1368 2689 1 SM

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 22

PENGARUH TENUR, REPUTASI KAP SERTA UKURAN PERUSAHAAN

TERHADAP KUALITAS AUDIT PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR


SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUSMSI YANG
TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2011-2013

Tri Hari Wahono


Edi Joko Setyadi
Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Purwokerto
[email protected]

ABSTRACT
This research aimed to test the effect of Public Accountant Firm (KAP)
tenure, reputation of KAP, and company scale toward audit’s quality. The
backgrounds of this research were: 1) audit failure of a big KAP continued
on litigation. 2) inconsistence result and few previous researches about
tenure of KAP, reputation of KAP, and company scale toward audit’s
quality. Therefore, this research is important to be discussed. Audit quality
is measured by discretionary accrual. Tenure of KAP is measured using a
KAP old company audit client in a row and if there is a change local
partner but the affiliation is fixed it’s considered as the fixed tenure.
Reputation of KAP is measured by the classification of KAP scale and
measured by specialization. Company scale measured by natural logarithm
of company’s total assets. This was quantitative research used secondary
data of financial report from industrial consumer goods sector, listed in
Indonesia stock exchange in 2011-2013. The sample selection of this
research was purposive sampling and resulted 78 companies sample
observations, tested using double regressionlinier. The result showed
tenure of KAP doesn’t positive effect audit quality, reputation of KAP
positive effect quality audit and company scale doesn’t positively effects
audit’s quality.

Keywords: audit quality, tenure of KAP, reputation of KAP, company


scale, discretionary accrual.

KOMPARTEMEN, Vol. XII No.2, September 2014 194


ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji Pengaruh Tenur kantor Akuntan
Publik, Reputasi Kantor Akuntan Publik dan Ukuran Perusahaan
terhadap Kualitas Audit. Yang melatar belakangi penelitian ini dilakukan
adalah 1.) kegagalan audit dari big KAP melanjutkan litigasi. 2.) ketidak
konsistenannya hasil dari beberapa penelitian tentang tenur kantor akuntan
publik, reputasi kantor akuntan publik dan ukuran perusahaan terhadap
kualitas audit. Sehingga penelitian ini penting untuk dilakukan. Kualitas
audit diukur dengan akrual diskresioner. Tenur KAP diukur dengan
menggunakan KAP perusahaan lama klien audit berturut-turut, dan jika ada
mitra lokal perubahan namun afiliasinya adalah tetap. Reputasi KAP diukur
dengan klasifikasi skala KAP dan diukur dengan skala perusahaan,
spesialisasi diukur dengan alam dan logaritma total asset perusahaan.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, dengan menggunakan data
sekunder laporan keuangan dari sektor industri barang konsumsi, yang
listing di BEI tahun 2011-2013. Metode pengambilan sampel yang
digunakan yaitu purposive sampling dan menghasilkan 78 sample
perusahaan, diuji dengan menggunakan analisis regresi linier berganda.
Penelitian ini membuktikan bahwa tenure KAP tidak berpengaruh positif
terhadap kualitas audit, reputasi KAP berpengaruh positif terhadap kualitas
audit, dan ukuran perusahaan tidak berpengaruh positif terhadap kualitas
audit.

Kata kunci: Kualitas audit, Tenure KAP, Reputasi KAP, Ukuran


perusahaan, dan Discretionary Accrual

PENDAHULUAN
Laporan keuangan sejatinya mencerminkan kinerja dan kondisi suatu
perusahaan, sehingga wajar jika kepercayaan investor akan bertambah bila
mana laporan keuangan mendapatkan opini wajar dari auditor. Karena
persaingan bisnis yang ketat, krisis keuangan global dan penurunan nilai
tukar rupiah dikhawatirkan dapat menimbulkan terjadinya perbedaan
kepentingan antara manajemen dan pemakai laporan keuangan, sehingga
timbulnya kesenjangan informasi yang disediakan.
Kesenjangan informasi yang terdapat dalam laporan keuangan,
sudah seharusnya dapat dideteksi sejak dini oleh auditor, sebab pemakai
laporan keuangan butuh jaminan atas laporan keuangan yang terbebas
dari salah saji. Karena itulah peran auditor yang kompeten dan independen
dibutuhkan untuk melakukan pemeriksaan terhadap laporan keuangan (Al-
Thuneibat et al., 2011 dalam Sinaga 2012).

