0% found this document useful (0 votes)
69 views16 pages

5230 11042 1 SM PDF

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1/ 16

JURNAL VIDYA KARYA | VOLUME 32, NOMOR 2, OKTOBER 2017

IDENTIFIKASI ANALISIS KEBUTUHAN PEMBELAJAR BAHASA


INGGRIS (NON PROGRAM STUDI BAHASA INGGRIS) PADA MATA
KULIAH BAHASA INGGRIS ESP DI LINGKUNGAN FKIP
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BANJARMASIN
Emma Rosana Febriyanti
Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris, FKIP Universitas Lambung Mangkurat
Jalan Brigjend. H. Hasan Basry Banjarmasin, Indonesia
e-mail: emmafebri@yahoo.com

Abstract: English is a compulsory subject that must be taken by every students of FKIP
Lambung Mangkurat University (ULM). Clear reference on what material should be given to
the students must be clear enough so that they can get benefit from this subject. To find out
the correct reference, needs analysis is urged to be done in order to obtain information
about what the students really need to support their learning process at the present time or
in the future. This study is aimed at identifying and analyzing the needs of these English
learners. This study was conducted by using qualitative approach and descriptive method.
The population of this study were students from 5 deparments who are currently taking
English subject and the sampling technique used was purposive random sampling.
Meanwhile, a questionnaire as the instrument for this study was arranged in closed-ended
form. Technical data analysis applied in this study was descriptive analysis in the form of
number and percentage. The study revealed that the needs of non-English Department
students on English subject are very diverse and it can be concluded that they need English
not only for their current needs as they can read various English literature that support their
education in their field of study, but also for their professional future occupation. It is
therefore recommended that ESP English teachers or other related parties should
accommodate the needs of these students. In addition, it is suggested to always perform
needs analysis since the needs of ESP learners are constantly changing.

Keywords: ESP, Englsih subject, needs analysis, learners’ needs

Abstrak: Bahasa Inggris adalah mata kuliah wajib yang harus diambil oleh setiap
mahasiswa di lingkungan FKIP Universitas Lambung Mangkurat (ULM). Acuan mengenai
materi yang diberikan kepada mahasiswa harus jelas agar mereka dapat merasakan manfaat
dari mata kuliah ini. Untuk mengetahui acuan tersebut, perlu dilakukan needs analysis agar
mahasiswa mendapatkan materi yang benar-benar mereka perlukan untuk mendukung proses
belajar mereka pada saat ini atau dimasa yang akan datang. Penelitian ini dilakukan untuk
menganalisis kebutuhan para pembelajar Bahasa Inggris. Penelitian dilakukan dengan
pendekatan kualitatif dan metode deskriptif. Populasi penelitian adalah mahasiswa yang
sedang mengambil mata kuliah Bahasa Inggris pada 5 jurusan yang ada di FKIP ULM
Banjarmasin. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive random sampling.
Instrumen penelitian menggunakan kuesioner. Data dianalisis dengan teknik deskriptif dalam
bentuk jumlah dan persentase. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebutuhan mahasiswa
non prodi Bahasa Inggris terhadap mata kuliah Bahasa Inggris ESP sangat beragam sehingga
dapat disimpulkan bahwa mereka memerlukan Bahasa Inggris bukan saja untuk kebutuhan
mereka saat ini seperti membaca literatur berbahasa Inggris, tetapi juga untuk kepentingan
pekerjaan nantinya. Oleh karena itu disarankan agar pengajar Bahasa Inggris ESP atau pihak
yang berkepentingan dapat mengakomodasi kebutuhan mahasiswa, serta selalu melakukan
need analysis karena kebutuhan pembelajar ESP juga selalu berubah.

Kata Kunci: Bahasa Inggris ESP, analisis kebutuhan, kebutuhan pembelajar

123
JURNAL VIDYA KARYA | VOLUME 32, NOMOR 2, OKTOBER 2017

PENDAHULUAN berbicara, membaca, dan menulis secara


Bahasa Inggris sudah dikenal luas dan formal maupun informal.
dikuasai oleh sebagian besar masyarakat Mata kuliah Bahasa Inggris yang
Indonesia sebagai bahasa internasional yang diperuntukkan bagi mahasiswa tertentu dengan
digunakan dalam berbagai bidang seperti tujuan tertentu pula dapat disebut sebagai
pendidikan, sosial, bisnis dan perdagangan, English for Specific Purposes (ESP).
serta dipakai untuk memahami teknologi dan Hutchinson dan Waters (1987) menyatakan
lain sebagainya. Anggapan bahwa seseorang bahwa ESP merupakan pendekatan
yang menguasai Bahasa Inggris dengan baik pembelajaran Bahasa Inggris dimana topik
akan memiliki peluang yang lebih banyak pembelajaran dan metode yang dipakai dalam
dalam mendapatkan pekerjaan adalah hal yang pembelajaran tersebut dibuat berdasarkan pada
sudah diketahui oleh orang banyak. Sehingga kebutuhan mengapa pembelajar tersebut ingin
memiliki kemampuan Bahasa Inggris adalah belajar Bahasa Inggris. Hal inilah yang
sesuatu yang sangat diperlukan oleh mendasari perbedaan antara pembelajaran
masyarakat Indonesia, terutama bagi mereka Bahasa Inggris secara umum (General
yang akan berkecimpung dalam dunia kerja. English) dan pembelajaran secara khusus
Dalam bidang pendidikan, Bahasa Inggris (English for Specific Purposes). Dalam
merupakan bahasa yang dipelajari oleh setiap konteks perguruan tinggi, mahasiswa belajar
jenjang pendidikan, tak terkecuali jenjang TK Bahasa Inggris tidak hanya didasarkan pada
dan SD tertentu. Pada level perguruan tinggi, mengapa mereka ingin belajar Bahasa Inggris,
Bahasa Inggris merupakan Mata Kuliah Dasar akan tetapi karena mata kuliah ini memang
Umum (MKDU) wajib yang harus diambil harus mereka ambil meskipun mereka suka
oleh setiap mahasiswa yang terprogram pada atau tidak suka. Oleh karena itu, tugas para
tahun pertama pendidikan mereka, tak stakeholders dan pengajar Bahasa Inggris pada
terkecuali bagi mahasiswa FKIP Universitas khususnya adalah membuat mata kuliah ini
Lambung Mangkurat (ULM) Banjarmasin. menjadi bermakna dan bermanfaat bagi
Pada Universitas Lambung Mangkurat mahasiswa tersebut.
(ULM), mata kuliah Bahasa Inggris rata-rata Menurut Kusumaningputri (2010), mata
mempunyai beban Sistem Kredit Semester kuliah ESP seharusnya memberikan manfaat
(SKS) yang sama yaitu 2 atau 3 SKS dan ganda bagi mahasiswa (pre-experience
diprogramkan pada semester 2. Mata kuliah students). Pertama, ESP diberikan ketika
Bahasa Inggris ini diperuntukkan untuk semua mahasiswa sedang menempuh pendidikannya
jurusan atau program studi yang ada di ULM sehingga mereka bisa menggunakan Bahasa
terkecuali program studi Pendidikan Bahasa Inggris langsung pada konteks yang sesuai
Inggris. Tujuan dari pembelajaran mata kuliah dengan bidang mereka (kepentingan akademis)
ini adalah agar mahasiswa non-Bahasa Inggris ataupun menggunakan Bahasa Inggris untuk
mengenal dan mampu menggunakan Bahasa kepentingan sehari-hari (kepentingan non-
Inggris yang sesuai dengan bidang ilmu akademis). Sedangkan manfaat yang kedua
mereka. Contohnya dengan mata kuliah adalah mahasiswa dipersiapkan untuk
Bahasa Inggris, mahasiswa yang ada pada memasuki dunia kerja yang sesuai dengan
pada program studi Kimia, Matematika, bidang mereka. Dengan memiliki kemampuan
Geografi, Sejarah atau yang lainnya akan Bahasa Inggris, diharapkan mahasiswa
mengetahui dan dapat menggunakan istilah- tersebut mampu bersaing dan berkompetensi
istilah Bahasa Inggris yang berkaitan langsung di dunia kerja yang mensyaratkan pekerjanya
dan khusus untuk bidang-bidang tersebut dan untuk bisa berbahasa Inggris, seperti
lain sebagainya dalam konteks menyimak, resepsionis, public relations, customer service
124 124
EMMA ROSANA FEBRIYANTI │ IDENTIFIKASI ANALISIS KEBUTUHAN...

