Jurnal Pengendalian Mutu
Jurnal Pengendalian Mutu
Jurnal Pengendalian Mutu
Fitriadi, ST. MT.1, Nissa Prasanti, S.Si., MT2, Rika Balkis, ST3
1
Jurusan Teknik Industri, F. TEKNIK Universitas Teuku Umar
2
Jurusan Teknik Industri, F. TEKNIK Universitas Teuku Umar
3
Jurusan Teknik Industri, F. TEKNIK Universitas Teuku Umar
E-mail: 1 [email protected].
Abstract
1
experiencing irregularities. Based on the results of the histogram of rubber
products (Crumb Rubber) the most dominant and often occur is the PRI level, this
occurs because the drying time on the dryer machine is too long with the amount
of damage as much as 24.91%. The second highest amount of damage is ash
content as much as 22.83% because during the prilling process until packing
everything is open and the smallest amount of damage caused by dirt or dirt is
4.079% because of the large amount of dirt attached to the rubber product
difficult to clean. Based on the results of evaluations carried out with causal
diagrams can be identified the factors that cause quality deviations such as
human / worker factors, production machinery, work methods, and material / raw
materials.
Keywords: Quality, Crumb Rubber, Statical Quality Control (SQC) and Minitab17
1. PENDAHULUAN
2. METODE PENELITIAN
2
yang sekarang ini terjadi. Dalam penelitian ini penulis berusaha menggambarkan
permasalahan. Penelitian ini merupakan pengembangan konsep dengan menghimpun
fakta yang ada.
Pendahuluan
Studi
Literatur
Pengumpulan
Data
Check Sheet
Pembuatan Menggunakan
Histogram Aplikasi Excel
Pembuatan Peta
Kendali P Aplikasi Minitab17
Menggunakan Menghitung
Metode SQC Persentase
Kerusakan
Menghitung Batas
Menghitung Garis Pusat Kendali Atas (UCL)
Central Line (CL) dan Batas Kendali
Bawah (LCL)
Pembuatan Diagram
Pareto Aplikasi Minitab17
Pembuatan
Diagram Pencar
Analisa Diagram
Sebab-akibat
(Fishbone Diagram)
Kesimpulan dan
Saran
Selesai
4
Adapun langkah-langkah dalam membuat peta kendali p sebagai berikut :
CL
np.................................................................................... (2.2.)
N
Keterangan :
Σ np = Jumlah total yang rusak
Σ N = jumlah total yang diperiksa
3. Menghitung batas kendali atas Upper Control Limit (UCL)
4. Untuk menghitung batas kendali atas (Upper Control Limit/UCL)
dilakukan dengan rumus :
p(1 p)
UCL ( p) 3
N ....................................... (2.3.)
Keterangan : ( p=) rata-rata kerusakan produk
N = total grup / sampel
5. Menghitung batas kendali bawah atau Lower Control Limit (LCL)
Untuk menghitung batas kendali bawah atau LCL dilakukan dengan
rumus
p(1 p)
LCL ( p) 3 ......................................... (2.4.)
N
Keterangan : ( p ) = Rata-rata kerusakan produk
N = Jumlah produksi
5
fishbone diagram, sehingga dapat menganalisis faktor-faktor apa saja yang menjadi
penyebab kerusakan produk.
20
15
10
4,079%
5
0
Dirt (Kadar Kadar Abu Kadar PRI
Kotoran)
Jenis Kerusakan
Gambar 3.1. Histogram Kerusakan Produk Karet (Crumb Rubber)
6
tidak beraturan hal ini menunjukkan bahwa kadar PRI pada produk karet masih belum
terkendali. Hal ini dikarenakan waktu pengeringan bahan baku pada mesin dryer terlalu
lama sehingga kadar PRI meningkat dari batas standar yang telah ditentukan perusahaan.
