Pengaruh Kepemimpinan Dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Pada Dinas Pendidikan Kota Bengkulu Skripsi
Pengaruh Kepemimpinan Dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Pada Dinas Pendidikan Kota Bengkulu Skripsi
SKRIPSI
Diajukan Kepada
Universitas Bengkulu
Untuk Memenuhi Salah Satu
Persyaratan Dalam Menyelesaikan Program Sarjana Ekonomi
Oleh :
UNIVERSITAS BENGKULU
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
JURUSAN MANAJEMEN
2014
i
THE EFFECT OF LEADERSHIP AND PERFORMANCE OF DISCIPLINE
TOWARD EMPLOYEES PERFORMANCE AT DINAS PENDIDIKAN
BENGKULU
By
Fenny Dwi Oktavia 1)
Nasution 2)
ABSTRACT
viii
PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN DISIPLIN KERJA
TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA DINAS
PENDIDIKAN KOTA BENGKULU
Oleh
Fenny Dwi Oktavia 1)
Nasution 2)
RINGKASAN
ix
Jadi berdasarkan kondisi di atas terbukti bahwa kepemimpinan dan disiplin
kerja memiliki pengaruh terhadap kinerja pegawai pada dinas Pendidikan Kota
Bengkulu.
Kata Kunci : Kepemimpinan, Disiplin Kerja, Kinerja Pegawai.
1)
Mahasiswa Fakultas Ekonomi
2)
Dosen Pembimbing Skripsi
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis haturkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat
dan karunia-Nyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “
Dinas Pendidikan Kota Bengkulu”. Skripsi ini ditulis sebagai salah satu syarat
mencapai gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Bengkulu.
bantuan berupa bimbingan, kritik, dan saran yang membangun dari berbagai pihak.
Oleh karena itu penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-
besarnya kepada:
2. Ibu Muhartini Salim, SE., MM . selaku Dosen Penguji utama, Bapak Dr. Drs.
anggota penguji yang telah memberikan banyak kritik, saran dan masukkan
yang membangun.
3. Bapak Dr. Drs. Syaiful anwar, AB., SU. selaku Ketua Jurusan Manajemen.
xi
4. Bapak dan Ibu staf dosen Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas
penulis.
6. Pimpinan serta segenap pegawai Dinas Pendidikan Kota Bengkulu yang telah
7. Kedua Orang tuaku dan seluruh keluarga besarku, yang telah memberikan
Penulis sangat menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak
sekali kekurangan. Untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari semua pihak dalam menyempurnakan skripsi ini. Semoga skripsi ini
Akhirnya atas segenap bantuan yang telah diberikan kepada penulis dalam
Semoga Allah SWT yang membalas budi baik dan memberikan rahmat serta karunia-
Penulis
xii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................... 5
1.3 Tujuan Penelitian ....................................................................................... 5
1.4 Manfaat Penelitian ..................................................................................... 6
1.5 Ruang Lingkup Penelitian .......................................................................... 6
xiii
2.3. Kepemimpinan
2.3.1. Pengertian kepemimpinan ............................................................ 19
2.3.2. Tipe-tipe Kepemimpinan .............................................................. 21
2.3.3. Teori-Teori Kepemimpinan .......................................................... 22
2.3.4. Pengaruh Kepemimpina Terhadap Kinerja .................................. 25
2.3.5. Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja ....................... 26
2.4. Penelitian Terdahulu ................................................................................. 27
2.5. Kerangka Analisis ..................................................................................... 28
2.6. Hipotesis ................................................................................................... 28
xiv
4.2.2 Tanggapan Responden Terhadap Variabel
Kinerja............................................................................................. 49
4.2.3 Tanggapan Responden Terhadap Variabel
Kepemimpinan ................................................................................ 50
4.2.4 Tanggapan Responden Terhadap Variabel
Disiplin Kerja .................................................................................. 52
4.2.5 Rangkuman Hasil Jawaban Responden terhadap
Variabel Penelitian .......................................................................... 53
4.3 Pengujian Hipotesis
4.3.1 Uji Regresi Linier Berganda ............................................................54
4.3.2 Uji simultan (Uji F) 55
4.3.3 Uji Parsial (Uji t) 56
4.4 Pembahasan .................................................................57
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 3.3 Skala Likert dan Bobot Nilai Jawaban Responden ........................................... 34
Penelitian........................................................................................................... 52
xvi
DAFTAR GAMBAR
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
1. Kuesioner Penelitian
2. Tabulasi Data Penelitian
3. Hasil Validitas, Realibiltas, dan Regresi
4. Tabel T
5. Tabel F
6. Tabel r Product Moment
7. Surat Izin Penelitian dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Bengkulu
8. Surat Izin Penelitian dari Dinas Pendidikan Kota Bengkulu
xviii
BAB I
PENDAHULUAN
penting dalam suatu organisasai yang menjadi perencana dan pelaku aktif dalam
setiap aktivitas organisasi. Tanpa adanya sumber daya yang berkualitas maka
usia, jenis kelamin, yang heterogen yang dibawa kedalam suatu organisasi
sehingga tidak seperti mesin, uang dan material, yang sifatnya fasif dan dapat
(Nitisemito, 1996).