pada bank atau perusahaan dan lain dalam pendidikan yang mereka jalani pada
sebagainya. Maka dari itu, mata kuliah ini saat ini, ataupun jangka panjang yaitu
sangat penting untuk diperhatikan agar dapat keberhasilan dalam profesi atau pekerjaan
menunjang mahasiswa memperoleh manfaat yang akan mereka tekuni nantinya.
ganda tersebut. Analisis kebutuhan adalah komponen
Untuk mengetahui apa yang dibutuhkan kunci dalam perancangan dan pengembangan
oleh para pembelajar tersebut maka pengajaran ESP (Basturkmen, 2010:34). Dia
dilakukanlah kajian mengenai needs analysis juga menambahkan bahwa analisis kebutuhan
atau analisis kebutuhan. Disandarkan pada telah menjadi semakin berkembang dan
beberapa ahli ESP seperti Hutchinson dan mencakup tidak hanya analisis kebutuhan
Waters (1987), Jordan (1997), Dudley-Evans mengenai penggunaan bahasa dan
dan St. John (1998), West (1999), dan keterampilan dalam situasi target tapi juga
Basturkmen (2007) di dalam Kusni (2007), menyangkut analisis faktor pembelajar dan
yang menyatakan bahwa sebuah program ESP konteks pengajaran itu sendiri. Penelitian
harus mengikuti sejumlah tahapan yaitu mengenai hal ini telah berjalan selama
dimulai dari analisis kebutuhan, penentuan beberapa dekade terakhir dan dilakukan oleh
tujuan, pemilihan materi ajar, penentuan banyak peneliti. Kothalawala et al. (2015:75)
kegiatan belajar-mengajar, dan yang terakhir merangkum beberapa model atau pendekatan
adalah evaluasi. yang dilakukan peneliti sebelumnya yaitu dari
model sederhana sampai yang paling
Needs Analysis
kompleks sebagaimana yang digambarkan
Dengan kemunculan English for Specific
pada Tabel 1.
Purposes (ESP) yang menekankan pada
Beberapa dari model tersebut merupakan
pentingnya pembelajar dan sikap mereka
model yang paling berpengaruh dalam ESP.
terhadap pembelajaran, dan karena setiap
Salah satunya yaitu yang dilakukan oleh
pembelajar mempunyai keinginan dan tujuan
Munby (1978) dalam buku “Communicative
yang berbeda yang mana dapat mempengaruhi
Syllabus Design” yaitu Communicative Needs
kesuksesan mereka dalam belajar, maka
Processor (CNP). Di dalam buku tersebut
sebuah pendekatan khusus perlu dilakukan.
needs analysis disebutkan sebagai prosedur
Basturkmen (2010) menyatakan tentang
yang harus dilakukan untuk merencanakan
tahapan dimana pengajar ESP
atau mendesain pembelajaran bahasa. Banyak
mengidentifikasi kebutuhan bahasa dan
ahli/peneliti menyebutkan bahwa apa yang
keterampilan khusus apa yang dibutuhkan oleh
dilakukan Munby adalah yang paling detail,
pembelajarnya disebut needs analysis (analisis
sistematis, terperinci, dan menyeluruh
kebutuhan). Analisis kebutuhan ini diperlukan
mengenai needs analysis, meskipun kemudian
dan dilakukan oleh pengajar ESP untuk
bermunculan kritik terhadap kerjanya tersebut
memperoleh informasi sebanyak-banyaknya
(Swales, 1980; Davies, 1981b; Hawkey, 1983:
mengenai kebutuhan pembelajarnya agar dapat
84; Coffey, 1984; Hutchinson & Waters, 1987;
memberikan pengajaran yang efektif dan
Colemann, 1988, White, 1988, Nunan, 1988a;
efisien. Selain itu, ESP bukan tentang hanya
Flowerdew & Peacock, 2001 dalam
mengajarkan Bahasa Inggris, tetapi tentang
Kothalawala et al. 2015).
mengajarkan Bahasa Inggris khusus agar
Kemudian, Hutchinson dan Waters (1987)
pembelajarnya dapat memperoleh manfaat dan
mengklasifikasikan needs ke dalam target
sukses pada bidang yang mereka geluti.
needs (apa yang pembelajar perlukan untuk
Manfaat dan kesuksesan yang dimaksud bisa
dapat berkomunikasi pada target situasi) dan
berupa jangka pendek yaitu keberhasilan
learning needs (apa yang pembelajar perlukan
125
JURNAL VIDYA KARYA | VOLUME 32, NOMOR 2, OKTOBER 2017

untuk belajar). Mereka menyatakan bahwa sehingga pembelajaran harus lebih fokus pada
kebutuhan yang paling utama adalah hal tersebut. Kemudian, Westerfield (2010)
kebutuhan dari pembelajar (target needs) dan dalam Hossain (2013) menyebutkan bahwa
membedakan target needs kedalam tiga hal, dalam proses analisis kebutuhan melibatkan
yaitu kebutuhan/keperluan (necessities), pelaksanaan Target Situation Analysis (apa
keinginan (wants), dan kekurangan/kelemahan yang diperlukan oleh pembelajar dengan
(lacks). Kebutuhan adalah melihat apa yang bahasa yang dipelajari di masa depan), Present
harus diketahui pembelajar agar bisa berfungsi Situation Analysis (apa yang dapat dilakukan
dengan baik dan berkomunikasi secara efisien pembelajar dengan bahasa yang dipelajari
sesuai sasaran. Sementara itu, keinginan pada saat ini), dan Context Analysis
adalah apa yang diinginkan oleh pembelajar (bagaimana lingkungan tempat pembelajaran
dalam belajar hal tertentu. Sedangkan akan berlangsung). Informasi yang diperoleh
kekurangan adalah jarak atau gap antara apa dari analisis kebutuhan ini digunakan dalam
yang pembelajar ketahui dan dibagian mana menentukan atau menyempurnakan isi materi
yang mereka belum atau kurang ketahui dan metode pembelajaran ESP.

Tabel 1: Beberapa Model dan Pendekatan Needs Analysis


Tipe Need Analysis Peneliti
1. Register Analysis Peter Strevens, Jack Ewer and John Swales -1960s and 1970s
2. Communicative Needs Processor Munby (1978)
3. Deficiency Analysis West (1997); Brindley (1989)
4. Learner- Centered Needs Nunan (1988)
Analysis
5. Target Situation Analysis Hutchinson and Waters (1987)
6. Critically Aware Needs Analysis Holliday and Cooke (1982); Selinker (1979) and Swales
(1990); Tudor (1997); Douglas (2000); Murray and
McPherson (2004); Jasso-Aguilar (1995,1998); Carter-
Thomas, (2012); Huhta, Vogt & Ulkki (2013
7. Right Analysis Benson (1989); Goer (1992); Smoke (1994); Leki (1995);
Prior (1995); Spack (1997); Benesch (1999, 2001); Dudley
Evans and St. Johns (2001).
8. Stakeholder Needs Analysis Jass-Aguilar (1999); Long (2005); Cheng (2011); Belcher &
Lukkarila (2011);Paltridge & Starfield (2013); Huhta, Vogt &
Ulkki (2013)
sumber: Kothalawala et al. (2015:75)