Berdasarkan data diatas maka dapat disusun sebuah diagram pareto seperti
terlihat pada gambar berikut :
Berdasarkan Diagram pareto dapat diketahui bahwa kerusakan yang terjadi pada
produksi karet (Crumb Rubber) selama 31 (tiga puluh satu) hari didominasi oleh 3 jenis
kerusakan dengan persentase tertinggi yaitu kadar PRI dengan persentase sebesar
24,91%, untuk persentase terbesar kedua yaitu kadar kotoran dengan jumlah persentase
sebesar 22,83% dan persentase terkecil yaitu kadar abu dengan persentase sebesar
4,079% dari jumlah produksi.
7
3.4. Scatter Diagram
Scatter Diagram untuk yaitu berfungsi melihat jumlah perbandingan kerusakan
akibat kadar kotoran kadar abu, dan kadar pri scatter diagram kerusakan menunjukan
terdapat 19 Titik yang saling berdekatan atau menumpuk hal ini bahwa proses
pengendalian kualitas yang dilakukan perusahaan tidak terkendali karena titik tidak
menyebar sedangkan 12 titik yang menyebar dapat dikatakan bahwa kualitas didalam
batas kendali karena titik diagram pencar menyebar hal ini harus ditingkatkan oleh pihak
menenjemen kualitas perusahaan akan berakibat positif pada produk akhir, hal tersebut
karena karena dari ketiga jenis kerusakan menunjukan bahwa Kadar Kotoran kadar Abu,
dan Kadar Pri saling berhubungan erat sehingga untuk merejek kualitas yang diatas dari
batas kontrol yang telah ditetapkan perusahaan harus menganalisa dengan diagram sebab
akibat untuk menentukan sebab akibanya. Adapun untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
gambar 3.3. berikut
1.60
1.40
1.20
1.00
0.80
0.60
0.40
0.20
0.00
0 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25 0.3
8
3. Metode kerja, yaitu pemilihan bahan mentah yang tercampur dengan tatal,
kotoran, dedaunan.
4. Lingkungan kerja, yaitu lingkungan yang kotor.
5. Mesin yaitu kurangnya perawatan mesin.
Metode kerja sangat mempengaruhi nilai kadar kotoran yang terkandung didalam
bahan baku. Upaya penanggulangan yang dapat dilakukan yakni dengan menjaga agar
penyaringan kotoran dilakukan pada saat proses produksi harus sempurna. Faktor
lingkungan kerja juga sangat mempengaruhi kadar kotoran dimana lingkungan kerja yang
kotor dan sisa-sisa produksi yang masih terdapat dimesin dapat mempengaruhi kadar
kotoran. Untuk faktor manusia diharapkan untuk lebih memperhatikan pekerjaan yang
dilakukan agar metode kerja yang telah ditetapkan dapat berjalan dengan baik.
Kadar abu yang terkandung dalam crumb rubber akan mempengaruhi kadar
kotoran. Semakin tinggi kadar abu maka semakin tinggi pula kadar kotoran yang
terbentuk. Untuk memperoleh sebab lainnya ditelusuri melalui alat pengendalian kualitas
yaitu diagram sebab akibat.
1. Bahan baku, disebabkan penyimpangan bahan baku yang tidak bersih.
2. Manusia, yaitu ketidaktelitian pada saat bekerja, hal tersebut dikarenakan
pekerja tidak terlalu memperhatikan pekerjaan dan kurangnya konsentrasi
terhadap pekerjaan disebabkan jam kerja yang terlalu tinggi.
3. Metode kerja, yaitu perebusan bahan baku yang tidak sempurna pada mesin
settling tank.
4. Lingkungan kerja, yaitu lingkungan yang kotor.
5. Mesin yaitu kurangnya perawatan mesin.
Kadar abu juga saling bersinggungan terhadap kadar kotoran. Evaluasi yang
dapat dilakukan yakni dengan menjaga agar penyaringan kotoran yang dilakukan pada
saat proses pencucian harus sempurna dan pengadukan bahan baku harus dilakukan
sesuai stadard yang telah ditetapkan sehingga proses pemisahan bahan baku dan kadar
abu dapat berjalan dengan baik.