anggota merupakan faktor penting dalam setiap organisasi atau instansi baik
pemerintah maupun swasta, terutama untuk mencapai tujuan organisasi. Hal ini
karena berhasil tidaknya suatu organisasi atau instansi sebagian besar dipengaruhi
dengan sebuah batasan yang relative dapat diidentifikasikan, bekerja secara terus
perilaku, dan etika kerja, yang kesemuanya akan mencirikan kondisi suatu instansi
1
atau organisasi. Salah satu hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaa
pekerjaan yaitu terwujudnya kinerja pegawai yang baik. Kinerja adalah hasil kerja
secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam
Menurut Kinerja merupakan hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang
mencapai tujuan yang maksimal, diperlukan adanya disiplin kerja dari karyawan.
Disiplin kerja merupakan suatu sikap menghormati, menghargai, patuh dan taat
terhadap peraturan-peraturan yang berlaku, baik yang tertulis maupun yang tidak
tertulis serta sanggup menjalankan dan tidak mengelak untuk menerima sanksi-
Siagian (2006)
2. Kesediaan adalah suatu sikap, tingkah laku dan perbuatan seseorang yang
2
Disiplin adalah pelatihan, khususnya pelatihan pikiran dan sikap
kinerja pegawai. Bahkan sekarang ini bisa dikatakan bahwa kemajuan yang
dicapai dan kemunduran yang dialami oleh instansi, sangat ditentukan oleh
aktivitas orang lain melalui komunikasi, baik individual maupun kelompok kearah
pegawai, dan pemimpin mampu menerapkan kepemimpiana yang tepat dan sesuai
dengan situasi dan kondisi yang ada, maka para pegawai pun akan dapat bekerja
3
daerah Kota Bengkulu yang bertanggung jawab dalam mengembangkan,
Bengkulu . Di instansi atau lembaga inilah semestinya para pegawai Kantor Dinas
yang dilakukan di Dinas Pendidikan Kota Bengkulu, pada Oktober 2013, ternyata
masih cukup banyak kenyataan yang kurang sesuai dengan harapan, yaitu masih
rendahnya etos kerja pegawai. Hal tersebut dibuktikan dengan banyaknya pegawai
yang tidak tepat waktu pada saat masuk kantor, menunda pelaksanaan tugas
kantor, masih ada pegawai yang terlihat santai, mengobrol dengan teman kerja,
Rendahnya etos kerja yang ditujukan oleh para pegawai Kantor Dinas
mempengaruhi dan mengarahkan tingkah laku bawahan atau orang lain yang
mencapai tujuan organisasi atau kelompok. Selain itu juga suasana kerja di Dinas
Pendidikan Kota Bengkulu kurang baik dikarenakan para pegawai tersebut dalam
bekerja masih ada pegawai yang terlihat santai pada saat jam kerja,dan juga masih
ada pegawai yang mengobrol dengan teman kerja, sehingga suasana kerja di
Dinas Pendidikan Kota Kota Bengkulu kurang kondusif dengan suasana kerja
yang seperti itu bisa mengakibatkan kinerja yang dihasilkan oleh pegawai pun
4
pencapaian tujuan organisasi, baik secara implisit maupun eksplisit, yaitu jauh
rencana dapat dilaksanakan dan seberapa jauh tujuan dapat tercapai. Bagaimana
mungkin tujuan yang ditetapkan dapat tercapai, apabila masih banyak pegawai
yang kurang peduli dengan tanggung jawabnya belum lagi pelaksanaan disiplin
disiplin kerja yang ada pada Dinas Pendidikan Kota Bengkulu, sehingga judul
Bengkulu.”