KOMPARTEMEN, Vol. X No.2, September 2014 195


Sikap kompeten serta independen memang sudah seharusnya
dimiliki seorang auditor, seperti yang dijelaskan oleh Dewan Standar
Profesional Akuntans Publik (2007-2008) dalam 5 prinsip dasar etika
profesi akuntan, antara lain: prinsip integritas, prinsip objektivitas, prinsip
kompetensi, serta sikap kecermatan dan kehati-hatian profesional, prinsip
kerahasiaan, prinsip perilaku professional. Banyak kasus besar yang
melibatkan Kantor Akuntan Publik (KAP) besar di dunia yang
menyebabkan kehancuran pada Klien dan atau Kantor Akuntan Publik
tersebut.
Beberapa hasil dari penelitian yang dilakukan terkait kualitas audit
Becker et al., (1998) dalam Sinaga (2012), menemukan bahwa KAP Big 4
cenderung memiliki tingkat kualitas audit yang lebih tinggi dibanding
dengan KAP non-Big 4. Independensi auditor besar lebih terjaga karena
rendahnya pengaruh ketergantungan ekonomi Auditor terhadap klien, dan
auditor besar berpeluang mengalami kerugian lebih besar pada kasus
kegagalan audit, bila dibandingkan dengan auditor kecil sehingga jaminan
atas kualitas audit lebih ditingkatkan (De Angelo’s 1998 dalam Suseno
2013). Maka dari itu auditor dituntut tidak hanya dapat menjamin ada
tidaknya salah saji, tetapi juga sikap profesional yang harus menjamin
laporan audit yang bersih.
Berbeda dengan penelitian terdahulu yang dilakukan Sinaga (2012)
yang menggunakan proksi going concern sebagai pengukur kualitas audit.
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan manajemen laba yang di
proksikan dalam akrual diskresioner absolute sebagai besaran pengukuran
kualitas audit. Dalam mengukur kualitas audit dengan pendekatan kualitas
akrual, hal pertama yang harus dilakukan adalah membagi total akrual
perusahaan menjadi dua komponen, yaitu: akrual non-diskresioner dan
akrual diskresioner.
Penelitian ini penting dilakukan karena adanya kegagalan audit oleh
KAP besar yang terjadi tidak hanya di dunia internasional tetapi juga di
Indonesia yang berlanjut pada litigasi. Dalam penelitian ini pula, penulis
mencoba untuk menguji pengaruh tenur KAP, reputasi KAP dan ukuran

KOMPARTEMEN, Vol. X No.2, September 2014 196


perusahaan klien berpengaruh positif terhadap kualitas audit yang di
proksikan dalam akrual diskresioner, sehingga diharapkan penelitian ini
dapat menambah refrensi untuk penelitian tentang kualitas audit
selanjutnya.

Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan diatas, maka dirumuskan
perumusan masalah apakah Tenur KAP, Reputasi KAP, dan Ukuran
perusahaan klienb erpengaruh positif terhadap kualitas audit ?

TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS


Teori Agensi
Teori agensi merupakan suatu teori yang memberikan penjelasan
mengenai hubungan agensi yaitu prinsipal (principal) dan agen (agent).
Dalam teori agensi terdapat kontak di mana suatu pihak berkedudukan
sebagai prinsipal yang mengikat pihak lain yang berkedudukan sebagai
agen untuk melaksanakan pekerjaan bagi kepentingan prinsipal tersebut
(Jensen dan Mickling 1976 dalam Novianti et al., 2010). Hubungan agensi
ini menimbulkan persepsi adanya pemisahan kepemilikan antara
pemegang sahan dan manajemen pada suatu perusahaan, yang mana
manajemen sebagai bagian pelimpahan wewenang pihak pemilik saham
(Novianti et al., 2010).

Independensi Auditor
Independensi Auditor dapat didefinisikan sebagai sikap mental yang bebas
dari adanya pengaruh, dan tidak dikendalikan ataupun tergantung pada
pihak lain. Independensi juga berarti adanya kejujuran dalam diri auditor
dalam mempertimbangkan fakta dan adanya pertimbangan yang objektif
dalam merumuskan dan menyatakan pendapatnya (Mulyadi 2009).

KOMPARTEMEN, Vol. X No.2, September 2014 197


Rotasi Auditor dan KAP
Rotasi auditor dan rotasi KAP adalah perpindahan atau pergantian auditor
atau KAP yang terjadi di perusahaan klien (Suseno 2013). Di Indonesia
rotasi itu diatur dalam Keputusan Menteri Keuangan No.423/KMK.06/2002
tentang jasa KAP dan direvisi dengan KMK No.359/KMK.06/2003,
kemudian disempurnakan dengan di keluarkannya Peraturan Mentri
Keuangan No.17/PMK.01.2008 yang membatasi masa perikatan
perusahaan dengan KAP selama enam tahun berturut-turut dan akuntan
publik selama tiga tahun berturut-turut.

Kualitas Audit
De Angelo (1981) dalam Suseno (2013) mendefinisikan kualitas audit
sebagai sebuah kemungkinan bahwa auditor akan mendeteksi dan
melaporkan salah saji material. Namun jika dilihat dari sudut pandang
pemakai laporan keuangan, kualitas itu dapat tercapai jika auditor dapat
memberikan jaminan bahwa tidak ada salah saji atau kecurangan dalam
laporan keuangan auditan (Harom 2012 dalam Sinaga 2012). Jadi dalam
hal ini peningkatan kualitas audit akan tercapai mana kala auditor dapat
mendeteksi kecurangan manajemen.

Tenure Kantor Akuntan Publik


Tenur KAP merupakan jangka waktu perikatan yang terjalin antara kantor
akuntan publik dengan auditee yang sama (Nuratama 2011 dalam Hamid
2013). Banyak perdebatan mengenai lama atau singkatnya tenur antara
KAP atau auditor terhadap kliennya.
Menurut Hamid (2013) Tenur atau masa perikatan kerja dapat
berdampak pada kinerja auditor pada perusahaan kliennya seperti
hubungan emosional auditor-klien, independensi, fee, kompetensi, dsb.
Wahyuni (2013) dalam penelitiannya berpendapat bahwa tenur pendek
mempunyai lama perikatan 1-2 tahun, tenur medium 3-5 tahun, serta tenur
panjang >5 tahun.

