Pengantar Pendidikan Isu UN
Pengantar Pendidikan Isu UN
Pengantar Pendidikan Isu UN
67
Abstract The Ministry of Education Indonesia held a national examination for high school students every
year with the aim of assessing the achievement of competency standards on specific subjects nationally
and as the basis of selection into the next education level. Fraud in paper-based implementation of
National Examination often found, although it can not be completely eliminated but it can be minimized.
National Exam-based computer is one of the policies that can be used to reduce the risk of fraud or
violations committed by students, teacher, schools and others who intentionally used for a particular
purpose. National Exambased computer will also improve the effectiveness and efficiency of the budget,
because it does not use paper media that will be replaced with computer media and its oversight will be
easier. In this research scenario will be simulated implementation of National Examination using a
computer-based modeling of dynamic systems. Hopefully, through modeling of dynamic systems can be
known factors that cause fraud or breach, as well as a variable in the National Exam that can be
analyzed to improve the effectiveness and efficiency of the budget, so the goal of the National
Examination can be achieved in order to improve the quality of education in Indonesia.
Keywords: Dynamic Systems, National Exam, Cheat, Efficiency and Effectiveness Of Budget
Abstrak Kementrian Pendidikan Indonesia setiap tahun mengadakan Ujian Nasional untuk siswa sekolah
menengah dengan tujuan menilai pencapaian standar kompetensi lulusan pada mata pelajaran tertentu
secara nasional dan sebagai dasar seleksi masuk jenjang pendidikan berikutnya. Kecurangan dalam
pelaksanaan Ujian Nasional berbasis kertas kerap ditemukan, meskipun tidak bisa sepenuhnya ditiadakan
tetapi dapat diminimalkan. Ujian Nasional berbasis komputer adalah salah satu kebijakan yang bisa
digunakan untuk mengurangi resiko kecurangan atau pelanggaran yang dilakukan siswa, pengawas,
sekolah dan pihak lain yang sengaja memanfaatkan untuk tujuan tertentu. Ujian Nasional berbasis
komputer juga akan meningkatkan efektifitas dan efisiensi anggaran, karena tidak menggunakan media
kertas yang akan digantikan dengan media komputer serta pengawasannya akan semakin mudah. Dalam
skenario penelitian ini akan disimulasikan pelaksanaan Ujian Nasional berbasis komputer menggunakan
pemodelan sistem dinamik. Diharapkan melalui pemodelan sistem dinamik bisa diketahui faktor
penyebab kecurangan atau pelanggaran, serta variabel dalam Ujian Nasional yang bisa dianalisis untuk
meningkatkan efektifitas dan efisiensi anggaran, sehingga tujuan dari Ujian Nasional bisa tercapai demi
peningkatan mutu pendidikan di Indonesia.
Kata kunci : Sistem dinamik, Ujian Nasional, Kecurangan, Efektifitas dan efisiensi anggaran.
1. Pendahuluan
meningkatkan jumlah pendaftar siswa baru dimana akan mempengaruhi penambahan jumlah staf
akademik, dari peningkatan jumlah pendaftar akan menambah jumlah siswa yang ada, kemudian akan
mempengaruhi penambahan sumber daya yang lain, seperti kelas, pengajar, gaji pegawai dan lain
sebagainya (Galbraith, 1998). Berbeda dengan yang ditemukan oleh Barlas, ketika dihadapkan dengan
meningkatnya jumlah pendaftar, ukuran kelas kecil akan tetap dipertahankan, ini berarti jumlah
pertemuan akan bertambah, yang akan mempengaruhi peningkatan beban mengajar sehingga sulit dalam
mempertahankan potensi institusi dan laju pertumbuhan akan berhenti (Barlas, 1996). Penurunan sumber
daya anggaran pada institusi pendidikan menurut Davies, dikarenakan adanya pembatasan pengeluaran
anggaran oleh pemerintah yang akan mengakibatkan melambatnya pertumbuhan institusi (Davies, 1997).
Salah satu indikator pengukuran keberhasilan dalam mendesain kebijakan pendidikan adalah prestasi
siswa dalam standarisasi skor ujian, dipengaruhi oleh beberapa variabel yang bisa diukur meliputi :
teacher-student ratio, curriculum scope, teacher attrition, student graduation rates, school accountability
ratings (Sterling, 2013).
2. Tinjauan Pustaka
Cheating in Middle School and Paris S. Strom & Alasan-alasan yang melatar
High School, The Educational Forum Robert D. Strom (2008) belakangi siswa melakukan
Volume 71 kecurangan akademik.
Judul Penulis/Tahun Hasil
Reasons Not to Cheat, Arden Miller, Carol Identifikasi kategori alasan siswa
Academic-Integrity Shoptaugh & Jessica untuk tidak berbuat kecurangan.
Responsibility, and Frequency of Wooldridge
Cheating (2011)
Dynamic Systems Modeling in Jennifer Sterling Groff Penggunaan sistem dinamik untuk
Educational System Design & (2013) merancang skenario masa depan
Policy pendidikan dengan hasil yang
New Approaches In Educational
diinginkan didukung oleh data dan
Research Vol. 2. No. 2.
model masa lalu.
