Risiko PDF

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 18

Jurnal MATRIK p-ISSN : 1693-5128

Volume XVIII No.2, Maret 2018, p 23-40 doi: 10.350587/Matrik v18i2.585

PENDEKATAN RISK MANAGEMENT & ANALISIS SWOT UNTUK


MENGANTISIPASI PENURUNAN LABA DI ECOS MINIMART GRESIK

Hari Bahari1, Eko Budi Leksono2, dan Elly Ismiyah2


Teknik Industri Universitas Muhammadiyah Gresik
Jl. Sumatera No.101, Randuagung, Kec. Gresik, Kabupaten Gresik, Jawa Timur 61121

ABSTRACT

Retail industry in Indonesia is growing rapidly and cause a very tight competition. Competition in the retail
business by the nature of the retail business which is very difficult to differentiate, so many retail businesses are
closed. Understanding the scope of the retail business means understanding management related to finance,
marketing, and operational resources. Including the risks to be faced. Then there should be a risk management
against targets retail market. Risk management is basically a series of processes are performed to minimize the level
of risk to the acceptable range.
In this research, risk management approach and SWOT analysis to anticipate the decline in retail profit. The
purpose of risk management is to establish the context of risk, risk identification, risk analysis, risk evaluation and
risk treatment. Failure mode effect analysis (FMEA) is one application of risk management to measure severity,
occurance and detection. From the results of severity, occurance and detection calculated risk priority number
(RPN) to do the elimination of the cause of the risk based on the highest RPN. Furthermore, the risk with the highest
RPN do risk treatment recomendation.Risk treatment could be strength based on the internal and external aspects
by integrating with SWOT analysis. The results of SWOT analysis integration into FMEA is used to determine the
appropriate risk treatment measures based on the preference score.
Based on risk management approach and SWOT analysis its can be recomended risk treatment produced with
preference value score that is greater than the risk of treatment initial conditions. At the risk of shortage of
operational costs for credit limit smelting employee cooperative members (KKS). Treatment of the initial condition
is to limit the risk of a credit limit in accordance with the conditions Ecos Minimart with score 1.39 preference
value, whereas the recomended risk treatment is to change the credit limit system into a system of deposit to the
value of the preference score of 1.45, as well as other risk treatment.

Keywords : Risk Management, SWOT, FMEA, Preference Score, Risk Treatment Recomendation

PENDAHULUAN sampai pada batas yang dapat diterima, yang


Ketatnya persaingan bisnis ritel terjadi merupakan bagian dari corporate governance
karena sifat usaha ritel yang sangat sulit untuk dan bagian integral dari praktek bisnis yang
melakukan diferensiasi, sehingga banyak usaha baik. Risiko yang dihadapi berkaitan dengan
ritel yang tutup. Salah satu contoh adalah keuangan, reputasi, operasional, pasar dan
tutupnya bisnis 7-Eleven di Indonesia. peraturan. Informasi manajemen risiko
Memahami lingkup bisnis ritel berarti bermanfaat bagi investor, pemasok, kreditur dan
memahami pengelolaan yang terkait dengan pemegang saham dalam melakukan kerja sama
keuangan, pemasaran, sumber daya & (Susuilo & Kaho, 2017:6).
operasional (Utami, 2012:5). Hal tersebut Langkah treatment risiko yang dilakukan
terkait dengan kinerja keseluruhan manajemen harus sepenuhnya mempertimbangkan unsur -
ritel. Maka harus ada manajemen risiko terhadap unsur internal (strenghts &weaknesses) dan
target pasar ritel. eksternal (opportunities &threats). Hal ini
Manajemen risiko pada dasarnya adalah bertujuan untuk pelaksanaan langkah treatment
rangkaian proses yang dilakukan untuk risiko dapat memenuhi skala prioritas sehingga
meminimalisasi tingkat risiko yang dihadapi tidak mempengaruhi perencanaan kegiatan pada

23
Hari Bahari et, al /MATRIK Vol. XVIII No.2 , Maret 2018, p 23-40

bidang lain (Pakudu, Neyland & Sutrisno, seharusnya digunakan untuk biayaoperasional
2014:1). justru terpakai di awal untuk pembelian barang
ECoS Minimart bergerak dibidang ritel dagangan, sedangkan ada beberapa barang
beralamat di Jl. Sumatra No. 20 GKB Gresik. dagangan yang mempunyai masa kadaluarsa
Mulai beroperasi pada tanggal 10 September pendek, sehingga barang dagangan yang telah
2016 dan diresmikan oleh Ruston Efendi sebagai kadaluarsa harus dibuang. Apabila kejadian
ketua KKS bersama dengan Mr. Suzuki sebagai tersebut terus dibiarkan, maka akan
pimpinan PT Smelting. ECoS Minimart mempengaruhi jumlah laba yang didapat dari
menyediakan kebutuhan pokok, sabun mandi, ECoS Minimart.
souvenir, dll. Pada awalnya ECoS Minimart Berdasarkan hasil observasi langsung dan
didirikan hanya untuk memenuhi kebutuhan wawancara dengan manajemen unit usaha ritel
anggota KKS, dikarenakan ada konflik antara ECoS Minimart, bahwa jumlah laba yang
anggota KKS dengan PT. Smelting yang didapat oleh ECoS minimart selama periode
mengakibatkan daya beli anggota KKS menurun bulan September 2016 – Agustus 2017 yang
sehingga jumlah transaksi mengalami terdapat pada gambar 2.
penurunan. Hal ini dianggap sebagai salah satu
risiko yang berpotensi menurunkan laba dari
ECoS Minimart. Kejadian seperti ini
mengharuskan pengurus KKS membenahi ulang
terkait dengan manajemen ECoS Minimart
untuk mempertahankan keberlangsungan
organisasi.
Berdasarkan hasil observasi langsung dan
wawancara dengan manajemen unit usaha ritrl
ECoS minimart bahwa jumlah pelanggan yang Gambar 2 Grafik Jumlah Rp Laba September 2016 –
belanja tidak stabil dan identik mengalami Agustus 2017
penurunan. Seperti pada jumlah transaksi selama Berdasarkan gambar 2 nilai laba ECoS
periode bulan September 2016 – Agusutus 2017 Minimart mengalami tren penurunan, terutama
yang terdapat pada gambar 1. pada bulan Januari 2017 – Agustus 2017,
penurunan jumlah laba harus diantisipasi dengan
cara melakukan langkah treatment yang tepat,
karena penurunan laba akan berpengaruh
terhadap keseluruhan aset yang dimiliki ECoS
Minimart.
Demikian pentingnya manajemen risiko
yang akan berimplikasi terhadap masalah
keuangan ECoS Minimart secara keseluruhan,
sehingga akan mempengaruhi soliditas (tingkat
kepercayaan konsumen) dan solvabilitas
Gambar 1 Grafik Jumlah Transaksi September 2016 (kemampuan dalam melunasi hutang jangka
– Agustus 2017 panjang).
Dari gambar 1 terjadi tren penurunan Berdasarkan alasan – alasan diatas,
jumlah transaksi selama periode bulan Mei 2017 penulis menganggap perlu diterapkan analisis
– bulan Agustus 2017, semakin menurun jumlah pendekatan Risk Management& analisis SWOT
transaki maka akan memberikan dampak negatif untuk mengantisipasi penurunan laba, sehingga
bagi arus kas perusahaan, yaitu modal yang dapat memberikan solusi berupa usulan langkah

24
Jurnal MATRIK p-ISSN : 1693-5128
Volume XVIII No.2, Maret 2018, p 23-40 doi: 10.350587/Matrik v18i2.585

treatment risiko yang tepat berdasarkan potensi 1) Communication and consultation


internal & eksternal ECoS Minimart. Adanya konsultasi untuk membahas tentang
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai manajemen risiko agar memiliki tanggung jawab
dalam melaksanakan manajemen risiko, dan
berikut:
memiliki dasar di mana keputusan dibuat dan
1. Mengidentifikasi dan menganalisis unsur – alasan mengapa tindakan tersebut harus
unsur internal (strenghts&weaknesses) dan dilakukan (Susilo & Kaho, 2017:77).
eksternal (opportunities&threats) di ECoS 2) Establishing the context
minimart dengan analisis SWOT. Saat membuat konteks untuk proses
2. Mengidentifikasi dan menganalisis manajemen risiko, diperlukan pertimbangan
penyebab menurunnya jumlah laba ECoS secara rinci dan jelas khususnya bagaimana
hubungan dengan lingkup proses manajemen
Minimart Gresik dengan menggunakan
risiko tertentu. Menetapkan konteks ini meliputi
pendekatan Risk Management. penetapan tujuan, strategi, ruang lingkup dan
3. Merekomendasikan usulan langkah parameter-parameter lain yang berhubungan
treatment risiko yang tepat untuk dengan proses pengelolaan risiko suatu
mengantisipasi penurunan laba dengan organisasi. Penetapan konteks ini menunjukkan
integrasi pendekatan Risk Management& hubungan antara masalah atau hal yang akan
analisis SWOT. dikelola risikonya dengan lingkungan organisasi
(eksternal & internal). Prosesmanajemen risiko
dan ukuran atau kriteria risiko yang dijadikan
TINJAUAN PUSTAKA standar. Kriteria risiko atau risk criteria adalah
Proses Manajamen Risiko Berbasis ISO ukuran standar seberapa besar dampak atau
31000 konsekuensi yang mungkin akan terjadi dan
Dalam ISO 31000 (2009:73), definisi seberapa besar kemungkinan atau frekeunsi atau
manajemen risiko adalah aktivitas yang likelihood risiko akan terjadi. (Susilo & Kaho,
2017: 87).
terkoordinasi untuk mengarahkan dan
3) Risk assessment
mengendalikan sebuah organisasi dalam Proses – proses dalam risk assessment yaitu
menangani risiko. Definisi tersebut memberikan a. Risk identification
arti mengenai keluasan dan kedalaman sebuah Pada tahap ini risiko akan digolongkan
risiko yang menjadi obyek sebuah asesmen. kedalam risiko yang dapat terus meningkat,
ada 6 proses yang dilakukan dalam risiko yang dapat dicegah, dan risiko yang dapat
diatasi dengan segera atau risiko tersebut dapat
mengelola risiko berbasis ISO 31000 yang
diturunkan tingkat keseriusan risiko tersebut
digambarkan secara lebih detail pada gambar 3 (Susilo & Kaho, 2017: 110).
(Susilo & Kaho, 2017:17). b. Risk analysis
Pada tahap pengembangan ini perlu
dilakukan evaluasi risiko yang akan ditangani
terlebih dahulu dan yang ditangani sesudahnya,
dengan cara membuat tabel likelihood dan
impact dari semua risiko yang ada (Susilo &
Kaho, 2017: 134)
c. Risk evaluation
Pada tahap ini analis risiko akan
memprioritaskan risiko mana yang harus
didahulukan penangannya dan risiko mana yang
nantinya bisa ditangani (Susilo & Kaho, 2017:
166).
4) Risk treatment
Tahap ini adalah tahap pemilihan apakah
Gambar 3 Detail Proses Manajemen Risiko ISO risiko dapat diterima atau ditolak, apabila risiko
31000:2009 Sumber : (ISO 31000, 2009:73) diterima, maka ditinjau terlebih lagi penanganan

