0% found this document useful (0 votes)
146 views8 pages

Debate 2

This document provides guidance for an English debate lesson on the topic of globalization and multinational companies. It includes: 1) An outline of the debate activity where students will be assigned opposing viewpoints on whether multinational companies help or hinder local economies, even if it is not their own view. 2) Language guidance for expressing opinions, disagreeing, and providing reasons during the debate. 3) Potential arguments for both supporting and opposing multinational companies.

Uploaded by

andien
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as DOCX, PDF, TXT or read online on Scribd
0% found this document useful (0 votes)
146 views8 pages

Debate 2

This document provides guidance for an English debate lesson on the topic of globalization and multinational companies. It includes: 1) An outline of the debate activity where students will be assigned opposing viewpoints on whether multinational companies help or hinder local economies, even if it is not their own view. 2) Language guidance for expressing opinions, disagreeing, and providing reasons during the debate. 3) Potential arguments for both supporting and opposing multinational companies.

Uploaded by

andien
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as DOCX, PDF, TXT or read online on Scribd
You are on page 1/ 8

Debates in class can help English learners practice a wide range

of functions including agreeing and disagreeing, negotiating,


collaboration with other students, and so on. Often students need
help with ideas and that's where this lesson plan can help. Below
you will find cues to the discussion concerning globalization, also
known as multinationals.

This lesson plan is based on the idea that having students support
opinions that are not necessarily their own during debates can
help improve students fluency. In this manner, students
pragmatically focus on correct production skills in conversation
rather than striving to "win" the argument. For more on this
approach please see the following feature: Teaching
Conversational Skills: Tips and Strategies

Aim: Improve conversational skills when supporting a point of


view

Activity: Debate of pros and cons of multinational companies

Level: Upper-intermediate to advanced

Outline:

 Review language used when expressing opinions,


disagreeing, making comments on other person's point of
view, etc. (See work sheet)
 Write the name of some major multinational corporations on
the board (i.e. Coca Cola, Nike, Nestle, etc.)
 Ask students what their opinions of the corporations are. Do
they hurt local economies? Do they help local economies? Do
they bring about homogenisation of local cultures? Do they
help promote peace internationally? Etc.
 Based on students' responses, divide groups up into two
groups. One group arguing for Multinationals, one group
against Multinationals. Important: Make sure that groups are
put into the group with the opposite opinion of what they
seemed to believe in the warm-up conversation.
 Give students worksheets including ideas pro and con. Have
students develop arguments using the ideas on the worksheet
as a springboard for further ideas and discussion.
 Once students have prepared their opening arguments,
begin with the debate. Each team has 5 minutes to present
their principal ideas.
 Have students prepare notes and make rebuttal to the
expressed opinions.
 While the debate is in progress, take notes on common
errors made by the students.
 At the end of debate, take time for a short focus on common
mistakes. This is important, as students should not be too
involved emotionally and therefore will be quite capable of
recognizing language problems - as opposed to problems in
beliefs!

Multinationals: Help or Hindrance? 

You are going to debate the pros and cons of international multi
nation corporations. It is important to remember that you have
been placed in your group based on what seems to be
the opposite of what you really think. Use the clues and ideas
below to help you create an arguement for your appointed point
of view with your team members. Below you will find phrases and
language helpful in expressing opinions, offeringexplanations and
disagreeing.

Opinions, Preferences:

I think..., In my opinion..., I'd like to..., I'd rather..., I'd prefer...,


The way I see it..., As far as I'm concerned..., If it were up to
me..., I suppose..., I suspect that..., I'm pretty sure that..., It is
fairly certain that..., I'm convinced that..., I honestly feel that, I
strongly believe that..., Without a doubt,...,

Disagreeing:

I don't think that..., Don't you think it would be better..., I don't


agree, I'd prefer..., Shouldn't we consider..., But what about...,
I'm afraid I don't agree..., Frankly, I doubt if..., Let's face it, The
truth of the matter is..., The problem with your point of view is
that...

Giving Reasons and offering explanations: To start with, The


reason why..., That's why..., For this reason..., That's the reason
why..., Many people think...., Considering..., Allowing for the fact
that..., When you consider that...

