1882 2499 1 PB
1882 2499 1 PB
1882 2499 1 PB
Abstract- This paper discusses the application of education based on local wisdom in SD
Negeri 8 Rambutan, Banyuasin. In the application of local wisdom in SD Negeri 8 Rambutan,
Banyuasin there are various materials that will be taught among others on Indonesian language
materials that explain the theme of local wisdom that can be taught through material such as
fabricating, proverbs or poetry. In addition to other subject matter can also be taught with local
themes. Local dance and drama performances presented at the school farewell ceremony are
also part of the application of local wisdom-based education in SD Negeri 8 Rambutan,
Banyuasin. This article also explains the sources of local wisdom of local culture as well as the
objectives of the local wisdom-based education that is nothing other than to realize a dignified
Indonesia by applying local wisdom-based education to schools throughout the country. With
local wisdom-based education it will explore the various cultures of Indonesia that will ultimately
build the insight of environmental sustainability. And local wisdom-based education will also
lead to global citizen, which local culture also should be introduced both nationally and
internationally so that will create a community with global insight.
Abstrak- Tulisan ini membahas tentang penerapan pendidikan berbasis kearifan lokal di SD
Negeri 8 Rambutan, Banyuasin. Dalam penerapan kearifan lokal di SD Negeri 8 Rambutan,
Banyuasin terdapat beragam materi yang akan diajarkan diantaranya pada materi bahasa
Indonesia yang menjelaskan tentang tema kearifan lokal yang dapat diajarkan melalui materi
seperti mengarang, peribahasa atau puisi. Selain itu juga pada materi pelajaran lainnya dapat
pula diajarkan dengan tema-tema lokal. Pertunjukkan tari dan drama khas daerah setempat
yang disuguhkan pada acara perpisahan sekolah juga merupakan bagian dari penerapan
pendidikan berbasis kearifan lokal yang ada di SD Negeri 8 Rambutan, Banyuasin. Pada artikel
ini juga menjelaskan sumber-sumber kearifan lokal budaya setempat serta tujuan dari
pendidikan berbasis kearifan lokal itu sendiri yang tidak lain yaitu mewujudkan Indonesia yang
bermartabat dengan menerapkan pendidikan yang berbasis kearifan lokal pada
sekolah-sekolah diseluruh tanah air. Dengan pendidikan berbasis kearifan lokal maka akan
menggali berbagai budaya Indonesia yang pada akhirnya akan membangun wawasan
kelestarian lingkungan. Serta pendidikan berbasis kearifan lokal juga akan menuju kepada
global citizen, yang mana budaya lokal juga patut diperkenalkan baik secara nasional maupun
internasional sehingga akan menciptakan masyarakat yang berwawasan global.
—————————— ——————————
PENDAHULUAN setiap daerah dapat mengembangkan potensi serta
Desentralisasi pendidikan yang dilaksanakan budaya yang ada pada daerahnya masing-masing.
oleh pemerintah Indonesia saat ini, memberikan Sehubungan dengan hal tersebut maka pendidikan
kewenangan yang lebih besar kepada pemerintah berbasis kearifan lokal merupakan suatu kebijakan
daerah untuk membuat kebijakan dan yang dapat dikembangkan pada suatu lembaga
melaksanakan kebijakan tersebut sesuai dengan pendidikan. Dengan adanya pendidikan berbasis
berbagai potensi yang ada pada suatu daerah untuk kearifan lokal maka berbagai potensi yang dimiliki
tujuan pengembangan daerahnya masing-masing. oleh suatu daerah dapat berkembang serta
Dengan adanya desentralisasi pendidikan maka
SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG©2018
589
anak-anak pada suatu daerah dapat mengenal sosial atau panggilan seseorang. Berbagai
budaya serta nilai-nilai daerahnya sendiri. ungkapan yang dapat ditemukan dalam suatu sastra
Pendidikan berbasis kearifan lokal juga dapat dan bahasa dapat menjadi jembatan penghubung
menciptakan masyarakat yang berwawasan global antara nilai sosial dan budaya dalam masyarakat.
