Peningkatan Kadar Ketoprofen Terdisolusi Melalui Pembentukan Dispersi Padat Menggunakan Polivinil Alkohol (PVA)
Peningkatan Kadar Ketoprofen Terdisolusi Melalui Pembentukan Dispersi Padat Menggunakan Polivinil Alkohol (PVA)
Peningkatan Kadar Ketoprofen Terdisolusi Melalui Pembentukan Dispersi Padat Menggunakan Polivinil Alkohol (PVA)
1
Jurusan Farmasi, Fakultas MIPA, Universitas Tadulako, Palu-Sulawesi Tengah, 94118
2
Program Studi Farmasi, Fakultas MIPA, Universitas Islam Makassar, Tamalanrea, Makassar-Sulawesi
Selatan, 90245
3
Jurusan Farmasi, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar,
Kabupaten Gowa-Sulawesi Selatan, 92113
Article Info:
Received: 14 March 2018
ABSTRACT
in revised form: 26 March 2018
Accepted: 30 March 2018 Ketoprofen is included in the Class II of Biopharmaceutical Classification
Available Online: 30 March 2018 System (BCS) which has low solubility. Low solubility will affect the
dissolution rate and the dissolved concentration, so the absorption and
Keywords:
Solid Dispersion bioavailability are low as well. Several studies have been conducted to
Physical Mixture improve the solubility and the dissolution of drugs from these group, such as
Dissolution by solid dispersion system. This study aims to determine the effect of
Ketoprofen polyvinyl alcohol (PVA) on the dissolved concentration of ketoprofen in
PVA
solid dispersion and in physical mixture, and to decidethe optimum
Corresponding Author: formula.Solid dispersion and physical mixture of ketoprofen - PVA were
Asriana Sultan formulated with the ratio of 1:1, 1:2 and 1:4, and then compared with the
Jurusan Farmasi, FMIPA standard ketoprofen. Evaluation of solid dispersion was performed by the
Universitas Tadulako
Palu, 94118 intervention test of PVA as a matrix on the maximum wavelength of
Indonesia standard ketoprofen using a UV-Vis spectrophotometer and the dissolution
Mobile : 081355528538 test in artificial gastric fluid media without pepsin using a basket stirrer at
Email: [email protected] pH ± 1,2, the temperature of 37 ± 0.5ºC, and device speed of 50 rpm. The
sample was collected at 10, 20, 30, 45, and 60 minutes. The amount of
dissolved ketoprofen was determined by a UV-Vis spectrophotometer at a
wavelength of 260 nm. The results showed that there was no shifting on
maximum wavelength point in both solid dispersions and physical mixtures.
The dissolved ketoprofen concentration that was represented in solid
dispersion was greater than in physical mixture and standard ketoprofen. The
highest dissolved ketoprofen concentration was indicated in solid dispersion
formula with the ratio of 1:1.
43
Sultan A, et al./Jurnal Farmasi Galenika (Galenica Journal of Pharmacy) 2019; 5 (1 ): 43-48
ABSTRAK
Ketoprofen termasuk dalam golongan obat Biopharmaceutical Classification System (BCS) Kelas II yang
memiliki kelarutan rendah. Obat dengan kelarutan rendah akan mempengaruhi laju disolusi dan kadar
terdisolusinya dalam tubuh, sehingga absorpsi dan bioavailibilitasnya rendah pula. Beberapa penelitian telah
dilakukan untuk memperbaiki kelarutan dan disolusi obat-obat dari golongan tersebut, seperti dengan cara
pembuatan dispersi padat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan polivinil alkohol
(PVA) terhadap kadar ketoprofen yang terdisolusi dari dispersi padat dan campuran fisik serta menentukan
formula yang optimum untuk meningkatkan kadar ketoprofen terdisolusi. Dispersi padat dan campuran fisik dari
ketoprofen – PVA diformulasi dengan perbandingan 1:1, 1:2 dan 1:4, dengan pembanding ketoprofen baku.