Disebutkan bahwa analisis kebutuhan mengatasi kebutuhan pembelajarnya yang


merupakan sebuah proses yang tidak langsung tidak sama atau terus berubah. Analisis
bisa selesai pada satu waktu, tetapi ini adalah kebutuhan juga diperlukan sebagai evaluasi
proses yang terus berlanjut yang mana terhadap proses pembelajaran yang sedang
kesimpulan yang didapat harus selalu berlangsung untuk memberikan informasi
diperiksa dan dievaluasi kembali lagi dan lagi. tentang bagaimana pembelajaran tersebut
Robinson (1991) dan Ouakrime (1997) seperti dapat ditingkatkan melalui perubahan terhadap
yang dikutip oleh Adnan (2012) menyebutkan hal-hal yang dianggap perlu.
bahwa analisis kebutuhan pembelajar ESP Identifikasi analisis kebutuhan ini tidak
harus terus menerus dilakukan karena tujuan terlepas dari pemikiran tentang pentingnya
pembelajaran ESP itu sendiri adalah untuk keinginan pembelajar terhadap Bahasa Inggris

126
EMMA ROSANA FEBRIYANTI │ IDENTIFIKASI ANALISIS KEBUTUHAN...

yang tidak bisa diabaikan dan yang diperlukan oleh pembelajar dan sehingga
dikesampingkan. Keinginan pembelajar ini mereka lebih termotivasi belajar karena
mempunyai kontribusi langsung terhadap mereka dapat melihat secara jelas relevansi
motivasi belajar mereka. Motivasi dapat dari apa yang mereka pelajari dengan
dianggap sebagai dorongan internal yang pendidikan yang mereka tekuni sekarang ini.
mendorong seseorang untuk melakukan segala Berdasarkan beberapa hal yang telah
sesuatu untuk mencapai tujuan. Sementara itu disebutkan sebelumnya, maka rumusan
Brown (2000) menyatakan bahwa motivasi masalah dalam penelitian ini adalah: “Apa
adalah pilihan yang diambil oleh seseorang kebutuhan pembelajar Bahasa Inggris non
untuk mendapatkan pengalaman atau tujuan, program studi Bahasa Inggris di FKIP ULM
serta usaha yang dijalankan untuk mencapai Banjarmasin terhadap mata kuliah Bahasa
tujuan tersebut. Dalam konteks pembelajaran Inggris?”
bahasa terutama dalam hal ini adalah Bahasa
Inggris sebagai bahasa asing, motivasi METODE PENELITIAN
meliputi sikap dan kondisi afektif yang Hossain (2013) menyebutkan bahwa
mempengaruhi tingkat usaha yang dilakukan setiap situasi untuk analisis kebutuhan dalam
sesorang dalam mempelajari bahasa tersebut. pengajaran Bahasa Inggris tidaklah selalu
Merujuk pada beberapa pengertian motivasi sama. Pilihan metode yang digunakan oleh
yang telah disebutkan diatas, dapat setiap peneliti tergantung pada waktu dan
disimpulkan bahwa dengan memenuhi sumber daya yang tersedia dan prosedur yang
keinginan pembelajar dalam belajar suatu hal, digunakan juga tergantung pada aksesibilitas
yaitu Bahasa Inggris, maka pembelajar ESP peneliti terhadap sampel penelitian. Dalam
mempunyai dasar atau alasan yang tepat penelitian ini, peneliti menggunakan metode
mengapa mereka harus belajar Bahasa Inggris. deskriptif dan pendekatan kualitatif (Fraenkel
Aurelia (2012) dalam Chovancova (2014) & Wallen, 2006). Penelitian kualitatif adalah
menyebutkan bahwa pembelajar penelitian yang bersifat natural yaitu
membutuhkan bahasa Inggris tidak hanya mendeskripsikan atau menggambarkan semua
untuk memenuhi kebutuhan mereka akan data yang didapat secara apa adanya melalui
pekerjaan atau profesional tapi juga kebutuhan kata-kata atau kalimat untuk memperoleh
pendidikan, yaitu persyaratan pendidikan yang kesimpulan dan kemudian data tersebut
ditetapkan oleh institusi. Secara umum, ESP dianalisa secara induktif. Teknis analisis data
ada untuk melayani kebutuhan bahasa Inggris yang digunakan dalam penelitian ini adalah
tertentu untuk orang/grup tertentu pula. analisis deskriptif dalam bentuk jumlah dan
Akan tetapi, mengidentifikasi kebutuhan persentase.
pembelajar terhadap Bahasa Inggris bukanlah Adapun teknik pengumpulan data
hal yang mudah untuk dilakukan. Karena dilakukan melalui penyebaran kuesioner
analisis kebutuhan merupakan tahapan yang karena dianggap sebagai alat yang paling tepat
diperlukan untuk perancangan atau untuk mengumpulkan data mengenai
pengembangan pembelajaran ESP yaitu kebutuhan pembelajar ESP. Bentuk kuesioner
silabus, maka diperlukan sebuah instrumen yang dibuat adalah closed-ended questionnaire
yang tepat untuk menggali semua yaitu terdapat pertanyaan yang mempunyai
kemungkinan jawaban atau informasi mutlak jawaban yang dapat langsung dipilih oleh
diperlukan. Dengan menggunakan instrumen responden. Materi dalam kuesioner mengacu
yang tepat, jawaban yang dicari akan mudah pada daftar pertanyaan yang disebutkan oleh
didapat dan dianalisa dengan benar sehingga Hutchinson dan Waters (1987) yang mengarah
pengajaran yang diberikan akan sesuai dengan kepada necessities, wants dan lacks ditambah
127
JURNAL VIDYA KARYA | VOLUME 32, NOMOR 2, OKTOBER 2017

dengan pertanyaan mengenai kemampuan HASIL DAN PEMBAHASAN


Bahasa Inggris yang mereka miliki pada saat Hasil Penelitian
ini. Selain itu, pertanyaan pada kuisioner ini Pertanyaan pertama sampai ketiga pada
juga mengadaptasi dari penelitian Adnan kuisioner adalah tentang bagaimana para
(2012) dan Lanmantchion. Minaflinou, dan pembelajar Bahasa Inggris tersebut
Fanou (2014) yang kemudian diterjemahkan mengkategorikan kemampuan Bahasa Inggris
kedalam Bahasa Indonesia agar para sampel mereka pada saat ini atau juga bisa disebut
lebih mudah memahami dan menjawab present situation analysis (Dudley-Evans dan
pertanyaan tersebut. St. John, 1998), yaitu perkiraan kekuatan
Populasi penelitian ini adalah mahasiswa ataupun kelemahan dalam bahasa,
dari non program studi Bahasa Inggris di keterampilan, dan pengalaman belajar sebagai
lingkungan FKIP ULM Banjarmasin yang langkah awal dalam analisis kebutuhan. Tabel
sedang mengambil mata kuliah Bahasa Inggris 2 adalah hasil jawaban untuk pertanyaan yang
pada semester genap tahun ajaran 2017/2018. pertama.
Sebanyak 5 jurusan dengan 21 program studi Tabel 2. Kemampuan Bahasa Inggris mahasis-
(termasuk prodi Bahasa Inggris) yang terdapat wa secara umum
di dalam lingkungan FKIP. Dikarenakan Level Jumlah Persentase
jumlah prodi yang berbeda pada setiap Beginner/pemula 86 38%
jurusan, maka pada jurusan Ilmu Pendidikan Intermediate/menengah 105 46%
dan jurusan MIPA masing-masing sebanyak 3 Advanced/mahir 37 16%
prodi yang dipilih secara acak. Sedangkan
pada jurusan PBS sebanyak 2 prodi, ditambah Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa dari
dari jurusan IPS dengan 2 prodi dan jurusan 220 orang mahasiswa, 86 orang (28%)
PJKR dengan 1 prodi. Dengan menggunakan mengganggap diri mereka sebagai pemula, 105
teknik purposive random sampling, peneliti orang (46%) berada pada level intermediate,
memutuskan hanya mengambil sampel dan hanya 37 orang (16%) yang menganggap
penelitian sebanyak 20 orang mahasiswa pada dirinya pada tingkat mahir. Pertanyaan
setiap prodi yang terpilih. Jadi, total pertama ini diajukan untuk mengetahui situasi
mahasiswa yang menjadi sampel adalah saat ini dari pembelajar Bahasa Inggris. Akan
sebanyak 220 orang. tetapi, data yang didapat dari pertanyaan ini
Jawaban dari responden penelitian belum tentu menggambarkan keadaan
mengenai kebutuhan dan keinginan mereka kemampuan pembelajar ESP yang sebenarnya
untuk belajar Bahasa Inggris diperlakukan karena untuk mengetahui tingkat kemampuan
sebagai data. Data tersebut yang berupa Bahasa Inggris yang sebenarnya, diperlukan
pilihan jawaban dari beberapa opsi yang instrumen lain yang lebih valid.
disediakan dirubah menjadi bentuk frekuensi Pertanyaan kedua adalah untuk
dan persentase yang dibulatkan. Hasil mengetahui kemampuan Bahasa Inggris
persentase tersebut kemudian dianalisa dan pembelajar Bahasa Inggris pada setiap skill
dideskripsikan menjadi penjelasan. Data yang Bahasa Inggris. Sejalan dengan tabel 2 yang
ditampilkan sebagai hasil penelitian adalah menyebutkan bahwa mahasiswa yang sedang
data berupa persentase yang diambil dari mengambil mata kuliah Bahasa Inggris berada
keseluruhan sampel, bukan data dari jumlah pada level menengah dan pemula, maka tabel
sampel per jurusan atau per prodi. 3 memperlihatkan bahwa kemampuan mereka
bervariasi. Akan tetapi, kebanyakan dari
mahasiswa tersebut hanya merasa memiliki
kemampuan yang cukup baik yaitu pada
128
EMMA ROSANA FEBRIYANTI │ IDENTIFIKASI ANALISIS KEBUTUHAN...