25
Hari Bahari et, al /MATRIK Vol. XVIII No.2 , Maret 2018, p 23-40

yang lebih dalam, sedangkan apabila risiko disebabkan oleh kegagalan fungsi
ditolak, maka akan dipertimbangkan apakah (Gaspersz,2002:402). Tahapan - tahapan FMEA:
akan memunculkan risiko baru. Beberapa 1. Melakukan pengamatan terhadap proses.
alternatif bisa dipertimbangkan untuk 2. Mengidentifikasi potensial failure mode
digunakan(Susilo & Kaho, 2017: 175), yaitu : kegagalan dari proses yang diamati.
3. Mengidentifikasi akibat (potensial effect)
 Membagi risiko (risk sharing). yang ditimbulkan potensi failure mode.
 Mengurangi likeliihooddan/atau 4. Menetapkan nilai severity (S) merupakan
mengurangi konsekwensi(risk sharing). penilaian seberapa serius efek mode
 Menghindari risiko atau membatalkan kegagalan.
aktifitas yg berisiko tinggi 5. Mengidentifikasi penyebab (potensial
(riskavoidance). cause) dari failure mode pada proses yang
 Menerima risiko(risk financing). berlangsung.
6. Menetapkan nilai occurance (O),
5) Monitoring and review occurrence menunjukkan nilai keseringan /
Kemajuan aktual dalam melaksanakan frekuensi suatu masalah yang terjadi
rencana tindakan untuk resiko memberikan Karena potencial cause.
ukuran kinerja dan dapat dimasukkan ke dalam 7. Mengidentifikasi control proses saat ini
manajemen kinerja perusahaan, pengukuran dan (current process control) yang merupakan
pelaporan kegiatan internal dan external. deskripsi dari control untuk mencegah
Pemantauan dan review dapat melibatkan kemungkinan suatu yang menyebabkan
pemeriksaan biasa atau pengawasan dari apa mode kegagalan.
yang sudah ada atau bisa periodik (Susilo & 8. Menetapkan nilai detection (D), dimana
Kaho, 2017: 194). detection menggambarkan seberapa mampu
6) Recording the risk management process proses control selama ini untuk mendeteksi
Aktivitas manajemen risiko harus dicatat, ataupun pencegah terjadinya mode
sehingga dari catatan tersebut dapat dijadikan kegagalan.
perbaikan dari risiko – risiko yang ada(Susilo & 9. Menentukan nilai RPN (risk priority
Kaho, 2017: 195). number) dengan cara mengalikan nilai
severity (S) accurance (O), detective (D).
Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) RPN = S x O x D.Nilai RPN menunjukkan
FMEA adalah suatu prosedur terstruktur keseriusan dari potential failure.
untuk mengidentifikasi dan mencegah sebanyak 10. Memberikan usulan perbaikan
mungkin metode kegagalan (failure mode). (recommended action). Terhadap potential
FMEA digunakan untuk mengidentifikasi cause, alat control dan efek yang
sumber – sumber dan akar penyebab dari suatu diakibatkan. Prioritas perbaikan pada
masalah kualitas. Failure mode and effect failure mode yang memiliki RPN tertinggi
analysis (FMEA) menerapkan suatu metode dan seterusnya.
pentabelan untuk membantu proses pemikiran Dalam FMEA ada tiga faktor yang terkait
yang digunakan oleh engginer untuk dengan nilai resiko yang secara standar ditetapkan
mengidentifikasi mode kegagalan potensial dan sebagai faktor yang setara dengan perkalian
efeknya. FMEA merupakan teknik evaluasi likelihood dan consequence(Christoper, et al
tingkat keandalan dari sebuah sistem untuk 2003), yaitu :
menentukan efek dari kegagalan dari sistem  Severity (S) merupakan tingkat dampak
tersebut. Fokus perhatian diutamakan pada yang disebabkan oleh mode kegagalan
bentuk kegagalan yang ada. Bentuk kegagalan atau kejadian risiko.
dapat didefinisikan sebagai setiap peristiwa yang  Occurance (O) merupakan tingkat
mungkin dapat menyebabkan model (sistem atau probabilitas atau frekuensi kegagalan
proses)mengalami kegagalan. Cara yang tepat dapat terjadi.
adalah untuk menunjukkan hubungan dan  Detection (D) merupakan tingkat
perbedaan antara kegagalan fungsi terlebih kemampuan mendeteksi kegagalan
dahulu, lalu mencatat bentuk kegagalan yang

26
Jurnal MATRIK p-ISSN : 1693-5128
Volume XVIII No.2, Maret 2018, p 23-40 doi: 10.350587/Matrik v18i2.585

sebelum efek kegagalan tersebut benar – Pembobotan masing-masing faktor


benar terjadi. menunjukkan besarnya kemungkinan dampak atau
Penetapan kriteria Severity, Occurance dan pengaruhnya terhadap pencapaian sasaran. Jumlah
Occurance biasanya didasarkan pada kondisi dan total dari masing-masing matriks 1 dan matriks 2
kebijakan perusahaan. tidak boleh lebih dari 1,00.
3) Pemberian rating
Analisis SWOT Cara pemberian rating adalah antisipasi
Analisis SWOT adalah metode terhadap perubahan yang akan terjadi tahun depan
perencanaan strategis yang digunakan untuk atau beberapa tahun kedepan. Pemberian nilai
mengevaluasi kekuatan (strengths), kelemahan rating untuk kekuatan dan peluang bersifat positif
(weaknesses), peluang (opportunities), dan sedangkan rating untuk kelemahan dan ancaman
ancaman (threats) dalam suatu proyek atau suatu bersifat negatif.
spekulasi bisnis. Keempat faktor itulah yang 4) Kalikan bobot
membentuk akronim SWOT (strengths, Mengkalikan bobot dengan rating akan
weaknesses, opportunities, dan threats). Proses ini menghasilkan skor pembobotan masing-masing
melibatkan penentuan tujuan yang spesifik dari faktor tersebut.
spekulasi bisnis atau proyek dan mengidentifikasi 5) Penjumlahan skor
faktor internal dan eksternal yang mendukung dan Total skor ini menunjukkan bagaimana
yang tidak dalam mencapai tujuan tersebut. organisasi tertentu harus bereaksi terhadap faktor-
Analisis SWOT dapat diterapkan dengan cara faktor strategisnya (internal maupun
menganalisis dan memilah berbagai hal yang eksternal).Dengan penilaian tersebut akan
mempengaruhi keempat faktornya, kemudian diketahui koordinat pada sumbu X (internal) dan
menerapkannya dalam gambar matrik SWOT, Y (eksternal), sehingga dapat diketahui posisinya.
dimana aplikasinya adalah bagaimana kekuatan 6) Analisis
(strengths) mampu mengambil keuntungan Analisis seluruh faktor internal dan eksternal
(advantage) dari peluang (opportunities) yang yang ada.
ada, bagaimana cara mengatasi kelemahan
(weaknesses) yang mencegah keuntungan Integrasi FMEA dan Analisis SWOT
(advantage) dari peluang (opportunities)yang ada, FMEA digunakan dalam pelayanan serta
selanjutnya bagaimana kekuatan (strengths) industri manufaktur sebagai cara yang efektif
mampu menghadapi ancaman (threats) yang ada, untuk meningkatkan sistem. Karena pelanggan
dan terakhir adalah bagimana cara mengatasi berpartisipasi dan memainkan peran penting
kelemahan (weaknesses) yang mampu membuat dalam operasi pelayanan, sistem layanan tidak
ancaman (threats) menjadi nyata atau terhindarkan saling terkait dengan
menciptakan sebuah ancaman baru (Rangkuti, lingkungannya. Dengan demikian, untuk
2012:19). meningkatkan sistem pelayanan, pengaruh
Internal strategic factors analysis dampak lingkungan juga harus dipertimbangkan.
summary(IFAS) adalah ringkasan atau rumusan Analisis SWOT adalah alat yang efektif yang
faktor-faktor strategis internal dalam kerangka menggambarkan keterkaitan antara sistem bisnis
kekuatan dan kelemahan.External strategic factors dengan lingkungan (Sutrisno & Kwon, 2012:1).
analysis summary(EFAS) adalah ringkasan atau Integrasi FMEA & SWOT adalah model
rumusan faktor-faktor strategis eksternal dalam konseptual untuk memilih tindakan perbaikan
kerangka kesempatan dan ancaman. Tahapan berdasarkan analisis SWOT dan FMEA. Dalam
analisis IFAS & EFAS (Rangkuti, 2017:9-13) FMEA menunjukkan bahwa dasar untuk
adalah sebagai berikut : menentukan peringkat tindakan perbaikan masih
1) Pengumpulan data: didasarkan pada dampak dari sistem bisnis
Mencari, mengidentifikasi, dan menentukan internal. Ketidaktahuan terhadap dampak dari
faktor-faktor kekuatan dan kelemahan serta faktor- sistem bisnis eksternal akan menyebabkan
faktor peluang dan ancaman.Data internal (IFAS) sistem bisnis menderita kerugian tak terduga.
dimasukkan kedalam matriks 1 dan data eksternal Didalam integrasi FMEA & SWOT menunjukan
masuk kedalam matriks 2 (EFAS). bagaimana membuat tindakan perbaikan yang
2) Pemberian bobot efisien dan yang harus diperbaiki dalam
melakukan upaya peningkatan perbaikan.