Plasticity Retention Index (PRI) yang ada pada crumb rubber disebabkan oleh
bahan baku yang dipasok dari masyarakat sekitar sering kali terlalu lama disimpan
sehingga membuat kadar elastisitas dari crumb rubber tersebut menurun dan disebabkan
karena tidak rutinnya jadwal maintenance alat yang tidak rutin sehingga sering kali mesin
error dalam tahap waktu pengopenan sehingga kadar PRI yang terkandung dalam bahan
mentah akan mempengaruhi nilai crumb rubber. Semakin tinggi kadar DRC maka
semakin tinggi pula nilai crumb rubber yang terbentuk. Untuk memperoleh sebab lainnya
ditelusuri melalui alat pengendalian kualitas yaitu diagram sebab akibat.
1. Bahan baku, bahan baku yang terlalu cepat diproses maka akan semakin
tinggi kadar airnya
2. Metode kerja, pemisahan kadar air dengan kadar kotoran.
3. Manusia, kurangnya ketelitian pada saat bekerja, kelelahan pada saat bekerja.
4. Lingkungan kerja, yaitu lingkungan yang kotor.
5. Mesin yaitu kurangnya perawatan mesin.
9
4. KESIMPULAN
5. Saran
Saran yang dapat diberikan kepada pihak perusahaan adalah :
1. Berdasarkan hasil pembahasan dan perhitungan yang dilakukan penulis
dalam penelitian ini, penulis memberi saran kepada pihak perusahaan agar
dapat menerapkan model pengendaliaan mutu dengan menggunakan metode
Statical Quality Control (SQC) sehingga dapat diketahui jumlah presentasi
yang mendominasi kerusakan produk Karet Crumb Rubber terbanyak serta
dapat mengetahui sebab-akibat mengapa produk tersebut mendominasi
kerusakan terbanyak dalam kegiatan produksi.
2. Dengan menggunakan metode Statical Quality Control (SQC) dan software
minitab 17 Perusahaan dapat mengetahui faktor-faktor yang menjadi
penyebab penyimpangan kualitas Karet Crumb Rubber. Dengan demikian
10
perusahaan dapat segera melakukan tindakan pencegahan untuk mengurangi
terjadinya kerusakan.
3. Berdasarkan analisis menggunakan alat batu statistik yang telah dilakukan,
perusahaan dapat melakukan perbaikan kualitas dengan memfokuskan
perbaikan pada jenis kerusakan atau misdruk yang memiliki jumlah besar
atau dominan dalam produksi, yang disebabkan oleh faktor antara lain;
manusia, mesin, metode, dan material.
Pustaka
11
[24] Mardalis. 2004. Metode Penelitian (Suatu Pendekatan Proposal). Jakarta:
Bumi.Aksara
[25] Hendradi, C. Tri. 2006.Statistik SIX SIGMA denganMINITAB, Penerbit
Andi, Yogyakarta.
[26] Mizuno Akao, 2004. QFD : The Customer-Driven Approach toQuality
Planning and Deployment. Hong Kong Nordica International, Ltd.
[27] Nasution, M. N., 2005. Manajemen Mutu Terpadu (Total Quality
Management). Ghalia Indonesia, Bogor.
[28] Nugraheni, 2010. Peningkatan Kualitas Nutrisi Tepung Daun Lamtoro
Sebagai Pakan Ikan Dengan Penambahan Ekstrak Enzim Cairan Rumen
Domba. Berita Biologi 10(2). IPB,Bogor.
[29] Render, B. 2006. Manajemen Operasi, Edisi tujuh, Jakarta : Salemba
Empat.
[30] . 2009. Manajemen Operasi, Edisi delapan, Jakarta : Salemba
Empat.
[31] Reza M. Syarif. 2008. Life Excellent. Jakarta: Gema Insani.
[32] Setiawan. D.H dan Andoko. A. 2008. Petunjuk Lengkap Budidaya
Karet. Jakarta: PT.Agro Media Pustaka.
[33] Tunggal, 2012. Manajemen Mutu Terpadu Suatu Pengantar. PT.
RinekaCipta, Jakarta
[34] Prawirosentono, S. 2007. Manajemen Operasi (Analisis dan Studi kasus) :
Edisi ke empat (4). Jakarta : PT. Bumi aksara.
12