100% found this document useful (2 votes)
861 views25 pages

Proposal Tesis

Download as rtf, pdf, or txt
Download as rtf, pdf, or txt
Download as rtf, pdf, or txt
You are on page 1/ 25

‫تنفيذ النواح السلوكية في تعليم مهارة الكلما‬

‫)دراسة تحليلية وصفية في المعهد اللغوي بقسم اللغة‬


‫العربية لكلية التربية والتعليم بجامعة سونان غونونج‬
(‫جاتي السلمية الحكومية باندونج‬
PENERAPAN ASPEK-ASPEK BEHAVIORISTIK DALAM
PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERBICARA
(Studi analisis dekriptif di Pesantren Bahasa Prodi Pendidikan Bahasa Arab
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati
Bandung)

Proposal Tesis

Proposal Ini Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Permohonan Pengajuan Dosen
Pembimbing Tesis Program Studi Pendidikan Bahasa Arab Pascasarjana UIN Sunan Gunung Djati
Bandung

oleh:

Siti Solihat
NIM: 2170090035

PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SUNAN GUNUNG DJATI

BANDUNG
2019LEMBAR PERSETUJUAN MENGIKUTI SEMINAR

PROPOSAL TESIS
Judul:

‫تنفيذ النواح السلوكية في تعليم مهارة الكلما‬


‫)دراسة تحليلية وصفية في المعهد اللغوي بقسم اللغة‬
‫العربية لكلية التربية والتعليم بجامعة سونان غونونج‬
(‫جاتي السلمية الحكومية باندونج‬
PENERAPAN ASPEK-ASPEK BEHAVIORISTIK DALAM
PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERBICARA
(Studi analisis dekriptif di Pesantren Bahasa Prodi Pendidikan Bahasa Arab
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati
Bandung)

Siti Solihat

NIM: 2170090035

Menyetujui untuk Mengikuti Seminar Proposal Tesis:

Ketua Prodi PBA Pascasarjana


Dosen Pembimbing Akademik
UIN SGD Bandung

Dr. Akmaliyah, M.Ag Dr. H. Izzuddin Musthafa, M.A


NIP: 196611011996032001 NIP:196109201990031002

1
A. PEDOMAN TRANSLITERASI

Pedoman transliterasi huruf Arab ke hurup latin mengikuti pedoman yang

terlampir dalam buku Panduan Penulisan Tesis dan Disertasi

(Pascasarjana UIN Sunan Gunung Djati Bandung: 2018) berdasar atas

Surat Keputusan nomor 265/U.n.05/PPs/PP.00.9/04/2018 tentang Panduan

dan Pedoman Pascasarjana UIN SGD Bandung. Berikut adalah

lampirannya:
Constans:

‫ب‬ b ‫ط‬ t}
‫ت‬ t ‫ظ‬ z}
‫ث‬ th ‫ع‬ ‘
‫ج‬ j ‫غ‬ gh
‫ح‬ h} ‫ف‬ f
‫خ‬ kh ‫ق‬ q
‫د‬ d ‫ك‬ k
‫ذ‬ dh ‫ل‬ l
‫ر‬ r ‫م‬ m
‫ز‬ z ‫ن‬ n
‫س‬ s ‫و‬ w
‫ش‬ sh ‫ه‬ h
‫ص‬ s} ‫ي‬ y
‫ض‬ d}

Vowels and Diphthongs:


Short ‫ = اا‬a ‫ = اا‬I ‫ = اا‬u
Long ‫ = ــــا ا‬a> ‫ = ـاـيي‬i> ‫ = ــاـيو‬u>
Diphthongs ‫ = ـاـيو‬aw ‫ = ـاـيي‬ay
In the case of tashdi>d, the letter will be double such as jannah (َّ‫)اجننة‬,

while in the case of ta>’ marbu>t}ah ( ‫)ة‬, h will be replaced with t if it is

related to next neoun (id}a>fah) like da>’irat al-ma’a>rif (‫)ادائاارةا ايلاماعاارف‬1.

1 Pascasarjana UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Panduan Penulisan Tesis dan Desertasi.
Bandung: Pascasarjana UIN Sunan Gunung Djati Bandung, 2018. Halaman 65.

2
3
B. KATA PENGANTAR

Bismilla>hirrahma>nirrahi>m…

Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena atas
berkat rida dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan proposal Tesis Kualitatif
Deskriptif yang berjudul “Penerapan Aspek-Aspek Behavioristik Dalam
Pembelajaran Keterampilan Berbicara. (Studi analisis dekriptif di Pesantren
Bahasa Prodi Pendidikan Bahasa Arab Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung)”.

Proposal ini merupakan salah satu syarat dalam menyusun tesis pada Program
Pascasarjana Magister Pendidikan Bahasa Arab Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan
Gunung Djati Bandung.

Dalam menyusun proposal ini penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak
kekurangan baik dalam hal materi, teknik penulisan, maupun analisisnya. Hal ini semata-
mata karena keterbatasan pengetahuan yang penulis miliki. Untuk itu penulis sangat
mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun dari berbagai pihak demi
kesempurnaannya.