atau yang biasa disebut sebagai global citizen, Makna dari bahasa atau sastra ditentukan oleh
dimana kearifan lokal atau budaya suatu daerah tingkat budaya suatu daerah yang berkaitan dengan
dapat diperkenalkan baik di kancah nasional nilai dalam kehidupan. Seperti yang dijelaskan oleh
maupun internasional. Pada saat ini, global citizen Azis (www.kajiansastra.blogspot.co.id) tentang
education menjadi topik sebagai bahan kebudayaan bugis makassar yang diuraikan oleh
perbincangan di kalangan banyak orang. Menurut Mattulada, bahwa ada tiga sifat yang menjadi
wikipedia bahasa Indonesia, bahwa global citizen pedoman dalam kehidupan sosial masyarakat bugis,
education sendiri adalah pendidikan tentang sifat tersebut diantaranya yaitu sipakatau‘,
kewarganegaan dalam keikutsertaan pelajar dalam sipakainge‘, dan sipakalebbi. Sipakatau‘ yang
proyek dalam bidang ekonomi, sosial, politik dan merupakan sifat yang memandang manusia seperti
lingkungan global. Kewarganegaraan global atau selayaknya manusia yang bermakna bahwa dalam
global citizen sendiri merupakan praktik sukarela kondisi apapun kehidupan sosial selayaknya
yang mempunyai orientasi pada keadilan sosial, hak memandang manusia seperti manusia yang
asasi manusia dan lingkungan baik di tingkat lokal seutuhnya yang saling menghormati tanpa
maupun global. Hal-hal terpenting dari kegiatan memandang status dan derajatnya atau biasa
global citizen education adalah tindakan yang disebut sebagai tata krama atau sopan santun
bersifat sukarela yang dilakukan oleh masyarakat dalam pergaulan. Sipakainge‘ adalah sifat yang
lokal maupun internasional dengan praktik yang saling mengingatkan atau suatu sifat yang erat
berempati pada budaya dan keterlibatan aktif di hubungannya dengan watak yaitu sifat yang
dalam kehidupan sosial dan politik baik tingkat lokal mempengaruhi pikiran dan perbuatan misalnya
maupun global. tabiat dan budi pekerti. Serta sipakalebbi‘ adalah
Budaya Indonesia akan tergali dengan adanya sifat yang melarang seseorang melihat manusia
pendidikan berbasis kearifan lokal dimana banyak dengan kekurangannya, melupakan keburukan
sekali variasi potensi budaya yang ada di Indonesia seseorang dan mengingat kebaikannya atau sifat
dapat diangkat dan ditunjukkan pada dunia sebagai kekeluargaan. Itulah ketiga sifat yang diwariskan
upaya untuk pembangunan Indonesia yang oleh keturunan bugis makassar yang dengan
berwawasan kelestarian lingkungan. Untuk melaksanakannya dalam kehidupan sehari-hari
membangun Indonesia yang mempunyai wawasan berarti telah merealisasikan kearifan lokal dalam
kelestarian lingkungan maka budaya yang ada di kehidupan. Adapun dalam cerpen “Panggil Aku
Indonesia harus dilestarikan dengan cara Aisyah“ karya Thamrin Paleori dan Rahman Rahim
menggunakan budaya setempat seperti juga terdapat kearifan lokal yang berisi ketiga sifat
menggunakan pakaian adat tradisional yang diatas yaitu sipakatau‘, sipakainge‘, dan sipakalebbi.
dimaksudkan agar budaya kita tidak direbut dan Serta banyak sekali karya sastra lain yang juga
diakui oleh bangsa lain selain itu juga melestarikan berisi berbagai kearifan lokal suatu daerah.
budaya lingkungan juga akan membuat kita percaya Dalam pendidikan yang berbasis kearifan lokal
diri bahwa Indonesia kaya sekali akan keragaman tidak hanya dituntut untuk membangun sumber daya
dan potensi budaya yang dimiliki oleh setiap daerah. manusia yang mempunyai sains dan teknologi saja
Pembangunan berwawasan lingkungan sendiri tetapi juga perlu adanya etika dan moralitas dalam
adalah upaya dalam menggunakan dan mengelola pendidikan dimana akan melahirkan integrasi sains.
