Pengantar Pendidikan Isu UN

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 10

Arief, Sistem Dinamik Ujian Nasional Berbasis Komputer Untuk Meminimalkan Resiko Kecurangan Serta Meningkatkan

67

Sistem Dinamik Ujian Nasional Berbasis Komputer Untuk


Meminimalkan Resiko Kecurangan Serta Meningkatkan Efektifitas
Dan Efisiensi Anggaran
Rachman Arief 1, Erma Suryani 2
1,2
Jurusan Sistem Informasi, Fakultas Teknologi Informasi, Institut
Teknologi Sepuluh Nopember
Kampus Keputih, Sukolilo, Surabaya 60111
1
[email protected], 2 [email protected]

Abstract The Ministry of Education Indonesia held a national examination for high school students every
year with the aim of assessing the achievement of competency standards on specific subjects nationally
and as the basis of selection into the next education level. Fraud in paper-based implementation of
National Examination often found, although it can not be completely eliminated but it can be minimized.
National Exam-based computer is one of the policies that can be used to reduce the risk of fraud or
violations committed by students, teacher, schools and others who intentionally used for a particular
purpose. National Exambased computer will also improve the effectiveness and efficiency of the budget,
because it does not use paper media that will be replaced with computer media and its oversight will be
easier. In this research scenario will be simulated implementation of National Examination using a
computer-based modeling of dynamic systems. Hopefully, through modeling of dynamic systems can be
known factors that cause fraud or breach, as well as a variable in the National Exam that can be
analyzed to improve the effectiveness and efficiency of the budget, so the goal of the National
Examination can be achieved in order to improve the quality of education in Indonesia.

Keywords: Dynamic Systems, National Exam, Cheat, Efficiency and Effectiveness Of Budget

Abstrak Kementrian Pendidikan Indonesia setiap tahun mengadakan Ujian Nasional untuk siswa sekolah
menengah dengan tujuan menilai pencapaian standar kompetensi lulusan pada mata pelajaran tertentu
secara nasional dan sebagai dasar seleksi masuk jenjang pendidikan berikutnya. Kecurangan dalam
pelaksanaan Ujian Nasional berbasis kertas kerap ditemukan, meskipun tidak bisa sepenuhnya ditiadakan
tetapi dapat diminimalkan. Ujian Nasional berbasis komputer adalah salah satu kebijakan yang bisa
digunakan untuk mengurangi resiko kecurangan atau pelanggaran yang dilakukan siswa, pengawas,
sekolah dan pihak lain yang sengaja memanfaatkan untuk tujuan tertentu. Ujian Nasional berbasis
komputer juga akan meningkatkan efektifitas dan efisiensi anggaran, karena tidak menggunakan media
kertas yang akan digantikan dengan media komputer serta pengawasannya akan semakin mudah. Dalam
skenario penelitian ini akan disimulasikan pelaksanaan Ujian Nasional berbasis komputer menggunakan
pemodelan sistem dinamik. Diharapkan melalui pemodelan sistem dinamik bisa diketahui faktor
penyebab kecurangan atau pelanggaran, serta variabel dalam Ujian Nasional yang bisa dianalisis untuk
meningkatkan efektifitas dan efisiensi anggaran, sehingga tujuan dari Ujian Nasional bisa tercapai demi
peningkatan mutu pendidikan di Indonesia.

Kata kunci : Sistem dinamik, Ujian Nasional, Kecurangan, Efektifitas dan efisiensi anggaran.
1. Pendahuluan

Sejumlah penelitian telah dilakukan yang menggambarkan penggunaan pemodelan sistem


dinamik pada permasalahan bidang pendidikan dalam beberapa isu topik yaitu : Planning, Resourcing &
Budgeting, Teaching Quality, Teaching Practice, Corporate Governance, Microworlds and Enrolment
Demand (Kennedy, 2005). Munculnya permasalahan dalam manajemen pendidikan dikarenakan lembaga
pendidikan dituntut terus berkembang untuk memenuhi permintaan para stakeholdernya (Kennedy dan
Clare, 1999). Hasil identifikasi Galbraith dibidang strategy, planning, resourcing & budgeting,
menemukan bahwa banyak terdapat loops positif dan negatif. Sebagai contoh proses loop positif dalam
68 Integer Journal, Vol 1, No 2, September 2016: 67-75