Akhir kata semoga Allah SWT, senantiasa memberikan balasan yang berlipat
ganda atas semua bantuan yang telah diberikan, dan semoga proposal ini dapat
memberikan manfaat bagi penulis pada khususnya dan para pembaca pada umumnya.
Aami>n ya> Robbal ‘A>lami>n

Bandung, 15 Maret 2019

Penulis

Siti Solihat

4
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN.....................................................................................i

PEDOMAN TRANSLITERASI..............................................................................ii

KATA PENGANTAR.............................................................................................iv

DAFTAR ISI...........................................................................................................v

A. Latar Belakang Masalah...................................................................................1

B. Perumusan Masalah..........................................................................................5

C. Tujuan Penelitian..............................................................................................5

D. Kegunaan Penelitian.........................................................................................6

E. Hasil Penelitian Terdahulu................................................................................6

F. Kerangka Berpikir............................................................................................8

G. Metodologi Penelitian.....................................................................................11

1. Pendekatan Penelitian.................................................................................11

2. Sumber Data..............................................................................................122

3. Metode Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data...................................122

4. Prosedur Analisis Data..............................................................................144

5. Prosedur dan Teknik Pemeriksaan Uji Keabsahan Data...........................166

Daftar Pustaka......................................................................................................199

5
‫تنفيذ النواح السلوكية في تعليم مهارة الكلما‬
‫)دراسة تحليلية وصفية في المعهد اللغوي بقسم اللغة‬
‫العربية لكلية التربية والتعليم بجامعة سونان غونونج‬
(‫جاتي السلمية الحكومية باندونج‬
PENERAPAN ASPEK-ASPEK BEHAVIORISTIK DALAM
PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERBICARA
(Studi analisis dekriptif di Pesantren Bahasa Prodi Pendidikan Bahasa Arab
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati
Bandung)

C. Latar Belakang Masalah

Manusia merupakan makhluk sosial artinya manusia membutuhkan orang


lain dan lingkungan sosialnya sebagai sarana untuk bersosialisasi, sehingga
pada diri manusia ada dorongan untuk berhubungan (interaksi) dengan orang
lain. Untuk melakukan interaksi sosial manusia membutuhkan alat
komunikasi, yaitu bahasa. Karena dengan bahasa manusia mampu
mengekspresikan apa yang ada dalam hati yang ingin disampaikan pada
orang lain, sehingga terjadilah komunikasi antara yang berbicara dan yang
diajak bicara. Oleh karena itu, bahasa sangat penting bagi siapapun. Tanpa
bahasa, kita tidak bisa memahami apa maksud dan tujuan seseorang. Menurut
Ali Al-khuli bahasa adalah sistem berupa lambang bunyi yang bersifat mana
suka (arbitrer) yang dipakai oleh anggota-anggota masyarakat untuk saling
bertukar pikiran dan perasaan.1

Dalam dunia pendidikan sudah tidak asing lagi bahasa menjadi salah
satu pelajaran yang diajarkan di berbagai jenjang pendidikan, termasuk di
Indonesia. Terdapat berbagai bahasa yang diajarkan di Indonesia sejak tingkat
Sekolah Dasar hingga Perguruan Tinggi, diantaranya adalah bahasa Arab.

1 :‫ ) الرياض‬,‫ أساليب تدريس اللغة العربية‬،‫محمد علي الخولي‬


15 ،(‫ م‬1982 ،‫المملكة العربية السعودية‬.
1
Pentingnya bahasa Arab khususnya bagi umat Islam sudah tidak
diragukan lagi. Hal ini disebabkan karena sumber pokok ajaran agama Islam
menggunakan bahasa Arab yaitu Al-qur’an dan Hadits. Selain itu buku-buku
ilmu pengetahuan orang Islam ditulis menggunakan Bahasa Arab. Dan kita
juga melihat lembaga pendidikan khusus seperti pondok pesantren modern
Gontor, Al-Imarat, Lipia, Ar-raayah dan lain-lain, bahasa Arab biasa
digunakan dalam komunikasi sehari-hari, bukan hanya sebagai materi
pelajaran di kelas.

Belajar berbahasa pada hakikatnya adalah belajar keterampilan


berbahasa (Maha>rat al-lughah), yaitu menyimak (maha>rat al-istima’i),
berbicara (maha>rat al-kalam), membaca (mahar>at al-qiro’ah), dan
menulis (maha>rat al-kitabah). Empat keterampilan ini adalah pikiran, ide,
keinginan, emosi dan lain-lain untuk memenuhi kebutuhan. Dari kacamata
tersebut dapat dipahami bahwa bahasa adalah media komunikasi. Oleh karena
itu, bahasa bukan hanya harus dipelajari secara teoritis, melainkan secara
praktis sesuai fungsinya sebagai media komunikasi.1

Dalam proses pembelajaran bahasa, faktor pendukung sangat


dibutuhkan keberadaannya. Salah satu faktor pendukung tersebut adalah
adanya lingkungan yang mendukung dan memadai. Dengan adanya
lingkungan yang mendukung dan memadai, tentu pelaksanaan proses
pembelajaran bahasa akan berjalan dengan baik. Krashen mengemukakan
bahwa belajar bahasa adalah proses penguasaan bahasa, baik pada bahasa
pertama maupun pada bahasa kedua. Proses penguasaan bahasa yang
dimaksud meliputi penguasaan secara alamiah (acquisition) maupun secara
formal (learning).2