Evaluasi dispersi padat dilakukan melalu uji intervensi matriks PVA terhadap panjang gelombang maksimum
ketoprofen baku dengan menggunakan spektrofotometer UV-Vis dan uji disolusi dalam media cairan lambung
buatan tanpa pepsin menggunakan pengaduk keranjang pada pH ± 1,2, suhu 37 ± 0,5ºC, dan kecepatan alat 50
rpm. Pengambilan larutan contoh dilakukan pada menit ke – 10, 20, 30, 45, dan 60. Jumlah ketoprofen yang
terdisolusi ditetapkan dengan spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang 260 nm. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa tidak terjadi pergeseran panjang gelombang maksimum pada dispersi padat maupun
campuran fisiknya. Kadar ketoprofen terdisolusi yang ditunjukkan dalam dispersi padat lebih besar dibanding
campuran fisik dan ketoprofen baku. Kadar ketoprofen terdisolusi terbesar diperlihatkan oleh formula dispersi
padat pada perbandingan 1:1.
44
Sultan A, et al./Jurnal Farmasi Galenika (Galenica Journal of Pharmacy) 2019; 5 (1 ): 43-48
polimer seperti, polietilenglikol alkohol (PVA), HCl (p.a.), Na2H3PO4 (p.a.), kertas
(PEG),polivinilpirolidon (PVP), polivinilalkohol indikator pH, dan alumunium foil.
(PVA), dan beberapa poliaminoasid yang lain.
Metode
Ketoprofen atau asam 2-(3-benzoilfenil) propionat Formulasi Dispersi Padat dan Campuran Fisik
merupakan suatu obat anti inflamasi nonsteroid yang Ketoprofen – PVA
digunakan secara luas untuk mengurangi nyeri dan
Tabel 1. Rancangan Formula Dispersi Padat dan
inflamasi yang disebabkan oleh beberapa kondisi
Campuran Fisik Ketoprofen – PVA
seperti, osteoartritis dan reumatoid artritis dengan
dosis 25 – 50 mg dan mempunyai bioavailibilitas
90% (Tan, 2003). Namun, ketoprofen praktis tidak No. Rancangan Formula Perbandingan
larut dalam air, sehingga kecepatan disolusi dan 1. Dispersi padat 1:1
ketersediaan hayatinya rendah (Parfitt, 1999). Oleh ketoprofen : PVA 1:2
karena itu, ketoprofen menjadi salah satu objek yang 1:4
penting untuk ditingkatkan bioavailibilitasnya pada 2. Campuran fisik 1:1
ketoprofen : PVA 1:2
pemberian oral melalui pembuatan obat dalam sistem
1:4
dispersi padat.
Fikri Alatas, Sundani Nurono S., dan Sukmadjaja Pembuatan Dispersi Padat Ketoprofen – PVA
Asyarie (2006) telah melakukan penelitian untuk Dispersi padat ketoprofen – PVA dibuat dengan
meningkatkan laju disolusi ketoprofen dengan metode pelarutan dalam perbandingan ketoprofen –
menggunakan PEG 4000 sebagai pembawa dalam PVA yaitu 1:1, 1:2, dan 1:4. PVA dilarutkan dalam
bentuk dispersi padat. Penelitian sebelumnya juga air suling (1:5) dengan pemanasan diatas magnetik
telah banyak dilakukan, seperti dispersi padat stirrer pada suhu 70ºC. Kemudian ketoprofen
ketoprofen – PEG 6000 (Arias, 1995) dan Kollicoat dilarutkan dalam etanol (96% P) dan ditambahkan ke
IR dengan matriks PVA – PEG graft copolymer dalam larutan PVA. Campuran ketoprofen dan PVA
(Sandrien Janssens, 2006). Dispersi padat ketoprofen tersebut diuapkan pelarutnya, kemudian disimpan
dengan matriks polimer PEG telah terbukti dapat dalam desikator berisi silika gel selama 21 hari.
meningkatkan laju disolusi ketoprofen. Berdasarkan Setelah kering, selanjutnya diserbukkan dan diayak
hal tersebut, untuk menambah data valid dari dispersi dengan ayakan nomor mesh 60 (Alatas, dkk, 2006).