meningkatkan jumlah pendaftar siswa baru dimana akan mempengaruhi penambahan jumlah staf
akademik, dari peningkatan jumlah pendaftar akan menambah jumlah siswa yang ada, kemudian akan
mempengaruhi penambahan sumber daya yang lain, seperti kelas, pengajar, gaji pegawai dan lain
sebagainya (Galbraith, 1998). Berbeda dengan yang ditemukan oleh Barlas, ketika dihadapkan dengan
meningkatnya jumlah pendaftar, ukuran kelas kecil akan tetap dipertahankan, ini berarti jumlah
pertemuan akan bertambah, yang akan mempengaruhi peningkatan beban mengajar sehingga sulit dalam
mempertahankan potensi institusi dan laju pertumbuhan akan berhenti (Barlas, 1996). Penurunan sumber
daya anggaran pada institusi pendidikan menurut Davies, dikarenakan adanya pembatasan pengeluaran
anggaran oleh pemerintah yang akan mengakibatkan melambatnya pertumbuhan institusi (Davies, 1997).
Salah satu indikator pengukuran keberhasilan dalam mendesain kebijakan pendidikan adalah prestasi
siswa dalam standarisasi skor ujian, dipengaruhi oleh beberapa variabel yang bisa diukur meliputi :
teacher-student ratio, curriculum scope, teacher attrition, student graduation rates, school accountability
ratings (Sterling, 2013).

Dalam pelaksanaan evaluasi pendidikan di Indonesia menggunakan Ujian Nasional yang


selanjutnya disebut UN sebagai alat untuk mengukur capaian kompetensi siswa secara nasional pada
jenjang pendidikan dasar dan menengah. Dalam pelaksanaan UN di Indonesia Sejak tahun 1950 hingga
tahun 2015 masih terdapat beberapa permasalahan yang timbul, mulai minimnya jumlah siswa yang lulus,
kendali mutu yang rendah, rekayasa nilai rapor, pro-kontra dihapusnya UN, dan masih terjadinya
kecurangan sampai saat ini (Hasil Evaluasi UN - BSNP, 2015). Isu yang banyak disorot oleh pemerintah
dan masyarakat saat ini adalah masalah kecurangan yang terjadi selama pelaksanaan UN berlangsung.
Tahun 2015 kementrian pendidikan mengeluarkan kebijakan pelaksanaan UN yang selama ini
menggunakan kertas (paper base test) digantikan menggunakan media komputer (computer base test).
Dalam penelitian ini akan dibuat pemodelan dan simulasi sistem dinamik pelaksanaan UN yang bisa
menggambarkan pelaksanaan UN sebenarnya. Dengan pemodelan diharapkan bisa diketahui hubungan
sebab-akibat (causal) dari variabel-variabel yang berpengaruh signifikan, sehingga diketahui dampaknya
dari berbagai intervensi pada sistem dan hasil luarannya. Sistem dinamik menjadi teknik pemodelan yang
sesuai untuk manajemen pendidikan, sistem ini dapat dicirikan sebagai interaksi rantai tertutup (atau
umpan balik) bila dikombinasikan akan membentuk struktur sistem dan berperilaku dari waktu ke waktu.

2. Tinjauan Pustaka

Tabel 1. Sumber Kajian Pustaka


Judul Penulis/Tahun Hasil

Cheating in Middle School and Paris S. Strom & Alasan-alasan yang melatar
High School, The Educational Forum Robert D. Strom (2008) belakangi siswa melakukan
Volume 71 kecurangan akademik.
Judul Penulis/Tahun Hasil

Reasons Not to Cheat, Arden Miller, Carol Identifikasi kategori alasan siswa
Academic-Integrity Shoptaugh & Jessica untuk tidak berbuat kecurangan.
Responsibility, and Frequency of Wooldridge
Cheating (2011)

The Journal of Experimental


Education, 2011, 79,
169–184
Kecurangan Dalam Ujian Nasional Fathur Rohma (2013) Faktor-faktor Penyebab Kecurangan
Di Sekolah Menengah Atas dalam Ujian Nasional.