KOMPARTEMEN, Vol. X No.2, September 2014 198


Reputasi Kantor Akuntan Publik
Menurut Wahyuni (2013) ukuran KAP dibagi tiga yaitu KAP besar yaitu
KAP yang berafiliasi dengan big four, KAP medium yaitu KAP non big four
namun berafiliasi dengan kantor akuntan publik asing (KAPA) atau
organisasi audit asing (OAA) dan KAP kecil yaitu KAP non big four dan
tidak berafiliasi dengan KAPA atau OAA. Spesialisasi KAP dapat
didefinisikan sebuah KAP atau seorang auditor dengan keahlian,
pengalaman dan pengetahuan yang spesifik dan mendalam dalam bidang
industri tertentu menurut penelitian yang dilakukan Almutari (2007).

Ukuran Perusahaan
Seiring dengan ukuran perusahaan yang meningkat, kemungkinan jumlah
konflik agensi juga akan meningkat dan ini mungkin akan meningkatkan
permintaan untuk membedakan kualitas auditor (Palmorse 1984 dalam
Sinaga 2012). Karena itu seiring dengan besarnya ukuran perusahaan
maka akan digunakan pula jasa auditor besar yang memiliki
profesionalitas, independensi serta kompetensi untuk menjamin pemberian
kualitas audit yang lebih.

KERANGKA PEMIKIRAN
Auditor harus bekerja sesuai dengan standar profesional akuntan publik.
Maka dari itu auditor dituntut tidak hanya dapat menjamin ada tidaknya
salah saji, tetapi juga sikap profesional yang harus menjamin laporan audit
yang bersih. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Novianti et al., (2010),
Giri (2010) dan Nuratama (2011) membuktikan variabel tenur berpengaruh
positif terhadap kualitas audit, dengan kata lain semakin panjang tenur
KAP, kualitas audit yang dihasilkan semakin baik.
Dalam penelitian Hamid (2013), Rossieta dan Wibowo (2009) serta
Suseno (2013) menemukan bahwa ukuran KAP secara konsisten
berpengruh positif terhadap kualitas audit. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa KAP besar mampu menghasilkan kualitas audit yang
baik. Sedangkan ukuran KAP, auditor spesialisasi juga berpengaruh positif

KOMPARTEMEN, Vol. X No.2, September 2014 199


terhadap kualitas audit (Setiawan dan Fitriany 2011). Seiring dengan
ukuran perusahaan yang meningkat, kemungkinan jumlah konflik agensi
juga akan meningkat dan ini mungkin akan meningkatkan permintaan untuk
membedakan kualitas auditor (Palmorse 1984 dalam Sinaga 2012).
Berdasarkan uraian diatas, maka kerangka pemikiran dalam penelitian ini
adalah:
Variabel Independen Variabel Dependen

Tenur KAP H1(+)

Reputasi KAP H2 Kualitas Audit


(+)
Ukuran Perusahaan H3
(+)
Gambar 1. Model Penelitian

Berdasarkan kerangka pemikiran diatas, maka hipotesis dalam penelitian


ini adalah sebagai berikut:

Pengaruh Tenur KAP terhadap Kualitas Audit

Variabel tenur dalam penelitian Novianti et al., (2010), Giri (2010) serta
Nuratama (2011) membuktikan variabel tenur berpengaruh positif terhadap
kualitas audit, dengan kata lain semakin panjang tenur KAP, kualitas audit
yang dihasilkan semakin baik. Sejalan dengan hal tersebut, Giri (2010)
dalam penelitiannya juga menambahkan bahwa tenur audit yang lama
akan mendorong terciptanya pengetahuan bisnis bagi seorang auditor yang
dapat dijadikan dasar bagi seorang auditor dalam merancang program
audit yang efektif dan menciptakan laporan keuangan yang berkualitas.
Berdasarkan uraian diatas maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai
berikut:
H1 : Tenur KAP berpengaruh positif terhadap kualitas audit.

KOMPARTEMEN, Vol. X No.2, September 2014 200


Pengaruh Reputasi KAP terhadap Kualitas Audit
Menurut penelitian Suseno (2013), Rossieta dan Wibowo (2009) serta
Hamid (2013) yang menyatakan ukuran KAP yang besar berpengaruh
positif terhadap kualitas audit. Serta pada penelitian Novianti et al., (2010)
serta Wahyuni dan Fitriany (2011) yang membuktikan spesialisasi auditor
berpengaruh positif terhadap kualitas audit. Oleh karena itu dengan adanya
besarnya sebuah KAP dan memiliki spesialisasi maka dapat menghasilkan
kualitas audit yang lebih baik. Berdasarkan uraian diatas maka dapat
dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
H2 : Reputasi KAP berpengaruh positif terhadap kualitas
audit.

Pengaruh Ukuran Perusahaan Klien terhadap Kualitas Audit


Sewajarnya sistem pengendalian internal pada perusahaan yang
berukuran besar akan lebih baik dibanding perusahaan yang berukuran
kecil (Fernando et al., 2010 dalam Sinaga 2012). Hal ini membuktikan
bahwa dengan pengendalian internal yang baik akan meningkatkan
kualitas audit, seiring dengan mudahnya auditor untuk mendapatkan
informasi yang dibutuhkannya. Begitu pula sebaliknya dengan
pengendalian internal yang lemah, maka kualitas audit akan menurun,
karena auditor harus bekerja dengan lebih keras. Berdasarkan uraian
diatas, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
H3 : Ukuran perusahaan klien berpengaruh positif terhadap
kualitas audit.