padat ketoprofen, maka dalam penelitian ini akan
dikembangkan pola dispersi padat dengan polimer Pembuatan Campuran Fisik Ketoprofen – PVA
lain yaitu PVA.Penelitian ini bertujuan untuk Ketoprofen dan PVA masing-masing ditimbang
mengetahui pengaruh penggunaan PVA (tanpa sesuai dengan perbandingan yang diinginkan,
kombinasi dengan polimer lain) untuk meningkatkan kemudian dihaluskan dan diayak dengan ayakan
kadar ketoprofen terdisolusi dalam sistem dispersi nomor mesh 60. Hasil ayakan dicampur tanpa
padat dan menentukanformula dengan perbandingan perlakuan khusus dengan perbandingan 1:1, 1:2, dan
ketoprofen – PVA yang paling optimum untuk 1:4 (Janssens, et al, 2007).
meningkatkan kadar ketoprofen terdisolusi.
Evaluasi Dispersi Padat
METODE PENELITIAN Uji Intervensi
Alat dan Bahan Uji intervensi PVA dalam dispersi padat dilakukan
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan cara melarutkan 50 mg ketoprofen dalam 100
alat uji disolusi (Erweka®DT6), spektrofotometer ml larutan dapar fosfat pH 7,4, kemudian dilakukan
UV-Vis (Jenway® 6505), timbangan digital pengenceran hingga konsentrasi 10 bpj lalu
(Citizen®MB 200), desikator, cawan petri, pipet ditentukan panjang gelombang maksimumnya
volum, dan alat-alat gelas lainnya yang umum (Alatas, dkk, 2006).
digunakan dalam laboratorium.
Pengenceran juga dilakukan terhadap dispersi padat
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini ketoprofen – PVA yang mengandung 50 mg
adalah ketoprofen murni (baku) (MERCK®), polivinil ketoprofen dengan menggunakan cairan lambung
buatan hingga konsentrasi 10 bpj, kemudian
45
Sultan A, et al./Jurnal Farmasi Galenika (Galenica Journal of Pharmacy) 2019; 5 (1 ): 43-48
46
Sultan A, et al./Jurnal Farmasi Galenika (Galenica Journal of Pharmacy) 2019; 5 (1 ): 43-48
25
Indonesia.
KB Arias, M.J., Ginos, J.M., Moyano, J.R., Porez-
20 DP1 Martinez, J.I., Rabasco, A.M. (1995).
DP2 Influence of the preparation method of solid
15 DP4
CF1
dispersions on their dissolution rate: study of
CF2 triamterene-D-mannitol system. International
10 CF4 Journal of Pharmaceutics, 123, 25–31.
Chaudhari, P.D. (2006). Current trends in solid
5 dispersions techniques. Journal of
Pharmainfo, 1.
0 Drooge, D.J. (2006). Production, stability, and
10 20 30 45 60 dissolution of solid dispersions to improve
t (menit) the bioavailability of class II lipophilic drugs.
Dissertation of Science, 13, 15 – 18 , 32 – 33.
Gambar1.Hubungan kadar ketoprofen terdisolusi (%) Gennaro, Alfonso R., et al. (1990). Remington’s
dengan waktu (menit). Ket. KB = ketoprofen baku, DP1 = Pharmaceutical Science (18thed.).
dispersi padat 1:1, DP2 = dispersi padat 1:2, DP4 = Pennsylvania, Mack Publishing Company.
dispersi padat 1:4, CF1 = campuran fisik 1:1, CF2 =
Janssens, S., de Armas HN., Remon, JP., & Van den
campuran fisik 1:2, CF4 = campuran fisik 1:4
Mootera, G. (2007). The use of a new
hydrophilic polymer, Kollicoat IR®, in the
Hasil rancangan acak lengkap (RAL) faktorial yang
formulation of solid dispersions of
dilanjutkan dengan Uji Berat Nyata Terkecil (BNT)
Itraconazole, European Journal of
menunjukkan bahwa dispersi padat pada ketiga
Pharmaceutical Sciences, 30, 288 – 294.
47
Sultan A, et al./Jurnal Farmasi Galenika (Galenica Journal of Pharmacy) 2019; 5 (1 ): 43-48
48