27
Hari Bahari et, al /MATRIK Vol. XVIII No.2 , Maret 2018, p 23-40

Dengan integrasi FMEA & SWOT dapat Ps.CA = CC {(S – W) + (O – T)}


mempertimbangkan semua variabel bisnis yang
menguntungkan dan tidak menguntungkan baik dimana,
dari sistem perusahaan internal maupun
Ps.CA = Preference score tiap corrective
eksternal sebelum memilih tindakan perbaikan.
Dengan demikian akan mampu mengambil action.
keuntungan untuk mengejar peluang dan CC = Nilai koefisien korelasi antara
menghindari ancaman setiap kejadian (Sutrisno corrective action dengan unsur SWOT
& Kwon, 2012:2). S = Nilai bobot unsur Strenghts.
W = Nilai bobot unsur Weaknesses.
Nilai Koefisien Korelasi SWOT dan O = Nilai bobot unsur Opportunities.
Corrective Action
T = Nilai bobot unsur Threats.
Koefisien korelasi yang dimaksud dalam
adalah nilai besaran dari hubungan antara unsur-
unsur di dalam SWOT dengan corrective action. METODOLOGI PENELITIAN
Setiap sistem sangat saling terkaitlingkungan
internal dan eksternal. Dengan demikian,
corrective action pasti memiliki korelasi yang
cukup besar dengan setidaknya satuvariabel
lingkungan, yaitu variabel SWOT,dari sistem
pelayanan.Korelasi antara corrective action dan
variabel SWOT mungkin positif atau negatif.
Jika sebuahcorrective action meningkatkan
kemungkinan pengambilan keuntungan dari
sebuah peluang, korelasi antarakeduanya harus
positif. Di sisi lain, beberapa corrective action
dapat membantu mencegahancaman dari yang
terjadi, korelasinya akan terjadinegatif.Nilai dari
koefisien korelasi (coefficient of corelation) ini
ditentukan berdasarkan kriteria seperti pada
tabel 1.
Tabel 1 Kriteria Nilai Koefisien SWOT
DenganCorrective Action
No Nilai Arti
1 0……….+ 1 Berhubungan Sangat Kuat
2 0 Tidak Ada Hubungan
3 - 1……….0 Berhubungan Tolak Belakang
Sumber : (Pakudu, Neyland & Sutrisno, 2014:9)

Preference Score (Ps)


Preference Scoreadalah hasil dari nilai
koefisien korelasi antara corrective action
dengan unsur SWOT, sehingga nilai preference
scoreakan menandakan bahwa corrective
actionmemperhatikan unsur – unsur dari SWOT,
semakin besar nilai preference scoremaka akan
semakin baik corrective action, secara
matematikpersamaan untuk menghitung
preference scoretiap corrective action(PsCA)
dapat ditulis dalam bentuk persamaan berikut Gambar 4. Flowchart Metodologi Penelitian
(Pakudu et al, 2014:9):

28
Jurnal MATRIK p-ISSN : 1693-5128
Volume XVIII No.2, Maret 2018, p 23-40 doi: 10.350587/Matrik v18i2.585

1. Analisis Risiko(Risk Analysis)


2. Evaluasi Risiko (Risk Evaluation)
3. Perlakuan Risiko (Risk Treatment)
4. Analisis SWOT
5. Penentuan nilai koefisien korelasi risk
treatment& unsur – unsur SWOT
6. Perhitungan preference score (Ps).
Setelah tahap pengolahan data,
selanjutnya dilakukan analisis dan interpretasi
berdasakan hasil pengolahan data.

PENGOLAHAN DATA
Menetapkan Konteks (Establishing The
Context)
Penetapan konteks mengenai hal yang akan
dikelola risikonya dengan lingkungan
organisasi. Penetapan konteks didapatkan dari
persetujuan pihak manajemen ECoS Minimart.

Tabel 2Konteks Risiko ECoS Minimart


Proses Entitiy
Barang Dagangan
Pelayanan
Stock opname
Internal
Aset tetap & Teknologi
Kebijakan Manajemen
Sumber Daya Manusia
Konsumen anggota KKS
Bisnis
Konsumen umum
Partner
Supplier
Persaingan pasar
Eksternal Pemerintah
Kecurangan

Gambar 4. Flowchart Metodologi Penelitian Penetapan konteks digunakan untuk


mengetahui potensi risiko – risiko terjadinya
(lanjutan)
risiko, dampak & penanganan yang sudah
dilakukan oleh ECoS Minimart.
Penelitian ini dilakukan di ECoS
Minimart Gresik. Data yang digunakan adalah Konfirmasi Kriteria Risiko & Level Risiko
menetapkan konteks (establishing the context) Konfirmaasi kriteria risiko kepada pihak
yaitu langkah pertama adalah menentukan manajemen ECoS Minimart, dilakukan dengan
konteks proses bisnis internal, mitra bisnis & membuat skala masing masing untuk severitiy,
eksternal manajemen risiko ECoS Minimart. occurrence & detection yang akan digunakan
Kedua adalah konfirmasi rating S, O, D & menjadi acauan untuk penilaian risiko yang
kriteria risiko berdasarkan level risiko. sesuai dengan kondisi ECoS Minimart.
Identifikasi risiko (risk identification) dengan Konfirmasi risiko yang telah disetujui oleh pihak
mendapatkan identifikasi entity, risk, potential manajemen ECoS Minimart.
effect, risk cause, risk treatment kondisi awal &
penanggung jawab dari terjadinya risiko.
Identifikasi Unsur – Unsur SWOT (strengths,
weaknesses, opportunities&threats). Pengolahan
data yang dilakukan adalah sebagai berikut :

29
Hari Bahari et, al /MATRIK Vol. XVIII No.2 , Maret 2018, p 23-40

Tabel 3 Konfirmasi Risiko Severity, Occurrence effectatau potensi dampak risiko, risk causesatau
& Detection penyebab risiko, penanggung jawab mengenai
Severity (Dampak risiko) dampak risiko dan risk treatment kondisi
Rating Deskripsi awalyang dilakukan oleh ECoS Minimart.
1 Kerugian < Rp 1.000.000
2 Kerugian Rp 1.000.000 s/d Rp 5.000.000
Identifikasi ada pada lampiran 1.
3 Kerugian Rp 5.000.000 s/d Rp 10.000.000
4 Kerugian Rp 10.000.000 s/d Rp 15.000.000 Identifikasi SWOT
5 Kerugian > Rp 15.000.000
Berikut merupakan unsur unsur strengths,
Occurance (Kemunculan Risiko) weaknesses, opportunities & threatsdalam
Rating Deskripsi
1 Sangat Tidak Mungkin
lingkungan ECoS Minimart dari hasil brain
2 Kemungkinan Tidak Muncul storming kepada Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris,
3 Kemungkinan Seimbang Antara Muncul Atau Tidak Bendahara I & Bendahara II ECoS Minimrt:
4 Kemungkinan Akan Muncul
5 Sangat Mungkin Untuk Muncul
Tabel 4 Unsur-Unsur SWOT ECoS Minimart
Detection (Deteksi Risiko)
Rating Deskripsi No ID SWOT
1 Deteksi Risiko Sangat Tinggi Strenghts
2 Deteksi Risiko Cukup Tinggi Kefektifannya S1 Loyalitas anggota KKS dalam berbelanja
3 Deteksi Risiko Pada Tingkat Medium Kefektifannya S2 Komitmen anggota KKS dalam mengembangkan ECoS Minimart
4 Deteksi Risiko Tidak Dapat Diandalkan 1 S3 Produk yang dijual berkualitas
5 Tidak Ada Pendeteksian Risiko Yang Diketahui S4 Lokasi ECoS Minimart yang strategis
S5 Adanya modal yang cukup besar
S6 Harga Produk cenderung lebih murah di banding pesaing
Weaknesses
Konfirmasi risiko disesuaikan dengan W1 Manajemen ECoS Minimart yang juga karyawan di PT Smelting
keadaan ECoS Minimart. 2 W2 Area fasilitas ECoS Minimart yang terbatas
SEVERITY W3 Kurangnya kemampuan pemasaran
W4 Kurangnya kelengkapan jenis produk
Kerugian Rp Kerugian Rp Kerugian Rp
Kerugian < Kerugian > Opportunities
OCCURANCE 1.000.000 s/d 5.000.000 s/d 10.000.000 s/d
Rp 1.000.000
Rp 5.000.000 Rp 10.000.000 Rp 15.000.000
Rp 15.000.000 O1 Adanya perbaikan birokrasi oleh pemerintah
3
O2 Pertumbuhan penduduk mengakibatkan meningkatnya kebutuhan
1 2 3 4 5 O3 Potensi pangsa pasar cukup besar
Sangat Mungkin 5
A Threats
Untuk Muncul
Kemungkinan Akan 4
T1 ECoS Minimart sangat ketergantungan terhadap daya beli anggota KKS
B
Muncul
T2 Situasi ekonomi yang selalu berubah disebabkan kebijakan pemerintah
Kemungkinan 3 4
C Seimbang Antara T3 Harga produk yang dijual oleh pemasok yang tidak stabil
Muncul Atau Tidak
T4 Saingan yang berdekatan
Kemungkinan Tidak 2
D T5 kurangnya loyalitas pelanggan umum
Muncul
Sangat Tidak 1
E
Mungkin

Low risk Acceptable Analisis Risiko (Risk Analysis)


Moderate risk Supplementary Issue Analisis risiko dilakukan dengan
High risk Issue
Extreme risk Unacceptable menggunakan pendekatan FMEA, yaitu
Gambar 5 Konfirmasi Level Risiko penilaian severity, occurrence & detection
berdasarkan identifikasi risiko dan kriteria risiko
yang sudah dikonfirmasi. Dilakukan perhitungan
Konfirmasi kriteria risiko dibagi menjadi 4
nilai risk score yang didapat dari hasil kali
level yaitu pada level 1 low risk (acceptable),
severity & occurrence, serta perhitungan risk
level 2 moderate risk (supplementary issue),
priority number yang didapat dari hasil kali
level 3 high risk (issue) & level 4 extreme
severity, occurrence & detection. Nilai risk
risk(unacceptable).
priority numberakan menjadi masukan bagi
evaluasi risiko dan untuk proses pengambilan
Identifikasi Risiko (Risk Identification) keputusan mengenai perlakuan terhadap risiko.
Proses identifikasi risko dikembangkan dari Pengisian nilai dariseverity, occurrence &
5W1H (what, where, when, who, why & how) detection diperoleh dengan cara brain storming
dengan cara brainstorming kepada kepada storming kepada Ketua, Wakil ketua, Sekretaris,
manajemen ECoS Minimart. Bendahara I & Bendahara II. Analisis Resiko
Pada tahap ini dilakukan penelitian akan lebih jelas disajikan dalam lampiran 2.
mengenai ruang lingkup dari proses bisnis,
entitiy atau aktifitas pada proses bisnis, potential

30
Jurnal MATRIK p-ISSN : 1693-5128
Volume XVIII No.2, Maret 2018, p 23-40 doi: 10.350587/Matrik v18i2.585

Penanganan risiko akan difokuskan pada risk cause yang mempunyai nilai risk priority number
terbesar pada setiap risiko, sehingga dilakukan eliminasi pada risk causelain dengan nilai risk priority
number yang lebih kecil, lebih jelas hasil eliminasi ada pada tabel 5.
Contoh perhitungan:
- Risk score =S*O -
=3*3
=9
Tabel 5 Hasil Eliminasi Risk Causes ECoS Minimart
Proses Potential Penanggung Risk
Entitiy ID Risk Risk Causes S O Risk Treatment Kondisi Awal D RPN
Bisnis Effect jawab Score
Internal Barang R1 Barang Penurunan laba
Dagangan dagangan
tidak bisa Barang expired & rusak Pramuniaga & Promosi yang disesuaikan dengan
dijual 3 3 9 2 18
karena tidak bisa terjual Kepala toko kondisi barang & waktu expired

