8
8
8
Penerapan Metode Job Safety Analysis and Risk Score untuk Meningkatkan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Departemen Printing, Sewing dan
Assembly PT. PAI, Bandung (Suatu Pendekatan Participatory Ergonomic)
Abstract: Application of Job Safety Analysis and Risk Score Methods to Improve
Occupational Safety and Health in the Printing, Sewing and Assembly Department of PT.
PAI, Bandung (An Ergonomic Participatory Approach). The footwear industry problem lies in
the working environment and facilities that do not meet the standards for the health and safety of
workers, necessary improvements must be made. This research was used the questionnaire and
observation to evaluate the activities of the work process. The EPPEQ questionnaire was used to
evaluate the level of ergonomic participation in the activities examined. In addition the
questionnaire, this research was also conducted observation in order to measure the risk level of
the workplace and for improving the work system using PE (participatory ergonomics). The results
showed that 3 workstations have high-risk levels, 4 stations have medium risk levels and 2
workstations have a low level of risk. The results of workers participation level using the EPPEQ
ergonomics questionnaire showed that the level of ergonomic activity was fairly high, but based on
the linear regression, the level of ergonomic activity does not differ in terms of the footwear
workshop facilities, the work environment or the safety climate. Conclusion, there were 3
workstations with a high-risk score that should be immediately improved (the Glueing
workstations, the Primering workstations, and the Leaching workstations). Specific improvements
that need to be made are: First, for the Glueing workstation they include the use of APD and the
addition of an air suction device, for the Primering workstation the use of APD and a Gleco Trap
for liquid storage; Second, for the Laundering workstation the use of APD, and for the Emboss
workstation the improvement consists of making additional buttons.
Keywords: Job Safety Analysis (JSA), Participatory ergonomics, Risk score, Safety climate
Abstrak: Penerapan Metode Job Safety Analysis and Risk Score untuk Meningkatkan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Departemen Printing, Sewing dan Assembly PT.
PAI, Bandung (Suatu Pendekatan Participatory Ergonomic). Masalah dalam industri sepatu
adalah fasilitas dan lingkungan kerja belum memenuhi standar kesehatan dan keselamatan pekerja
sehingga perlu dilakukan perbaikan. Instrumen penelitian kuesioner dan observasi untuk
mengevaluasi kegiatan proses kerja. Kuesioner EPPEQ digunakan untuk mengevaluasi tingkat
aktivitas ergonomi partisipasi. Selain menyebarkan kuesioner, penelitian juga melakukan observasi
untuk pengukuran tingkat risiko tempat kerja dan melakukan perbaikan sistem kerja dengan
menggunakan PE (participatory ergonomics). Hasil perhitungan 3 stasiun kerja yang mempunyai
tingkat risiko tinggi, 4 stasiun mempunyai tingkat risiko sedang dan 2 stasiun kerja mempunyai
tingkat risiko rendah. Hasil perhitungan tingkat ergonomi partisipasi pekerja menggunakan
kuesioner EPPEQ menunjukkan aktivitas ergonomi yang cukup bagus, namun berdasarkan regresi
linear tingkat aktivitas ergonomi tidak berbeda terhadap fasilitas workshop sepatu dan lingkungan
kerja serta iklim keselamatan kerja. Disimpulkan bahwa ada 3 stasiun kerja yang memiliki risk
scoretinggi sehingga harus segera diperbaiki adalah Stasiun Kerja Pengeleman, Stasiun Kerja
Primering, dan Stasiun Kerja Pencucian. Perbaikan yang perlu dilakukan adalah: pertama, di
Stasiun Kerja Pengeleman berupa penggunaan APD dan penambahan penghisapudara, Stasiun
Kerja Primering berupa penggunaan APD dan alat bantu penyimpan cairan gleco primer karet;
kedua, di Stasiun Kerja Pencucian berupa penggunaan APD, dan Stasiun Emboss berupa membuat
tombol tambahan.