reading (46%) diikuti listening (43%), dan pendukung lainnya untuk bisa berbicara dan
lemah pada speaking (35%) dan writing menulis dalam Bahasa Inggris dengan lancar.
(31%). Seperti yang sudah diketahui bahwa Untuk bisa berbicara diperlukan keterampilan
productive skills yaitu speaking dan writing menyimak yang baik sedangkan untuk dapat
dianggap lebih sulit untuk dikuasai karena menulis dengan bagus, diperlukan kemampuan
memerlukan penguasaan kosa kata kemampuan membaca yang bagus pula. Jadi,
(vocabulary) dan tata bahasa (grammar) semua keterampilan tersebut adalah
Bahasa Inggris yang cukup atau hal-hal mendukung satu sama lain.
Tabel 3. Kemampuan Bahasa Inggris per skill
Sangat baik Baik Cukup baik Lemah
Skills
Jumlah Persentase Jumlah Persentase Jumlah Persentase Jumlah Persentase
Listening 21 10% 65 29% 95 43% 39 18%
Speaking 8 4% 46 21% 89 40% 77 35%
Reading 40 18% 60 27% 101 46% 19 9%
Writing 25 11% 42 19% 84 38% 69 31%

Pertanyaan ketiga adalah untuk para mahasiswa yang beranggapan bahwa ini
mengetahui pendapat mereka tentang seberapa tidak penting. Akan tetapi 2 orang (1%)
pentingnya mengambil mata kuliah Bahasa diantara sampel menyebutkan bahwa mereka
Inggris untuk mahasiswa non prodi Bahasa mengganggap mata kuliah Bahasa Inggris
Inggris. Meskipun mata kuliah ini adalah mata biasa saja atau cukup. Anggapan ini mungkin
kuliah wajib yang harus diprogramkan oleh ada dikarenakan Bahasa Inggris adalah bahasa
setiap mahasiswa di FKIP ULM Banjarmasin, yang sulit bagi mereka dan mereka tidak
kebanyakan dari mereka menganggap mata memiliki motivasi yang cukup untuk belajar
kuliah ini sangat penting bagi mereka (73%) Bahasa Inggris.
dan penting (26%), sehingga tidak ada dari
Tabel 4. Tujuan mengambil mata kuliah Bahasa Inggris
Tujuan Jumlah Persentase
Untuk belajar/pendidikan 61 28%
Untuk penelitian - -
Untuk pekerjaan 31 14%
Untuk ke luar negeri 20 9%
Untuk berkomunikasi dengan lancar baik
41 19%
secara oral maupun tulisan
Untuk pengembangan pribadi 18 8%
Untuk membaca literature Bahasa Inggris 22 10%
Untuk belajar TOEFL 27 12%

Pertanyaan keempat adalah untuk berkomunikasi dengan lancar baik lisan dan
menanyakan tujuan para sampel dalam tulisan (19%) dan untuk tujuan pekerjaan
mengambil mata kuliah Bahasa Inggris selain (14%). Akan tetapi tidak ada yang memilih
karena mata kuliah tersebut wajib diambil oleh bahwa Bahasa Inggris akan mereka gunakan
mereka. Pada tabel 4, data yang didapat sangat untuk mendukung mereka dalam melakukan
bervariasi dan jumlah persentase yang paling penelitian. Dari data tersebut dapat diambil
tinggi adalah untuk mendukung mereka belajar kesimpulan bahwa mahasiswa non program
(28%) diikuti dengan tujuan bisa studi Bahasa Inggris memiliki tujuan yang
129
JURNAL VIDYA KARYA | VOLUME 32, NOMOR 2, OKTOBER 2017

beragam dengan kemampuan Bahasa Inggris Pertanyaan kelima sampai kedelapan


yang mereka miliki, yaitu beberapa dari adalah untuk mengetahui apa yang dibutuhkan
mereka yang now-oriented dan ada juga yang oleh mahasiswa pembelajar Bahasa Inggris
future-oriented. Menurut Robinson (1991), untuk setiap skill dalam Bahasa Inggris. Tabel
sesuai dengan tujuan Bahasa Inggris ESP yaitu 5 adalah hasil jawaban dari pertanyaan nomor
menyediakan pembelajaran Bahasa Inggris lima yang ditujukan untuk mengetahui apa
yang sesuai dengan kebutuhan pembelajarnya, yang harus mereka baca dalam Bahasa Inggris.
yaitu untuk kebutuhan akademik (now- Dalam tabel tersebut terlihat bahwa para
oriented) dan kebutuhan dunia kerja (future-- mahasiswa tersebut memrlukan Bahasa Inggris
oriented). Disebutkan juga, apabila materi agar dapat membaca dan memahami tidak saja
yang diajarkan pada mata kuliah ini sesuai buku-buku yang berbahasa Inggris (20%)
dengan kebutuhan pembelajarnya, maka hal ini ataupun materi perkuliahan (19%), tetapi juga
akan menambah motivasi belajar sehingga semua literatur berbahasa Inggris yang
tujuan yang diinginkan akan tercapai dengan berkaitan dengan bidang ilmu mereka (33%).
baik.
Tabel 5. Yang harus dibaca dalam Bahasa Inggris
Jenis Kebutuhan Jumlah Persentase
Buku-buku berbahasa Inggris 45 20%
Artikel jurnal 35 16%
Majalah dan Koran 8 4%
Materi perkuliahan 42 19%
Instruksi laboratorium atau lainnya 18 8%
Membaca literatur yang berkaitan dengan bidang
72 33%
ilmu

Pertanyaan keenam ditujukan untuk tujuan dapat memahami instruksi/perintah


mengetahui apa yang diperlukan mahasiswa (26%), memahami pidato/ceramah (17%),
dalam keterampilan menyimak atau listening. memahami perkuliahan yag diberikan oleh
Dari tabel 6 dapat dinyatakan bahwa para pengajar (14%) dan terakhir adalah memahami
mahasiswa tersebut memerlukan keterampilan seminar/konferensi atau presentasi ilmiah
menyimak/listening agar dapat memahami (12%).
video/film/lagu (30%), yang diikuti dengan
Tabel 6. Yang harus didengarkan dalam Bahasa Inggris
Tujuan menyimak/listening Jumlah Persentase
Memahami instruksi/perintah 58 26%
Memahami video/film/lagu 67 30%
Memahami pidato/ceramah 38 17%
Memahami seminar/konferensi atau presentasi
ilmiah 27 12%
Memahami perkuliahan 30 14%

Pertanyaan ketujuh adalah berkaitan tujuan menulis yang lain terutama agar dapat
dengan keterampilan menulis. Tabel 7 berkomunikasi lewat tulisan dengan orang lain
menyatakan bahwa tujuan para mahasiswa mengenai bidang ilmu (21%) dan untuk
belajar Bahasa Inggris bukanlah untuk menulis menulis sesuatu yang berkaitan dengan bidang
esai Bahasa Inggris (0%), akan tetapi untuk ilmu (20%).