5
2. Untuk mengetahui pengaruh disiplin kerja terhadap kinerja karyawan
untuk:
yaitu: Kepemimpinan, disiplin kerja dan kinerja pegawai Dinas Pendidikan Kota
Bengkulu saja.
6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
kata “performance”. Kinerja dalam arti yang agak terbatas sering digunakan
untuk mengukur pencapaian kerja seseorang seperti tugas yang diberikan kepada
seseorang dalam organisasi. Dalam hal ini sebenarnya terdapat hubungan yang
(corporate performance). Dengan kata lain, bila kinerja karyawan baik, maka
kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang karyawan
diberikannya. Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai
Mangkunegara (2004), kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas
yang dicapai oleh seorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan
Menurut Rivai (2005), kinerja karyawan merupakan suatu hal yang sangat
7
manajemen suatu perusahaan dalam penilaian secara periodik mengenai
akan lebih mudah mencapai kinerja yang diharapkan. Oleh karena itu pegawai
8
b. Faktor Motivasi (motivation)
kompetensi
dan eksternal
9
kinerja mereka, dan juga memberikan karyawan umpan balik, pengembangan,
Benardin dan Russel (2003), mendefinisikan penilaian kerja sebagai suatu cara
dilihat dari titik acuannya, penilaian kinerja dapat dibagi tiga macam, yaitu
sebagai berikut:
sasaran dan bukannya hasil akhir. Dalam praktek, tipe ini banyak dipakai
dari tipe penilaian ini :Kuantitas pekerjaan jumlah pekerjaan yang dilakukan
10
c. Kreatifitas
sehingga kinerjanya diharapkan harus bertambah baik sesuai dengan kinerja yang
sarana untuk memperbaiki karyawan yang tidak melakukan tugasnya dengan baik
kinerja perusahaan.
karyawan.
11
3. Penilaian harus melayani tujuan perencanaan karir dengan memberikan
berlaku, baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis serta sanggup menjalankan
sikap seseorang yang secara sukarela menaati semua peraturan dan sadar
akan tugas dan tanggung jawabnya. Jadi, dia akan mematuhi atau
dalam Edi Sitrisno (2011:86), bahwa : “Disiplin adalah sikap kesediaan dan
12
a) Kesadaran adalah sikap seseorang yang secara sukarela menaati semua
b) Kesediaan adalah suatu sikap, tingkah laku dan perbuatan seseorang yang
ditetapkan.
1. Disiplin preventif
untuk mendorong disiplin diri diantara para karyawan. Dengan cara itu,
dipaksa manajeman.
13
2. Disiplin korektif
korektif
terhadap
karyawan.
3 . Disiplin progresif
14
2.3.1. Fungsi Disiplin Kerja
dalam hidup. Karena memunculkan dampak positif luar biasa yang dapat
komitmen seseorang kepada Tuhan, organisasi, diri, orang lain dan kerja.
Puncak komitmen akan terlihat pada integritas diri yang tinggi dan tangguh.
sikap, dan kerja. Di sinilah kualitas sikap (komitmen dan integritas) ditunjang,
oleh adanya karakter kuat dari setiap orang, termasuk pemimpin dan
menjadikannya figure.
yang dihadapi dan tetap waspada menghadapi kenyataan hidup dan kerja.
