Proposal Tesis
Proposal Tesis
Proposal Tesis
Proposal Tesis
Proposal Ini Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Permohonan Pengajuan Dosen
Pembimbing Tesis Program Studi Pendidikan Bahasa Arab Pascasarjana UIN Sunan Gunung Djati
Bandung
oleh:
Siti Solihat
NIM: 2170090035
BANDUNG
2019LEMBAR PERSETUJUAN MENGIKUTI SEMINAR
PROPOSAL TESIS
Judul:
Siti Solihat
NIM: 2170090035
1
A. PEDOMAN TRANSLITERASI
lampirannya:
Constans:
ب b ط t}
ت t ظ z}
ث th ع ‘
ج j غ gh
ح h} ف f
خ kh ق q
د d ك k
ذ dh ل l
ر r م m
ز z ن n
س s و w
ش sh ه h
ص s} ي y
ض d}
1 Pascasarjana UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Panduan Penulisan Tesis dan Desertasi.
Bandung: Pascasarjana UIN Sunan Gunung Djati Bandung, 2018. Halaman 65.
2
3
B. KATA PENGANTAR
Bismilla>hirrahma>nirrahi>m…
Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena atas
berkat rida dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan proposal Tesis Kualitatif
Deskriptif yang berjudul “Penerapan Aspek-Aspek Behavioristik Dalam
Pembelajaran Keterampilan Berbicara. (Studi analisis dekriptif di Pesantren
Bahasa Prodi Pendidikan Bahasa Arab Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung)”.
Proposal ini merupakan salah satu syarat dalam menyusun tesis pada Program
Pascasarjana Magister Pendidikan Bahasa Arab Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan
Gunung Djati Bandung.
Dalam menyusun proposal ini penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak
kekurangan baik dalam hal materi, teknik penulisan, maupun analisisnya. Hal ini semata-
mata karena keterbatasan pengetahuan yang penulis miliki. Untuk itu penulis sangat
mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun dari berbagai pihak demi
kesempurnaannya.
Akhir kata semoga Allah SWT, senantiasa memberikan balasan yang berlipat
ganda atas semua bantuan yang telah diberikan, dan semoga proposal ini dapat
memberikan manfaat bagi penulis pada khususnya dan para pembaca pada umumnya.
Aami>n ya> Robbal ‘A>lami>n
Penulis
Siti Solihat
4
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN.....................................................................................i
PEDOMAN TRANSLITERASI..............................................................................ii
KATA PENGANTAR.............................................................................................iv
DAFTAR ISI...........................................................................................................v
B. Perumusan Masalah..........................................................................................5
C. Tujuan Penelitian..............................................................................................5
D. Kegunaan Penelitian.........................................................................................6
F. Kerangka Berpikir............................................................................................8
G. Metodologi Penelitian.....................................................................................11
1. Pendekatan Penelitian.................................................................................11
2. Sumber Data..............................................................................................122
Daftar Pustaka......................................................................................................199
5
تنفيذ النواح السلوكية في تعليم مهارة الكلما
)دراسة تحليلية وصفية في المعهد اللغوي بقسم اللغة
العربية لكلية التربية والتعليم بجامعة سونان غونونج
(جاتي السلمية الحكومية باندونج
PENERAPAN ASPEK-ASPEK BEHAVIORISTIK DALAM
PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERBICARA
(Studi analisis dekriptif di Pesantren Bahasa Prodi Pendidikan Bahasa Arab
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati
Bandung)
Dalam dunia pendidikan sudah tidak asing lagi bahasa menjadi salah
satu pelajaran yang diajarkan di berbagai jenjang pendidikan, termasuk di
Indonesia. Terdapat berbagai bahasa yang diajarkan di Indonesia sejak tingkat
Sekolah Dasar hingga Perguruan Tinggi, diantaranya adalah bahasa Arab.
2 Pranowo, Analisa pengajaran Bahasa, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press,1996), 18.
2
perhatian lebih besar kepada faktor-faktor eksternal seperti lingkungan, guru,
buku teks, dan sebagainya. Sedangkan madzhab kognitivisme lebih
memfokuskan perhatiannya kepada faktor internal seperti bakat, minat,
kemauan, pengalaman terdahulu dalam diri pembelajar.1
1 Ahmad Fuad Effendy, Metodologi Pengajaran Bahasa Arab, (Malang: Misykat,2012), 13.
2 Ibrahim dan Nana Syaodih, Perencanaan Pengajaran, (Jakarta: PT. Asdi Mahasatya, 2003), 30.
3
ilmu agama ke dalam berbagai disiplin ilmu lainnya, melalui penguasaan
bahasa Arab dengan baik dan benar. Selain itu, mahasiswa diharpkan memiliki
keterampilan menyimak (maha>rat al-istima’), keterampilan berbicara
(maha>rat al-kalam), keterampilan membaca (maha>rat al-qira’ah), dan
keterampilan menulis (maha>rat al-kita>bah).1
1 Petunjuk teknis dan tata tertib Pesantren Bahasa Program Studi Pendidikan Bahasa Arab
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Gunung Djati Bandung, (2017), 1.