130
JURNAL
EMMA VIDYA
ROSANA FEBRIYANTI │ IDENTIFIKASI
KARYA | VOLUME 32, NOMORANALISIS KEBUTUHAN...
2, OKTOBER 2017

Tabel 7. Yang harus ditulis dalam Bahasa Inggris


Tujuan menulis Jumlah Persentase
Tugas menulis esai 0 0%
Menulis laporan penelitian 13 6%
Menterjemahkan dari dan/atau ke Bahasa Inggris 29 13%
Menulis email 21 10%
Menulis rangkuman 11 5%
Membuat catatan dari perkuliahan berbahasa Inggris 28 13%
Menulis surat bisnis/lamaran pekerjaan 27 12%
Menulis sesuatu yang berkaitan dengan bidang ilmu 44 20%
Berkomunikasi lewat tulisan dengan orang lain mengenai bidang ilmu 47 21%

Pertanyaan kedelapan adalah untuk luar negeri (25%). Dari jawaban yang terlihat
mengetahui kebutuhan pembelajar Bahasa pada tabel 8 dapat diambil garis besar bahwa
Inggris ESP pada keterampilan berbicara. yang dibutuhkan oleh para mahasiswa materi
Yang dibutuhkan oleh mereka adalah speaking yang berkaitan dengan tehnik
kemampuan berkomunikasi dengan orang lain berkomunikasi dan membangun kepercayaan
yang berasal dari bidang ilmu yang sama diri dalam public speaking.
(27%) ataupun orang lain yang berasal dari
Tabel 8. Tujuan berbicara dalam Bahasa Inggris
Tujuan berbicara Jumlah Persentase
Bisa membuat pertanyaan dan memberikan jawaban di dalam kelas 23 10%
Bisa berpartisipasi dalam diskusi kelas 17 8%
Untuk presentasi 26 12%
Bisa berbicara dalam seminar atau konferensi internasional 40 18%
Bisa berbicara dengan teman/orang yang berasal dari luar negeri 55 25%
Bisa berkomunikasi dengan orang lain mengenai bidang ilmu 59 27%

Pertanyaan kesembilan adalah untuk tetapi, dari semua aspek tersebut 31%
mengetahui apa yang perlu dipelajari pada mahasiswa mengganggap belajar tentang tanda
mata kuliah Bahasa Inggris. Dari semua hal baca atau punctuations adalah tidak penting.
yang disebutkan dalam pertanyaan ini, semua Pertanyaan kesepuluh ditujukan untuk
mahasiswa menyebutkan bahwa semuanya mengetahui apakah pembelajaran Bahasa
sangat penting untuk dipelajari terutama Inggris pada mata kuliah Bahasa Inggris yang
berbicara dengan lancar mengenai bidang ilmu sedang dijalani oleh mahasiswa tersebut sesuai
(74%), belajar grammar (66%), menyimak dan dengan harapan mereka sebelumnya. Pada
memahami materi yang berkaitan dengan pertanyaan ini sebanyak 35 orang (16%)
bidang ilmu (64%), dan perbendaharaan kata menyatakan bahwa mata kuliah Bahasa Inggris
khusus (63%). Sedangkan hal yang dianggap yang mereka jalani sekarang sudah sangat
penting adalah menterjemahkan/translation sesuai dengan yang diinginkan. Sedangkan
(61%) baik dari Bahasa Inggris ke Bahasa 112 orang (51%) menyatakan sesuai, 73 orang
Indonesia ataupun sebaliknya, membuat (33%) menyatakan cukup sesuai dan tidak
catatan perkuliahan dalam Bahasa Inggris seorang mahasiswa pun yang menyatakan
(59%), dan menulis dengan membuat tidak sesuai.
paragraph yang terorganisir (58%). Akan

131
JURNAL VIDYA KARYA | VOLUME 32, NOMOR 2, OKTOBER 2017

Tabel 9. Aspek Bahasa Inggris perlu dipelajari pada mata kuliah Bahasa Inggris
Sangat penting Penting Cukup penting Tidak penting
Kategori Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah %
Membaca cepat dan efektif 95 43% 98 45% 27 12% 0 0%
Pelafalan/pengucapan/pronunciation 79 36% 89 40% 52 24% 0 0%
Tanda baca/punctuation 13 6% 78 35% 60 27% 69 31%
Perbendaharaan kata khusus sesuai
139 63% 75 34% 6 3% 0 0%
bidang ilmu/special vocabulary
Perbendaharaan kata umum/general
90 41% 118 54% 12 5% 0 0%
vocabulary
Menulis kalimat dengan grammar
109 50% 74 34% 37 17% 0 0%
yang benar
Membuat paragraph yang terorganisir 64 29% 127 58% 29 13% 0 0%
Membuat catatan dari perkuliahan 68 31% 130 59% 22 10% 0 0%
Merangkum isi jurnal dan sebagainya 127 58% 93 42% 0 0% 0 0%
Menterjemahkan/translation 80 36% 134 61% 6 3% 0 0%
Belajar grammar 146 66% 74 34% 0 0% 0 0%
Menyimak dan memahami materi
140 64% 80 36% 0 0% 0 0%
yang berkaitan dengan bidang ilmu
Mengeja/spelling 69 31% 78 35% 73 33% 0 0%
Berbicara dengan lancar mengenai
162 74% 58 26% 0 0% 0 0%
bidang ilmu
Cara melakukan presentasi dengan
103 47% 113 51% 4 2% 0 0%
baik dan benar
Berbicara dengan grammar yang
124 56% 96 44% 0 0% 0 0%
benar
TOEFL strategi dan latihannya 116 53% 104 47% 0 0% 0 0%

Pembahasan mengetahui kebutuhan pembelajar Bahasa


Seperti yang telah disebutkan sebelumnya Inggris kelompok tertentu, yaitu kelompok
yaitu bahwa ESP adalah pendekatan yang mahasiswa dari non prodi Bahasa Inggris di
berfokus kepada kebutuhan pembelajarnya FKIP ULM.
(Dudley-Evans dan St. John, 1998). Ellis dan Pembelajar ESP
Johnson (1994) dalam Hossain (2013) Berdasarkan karakteristik mutlak dan
mendefinisikan analisis kebutuhan sebagai karakteristik variable dari ESP yang juga
sebagai metode untuk memperoleh deskripsi disebutkan oleh Dudley-Evans dan St. John
atau gambaran tentang kebutuhan pembelajar (1998), yaitu bahwa ESP adalah program yang
(atau kebutuhan sekelompok pembelajar). didesain utuk memenuhi kebutuhan tertentu
Sedangkan Brown (1995) juga dalam Hossain dari pembelajarnya dan ESP dirancang untuk
(2013) mengartikan analisis kebutuhan sebagai pembelajar dewasa yaitu pada tingkat
"sebuah kegiatan dalam mengumpulkan pendidikan tinggi atau mereka yang bekerja,
informasi yang akan berfungsi sebagai dasar dan ESP biasanya diperuntukkan bagi mereka
mengembangkan kurikulum untuk memenuhi yang memiliki kemampuan Bahasa Inggris
kebutuhan pembelajar kelompok tertentu". pada tingkat menengah atau mahir. Berbicara
Artinya, analisis kebutuhan ini tepat untuk tentang tingkat kemampuan berbahasa
dilakukan karena tujuannya adalah untuk pembelajar tersebut, Yogman dan Kaylani