A Review of System Dynamics Michael Kenedy (2005) Review penggunaan sistem dinamik
Models of Educational Policy dalam bidang pendidikan untuk
Issues meningkatkan efisiensi dan kualitas.
3. Metodologi
Dalam penelitian ini mengadopsi sistem dinamik. Ada beberapa tahapan yaitu : a)
Perumusan masalah.
Kecurangan yang terjadi yang diukur dengan indeks integritas UN dan penggunaan anggaran yang
cukup tinggi merupakan isu yang akan dibahas dalam penelitian ini disamping juga isuisu yang lain
untuk mendorong terwujudnya efektifitas, efisiensi, dan transparansi penyelenggaraan UN. Pada tahap
ini dirumuskan masalah yang utama adalah mengidentifikasi variabel-variabel yang berpengaruh pada
anggaran biaya, kecurangan dan bagaimana mendesain skenario ujian berbasis komputer untuk
menggantikan ujian berbasis kertas dalam pelaksanaan UN.
b) Pengumpulan data.
Pengumpulan data yang dilakukan meliputi pada data-data histori. Data tersebut adalah, data anggaran
biaya pelaksanaan UN keseluruhan, yang didapat dari akumulasi anggaran biaya pelaksanaan UN
tingkat pusat, anggaran biaya pelaksanaan UN tingkat provinsi, anggaran biaya pelaksanaan UN
tingkat Kab/Kota, anggaran biaya pelaksanaan UN tingkat satuan pendidikan dan data tingkat
kecurangan. Data yang dipakai merupakan data pelaksanaan UN periode 2005 hingga 2014, serta
wawancara dengan pihak-pihak yang terkait dalam pelaksanaan UN.
Pada tahapan pemodelan sistem, model dibangun dengan penetapan variabel-variabel anggaran biaya,
integritas, investasi IT, sarana prasarana, pelanggaran atau kecurangan, dan variabel-variabel yang
berhubungan dengan pelaksanaan UN dengan menggunakan pendekatan sistem dinamik. Pemodelan
sistem dimulai dari konseptualisasi sistem yang dilakukan melalui pembuatan model konseptual yang
digambarkan melalui diagram causal loop. Langkah selanjutnya adalah melakukan validasi terhadap
hasil simulasi dengan rumus sebagai berikut :
Pada gambar 2, sebelum skenario pada tahun 2025 anggaran biaya total yang digunakan
mencapai 750,04 miliar, sedangkan setelah dilakukan skenario anggaran yang digunakan sebesar 350,14
miliar, mengalami penurunan 53% atau sebesar 400 miliar.
Setelah dilakukan skenario (gamba 4), tingkat kecurangan mengalami penurunan ratarata -12%
tiap tahun seiring diberlakukannya kebijakan pelaksanaan ujian berbasis komputer secara bertahap dan
menghilangkan UN sebagai syarat kelulusan. Pada model skenario sebuah variabel ujian berbasis
komputer yang ditambahkan dan 2 variabel lama dihilangkan yaitu UN sebagai syarat kelulusan dan
Ketakutan Institusi/Pemerintah Daerah karena penurunan prestise. Untuk variabel yang tidak berubah tapi
mengalami penurunan nilai prosentase adalah rendahnya prestasi siswa akibat kurangnya fasilitas seiring
dengan program bantuan sekolah dari pemerintah yang terus dilakukan.
Dari hasil pembangunan model berdasarkan kondisi saat ini (base model) dan skenario maka resume dari
penelitian ini adalah sebagai berikut :
Biaya tambahan yang timbul setelah dilakukan identifikasi resiko bidang teknologi hanya dikeluarkan
oleh penyelenggara ujian pada satuan pendidikan atau sekolah, karena 90% fasilitas yang digunakan
dalam ujian berbasis komputer memberdayakan fasilitas yang dimiliki oleh satuan pendidikan
sebelumnya. Sehingga kesuksesan kebijakan ujian nasional berbasis komputer tergantung dari kesiapan
dari satuan pendidikan masing-masing.
Upaya skenario dengan menggunakan ujian berbasis komputer adalah salah satu cara mengurangi
kecurangan UN dari sudut pandang teknologi, akan tetapi jika kecurangan terjadi dilakukan oleh beberapa
pihak yang bekerja sama mulai dari siswa, pengawas, guru dan sekolah maka upaya mengurangi tingkat
kecurangan dengan ujian berbasis komputer tidak akan ada artinya.
Saran untuk penelitian selanjutnya adalah memasukkan unsur sanksi yang lebih berat misal hukuman
penjara beberapa tahun bagi siapapun yang terlibat dalam kecurangan khususnya siswa dan dilaksanakan
dengan tegas. Di dalam Prosedur Operasional Standar UN 2010 sudah terdapat adanya sanksi terhadap
pelaku kecurangan yang dilakukan oleh siswa, pengawas, dan sekolah, akan tetapi sanksi tersebut terlalu
ringan hanya sanksi administratif saja dan tidak dilaksanakan sepenuhnya dengan tegas sehingga
kecurangan tetap terjadi. Matindas (2010) memaparkan beberapa hal yang mendorong terjadinya
kecurangan akademik, antara lain:
Individu yang bersangkutan tahu hal tersebut tidak boleh dilakukan tetapi yakin bahwa individu
tersebut dapat melakukannya tanpa ketahuan.