METODA PENELITIAN
Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yaitu penelitian yang
tujuannya menguji hipotesis dan memperoleh jawaban atas hipotesis
dengan menekankan pada pengujian teori-teori melalui pengukuran
variabel-variabel penelitian dengan angka.

KOMPARTEMEN, Vol. X No.2, September 2014 201


Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah perusahaan manufaktur sektor industri barang
konsumsi yang terdaftar atau listing di BEI pada tahun 2011-2013.

Data dan Metode Pengumpulan Data


Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data perusahaan
manufaktur sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di BEI pada
tahun 2011-2013. Data berupa laporan tahunan yang memuat perikatan
dengan auditor serta laporan keuangan perusahaan. Metode pengumpulan
data dalam penelitian ini yaitu dengan mengumpulkan dan mengkaji data
sekunder yang berupa laporan keuangan auditan dari perusahaan
manufaktur yang listing dan dipublikasikan oleh Bursa Efek Indonesia
melalui website www.idx.co.id atau pada perusahaan sample pada tahun
2011-2013.

DEFINISI OPERASIONAL DAN PENGUKURAN VARIABEL


Variabel Dependen
Dalam mengukur kualitas audit dengan menggunakan pendekatan kualitas
akrual, hal pertama yang harus dilakukan adalah membagi total akrual
perusahaan menjadi dua komponen, yaitu: akrual non-diskresioner dan
akrual diskresioner. Pada penelitian ini, kualitas audit diukur menggunakan
manajemen laba yang di proksikan dalam akrual diskresioner absolute
sebagai besaran pengukuran kualitas audit. Penelitian ini juga
mengggunakan model perhitungan yang digunakan oleh Kasznik (1999)
dalam Siregar et al., (2011) yang mempunyai adjusted R2 dan prediksi
koefisien yang tertinggi dibandingkan beberapa model lainnya:
TACCit/ TAi,t-1 = α1(1/TAii,t-1) + α2(ΔREVit– ΔRECit) / TAi,t-1 +
α3PPEi,t/ TAi,t-1+ α4 ΔCFOi,t/ TAi,t-1+ εit
Keterangan :
TACCit : total akrual perusahaan i pada periode t, Total
Akrual (ACC) = Laba Sebelum Pos-pos Luar Biasa
– Arus Kas Operasi
TAi,t-1 : total aset perusahaan i pada tahun t-1

KOMPARTEMEN, Vol. X No.2, September 2014 202


ΔREVit : perubahan pendapatan perusahaan i dari periode
t-1 ke periode t
ΔRECit : perubahan nilai bersih piutang perusahaan i dari
periode t-1 ke periode t
PPEi,t : aktiva tetap (gross property palnt and equipment)
perusahaan i pada tahun t
ΔCFOi,t : perubahan arus kas operasi antara tahun t dari
tahun t-1
ε : Residual eror

Model diatas adalah estimasi dari perhitungan akrual non-


diskresioner (εit), sedangkan akrual diskresioner dihitung dengan selisih
antara total akrual dengan akrual non-diskresioner. Dalam penelitian ini,
total akrual dihitung dengan menggunakan pendekatan arus kas yaitu
selisih antara laba bersih sebelum pos luar biasa dan operasi tidak
dilanjutkan (EARN) dengan arus kas bersih dari kegiatan operasional
(CFO) digunakan untuk menghitung total akrual (TACC). Dan penilaian
Kualitas Audit adalah nilai negatif dari nilai diskresioner akrual (Al-
Thuneibat et. al., 2011).

Variabel Independen
Tenur Kantor Akuntan Publik (KAP)
Tenur KAP adalah lama tahun secara berturut-turut sebuah KAP
memberikan jasa audit perusahaan klien (Myers et al,. 2003 dalam Novianti
et al., 2010). Menurut penelitian yang dilakukan Novianti et al., (2010),
Wahyuni (2013) dan Suseno (2013) untuk mengukur tenur KAP dengan
lamanya waktu sejak KAP memberikan jasa penugasan yang pertama kali
kepada klien tertentu. Wahyuni (2013) dalam Suseno (2013) berpendapat
jika KAP lokal yang berafiliasi dengan KAP asing apabila terjadi perubahan
partner lokal, sementara afiliasinya tidak berubah dianggap tenurnya tetap
dan pengukuran variabel ini berdasarkan jumlah tahun suatu KAP
mengaudit klien secara berturut-turut.

KOMPARTEMEN, Vol. X No.2, September 2014 203


Reputasi Kantor Akuntan Publik (KAP)
Reputasi KAP menurut Suseno (2013) merupakan ukuran nilai kualitas
suatu KAP yang diproksikan melalui pengelompokkan ukuran KAP serta
diukur dengan spesialisasi.
Dalam penelitian ini ukuran KAP dikelompokkan menjadi 3 yaitu: KAP
besar yaitu KAP yang berafiliasi dengan big four, KAP medium KAP non
big four namun berafiliasi dengan kantor akuntan publik asing (KAPA) atau
organisasi audit asing (OAA) dan KAP kecil yaitu KAP non big four dan
tidak berafiliasi dengan KAPA atau OAA (Wahyuni 2013).
Penelitian ini mengukur spesialisasi KAP dengan menggunakan
pendekatan pangsa pasar, yang mengukur indikasi bagaimana suatu KAP
berbeda dengan kompetitornya dalam satu industri. Pendekatan pangsa
pasar dalam penelitian ini dapat diukur berdasarkan total penjualan dengan
menggunakan formula sebagai berikut:

IMSik =
Keterangan :
IMS : Industry Market Share total penjualan
TOTAL PENJUALAN : Total penjualan perusahaan klien yang diaudit
oleh auditor dalam suatu industri.
I : Perusahaan yang diaudit
K : Industri klien
J : Jumlah perusahaan klien
Ik : Jumlah perusahaan dalam suatu Industri
Jik : Jumlah perusahaan klien yang diaudit dalam
suatu industri

Dan suatu KAP dapat dikatakan sepesialis jika KAP tersebut memiliki
klien yang menguasai pangsa pasar (market share) ≥ 15 persen. Variabel
ukuran dan spesialisasi KAP diukur berdasarkan skala ordinal untuk
memisahkan KAP sesuai dengan kategorinya (Suseno 2013) sebagai
berikut: Besar dengan spesialisasi = 5, Besar tanpa spesialisasi = 4,
Medium dengan spesialisasi = 3, Medium tanpa spesialisasi = 2, Kecil= 1

KOMPARTEMEN, Vol. X No.2, September 2014 204


Ukuran Perusahaan Klien
Ukuran Perusahaan Klien merupakan besarnya ukuran perusahaan yang
diukur berdasarkan total aset. Semakin besar total aset sebuah
perusahaan mengindikasikan bahwa ukuran perusahaan tersebut besar,
begitu juga sebaliknya. Variabel ukuran perusahaan Klien dalam penelitian
ini dihitung dengan melakukan logaritma natural atas total aset perusahaan
(Nasser et al., 2006 dalam Sinaga 2012). Karena itulah dalam penelitian ini
ukuran perusahaan klien, diukur menggunakan natural logaritma total aset
klien.

METODE ANALISIS DATA


Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis
regresi berganda. Analisis regresi berganda digunakan untuk melihat
pengaruh variabel bebas (Tenur KAP, Reputasi KAP, dan Ukuran
Perusahaan) terhadap variabel terikat kualitas audit.

Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif digunakan untuk memberikan deskripsi suatu data yang
dilihat dari nilai rata-rata, standar deviasi, varian, maksimum, minimum,
sum, range, kurtosis dan skewness atau kemencengan distribusi (Ghozali
2011).

Uji Asumsi Klasik


Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan menguji apakah dalam metode regresi, variabel
terkait dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal atau
tidak. Model regresi yang baik adalah data yang terdistribusi normal atau
mendekati normal. Cara menguji apakah data terdistribusi dengan normal
atau tidak digunakan uji Kolmogrov-Smirnov.

KOMPARTEMEN, Vol. X No.2, September 2014 205


Autokorelasi
Metode yang digunakan untuk mengetahui ada tidaknya autokorelasi yaitu
metode Durbin-Watson. Pendekatan gejala ini dilakukan dengan
menggunakan Uji Statistik Durbin-Watson (DW) dengan berdasarkan
kriteria-kriteria sebagai berikut (Ghozali 2011).

Multikolonieritas
Pengujian ini untuk mengetahui apakah variabel bebas dalam persamaan
regresi tersebut tidak saling berkorelasi, untuk mendeteksi adanya
multikolinearitas diadakan dengan menguji uji variance inflation factor (VIF)
serta perhitungan nilai tolerance.

Heteroskedastisitas
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah dalam suatu model
regresi terjadi adanya ketidaksamaan varians dari residual suatu
pengamatan ke pengamatan yang lainnya. Jika varians tersebut tetap,
maka disebut homoskedastisitas namun jika berbeda maka di sebut
heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah model regresi
homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Situasi
heteroskedastisitas akan menyebabkan penafsiran koefisien-koefisien
regresi menjadi tidak efisien sehingga hasil taksirannya dapat menjadi
kurang dari semestinya, melebihi atau menyesatkan.

Analisis Regresi Berganda


Analisis regresi digunakan untuk menguji pengaruh dua atau lebih variabel
independen terhadap variabel dependen. Teknik analisis yang digunakan
adalah analisis regresi linier berganda dengan metode penggabungan
(pooling data) yang diperoleh dengan mengkombinasikan semua data
cross section dan time series. Teknik estimasi variabel dependen yang
melandasi analisis regresi disebut dengan Ordinary Least Squares (OLS)
yang dapat menjelaskan pengaruh antara variabel terikat dengan beberapa
variabel bebas (Andriawan 2012). Variabel independen dalam penelitian

KOMPARTEMEN, Vol. X No.2, September 2014 206


ini adalah tenur KAP, reputasi KAP dan ukuran perusahaan klien.
Sedangkan variabel dependennya adalah kualitas audit. Adapun
persamaan regresi berganda penelitian ini adalah sebagai berikut:
KA = α + β1TENUR + β2REPU+ β3UKUR + e
Keterangan:
KA : Kualitas Audit
α : Konstanta (tetap)
β1,2,3 : Koefisien Regresi
TENUR : Tenur KAP
REPU : Reputasi KAP
UKUR : Ukuran Perusahaan
e : Error

Uji Simultan
Uji F digunakan untuk mengetahui apakah semua variabel independen
(tenur KAP, reputasi KAP, dan ukuran perusahaan klien) yang
diproyeksikan dalam model mempunyai pengaruh terhadap variabel
dependen kualitas audit. Pengujian dilakukan dengan menggunakan
significance level 0,05 (α=5 persen).