Artikel Ilmiah Hasil Penelitian


Arief, Sistem Dinamik Ujian Nasional Berbasis Komputer Untuk Meminimalkan Resiko Kecurangan Serta Meningkatkan
69

Dynamic Systems Modeling in Jennifer Sterling Groff Penggunaan sistem dinamik untuk
Educational System Design & (2013) merancang skenario masa depan
Policy pendidikan dengan hasil yang
New Approaches In Educational
diinginkan didukung oleh data dan
Research Vol. 2. No. 2.
model masa lalu.
A Review of System Dynamics Michael Kenedy (2005) Review penggunaan sistem dinamik
Models of Educational Policy dalam bidang pendidikan untuk
Issues meningkatkan efisiensi dan kualitas.

The 29th International Conference of


the System Dynamics Society
Budgeting Models and System Dario Girardi (2011) Model Penganggaran yang fleksibel
Simulation : yang bekerja dalam kerangka dinamis
A Dynamic Approach
mampu memberikan informasi
tentang posisi keuangan.
Social Science Research Network

Implementing Performance-Based Gloria Grizzle (2014) Model untuk mengevaluasi reformasi


Program Budgeting: A anggaran yang menggabungkan
SystemDynamics Perspectiv wawasan dari penganggaran,
pelaksanaan kebijakan dan sistem
Public Administration Review,
Volume 62
dinamik.

Prosedur Operasional Standar Badan Nasional Kumpulan peraturan Pelaksanaan


Ujian Nasional Standar Pendidikan (2014) Ujian Nasional

3. Metodologi

Dalam penelitian ini mengadopsi sistem dinamik. Ada beberapa tahapan yaitu : a)
Perumusan masalah.
Kecurangan yang terjadi yang diukur dengan indeks integritas UN dan penggunaan anggaran yang
cukup tinggi merupakan isu yang akan dibahas dalam penelitian ini disamping juga isuisu yang lain
untuk mendorong terwujudnya efektifitas, efisiensi, dan transparansi penyelenggaraan UN. Pada tahap
ini dirumuskan masalah yang utama adalah mengidentifikasi variabel-variabel yang berpengaruh pada
anggaran biaya, kecurangan dan bagaimana mendesain skenario ujian berbasis komputer untuk
menggantikan ujian berbasis kertas dalam pelaksanaan UN.

b) Pengumpulan data.
Pengumpulan data yang dilakukan meliputi pada data-data histori. Data tersebut adalah, data anggaran
biaya pelaksanaan UN keseluruhan, yang didapat dari akumulasi anggaran biaya pelaksanaan UN
tingkat pusat, anggaran biaya pelaksanaan UN tingkat provinsi, anggaran biaya pelaksanaan UN
tingkat Kab/Kota, anggaran biaya pelaksanaan UN tingkat satuan pendidikan dan data tingkat
kecurangan. Data yang dipakai merupakan data pelaksanaan UN periode 2005 hingga 2014, serta
wawancara dengan pihak-pihak yang terkait dalam pelaksanaan UN.

c) Identifikasi Variabel yang berpengaruh.


Tujuan utama dalam identifikasi variabel adalah untuk mengetahui daftar-daftar variabel yang
potensial dan berpengaruh terhadap tujuan atau proses penelitian. Setelah melakukan pengumpulan
data, wawancara, observasi atau pengamatan, dibawah adalah variabelvariabel yang berpengaruh
dalam pelaksanaan UN (Tabel 2).

d) Pemodelan sistem dan validasi


70 Integer Journal, Vol 1, No 2, September 2016: 67-75

Pada tahapan pemodelan sistem, model dibangun dengan penetapan variabel-variabel anggaran biaya,
integritas, investasi IT, sarana prasarana, pelanggaran atau kecurangan, dan variabel-variabel yang
berhubungan dengan pelaksanaan UN dengan menggunakan pendekatan sistem dinamik. Pemodelan
sistem dimulai dari konseptualisasi sistem yang dilakukan melalui pembuatan model konseptual yang
digambarkan melalui diagram causal loop. Langkah selanjutnya adalah melakukan validasi terhadap
hasil simulasi dengan rumus sebagai berikut :