sumber daya yang ada secara bijak dalam rangka Latar belakang dari munculnya ide tentang integrasi
pembangunan yang berkelanjutan dan terencana ilmu atau sains sendiri yaitu dikarenakan adanya
untuk meningkatkan mutu kehidupan. Tujuan dari dualisme keilmuan antara ilmu umum dan ilmu
pengelolaan lingkungan hidup sendiri yaitu untuk agama. Dualisme itu terlihat dalam institusi
memanfaatkan sumber daya alam secara bijak serta pendidikan dimana ada dua sistem pendidikan yaitu
terselenggaranya pembangunan yang berwawasan pendidikan umum dan pendidikan agama. Dualisme
lingkungan. keilmuan mempunyai implikasi yang luas terhadap
Menurut Endarswara (2003:1), bahwa budaya pendidikan baik dari cara pandang terhadap ilmu,
tidak sekedar berbagai fenomena yang acak atau kurikulum maupun tentang kelembagaan pendidikan.
kebiasaan yang sering ditemukan tetapi budaya Karena dampak dari dualisme keilmuan yang sangat
juga tertata dengan rapi dan memiliki makna. besar maka para pemikir ilmu agama dan sains
Kearifan lokal sangat identik dengan sastra, umum mencoba membangun keterpaduan antara
misalnya saja kearifan lokal dalam sebuah karya ilmu agama dan ilmu umum dan menggagas konsep
sastra yamg menceritakan tentang bahasa, status integrasi ilmu atau integrasi sains. Dalam
SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG©2018
590
membangun sumber daya manusia yang berbasis Observasi sendiri menurut Riduwan (2004:104)
sains dan teknologi diperlukan adanya etika dan merupakan teknik dalam mengumpulkan data
moralitas pendidikan dimana akan mewujudkan dimana dilaksanakan untuk melihat kegiatan yang
global citizen yang tidak hanya mempunyai ilmu dilakukan dari dekat serta peneliti mengamati
sains dan kecakapan teknologi dalam ilmu umum secara langsung objek yang diteliti. Dalam observasi
saja tetapi juga mempunyai moralitas dan etika yang kali ini peneliti mengamati langsung ke lokasi
berhubungan dengan ilmu agama. Menurut Bertens penelitian yaitu SD Negeri 8 Rambutan, Banyuasin
(1993), etika merupakan suatu nilai dan norma dan menggali informasi tentang penerapan
moral dimana menjadi pegangan hidup untuk pendidikan berbasis kearifan lokal di sekolah
mengatur tingkah lakunya baik bagi individu maupun tersebut. Kedua, observasi dilakukan dengan
suatu kelompok. Etika dalam hubungannya dengan mewawancarai pihak yang akan diteliti dalam hal ini
sains adalah bidang ilmu yang membahas tentang peneliti mewawancarai kepala sekolah dan
kebaikan dan keburukan sains itu sendiri serta guru-guru yang ada di sekolah tersebut untuk
mengkaji pula tentang cara untuk melakukan memperoleh informasi tentang penerapan
kebaikan dan menolak keburukan dalam pendidikan karakter di SD Negeri 8 Rambutan,
penggunaan sains dan teknologi tersebut. Etika Banyuasin. Terakhir, penelitian ini dilakukan dengan
yang baik sangat diperlukan sekali dalam meneliti berbagai dokumen yang berkaitan dengan
penggunaan sains dan teknologi, karena tanpa penerapan pendidikan berbasis kearifan lokal.
adanya etika yang baik maka penggunaan sains
dan teknologi akan mempunyai dampak yang buruk HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
dalam kehidupan. Dalam menerapkan pendidikan berbasis
Penelitian yang diambil kali ini mengambil kearifan lokal di SD Negeri 8 Rambutan, Banyuasin
tempat di SD Negeri 8 Rambutan, Banyuasin kepala sekolah dan para guru biasanya
sebagai latarnya. Letak SD Negeri 8 Rambutan, menggunakan media berupa penggunaan karya
Banyuasin sendiri berada di Jalan Raya Provinsi sastra yang mengandung unsur kearifan lokal
Kilometer 19 Desa Sako Kecamatan Rambutan sebagai bahan untuk menyampaikan materi dalam
Kabupaten Banyuasin (Hasil observasi, 22 April bidang bahasa Indonesia. Penyampaian materi
2018). SD Negeri 8 Rambutan, Banyuasin sendiri tersebut misalnya dalam karya sastra cerita rakyat
mempunyai visi yang berorientasi pada terwujudnya yang menggunakan bahasa daerah dan terdapat
siswa yang cerdas, beriman, mandiri, terampil, banyak kebudayaan dalam karya sastra tersebut
berahlak mulia serta berwawasan global. Dengan yang dapat dijelaskan menyangkut kearifan lokal
adanya visi diantaranya terwujudnya siswa yang suatu daerah.