Sehubungan dengan itu, ada dua teori pengajaran bahasa, yaitu


behaviorisme dan kognitivisme. Madzhab behaviorisme memberikan

1 Acep Hermawan, Pembelajaran Keterampilan Berbahasa Arab ( Bandung: Alfabeta, 2018), 8.

2 Pranowo, Analisa pengajaran Bahasa, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press,1996), 18.

2
perhatian lebih besar kepada faktor-faktor eksternal seperti lingkungan, guru,
buku teks, dan sebagainya. Sedangkan madzhab kognitivisme lebih
memfokuskan perhatiannya kepada faktor internal seperti bakat, minat,
kemauan, pengalaman terdahulu dalam diri pembelajar.1

Proses pembelajaran bahasa Arab berintikan interaksi guru dengan


siswa yaitu saling mempengaruhi, sehingga memerlukan hubungan stimulus-
respon. Menurut aliran behaviorisme bahwa belajar bahasa memerlukan
latihan. Melalui peniruan, pengulangan, penguatan (reinforcement).2 Chaer
menyatakan bahwa kefasihan seseorang dalam menggunakan dua bahasa
sangat tergantung pada adanya kesempatan (dalam hal ini bisa ditafsirkan
pengulangan dan lingkungan) untuk menggunakan kedua bahasa itu. Jika
kesempatannya ada dan banyak, maka kefasihannya bertambah baik. Jika
kesempatanya berkurang atau sedikit maka kefasihan itu pun akan berkurang.3

Mengacu pada pentingnya latihan dan adanya lingkungan sebagai


faktor keberhasilan berbahasa, Prodi Pendidikan Bahasa Arab UIN Sunan
Gunung Djati Bandung membangun pesantren bahasa yang bertugas untuk
mengadakan berbagai program untuk menunjang kemampuan berbahasa Arab
bagi mahasiswa prodi Pendidikan bahasa Arab itu sendiri.

Program Pesantren Bahasa (Al-Ma’had Al-Lughawy) merupakan upaya


untuk mewujudkan visi Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Gunung
Djati Bandung, yakni menjadi penyelenggara proses akademik dan satuan
sistem pendidikan tinggi serta pusat pengembangan ilmu pendidikan dan
keguruan, yang berkualitas dan dilandasi nilai-nilai Islami, sehingga mampu
merespon positif segala tantangan pendidikan di masa depan demi terciptanya
masyarakat madani. Pesantren bahasa (Al-Ma’had Al-Lughawy) bertujuan
untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang dapat memadukan

1 Ahmad Fuad Effendy, Metodologi Pengajaran Bahasa Arab, (Malang: Misykat,2012), 13.

2 Ibrahim dan Nana Syaodih, Perencanaan Pengajaran, (Jakarta: PT. Asdi Mahasatya, 2003), 30.

3 Abdul Chaer, Linguistik Umum, (Jakarta: Rineka Cipta, 2012), 66.

3
ilmu agama ke dalam berbagai disiplin ilmu lainnya, melalui penguasaan
bahasa Arab dengan baik dan benar. Selain itu, mahasiswa diharpkan memiliki
keterampilan menyimak (maha>rat al-istima’), keterampilan berbicara
(maha>rat al-kalam), keterampilan membaca (maha>rat al-qira’ah), dan
keterampilan menulis (maha>rat al-kita>bah).1

Program pesantren bahasa ini mewajibkan semua mahasiswa Prodi


PBA untuk tinggal di Al-ma’had Al-lughawy selama satu tahun, yaitu tahun
pertama atau hanya untuk mahasiswa tingkat satu. Hal ini karena keterbatasan
tempat sehingga tidak bisa menampung semua mahasiswa Prodi PBA. Di
Ma’had ini mahasiswa diharuskan untuk menggunakan bahasa Arab sebagai
bahasa komunikasi sehari-hari. Banyak sekali kegiatan-kegiatan yang
menunjang kebahasaan, ada program harian, mingguan, bulanan, serta
program tiap semester. Untuk pengawasan dan pembimbing program ini,
dilakukan oleh dosen dan pengurus pesantren. Dengan adanya program
pesantren bahasa, Al-ma’had Al-lughawy ini, banyak melahirkan mahasiswa
berprestasi baik di dalam tingkat lokal maupun tingkat nasional. Keberhasilan
program ini tidak terlepas dari proses pelaksanaan pembelajaran, pendekatan
yang dipakai, metode yang digunakan, dan teori-teori psikologi yang
melandasi dalam pengajaran bahasa Arab. Dalam mengoptimalkan pengajaran
bahasa Arab di Pesantren bahasa disadari atau tidak, dipengaruhi beberapa
teori psikologik, baik itu teori behaviorisme atau kognitivisme. Namum
melalui penelitian ini peneliti memfokuskan pada teori behaviorisme dengan
tujuan menegtahui pelaksanaan pembelajaran keterampilan berbicara,
membuktikan aspek-aspek behaviorisme yang telah diterapkan di dalam
pembelajaran keterampialn berbicara di Pesantren Bahasa.