Kata kunci: Job Safety Analysis (JSA), Participatory ergonomics, Risk score, Iklim keselamatan
403
404 Jurnal Kesehatan, Volume 9, Nomor 3, November 2018, hlm 403-411
consecuencies (C), exposure (E), dan probabilty Tabel 1. Nama Stasiun Kerja
(P) dari suatu kecelakaan kerja (Fine,1971). No Stasiun Kerja
RS = C x E x P (Pers -1) 1 Emboss
Informasi tentang nilai C, E, dan P dapat dilihat 2 Mesin sablon
dalam Lampiran 1. 3 Memanaskan sablon
4 Pounching
3. Pengukuran Tingkat Aktivitas PE 5 Kancing
6 Pengelaman
7 Primering
Menurut Matthews et al., (2011) tingkat 8 Pencucian
aktivitas PE dilakukan menggunakan Employee 9 Universal
Perceptions of Participatory Ergonomics
Questionnaire (EPPEQ). Kuesioner ini terdiri 2. Pembuatan Job Safety Analysis (JSA)
dari 17 pernyataan yang terbagi ke dalam 5
dimensi. Kelima dimensi dari ergonomi Masing-masing stasiun kerja yang terdapat
partisipasi antara lain keterlibatan diri, pada Tabel 1 akan dibuatkan JSA. Berikut contoh
pengetahuan ergonomi, dukungan manajer, ini analisis dengan menggunakan JSA pada
dukungan dari karyawan dan kendala. Skala yang Stasiun Kerja Emboss dapat dilihat pada Tabel 2.
digunakan pada kuesioner adalah 1 hingga 4.
Skala 1 (sangat tidak setuju) skala 4 (sangat Tabel 2. JSA Stasiun Kerja Emboss
setuju). JOB SAFETY ANALYSIS
Division : Production, Machine/Operation :
4. Implementasi PE Departemen printing Emboss machine
Potential Safety
Task Steps
Implementasi PE melibatkan tiga unsur Hazards Control
utama yaitu manajemen, pekerja dan ahli K3. 1. Menyalakan mesin
- -
Ketiga unsur ini secera terus menerus melakukan emboss
diskusi untuk mendapatkan kesepakatan Panas
Membuat
bersama. Hasil kesepakatan adalah dalam bentuk yang
2. Meletakan material tombol
konsep desain yang tentunya akan berguna bagi dihasilkan
sepatu ke meja kerja tambahan
perusahaan yaitu meningkatkan produktivitas dari metal
mesin untuk
yang ada
kerja dan tentunya menurunkan kecelakaan pengaman
di mesin
kerja.
Panas
Membuat
yang
5. Perbaikan Stasiun Kerja tombol
3. Melakukan proses dihasilkan
tambahan
emboss dari metal
Perbaikan sistem kerja mengacu pada nilai untuk
yang ada
pengaman
RS. Untuk nilai RS yang diatas 300 maka harus di mesin
segera dilakukan perbaikan. Nilai 200 sampai Panas
Membuat
dengan 300 menjadi prioritas kedua dalam yang
4. Mengeluarkan material tombol
melakukan perbaikan. dihasilkan
sepatu yang telah di tambahan
dari metal
emboss untuk
yang ada
pengaman
di mesin
HASIL
dalam penelitian ini hanya mengacu pada nilai yang membutuhkan perbaikan untuk segera
risiko yang membutuhkan perbaikan secepatnya diperbaiki (Matthews, 2011). Hal ini memberikan
yaitu yang memiliki nilai RS sebesar 200-300. informasi bahwa aktivitas partisipasi ergonomi
muncul dari kesadaran pekerja sendiri untuk
selalu waspada dalam berbagai tindakan kerja
PEMBAHASAN meskipun pemilik tidak memfasilitasinya.