Pengujian Hipotesis
Koefisien Determinasi (R2)
Nilai ajusted determinasi menunjukkan presentase pengaruh semua
variabel independen (tenur KAP, reputasi KAP dan ukuran perusahaan)
terhadap variabel dependen kualitas audit. Besarnya koefisien determinasi
adalah 0 sampai dengan 1. Semakin mendekati nol, semakin kecil pula
pengaruh semua variabel independen terhadap nilai variabel dependen
dengan kata lain semakin kecil kemampuan model dalam menjelaskan
perubahan nilai variabel dependen. Sedangkan jika koefisien determinasi
mendekati satu berarti variabel independen memberikan hampir semua
informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen
(Ghozali 2011).

KOMPARTEMEN, Vol. X No.2, September 2014 207


Uji Parsial (Uji t)
Uji parisal atau uji t pada dasarnya menunjukan seberapa jauh pengaruh
satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variabel
dependen (Ghozali 2011).

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


Karakteristik Sampel
Sampel penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia periode 2011-2013 yang diambil menggunakan
metode purposive sampling. Adapun kriteria pengambilan sampel adalah
perusahaan sektor industri barang konsumsi yang listing di Bursa Efek
Indonesia dan menerbitkan laporan keuangan yang telah diaudit dan
dipublikasikan berturut-turut dari tahun 2011-2013 sehingga diperoleh 78
sampel amatan dari 26 perusahaan yang terdaftar di BEI selama periode
penelitian. Perusahaan sektor industri barang konsumsi yang menjadi
sampel penelitian ini dapat dilihat dalam lampiran satu.

ANALISIS DATA

Tabel 1.Statistik Deskriptif

Statistik Statistik Statistik


Deskriptif Deskript Deskripti Statistik Statistik Statistik
if f Deskriptif Deskriptif Deskriptif

KA 49 -0,75 -0,17 -0,483458 0,14698793


Ukuran 49 25,49 31,99 28,82433 1,69440181
Valid N
49
(listwise)

Untuk variabel kualitas audit diproksikan melalui akrual diskresioner


perusahaan tersebut. Untuk kualitas audit menurut tabel sebelum
mengeluarkan outlier memiliki nilai rata-rata -0,58, nilai minimal -3,03, dan
nilai maksimal -0,02. Sedangkan kualitas audit menurut sampel amatan

KOMPARTEMEN, Vol. X No.2, September 2014 208


setelah mengeluarkan outlier memiliki nilai rata-rata -0,48, nilai minimal -
0,75, dan nilai maksimal -0,17. Kemudian untuk variabel ukuran
perusahaan diukur dengan logaritma natural dari total aset perusahaan.
Nilai variabel ukuran perusahaan sebelum mengeluarkan outlier memiliki
nilai rata-rata 28,4, nilai minimal 25,1, dan nilai maksimal 31,9. Sedangkan
nilai setelah mengeluarkan outlier memiliki nilai rata-rata 28,8, nilai
minimal 25,4, dan nilai maksimal 31,9.
Tabel 2. Statistik
Tenur Reputasi
N Valid 49 49
Missing 0 0
Mean 5,3265 3,3061
Median 6,0000 4,0000
Minimum 1,00 1,00
Maximum 9,00 5,00
Sum 261,00 162,00
Sumber: Data sekunder yang diolah (setelah mengeluarkan outlier)

Sedangkan untuk variabel tenur KAP yang diukur dengan lamanya


waktu perikatan KAP dengan perusahaan. Dapat dilihat dari tabel 1 dan 2
nilai rata-rata perusahaan sebelum dan sesudah mengeluarkan outlier yaitu
sampel memiliki nilai 5 yang berarti perikatan selama 5 tahun. Kemudian
untuk nilai setelah dan sesudah mengeluarkan outlier maka sampel masa
perikatan yang terendah yaitu 1 tahun, dan terlama mencapai 9 tahun
masa perikatan. Untuk variabel reputasi KAP diproksikan melalui
pengelompokkan ukuran KAP serta diukur dengan spesialisasi. Tabel
diatas menunjukkan nilai sebelum dan sesudah mengeluarkan outlier
dengan nilai rata-rata yang tidak jauh berbeda yaitu 3, nilai minimal 1 dan
maksimal 5.

KOMPARTEMEN, Vol. X No.2, September 2014 209


Tabel 3.Analisis Regresi Berganda
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Consta
-0,294 0,353 -,834 0,409
nt)
Tenur -0,026 0,008 -0,453 -3,171 0,003
Reputasi 0,048 0,018 0,410 2,646 0,011
Ukuran -0,007 0,013 -0,085 -0,554 0,582
Sumber: Data sekunder yang diolah (setelah mengeluarkan outlier)

Analisis linier berganda digunakan untuk mendapat koefisien regresi


yang akan menentukan apakah hipotesis yang dibuat akan diterima atau
ditolak. Atas dasar hasil analisis regresi dari 49 sampel yang tersisa
dengan menggunakan sebesar tingkat signifikansi sebesar 5 persen
diperoleh persamaan sebagai berikut :
KA = -0,294 - 0,026 Tenur + 0,048 Reputasi - 0,007 Ukuran + e