2. disiplin dapat digambarkan seperti air sungai yang terus mengalir dari
15
3. disiplin bagaikan dinamo yang menyimpan kekuatan/daya untuk
menghidupkan mesin yang menciptakan daya dorong yang lebih besar lagi
progresif, dan tindakan disiplin positif. Pendekatan tungku panas dan tindakan
progresif terfokus pada perilaku masa lalu, sedangkan pendekatan disiplin positif
berorientasi ke masa yang akan datang dalam bekerja sama dengan karyawan
orang memiliki tendensi meyakinkan mereka sendiri bahwa dirinya tidak salah
16
b. Harus dilaksanakan segera
c. Memberi peringatan
hukuman akan mengikuti perilaku yang tidak dapat diterima. Pada saat
diperingatkan oleh panasnya tungku tersebut bahwa mereka akan terbakar jika
yang sama akan dihukum sesuai dengan hukum yang berlaku. Seperti pada
tungku panas, setiap orang yang menyentuhnya dengan tingkat tekanan yang
sama, dan pada periode waktu yang sam akan terbakar pada tingkat yang sama
pula.
17
2. Tindakan disiplin progresif
tindakan ini adalah membentuk program disiplin yang berkembang, mulai dari
pelanggaran yang membutuhkan yaitu pertama suatu peringatan lisan, kedua suatu
terminasi :
18
3. Tindakan disiplin positif
mereka sendiri dan memikul tanggung jawab atas konsekuensi dari tindakan
memikul tanggung jawab atas tingkah laku pribadi mereka, dan persyaratan
2.3. Kepemimpinan
influence bagi karyawan untuk dapat memiliki tujuan yang sama dengan
perusahaan. Jika tujuan yang dituju tidaklah sama maka akan sulit bagi suatu
seorang pemimpin mempengaruhi perilaku bawahan, agar mau bekerja sama dan
19
dan rumusannya diharapkan dapat mendatangkan manfaat bagi kesejahteraan
manusia. Ada banyak pengertian yang dikemukakan oleh para pakar menurut
beberapa kesamaan.
sama untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Hal penting yang harus dipahami
atau organisasi adalah bahwa menjadi seorang pemimpin itu harus mampu
harus mampu melihat, mengamati dan memahami keadaan atau situasi tempat
It’s process of leading a group and influencing that group to achieve it’s goals”.
“Kepemimpinan adalah apa yang pemimpin lakukan. Itu adalah proses memimpin
20
adalah bagaimana pemimpin bisa mengajak karyawannya menuju tujuan
perusahaan.
Ada beberapa tipe kepemimpinan yang diutarakan oleh G.R Terry yang
kembali dikutip oleh Suwatno dan Donni Juni Priansa (2011:156) , yaitu:
perintah bukan karena tanggung jawab tetapi lebih karena rasa takut.
bawahan untuk bisa mengambil keputusan sendiri karena selalu dibantu oleh
21
5. Kepemimpinan Demokratis (Democratic Leadership)
Pemimpin tipe ini memiliki kemampuan dalam mengajak orang lain, dan
diikuti oleh orang lain. Para bawahan akan senang untuk mengikuti perintah
1. Teori sifat
akibat antara sifat dan keberhasilan manajer, pendapatnya itu merujuk pada hasil
penelitian Keith Davis yang menyimpulkan ada empat sifat umum yang
22
tingkat kecerdasan yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang dipimpin.
kecerdasan pengikutnya
ekstrinsik.
2. Teori kelompok
maka harus terdapat suatu pertukaran yang positif di antara pemimpin dan
3. Teori situasional
23
Teori ini menyatakan bahwa beberapa variable situasional mempunyai
pengujian hipotesa yang telah dirumuskan dari penelitiannya terdahulu. Model ini
b. Derajat dari struktur tugas. Dimensi ini merupakan urutan kedua dalam
dilakukan oleh Martin Evans dan Robert House. Secara pokok, teori path-
24
dua factor situasional yang telah diidentifikasikan yaitu sifat personal para
bahwa perilaku pemimpin akan bias diterima oleh bawahan jika para bawahan
pemimpin akan bisa menjadi faktor motivasi terhadap para bawahan, yang
bawahan bahwa upaya akan mendorong kinerja yang tinggi bila tugas-tugas
terstruktur.
maupun berbagai kelompok dalam suatu lembaga atau instansi tertentu, sangat
25
yang terdapat dalam suatu lembaga atau instansi memainkan peranan yang
tinggi untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan. Akan tetapi hanya
mengerahkan seluruh pegawai saja tidak cukup, sehingga perlu adanya suatu
pegawainya. Oleh karena itu pimpinan selalu berusaha agar bawahannya selalu
meningkatkan kedisiplinan yang baik adalah hal yang sulit, karena banyak
26
atau instansi sulit untuk mewujudkan tujuannya yaitu pencapaian kinerja
dalam Edi Sutrisno (2011:96) menyatakan bahwa: “Semakin baik disiplin kerja
seorang pegawai/karyawan, maka semakin tinggi hasil kerja (kinerja) yang akan
dicapai”.