Tabel 2. Variabel-Variabel Pelaksanaan UN

Auxiliary / Level Variabel-variabel Pembentuk

Total Anggaran Biaya UN - Biaya pelaksanaan UN Tingkat Pusat


- Biaya pelaksanaan UN Tingkat Provinsi
- Biaya pelaksanaan UN Tingkat Kab/Kota
- Biaya pelaksanaan UN Tingkat Satuan Pendidikan

Biaya pelaksanaan UN Tingkat Pusat - Sosialisasi dan Koordinasi UN ke Daerah


- Penggandaan dan Distribusi Bahan UN
- Penskoran dan Analisis hasil UN
- Pencetakan Blanko SKHUN dan Ijazah
Biaya Pelaksanaan UN Tingkat Provinsi - Biaya Pelaksanaan UN Dispendik Tingkat Provinsi :
- Pelaksanaan sosialisasi, koordinasi dan kerja sama
- Pengawasan Pencetakan dan Pendistribusian bahan UN oleh
Provinsi
- Pengelolaan data peserta UN
- Pencetakan DKHUN
- Komputerisasi Pemeriksaan LJUN SMP
- Penyusunan dan pengiriman laporan UN Tingkat Provinsi -
Biaya Pelaksanaan UN Perguruan Tinggi :
- Pengawas Satuan Pendidikan
- Komputerisasi Pemeriksaan Lembar Jawaban UN
SMA/SMK
- Pengawasan Pencetakan dan Pendistribusian bahan UN
oleh Perguruan Tinggi
- Penyusunan dan pengiriman laporan UN Perguruan Tinggi

Biaya Pelaksanaan UN Dispendik Tingkat - Sosialisasi, koordinasi dan kerjasama persiapan


Kab/Kota pelaksanaan UN
- Pengelolaan Data Pengawas
- Pengiriman LJUN ke Provinsi
- Penyusunan dan pengiriman laporan UN Tingkat Kab/Kota

Biaya Pelaksanaan UN Tingkat Satuan - Pengambilan bahan UN dari tempat penyimpanan


Pendidikan - Pengawas ruang ujian
- Pengiriman LJUN ke kabupaten/kota
- Penyusunan dan pengiriman laporan UN Satuan Pendidikan
Arief, Sistem Dinamik Ujian Nasional Berbasis Komputer Untuk Meminimalkan Resiko Kecurangan Serta Meningkatkan
71

Tingkat Kecurangan - UN sebagai syarat kelulusan


- Kurangnya percaya diri pada siswa
- Dampak kemajuan teknologi
- Ketakutan Institusi/Pemerintah Daerah karena penurunan
prestise
- Sanksi terhadap guru karena prestasi siswa menurun
- Rendahnya prestasi siswa akibat kurangnya fasilitas

e) Skenario dan Hasil simulasi.


Sesuai dengan tujuan dari penelitian ini maka model yang telah dibangun tersebut akan dibuat suatu
skenario dengan cara menggantikan pelaksanaan UN berbasis kertas dengan berbasis komputer untuk
meningkatkan indeks integritas UN, sehingga secara otomatis akan memicu meningkatkan efektivitas dan
efisiensi anggaran biaya penyelengaraan UN. Pada tahap hasil akan dilakukan analisis terlebih dulu untuk
mengetahui perubahan struktur dan nilai parameter sebelum dan sesudah skenario. 4. Pengujian dan
Pembahasan

Gambar 1. Causal Loop Diagram Pelaksanaan UN


Pada causal loop diatas, variabel anggaran UN keseluruhan diperoleh dari akumulasi anggaran
biaya tingkat pusat, provinsi, Kab/Kota, dan satuan pendidikan yang masing-masing mempunyai variabel-
variabel pembentuk lainnya (POS Penyelenggaraan UN, 2015). Sedangkan untuk Penyebab tingkat
Kecurangan dalam Ujian Nasional terdiri dari faktor-faktor yang meliputi UN sebagai syarat kelulusan,
Kurangnya percaya diri pada siswa, Dampak kemajuan teknologi, Ketakutan Institusi/Pemerintah Daerah
karena penurunan prestise, Sanksi terhadap guru karena prestasi siswa menurun, dan rendahnya prestasi
siswa akibat kurangnya fasilitas (Rohma, 2013).
72 Integer Journal, Vol 1, No 2, September 2016: 67-75