Dari persamaan diatas dapat diartikan sebagai berikut :


α : Nilai konstanta sebesar -0,294 berarti apabila variabel bebas tenur
KAP, reputasi KAP dan ukuran perusahaan dianggap nol, maka nilai
kualitas audit sebesar -0,294.
β1 : Nilai koefisien tenur KAP sebesar -0,026 berarti jika variabel lain
dianggap konstan dan perusahaan diaudit oleh KAP yang memiliki
tenur semakin panjang maka probabilitas kualitas audit (Y) akan
turun sebesar 0,026.
β2 : Nilai koefisien reputasi KAP sebesar 0,048 berarti jika variabel lain
dianggap konstan dan perusahaan diaudit oleh KAP bereputasi tinggi
maka probabilitas kualitas audit (Y) akan naik sebesar 0,048.
β3 : Nilai koefisien ukuran perusahaan sebesar -0,007 berarti apabila
variabel lain dianggap konstan dan total aset perusahaan semakin
tinggi maka probabilitas kualitas audit (Y) akan turun sebesar 0,007.

KOMPARTEMEN, Vol. X No.2, September 2014 210


Tabel 4. Koefisien Determinasi
Model Summaryb
Adjusted
Model R R Square R Square Std. Error of the Estimate
a
1 0,484 0,234 0,183 0,13284624
Sumber: Data sekunder yang diolah

Pada tabel diatas menunjukkan bahwa koefisien determinasi yang


menunjukkan nilai adjusted R2 sebesar 0,183. Hal ini berarti bahwa 18,3
persen variasi kualitas audit dapat dijelaskan oleh tenur KAP, Reputasi
KAP dan ukuran perusahaan, sedangkan 81,7 persen kualitas audit dapat
dijelaskan oleh variabel lain. Nilai R = 0,484 menunjukkan bahwa koefisien
korelasi sebesar 48,4 persen.

Uji Simultan (Uji F)


Hasil pengolahan data pada table 4.18 terlihat bahwa nilai F sebesar 4,588
dengan probabilitas sebesar 0,007 < 0,05. Nilai probabilitas pengujian yang
lebih kecil dari 0,05 serta nilai Fhitung(4,58) Ftabel(2,95) yang berarti Ho
ditolak, sehingga menunjukkan bahwa secara bersama-sama kualitas audit
dapat dijelaskan oleh variabel tenur KAP, reputasi KAP dan ukuran
perusahaan.

Tabel 5. Hasil Uji F


ANOVAb
Sum of
Model Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 0,243 3 0,081 4,588 0,007a
Residual 0,794 45 0,018
Total 1,037 48
Sumber: Data sekunder yang diolah

KOMPARTEMEN, Vol. X No.2, September 2014 211


KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh tenur KAP, reputasi KAP
dan ukuran perusahaan terhadap kualitas audit. Hasil pengujian dengan
regresi logistik menunjukan hasil bahwa:
1. Hipotesis pertama (H1) yang menyatakan bahwa tenur KAP
berpengaruh positif terhadap kualitas audit pada perusahaan industri
barang konsumsi yang terdaftar di BEI tahun 2011-2013, ditolak.
Kemungkinan karena adanya hubungan yang tercipta seiring dengan
lamanya waktu tenur yang menyebabkan berkurangnya independensi
seorang auditor serta adanya kesempatan perusahaan untuk
melakukan praktek windows dressing dan taking a bath sehingga
menyebabkan kualitas audit yang buruk.
2. Hipotesis kedua (H2) yang menyatakan bahwa reputasi KAP
berpengaruh positif terhadap kualitas audit pada perusahaan industri
barang konsumsi yang terdaftar di BEI tahun 2011-2013, diterima. Hal
ini berarti KAP bereputasi tinggi mempunyai tingkat independensi dan
kompetensi yang tinggi sehingga mampu menerapkan standar mutu
dan standar audit yang tinggi, sehingga dapat meningkatkan kualitas
audit.
3. Hipotesis ketiga (H3) yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan
berpengaruh positif terhadap kualitas audit pada perusahaan industri
barang konsumsi yang terdaftar di BEI tahun 2011-2013, ditolak.
Variabel ini ditolak kemungkinan karena ukuran perusahaan tidak
mempunyai hubungan langsung dengan kualitas audit yang didapat.
Kemudian karena perusahaan yang listing di BEI dianggap sebagai
perusahaan-perusahaan yang sudah matang, dimana semua
perusahaan dianggap memiliki struktur manajerial yang baik, sehingga
semua perusahaan dianggap sama dan memiliki kesempatan yang
sama pula untuk mendapatkan kualitas audit yang baik.

KOMPARTEMEN, Vol. X No.2, September 2014 212


Keterbatasan Penelitian
1. Penelitian ini hanya mengambil objek penelitian perusahaan sektor
industri barang konsumsi yang terdaftar di BEI tahun 2011-2013,
untuk mendapatkan hasil yang lebih baik dalam meneliti variabel
tenur, sebaiknya dilakukan dengan kurun waktu yang lebih panjang
lagi.
2. Penelitian ini hanya menguji variabel independen tenur KAP, reputasi
KAP dan ukuran perusahaan klien, belum menambahkan variabel
lain yang dapat lebih mendukung penelitian mengenai kualitas audit.

