Ramlawati, Jirana, Muhiddin P.: 1. Pendahuluan
Ramlawati, Jirana, Muhiddin P.: 1. Pendahuluan
Ramlawati, Jirana, Muhiddin P.: 1. Pendahuluan
email: [email protected]
Abstract: The purpose of this study is to develop students’ worksheet based on inquiry on Substance Changes subject
matter to improve students Science Process Skill (SPS) of VIInd grade Junior High School who are valid,
practical and effective. The research method used is research and development method 4-D model by
Thiagarajan. The stages of Worksheet development consist of four stages, namely: 1) define; 2) design, 3)
develop; and disseminate. Worksheet based on inquiry was tested in SMPN 2 Balanipa with 31 students. The
instrument used to test the validity was obtained based on the validator's assessment. Questionnaire
responses were used to determine the practicality of Worksheet, and effectiveness test of Worksheet based
on inquiry was obtained based on a questionnaire of learners' responses and tests of science process skills.
The result of expert evaluation based on the aspect of Worksheet format, language, content, and illustration
obtained average value 3,45 (valid). Practicality test of Worksheet result based on 2 practitioners' response
of science teachers with aspect of appraisal of 1) attractiveness; 2) the suitability of inquiry steps; 3)
legibility; 4) Language, 5) appearance, and 6) evaluation obtained average value 3,47 (practical).. The
result of Worksheet effectiveness test based on responders' questionnaire data obtained 54.48% of the
students get very positive response and 45,16% give positive response to Worksheet application based on
inquiry, and result of SPS test by using N-gain analysis as much 54% in the high category and 46% of
students adhere to the medium category.
Keywords: students worksheet based inquiry, r & d, science process skills.
1. Pendahuluan
Dalam Permendiknas No. 22 tahun 2006 dinyatakan bahwa pembelajaran sains
sebaiknya dilaksanakan secara inkuiri ilmiah untuk menumbuhkan kemampuan
berpikir, bekerja dan bersikap ilmiah serta mengkomunikasikannya sebagai aspek
penting kecakapan hidup. Pembelajaran sains di SMP/MTs menekankan pada
pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui penggunaan dan
pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah.
Ilmu pengetahuan alam (IPA) merupakan suatu kumpulan pengetahuan yang
diperoleh denban cara khusus. Pengetahuan tersebut diperoleh dengan melakukan
observasi, eksperimentasi, penyimpulan data, dan penyusunan teori. Cara ini disebut
dengan metode ilmiah (scientific method) (Zubaedah et al., 2014). IPA pada hakikatnya
dapat dipandang sebagai proses dan produk. Oleh karena itu pembelajaran IPA tidak
boleh mengesampingkan proses ditemukannya konsep. IPA sebagai proses meliputi
keterampilan-keterampilan dan sikap-sikap yang dimiliki oleh para ilmuwan untuk
memperoleh dan mengembangkan pengetahuan. Keterampilan-keterampilan inilah
yang disebut keterampilan proses sains (KPS).
Kegiatan dalam kerja ilmiah menuntut penggunaan KPS, yang meliputi:
mengamati atau mengobservasi, berkomunikasi, mengklasifikasi, mengukur,
memprediksi atau meramal, dan penarikan kesimpulan. Keterampilan-keterampilan
tersebut saling terintegrasi ketika seorang saintis merancang dan melakukan
eksperimen atau dalam kehidupan sehari-hari. Kegiatan-kegiatan ini tergolong dalam
167
Ramlawati*, Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik ..... 168
konsep siswa, dan dapat memberikan pengajaran yang efektif, menciptakan lebih
banyak peluang untuk pembelajaran yang berpusat pada peserta didik. Hal ini sejalan
dengan pendapat Lotter et al. (2007) bahwa dalam praktek inkuiri lebih menekankan
keterampilan proses sains.
Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri dapat membantu
siswa untuk mengintegrasikan konsep-konsep yang telah mereka ketahui sebelumnya
dengan peristiwa-peristiwa yang mereka amati di laboratorium. Pembelajaran inkuiri
juga dapat mengubah miskonsepsi yang dialami siswa menjadi konsep ilmiah. Belajar
dengan menggunakan pembelajaran inkuiri ini diharapkan siswa menjadi lebih kreatif,
inovatif, dan belajarnya menjadi lebih bermakna sehingga prestasi belajar biologi dapat
ditingkatkan. Hal ini dikarenakan proses belajar inkuiri mengandung proses-proses
mental yang lebih tinggi tingkatannya, misalnya merumuskan masalah, merancang
percobaan, melakukan eksperimen, mengumpulkan dan menganalisis data, menarik
kesimpulan, memiliki sifat-sifat objektik, jujur, hasrat ingin tahu, dan keterbukaan
(Mustachfidoh et al. 2013).
Dengan demikian, peserta didik dapat merekonstruksi wawasan pengetahuan dan
implementasinya sehingga dapat meningkatkan keterampilan proses sains. Hal ini
seiring dengan tuntutan materi pembelajaran yang tidak hanya tersusun atas hal-hal
yang sederhana yang bersifat hapalan dan pemahaman, tetapi juga tersusun materi
yang kompleks yang memerlukan analisis untuk mengembangkan keterampilan proses
sains misalnya pada perubahan zat.
Model pengembangan yang akan digunakan dalam pengembangan LKPD berbasis
inkuiri untuk meningkatkan keterampilan proses sains adalah model 4-D.
Pengembangan model 4-D (four D model), yang terdiri dari 4 tahap. Keempat tahap
tersebut adalah tahap pendefinisian (define), tahap perancangan (design), tahap
pengembangan (development), dan tahap penyebaran (disseminate) (Thiagarajan et al.,
1974).