berwawasan global maka SD Negeri 8 Rambutan, Menurut Syahil (kepala sekolah SD Negeri 8
Banyuasin menyelenggarakan pendidikan yang Rambutan, Banyuasin) bahwa pendidikan berbasis
berbasis kearifan lokal yang akan menuju pada kearifan lokal itu sangat penting dilakukan dan
wawasan global atau yang biasa disebut global dilaksanakan karena dapat mengangkat dan
citizen itu sendiri. Contoh dari penerapan pendidikan memperkenalkan kebudayaan lokal suatu daerah
yang berbasis kearifan lokal yang menuju pada tentang bahasa daerah, tarian daerah, dan berbagai
global citizen tersebut diantaranya yaitu budaya lainnya. Di SD Negeri 8 Rambutan,
menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran Banyuasin sendiri pendidikan kearifan lokal
dengan berbagai materi pada berbagai bidang ilmu diperkenalkan dengan cara mementaskan berbagai
pengetahuan yang menjelaskan tentang berbagai tarian adat yang ada di daerah tersebut yang
kearifan lokal yang ada pada materi bidang tersebut, diadakan dalam acara perpisahan sekolah setiap
diantaranya pada materi bahasa Indonesia, terdapat tahun. Selain itu juga dapat dikenalkan dengan cara
banyak sekali karya sastra yang menjelaskan mementaskan berbagai drama tentang kebudayaan
tentang berbagai kearifan lokal yang ada pada suatu daerah setempat (hasil wawancara, 22 April 2018).
daerah. Misalnya saja tentang berbagai cerita rakyat Begitu pula seperti yang diungkapkan dan
tentang asal usul suatu daerah yang mana banyak dijelaskan oleh para guru di SD Negeri 8 Rambutan,
sekali menggunakan bahasa daerah yang sudah Banyuasin bahwa di sekolah tersebut mereka
tentu itu juga merupakan kearifan lokal budaya mengajarkan beragam jenis tari daerah setempat
tersebut. dalam rangka menjalankan penerapan dari
pendidikan berbasis kearifan lokal, dimana tarian
METODE PENELITIAN tersebut akan dipentaskan pada acara perpisahan
Dalam penelitian kali ini menggunakan sekolah (hasil wawancara, 22 April 2018).
penelitian kualitatif sebagai metode penelitiannya.
Pertama, penelitian ini menggunakan observasi
sebagai teknik dalam pengumpulan datanya.
SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG©2018
591
ras, dan budaya yang berbeda tetapi kita tetap
bangsa yang satu yaitu bangsa Indonesia. Dengan
berbagai budaya yang ada sudah tentu Indonesia
kaya akan budaya yang dapat memberi warna dan
menjadi karakter bangsa itu sendiri.
Pendidikan berbasis kearifan lokal merupakan
realisasi dari Peraturan Pemerintah (PP) No.19
tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
pasal 17 ayat 1 yang berisi bahwa “kurikulum tingkat
satuan pendidikan dari SD sampai SMA atau yang
sederajat dikembangkan dengan satuan pendidikan,
peserta didik, sosial budaya dan potensi daerah
masing-masing“. Tujuan pendidikan berbasis
kearifan lokal sendiri sesuai dengan yang ada dalam
UU No.20 Th.2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional pasal 3 yang menjelaskan bahwa
pendidikan nasional memiliki fungsi dalam
mengembangkan kemampuan dan karakter peserta
didik serta membentuk peradaban bangsa yang
bermartabat dalam mencerdaskan kehidupan
Gambar 1. Tarian Adat Sumatera Selatan dan bangsa. Manfaat yang diperoleh dari
Drama Anak-Anak terselenggaranya pendidikan berbasis kearifan lokal
Pendidikan berbasis kearifan lokal sendiri yaitu mampu merefleksikan nilai budaya, mampu
merupakan pendidikan yang berdasarkan pada menjadikan generasi yang bermartabat, dan
nilai-nilai kultural atau budaya dimana pendidikan ini membentuk karakter bangsa serta mewujudkan
mengajarkan pada hal-hal nyata yang terjadi kelestarian budaya.