Individu yang bersangkutan tidak yakin bahwa perbuatan tersebut tidak akan diketahui, tetapi
individu tersebut tidak melihat kemungkinan lain untuk mencapai tujuan utamanya (lulus atau
mendapat nilai kredit untuk kenaikan), dan berharap agar perbuatannya tidak ketahuan.
Individu yang bersangkutan tidak percaya bahwa ancaman sanksi akan benar-benar dilakukan.
Individu yang bersangkutan tidak merasa malu apabila perbuatannya diketahui orang lain.
6. Daftar Rujukan
A Review of System Dynamics Models of Educational Policy Issues. (2005, April 15). London, United Kingdom:
System Dynamics Society.
Akdemir, O., & Oguz, A. (2008). Computer-based testing: An alternative for the assessment of Turkish
undergraduate students. Computers & Education , 1198–1204.
Akuntono, I. (2015, Mei 5). Kemendikbud Tekan Kecurangan UN dengan Indeks Integritas. Dipetik Maret 18, 2016,
dari Kompas.com: http://nasional.kompas.com/
Alawiyah, F. (2012, Mei). Pelaksanaan Ujian Nasional 2012 . Jakarta, DKI Jakarta: (P3DI) Setjen DPR RI.
Girardi, D., Giacomello, B., & Gentili, L. (2013, Desember 15). Budgeting Models and System Simulation: A
Dynamic Approach. SSRN Konpers Pemanfaatan Hasil UN. (2015, Mei 18). Jakarta, Indonesia:
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan RI.
Matindas, R. (2010). Mencegah kecurangan akademik. Dipetik Juli 2016, dari
http://budimatindas.blogspot.com/2010/08/mencegah-kecurangan-akademik.html
Mingat, A., & Tan, J.-P. (2003). Tools for Education Policy Analysis. Washington: The International Bank for
Reconstruction and Development / The Word Bank.
Arief, Sistem Dinamik Ujian Nasional Berbasis Komputer Untuk Meminimalkan Resiko Kecurangan Serta Meningkatkan
75
Pelakanaan UNBK memiliki tujuan salah satunya yaitu untuk terlaksananya UN secara
jujur. Karena ternyata meskipun capaian nilai ujian nasional rata-rata sekolah di Indonesia tinggi
namun banyak pula temuan rendahnya indeks integritas sekolah. Setiap kali dilaksanakan Ujian
Nasional selalu ada temuan berbagai kecurangan dalam pelaksanaannya.
Sejak tahun 2015 Kemendikbud memperkenalkan Indeks Integritas Ujian Nasional (IIUN)
dengan tujuan dapat mewujudkan cita-cita terlaksananya Ujian Nasional secara jujur. Hasil
temuan di tahun 2015 menunjukkan tingkat kecurangan 0% pada pelaksanaan UNBK
dibandingkan dengan pelaksanaan Ujian Nasional Berbasis Pinsil dan Kertas yang memiliki
tingkat kecurangan bervariasi.
Dengan demikian UNBK sangat sejalan dengan pendidikan berkarakter bagi anak. Kejujuran
merupakan salah satu karakter yang sudah semakin langka di Negara tercinta ini. Sehingga KPK
pun menjadi bertambah berat tugasnya. Hakim dan Pengacara pun semakin banyak PR nya untuk
mengadili para Pelaksana Kebijakan yang ternyata tidak menjunjung tinggi “Kejujuran”.
Pro : Memandang bahwa UNBK sangat menghemat anggaran dan distribusi materi soalnya cepat
dan murah,efisien dan dapat mempersempit peluang kebocoran soal.Sehingga siswa mengerjakan
soalnya dengan penuh kejujuran.
Kontra : Memandang UNBK sangat rumit dan sulit diterapkan.Karena tidak setiap sekolah
mempunyai fasilitas untuk UNBK,bahkan banyak sekolah yang meminjam laptop siswanya
untuk melakukan UNBK karena kekurangan fasilitas.
76 Integer Journal, Vol 1, No 2, September 2016: 67-75
Menurut saya masyarakat wajar banyak yang kontra terhadap UNBK.Karena merasa
tidak memperoleh dukungan penuh dari pemerintah terhadap kesiapan sekolah.Jika pemerintah
hanya menanyakan soal kesiapan,tanpa memberikan solusi keberdayaan setiap sekolah,maka
UNBK selamanya tidak akan siap. UNBK memerlukan kelengkapan prasyarat yang tidak
sederhana.Misalnya, ketersediaan PC tiap sekolah,kecukupan daya listrik,kecakapan siswa
mengakses soal secara online dll.
MOHAMAD YAMIN
19822016