Adapun alasan pemilihan judul ini karena teori behaviorisme


menekankan apa yang dapat dilihat dan diamati yaitu tingkah laku, belajar
bahasa merupakan kemampuan yang membutuhkan praktek dan kebiasaan,

1 Petunjuk teknis dan tata tertib Pesantren Bahasa Program Studi Pendidikan Bahasa Arab
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Gunung Djati Bandung, (2017), 1.

4
karena bahasa itu ujaran, bahasa itu seperangkat kebiasaan dan bukan yang
dipikirkan bagaimana seharusnya berbicara.

Berdasarkan dari latar belakang di atas, dengan ini peneliti merasa


terdorong untuk melakukan penelitian dengan judul “Penerapan Aspek-
Aspek Behavioristik dalam Pembelajaran Keterampilan Berbicara.
(Studi Analisis Deskriptif di Pesantrean Bahasa Prodi Pendidikan Bahasa
Arab Fakultas Tarbiyah dan Keguruan)”

D. Perumusan Masalah

Dari latar belakang masalah di atas, berikut peneliti sajikan rumusan


masalah penelitian ini, yaitu:
1. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran ketermpilan berbicara di
pesantren bahasa Prodi PBA UIN Sunan Gunung Djati Bandung?
2. Penerapan aspek-aspek behaviorisme apa saja yang terdapat pada
pembelajaran keterampilan berbicara di pesantren bahasa Prodi PBA UIN
Sunan Gunung Djati Bandung?
3. Bagaimana kelebihan dan kekurangan aspek-aspek behaviorisme
dalam pembelajaran keterampilan berbicara di pesantren bahasa Prodi
PBA UIN Sunan Gunung Djati Bandung?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah:


1. Untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran ketermpilan
berbicara di pesantren bahasa Prodi PBA UIN Sunan Gunung Djati
Bandung
2. Untuk mengetahui penerapan aspek-aspek behaviorisme apa saja
yang terdapat pada pembelajaran keterampilan berbicara di pesantren
bahasa Prodi PBA UIN Sunan Gunung Djati Bandung.
3. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan aspek-aspek
behaviorisme dalam pembelajaran keterampilan berbicara di pesantren
bahasa Prodi PBA UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

5
F. Kegunaan Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian yang hendak dicapai, maka penelitian ini


diharapkan mempunyai kegunaan dalam khazanah keilmuan terutama pada
bidang pendidikan bahasa Arab, baik secara langsung maupun tidak. Adapun
kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Kegunaan Teoritis
a. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan
sumbangsih ilmu dan pengetahuan tentang usaha peningkatan mutu
pembelajaran keterampilan berbicara.
b. Sebagai upaya untuk mengembangkan konsep pembelajaran
keterampilan berbicara melalui teori behaviorisme.
2. Kegunaan Praktis
a. Temuan dalam penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat
bagi guru, peneliti, dan civitas akademik yang melakukan penelitian
terkait pembelajaran keterampilan berbicara.
b. Memberikan masukan kepada Pesantren Bahasa Prodi PBA UIN
Sunan Gunung Djati Bandung dalam meningkatkan kualitas
penggunaan bahasa Arab.
c. Menambah wawasan keilmuan peneliti terkait bidang pendidikan,
khususnya pendidikan bahasa Arab.

G. Hasil Penelitian Terdahulu

Peneliti telah menemukan beberapa penelitian-penelitian yang relevan


terkait penelitian yang akan dilakukan, yaitu sebagai berikut:
1. Jurnal Nusantara: Penerapan Teori Belajar Behavioristik dalam
proses pembelajaran oleh Novi Irwan Nahar, anggota DPRD kabupaten
Agam Sumatra Barat. Vol. 1. 2016.
Penelitian pada jurnal ini membahas tentang penerapan teori behavioristik
dalam pembelajaran, penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan mutu
pembelajaran dengan menerapkan teori behavioristik dalam pembelajaran.
2. Jurnal Ta’dibia : Aplikasi Teori Behavioristik dan Konstruktifistik
dalam Kegiatan Pembelajaran di Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Raden