sehari-hari pada peserta didik atau pendidikan yang Media pembelajaran juga bisa dijadikan sarana
mengajarkan kita untuk selalu menjaga suatu nilai dalam mengajarkan pendidikan berbasis kearifan
yang ada pada suatu masyarakat. Gagasan dari lokal yang bertujuan untuk mengenal identitas dari
pendidikan berbasis kearifan lokal berawal dari apa suatu lingkungan. Metode yang digunakan sangat
yang diungkapkan oleh Naisbit (1990) dengan bervariasi misalnya bagi guru bahasa baik itu
ungkapan “thinks globally acts locally“ yang artinya bahasa Indonesia, Inggris ataupun Jawa dapat
berpikir global dan bertindak lokal yang berarti menugaskan peserta didik untuk membuat
bahwa siapa pun bisa belajar dari pengalaman dan karangan tentang budaya suatu daerah ataupun
pengetahuan mana saja, dari suku atau bangsa apa potensi pariwisata di daerah tersebut. Pengajaran
saja tetapi ketika mengaplikasikannya dalam tentang cara menggambar dan membuat rumah
tindakan pada saat ia berada di suatu tempat maka adat daerah ataupun kerajinan tangan suatu daerah
harus disesuaikan dengan nilai dan budaya pada bisa dilakukan oleh guru seni rupa. Guru
tempat tersebut. Seseorang akan dengan mudah matematika dapat mengajarkan dengan
mengenali suatu masalah dan tahu cara mengenalkan bentuk geometris seperti bentuk atap
menyelesaikannya jika ada pengetahuan yang rumah adat daerah kepada siswa. Sedangkan untuk
bersifat global. Maka seseorang perlu mempunyai anak-anak TK atau kelompok bermain dapat
pengetahuan yang banyak supaya wawasannya diajarkan melalui kegiatan bercerita atau dongeng
menjadi luas. Seorang pendidik dalam belajar yang disertai dengan gambar, boneka, foto, miniatur
mengajar tidak hanya cukup memiliki pengetahuan rumah adat, iringan musik atau yang lainnya agar
dan wawasan yang luas saja tetapi juga dapat dapat membuat kegiatan belajar menjadi lebih
merefleksikan transfer of knowledge menarik.
(menyampaikan pengetahuan) serta memiliki
emotion skill (kemampuan emosi) yang baik dimana
ia bisa masuk dalam dunia peserta didik. Hal ini
dikarenakan lingkungan, status sosial, ekonomi dari
peserta didik pasti berbeda-beda. Begitu pula
dengan masyarakat lokal yang satu dan yang lain
pasti berbeda. Dengan semboyan “Bhineka Tunggal
Ika“ yang artinya berbeda-beda tetapi satu jua
memiliki makna bahwa bangsa kita adalah bangsa
yang besar yang terdiri dari berbagai agama, suku,
SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG©2018
592
berawal dan bangkit dari tradisi atau kebiasaan kita
sendiri.
Kelebihan dari pendidikan berbasis kearifan
lokal sendiri diantaranya yaitu mempunyai potensi
yang besar dalam menciptakan bangsa Indonesia
yang mempunyai karakter karena dengan memiliki
karakter maka suatu bangsa akan menjadi bangsa
yang besar dan maju. Sedangkan hambatan
pendidikan berbasis kearifan lokal sendiri yaitu
terjangkitnya westernisasi di lapisan masyarakat kita
yang disebabkan karena kemajuan teknologi
informasi yang sangat pesat yang mengakibatkan
banyak kearifan lokal yang ditinggalkan dan lain
sebagainya. Solusi dari permasalahan tersebut
dapat dilakukan dengan cara memupuk rasa cinta
tanah air dengan komitmen dalam melestarikan
nilai-nilai dari suatu budaya bangsa yang mana
akan membawa bangsa ini ke arah yang lebih baik
lagi.