Internal Pelayanan R2 Konsumen Penurunan laba


tidak puas
Kurang ramah dalam Training karyawan mengenani
dan tidak ada Kasir 3 2 6 3 18
pelayanan pelayanan
pembelian
ulang
Internal Stock R3 Kesalahan Penurunan laba Keterlambatan pengiriman Pramuniaga & Kordinasi dengan supllier 3 hari
opname stock opname 2 4 8 2 16
barang oleh supplier Kepala toko sebelum pengiriman
Internal Aset tetap R4 Kerusakan & Penurunan laba Semua pekerja
& pengurangan Kerusakan Software pada saat
4 2 8 Perawatan & pengecekan rutin software 2 16
Teknologi nilai aset akuntansi rooling tugas
& Manajemen
Internal Kebijakan R5 Kesalahan Penurunan laba
Memaksimalkan potensi pasar anggota
Manajemen dalam Kebijakan manajemen
KKS dengan pengadaan kredit limit
penetapan mengenai pasar terlalu
Manajemen 5 2 10 untuk anggota KKS & Pembagian sisa 1 10
strategi condong pada daya beli
hasil usaha (SHU) berdasarkan jumlah
anggota KKS
belanja anggota KKS
Internal Sumber R6 Kemungkinan Penurunan laba
Daya terjadi
Penghargaan kinerja dilakukan secara
Manusia pemogokan
Penghargaan atas kinerja Manajemen 4 2 8 global dengan pengadaan refreshmernt 2 16
kerja
dengan berlibur bersama

Bisnis Konsumen R7 Kekurangan Penurunan laba


Partner anggota biaya
KKS operasional Kredit limit anggota KKS Membatasi kredit limit sesuai dengan
karena Kredit Manajemen 4 4 16 1 16
yang tidak stabil kondisi Ecos Minimart
limit anggota
KKS
Bisnis Konsumen R8 Menurunnya Penurunan laba
Partner umum jumlah Kurangnya ikatan konsumen
transaksi Manajemen 4 2 8 Memperbaiki layanan konsumen 2 16
umum & ECoS Minimart

Bisnis Supplier R9 Keandalan Penurunan laba


Partner Supplier yang
tidak stabil Kenaikan harga barang
Manajemen 4 3 12 Mencari alternatif supplier lain 1 12
secara sepihak

EksternalPersaingan R10 Penurunan Penurunan laba


pasar jumlah
konsumen dan Tempat yang lebih luas
Manajemen 3 2 6 Memaksimalkan tata letak fasilitas 2 12
transaksi (Alfamidi)
karena
persaingan
EksternalPemerintah R11 Kebijakan Penurunan laba
pemerintah Mengikuti peraturan pemerintah
Kenaikan UMK Manajemen 5 1 5 2 10
yang berubah - mengenai kenaikan UMK
ubah
EksternalKecurangan R12 Kehilangan Penurunan laba Karyawan
barang Terjadinya perampokan yang bekerja 5 1 5 Pengadaan kamera pengawas 1 5
pada

Setelah melakukan elimininasi risk causes berdasarkan RPN terbesar pada tiap risiko, dilakukan
pembuatan peta risiko (menempatkan posisi risiko-risiko pada gambar kriteria risiko) berdasarkan risk
score yang didapat dari hasil perkalian severity &occurrence.Peta risiko bertujuan untuk mengetahui level
risiko.

31
Hari Bahari et, al /MATRIK Vol. XVIII No.2 , Maret 2018, p 23-40

SEVERITY

Kerugian Rp Kerugian Rp Kerugian Rp


Kerugian < Kerugian >
OCCURANCE 1.000.000 s/d 5.000.000 s/d 10.000.000 s/d
Rp 1.000.000 Rp 15.000.000
Rp 5.000.000 Rp 10.000.000 Rp 15.000.000
1 2 3 4 5
Sangat Mungkin 5
A
Untuk Muncul
Kemungkinan Akan 4
B R3 R7
Muncul
Kemungkinan 3
C Seimbang Antara R1 R9
Muncul Atau Tidak
Kemungkinan Tidak 2
D R2, R10 R4, R6, R8 R5
Muncul
Sangat Tidak 1
E R11, R12
Mungkin

Low risk Acceptable


Moderate risk Supplementary Issue
High risk Issue
Extreme risk Unacceptable

Gambar 6 Peta Risiko ECos Minimart


Pada peta risiko seluruh hasil risiko menandakan diperlukan treatment risiko untuk seluruh risiko
yang ada di ECoS Minmart. Pada penelitian ini menganggap perlu dilakukan usulan treatment risiko. Hal
ini mengacu pada kurang effektifnya risk treatment kondisi awal dari ECoS Minimart (Tabel 6).Prioritas
penanganan risiko dilakukan berdasarkan hasil dari level risiko pada peta risiko,

Evaluasi Risiko (Risk Evaluation)


Risk evaluationdilakukan berdasarkan hasil dari pemeringkatan risiko yang didapat dari peta risiko.
Urutan pemeringkatan risiko disusun sesuai dengan peringkat yang dihasilkan, serta melakukan analisis
kurang efektifnya risk treatment kondisi awal ECoS Minimart.Penyebab kurang efektifannya risk
treatment kondisi awal diperoleh dengan cara brainstrorming kepada manajemen ECoS Minimart.
Evaluasi risiko akan lebih jelas disajikan dalam tabel 6.
Tabel 6 Risk Evaluation ECoS Minimart
Proses Potential Penanggung Risk Level
Entitiy ID Risk Risk Causes S O Risk Treatment Kondisi Awal D RPN Penyebab kurang efektifnya Risk Treatmen
Bisnis Effect jawab Score Risiko
Bisnis Konsumen R7 Kekurangan Penurunan laba Membatasi kredit limit sesuai dengan kondisi
Partner anggota biaya Ecos Minimart hanya akan mengurangi dampak
KKS operasional
Kredit limit anggota KKS Membatasi kredit limit sesuai dengan Extreme berkurangnya biaya operasional, hendaknya
karena Kredit Manajemen 4 4 16 1 16
yang tidak stabil kondisi Ecos Minimart Risk perlu sistem lain untuk menghindari kredit
limit anggota limit tanpa mengurangi pelayanan lebih
KKS
terhadap anggota KKS
Bisnis Supplier R9 Keandalan Penurunan laba Kenaikan harga barang oleh supplier pasti
Partner Supplier yang akan terjadi, maka selain mencari alternatif
tidak stabil Kenaikan harga barang supplier lain perlu adanya ikatan secara
Manajemen 4 3 12 Mencari alternatif supplier lain 1 12 High Risk
secara sepihak tertulis mengenai informasi kenaikan harga,
supaya tidak semena - mena dalam menaikan
harga
Internal Kebijakan R5 Kesalahan Penurunan laba
Memaksimalkan potensi pasar anggota Ketergantungan terhadap potensi pasar anggota
Manajemen dalam Kebijakan manajemen
penetapan KKS dengan pengadaan kredit limit KKS dengan pengadaan kredit limit &
mengenai pasar terlalu
strategi Manajemen 5 2 10 untuk anggota KKS & Pembagian sisa 1 10 High Risk Pembagian sisa hasil usaha (SHU) akan sangat
condong pada daya beli
hasil usaha (SHU) berdasarkan jumlah berbahaya apabila terjadi penurunan daya beli
anggota KKS
belanja anggota KKS anggota KKS yang disebabkan oleh faktor X

Internal Barang R1 Barang Penurunan laba


Promosi dan diskon barang expired & rusak
Dagangan dagangan
hanya bertujuan untuk mengurangi kerugian,
tidak bisa Barang expired & rusak Pramuniaga & Promosi dan diskon yang disesuaikan
3 3 9 2 18 High Risk artinya kerugian pasti akan diterima, ECoS
dijual karena tidak bisa terjual Kepala toko dengan kondisi barang & waktu expired
seharusnya lebih memilah barang dagangan
yang baik untuk mendapatkan keuntungan/laba

Internal Stock R3 Kesalahan Penurunan laba


opname stock opname Keterlambatan pengiriman Pramuniaga & Kordinasi dengan supllier 3 hari Moderate Kordinasi seringkali terjadi kelalaian, maka
2 4 8 2 16
barang oleh supplier Kepala toko sebelum pengiriman Risk diperlukan tool otomatis untuk pemesanan

Internal Aset tetap R4 Kerusakan & Penurunan laba


Semua pekerja
& pengurangan Software mempunyai batasan database untuk
Kerusakan Software pada saat Moderate
Teknologi nilai aset 4 2 8 Perawatan & pengecekan rutin software 2 16 bekerja, perawatan & pengecekan saja hanya
akuntansi rooling tugas Risk
akan mengurangi dampak sementara
& Manajemen