4
karena bahasa itu ujaran, bahasa itu seperangkat kebiasaan dan bukan yang
dipikirkan bagaimana seharusnya berbicara.
D. Perumusan Masalah
E. Tujuan Penelitian
5
F. Kegunaan Penelitian
6
Wijaya Mojokerto oleh Ahmad Pandu Setiawan Prodi Pendidikan Agama
Islam Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Raden Wijaya Mojokerto. Vol.6
No.2.2016.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan teori behavioristik dan
Konstruktifistik dalam kegiatan pembelajaran di Sekolah Tinggi Ilmu
Tarbiyah Raden Wijaya Mojokerto.
3. Skripsi : Stimulus Guru dan Respon Siswa dalam Pembelajaran
Bahasa di MTS Al-Ikhsan Beji Kedungbanteng Banyumas. oleh
Nurlaeliyah mahasiswi Program Studi Pendidikan Bahasa Arab Sekolah
Tinggi Agama Islam Negeri Purwokerto. 2012.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui cara guru memberikan
stimulus kepada siswa kepada siswa dalam pembelajaran bahasa Arab,
dan juga untuk mengetahui respon yang ditunjukan oleh siswa dalam
pembelajaran Bahasa Arab di MTS al-Ikhsan.
4. Prosiding Konferensi Nasional Bahasa Arab 11: Penerapan Teori
Behavioristik dalam Pembelajaran Bahasa Arab (Kajian terhadap
Pemikiran BF. Skinner) oleh Muhammad Mahmudi Mahasiswa Keguruan
Bahasa Arab Program Pascasarjana Uniersitas Negeri Malang. 15 Oktober
2015.
Ruang lingkup yang dibahas dalam artikel ini pandangan teori
behaviorisme tentang belajar, belajar menurut tokoh behaviorisme BF
Skinner, terapi tingkah laku behavioristik, dan aplikasinya dalam
pembelajaran siswa.
Merujuk pada penelitian yang telah ada sebelumnya, yang lebih
menitik beratkan pada teori behaviorisme dalam penbelajaran umum
maupun pembelajaran bahasa Arab, disini peneliti memposisikan
penelitannya lebih fokus pada penerapan aspek-aspek behavioristik
dalam salah satu pembelajaran keterampilan berbahasa yaitu
keterampilan berbicara.
7
H. Kerangka Berpikir
1 Abdul Aziz, Psikolinguistik Pengajaran Bahasa Arab (Bandung: Humaniora, 2009), 29.
2 Sri Utari Subyakto Nababan, Metodologi Pengajaran Bahasa, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama, 1993), 31.
8
kaidah) daripada kandungan isinya.3 Adapun prinsip-prinsip pembelajaran
bahasa asing menurut teori behavioristik:2
1. Ketika belajar bahasa, kita harus sering melakukan latihan dan
pengulangan.
2. Harus sering meniru ketika belajar bahasa
3. Pertama-tama latihan diawali dengan pengucapan huruf, kata,
kemudian kalimat.
4. Perkembangan bicara anak kecil, diawali dengan menyimak
kemudian berbicara, hal ini bisa diterapkan ketika belajar bahasa asing.
5. Usahakan tidak menggunakan terjemah ketika belajar bahasa asing.
6. Belajar bahasa asing, seperti halnya anak keci yang berbicara tanpa
memikirkan kaidah shorof dan nahwu.
Berdasarkan hal di atas, apabila kita sering menggunakan bahasa, hal
tersebut akan menjadi sebuah kebiasaan. Acep Hermawan mengatakan bahwa
kemampuan menggunakan bahasa dalam dunia pengajaran bahasa disebut
ketermapilan berbahasa. Keterampilan tersebut ada empat, yaitu keterampilan
menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Keterampilan ini hanya akan
diperoleh dan dikuasai dengan jalan praktek dan banyak latihan.3
Kegiatan berbicara adalah mengucapkan suara-suara bahasa Arab
dengan benar menurut pakar bahasa itu. Keterampilan ini dapat berupa
percakapan, disuksi, cerita atau pidato. Sedangkan berbicara bahasa adalah
kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk
mengekspresikan gagasan, pikiran, dan juga perasaan.4
Adapun tujuan dari pembelajaran berbicara mencakup beberapa hal
antara lain sebagai berikut:5
1. Kemudahan berbicara
1 Ahmad Fuad Effendy, Metodologi Pengajaran Bahasa Arab, (Malang; Misykat, 2012), 14.
9
Peserta didik harus mendapat kesempatan yang besar untuk berlatih
berbicara sampai mereka mampu mengembangkan keterampilan ini secara
wajar, lancar dan menyenangkan, baik di dalam kelompok kecil maupun
dihadapan pendengar umum yang lebih besar jumlahnya.