Gambar 2. Miniatur Rumah Adat Palembang Jalur pendidikan merupakan langkah yang tepat
dan Cerita Rakyat dari Palembang untuk membangun karakter pemuda yang berbasis
Pendidikan berbasis kearifan lokal dapat juga kearifan budaya lokal sejak dini. Sekolah
diajarkan lewat kata-kata bijak dalam bahasa merupakan lembaga yang menjadi dasar pendidikan
daerah yang di dalamnya mengandung motivasi, yang memiliki peranan yang sangat penting dalam
diantaranya yaitu “ing ngarsa sung tulada, ing meningkatkan sumber daya manusia yang
madya mangun karsa, tut wuri handayani“ yang berkualitas. Penanaman nilai karakter bangsa tidak
artinya didepan menjadi teladan, ditengah akan berhasil hanya dengan memberikan informasi
membangun semangat, dan dari belakang memberi dan doktrin saja tetapi juga diperlukan pembiasaan
dorongan atau dukungan. Dari ungkapan kata bijak dan keteladanan untuk membentuk karakter bangsa
tersebut menggambarkan bahwa ada banyak sekali melalui semua unsur pendidikan di suatu sekolah.
nilai-nilai luhur yang terdapat dalam masyarakat Serta diharapkan andil atau partisipasi dari semua
Indonesia. Itu salah satu contoh yang dapat diambil stakeholder pendidikan untuk memberikan
dari masyarakat Jawa, selain itu masih banyak suku kontribusi yang nyata akan pelestarian kebudayaan
lain yang mempunyai ciri khas masing-masing, lokal suatu daerah khususnya bagi para pemuda
contohnya saja suku batak yang sangat dikenal yang akan meneruskan budaya bangsa. Para guru
dengan keterbukaannya dan suku madura yang juga perlu diberi arahan dan penghargaan supaya
sangat menjunjung tinggi nilai harga diri. Maka dapat memotivasi dan meningkatkan pengetahuan
sudah seharusnya kita sebagai warga negara para guru dalam memberikan teladan dalam
Indonesia wajib menjaga dan memelihara berbagai mengaplikasikan pendidikan karakter berbasis
nilai dan budaya yang ada dalam setiap daerah di kearifan lokal suatu daerah. Contoh yang dapat kita
Indonesia sehingga dapat menciptakan negara terapkan disekolah diantaranya yaitu dengan
Indonesia yang berkarakter. diadakannya kegiatan kesiswaan tentang
Pendidikan berbasis kearifan lokal merupakan pengenalan budaya lokal yang terkait dengan
sesuatu yang memiliki nilai sosial, artinya kearifan lingkungan sosial dan budaya serta pembangunan
lokal yang terdapat dalam sebuah pendidikan daerah setempat yang sangat perlu untuk diajarkan
memiliki nilai berupa nilai-nilai budaya daerah pada para pemuda. Penggunaan sanggar seni
tersebut. Nilai tersebut merupakan sebuah integritas budaya dan pengenalan permainan tradisional
yang menjadi identitas dari suatu bangsa. Menurut seperti gasing juga dapat meningkatkan kecintaan
wikipedia bahasa Indonesia, nilai sosial merupakan dan pengetahuan para pemuda akan budaya lokal
konsep abstrak yang ada pada diri manusia tentang serta dapat dijadikan simbol suatu daerah ataupun
apa yang dianggap baik. Dengan menggali berbagai cabang olahraga yang mengandung nilai seni. Serta
nilai yang ada dalam suatu masyarakat lokal maka masih banyak permainan tradisional lainnya yang
para pelaku pendidikan baik guru maupun siswa dapat menghibur dan menanamkan rasa cinta akan
dapat melakukan sebuah perubahan yang ada kebudayaan lokal daerahnya.
dalam dunia pendidikan. Karena perubahan itu tidak Penggunaan bahasa daerah sangat perlu
dapat berangkat dari tradisi orang lain tetapi harus digunakan setidaknya satu hari dalam seminggu
agar siswa terbiasa dengan bahasa daerahnya
SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG©2018
593
sendiri. Kemudian kegiatan ekstrakurikuler dan menggunakan metode pendidikan berbasis kearifan
berbagai perlombaan seperti majalah dinding atau lokal. Dengan menerapkan pendidikan berbasis
cerdas cermat yang menekankan pada pengenalan kearifan lokal maka kita akan menuju kepada global
budaya lokal dan lingkungan sosial perlu dilakukan citizen dimana akan terwujud warga dunia yang
dan dikembangkan untuk membangun daerah berwawasan global tanpa melupakan jati dirinya.