32
Jurnal MATRIK p-ISSN : 1693-5128
Volume XVIII No.2, Maret 2018, p 23-40 doi: 10.350587/Matrik v18i2.585

Internal Sumber R6 Kemungkinan Penurunan laba


Daya terjadi Penghargaan kinerja dilakukan secara global
Manusia pemogokan Penghargaan kinerja dilakukan secara akan berdampak kurang baik, sehingga apabila
Kurangnya penghargaan Moderate
kerja Manajemen 4 2 8 global dengan pengadaan refreshmernt 2 16 ada salah satu pekerja yang mempunyai
atas kinerja Risk
Internal Sumber R6 Kemungkinan Penurunan laba dengan berlibur bersama performa kurang bagus, maka kemungkinan
Daya terjadi Penghargaan
akan menularkinerja dilakukan
terhadap pekerja secara
lain global
Manusia pemogokan Penghargaan kinerja dilakukan secara akan berdampak kurang baik, sehingga apabila
Kurangnya penghargaan Moderate
Bisnis Konsumen R8 kerja Menurunnya Penurunan laba Manajemen 4 2 8 global dengan pengadaan refreshmernt 2 16 ada salah satu pekerja yang mempunyai
atas kinerjaikatan
Kurangnya Risk Layanan sangat erat kaitannya dengan ikatan,
Partner umum jumlah dengan berlibur bersama Moderate performa kurang
perlu sebuah bagus,
sistem maka kemungkinan
pelayanan khusus atau
transaksi konsumen umum & ECoS Manajemen 4 2 8 Memperbaiki layanan konsumen 2 16
Risk akan menularuntuk
kenaggotaan terhadap pekerja lain
meningkatkan kepuasan
Minimart
konsumen
Bisnis Konsumen R8 Menurunnya Penurunan laba Layanan sangat erat kaitannya dengan ikatan,
Internal umum
Partner Konsumen Penurunan laba Kurangnya ikatan
Pelayanan R2 jumlah
Moderate perlu sebuah
Pelayanan sistem
yang baikpelayanan khusus
erat kaitannta atau
dengan
tidak puas konsumen umum & ECoS
Manajemen 4 2 8 Memperbaiki layanan konsumen 2 16
transaksi
dan tidak ada
Tabel 7. Risk Evaluation
Kurang ramah dalam
Minimart
ECoS Minimart
Training karyawan mengenani (lanjutan) Risk kenaggotaan
Moderate untuksehinggan
motivasi kinerja, meningkatkan kepuasan
diperlukan
Kasir 3 2 6 3 18
pelayanan pelayanan Risk konsumen
motivasi kinerja untuk karyawan sehingga
pembelian
Internal Pelayanan R2 Konsumen
ulang Penurunan laba mampu memberikan pelayanan yang lebih
tidak puas Pelayanan yang baik erat kaitannta dengan
Eksternal Persaingan R10 Penurunan Penurunan laba Kurang ramah dalam Training karyawan mengenani Moderate motivasi kinerja, sehinggan diperlukan
dan tidak ada Kasir 3 2 6 3 18
pasar jumlah pelayanan pelayanan Risk motivasi kinerja untuk karyawan sehingga
pembelian Kurang efektif, karena dinilai letak toko
konsumen dan
ulang mampu memberikan pelayanan yang lebih
Tempat yang lebih luas Moderate terbatas, sehingga yang dimaksimalkan
transaksi Manajemen 3 2 6 Memaksimalkan tata letak fasilitas 2 12
Eksternal Persaingan R10 Penurunan Penurunan laba (Alfamidi) Risk seharusnya barang dagangan berdasarkan letak
karena
pasar jumlah posisi yang mendatangkan minat konsumen
persaingan Kurang efektif, karena dinilai letak toko
konsumen
pasar dan Tempat yang lebih luas Moderate terbatas, sehingga yang dimaksimalkan
transaksi Manajemen 3 2 6 Memaksimalkan tata letak fasilitas 2 12
Eksternal Pemerintah R11 Kebijakan Penurunan laba (Alfamidi) Kenaikan UMK
Risk seharusnya barangoleh peraturan
dagangan pemerintahletak
berdasarkan
karena
pemerintah Mengikuti peraturan pemerintah Moderate posisi
tidak dapat
yang dihindari, sehingga
mendatangkan minatperlunya
konsumen
persaingan Kenaikan UMK Manajemen 5 1 5 2 10
yang berubah - mengenai kenaikan UMK Risk alternatif alternatif lain untuk mengurangi
pasar
ubah dampak penurunan laba
Eksternal Pemerintah R11 Kebijakan Penurunan laba Kenaikan UMK oleh peraturan pemerintah
Eksternal Kecurangan R12 Kehilangan Penurunan laba Karyawan
pemerintah Mengikuti peraturan pemerintah Moderate tidak dapat dihindari, sehingga perlunya
barang Kenaikan UMK yang bekerja 5 1
Manajemen 5 2 10
yang berubah - mengenai kenaikan UMK Moderate Diperlukan
Risk alternatif kepedulian
alternatif lain masyarakat terhadap
untuk mengurangi
Terjadinya perampokan pada 5 1 5 Pengadaan kamera pengawas 1 5
ubah Risk dampak
keamananpenurunan
proses bisnis
laba ECoS Minimart
bagiannya &
Eksternal Kecurangan R12 Kehilangan Penurunan laba Karyawan
Kepala toko
barang yang bekerja
Moderate Diperlukan kepedulian masyarakat terhadap
Terjadinya perampokan pada 5 1 5 Pengadaan kamera pengawas 1 5
Risk keamanan proses bisnis ECoS Minimart
bagiannya &
Kepala toko

Penyebab kurang efektifnya risk treatment kondisi awal dari ECoS Minimart dikarenakan risk
treatment kurang memperhatikan faktor – faktor dari kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses),
peluang (opportunities), dan ancaman (threats). Maka diperlukan breakdown antara risk treatment
kondisi awal dengan unsur-unsur kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities),
dan ancaman (threats).

Perlakuan Risiko (Risk Treatment)


Treatment risiko dilakukan dengan tujuan menangani risiko dengan sebaik – baiknya dan
dipertimbangkan semua alternative solusinya, yaitu dilakukan analisis dan interprestasi berdasarkan hasil
pengolahan data yang diperoleh. Treatment risiko didasarkan pada peta risiko yang bertujuan untuk
memberikan prioritas treatment berdasarkan dampak yang akan diterima oleh ECoS Minimart, sehingga
diharapkan langkah treatment bisa efektif.
Treatment risiko diklasifikasikan dalam beberapa bagian yaitu :
1. Menghindari risiko (risk avoidance).
2. Transfer risiko kepada pihak lain (risk sharing).
3. Mengurangi kemungkinan atau dampak (risk mitigation).
4. Menerima risiko (risk acceptance) bila tidak ada langkah yang bisa dilakukan.
Treatment risiko yang dilakukan dalam penelitian ini adalah menempatkan risk treatment kondisi
awal ECoS Minimart dan risk treatment usulan pada penempatan langkah treatment yang mana. Risk
treatment akan lebih dijelaskan pada tabel 8.

33
Hari Bahari et, al /MATRIK Vol. XVIII No.2 , Maret 2018, p 23-40

Tabel 8. Risk Treatment ECoS Minimart


Risk Treatment
ID Risk Risk Avoidance Risk Mitigation Risk Acceptance Risk Sharing
Kondisi Awal Usulan Kondisi Awal Usulan Kondisi Awal Usulan Kondisi Awal Usulan
Kekurangan biaya
Mengubah sistem kredit Membatasi kredit limit
operasional karena
R7 limit menjadi sistem sesuai dengan kondisi
Kredit limit anggota
deposito Ecos Minimart
KKS
Mencari alternatif supplier
Keandalan Supplier Mencari alternatif lain & pengadaan kontrak
R9
yang tidak stabil supplier lain mengenai tenggat waktu
kenaikan harga
Memaksimalkan potensi
pasar anggota KKS dengan Melakukan analisa pasar
pengadaan kredit limit secara menyeluruh dan
Kesalahan dalam
R5 untuk anggota KKS & memberikan pelayanan
penetapan strategi
Pembagian sisa hasil usaha khusus untuk anggota
(SHU) berdasarkan jumlah KKS
belanja anggota KKS

Melakukan analisis
kinerja barang dagangan
berdasarkan keuntungan
dari barang dagangan dan
Promosi dan diskon yang jumlah penjualan barang
Barang dagangan disesuaikan dengan dagangan yang bertujuan
R1
tidak bisa dijual kondisi barang & waktu untuk mempertahankan
expired barang dagangan yang
mendatangkan keuntungan
dan tidak menjual barang
dagangan yang kurang
mendapatkan keuntungan

kordinasi ulang dan


Kordinasi dengan pengadaan software
Kesalahan stock
R3 supllier 3 hari sebelum pemesanan otomatis yang
opname
pengiriman didasarkan dari jumlah
penjualan di kasir

Tabel 9Risk Treatment ECoS Minimart


Kerusakan &
Perawatan & pengecekan Perawatan, pengecekan
R4 pengurangan nilai
rutin software rutin & upgrade software
aset
Penghargaan kinerja
dilakukan secara global Melakukan penilaian
Kemungkinan terjadi
R6 dengan pengadaan kinerja dan pemberian
pemogokan kerja
refreshmernt dengan bonus
berlibur bersama

Menurunnya jumlah Memperbaiki layanan Mengadakan kartu belanja


R8
transaksi konsumen untuk konsumen umum
Training karyawan
mengenani pelayanan
Konsumen tidak puas
Training karyawan serta diadakan penilaian
R2 dan tidak ada
mengenani pelayanan kinerja dan pemberian
pembelian ulang
reward untuk nilai kinerja
terbaik
Penurunan jumlah Pengaturan tata letak
konsumen dan Memaksimalkan tata letak berdasar market base
R10
transaksi karena fasilitas analisis (perilaku belanja
persaingan pasar konsumen)
Memaksimalkan jumlah
pekerja yang ada dan Mengikuti
Kebijakan melakukan sistem peraturan
R11 pemerintah yang borongan pekerja yang pemerintah
berubah - ubah lebih profesional hanya mengenai kenaikan
pada saat promosi atau UMK
pengadaan event tertentu
Pengadaan kamera
pengawas dan
mengalokasikan dana untuk
Pengadaan kamera
R12 Kehilangan barang sosial responsibility yang
pengawas
bertujuan untuk
menciptakan citra baik pada
masyarakat

Analisis SWOT
Analisis SWOT dilakukan dengan cara mengukur nilai skor bobot SWOT dan pembuatan matrix
IFAS (internal factors analysis summary) dan EFAS (external factors analysis summary). Penilaian
bobotdan rating SWOT diperoleh dari brainstorming kepada manajemen ECoS Minimart.

34
Jurnal MATRIK p-ISSN : 1693-5128
Volume XVIII No.2, Maret 2018, p 23-40 doi: 10.350587/Matrik v18i2.585

Tabel 10 Skala Rating SWOT Tabel 11 Skala Bobot SWOT


Nilai Deskripsi Nilai Deskripsi
No No
Rating Strenghts & Opportunities Weaknesses & Threats Bobot Strenghts & Opportunities Weaknesses & Threats
1 4 Semakin meningkat pada tahun depan Semakin menurun pada tahun depan 1 5 Sangat Penting Sangat Berat
2 4 Penting Berat
2 3 Cukup meningkat pada tahun depan Cukup menurun pada tahun depan
3 3 Cukup Penting Cukup Berat
3 2 Sama untuk tahun depan Sama untuk tahun depan
4 2 Kurang Penting Kurang Berat
4 1 Menurun untuk tahun depan Meningkat untuk tahun depan 5 1 Tidak Penting Tidak Berat

Sumber : (Rangkuti, 2017:9) Sumber : (Rangkuti, 2017:9)