Menyadari pentingnya LKPD sebagai perangkat pembelajaran yang dapat
membantu peserta didik dan guru dalam pembelajaran berbasis inkuiri maka peneliti
tertarik untuk mengembangkan LKPD berbasis inkuiri untuk meningkatkan
keterampilan proses sains pada materi pokok Perubahan Zat di kelas VII SMP”.
2. Metode Penelitian
Penelitian yang dilakukan adalan penelitian pengembangan dengan
menggunakan desain pengembangan 4-D (Define, Design, Development, Disseminate)
penelitian ini dibatasi hingga pada tahap pengembangan (delompment) saja. Penelitian
ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Balanipa, dengan subjek peserta didik kelas VIIa
dengan jumlah 31 orang. Rancangan penelitian ini sesuai dengan desain pengembangan
4-D, pada tahap pendefenisian (define) dilakukan analisis awal- akhir, analisis peserta
didik, analisis konsep, analisis tugas dan Perumusan/spesifikasi tujuan pembelajaran.
Pada tahap perancangan dibuat rancangan awal LKPD berbasis inkuiri yang disebut
draft 1. Draft 1 ditelaah oleh dua orang ahli untuk mendapatkan masukan dan saran
untuk perbaikan LKPD yang dikembangkan menjadi draft 2. Selanjutnya diuji cobakan
pada 31 peserta didik di SMP Negeri 2 Balanipa.
Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian pengembangan ini
meliputi validasi LKPD, angket respon peserta didik dan tes keterampilan proses sains,
angket respon peserta didik dan tes keterampilan proses sains.
Tabel 2. Hasil Validasi Ahli Angket Respon Peserta Didik dan Guru
Peserta Didik Guru
No Aspek penilaian
Kategori Kategori
1 Konstruksi 3,5 Sangat valid 3,3 valid
2 Bahasa 3,5 Sangat valid 3,5 Sangat valid
Rata-rata 3,5 Sangat valid 3,4 valid
90%
85%
80%
75%
LKPD I LKPD 2 LKPD 3 LKPD 4
Keterangan:
A= merumuskan hipotesis D= mengkomunikasikan
B= merancang eksperimen E= menarik kesimpulan
C= menganalisis data
Hasil penelitian yang diperoleh sesuai dengan hasil penelitian Yulianti et al.
(2015) yang mengembangkan Lembar Kerja Siswa Fisika inkuiri terbimbing yang
dapat meningkatkan keterampilan proses peserta didik. Meningkatnya keterampilan
proses sains siswa juga dapat meningkatkan hasil belajar siswa, sebagaimana hasil
penelitian Minawati et al (2014) yang mengembangkan LKS IPA Terpadu. Hasil
penelitiannya menunjukkan bahwa penggunaan LKS IPA Terpadu berbasis inkuiri
terbimbing berpengaruh positif terhadap peningkatan hasil belajar siswa.
4. Kesimpulan
a) Kualitas pengembangan LKPD berbasis inkuiri untuk meningkatkan
keterampilan proses sains pada materi perubahan zat yang dikembangkan dapat
dilihat dari kevalidan. Ditinjau dari tingkat kevalidan, LKPD berbasis inkuiri yang
dikembangkan berada pada kategori valid.
b) Respons peserta didik terhadap pengembangan LKPD berbasis inkuiri untuk
meningkatkan keterampilan proses sains adalah positif.
c) LKPD berbasis inkuiri dapat meningkatkan keterampilan proses sains peserta
didik berdasarkan uji N-Gain KPS peserta didik berada pada kategori tinggi.
5. Ucapan Terima Kasih
Ucapan terima kasih disampaikan kepada Kepala Sekolah, guru mata pelajaran
IPA dan peserta didik Kelas VIII SMPN 2 Balanipa.
Referensi
Lotter, C., Harwood, W. S., & Bonner, J. J. (2007). The influence of core teaching
conceptions on teachers' use of inquiry teaching practices. Journal of Research
in Science Teaching, 44(9), 1318-1347. 1.
Minawati, Z., Haryani, S., dan Pamelasari, S. D. (2014). Pengembangan Lembar Kerja
Siswa IPA Terpadu Berbasis Inkuiri Terbimbing pada Tema Sistem Kehidupan
dalam Tumbuhan untuk SMP Kelas VIII. Unnes Science Education Journal.
Volume 3(3), p 587-592.
Rezba, R.J, et al,. (1995). Learning and Assessing Science Process Skills. Dubuque, IA:
Kendall/Hunt Publishing Company.
Sheeba, M.N. (2013). An Anatomy of Science Process Skills in The Light of The
Challenges to Realize Science Instruction Leading to Global Excellence in
Education. Educationia Confab, (online) Vol. 3 No. 4
(http://www.confabjournals.com/.../6520138281213.pdf).
Thiagaradjan, S. Semmel, D.S., and Semmel, M.I. (1974). Instructional Development for
Training Teacher of Exceptional Children: A Sourcebook. Indiana University,
Bloomington, Indiana.
Yulianti, D., Marfu’ah, S., dan Yulianto, A. (2015). Development Of Physics Student Work
Sheet (Sws) To Build Science Process Skill Valued Conservation. Jurnal
Pendidikan Fisika Indonesia 11 (2). 126-133.
Zubaedah, S., Mahanal, S., Yuliati, L., Sigit, D. (2014). Buku Guru Ilmu Pengetahuan Alam
SMP/MTs Kelas VIII. Jakarta: Kemendikbud.