setempat. Contoh implementasi lainnya yaitu
dengan mengadakan seminar tentang pendidikan DAFTAR PUSTAKA
berbasis kearifan lokal kepada para pemuda yang 1. Bertens, K. 1993. Etika. Jakarta: Gramedia
dapat diterapkan di luar sekolah. Tradisi yang Pustaka Utama
menekankan sikap gotong royong perlu dilakukan 2. Endarswara, Suwardi. 2003. Metode Teori Teknik
pada kegiatan kesiswaan di sekolah serta dengan Penelitian Kebudayaan. Yogyakarta: Pustaka
mendirikan komunitas pemuda peduli budaya juga Widyatama
dapat menjadi inovasi bagi para pemuda untuk 3. Http://kajiansastra.blogspot.co.id/2014/10/“kajian
menerapkan pendidikan berbasis kearifan lokal di -sastra-dengan-pendekatan-
suatu daerah. Kemudian Dinas Kebudayaan dan 4. kearifan-lokal“.html
Pariwisata yang bekerja sama dengan Dinas 5. Http://id.wikipedia.org/2018/04/“global-citizen-ed
Pendidikan Daerah setempat dapat pula mendirikan ucation”.html
museum sejarah kebudayaan dan wahana kerajinan 6. Naisbit. 1990. Megatrends 2000: Sepuluh Arah
tangan masyarakat setempat yang bertujuan untuk Baru untuk Tahun 1990-an. Jakarta: Binarupa
mendukung para pemuda dan masyarakat setempat Aksara
dalam proses pembelajaran tentang sejarah dan 7. Peraturan Pemerintah No.19 tahun 2005 tentang
kebudayaan lokal serta meningkatkan produktivitas Standar Nasional Pendidikan (online,
kerja para pemuda dan masyarakat setempat untuk http//jurnalskripsi.net/2012/03/pdf/pp-no19-th.200
menghadapi berbagai tantangan di masa depan. 5)
Sehubungan dengan pembelajaran kearifan 8. Riduwan. 2004. Metode Riset. Jakarta: Rineka
lokal di sekolah dasar, ada empat pembelajaran Cipta
yang berbasis budaya seperti yang disampaikan 9. Sutarno. 2008. Pendidikan Multikultural. Jakarta:
oleh Sutarno (2008) yaitu pertama, belajar tentang Direktorat Jenderal Pendidikan
budaya itu sendiri, disini maksudnya menempatkan 10. Undang-Undang No.20 Tahun 2003 tentang
budaya sebagai bidang ilmu dimana budaya Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: CV.
dipelajari dalam program studi khusus tentang Tamita Utama
budaya, dari budaya dan untuk budaya. Kedua,
belajar dengan budaya yang terjadi saat budaya
mulai diperkenalkan pada siswa untuk mempelajari
pokok bahasan tertentu. Ketiga, belajar melalui
budaya adalah strategi yang dapat memberi
kesempatan pada siswa untuk menunjukkan
pemahamannya terhadap suatu mata pelajaran
melalui berbagai perwujudan budaya. Keempat,
belajar berbudaya adalah suatu bentuk dalam
mengejawantahkan budaya dalam perilaku
sehari-hari.
Akhirnya sudah saatnya kita harus
memperkenalkan dan menerapkan kearifan lokal
yang ada pada daerah kita masing-masing agar
budaya kita dapat terpelihara dengan baik dan kita
harus bangga dengan berbagai kearifan lokal yang
kita miliki serta dapat memperlihatkan pada dunia
bahwa inilah budaya daerah yang kita miliki.
KESIMPULAN
Membangun pendidikan yang berbasis kearifan
lokal mengandung nilai yang relevan dan berguna
untuk pendidikan serta dapat dilakukan dengan cara
merevitalisasi budaya lokal. Guna mewujudkan
negara Indonesia yang bermartabat dan maju maka
sekolah-sekolah di seluruh Indonesia harus
SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG©2018
594