2. Kejelasan
Dalam hal ini peserta didik berbicara dengan tepat dan jelas, baik
artikulasi maupun diksi kalimat-kalimatnya.
3. Bertanggung jawab
Latihan berbicara yang bagus menekankan pembicara untuk bertanggung
jawab agar berbicara secara tepat, dan dipikirkan secra sungguh-sungguh
mengenai topik pembicaraan, tujuan pembicaraan, siapa yang diajak
bicara, dan bagaimana situasi pembicaraan serta momentumnya saat itu.
4. Membentuk pendengaran yang kritis
Latihan berbicara yang baik sekaligus mengembangkan keterampilan
menyimak secara tepat dan kritis juga menjadi tujuan utama program
pembelajaran ini.
5. Membentuk kebiasaan
Kebiasaan berbicara tidak akan dicapai tanpa adanya niat yang sungguh-
sungguh dari peserta didik itu sendiri. Kebiasaan ini bisa diwujudkan
melalui interaksi dua orang atau lebih yang telah disepakati sebelumnya,
tidak harus dalam komunitas besar.
Oleh sebab itu kegiatan belajar-mengajar di Pesantren Bahasa Prodi
Pendidikan Bahasa Arab Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan
Gunung Djati Bandung, selain dipengaruhi dengan unsur internal
(kognitivisme), kegaiatan belajar-mengajar tersebut harus dipengaruhi juga
dengan unsur internalnya (behaviorisme), sehingga tujuan diadakannya
Pesantren Bahasa yaitu salah satunya mahasiswa dapat memiliki keterampilan
berbicara dapat tercapai dengan maksimal.
Untuk lebih jelasnya, kerangka penelitian ini secara skematis dapat
dilihat pada bagan sebagai berikut:
Teori belajar bahasa
Teori Behaviorisme
5 Syaiful Mustofa, Strategi Pembelajaran Bahasa Arab Inovatif, (Malang: UIN Maliki Press,
2011), 138-139.
10
Teori behaviorisme dalam pembelajaran bahasa Arab
Keterampilan berbicara
I. Metodologi Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
2. Sumber Data
11
dengan teori behaviorisme dan keterampilan berbicara yang relevan
dengan fokus pembahasan.
a. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
deskrptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang bermaksud
memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian
misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lainnya,secara
holistic dan dengan deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada
suatu konteks khusus yang alamiah dengan memanfaatkan berbagai
metode alamiah.1
3 Ulber Silalahi, Metode Penelitian Sosial, (Bandung: PT Refika Aditama, 2010), 151.
1 Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2016), 5-
6.
2 Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2016),
186.
12
untuk memperoleh data tentang pelaksanaan pembelajaran
keterampilan berbicara.
2) Observasi
Sutrisno Hadi dalam Sugiyono mengemukakan bahwa
observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses
yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dua
diantara yang terpenting adalah proses pengamatan dan ingatan.1
3) Checklist
Checklist adalah suatu daftar yang berisi subjek dan aspek-
aspek yang akan diamati. Ada macam-macam aspek yaang
biasanya dicantumkan dalam daftar cek, kemudian tinggal
memberikan tanda ceklis pada tiap-tiap aspek tersebut sesuai
dengan hasil penilaiannya.2
Esensi dari checklist adalah untuk menyatakan ada atau
tidak adanya suatu unsur, komponen, karakteristik, atau kejadian
dalam suatu peristiwa, tugas atau satu kesatuan yang kompleks.
Jadi, dalam checklist pengamat hanya dapat menyatakan ada atau
tidak adanya suatu hal yang sedang diamati, bukan memberi
peringkat atau derajat kualitas hal tersebut.3
Dalam penelitian ini checklist dilakukan untuk mengetahui
kesesuaian anatara aspek-aspek behavioristik yang digunakan di
pesantren bahasa dengan aspek-aspek behavioristik yang ada.
3 Eko Putro Widoyoko, Evaluasi Program Pembelajaran, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2016),
107.
13
Analisis data dilakukan dengan mengorganisasikan data,
menjabarkannya ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke
dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan
membuat kesimpulan yang dapat diceritakan kepada orang lain.1
Bogdan & Biklen mengatakan teknik analisis data adalah upaya
yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan
data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola,
mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, memutuskan apa yang
dapat diceritakan kepada orang lain.2
Teknik analisis data pada penelitian ini peneliti menggunakan tiga
prosedur perolehan data, yaitu :
a. Reduksi Data (Data Reduction)
Reduksi data adalah proses penyempurnaan data, baik
pengurangan terhadap data yang dianggap kurang perlu dan tidak
relevan, maupun penambahan data yang dirasa masih kurang. Data
yang diperoleh di lapangan mungkin jumlahnya sangat banyak.
Reduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,
memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya.
Dengan demikian data yang akan direduksi memberikan gambaran
yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan
pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan.3
b. Penyajian Data (Display)
Dengan mendisplay atau menyajikan data akan memudahkan
untuk memahami apa yang terjadi selama penelitian berlangsung.
Setelah itu perlu adanya perencanaan kerja berdasarkan apa yang telah
dipahami.
2 Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2016),
248.
14
Dalam penyajian data selain menggunakan teks secara naratif,
juga dapat berupa bahasa nonverbal seperti bagan, grafik, denah,
matriks, dan tabel. Penyajian data merupakan proses pengumpulan
informasi yang disusun berdasarkan kategori atau pengelompokan-
pengelompokan yang diperlukan.
Miles and Huberman dalam penelitian kualitatif penyajian data
bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan
antarkategori,flowchart dan sejenisnya. Ia mengatakan “yang paling
sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif
adalah dengan teks yang bersifat naratif”.1
15
Keabsahan data dilakukan untuk membuktikan apakah penelitian
yang dilakukan benar-benar merupakan penelitian ilmiah sekaligus untuk
menguji data yang diperoleh. Uji keabsahan data dalam penelitian ini
meliputi :
a. Melakukan analisis kasus negatif
Melakukan analisis kasus negatif berarti peneliti mencari data
yang berbeda atau bahkan bertentangan dengan data yang telah
ditemukan. Bila tidak ada lagi data yang berbeda atau bertentangan
dengan temuan, berarti masih mendapatkan data-data yang
bertentangan dengan data yang ditemukan, maka peneliti mungkin
akan mengubah temuannya.1
b. Menggunakan Bahan Referensi
Yang dimaksud referensi adalah pendukung untuk
membuktikan data yang telah ditemukan oleh peneliti. Dalam laporan
penelitian, sebaiknya data-data yang dikemukakan perlu dilengkapi
dengan foto-foto atau dokumen autentik, sehingga menjadi lebih dapat
dipercaya.2
c. Triangulasi
Triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang
bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan
sumber data yang telah ada. Bila peneliti melakukan pengumpulan
data dengan triangulasi, maka sebenarnya peneliti mengumpulkan data
yang sekaligus menguji kredibilitas data, yaitu mengecek kredibilitas
data dengan berbagai teknik pengumpulan data dan berbagai sumber
data.3
3 Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2016),
320.
16
Triangulasi merupakan penyilangan informasi yang diperoleh
dari sumber-sumber. Triangulasi bermakna cek dan ricek. Maksudnya
data yang didapatkan dicek dan diricek dengan sumber lain sebagai
pembanding.1
Terdapat tiga jenis triangulasi yang peneliti lakukan dalam
penelitian ini, yaitu :
1) Triangulasi Sumber
Untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara
mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber.
Data yang diperoleh dianalisis oleh peneliti sehingga
menghasilkan suatu kesimpulan selanjutnya dimintakan
kesepakatan (member check) dengan tiga sumber.2
2) Triangulasi Teknik
Untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara
mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang
berbeda. Misalnya untuk mengecek data bisa melalui wawancara,
observasi, dokumentasi. Bila dengan teknik pengujian kredibilitas
data tersebut menghasilkan data yang berbeda, maka peneliti
melakukan diskusi lebih lanjut kepada sumber data yang
bersangkutan untuk memastikan data mana yang dianggap benar.3
3) Triangulasi Waktu
Data yang dikumpulkan dengan teknik wawancara di pagi
hari pada saat narasumber masih segar, akan memberikan data
lebih valid sehingga lebih kredibel. Selanjutnya dapat dilakukan
dengan pengecekan dengan wawancara, observasi atau teknik lain
dalam waktu atau situasi yang berbeda. Bila hasil uji
menghasilkan data yang berbeda, maka dilakukan secara berulang-
ulang sehingga sampai ditemukan kepastian datanya.4
1 Nusa Putra, Metode Penelitian Kualitatif Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2013), 45.
17
J. Daftar Pustaka
18
Moleong,Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2016.
Mustofa, Syaiful. Strategi Pembelajaran Bahasa Arab Inovatif. Malang: UIN
Maliki Press, 2011.
Putra,Nusa. Metode Penelitian Kualitatif Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers,
2013.
Pranowo. Analisa pengajaran Bahasa. Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press,1996.
Widoyoko,Eko Putro. Evaluasi Program Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2016.
Silalahi,Ulber. Metode Penelitian Sosial. Bandung: PT Refika Aditama, 2010.
Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
R & D. Bandung: Alfabeta, 2016.
19