Gambar 2. Hasil skenario Ujian berbasis komputer dan sebelum

Pada gambar 2, sebelum skenario pada tahun 2025 anggaran biaya total yang digunakan
mencapai 750,04 miliar, sedangkan setelah dilakukan skenario anggaran yang digunakan sebesar 350,14
miliar, mengalami penurunan 53% atau sebesar 400 miliar.
Setelah dilakukan skenario (gamba 4), tingkat kecurangan mengalami penurunan ratarata -12%
tiap tahun seiring diberlakukannya kebijakan pelaksanaan ujian berbasis komputer secara bertahap dan
menghilangkan UN sebagai syarat kelulusan. Pada model skenario sebuah variabel ujian berbasis
komputer yang ditambahkan dan 2 variabel lama dihilangkan yaitu UN sebagai syarat kelulusan dan
Ketakutan Institusi/Pemerintah Daerah karena penurunan prestise. Untuk variabel yang tidak berubah tapi
mengalami penurunan nilai prosentase adalah rendahnya prestasi siswa akibat kurangnya fasilitas seiring
dengan program bantuan sekolah dari pemerintah yang terus dilakukan.

Gambar 3. Hasil simulasi tingkat kecurangan sebelum skenario


Arief, Sistem Dinamik Ujian Nasional Berbasis Komputer Untuk Meminimalkan Resiko Kecurangan Serta Meningkatkan
73

Gambar 4. Hasil simulasi tingkat kecurangan setelah skenario

5. Kesimpulan dan Saran

Dari hasil pembangunan model berdasarkan kondisi saat ini (base model) dan skenario maka resume dari
penelitian ini adalah sebagai berikut :

Tabel 3. Resume Skenario


No. Tujuan Skenario Kondisi Hasil

Sebelum Anggaran biaya UN total keseluruhan pada akhir


Skenario simulasi tahun 2025 sebesar 750,04 miliar Biaya
pelaksanaan UN tingkat pusat pada akhir simulasi
tahun 2025 sebesar 219,32 miliar
Biaya pelaksanaan UN tingkat provinsi pada akhir
simulasi tahun 2025 mencapai 267,96 miliar Biaya
pelaksanaan UN tingkat kab/kota pada akhir simulasi
tahun 2025 sebesar 33,34 miliar Biaya pelaksanaan UN
tingkat satuan pendidikan pada akhir simulasi tahun
2025 mencapai 229,42 miliar

Anggaran biaya UN total keseluruhan pada akhir


simulasi tahun 2025 menjadi 350,14 miliar,
mengalami penurunan sebesar 53%
Biaya pelaksanaan UN tingkat pusat pada akhir
Meningkatkan Efisiensi simulasi tahun 2025 mencapai 59,31 miliar,
menurun sebesar 73%
biaya anggaran Ujian Setelah
1. Nasional Skenario
Biaya pelaksanaan UN tingkat provinsi pada akhir
simulasi tahun 2025 sebesar 26,92 miliar,

menurun sebesar 90%


74 Integer Journal, Vol 1, No 2, September 2016: 67-75

Biaya pelaksanaan UN tingkat kab/kota pada akhir


simulasi tahun 2025 mencapai 35,94 miliar,
mengalami peningkatan 7%

Biaya pelaksanaan UN tingkat satuan pendidikan pada


akhir simulasi tahun 2025 sebesar 227,95 miliar,
mengalami penurunan 0,6%

2. Mengurangi tingkat Sebelum Tingkat kecurangan pada akhir simulasi tahun


kecurangan Ujian Skenario 2025 mencapai 89,68%
Nasional
Setelah Tingkat kecurangan pada akhir simulasi tahun
Skenario 2025 turun menjadi 19%