6
Wijaya Mojokerto oleh Ahmad Pandu Setiawan Prodi Pendidikan Agama
Islam Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Raden Wijaya Mojokerto. Vol.6
No.2.2016.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan teori behavioristik dan
Konstruktifistik dalam kegiatan pembelajaran di Sekolah Tinggi Ilmu
Tarbiyah Raden Wijaya Mojokerto.
3. Skripsi : Stimulus Guru dan Respon Siswa dalam Pembelajaran
Bahasa di MTS Al-Ikhsan Beji Kedungbanteng Banyumas. oleh
Nurlaeliyah mahasiswi Program Studi Pendidikan Bahasa Arab Sekolah
Tinggi Agama Islam Negeri Purwokerto. 2012.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui cara guru memberikan
stimulus kepada siswa kepada siswa dalam pembelajaran bahasa Arab,
dan juga untuk mengetahui respon yang ditunjukan oleh siswa dalam
pembelajaran Bahasa Arab di MTS al-Ikhsan.
4. Prosiding Konferensi Nasional Bahasa Arab 11: Penerapan Teori
Behavioristik dalam Pembelajaran Bahasa Arab (Kajian terhadap
Pemikiran BF. Skinner) oleh Muhammad Mahmudi Mahasiswa Keguruan
Bahasa Arab Program Pascasarjana Uniersitas Negeri Malang. 15 Oktober
2015.
Ruang lingkup yang dibahas dalam artikel ini pandangan teori
behaviorisme tentang belajar, belajar menurut tokoh behaviorisme BF
Skinner, terapi tingkah laku behavioristik, dan aplikasinya dalam
pembelajaran siswa.
Merujuk pada penelitian yang telah ada sebelumnya, yang lebih
menitik beratkan pada teori behaviorisme dalam penbelajaran umum
maupun pembelajaran bahasa Arab, disini peneliti memposisikan
penelitannya lebih fokus pada penerapan aspek-aspek behavioristik
dalam salah satu pembelajaran keterampilan berbahasa yaitu
keterampilan berbicara.

7
H. Kerangka Berpikir

Sebagaimana kita ketahui bahwa dalam proses belajar mengajar dapat


dipengaruhi oleh unsur internal (kognitivisme) seperti bakat, minat dan
kemauan dalam diri pembelajar, bisa juga dipengaruhi oleh unsur eksternal
(behaviorisme) seperti lingkungan, guru, teks dan lain-lain. Teori
behaviorisme adalah salah satu unsur yang dapat mempermudah tercapainya
tujuan pembelajaran.
Alian behaviorisme menjelaskan pengertian tingkah laku melalui aksi
atau stimulus kemudian menghasilkan respon, stimulus yang berbeda akan
menghasilkan respon yang berbeda. Hubungan antara stimulus dan respon,
menurut aliran psikologi behaviorisme, dengan tokoh Skinner berpendapat
bahwa kebiasaan dapat terjadi dengan cara peniruan dan penguatan. Kebiasaan
memiliki dua karakteristik utama. Pertama, kebiasan dapat diamati, bila
berupa benda dapat diraba, bila berupa kegiatan atau aktivitas dapat diamati.
Kedua, kebiasaan itu terjadi bersifat mekanistik dan otomatis. Kebiasaan
terjadi secara spontan tanpa disadari dan sangat sukar dihilangkan.1
Walaupun teori pembentukan kebiasaan (habit formation) itu bersifat
umum, aplikasinya digunakan juga dalam pengajaran bahasa Arab. Dalam
pengajaran bahasa pertama (BI), anak-anak menguasai bahasa ibunya melalui
peniruan. Peniruan itu biasanya diikuti oleh pujian atau perbaikan. Melalui
kegiatan itulah anak-anak mengembangkan pengetahuannya mengenai
struktur, pola kebiasaan bahasa ibunya. Hal yang sama berlaku juga dalam
pengajaran bahasa kedua (B2) atau bahasa asing.2 Dalam pengajaran bahasa
Arab, aliran behaviorisme ini melahirkan pendekatan audiolingual atau aural-
oral approach (al-t{ari>qah al-sam’iyah al-syafawiyah). Pendekatan ini
memberikan perhatian utama kepada kegiatan latihan, drill, menghafal
kosakata, menghafalkan dan memeragakan dialog, menghafalkan teks bacaan,
dan pada sisi lain lebih mengutamakan bentuk luar bahasa (pola, struktur,

1 Abdul Aziz, Psikolinguistik Pengajaran Bahasa Arab (Bandung: Humaniora, 2009), 29.

2 Sri Utari Subyakto Nababan, Metodologi Pengajaran Bahasa, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama, 1993), 31.

8
kaidah) daripada kandungan isinya.3 Adapun prinsip-prinsip pembelajaran
bahasa asing menurut teori behavioristik:2
1. Ketika belajar bahasa, kita harus sering melakukan latihan dan
pengulangan.
2. Harus sering meniru ketika belajar bahasa
3. Pertama-tama latihan diawali dengan pengucapan huruf, kata,
kemudian kalimat.
4. Perkembangan bicara anak kecil, diawali dengan menyimak
kemudian berbicara, hal ini bisa diterapkan ketika belajar bahasa asing.
5. Usahakan tidak menggunakan terjemah ketika belajar bahasa asing.
6. Belajar bahasa asing, seperti halnya anak keci yang berbicara tanpa
memikirkan kaidah shorof dan nahwu.
Berdasarkan hal di atas, apabila kita sering menggunakan bahasa, hal
tersebut akan menjadi sebuah kebiasaan. Acep Hermawan mengatakan bahwa
kemampuan menggunakan bahasa dalam dunia pengajaran bahasa disebut
ketermapilan berbahasa. Keterampilan tersebut ada empat, yaitu keterampilan
menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Keterampilan ini hanya akan
diperoleh dan dikuasai dengan jalan praktek dan banyak latihan.3
Kegiatan berbicara adalah mengucapkan suara-suara bahasa Arab
dengan benar menurut pakar bahasa itu. Keterampilan ini dapat berupa
percakapan, disuksi, cerita atau pidato. Sedangkan berbicara bahasa adalah
kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk
mengekspresikan gagasan, pikiran, dan juga perasaan.4
Adapun tujuan dari pembelajaran berbicara mencakup beberapa hal
antara lain sebagai berikut:5
1. Kemudahan berbicara

1 Ahmad Fuad Effendy, Metodologi Pengajaran Bahasa Arab, (Malang; Misykat, 2012), 14.

2‫ تعليم اللغة العربية لغير الناطقين بها في ضوء‬،‫مختار الطاهر حسين‬


.‫ ص‬،(2018 ،‫ دار العالمية للنشر والتوزيع‬:‫ )مصر‬،‫المناهج الحديثة‬
104-103
3 Acep Hermawan, Metodologi pembelajaran Bahasa Arab, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2013), 129-130.