Saran
Beberapa saran dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk penelitian selanjutnya hendaknya memperluas objek penelitian
tidak hanya di sub sektor industri barang konsumsi saja tetapi
menyeluruh pada manufaktur sebagai objek penelitian.
2. Untuk penelitian selanjutnya sebaiknya menambah variabel lain
seperti Due Professional Care atau Etika. Karena kualitas audit dapat
juga dinilai dari upaya auditor menggunakan keahlian profesionalnya
dengan cermat dan seksama (due professional care). Variabel ini
dapat digunakan seperti pada penelitian Hardiningsih dan Oktaviani
(2012).

DAFTAR PUSTAKA
Ardini, L. Pengaruh Kompetensi, Independensi, Akuntabilitas dan Motivasi
terhadap Kualitas Audit. Majalah Ekonomi. No.3 Desember
2010.

Andriawan, A. 2012. Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan,Ukuran Kantor


Akuntan Publik, Opini Audit, Nilai Perusahaan, Dan umur
Perusahaan Terhadap Audit Report Lag. Skripsi. Fakultas
Ekonomi Universitas Muhammadiyah Purwokerto.
Purwokerto.

Chrisnoventie, D. 2012. Pengaruh Ukuran KAP dan Spesialisasi Industri


KAP terhadap Kualitas Audit.Skripsi. Ekonomika dan Bisnis.
Universitas Diponegoro Semarang.

KOMPARTEMEN, Vol. X No.2, September 2014 213


Fitriany dan Nur, W. 2011. Pengaruh Client Importance, Tenure dan
Spesialisasi Audit terhadap Kualitas Audit.

Ghozali, I. 2011. Analisis Mutivariate dengan program IBM SPP 19.cetakan


V. Semarang. badan penerbit Universitas Surabaya.

Giri, F.E. Pengaruh Tenur Kantor Akuntan Publik (KAP) dan Reputasi KAP
terhadap Kualitas Audit (Kasus Rotasi Wajib Auditor di
Indonesia). Simposium Nasional Akuntansi XIII Purwokerto
2010.

Hamid, A. 2013. Pengaruh Tenur KAP dan Reputasi KAP terhadap Kualitas
Audit.Artikel Skripsi.

Hardiningsih dan Rachmawati M.O. 2011. Pengaruh Due Professional


Care, Etika dan Tenur terhadap Kualitas Audit.

Hartadi, B. 2009. Pengaruh fee Audit, Rotasi KAP dan Reputasi Auditor
terhadap Kualitas Audit di BEI, Jurnal Ekonomi dan
Keuangan.

Institut Akuntan Publik Indonesia, Standar Profesi Akuntan Publik per 31


Maret 2011. Jakarta : PT Salemba Empat, 2011.

Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No.359/KMK.06/2003


tentang jasa akuntan publik.

Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No.423/KMK.06/2002


tentang jasa akuntan publik

Krishnan, G.V. Does Big Auditor Industry Expertise Constrain Earnings


Management. Accounting Horizons. PP.1-16. 2003.

Leonora, Hubungan Masa perikatan Audit dengan Kualitas Audit. Jurnal


Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.1 No.1, 2012.

Mulyadi. 2009. Auditing. Edisi ke enam, jilid 2: PT Salemba Empat

Novianti dan Gugus, I. 2010. Tenur Kantor Akuntan Publik, Tenur Kantor
Akuntan Publik, Auditor Spesialisasi Industri dan Kualitas
Audit.

Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia No.17/PMK.01/2008


tentang jasa akuntan publik.

Permana, K.X. 2012. Pengaruh Masa Perikatan Audit dan Ukuran KAP
terhadap Kualitas Audit. Skripsi. Fakultas Ekonomika dan
Bisnis Universitas Diponegoro. Semarang.

KOMPARTEMEN, Vol. X No.2, September 2014 214


Rossieta dan Arie, W. 2009. Faktor-Faktor Determinasi Kualitas Audit,
suatu Studi dengan pendekatan Earnings Surprise
Benchmark.

Setiawan dan Fitriany. 2011. Pengaruh Workload dan Spesialisasi Auditor


terhadap kualitas audit dengan komite audit sebagai variabel
moderasi, Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia Vol 8-
No1, Juni 2011.

Sinaga, D.M.T. 2012. Analisis Pengaruh Audit Tenure, Ukuran KAP dan
Ukuran Perusahaan Klien terhadap Kualitas Audit.Skripsi.
Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro.
Semarang.

Siregar et al.,. Rotasi dan Kualitas Audit, Jurnal Akuntansi dan Keuangan
Indonesia Volume 8-No.1, Juni 2011.

Suseno, F.A. 2013. Analisis Pengaruh Tenur Kantor Akuntan Publik dan
Reputasi Kantor Akuntan Publik terhadap Kualitas Audit.
Jurnal Skripsi

Wahyuni, S. 2013. Analisis Pengaruh Karakteristik Kualitas Auditor


Terhadap Cost Of Debt Financing: Pengujian Dual Roles
Auditor Pada Pasar Obligasi di Indonesia. Disertasi. Fakultas
Ekonomika dan Bisnis. Universitas Gajah Mada Yogyakarta.

Wijaya, R.M.A.P. 2011. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pergantian


Auditor Oleh Klien.

http://www.ppajp.depkeu.go.id. Daftar Afiliasi KAP Asing. Didownload


tanggal 1 Desember 2014.

www.idx.co.id

KOMPARTEMEN, Vol. X No.2, September 2014 215

You might also like