27
2.1.1. Kerangka Analisis
sebagai berikut:
Kepemimpinan ( X1 )
Kinerja ( Y )
Sumber : Michigen, Robin (2003) dan Singodimendjo dalam Edi Sutrisno (2011)
Keterangan :
Disiplin Kerja ( X2 )
2.1. Hipotesis
28
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Bengkulu..
3.2.1 Kepemimpinan
dan mengarahkan orang-orang (bawahan) agar dapat bekerja sesuai dengan tugas
29
3.2.2 Disiplin Kerja
dan taat terhadap peraturan-peraturan yang berlaku, baik yang tertulis maupun
yang tidak tertulis serta sanggup menjalankan dan tidak mengelak untuk
peraturan yang telah ditentukan, Menaati Prosedur kerja yang telah ditentukan
3.2.3 Kinerja
Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh
pelaksanaan tugas pokok dan tugas tambahan. Sejalan dengan teori dari Anwar
Prabu yang mengukur kinerja dengan membagi dua dimensi ukuran kualitas dan
permasahalan yang menjadi focus penilaian kinerja dapat dilihat pula dari tingkat
30
Tabel 3.1
Variabel dan Indikator
No Variabel Dimensi Indicator
1. Kemampuan mengarahkan 1. Pimpinan memiliki keahlian dan ketrampilan dalam
pegawai mengarahkan karyawannya.
2. Pimpinan selalu mengarahkan tugas para karyawan
Berfikir strategis 3. Pimpinan dalam memberikan instruksi dapat
dimengerti karyawannya
4. Pemimpin mengenalkan cara pemecahan masalah
secara cerdik dan cermat, rasional dan hati-hati sehingga
anggota mampu berfikir tentang masalah dengan cara
baru dan menghasilkan pemecahan yang kreatif
Kepemimpinan (X1) Memiliki pengetahuan dan 5. Pimpinan memberikan contoh untuk patuh pada tata
Anoraga, (2004) kepribadian yang baik tertib dan peraturan yang berlaku.
6. Pemimpin mempunyai kepribadian yang berakhlakul
karimah
Perhatian individual 7.Pimpinan memberikan perhatian pribadi kepada
bawahannya
Memiliki kemampuan 8. Pimpinan memberikan kesempatan pada karyawannya
berkomunikasi yang baik untuk mengembangkan pengetahuan dan ketrampilan
kerja
9. Pemimpin selalu mengajak para pengurus dalam
mengambil keputusan untuk menentukan kebijakan
organisasi.
10. Pimpinan selalu mengadakan pertemuan/rapat untuk
membahas masalah yang terjadi di tempat kerja.
2. Taat terhadap aturan waktu 1. Peraturan ketepatan jam masuk kerja diperusahaan
harus efektif bagi karyawan
2. Peraturan ketepatan jam istirahat diperusahaan harus
efektif bagi karyawan
3. Peraturan ketepatan jam pulang kerja diperusahaan
harus efektif bagi karyawan
Taat terhadap peraturan 4. Setiap karyawan diharuskan memakai pakaian yang
perusahaan sudah ditetapkan oleh instansi
5. Karyawan dituntut untuk bersikap sopan dan
Disiplin Kerja (X2) bertingkah laku baik dalam pekerjaan
Siagian (1994) 6. Setiap karyawan harus berusaha untuk melaksanakan
tugas dengan baik
Taat terhadap aturan 7. Suasana kerja mempengaruhi Anda dalam
perilaku dalam pekerjaan melaksanakan pekerjaan
8. Setiap karyawan harus memiliki rasa tanggung jawab
terhadap tugas yang diberikan
Taat terhadap peraturan 9.Setiap karyawan harus berusaha untuk melaksanakan
Lainnya tugas sesuai dengan posisi & fungsinya
3. Kuantitas Kerja 1. Bapak/Ibu menangani pekerjaan sebagaimana yang
ditugaskan oleh atasan
2. Bapak/Ibu menyelesaikan pekerjaan tepat pada
waktunya
Kinerja (Y) Kualitas Kerja 3. Bapak/Ibu adalah pegawai yang memiliki disiplin dan
Anwar Prabu (2009) kerapian dalam mengerjakan tugas
4. Bapak/Ibu teliti dalam mengerjakan tugas yng sudah
diberikan
5. Bapak/Ibu menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan
yang diperintahkan
31
Kerja sama 6. Bapak/Ibu termasuk orang yang menjalin kerja sama
dengan pimpinan dan rekan kerja.