For Multinationals 

 Offers employment to local workers


 Promotes peace internationally
 Creates sense of community crossing international borders
 Allows entire world to improve standard of living
 Gives access to quality products regardless of location
 Promotes economic stability
 Raises standard of living for regions involved in production
 Gives local economies new economic opportunities
 Fact of life which needs to be accepted
 Reflects global economy

Against Multinationals 

 Ruins local economies


 Depletes local work forces by drawing to metro centres
 Stifles cultural growth and expansion on local level
 Provides little help with problems which are local in nature
 Creates cultural homogenization
 Too big, little interest in the individual
 Gives political power to outside interests
 Creates economic unstability by being subject to the whims
of the global economy
 Replaces traditional values with materialistic values
 Makes local economies subject to mass layoffs

Penjelasan dan Contoh Pembicara Pertama dalam


Lomba Debat Bahasa Indonesia
3 Maret 2018   13:40 Diperbarui: 3 Maret 2018   13:50 14417 3 6

Gambar ilustrasi lomba debat Bahasa Indonesia/ sumber foto: dokumentasi pribadi

Debat merupakan kegiatan adu argumentasi antara dua pihak atau lebih; baik perorangan
maupun kelompok. Tujuannya adalah mempengaruhi lawan untuk mengikuti opini atau
gagasan si pembicara; atau dalam konteks lomba untuk meyakinkan juri kalau argumentasi
tim tersebut yang paling baik, paling logis, dan paling bermanfaat bagi masyarakat.

Mekanisme dalam debat sangat banyak, termasuk istilah-istilah soal debat itu sendiri. Saat ini
saya hanya menyampaikan tugas pembicara pertama (pro atau kontra) disertai dengan contoh.

Tugas pembicara pertama, baik pro maupun kontra meliputi lima hal:

 Pembukaan
 Menyampaikan pembembagian tugas masing-masing pembicara dan garis besar bahan yang
akan disampaikan.
 Mendefinisikan topik debat beserta batasan argumentasi.
 Menyampaikan argument berdasarkan tugas pembicara pertama sekaligus meringkas point-
point pembicaraan yang telah disampaikan.

Saya akan jelaskan satu persatu dan disertai dengan contoh penerapannya

 Pembukaan

Dalam pembukaan lomba debat, tugas seorang pembicara pertama adalah menyampaikan
ucapan terima kasih kepada moderator, memberi salam kepada dewan juri dan menyapa
seluruh hadirin (termasuk tim lawan).
 

Contoh:

Terima kasih kepada moderator atas kesempatan yang diberikan;

Dewan juri yang terhormat, tim lawan, dan hadirin yang kami muliakan.

Selamat siang dan salam sejatera bagi kita semua.

 Menyampaikan pembembagian tugas masing-masing pembicara dan garis besar bahan


yang akan disampaikan.

Bagian ini seorang pembicara pertama bertugas untuk menjelaskan peran dan tugas dari
masing-masing pembicara (P 1, P 2, dan P 3).

Contoh:

Dewan juri dan hadirin sekalian,

Sebelum kita mendebatkan mosi kita pada siang hari ini, izinkanlah kami dari SMA Kristen
Kanaan Jakarta untuk memperkenalkan diri. Saya Clarista sebagai pembicara pertama. Tugas
saya ialah memberi batasan pada mosi, menjelaskan kata kunci, dan mengutarakan dasar
argumentasi tim kami.

Di sebelah kiri saya ada Vania sebagai pembicara kedua, tugasnya adalah menanggapi
argumentasi tim lawan, menguatkan argumentasi tim kami dengan contoh dan fakta-fakta
berdasarkan kontruksi berpikir tim pro. Selanjutnya yang paling ujung Evan sebagai
pembicara ketiga akan menanggpi kembali pernyataan dari tim kontra. Kemudian
menguatkan argumentasi tim kami, dan merangkum pernayataan dari pembicara pertama dan
kedua.

Bagian akhir dari sistematika debat ini akan ditegaskan kembali oleh saya sendiri sebagai
pembicara pertama tim pro dalam pidato penutup.

 Mendefinisikan topik debat beserta batasan argumentasi.

Bagian ini pembicara pertama menjelaskan dasar argumentasi yang diambil dari kata kunci
pada mosi yang diperdebatkan oleh kedua tim. Disini perlu diingat bahwa setiap argument
harus mendukung tim tersebut. Misalnya tim A berada pada posisi yang mendukung atau pro.
Mosinya adalah MENDENGARKAN MUSIK SAAT BERKENDARA TIDAK
BERBAHAYA. Jadi argumentasinya harus mendukung bahwa mendengarkan musik saat
berkendara tidak berbahaya.