132
EMMA ROSANA FEBRIYANTI │ IDENTIFIKASI ANALISIS KEBUTUHAN...

(1996) dalam Javid (2015) menyebutkan dapat menunjukkan tingkat kemampuan


bahwa tingkat kemampuan tertentu dalam Bahasa Inggris seseorang. Akan tetapi,
berbahasa diperlukan bagi pembelajar agar mengajarkan kedua keterampilan tersebut
dapat berpartisipasi aktif dalam pembelajaran secara mendalam adalah hal yang cukup sulit
yang bersifat content-related material. untuk dilakukan pada mata kuliah Bahasa
Selanjutnya, Adams-Smith (1989) yang Inggris di FKIP ULM. Megawati (2016)
dikutip juga dalam Javid (2015) menyebutkan menyebutkan bahwa mewujudkan suatu kelas
bahwa program ESP tidak mengharuskan bahasa yang ideal, terutama kelas Bahasa
pembelajarnya menduduki peringkat teratas Inggris ESP, bukanlah hal yang mudah untuk
dalam Bahasa Inggris, tetapi lebih tepatnya dilakukan. Hal ini antara lain disebabkan oleh
ESP diperuntukkan bagi mereka yang bisa jumlah mahasiswa yang terlalu banyak pada
menggunakan Bahasa Inggris sebagai medium satu waktu yaitu melebihi jumlah 50 orang
pembelajaran. atau bahkan 100 orang. Pada keterampilan
Berkaitan dengan kemampuan Bahasa berbicara, pengajar tidak mungkin untuk
Inggris mahasiswa non prodi Bahasa Inggris meminta mahasiswa berbicara satu persatu
FKIP ULM, data yang didapat secara aktif, dan kalaupun memang harus,
mengindikasikan bahwa kemampuan Bahasa yang bisa dilakukan adalah meminta mereka
Inggris mereka tidak seperti yang diharapkan, secara berkelompok untuk berdialog ataupun
yaitu mereka hanya berada pada level presentasi. Tentu saja, kebutuhan akan
menengah kebawah. Hal ini menyebabkan keterampilan berbicara setiap mahasiswa tidak
pengajar Bahasa Inggris kesulitan memberikan dapat terpenuhi dengan baik. Sedangkan
materi yang seharusnya bisa diberikan kepada untuk keterampilan menulis, jumlah
peserta didik pada level perguruan tinggi yaitu mahasiswa yang banyak juga menjadi kendala
menengah keatas karena pada dasarnya, bagi pengajar dalam memberikan latihan
pembelajaran Bahasa Inggris ESP ini memang menulis yang terdiri dari beberapa tahapan-
ditujukan untuk mereka. Pada level ini, tahapan, memeriksa dan memberikan feedback
diharapkan pembelajar tersebut sudah atau perbaikan yang cukup terhadap hasil
mengenal Bahasa Inggris Inggris dengan baik tulisan mereka. Akibatnya, keterampilan
dan memiliki keterampilan berkomunikasi membaca dan menulis kurang mendapat
yang cukup pada bidang ilmu mereka. Namun perhatian yang cukup.
demikian, Hutchinson and Waters (1987) dan Asadi (1990) berpendapat bahwa ada
Dudley-Evans dan St. John (1998) alasan mengapa kebanyakan mahasiswa
menyebutkan karena karakteristik yang unik merasa lemah dalam keterampilan berbicara
dari ESP yaitu kemampuan memodifikasi atau dan menulis dan implikasinya adalah mereka
berubah tergantung pada kebutuhan mengharapkan pembelajaran nantinya akan
pembelajar dan situasi, sehingga berfokus kepada kedua keterampilan tersebut,
memungkinkan pembelajaran mata kuliah terutama keterampilan berbicara. Ada
Bahasa Inggris ini tetap dapat berlangsung. anggapan yang menyebutkan bahwa
Sehubungan dengan keterampilan yang kemampuan Bahasa Inggris seseorang dapat
dimiliki mahasiswa, kebanyakan mereka terlihat dari lancar tidaknya mereka
mengganggap bahwa mereka lack (lemah) “berbicara” dalam Bahasa Inggris. Kalau
pada speaking dan writing karena kedua mereka dapat berbicara dalam Bahasa Inggris,
keterampilan ini memerlukan kemampuan maka mereka akan terlihat “pintar” ataupun
Bahasa Inggris yang bagus. Speaking dan “cerdas”. Akan tetapi, tidak semua mahasiswa
writing adalah productive skills yang “bersedia” untuk berbicara dalam Bahasa
terkadang dianggap sebagai keterampilan yang Inggris didepan teman-temannya yang lain
133
JURNAL VIDYA KARYA | VOLUME 32, NOMOR 2, OKTOBER 2017

ketika berada di dalam kelas. Brown (2000) Banjarmasin memiliki karakteristik yang unik
menyatakan bahwa sebagai pembelajar bahasa dan berbeda satu dengan lainnya. Misalnya,
asing, kendala utama yang dihadapi adalah dalam beberapa program studi, memiliki
rasa malu, gelisah, ataupun ragu-ragu untuk kemampuan membaca yang baik sangatlah
berbicara dikarenakan takut salah, dianggap diperlukan dibandingkan keterampilan lainnya
bodoh atau tidak lancar karena pengetahuan misalnya membaca instruksi penggunaan alat-
terhadap bahasa tersebut terbatas. Hal ini alat laboratorium ataupun proses praktikum
diperkuat oleh penelitian Megawati (2016) yang biasanya dalam Bahasa Inggris, sehingga
yang menyebutkan bahwa mahasiswa ESP perlu dikembangkan keterampilan membaca
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo memiliki dengan membiasakan mahasiswa dengan
kesulitan paling tinggi dalam hal berbicara terminologi yang digunakan dalam bidang
yang dikarenakan kurangnya kosa kata dalam ilmu mereka tersebut. Maka diakhir
bahasa Inggris, sulit menghafal, pengucapan perkuliahan, mahasiswa harus mampu
yang susah karena sangat berbeda dengan memahami dan menganalisis teks bacaan di
bahasa Indonesia, takut membuat kesalahan, bidang ilmu mereka sendiri. Pembelajaran ESP
takut ditertawakan teman, dan kurangnya dapat difokuskan untuk satu keterampilan
pengetahuan grammar. Bahasa Inggris tertentu saja dan itu tergantung
Sedangkan untuk keterampilan menulis, pada kebutuhan di bidang ilmu pembelajarnya
tidak diragukan lagi bahwa keterampilan ini (Chovancova, 2014).
sangatlah penting untuk pencapaian akademik Tujuan Belajar Bahasa Inggris ESP
mereka, antara lain dalam menulis laporan, Mata kuliah Bahasa Inggris pada FKIP
makalah ataupun tugas akhir mereka nantinya. ULM adalah mata kuliah wajib yang harus
Meskipun memiliki kemampuan menulis diprogramkan oleh setiap mahasiswa non
dalam Bahasa Inggris tidak begitu diperlukan prodi Bahasa Inggris, sehingga 73% dari
bagi mahasiswa non prodi Bahasa Inggris, mahasiswa tersebut menganggap bahwa mata
keterampilan ini masih perlu untuk diketahui kuliah ini sangat penting, 26% menjawab
atau dipelajari oleh mereka. Megawati (2016) penting dan 1% menyatakan netral. Meskipun
mencontohkan pentingnya kemampuan diwajibkan, mahasiswa tersebut mempunyai
menulis yang diiringi oleh kemampuan tujuan yang sangat bervariasi terhadap mata
membaca, yaitu ketika merespon email. kuliah ini. Dari jawaban mereka dapat
Dalam hal ini, diperlukan kemampuan disimpulkan 2 hal, yaitu tujuan jangka pendek
membaca yang bagus sehingga mampu dan tujuan jangka panjang. Tujuan jangka
menulis dengan struktur bahasa yang benar pendek adalah tujuan yang berorientasi pada
sehingga dapat memberi jawaban yang sesuai. masa sekarang, antara lain Bahasa Inggris
Ditambahkan oleh Rukmini (2011) didalam mereka perlukan untuk mendukung mereka
Megawati (2016), keterampilan menulis belajar, berkomunikasi dengan lancar baik
penting untuk dikuasai karena manfaatnya lisan dan tulisan, belajar TOEFL, membaca
akan terasa ketika tulisan tersebut literatur berbahasa Inggris dan pengembangan
dipublikasikan dan dibaca oleh orang banyak. pribadi. Sedangkan untuk tujuan jangka
Semua keterampilan dalam Bahasa Inggris panjang yaitu untuk pekerjaan dan untuk bekal
ESP adalah sama pentingnya, dalam hal ini, mereka ketika mereka pergi keluar negeri.
pengajar ESP harus bisa menentukan fokus Akan tetapi, tidak ada satupun dari mahasiswa
pengajaran terhadap keterampilan mana saja tersebut yang memilih tujuan belajar Bahasa
yang memerlukan penanganan dan Inggris untuk melakukan penelitian. Hasil
pembahasan yang lebih mendalam didalam jawaban ini mungkin akan berbeda bila
kelas. Setiap program studi dalam FKIP ULM
134
EMMA ROSANA FEBRIYANTI │ IDENTIFIKASI ANALISIS KEBUTUHAN...