7. Bapak/Ibu termasuk orang yang menjalin kekompakan
dalam bekerja sama dengan pegawai lainnya
Tanggung jawab 8. Bapak/Ibu adalah pegawai yang memiliki tanggung
jawab penuh terhadap pekerjaan..
9. Bapak/Ibu termasuk orang yang bertanggung jawab
pada saat mengambil keputusan
Inisiatif 10.Bila memperoleh suatu informasi penting, Bapak/Ibu
langsung menyampaikannya kepada atasan.
3.3.1. Populasi
Populasi dan sampel diperlukan dalam sebuah penelitian untuk
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
3.3.2. Sampel
Sampel adalah bagian dari sebuah populasi yang dianggap dapat mewakili
dari populasi tersebut. Menurut Sugiyono (2005 : 77), sampel adalah bagian dari
jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Berdasarkan sumber data
yang didapatkan oleh peneliti dari Dinas Pendidikan Kota Bengkulu terdapat
variasi karakteristik yang dimiliki oleh para pegawai Dinas Pendidikan Kota
Data pegawai bedasarkan unit kerja yang di peroleh dari Dinas Pendidikan Kota
32
Tabel 3.2
Jumlah Pegawai Dinas Pendidikan 2013
1 SEKRETARIAT 31
2 BIDANG DIKDAS 10
3 BIDANG DIKMEN 10
4 BIDANG PLS 8
5 BIDANG PERENCANAAN 9
6 KELOMPOK PENGAWAS 83
KELOMPOK PENILIK
7 7
PLS
8 UPTD SKB 17
jUMLAH 175
Sumber: Penelitian, 2013
Sampel yang diambil dari populasi adalah 60% (105 orang). Teknik
penentuan ukuran sampel adalah sebagai berikut :
Sekretariat = 60% x 31 = 19
Jumlah = 105
33
3.4 Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dimana data
primer adalah data yang diperoleh langsung. Menurut Umar (2003:84), data
primer merupakan data yang didapat dari sumber pertama, misalnya dari individu
atau perseorangan. Dalam penelitian ini data primer didapat dari objek penelitian
digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang
pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui. Dalam penelitian ini kuesioner yang
dipakai dalam penelitian ini menggunakan skala likert dengan pengisian kuesioner
yang disusun dalam bentuk kalimat pertanyaan dan responden diminta mengisi
daftar pertanyaan tersebut dengan cara memberi tanda silang (X) pada lembar
jawaban kuesioner.
34
3.6. Skala Pengukuran Skor
Skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini untuk menilai setiap
rangking ,tetapi tidk dapat diketahui berapa kali satu responden lebih baik atau
lebih buruk dari responden lainnya didalam skala. Skala Likert mengukur tingkat
mengukur suatu objek. Skala ini adalah suatu cara yang lebih sistematis untuk
sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena
sosial. Dalam penelitian fenomena sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh
peneliti, yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian. Dengan skala likert,
maka variabel yang diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Untuk setiap
item pertanyaan diberi skor satu sampai dengan lima, yaitu Sangat Setuju (SS),
Setuju (S), Netral (N), Tidak Setuju (TS), Sangat Tidak Setuju (STS).