4 Radliyah Zaenuddin, Metodologi dan Strategi Alternatif Pembelajaran Bahasa Arab,


(Yogyakarta: Pustaka Rihlah Group, 2005), 62-63.

9
Peserta didik harus mendapat kesempatan yang besar untuk berlatih
berbicara sampai mereka mampu mengembangkan keterampilan ini secara
wajar, lancar dan menyenangkan, baik di dalam kelompok kecil maupun
dihadapan pendengar umum yang lebih besar jumlahnya.
2. Kejelasan
Dalam hal ini peserta didik berbicara dengan tepat dan jelas, baik
artikulasi maupun diksi kalimat-kalimatnya.
3. Bertanggung jawab
Latihan berbicara yang bagus menekankan pembicara untuk bertanggung
jawab agar berbicara secara tepat, dan dipikirkan secra sungguh-sungguh
mengenai topik pembicaraan, tujuan pembicaraan, siapa yang diajak
bicara, dan bagaimana situasi pembicaraan serta momentumnya saat itu.
4. Membentuk pendengaran yang kritis
Latihan berbicara yang baik sekaligus mengembangkan keterampilan
menyimak secara tepat dan kritis juga menjadi tujuan utama program
pembelajaran ini.
5. Membentuk kebiasaan
Kebiasaan berbicara tidak akan dicapai tanpa adanya niat yang sungguh-
sungguh dari peserta didik itu sendiri. Kebiasaan ini bisa diwujudkan
melalui interaksi dua orang atau lebih yang telah disepakati sebelumnya,
tidak harus dalam komunitas besar.
Oleh sebab itu kegiatan belajar-mengajar di Pesantren Bahasa Prodi
Pendidikan Bahasa Arab Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan
Gunung Djati Bandung, selain dipengaruhi dengan unsur internal
(kognitivisme), kegaiatan belajar-mengajar tersebut harus dipengaruhi juga
dengan unsur internalnya (behaviorisme), sehingga tujuan diadakannya
Pesantren Bahasa yaitu salah satunya mahasiswa dapat memiliki keterampilan
berbicara dapat tercapai dengan maksimal.
Untuk lebih jelasnya, kerangka penelitian ini secara skematis dapat
dilihat pada bagan sebagai berikut:
Teori belajar bahasa

Teori Behaviorisme
5 Syaiful Mustofa, Strategi Pembelajaran Bahasa Arab Inovatif, (Malang: UIN Maliki Press,
2011), 138-139.

10
Teori behaviorisme dalam pembelajaran bahasa Arab

Keterampilan berbicara

I. Metodologi Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Metode kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada


filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek
yang alamiah, (sebagai lawannya eksperimen) dimana peneliti adalah
sebagai instrument kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara
triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil
penelitian kualitatif lebih menekankan makna pada generalisasi.1

2. Sumber Data

a. Sumber Data Primer


Sumber data primer adalah data autentik atau data yang berasal
dari sumber pertama.2 Dalam hal ini, peneliti akan mengambil data dari
mahasiswa dan pengurus pesantren bahasa prodi Pendidikan Bahasa
Arab Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Gunung Djati
Bandung.
b. Sumber Data Sekunder
Sumber data sekunder adalah data yang materinya secara tidak
langsung berhubungan dengan masalah yang diungkapkan. Data ini
berfungsi sebagai pelengkap data primer.3 Adapun data sekunder dalam
penelitian ini adalah adalah buku-buku atau data yang berkaitan
1 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D,
(Bandung : Alfabeta, 2016), 7.

2 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D,


(Bandung : Alfabeta, 2016), 142.

11
dengan teori behaviorisme dan keterampilan berbicara yang relevan
dengan fokus pembahasan.

3. Metode Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data

a. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
deskrptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang bermaksud
memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian
misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lainnya,secara
holistic dan dengan deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada
suatu konteks khusus yang alamiah dengan memanfaatkan berbagai
metode alamiah.1

b. Teknik Pengumpulan Data


1) Wawancara
Moleong mendefinisikan wawancara adalah percakapan
dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak,
yatu pewawancara dan terwawancara.2
Sedangkan menurut Esterberg dalam Sugiyono, wawancara
merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide
melalui tanya jawab, sehingga dapat dikontraksikan makna dalam
suatu topik tertentu.3
Dalam penelitian ini wawancara dilakukan dengan Pembina
dan pengurus Pesantren Bahasa mahasiswa Prodi Bahasa Arab,

3 Ulber Silalahi, Metode Penelitian Sosial, (Bandung: PT Refika Aditama, 2010), 151.

1 Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2016), 5-
6.