Biaya tambahan yang timbul setelah dilakukan identifikasi resiko bidang teknologi hanya dikeluarkan
oleh penyelenggara ujian pada satuan pendidikan atau sekolah, karena 90% fasilitas yang digunakan
dalam ujian berbasis komputer memberdayakan fasilitas yang dimiliki oleh satuan pendidikan
sebelumnya. Sehingga kesuksesan kebijakan ujian nasional berbasis komputer tergantung dari kesiapan
dari satuan pendidikan masing-masing.
Upaya skenario dengan menggunakan ujian berbasis komputer adalah salah satu cara mengurangi
kecurangan UN dari sudut pandang teknologi, akan tetapi jika kecurangan terjadi dilakukan oleh beberapa
pihak yang bekerja sama mulai dari siswa, pengawas, guru dan sekolah maka upaya mengurangi tingkat
kecurangan dengan ujian berbasis komputer tidak akan ada artinya.
Saran untuk penelitian selanjutnya adalah memasukkan unsur sanksi yang lebih berat misal hukuman
penjara beberapa tahun bagi siapapun yang terlibat dalam kecurangan khususnya siswa dan dilaksanakan
dengan tegas. Di dalam Prosedur Operasional Standar UN 2010 sudah terdapat adanya sanksi terhadap
pelaku kecurangan yang dilakukan oleh siswa, pengawas, dan sekolah, akan tetapi sanksi tersebut terlalu
ringan hanya sanksi administratif saja dan tidak dilaksanakan sepenuhnya dengan tegas sehingga
kecurangan tetap terjadi. Matindas (2010) memaparkan beberapa hal yang mendorong terjadinya
kecurangan akademik, antara lain:
 Individu yang bersangkutan tahu hal tersebut tidak boleh dilakukan tetapi yakin bahwa individu
tersebut dapat melakukannya tanpa ketahuan.
 Individu yang bersangkutan tidak yakin bahwa perbuatan tersebut tidak akan diketahui, tetapi
individu tersebut tidak melihat kemungkinan lain untuk mencapai tujuan utamanya (lulus atau
mendapat nilai kredit untuk kenaikan), dan berharap agar perbuatannya tidak ketahuan.
 Individu yang bersangkutan tidak percaya bahwa ancaman sanksi akan benar-benar dilakukan.
 Individu yang bersangkutan tidak merasa malu apabila perbuatannya diketahui orang lain.

6. Daftar Rujukan
A Review of System Dynamics Models of Educational Policy Issues. (2005, April 15). London, United Kingdom:
System Dynamics Society.
Akdemir, O., & Oguz, A. (2008). Computer-based testing: An alternative for the assessment of Turkish
undergraduate students. Computers & Education , 1198–1204.
Akuntono, I. (2015, Mei 5). Kemendikbud Tekan Kecurangan UN dengan Indeks Integritas. Dipetik Maret 18, 2016,
dari Kompas.com: http://nasional.kompas.com/
Alawiyah, F. (2012, Mei). Pelaksanaan Ujian Nasional 2012 . Jakarta, DKI Jakarta: (P3DI) Setjen DPR RI.
Girardi, D., Giacomello, B., & Gentili, L. (2013, Desember 15). Budgeting Models and System Simulation: A
Dynamic Approach. SSRN Konpers Pemanfaatan Hasil UN. (2015, Mei 18). Jakarta, Indonesia:
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan RI.
Matindas, R. (2010). Mencegah kecurangan akademik. Dipetik Juli 2016, dari
http://budimatindas.blogspot.com/2010/08/mencegah-kecurangan-akademik.html
Mingat, A., & Tan, J.-P. (2003). Tools for Education Policy Analysis. Washington: The International Bank for
Reconstruction and Development / The Word Bank.
Arief, Sistem Dinamik Ujian Nasional Berbasis Komputer Untuk Meminimalkan Resiko Kecurangan Serta Meningkatkan
75