dilakukan pengkajian yang lebih mendalam Semua aspek bahasa ini penting untuk
pada setiap program studi. diintegrasikan dengan bidang studi mereka
Tujuan dari adanya mata kuliah Bahasa sehingga latar belakang pengetahuan yang
Inggris ESP adalah memperkaya pengetahuan mereka miliki akan membantu mereka dalam
pembelajarnya mengenai bidang ilmu mereka memahami istilah dan jargon dalam Bahasa
dengan dan/atau melalui Bahasa Inggris. Dari Inggris dengan mudah. Dengan menggunakan
tujuan-tujuan tersebut, mahasiswa sepertinya materi yang otentik, mereka juga akan merasa
sangat termotivasi dengan kebutuhan mereka senang dan nyaman dalam belajar karena
untuk dapat menjadi bagian dari masyarakat mereka mengetahui dan terbiasa dengan materi
atau komunitas yang berbahasa Inggris, yang digunakan di kelas.
terlebih lagi kebutuhan untuk mencapai Selain materi, Adnan (2012) menyebutkan
kesuksesan pekerjaan di masa akan datang. bahwa pengajar ESP berhak menggunakan
Untuk mendukung hal ini, memiliki tehnik ataupun metode pembelajaran apapun
keterampilan berbicara, menyimak, membaca dengan harapan dapat mendorong dan
dan menulis yang baik adalah syarat untuk membantu peserta didiknya untuk menetapkan
memenuhi tujuan tersebut. tujuan mereka dan merencanakan masa depan
Penentuan tujuan pembelajar yang dibuat mereka dalam pembelajaran. Javid (2015)
berdasarkan analisis kebutuhan sangatlah menambahkan bahwa tidak ada satupun
penting didalam ESP untuk menentukan metode pengajaran yang cukup memadai
mengapa mata kuliah tersebut diajarkan dan untuk dilakukan dalam menjawab kebutuhan
apa yang dibutuhkan oleh pembelajarnya pembelajar ESP yang beragam. Sehingga,
untuk mendapatkannya. Dari jawaban yang pengajar tersebut harus bisa memilah dan
telah dipilih oleh mahasiswa, sangatlah memilih dari sejumlah metode pengajaran
penting membekali mereka dengan materi yang sesuai tergantung kepada tujuan
Bahasa Inggris yang bisa mengakomodasi pembelajaran dan kebutuhan pembelajarnya
semua tujuan-tujuan tersebut. Materi yang agar pembelajaran ESP yang efektif dapat
digunakan harus bermanfaat bagi pembelajar terjadi. Ada beberapa metode ataupun teknik
sehingga ketika mereka berada di dunia nyata yang disarankan oleh Johnson (1982),
mereka tidak hanya dapat berfungsi dengan Hutchinson dan Waters (1987), Huckins
baik tetapi juga mereka dapat menggunakan (1988) dan Hutchinson (1998) dalam Javid
bahasa Inggris dalam kehidupan kerja mereka (2015), antara lain information transfer,
(Chovancova, 2014). Kemudian Ellis (2000) information gap, jigsaw, role play, case
didalam Chovancova (2014) menambahkan studies dan lain sebagainya.
tentang pengembangkan materi yaitu pengajar Kebutuhan Berbahasa Inggris Pembelajar
ataupun perancang silabus haruslah ESP
mempertimbangkan penggunaan materi yang Dari data yang diperoleh dapat dilihat
brehubungan kehidupan nyata pembelajarnya, bahwa kebutuhan mahasiswa terhadap mata
yaitu materi otentik yang mencerminkan kuliah Bahasa Inggris ESP sangatlah
spesialisasi mereka. Ini akan membantu bervariasi. Meskipun 16% dari mereka
pembelajar yang lemah dalam Bahasa Inggris menyatakan bahwa mata kuliah Bahasa Inggris
misalnya untuk dapat memahami teks bacaan yang mereka jalani sekarang sudah sangat
karena mereka memiliki latar belakang sesuai dengan yang diinginkan, 51%
pengetahuan tentang teks bacaan tersebut. ESP menyatakan sesuai, dan 33% menyatakan
tidak hanya mengajarkan membaca, cukup sesuai, namun hal tersebut mempertegas
mendengarkan, menulis, berbicara, tata bahasa bahwa sebenarnya mereka memiliki kebutuhan
dan kosa kata tanpa konteks di dalamnya. yang berbeda-beda. Apalagi bila ditambahkan
135
JURNAL VIDYA KARYA | VOLUME 32, NOMOR 2, OKTOBER 2017