2 Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2016),
186.

3 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D,


(Bandung : Alfabeta, 2016), 231.

12
untuk memperoleh data tentang pelaksanaan pembelajaran
keterampilan berbicara.
2) Observasi
Sutrisno Hadi dalam Sugiyono mengemukakan bahwa
observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses
yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dua
diantara yang terpenting adalah proses pengamatan dan ingatan.1
3) Checklist
Checklist adalah suatu daftar yang berisi subjek dan aspek-
aspek yang akan diamati. Ada macam-macam aspek yaang
biasanya dicantumkan dalam daftar cek, kemudian tinggal
memberikan tanda ceklis pada tiap-tiap aspek tersebut sesuai
dengan hasil penilaiannya.2
Esensi dari checklist adalah untuk menyatakan ada atau
tidak adanya suatu unsur, komponen, karakteristik, atau kejadian
dalam suatu peristiwa, tugas atau satu kesatuan yang kompleks.
Jadi, dalam checklist pengamat hanya dapat menyatakan ada atau
tidak adanya suatu hal yang sedang diamati, bukan memberi
peringkat atau derajat kualitas hal tersebut.3
Dalam penelitian ini checklist dilakukan untuk mengetahui
kesesuaian anatara aspek-aspek behavioristik yang digunakan di
pesantren bahasa dengan aspek-aspek behavioristik yang ada.

4. Prosedur Analisis Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara


sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan
bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah dipahami, dan temuannya dapat
diinformasikan kepada orang lain.

1 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D,


(Bandung : Alfabeta, 2016), 145.

2 Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013), 164.

3 Eko Putro Widoyoko, Evaluasi Program Pembelajaran, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2016),
107.

13
Analisis data dilakukan dengan mengorganisasikan data,
menjabarkannya ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke
dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan
membuat kesimpulan yang dapat diceritakan kepada orang lain.1
Bogdan & Biklen mengatakan teknik analisis data adalah upaya
yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan
data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola,
mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, memutuskan apa yang
dapat diceritakan kepada orang lain.2
Teknik analisis data pada penelitian ini peneliti menggunakan tiga
prosedur perolehan data, yaitu :
a. Reduksi Data (Data Reduction)
Reduksi data adalah proses penyempurnaan data, baik
pengurangan terhadap data yang dianggap kurang perlu dan tidak
relevan, maupun penambahan data yang dirasa masih kurang. Data
yang diperoleh di lapangan mungkin jumlahnya sangat banyak.
Reduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,
memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya.
Dengan demikian data yang akan direduksi memberikan gambaran
yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan
pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan.3
b. Penyajian Data (Display)
Dengan mendisplay atau menyajikan data akan memudahkan
untuk memahami apa yang terjadi selama penelitian berlangsung.
Setelah itu perlu adanya perencanaan kerja berdasarkan apa yang telah
dipahami.

1 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D,


(Bandung : Alfabeta, 2016), 224.

2 Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2016),
248.

3 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D,


(Bandung : Alfabeta, 2016), 247.

14
Dalam penyajian data selain menggunakan teks secara naratif,
juga dapat berupa bahasa nonverbal seperti bagan, grafik, denah,
matriks, dan tabel. Penyajian data merupakan proses pengumpulan
informasi yang disusun berdasarkan kategori atau pengelompokan-
pengelompokan yang diperlukan.
Miles and Huberman dalam penelitian kualitatif penyajian data
bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan
antarkategori,flowchart dan sejenisnya. Ia mengatakan “yang paling
sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif
adalah dengan teks yang bersifat naratif”.1

c. Verifikasi Data (Conclusions drowing/verifiying)


Langkah terakhir dalam teknik analisis data adalah verifikasi
data. Verifikasi data dilakukan apabila kesimpulan awal yang
dikemukan masih bersifat sementara, dan akan ada perubahan-
perubahan bila tidak dibarengi dengan bukti-bukti pendukung yang
kuat untuk mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Bila
kesimpulan yag dikemukan pada tahap awal, didukung dengan bukti-
bukti yang valid dan konsisten saat penelitian kembali ke lapangan
mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukan merupakan
kesimpulan yang kredibel atau dapat dipercaya.2

5. Prosedur dan Teknik Pemeriksaan Uji Keabsahan Data


Pemeriksaan terhadap keabsahan data pada dasarnya, selain
digunakan untuk menyanggah balik yang dituduhkan kepada penelitian
kualitatif yang mengatakan tidak ilmiah, juga merupakan sebagai unsur
yang tidak terpisahkan dari tubuh pengetahuan penelitian kualitatif.3

1 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D,


(Bandung : Alfabeta, 2016), 249.

2 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D,


(Bandung : Alfabeta, 2016), 252.