Contoh argumentasi:
Hadirin sekalian, mosi yang diperdebatkan pada siang hari ini adalah MENDENGARKAN
MUSIK SAAT BERKENDARA TIDAK BERBAHAYA. Agar pembicaraan ini terarah maka
kami tim pemerintah membatasi latar dari kata kunci berkendara di wilayah Jakarta.
Selanjutnya ada tiga kata kunci yang menjadi dasar argument tim pro.
Pertama  mendengarkan musik, kedua berkendara, dan terakhiradalah berbahaya.

Mendengarkan berasal dari kata dasar dengar, yakni suatu aktifitas menangkap suatu bunyi
melalui indra pendengaran tanpa harus berusaha memahami maksud dibalik bunyi tersebut
(Keraf, 12:1992). Hal ini tentu berbeda dengan kata menyimak yakni berusaha secara
sunggu-sunggu untuk memahami bunyi yang ditangkap melalui indra pendengaran atau
telinga. Sedangkan musik adalah suara yang disusun demikian rupa sehingga mengandung
irama tertentu, seperti regge, pop, dandut, dan lain sebagainya.

Jadi mendengarkan musik yang kami maksudkan adalah upaya mendengarkan instrument
musik tertentu tanpa berusaha memahami bunyi-bunyi tersebut.

Kata kunci kedua adalah berkendara, yakni duduk di atas sesuatu yang dinaiki atau
ditunggangi. Sesuai mosi ini maka yang dimaksudkan dengan kata dinaiki atau ditunggangi
ialah kendaraan bermotor, baik roda dua maupun roda empat. Jadi bukan kuda atau unta yang
kami maksudkan pada kata kunci yang kedua ini.

Terakhir adalah berbahaya. Kata kunci tersebut kami maknai sebagai suatu keadaan yang
tidak normal.

Jadi berkendara sambil mendengarkan musik sama sekali tidak berbahaya karena tidak ada
upaya untuk memahami bunyi musik tersebut sehingga kosentrasi saat berkendara tetap ada.
Oleh karena itu kami tim pro sangat mendukung mosi ini dengan dua dasar argumentasi.

Pertamakarena mendengarkan musik dan berkendara adalah dua aktifitas yang berbeda dan
melibatkan dua indra yang berbeda pula sehingga tidak menimbulkan bahaya; sekali lagi
kami tegaskan bahwa mendengar disini adalah upaya sambil lalu tanpa ada usaha
memahami arti atau makna dari bunyi-bunyi tersebut.

Kedua berangkat dari kata kunci ketiga tentang bahaya yang kami makna sebagai suatu
keadaan; kata tersebut bukan kata benda melainkan kata sifat. Yakni keadaan tersebut bisa
terjadi jika orang atau oknum dengan sengaja menimbulkan hal itu terjadi. Artinya selama
yang bersangkutan tidak mengijinkan hal itu terjadi maka bahayapun tidak akan terjadi.
Dasar argumentasi ini terlepas dari konteks teologi tentang Tuhan.

 Menyampaikan argument berdasarkan tugas pembicara pertama sekaligus meringkas


point-point pembicaraan yang telah disampaikan

Bagian ini berisi rangkuman dari dasar argument yang dijelaskan oleh pembicara pertama.

Contoh

Jadi sekali lagi kami tegaskan bahwa bahaya tidak akan terjadi hanya karena orang
mendengarkan musik saat berkendara. Selama yang bersangkutan tidak mengijinkan keadaan
tersebut terjadi. Apalagi hanya karena mendengarkan musik tanpa ada upaya memahami
musik tersebut. Kata lainnya adalah sang pengendara masih bisa berkosentrasi dengan
kendaraan yang dikendarai. Poinya ialah suatu keadaan bisa terjadi hanya jika seseorang
mengijinkan keadaan tersebut terjadi.

Sekian dan terima kasih, selanjutnya saya kembalikan kepada moderator.        

Baca Juga: Mengapa Harus Ada Materi Debat dalam Pelajaran Bahasa Indonesia

Format lengkap dari pembicara pertama tim pro adalah sebagai berikut:

Terima kasih kepada moderator atas kesempatan yang diberikan;

Dewan juri yang terhormat,

tim lawan, dan hadirin yang kami muliakan.

Selamat siang dan salam sejatera bagi kita semua.

Sebelum kita mendebatkan mosi kita pada siang hari ini, izinkanlah kami dari SMA Kristen
Kanaan Jakarta untuk memperkenalkan diri. Saya Clarista sebagai pembicara pertama. Tugas
saya ialah memberi batasan limitasi pada mosi, menjelaskan kata kunci, dan mengutarakan
dasar argumentasi tim kami.