Kendati demikian diperlukan unsur intervensi
Menurut Sukapto (2013) dan Tompa profesional dalam bidang ergonomi untuk
(2009), proses perbaikan sistem kerja dengan menyeimbangkan antara aktivitas ergonomis
menggunakan PE merupakan suatu cara yang dengan kelelamatan kerja, faslitas pendukung
akan menguntungkan semua pihak karena telah tempat kerja dan lingkungan sekitarnya(Boatca,
disepakati bersama. Karyawan mempunyai peran 2015).
yang penting sekali karena mereka mengetahui Penerapan PE pada Stasiun Kerja
karakteristik pekerjaan tersebut. Karyawan akan Pengeleman, Primering dan Pencucian yang
memberikan masukan yang berarti sehingga penting adalah memastikan semua karyawan
proses perbaikan akan menjadi lebih baik dari paham sekali bahwa adanya dampak jangka
kondisi pekerjaan saat ini. Peran manajemen juga panjang yang diakibatkan apabila karyawan
penting karena mereka yang mempunyai secara terus menerus menghirup bahan kimia
wewenang terhadap masing-masing pekerjaan. yang digunakan dalam proses produksi. Dalam
Wewenang yang dimaksud adalah pengaturan penelitian ini juga dilakukan evaluasi bahan
alokasi sumberdaya untuk masing-masing stasiun kimia seperti benzene, toluene, xylene yang
kerja. Selain itu, pihak manajemen mempunyai sering digunakan pada pembuatan sepatu. Ketiga
peran dalam menentukan target produksi pada bahan tersebut merupakan pelarut organik yang
masing-masing stasiun kerja. Peran ahli K3 terkandung pada komposisi lem dan dapat
menjadi mediator dan pengarah bagi pihak berdampak buruk bagi kesehatan manusia
pekerja dan manajemen agar konsep desain yang diantaranya kerusakan sistem saraf, kulit, liver,
dibuat sesuai dengan harapan pihak karyawan ginjal, sistem kekebalan dan paru-paru, kemudian
dan pihak manajemen. Metode ini sangat cocok bahan kimia juga bersifat mudah terbakar
untuk digunakan di perusahaan ini karena sejalan sehingga dapat menyebabkan kebakaran
dengan budaya perusahaan yang ada saat ini yaitu (Markkanen, 2004). Pada pekerja cenderung
musyawarah dan mufakat. Budaya ini telah membersihkan lem dengan bensin atau minyak
menjadi suatu tradisi turun temurun di tanah yang membuat semakin menambah paparan
perusahaan ini. benzene dan toluene yang masuk ke dalam tubuh
Ditambahkan pula oleh Van Eerd (2010) (Lim, 2014). Dari hasil kesepakatan dengan
bahwa partisipasi ergonomi adalah keterlibatan pihak pekerja, pihak perusahaan akan
aktif dari pekerja dalam melakukan implementasi menyediakan masker secara gratis dan pekerja
pengetahuan dan prosedur ergonomi di tempat akan menggunakannya dengan penuh kesadaran.
kerja yang didukung oleh manajer dan juga Selain itu, pihak pekerja akan tetap menjaga agar
supervisor. Dalam penerapannya pada penelitian lingkungan kerja tetap dalam kondisi yang bersih
ini, langkah pertama yang dilakukan adalah sehingga kemungkinan terjadi kebakaran tidak
mengenalkan ergonomi dan ergonomi partisipasi akan terjadi. Dengan kesepakatan ini maka akan
pada pekerja serta pimpinan perusahaan dengan muncul suasana kerja yang aman dan sehat bagi
harapan pekerja dan pimpinan perusahaan pekerja (Santos et al., 2011 ).
mempunyai pengetahuan terkait ergonomi Penerapan PE di Stasiun Embos adalah
partisipasi sehingga memudahnya dalam memastikan bahwa pekerja paham dalam
menganalisis hubungan antara partisipasi menjalankan mesin dengan sempurna. Dalam
ergonomi terhadap lingkungan dan fasilitas pengamatan selama penelitian, pekerja sering
perusahaan serta hubungannya dengan ceroboh dalam menjalankan mesin sehingga
keselamatan kerja. Dalam kaitan ini peranan tangan terjepit dalam mesin tersebut sehingga
sosial pekerja dan pemilik organisasi menjadi terjadi cacat bagian jari tangan karyawan. Hasil
substansi penting untuk mendukung pengawasan kesepakatan adalah dalam mesin ini ditambahkan
kesehatan dan keselamatan pekerja (Giovanni, tombol satu lagi sehingga dalam menjalankan
2010). aktivitas ini harus menekan kedua tombol secara
Hasil penelitian ini menunjukkan bersamaan. Hasil modifikasi ini maka tidak akan
aktivitas partisipasi ergonomi memiliki nilai baik. terjadi kecelakaan karena kedua tangan menekan
Evaluasi partisipasi ergonomi bertujuan untuk tombol secara bersamaan. Dengan modifikasi ini
mengidentifikasi bagian dari program evaluasi
410 Jurnal Kesehatan, Volume 9, Nomor 3, November 2018, hlm 401-409
maka diwujudkan suasana kerja yang aman bagi alat bantu penyimpan cairan gleco primer karet;
karyawan (Saleem, 2003). kedua, di stasiun Kerja Pencucian berupa
penggunaan APD, dan Stasiun Emboss berupa
membuat tombol tambahan.
SIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Azadeh, A., Roudi, E., dan Salehi, V. 2017. Manager, 8th edition. Pearson Prentice
Optimum Design Approach Based on Hall.
Integrated Macro-ergonomics and Kumar, R., Chaikumarn, M., dan Lundberg, J.
Resilience Engineering in a Tile and 2005. Participatory Ergonomics and an
Ceramic Factory,96, 62-74. Evaluation of a Low-Cost Improvement
doi:10.1016/j.ssci/2017.02.017 Effect on Cleaners’ Working Posture.
Boatca ME, Cirjaliu B. 2015. A proposed International Journal of Occupational
approach for an efficient ergonomics Safety and Ergonomics (JOSE), 11,No.2,
intervention in organizations. Procedia 203-210.
Econ Financ, 23:54-62. Larson, N., Wick, H., Hallbeck, S., dan Vink, P.
Boyce, M.R. 2008. An Ergonomic Approach to 2015. Corporate Ergonomics Programs:
the Aging Workforce Utilizing This Identifying Value Through a Company
Valuable Resource to Best Advantage by Award Process, 3, 9-23.
Integrating Ergonomics, Health Promotion doi:10.1080/21577323.2014.1001042
and Employee Assistance Programs,23, Lim SK, Shin HS, Yoon KS, Kwack SJ, Um YM,
179-199. Hyeon JH, Roh TH. 2014) Risk assessment
doi:10.1080/15555240802189588 of volatile organic compounds benzene ,
De Jong, A.M., dan Vink, P. 2000. The Adoption toluene, ethylbenzene, and xylene (BTEX)
of Technological Innovations for Glaziers in consumer products . J. Toxicol. Environ.
Evaluation of a Participatory Ergonomics Health, Part A, 2014;77(22-24):1502-21.
Approach, 26, 39-46. Markkanen PK. Occupational Safety and in
Dianat, I., Vahedi, A., & Dehnavi, S. 2016. Indonesia. Manila, Philippines: ILO; 2004.
Association between objective and p. 6-8.
subjective assessments of environmental Matthews, R. A., Gallus, J. A., & Henning, R. A.
ergonomic factors in manufacturing plants. 2011. Participatory Ergonomics :
International Journal of Industrial Development of anemployee assesment
Ergonomics, 26-31. questionnaire. Accident Analysis and
doi:10.1016/j.ergon.2015.12.004 Pervention, 360-369.
Erdinc, O., dan Yeow, P.H.P. 2011. Proving Motamedzade, M. 2013. Ergonomics
External Validity of Ergonomics and Intervention in an Iranian Tire
Quality Relationship Through Review of Manufacturing Industry,19, 475-484.
Real-World Case Studies,49, 949-962. doi:10.1080/10803548.2013.11077003
doi:10.1080/00207540903555502 Nagamachi, M. 199). Requisites and Practice of
Giovanni COSTA. 2010. Shift Work and Health: Participatory Ergonomic. International
Current Problems and Preventive Actions. Journal of Industrial Ergonomics, 15, 371-
Saf Health Work; 1:112-23. 377.
Goetsch, D.L. 2017. Occupational Safety and Punett, L., Warren, N., Henning, R., Nobrega, S.,
Health for Technologists, Engineers, and & Cherniak, M. 2013. Participatory
Ergonomics as a Model for Integrated
Sukapto, Penerapan Metode Job Safety Analysis and Risk Score untuk Meningkatkan … 411