 1. No.
secara lengkap seperti N, P dan K 2. Oktober 2012. Hal. 113-118.
untuk mengetahui serapan fosfor
pada tanaman dan perlakuan Pitojo. 1995. Meningkatkan
pemberian fosfor pada jenis tanaman Pertumbuhan dan Mutu
yang berbeda. Bibit Accacia mangium
Willd. dengan
DAFTAR PUSTAKA Menggunakan Berbagai
Macam Medium. Buletin
Anonim. 2007. Petunjuk Penelitian Hutan. Vol. 502.
Pemupukan. Redaksi Agro Pusat Penelitian dan
Media. Jakarta Selatan. Hal Pengenbangan Hutan. Bogor.
4-6.
Rahimah. 2015. Pemanfaatan
Awang K dan D Taylor. 1993. Kompos Berbahan Baku
Acacia mangium Growing Ampas Tebu (Saccharum
and Ultilization Winrock sp.) dengan Bioaktivator
International and The Food Trichoderma spp. Sebagai
and Agriculture Media Tumbuh Semai
Organisation od The United
Acacia crassicarpa. Skripsi
Nations. Bangkok. Thailand.
Fakultas Pertanian
Evans, J. 1992. Plantation Forestry Universitas Riau.
in the Tropics. Clarendoc
Press. Ltd. United Kingdom, Rosmarkam. A. dan Yuwono. N.W.
430 pp. 2002. Ilmu Kesuburan
Tanah. Penerbit Kanisius.
Hakim, N., M. Y. Nyakkpa, A. M Yogyakarta.
Lubis, Nugroho,G. S, Saul, R.
M., Diha, A. M., Hong, B. G., Safrizal. 2014. Pengaruh
Bailey, H. H. 1986. Dasar- Pemberian Hara Fosfor
Dasar Ilmu Tanah. Terhadap Status Hara
Universitas Lampung.
Fosfor Jaringan, Produksi
Lampung.
dan Kualitas Buah Manggis
Hardjowigeno S. 2003. Ilmu Tanah. (Garcinia mangostana L.). J.
Bogor: Akademika Pressindo. Floratek 9:22-28.
Islami, T. dan W. H. Utomo. 1994.
Hubungan Tanah, Air dan Situmorang. F. 2013. Pengaruh
Tanaman. Buku Mulsa Serbuk Gergaji dan
IKIPSemarang Press. Pupuk NPK Terhadap
Semarang. 297 p. Pertumbuhan Bibit Kelapa
Sawit (Elaeis Guineensis

JOM Faperta Vol. 2 No. 2 Oktober 2015


Jacq.) Pada Fase Main
Nursery. Skripsi Fakultas
Pertanian. Universitas Riau.

Subba Rao, N. S. 1994. Soil


Microorganisms and Plant
Growth. Oxford and IBH
Publishing Co. New Delhi.

Sugiarti, H. 2011. Pengaruh


Pemberian Kompos Batang
Pisang Terhadap
Pertumbuhan Semai Jabon
(Anthocepalus cadamba
Miq.). [skripsi]. Departemen
Silvikultur Fakultas
Kehutanan. Institut Pertanian
Bogor.

Supardi. G.1983. Sifat dan Ciri


Tanah. Bogor : Institut
Pertanian Bogor.

Winarni. E. 2008. Pertumbuhan


Meranti Merah (Shorea
ovalis) pada Media Sapih
Campuran Bokashi Jerami-
Top Soil. Jurnal Penelitian
Fakultas Kehutanan.
Universitas Lambung
Mangkurat.

JOM Faperta Vol. 2 No. 2 Oktober 2015

You might also like