Ma'nene
Ma'nene
2
Pendidikan Sejarah FKIP Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. HAMKA
Email:[email protected]
Abstract: The purpose of this research is to know: (1) Ma'nene Tradition process (2)
Efforts made to maintain Ma'nene Tradition (3) Ma'nene tradition becomes a cultural
value of Toraja society. The research was conducted in Kete'kesu Village, Londa, Bori
Parinding. The study population is Tana Toraja society which is considered to be the
Toraja customs. Informants are determined by non-probability sampling. Type of
research is descriptive-qualitative. The results of this study reveal that tradition has a
long series of ritual processes and requires a very large cost. Nevertheless, the Toraja
people still think that this tradition should continue to be done because it has a purpose
and a positive meaning. The Ma'Nene ritual begins with family members coming to
Patane to retrieve dead bodies of corpses and then be cleansed and cleaned by replacing
new clothes. After that the body was re-entered to Patane. The procession closes with the
gathering of family members at the Tongkonan traditional house to worship together.
Ma'nene tradition has a uniqueness and deep meaning, that is reflects the importance of
the relationship between family members uninterrupted despite being separated by death.
In addition, this ritual is also used to introduce young family members with their
ancestors.
Keywords: Tradition and Heritage
107
ISSN: 2477-2771 Jurnal Candrasangkala
E-ISSN: 2477-8214 Vol 4 No.2 Tahun 2018
108
ISSN: 2477-2771 Jurnal Candrasangkala
E-ISSN: 2477-8214 Vol 4 No.2 Tahun 2018
111
ISSN: 2477-2771 Jurnal Candrasangkala
E-ISSN: 2477-8214 Vol 4 No.2 Tahun 2018
tempat upacara. Pada saat yang sama, ke luar kota akan pulag ke kampungnya,
sanak keluarga dan para kerabat sudah sehingga semua keluarga dapat hadir
menunggu dan berkumpul. Kemudian untuk melakukan prosesi Ma'Nene ini
dengan hati-hati, wakil dari keluarga bersama-sama.
mengeluarkan jenazah dari peti dan
Ritual Ma'nene lebih dari sekedar
kemudian mereka memasangkan pakaian
membersihkan jasad dan memakaikannya
yang berupa kain baru ke tubuh mayat.
baju baru. Ritual ini mempunyai makna
Ma’nene dilaksanakan yaitu untuk yang lebih, yakni mencerminkan betapa
memperbaharui peti mayat yang telah pentingnya hubungan antar anggota
rusak, mengganti pakaian jenazah, serta keluarga bagi masyarakat Toraja, terlebih
juga biasanya memberikan sesajian baru bagi sanak saudara yang telah terlebih
kepada jenzah. Ma’nene dilakukan dahulu meninggal dunia. Masyarakat
selama kurang lebih satu minggu. Toraja menunjukkan hubungan antar
Upacara Ma’nene yang dilaksanakan keluarga yang tak terputus walaupun
masyarakat Toraja dianggap sebagai telah dipisahkan oleh kematian. Ritual ini
wujud kecintaan mereka pada para juga digunakan untuk memperkenalkan
leluhur tokoh dan kerabat yang sudah anggota-anggota keluarga yang muda
meninggal dunia. Mereka tetap berharap, dengan para leluhurnya.
arwah leluhur menjaga mereka dari
Bagi masyarakat Toraja Utara di
segala gangguan jahat, hama tanaman
pedesaan, Ma’nene memang merupakan
dan juga kesialan hidup.
tradisi untuk menunjukkan rasa kasih
Prosesi dari ritual Ma'Nene sayang kepada anggota keluarga yang
dimulai dengan para anggota keluarga telah berpulang. Informasi lebih lanjut
yang datang ke Patane untuk mengambil yang didapatkan bahwa terdapat unsur
jasad dari anggota keluarga mereka yang kasih saying yang ditunjukkan dengan
telah meninggal. Patane merupakan membersihkan atau mengganti baju dan
sebuah kuburan keluarga yang bentuknya kain jenazah. Merawatnya agar tetap
menyerupai rumah. Lalu, setelah jasad bersih meski jasadnya melapuk dimakan
dikeluarkan dari kuburan, kemudian usia. Ditambah lagi, keluarga juga
jasad itu dibersihkan. Pakaian yang memasukkan barang atau makanan
dikenakan jasad para leluhur itu diganti kesukaan mendiang semasa hidup,
dengan kain atau pakaian yang baru. kebanyakan sirih dan kopi, ke dalam
Biasanya ritual ini dilakukan serempak liang. Hal tersebut bukan untuk pemujaan.
satu keluarga atau bahkan satu desa, Tetapi semata-mata bentuk kasih sayang
sehingga acaranya pun berlangsung kepada keluarga yang telah tiada.
cukup panjang. Setelah pakaian baru
Meski dikatakan ritual, prosesi
terpasang, lalu jenazah tersebut
Ma’nene tak lantas berarti sarat unsur
dibungkus dan dimasukan kembali ke
mistis. Setidaknya untuk saat ini. Prosesi
Patane. Rangkaian prosesi Ma'Nene
yang mereka jalankan sekarang lebih
ditutup dengan berkumpulnya anggota
banyak dipengaruhi ajaran Kristen.,
keluarga di rumah adat Tongkonan untuk
karena 90 persen orang Toraja adalah
beribadah bersama. Ritual ini biasa
Kristen, maka tradisi Ma’nene itu sendiri
dilakukan setelah masa panen
kemudian dikristenkan.Ma'nene menjadi
berlangsung, kira-kira di bulan Agustus
momen bagi seluruh keluarga untuk
akhir. Pertimbangannya karena pada
berkumpul. Anggota keluarga yang
umumnya para keluarga yang merantau
112
ISSN: 2477-2771 Jurnal Candrasangkala
E-ISSN: 2477-8214 Vol 4 No.2 Tahun 2018
113
ISSN: 2477-2771 Jurnal Candrasangkala
E-ISSN: 2477-8214 Vol 4 No.2 Tahun 2018
114
ISSN: 2477-2771 Jurnal Candrasangkala
E-ISSN: 2477-8214 Vol 4 No.2 Tahun 2018
Hasil Wawancara
Jannie, Staff Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata Toraja Utara,
wawancara Tanggal 16 dan 17
Februari 2017
Dian, Warga Desa Londa, wawancara
Tanggal 16 Februari 2017
Ryan, Warga Desa Londa, wawancara
Tanggal 16 dan 17 Februari 2017
Maria, Warga Desa Kete Kesu,
wawancara Tanggal 17 Februari
2017
115