Tabel 12 Matriks IFAS & EFAS ECoS -0,13. Posisi kuadran lebih dijelaskan pada
Minimart gambar 4.3.
Bobot Skor
No ID SWOT Rating Bobot
Relatif Bobot
Strenghts
S1 Loyalitas anggota KKS dalam berbelanja 4 5 0,156 0,63
S2 Komitmen anggota KKS dalam mengembangkan ECoS Minimart 4 4 0,125 0,50
S3 Produk yang dijual berkualitas 4 3 0,094 0,38
1
S4 Lokasi ECoS Minimart yang strategis 4 3 0,094 0,38
S5 Adanya modal yang cukup besar 3 4 0,125 0,38
S6 Harga Produk cenderung lebih murah di banding pesaing 3 4 0,125 0,38
Total Strenghts 23 0,719 2,63
Weaknesses
W1 Manajemen ECoS Minimart yang juga karyawan di PT Smelting -2 3 0,094 -0,19
W2 Area fasilitas ECoS Minimart yang terbatas -2 2 0,063 -0,13
2
W3 Kurangnya kemampuan pemasaran -2 2 0,063 -0,13
W4 Kurangnya kelengkapan jenis produk -2 2 0,063 -0,13
Total Weaknesses 9 0,281 -0,56
Total untuk internal faktor (total strenghts + total weaknesses ) 32 1 2,06
Gambar 7 Kuadran SWOT ECoS Minimart
Opportunities
O1 Adanya perbaikan birokrasi oleh pemerintah 3 3 0,125 0,38
Posisi kuadran SWOT ECoS Minimart
3 O2 Pertumbuhan penduduk mengakibatkan meningkatnya kebutuhan 3 3 0,125 0,38 berada pada kuadran S-T yaitu menonjolkan
mengkonsumsi barang secara instant
O3 Potensi pangsa pasar cukup besar 3 3 0,125 0,38 kekuatan guna mengatasi ancaman yang
Total Opportunities 9 0,375 1,13 mungkin timbul. Dalam kondisi ini ECoS
Threats
T1 ECoS Minimart sangat ketergantungan terhadap daya beli anggota KKS -2 4 0,167 -0,33
Minimart hendaknya menggunakan kekuatan
T2 Situasi ekonomi yang selalu berubah disebabkan kebijakan pemerintah -2 2 0,083 -0,17 untuk peluang jangka panjang dengan
4 T3 Harga produk yang dijual oleh pemasok yang tidak stabil -2 3 0,125 -0,25 diversifikasi usaha, sehingga dalam melakukan
T4 Saingan yang berdekatan -3 3 0,125 -0,38
T5 kurangnya loyalitas pelanggan umum -1 3 0,125 -0,13
treatment risiko hendaknya lebih
Total Threats 15 0,625 -1,25 memperhatikan untuk memodifikasi sumber
Total untuk eksternal faktor (total opportunities + total threats ) 24 1 -0,13 daya dan keahlian.
Pada pembuatan kuadran, nilai jumlah dari
skor bobot internal faktor akan dijadikan sebagai Koefisien KorelasiSWOT& Risk Treatment
nilai kuadran sumbu X yaitu = 2,06. Nilai Dalam integrasi risk treatment& Analisis
jumlah dari skor bobot eksternal faktor akan SWOT, nilai skor bobot untuk kelemahan dan
dijadikan sebagai nilai kuadran sumbu Y yaitu = ancaman yang bersifat negatif, dkonversikan

35
Hari Bahari et, al /MATRIK Vol. XVIII No.2 , Maret 2018, p 23-40

menjadi posotif dikarenakan rumus dari memperhatikan unsur – unsur SWOT, sehingga
preference score, matriks IFES & EFAS diganti nilai dari preference score terbesar dari setiap
dengan penentuan preference score untuk risiko patut untuk dilakukan. Nilai preference
memilih langkah treatment yang tepat diantara score lebih jelas dilihat pada table 12.
langkah treatment lain terhadap sebuah risiko
berdasarkan koefisien korelasi SWOT dengan
langkah treatmentseperti pada gambar 8.
Risk
SWOT
Risk Treatment Kondisi Awal Risk Treatment Usulan
IFAS
Strengths (S)
Weaknesses (W)
Coefficient Corelation of Risk Treatment and SWOT
EFAS
Opportunities (O)
Threats (T)
Preference Score

Gambar 8 Matriks integrasi SWOT &Risk Treatment

Koefisien korelasi dengan tanda (R.1)


adalah risk treatmentkondisi awal, sedangkan Tabel 14 Nilai Preference ScoreSWOT Dengan
koefisien korelasi dengan tanda (R.2) adalah risk Risk Treatment Kondisi Awal& Risk treatment
treatment usulan usulan
Preference
Tabel 13 Koefisien Korelasi SWOT Dengan Risk ID Risk Risk Treatment
Score
Kondisi Membatasi kredit limit sesuai dengan kondisi Ecos Minimart
Treatment Kondisi Awal& Risk Treatment Usulan Kekurangan biaya
R7 operasional karena Kredit
Awal
1,39

limit anggota KKS Mengubah sistem kredit limit menjadi sistem deposito
Usulan 1,45
R7 R9 R5 R1 R3 R4 R6 R8 R2 R10 R11 R12
Kondisi Mencari alternatif supplier lain
SKOR Risk Treatment Kondisi Awal .1 & Risk Treatment Usulan .2 Keandalan Supplier yang Awal
0,72
No SWOT R9 Mencari alternatif supplier lain & pengadaan kontrak mengenai
BOBOT tidak stabil
Usulan 0,75
7.1 7.2 9.1 9.2 5.1 5.2 1.1 1.2 3.1 3.2 4.1 4.2 6.1 6.2 8.1 8.2 2.1 2.2 10.1 10.2 11.1 11.2 12.1 12.2 tenggat waktu kenaikan harga
Memaksimalkan potensi pasar anggota KKS dengan pengadaan
Kondisi
S Kesalahan dalam Awal
kredit limit untuk anggota KKS & Pembagian sisa hasil usaha 0,43
R5 (SHU) berdasarkan jumlah belanja anggota KKS
S1 0,63 0,9 0,9 0,7 0,5 0,2 0,6 0,2 0,3 0,0 0,5 0,8 0,7 0,5 0,9 0,0 0,0 0,8 0,5 0,4 0,3 0,3 0,4 0,3 0,4 penetapan strategi
Melakukan analisa pasar secara menyeluruh dan memberikan
Usulan 0,53
S2 0,50 0,9 0,7 0,3 0,3 0,9 0,7 0,1 0,0 0,5 0,1 0,9 0,9 0,9 0,7 0,5 0,7 0,5 0,9 0,1 0,7 0,7 0,1 0,7 0,9 pelayanan khusus untuk anggota KKS
Kondisi Promosi dan diskon yang disesuaikan dengan kondisi barang &
1 S3 0,38 0,3 0,2 0,2 0,3 0,0 0,1 0,5 0,9 0,5 0,5 0,7 0,7 0,0 0,0 0,3 0,3 0,7 0,0 0,8 0,1 0,1 0,8 0,2 0,8 Awal waktu expired
0,40
S4 0,38 0,3 0,2 0,0 0,0 0,0 0,0 0,1 0,0 0,8 0,1 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,3 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 Barang dagangan tidak
Melakukan analisis kinerja barang dagangan berdasarkan
R1 keuntungan dari barang dagangan dan jumlah penjualan barang
S5 0,38 0,5 0,6 0,2 0,2 0,0 0,0 0,5 0,6 0,0 0,2 0,2 0,5 0,9 0,9 0,1 0,5 0,7 0,5 0,4 0,8 0,8 0,4 0,4 0,4 bisa dijual
Usulan dagangan yang bertujuan untuk mempertahankan barang dagangan 0,65
S6 0,38 0,5 0,9 0,4 0,4 0,0 0,2 0,7 0,5 0,0 0,2 0,0 0,0 0,0 0,1 0,5 0,5 0,1 0,6 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 yang mendatangkan keuntungan dan tidak menjual barang
dagangan yang kurang mendapatkan keuntungan
W
Kondisi Kordinasi dengan supllier 3 hari sebelum pengiriman
W1 0,19 0,0 0,0 0,0 0,0 0,1 0,1 0,0 0,0 0,0 0,4 0,0 0,1 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,9 0,0 0,0 0,0 Awal
0,39
R3 Kesalahan stock opname
2 W2 0,13 0,0 0,0 0,5 0,3 0,1 0,0 0,0 0,0 0,3 0,2 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,2 0,0 0,3 0,6 0,6 0,3 0,5 0,3 Usulan
kordinasi ulang dan pengadaan software pemesanan otomatis
0,43
yang didasarkan dari jumlah penjualan di kasir
W3 0,13 0,0 0,0 0,0 0,0 0,5 0,6 0,5 0,0 0,2 0,3 0,1 0,5 0,0 0,0 0,0 0,0 0,4 0,9 0,0 0,6 0,6 0,0 0,5 0,0 Kerusakan & pengurangan Kondisi Perawatan & pengecekan rutin software
0,78
W4 0,13 0,0 0,0 0,5 0,5 0,1 0,0 0,2 0,2 0,1 0,2 0,1 0,1 0,0 0,0 0,2 0,3 0,5 0,0 0,4 0,0 0,0 0,4 0,0 0,4 R4 nilai aset Awal
Usulan Perawatan, pengecekan rutin & upgrade software 1,30
O
Kondisi Penghargaan kinerja dilakukan secara global dengan pengadaan
O1 0,38 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,1 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 Kemungkinan terjadi 0,78
R6 Awal refreshmernt dengan berlibur bersama
3 pemogokan kerja
O2 0,38 0,0 0,0 0,2 0,2 0,5 0,1 0,0 0,0 0,3 0,2 0,0 0,0 0,0 0,3 0,8 0,0 0,7 0,0 0,0 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 Usulan Melakukan penilaian kinerja dan pemberian bonus 1,30
Kondisi Memperbaiki layanan konsumen
O3 0,38 0,0 0,2 0,7 0,4 0,1 0,1 0,8 0,8 0,1 0,5 0,0 0,5 0,5 0,0 0,0 0,5 0,3 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 R8
Menurunnya jumlah
Awal
0,64
transaksi
T Usulan Mengadakan kartu belanja untuk konsumen umum 0,76
Kondisi Training karyawan mengenani pelayanan
T1 0,33 0,0 0,0 0,1 0,1 0,1 0,5 0,2 0,2 0,6 0,0 0,1 0,2 0,9 0,0 0,0 0,0 0,5 0,0 0,5 0,0 0,2 0,5 0,6 0,5 Konsumen tidak puas dan Awal
0,88
R2
T2 0,17 0,0 0,0 0,2 0,2 0,1 0,0 0,7 0,5 0,0 0,0 0,0 0,0 0,5 0,0 0,0 0,0 0,0 0,3 0,1 0,9 0,9 0,1 0,0 0,3 tidak ada pembelian ulang
Usulan
Training karyawan mengenani pelayanan serta diadakan
0,94
4 penilaian kinerja dan pemberian reward untuk nilai kinerja
T3 0,25 0,9 0,7 0,9 0,1 0,0 0,1 0,3 0,7 0,9 0,3 0,8 0,1 0,0 0,4 0,5 0,9 0,5 0,2 0,1 0,0 0,0 0,1 0,0 0,3 Kondisi Memaksimalkan tata letak fasilitas
Penurunan jumlah 0,15
T4 0,38 0,0 0,2 0,1 0,1 0,5 0,2 0,8 0,6 0,0 0,9 0,5 0,0 0,2 0,0 0,0 0,0 0,8 0,0 0,8 0,7 0,5 0,5 0,6 0,9 R10 konsumen dan transaksi Awal
T5 0,13 0,0 0,0 0,4 0,4 0,2 0,2 0,8 0,1 0,0 0,3 0,5 0,3 0,4 0,0 0,8 0,9 0,6 0,2 0,0 0,0 0,0 0,0 0,5 0,9 karena persaingan pasar Usulan Pengaturan tata letak berdasar market base analisis 0,50
Kondisi Mengikuti peraturan pemerintah mengenai kenaikan UMK
0,34
Awal
Kebijakan pemerintah
R11 Memaksimalkan jumlah pekerja yang ada dan melakukan sistem
yang berubah - ubah
Usulan borongan pekerja yang lebih profesional hanya pada saat 0,45
promosi atau pengadaan event tertentu
Skor Preferensi (Preference Score) SWOT Kondisi Pengadaan kamera pengawas
0,34
Awal
&Risk Treatment R12 Kehilangan barang Pengadaan kamera pengawas dan mengalokasikan dana untuk
Usulan sosial responsibility yang bertujuan untuk menciptakan citra baik 0,51
Pada penelitian ini nilai dari preference pada masyarakat