Nirmalakhandan, N. (2013). Improving problem-solving skills of undergraduates through computerized dynamic


assessment. Procedia - Social and Behavioral Sciences , 615 – 621. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Nomor 75 Pasal 1 ayat 1. (2009, Oktober 13). Ujian Nasional Sekolah Menengah . Jakarta, Indonesia.
Piaw, C. Y. (2012). Replacing paper-based testing with computer-based testing in assessment: Are we doing wrong?
Procedia - Social and Behavioral Sciences , 655 – 664.
Piaw, C. Y., & Mohd, Z. D. (2013). Effects of computer-based educational achievement test on test performance and
test takers motivation. Computers in Human Behavior , 1889–1895.
POS Penyelenggaraan UN. (2015, Desember 22). Jakarta, Indonesia: Badan Standar Nasional Pendidikan.
Rohma, F. (2013). Kecurangan Ujian dalam Nasional. Artikel Ilmiah Hasil Penelitian Mahasiswa 2013 ,
4.
Sosialisasi Penyelenggaraan UN. (2015, Desember 30). Jakarta, Indonesia: Badan Standar Nasional Pendidikan.
Sosialisasi UN. (2015, Februari 25). Penggandaan, Pendistribusian, dan Pengelolaan Dana Bahan UN . Jakarta,
Indonesia: Balitbang Kemdikbud.
Strom, P. S. (2007, Januari 30). The Educational Forum. Cheating in Middle School and High School .London,
United Kingdom: Routledge.
Survei UPI: Pengalaman UN 2004-2013. (2013, Oktober 2). Dipetik Maret 18, 2016, dari SuaraPembaruan:
http://sp.beritasatu.com/
Suryani, E. (2006). Pemodelan dan Simulasi.Jogjakarta: Graha Ilmu.Terzis, V., N. Moridis, C., & A.Economides, A.
(2012). How student’s personality traits affect

 Sudut Pandang mengenai UNBK

UJIAN NASIONAL BERBASIS KOMPUTER (UNBK)

Pelakanaan UNBK memiliki tujuan salah satunya yaitu untuk terlaksananya UN secara
jujur. Karena ternyata meskipun capaian nilai ujian nasional rata-rata sekolah di Indonesia tinggi
namun banyak pula temuan rendahnya indeks integritas sekolah. Setiap kali dilaksanakan Ujian
Nasional selalu ada temuan berbagai kecurangan dalam pelaksanaannya.

Sejak tahun 2015 Kemendikbud memperkenalkan Indeks Integritas Ujian Nasional (IIUN)
dengan tujuan dapat mewujudkan cita-cita terlaksananya Ujian Nasional secara jujur. Hasil
temuan di tahun 2015 menunjukkan tingkat kecurangan 0% pada pelaksanaan UNBK
dibandingkan dengan pelaksanaan Ujian Nasional Berbasis Pinsil dan Kertas yang memiliki
tingkat kecurangan bervariasi.

Dengan demikian UNBK sangat sejalan dengan pendidikan berkarakter bagi anak. Kejujuran
merupakan salah satu karakter yang sudah semakin langka di Negara tercinta ini. Sehingga KPK
pun menjadi bertambah berat tugasnya. Hakim dan Pengacara pun semakin banyak PR nya untuk
mengadili para Pelaksana Kebijakan yang ternyata tidak menjunjung tinggi “Kejujuran”.

 Pro Kontra mengenai UNBK

Pro : Memandang bahwa UNBK sangat menghemat anggaran dan distribusi materi soalnya cepat
dan murah,efisien dan dapat mempersempit peluang kebocoran soal.Sehingga siswa mengerjakan
soalnya dengan penuh kejujuran.

Kontra : Memandang UNBK sangat rumit dan sulit diterapkan.Karena tidak setiap sekolah
mempunyai fasilitas untuk UNBK,bahkan banyak sekolah yang meminjam laptop siswanya
untuk melakukan UNBK karena kekurangan fasilitas.
76 Integer Journal, Vol 1, No 2, September 2016: 67-75

Kenyataannya banyak yang kontra mengenai isu tersebut

Menurut saya masyarakat wajar banyak yang kontra terhadap UNBK.Karena merasa
tidak memperoleh dukungan penuh dari pemerintah terhadap kesiapan sekolah.Jika pemerintah
hanya menanyakan soal kesiapan,tanpa memberikan solusi keberdayaan setiap sekolah,maka
UNBK selamanya tidak akan siap. UNBK memerlukan kelengkapan prasyarat yang tidak
sederhana.Misalnya, ketersediaan PC tiap sekolah,kecukupan daya listrik,kecakapan siswa
mengakses soal secara online dll.

MOHAMAD YAMIN
19822016

You might also like