yang diharapkan, maka semakin tinggi skor atau bobot yang diperoleh. Jawaban
35
setiap item instrumen tersebut menggunakan skala Likert dalam bentuk kolom
tabel, dimana skala Likert digunakan untuk mengetahui sikap, pendapat dan
Sesuai dengan gejala yang dikemukakan dalam penelitian ini maka untuk
pengukuran data variabel peneliti yang digunakan adalah skala interval, yaitu
skala yang mengurutkan nilai atau skor dari tingkat paling rendah ke tingkat yang
dilakukan dengan bantuan program aplikasi komputer Statistical Package for the
variabel dengan menggunakan suatu set dimensi. Bila korelasi tiap faktor tersebut
besar dari 0,5 atau pada hasil pengujian korelasi SPSS signifikan pada level 0,001
maka faktor tersebut merupakan construct yang kuat. Jadi analisis faktor ini dapat
36
disimpulkan bahwa instrumen tersebut memiliki validitas konstruksi yang baik
(Sugiyono, 2005)
Package for the Social Science (SPSS) versi 16.00 for windows. Maka didapatkan
Tabel 3.4
Hasil Uji Validitas Instrumen Penelitian
variabel No Pernyataan r-hitung r-tabel Ket
1 0.286 0.195 Valid
2 0.548 0.195 Valid
3 0.561 0.195 Valid
4 0.632 0.195 Valid
5 0.648 0.195 Valid
Kinerja
6 0.472 0.195 Valid
7 0.413 0.195 Valid
8 0.542 0.195 Valid
9 0.535 0.195 Valid
10 0.492 0.195 Valid
1 0.506 0.195 Valid
2 0.345 0.195 Valid
Kepemimpinan 3 0.319 0.195 Valid
4 0.346 0.195 Valid
5 0.305 0.195 Valid
6 0.396 0.195 Valid
7 0.520 0.195 Valid
8 0.475 0.195 Valid
9 0.524 0.195 Valid
10 0.304 0.195 Valid
1 0.418 0.195 Valid
2 0.467 0.195 Valid
Disiplin Kerja 3 0.473 0.195 Valid
4 0.451 0.195 Valid
5 0.572 0.195 Valid
6 0.577 0.195 Valid
7 0.377 0.195 Valid
8 0.239 0.195 Valid
9 0.340 0.195 Valid
Sumber: Hasil Penelitian, 2013
37
Dari hasil analisis yang dilakukan, diperoleh hasil bahwa seluruh item
pertanyaan untuk variabel penelitian ini adalah Valid. Hal ini dilihat dari r-hitung
lebih besar dari r-tabel = 0,195 dengan n = 100 dan taraf signifikan 5%.
pengukuran tetap konsisten, apabila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih
terhadap gejala yang sama dengan menggunakan alat pengukur yang sama.
jawaban skor butir pertanyaan. Dengan kata lain skor variabel tersebut makin
dapat dipercaya. Reliability yang kurang dari 0,6 dipertimbangkan kurang baik,
Tabel 3.5
Uji Reliabilitas Variabel Penelitian
Subvariabel Penelitian Koefisien Alpha Cronbach Keterangan
tabel diatas, diperoleh hasil bahwa nilai alpha cronbach yang dihasilkan masing-
masing berkisar antara 0,639 – 0,677 lebih besar dari 0,60 dengan demikian dapat
38
3.9. Uji Hipotesis
berikut ini :
Y = b1 X1 + b2 X2
Dimana:
Y = Kinerja
X1 = kepemimpinan
X2 = disiplin kerja
e = Standard error
3.9.1. Uji F
sama memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat. Untuk menguji
apakah hipotesis dapat diterima atau ditolak maka dapat digunakan uji statistik F
39
Dalam hal ini F Hitung dibandingkan dengan F Tabel, pada tingkat
3.9.3. Uji T
bebas terhadap variabel terikatnya signifikan atau tidak. Uji t digunakan untuk
menguji apakah hipotesis yang digunakan diterima atau ditolak, yaitu karakteristik
Jika t hitung > t tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima yang menyatakan
bahwa ,adanya pengaruh antara kepemimpinan dan disiplin kerja terhadap kinerja
Jika t hitung < t tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima yang menyatakan
bahwa ,adanya pengaruh antara kepemimpinan dan disiplin kerja terhadap kinerja
40