score digunakan untuk memperkuat hasil Seluruh nilai preference score risk
penelitian dalam memberikan treatment usulan. treatmentkondisi awal ECos Minimart lebih
Nilai preference score menjadi acuan kecil dari pada nilai preference score risk
perbandingan ketepatan langkah risk treatment treatment usulan. Ini membuktikan penentuan
kondisi awal ECos Minimart & risk risk treatmentkondisi awal oleh ECoS Minimart
treatmentusulan. Nilai preference score terbesar masih kurang memperhatikan faktor internal
menandakan bahwa langkah treatment tersebut &eksternal

36
Jurnal MATRIK p-ISSN : 1693-5128
Volume XVIII No.2, Maret 2018, p 23-40 doi: 10.350587/Matrik v18i2.585

analisis kurang efektifnya risk treatment kondisi


ANALISIS DAN INTERPRETASI awal ECoS Minimart.
Menetapkan Konteks (Establishing The
Context) Perlakuan Risiko (Risk Treatment)
Pada tahap ini dijelaskan daftar risiko secara Pada treatment risiko kondisi awal dan
komprehensif dan luas yang dapat usulan tidak ada treatment risiko dengan risk
mempengaruhi laba ECoS Minimart. sharing karena memindahkan risiko tidak berarti
Identifikasi risiko dilakukan pada sumber- mengurangi tingkat dampak ataupun frekuensi
sumber risiko yang didalam kendali yaitu pada terjadinya risiko, tetapi hanya memindahkan
konteks internal dan bisnis partner, sedangkan kepihak lain dan harus disadari bahwa pada
risiko yang berada diluar kendali adalah pada akhirnya dampak risiko tetap pada pemangku
konteks eksternal. risiko utama. Terdapat perbedaan langkah risk
V.2.Identifikasi Risiko (Risk Identification) treatment kondisi awal dari ECoS Minimart
Identifikasi risiko dilakukan untuk dengan tretment risiko usulan.
menemukan, mengenali, menguraikan dan Pada R7 (Kekurangan biaya operasional
menggambarkan risiko. Pada tahap ini dilakukan karena Kredit limit anggota KKS) risk treatment
identifikasi mengenai jumlah penyebab risiko kondisi awal dari ECoS Minimart adalah risk
dari tiap tiap risiko mitigation (membatasi kredit limit sesuai dengan
kondisi Ecos Minimart) sedangkan pada
Analisis Risiko(Risk Analysis) tretment risiko usulan adalah risk avoidence
Analisis risiko dilakukan untuk memahami (mengubah sistem kredit limit menjadi sistem
sifat dari risiko dan untuk menentukan tingkat deposito).
dari risiko. Analisis risiko juga memberikan Pada R11 (kebijakan pemerintah yang
dasar bagi evaluasi risiko. Penanganan risiko berubah – ubah mengenai upah minimum
akan difokuskan pada risk cause yang kabupaten/kota) risk treatment kondisi awal dari
mempunyai nilai risk priority number terbesar ECoS Minimart adalah risk acceptance
pada setiap risiko, sehingga dilakukan eliminasi (mengikuti peraturan pemerintah mengenai
pada risk cause lain dengan nilai risk priority kenaikan upah minimum kabupaten/kota)
number yang lebih kecil. dengan menyediakan dana tambahan untuk
Pada peta risiko R2, R3, R4, R6, R8, R10, kenaikan upah minimum kabupaten/kota,
R11 dan R12 berada pada level 2 moderate risk sedangkan pada teratment risiko usulan adalah
(supplementaryissue), hal tersebut diartikan risk mitigation (memaksimalkan jumlah pekerja
bahwa risk treatment kondisi awal sudah efektif yang ada dan melakukan sistem borongan
tetapi dianjurkan adanya treatmentusulan jika pekerja yang lebih profesional hanya pada saat
bisa lebih mengefektifkan biaya. R1, R5 dan R9 promosi atau pengadaan event tertentu).
berada pada level 3 high risk (issue), hal tersebut
diartikan bahwa risk treatment kondisi awal Analisis SWOT
kurang efektif sehingga diperlukan usulan Kekuatan (strengths) utama dari ECoS
treatment. R7 berada pada level extreme risk minimart adalah loyalitas anggota KKS dalam
(unacceptable), hal tersebut diartikan bahwa risk berbelanja dengan nilai skor bobot 0,63.Kedua
treatment kondisi awal tidak efektif sehingga adalah komitmen anggota KKS dalam
sangat diperlukan usulan treatment dan secepat mengembangkan ECoS Minimart dengan skor
mungkin untuk dilakukan bobot 0,50. Ketiga adalah secara berurutan
penanganan.Penanganan risiko berdasarkan produk yang dijual berkualitas, lokasi ECoS
level risiko adalah R7, R9, R5, R1, R3, R4, R6, Minimart yang strategis, adanya modal yang
R8, R2, R10, R11 dan yang terakhir R12. cukup besardan harga produk cenderung lebih
murah di banding pesaing dengan skor bobot
Evaluasi Risiko (Risk Evaluation) 0,38.
Pada tahap evaluasi risiko sarana yang Kelemahan (weaknesses) utama dari ECoS
digunakan adalah hasil dari pemeringkatan Minimart yang harus diwaspadai adalah
risiko yang didapat dari peta risiko. Urutan manajemen ECoS Minimart yang juga karyawan
pemeringkatan risiko disusun sesuai dengan di PT Smelting dengan skor bobot -0,19.Kedua
peringkat yang dihasilkan, serta melakukan

37
Hari Bahari et, al /MATRIK Vol. XVIII No.2 , Maret 2018, p 23-40

secara berurutan adalah area fasilitas ECoS Tabel 15 Hasil Checklist Koefisien Korelasi SWOT
Minimart yang terbatas, kurangnya kemampuan Dengan Risk Treatment Kondisi Awal& Risk
pemasaran dan kurangnya kelengkapan jenis Treatment Usulan
R7 R9 R5 R1 R3 R4 R6 R8 R2 R10 R11 R12
produk dengan skor bobot -0,13. Risk Treatment Kondisi Awal .1 & Risk Treatment Usulan .2
Peluang (opportunities) dari ECoS Minimart

Risk Acceptance
Risk Mitigation

Risk Mitigation

Risk Mitigation

Risk Mitigation

Risk Mitigation

Risk Mitigation

Risk Mitigation

Risk Mitigation

Risk Mitigation

Risk Mitigation

Risk Mitigation

Risk Mitigation

Risk Mitigation

Risk Mitigation
Risk Avoidance

Risk Avoidance

Risk Avoidance

Risk Avoidance

Risk Avoidance

Risk Avoidance

Risk Avoidance

Risk Avoidance

Risk Avoidance
mempunyai nilai skor bobot yang sama sebesar No SWOT
0,38. Peluang tersebut meliputi adanya
perbaikan birokrasi oleh pemerintah,
7.1 7.2 9.1 9.2 5.1 5.2 1.1 1.2 3.1 3.2 4.1 4.2 6.1 6.2 8.1 8.2 2.1 2.2 10.1 10.2 11.1 11.2 12.1 12.2
pertumbuhan penduduk mengakibatkan
S
meningkatnya kebutuhan mengkonsumsi barang S1 a a a a a a a a - a a a a a - - a a a a a a a a
a a a a a a a - a a a a a a a a a a a a a a a a
secara instant dan potensi pangsa pasar cukup 1
S2
S3 a a a a - a a a a a a a - - a a a - a a a a a a
besar. S4 a a - - - - a - a a - - - - - a - - - - - - - -
S5 a a a a - - a a - a a a a a a a a a a a a a a a
Ancaman (threats) utama dari ECoS S6 a a a a - a a a - a - - - a a a a a - - - - - -
Minimart yang harus diwaspadai adalah ECoS W
W1 - - - - a a - - - a - a - - - - - - - - a - - -
Minimart sangat ketergantungan terhadap daya 2 W2 - - a a a - - a- a - - - - - - a - a a a a a a
W3 - - - - a a a a- a a a - - - - a a - a a - a -
beli anggota KKS dengan skor bobot - W4 - - a a a - a a a a a a - - a a a - a - - a - a
0,167.Kedua secara berurutan dengan nilai skor O
O1 - - - - - - - - - a - - - - - - - - - - - - - -
bobot -0,125 adalah harga produk yang dijual 3
O2 - - a a a a - a- a - - - a a - a - - a a a a a

oleh pemasok yang tidak stabil, saingan yang O3


T
- a a a a a a a a a - a a - - a a - - - - - - -

berdekatan dan kurangnya loyalitas pelanggan T1 - - a a a a a a a - a a a - - - a - a - a a a a