15
Keabsahan data dilakukan untuk membuktikan apakah penelitian
yang dilakukan benar-benar merupakan penelitian ilmiah sekaligus untuk
menguji data yang diperoleh. Uji keabsahan data dalam penelitian ini
meliputi :
a. Melakukan analisis kasus negatif
Melakukan analisis kasus negatif berarti peneliti mencari data
yang berbeda atau bahkan bertentangan dengan data yang telah
ditemukan. Bila tidak ada lagi data yang berbeda atau bertentangan
dengan temuan, berarti masih mendapatkan data-data yang
bertentangan dengan data yang ditemukan, maka peneliti mungkin
akan mengubah temuannya.1
b. Menggunakan Bahan Referensi
Yang dimaksud referensi adalah pendukung untuk
membuktikan data yang telah ditemukan oleh peneliti. Dalam laporan
penelitian, sebaiknya data-data yang dikemukakan perlu dilengkapi
dengan foto-foto atau dokumen autentik, sehingga menjadi lebih dapat
dipercaya.2
c. Triangulasi
Triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang
bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan
sumber data yang telah ada. Bila peneliti melakukan pengumpulan
data dengan triangulasi, maka sebenarnya peneliti mengumpulkan data
yang sekaligus menguji kredibilitas data, yaitu mengecek kredibilitas
data dengan berbagai teknik pengumpulan data dan berbagai sumber
data.3

3 Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2016),
320.

1 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D,


(Bandung : Alfabeta, 2016), 275.

2 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D,


(Bandung : Alfabeta, 2016), 275.

3 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D,


(Bandung : Alfabeta, 2016), 241.

16
Triangulasi merupakan penyilangan informasi yang diperoleh
dari sumber-sumber. Triangulasi bermakna cek dan ricek. Maksudnya
data yang didapatkan dicek dan diricek dengan sumber lain sebagai
pembanding.1
Terdapat tiga jenis triangulasi yang peneliti lakukan dalam
penelitian ini, yaitu :
1) Triangulasi Sumber
Untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara
mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber.
Data yang diperoleh dianalisis oleh peneliti sehingga
menghasilkan suatu kesimpulan selanjutnya dimintakan
kesepakatan (member check) dengan tiga sumber.2
2) Triangulasi Teknik
Untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara
mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang
berbeda. Misalnya untuk mengecek data bisa melalui wawancara,
observasi, dokumentasi. Bila dengan teknik pengujian kredibilitas
data tersebut menghasilkan data yang berbeda, maka peneliti
melakukan diskusi lebih lanjut kepada sumber data yang
bersangkutan untuk memastikan data mana yang dianggap benar.3
3) Triangulasi Waktu
Data yang dikumpulkan dengan teknik wawancara di pagi
hari pada saat narasumber masih segar, akan memberikan data
lebih valid sehingga lebih kredibel. Selanjutnya dapat dilakukan
dengan pengecekan dengan wawancara, observasi atau teknik lain
dalam waktu atau situasi yang berbeda. Bila hasil uji
menghasilkan data yang berbeda, maka dilakukan secara berulang-
ulang sehingga sampai ditemukan kepastian datanya.4

1 Nusa Putra, Metode Penelitian Kualitatif Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2013), 45.

2 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D,


(Bandung : Alfabeta, 2016), 274.

3 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D,


(Bandung : Alfabeta, 2016), 274.

17
J. Daftar Pustaka

Referensi Berbahasa Arab

‫ المملكة‬:‫ الرياض‬.‫ أساليب تدريس اللغة العربية‬.‫ محمد علي‬،‫الخولي‬


.1982 ،‫العربية السعودية‬
‫ تعليم اللغة العربية لغير الناطقين بها فضضي ضضضوء‬.‫ مختار الطاهر‬،‫حسين‬
.2018 ،‫ دار العالمية للنشر والتوزيع‬:‫ مصر‬.‫المناهج الحديثة‬
Referensi Berbahasa Indonesia

Arifin,Zainal. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013.

Aziz, Abdul. Psikolinguistik Pengajaran Bahasa Arab. Bandung: Humaniora,


2009.
Chaer, Abdul. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta, 2012.
Fuad Effendy, Ahmad. Metodologi Pengajaran Bahasa Arab. Malang:
Misykat,2012.
Hermawan,Acep. Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2013.

Hermawan, Acep. Pembelajaran Keterampilan Berbahasa Arab. Bandung:


Alfabeta, 2018.

4 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D,


(Bandung : Alfabeta, 2016), 274.

18
Moleong,Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2016.
Mustofa, Syaiful. Strategi Pembelajaran Bahasa Arab Inovatif. Malang: UIN
Maliki Press, 2011.
Putra,Nusa. Metode Penelitian Kualitatif Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers,
2013.
Pranowo. Analisa pengajaran Bahasa. Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press,1996.
Widoyoko,Eko Putro. Evaluasi Program Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2016.
Silalahi,Ulber. Metode Penelitian Sosial. Bandung: PT Refika Aditama, 2010.
Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
R & D. Bandung: Alfabeta, 2016.

Syaodih, Nana dan Ibrahim. Perencanaan Pengajaran, Jakarta: PT. Asdi


Mahasatya, 2003.
Zaenuddin, Radliyah. Metodologi dan Strategi Alternatif Pembelajaran Bahasa
Arab. Yogyakarta: Pustaka Rihlah Group, 2005.

19

You might also like