dengan karakteristik yang berbeda dari setiap Akan tetapi, yang mana yang akan lebih
program studi, kebutuhan mereka terhadap banyak mendapat prioritas dalam pengajaran,
Bahasa Inggris pastilah tidak sama. harus dilakukan analisis kebutuhan yang lebih
Perbedaan antara wants (keinginan) mendalam terhadap setiap program studi.
dengan needs (kebutuhan) sangatlah tipis. Kemudian, dari semua pilihan yang
Dudley-Evans dan St. John (1998) tersedia tentang apa yang mahasiswa perlukan
menyebutkan bahwa keinginan adalah sesuatu dalam mata kuliah Bahasa Inggris, mereka
yang dianggap relevan oleh pembelajar untuk menyebutkan bahwa bisa berbicara dengan
dirinya sendiri, sedangkan kebutuhan adalah lancar mengenai bidang ilmu adalah
sesuatu yang menjadi prioritas utama bagi kebutuhan yang pertama dan jawaban ini
pembelajar tersebut dalam waktu yang sejalan dengan hasil yang didapat pada
terbatas. Dikarenakan pembelajar ESP pertanyaan sebelumnya. Kemudian, mereka
dianggap sebagai pembelajar dewasa, maka menyatakan bahwa belajar tentang tata Bahasa
mereka juga dianggap bisa membedakan mana Inggris, menyimak dan memahami materi
yang menjadi keinginan dan mana yang yang berkaitan dengan bidang ilmu, dan
menjadi kebutuhan mereka. Sehingga, jawaban memiliki perbendaharaan kata khusus yang
yang didapat pada penelitian ini memang berkaitan dengan bidang ilmu adalah sangat
mencerminkan keinginan atau kebutuhan penting untuk dipelajari untuk bisa
mahasiswa pada non prodi Bahasa Inggris di mendukung mereka dalam berkomunikasi baik
FKIP ULM. secara lisan ataupun tulisan dalam Bahasa
Dari hasil jawaban mahasiswa terhadap Inggris.
kebutuhan Bahasa Inggris untuk tiap Berdasarkan temuan diatas, pengajar mata
keterampilan adalah sangat mendasar. Mereka kuliah Bahasa Inggris ESP ataupun pihak yang
membutuhkan segala sesuatu yang mereka berkepentingan dapat menentukan langkah
anggap berhubungan atau mendukung dengan selanjutnya, yaitu pembuatan silabus. Hal
bidang ilmu mereka. Misalnya dalam penting yang harus diingat adalah
keterampilan membaca, mereka membutuhkan keterampilan atau komponen Bahasa Inggris
Bahasa Inggris untuk bisa membaca buku- yang mana yang harus lebih diprioritaskan
buku atau literatur ataupun materi perkuliahan untuk diberikan kepada mahasiswa. Untuk
mereka yang berbahasa Inggris. Untuk memutuskannya, ada beberapa hal yang harus
keterampilan menyimak, mereka diingat, antara lain karakteristik kebutuhan
membutuhkan Bahasa Inggris agar mereka setiap mahasiswa yang berbeda, tujuan belajar,
dapat memahami video/film/lagu, gaya belajar, motivasi dan keinginan belajar
instruksi/perintah, pidato/ceramah, yang tidak sama. Seperti yang dikatakan oleh
seminar/presentasi yang dilakukan dalam Javid (2015) bahwa peran pengajar bahasa
Bahasa Inggris. Sedangkan untuk keterampilan ESP tidak hanya terbatas pada mengajar dan
menulis, kebutuhan utama mereka adalah agar memberikan pengetahuan atau keterampilan
bisa berkomunikasi lewat tulisan dengan orang yang berkaitan dengan bahasa tersebut, tetapi
lain dalam Bahasa Inggris. Terakhir, untuk juga memotivasi peserta didiknya. Pemberian
bisa berkomunikasi dan berbicara didepan motivasi secara konsisten oleh pengajar ESP
orang banyak dalam Bahasa Inggris adalah ternyata memiliki peranan yang penting dalam
yang mereka perlukan dalam keterampilan perkembangan akademik pembelajar ESP
berbicara. Dari jawaban ini, dapat disimpulkan yaitu dapat meningkatkan minat dan keinginan
bahwa mereka memerlukan semua pelatihan untuk belajar. Motivasi ini membantu
atau pengajaran Bahasa Inggris yang pembelajar untuk tetap berfokus pada usaha
mencakup semua keterampilan Bahasa Inggris. dan kegiatannya dalam arah tertentu dan
136
EMMA ROSANA FEBRIYANTI │ IDENTIFIKASI ANALISIS KEBUTUHAN...

dengan demikian, untuk meraih tujuan tertentu dilakukan agar pembelajaran Bahasa Inggris
mereka. ESP dapat memberikan manfaat bagi semua
pihak.
PENUTUP
Simpulan DAFTAR RUJUKAN
Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan Adnan, S. (2012). Needs analysis: a process to
bahwa kebutuhan pembelajar terhadap mata improve the learning of ESP at the
kuliah Bahasa Inggris tidak sama dan college of administration-the department
bervariasi. Keterampilan berbicara dan of Administration and Economy-
menulis dianggap sebagai keterampilan yang university of Basra. The Arab Gulf.
sangat dibutuhkan untuk dipelajari. Selain itu, 15(3-4), 1-20.
pengetahuan tentang tata bahasa dan kosa kata Asadi, R.M. (1990). Learner Needs and ESP.
yang terkait dengan bidang ilmu juga Master of Arts by the School of Applied
diperlukan untuk mendukung mereka dalam Languages. Dublin City University.
belajar Bahasa Inggris pada saat ini dan di Unpublished Thesis.
masa yang akan datang. Akan tetapi, Basturkmen, H. (2010). Developing Courses in
keterampilan mana atau aspek apa yang akan English for Specific Purposes. New
difokuskan dalam pembelajaran Bahasa York: Palgrave Macmillan.
Inggris ESP tergantung kepada karakteristik Brown, H. (2000). Principles of Language
setiap program studi dan pembelajarnya. Data Learning and Teaching. New Jersey:
ini bisa dijadikan sebagai salah satu referensi Prentice Hall.
dalam pembuatan dan pengembangan silabus Chovancova, B. (2014). Needs analysis and
mata kuliah ESP Bahasa Inggris, pemilihan ESP course design: self-perception of
materi ajar dan pengajarannya. Analisis language needs among pre-service
kebutuhan tidak hanya harus dianggap sebagai students. Studies in Logic, Grammar and
tahapan awal dari pengembangan program Rhetoric. 38(51), 43-57.
ESP, akan tetapi dapat dijadikan sebagai Dudley-Evans, T., & St. John, M.J. (1998).
evaluasi terhadap proses yang sedang Developments in ESP: A
berlangsung. Multidisciplinary Approach. Cambridge,
Saran England: Cambridge University Press.
Analisis kebutuhan adalah sebuah proses Fraenkel, J. R. & Wallen, N.E. (2006). How to
yang harus terus menerus dilakukan karena Design and Evaluate Research in
kebutuhan pembelajar ESP juga terus berubah. Education. Boston: McGraw-Hill Inc.
Selain kebutuhan pembelajarnya, analisis Hossain, Md J. (2013). ESP needs analysis for
kebutuhan seharusnya juga diberikan kepada engineering students: a learner centered
pihak universitas ataupun fakultas agar data approach. Journal of Presidency
yang didapat lebih mencerminkan kebutuhan University. 2(2), 16-26.
yang sebenarnya. Analisis kebutuhan yang Hutchinson, T. & Waters, A. (1987). English
mendetail terhadap kebutuhan pembelajar pada for Specific Purposes: A Learning-
setiap program studi mutlak untuk dilakukan, Centered Approach. Cambridge:
mengingat karakteristik yang dimiliki oleh University Press.
setiap program studi di FKIP ULM adalah Javid, C.Z. (2015). English for specific
unik dan tidak sama. Selain itu, penelitian purposes: role of learners, teachers and
mengenai permasalahan yang dihadapi oleh teaching methodologies. European
pengajar dalam melaksanakan pembelajaran Scientific Journal. 11(20), 17-34
Bahasa Inggris ESP juga penting untuk
137
JURNAL VIDYA KARYA | VOLUME 32, NOMOR 2, OKTOBER 2017

Kothalawala, C.J., Kothalawala, T.D., & Lanmantchion, D.F., Minaflinou, E.dan Fanou,
Amaratunga, W.A.A.K. (2015). Tracing C.C. (2014). An assessment of the
the development of approaches of needs English for academic purpose course
analysis in English for Specific Purposes offered to law students in Benin: a case
(ESP). Proceedings of 8th International study. Lettres, Langues et Linguistique.
Research Conference, KDU. 73-79. 2, 85-94.
Retrieved from http://www.kdu.ac.lk- Megawati, F. (2016). Kesulitan mahasiswa
/proceedings/irc2015/2015/msh-014.pdf dalam mencapai pembelajaran bahasa
Kusni. (2007). Reformulasi perancangan Inggris secara efektif. Jurnal Pedagogia,
program ESP di perguruan tinggi. 5(2), 147-156.
Linguistik Indonesia, 25(1), 63-72. Robinson, P.C. (1991). ESP Today: A
Kusumaningputri, R. (2010). English for Practitioner’s Guide. Englewood Cliffs,
Specific Purposes di universitas Jember: NJ: Prentice Hall, Inc.
tantangan dan solusi. Pengembangan
Pendidikan. 7(2), 182-189.

138

You might also like