T2 - - a a a - a a - - - - a - - - a a
- a a a - a
umum. Ketiga adalah situasi ekonomi yang 4
T3 a a a a - a a a a a a a - a a a a a a - - a - a
selalu berubah disebabkan kebijakan pemerintah T4 - a a a a a a a - a a - a - - - a - a a a a a a
T5 - - a a a a a a - a a a a - a a a a - - - - a a
dengan nilai skor bobot -0,083.
Untuk keterangan unsur-unsur SWOT
dijelaskan pada tabel 4.10, sedangkan
Koefisien Korelasi SWOT & Risk Treatment keterangan risk treatment dijelaskan pada tabel
Pada penelitian ini, koefisien korelasi
4.12. Pada R7 (Kekurangan biaya operasional
dilakukan untuk mengukur nilai besaran dari
karena Kredit limit anggota KKS) risk treatment
hubungan antara faktor - faktor di dalam SWOT kondisi awal dari ECoS Minimart adalah risk
dengan risk treatment kondisi awal ECoS
mitigation(membatasi kredit limit sesuai dengan
Minimart & risk treatment usulan. Jika
kondisi Ecos Minimart) mempunyai 6 korelasi
berhubungan sangat kuat maka diisi nilai 0
dengan unsur-unsur SWOT (korelasi dengan S1,
sampai dengan + 1. Jika tidak ada hubungan
S2, S3, S4, S5 & T3). Pada tretment risiko
maka diisi nilai 0. Jika berhubungan tolak usulan adalah risk avoidence (mengubah sistem
belakang maka diisi nilai - 1 sampai dengan 0.
kredit limit menjadi sistem deposito)
Misalnya pada risk treatment kondisi awal 7.1 mempunyai 8 korelasi dengan unsur-unsur
(membatasi kredit limit sesuai dengan kondisi
SWOT (korelasi dengan S1, S2, S3, S4, S5, O3,
ECoS Minimart) dengan unsur strenghts (S1)
T3 & T4). Begitu pula dengan seterusnya.
yaitu loyalitas anggota KKS dalam berbelanja
mempunyai hubungan yang kuat, sehingga diisi
Skor preferensi (preference score) SWOT &
nilai koefisien korelasi 0,9. Berdasarkan hasil
risk treatment
nilai koefisien korelasi, tidak ada risk treatment
Preference score bertujuan untuk
yang bertolak belakang dengan unsur – unsur
memperkuat dalam memberikan treatment
dalam SWOT. Hasil korelasi risk treatment yang usulan serta membandingkan risk treatment
mempunyai hubungan dengan unsur-unsur
kondisi awal ECoS Minimart. Nilai preference
SWOT lebih dijelaskan pada tabel 13. score menjadi acuan perbandingan ketepatan
langkah risk treatmentkondisi awal& risk
treatment usulan. Nilai preference score terbesar
menandakan bahwa langkah treatment tersebut
memperhatikan unsur – unsur SWOT, sehingga
nilai dari preference score terbesar dari setiap
risiko patut untuk dilakukan.

38
Jurnal MATRIK p-ISSN : 1693-5128
Volume XVIII No.2, Maret 2018, p 23-40 doi: 10.350587/Matrik v18i2.585

Berdasarkan hasil, nilai preference score risk pengecekan rutin &upgrade software dengan
treatment usulan dari semua risiko selalu lebih nilai preference score 1,30.
besar dari nilai preference score risk treatment  Risiko kemungkinan terjadi pemogokan kerja
kondisi awal ECoS Minimart. Ini membuktikan dengan risk treatment usulan melakukan
bahwa penyebab kurang efektifnya risk penilaian kinerja dan pemberian bonus
treatment kondisi awal ECoS Minimart adalah dengan nilai preference score 1,30.
karena kurang memperhatikan faktor – faktor  Risiko menurunnya jumlah transaksi dengan
dari kekuatan (strengths), kelemahan risk treatment usulan mengadakan kartu
(weaknesses), peluang (opportunities), dan belanja untuk konsumen umum dengan nilai
ancaman (threats). preference score 0,76.
 Risiko konsumen tidak puas dan tidak ada
KESIMPULAN DAN SARAN pembelian ulang dengan risk treatment
Kesimpulan usulan training karyawan mengenani
Dari hasil yang telah didapatkan dalam pelayanan serta diadakan penilaian kinerja
penelitian pendekatan risk manajement dan dan pemberian reward untuk nilai kinerja
analisis SWOT di ECoS Minimart, maka dapat terbaik dengan nilai preference score 0,94.
diambil kesimpulan berdasarkan nilai dari  Risiko penurunan jumlah konsumen dan
preference scorerisk tratment& SWOT, bahwa transaksi karena persaingan pasar dengan risk
risk treatment usulan tepat untuk dilakukan di treatment usulan pengaturan tata letak
ECoS Minimart yaitu sebagai berikut : berdasar market base analisys (perilaku
 Risiko kekurangan biaya operasional karena belanja konsumen) dengan nilai preference
kredit limit anggota KKS dengan risk score 0,50.
treatment usulan mengubah sistem kredit  Risiko kebijakan pemerintah yang berubah –
limit menjadi sistem deposito dengan nilai ubah mengenai kenaikan upah minimum
preference score 1,45. kabupaten atau kota dengan risk treatment
 Risiko keandalan supplier yang tidak stabil usulan memaksimalkan jumlah pekerja yang
dengan risk treatment usulan mencari ada dan melakukan sistem borongan pekerja
alternatif supplier lain & pengadaan kontrak yang lebih profesional hanya pada saat
mengenai tenggat waktu kenaikan harga promosi atau pengadaan event tertentu
dengan nilai preference score 0,75. dengan nilai preference score 0,45.
 Risiko kesalahan dalam penetapan strategi  Risiko kehilangan barang dengan risk
dengan risk treatment usulan melakukan treatment usulan pengadaan kamera
analisis pasar secara menyeluruh dan pengawas dan mengalokasikan dana untuk
memberikan pelayanan khusus untuk anggota sosial responsibility yang bertujuan untuk
KKS dengan nilai preference score 0,53. menciptakan citra baik pada masyarakat
 Risiko barang dagangan tidak bisa dijual dengan nilai preference score 0,51.
dengan risk treatment usulan melakukan
analisis kinerja barang dagangan berdasarkan Saran
keuntungan dari barang dagangan dan jumlah Saran yang dapat direkomendasikan dari
penjualan barang dagangan yang bertujuan hasil penelitian ini dan berdasarkan keterbatasan
untuk mempertahankan barang dagangan dalam penelitian adalah sebagai berikut :
yang mendatangkan keuntungan dan tidak
menjual barang dagangan yang kurang
mendapatkan keuntungan dengan nilai Saran Untuk Penulis
preference score 0,65. 1) Diharapkan pihak manajemen ECoS
 Risiko kesalahan stock opname dengan risk Minimart menenerima dan mau
treatment usulan kordinasi ulang dan melakukan risk treatment usulan dalam
pengadaan software pemesanan otomatis penelitian ini.
yang didasarkan dari jumlah penjualan di Saran Untuk Penelitian Selanjutnya
kasir dengan nilai preference score 0,43. 1) Diharapkan pengembangan lebih lanjut
 Risiko kerusakan & pengurangan nilai aset mengenai metode analisis pendekatan
dengan risk treatment usulan perawatan,

39
Hari Bahari et, al /MATRIK Vol. XVIII No.2 , Maret 2018, p 23-40

risk management& analisis SWOT yang the Korean Society for Quality
terintegrasi dengan risk treatment. Management, Vol 40, No 1, PP 25-38.
2) Untuk penelitian selanjutnya diharapkan Pakudu, H., Neyland, J.C. & Sutrisno, A.
lebih menanmbahkan jumlah risk (2014). Integrasi FMEA dan analisis
treatment usulan. SWOT Untuk Pemilihan Tindakan
3) Untuk penelitian selanjutnya diharapkan Koreksi Proses Distribusi Gas : Studi
tidak hanya sampai pada tahap risk kasus di PT. Aneka Gas Industri Bitung.
treatmen usulan, tetapi sampai pada Jurnal Online Poros Teknik Mesin
tahap pemantauan dan pengukuran Unsrat, Vol 3, No 1, PP 1-10.
risiko. Prasetyo, T. (2012). Analisis Penyebab Resiko
Pada Piutang Macet (Melebihi Jatuh
DAFTAR PUSTAKA Tempo) Dengan Menggunakan
Abisay T. G & Nurhadi. (2013). Manajemen Pendekatan Risk Mangement Studi
risiko pada bandara soekarno hatta Kasus di PT Petrokimia Kayaku. Gresik
berbasis ISO 31000. Jurnal Teknik : Program Studi Teknik Industi Fakultas
Industri, Vol 14, No 2, PP 116-129. Teknik Universitas Muhammadiyah
Carbone, T. & Tippet, D.D. (2004). Project Risk Gresik.
Management Using The Project Risk Puspitassari, D. et al. (2012). Membuka Usaha
FMEA. Enggineering Management Eceran/Ritel. Jakarta: Inti Prima
Journal, Vol 16, No 4, PP 28 – 35. Promosindo.
Christopher, W.F. & Thor, C.G. 2003. Rangkuti, F. (2012). Analisis SWOT : Teknik
Handbook for Productivity Membedah Kasus Bisnis. Jakarta : PT.
Measurement and Improvement. Gramedia.
Portland : Productivity Press. Rangkuti, F. (2017). Personal SWOT Analisys.
Clough, R.H. & Sears, G.A. (1994). Jakarta : PT. Gramedia.
Construction Contracting 6th Edition.
New York : John Wiley and Sons Inc. Smith, C.W., Jr. (1990). Corporate Risk
Dorfman. (1998). Introduction To Risk Management Theory and Practice.
Management And Insurance edisi Journal De-rivatieves, Vol. 2, No. 4, PP
keenam. Upper Saddle River : Prentice 21-30.
Hall. Sujana, A. (2012). Manajemen Minimarket.
Hanafi, M.M. (2009). Manajemen Risiko edisi Jakarta: Penebar Swadaya Group.
kedua. Yogyakarta : Unit Penerbit dan Susilo, L.J. & Kaho, V.R. (2017). Manajemen
Percetakan Sekolah Tinggi Ilmu Risiko Berbasis ISO 31000. Jakarta
Manajemen YPKN. Pusat : PPM.
Hardanto, S.S. (2006). Manajemen Risiko Bagi Sutawi, M.P. (2009). Kemitraan Sebagai
Bank Umum. Jakarta : PT Alex Media Strategi Manajemen Risiko. Jurnal
Komputindo. Ilmiah Tambua, Vol 8, No. 1, PP 39-45.
International Standard. (2009). ISO 31000: Risk Utami, C.W. (2012). Manajemen Ritel edisi 2.
Management-Principles and Guidelines. Jakarta : Salemba Empat.
Geneva : ISO. Utami, N.W. (2017). 4 Penyebab Tutupnya
Kasidi. (2014). Manajemen Risiko. Bogor : Bisnis 7 Eleven di Indonesia Berikut
Ghalia Indonesia. Ulasanya. [online] www.jurnal.id
Kwon, H.M. & Sutrisno, A. (2012). Corrective Tersedia di :
Action Strategy based on SWOT https://www.jurnal.id/id/blog/2017/4-
Analysis in Service FMEA. Journal of penyebab-tutupnya-bisnis-7-eleven-di-
indonesia [diakses 7 Desember 2017].

40

You might also like