Di sebelah kiri saya ada Vania sebagai pembicara kedua, tugasnya adalah menanggapi
argumentasi tim lawan, menguatkan argumentasi tim kami dengan contoh dan fakta-fakta
berdasarkan kontruksi berpikir tim pro. Selanjutnya yang paling ujung Evan sebagai
pembicara ketiga akan menanggpi kembali pernyataan dari tim kontra. Kemudian
menguatkan argumentasi tim kami, dan merangkum pernayataan dari pembicara pertama dan
kedua.

Bagian akhir dari sistematika debat ini akan ditegaskan kembali oleh saya sendiri sebagai
pembicara pertama tim pro dalam pidato penutup.

Hadirin sekalian, mosi yang diperdebatkan pada siang hari ini adalah MENDENGARKAN
MUSIK SAAT BERKENDARA TIDAK BERBAHAYA. Agar pembicaraan ini terarah maka
kami tim pemerintah membatasi latar dari kata kunci berkendara di wilayah Jakarta.
Selanjutnya ada tiga kata kunci yang menjadi dasar argument tim pro.
Pertama  mendengarkan musik, kedua berkendara, dan terakhiradalah berbahaya.

Mendengarkan berasal dari kata dasar dengar, yakni suatu aktifitas menangkap suatu bunyi
melalui indra pendengaran tanpa harus berusaha memahami maksud dibalik bunyi tersebut
(Keraf, 12:1992). Hal ini tentu berbeda dengan kata menyimak yakni berusaha secara
sunggu-sunggu untuk memahami bunyi yang ditangkap melalui indra pendengaran atau
telinga. Sedangkan musik adalah suara yang disusun demikian rupa sehingga mengandung
irama tertentu, seperti regge, pop, dandut, dan lain sebagainya.

Jadi mendengarkan musik yang kami maksudkan adalah upaya mendengarkan instrument
musik tertentu tanpa berusaha memahami bunyi-bunyi tersebut.
Kata kunci kedua adalah berkendara, yakni duduk di atas sesuatu yang dinaiki atau
ditunggangi. Sesuai mosi ini maka yang dimaksudkan dengan kata dinaiki atau ditunggangi
ialah kendaraan bermotor, baik roda dua maupun roda empat. Jadi bukan kuda atau unta yang
kami maksudkan pada kata kunci yang kedua ini.

Terakhir adalah berbahaya. Kata kunci tersebut kami maknai sebagai suatu keadaan yang
tidak normal.

Jadi berkendara sambil mendengarkan musik sama sekali tidak berbahaya karena tidak ada
upaya untuk memahami bunyi musik tersebut sehingga kosentrasi saat berkendara tetap ada.
Oleh karena itu kami tim pro sangat mendukung mosi ini dengan dua dasar argumentasi.

Pertamakarena mendengarkan musik dan berkendara adalah dua aktifitas yang berbeda dan
melibatkan dua indra yang berbeda pula sehingga tidak menimbulkan bahaya; sekali lagi
kami tegaskan bahwa mendengar disini adalah upaya sambil lalu tanpa ada usaha
memahami arti atau makna dari bunyi-bunyi tersebut.

Kedua berangkat dari kata kunci ketiga tentang bahaya yang kami makna sebagai suatu
keadaan; kata tersebut bukan kata benda melainkan kata sifat. Yakni keadaan tersebut bisa
terjadi jika orang atau oknum dengan sengaja menimbulkan hal itu terjadi. Artinya selama
yang bersangkutan tidak mengijinkan hal itu terjadi maka bahayapun tidak akan terjadi.
Dasar argumentasi ini terlepas dari konteks teologi tentang Tuhan.

Jadi sekali lagi kami tegaskan ulang; bahwa bahaya tidak akan terjadi hanya karena orang
mendengarkan musik saat berkendara. Selama yang bersangkutan tidak mengijinkan keadaan
tersebut terjadi. Apalagi hanya karena mendengarkan musik tanpa ada upaya memahami
musik tersebut. Kata lainnya adalah sang pengendara masih bisa berkosentrasi dengan
kendaraan yang dikendarai. Poinya ialah suatu keadaan bisa terjadi hanya jika seseorang
mengijinkan keadaan tersebut terjadi.

Sekian dan terima kasih, selanjutnya saya kembalikan kepada moderator.        

Baca juga:

Percayalah Kepada Muridmu Mereka akan membuatmu bangga jadi guru

You might also like