Analisis Penerapan Akuntansi Keperilakuan Terhadap Mahasiswa Akuntansi Stie Sakti Alam Kerinci
Analisis Penerapan Akuntansi Keperilakuan Terhadap Mahasiswa Akuntansi Stie Sakti Alam Kerinci
Analisis Penerapan Akuntansi Keperilakuan Terhadap Mahasiswa Akuntansi Stie Sakti Alam Kerinci
ABSTRACT
This research was conducted to population of this researchis the college student study program
Accounting in Sakti Alam Kerinci School of Economic. In this study the researchers took a sample of
98 students Accounting as respondents in this study analysis tool used is Descriptive Analysis intends
to describe the characteristics of each research variable that is the achievement of respondents' answers
(TCR) and also use Utility Theory and Contingency Theory to see the application of Behavior
Accounting in Accounting Student Sakti Alam Kerinci School of Economic. Based on the result of
Descriptive Analysis, there are achievement of respondent's answer (TCR) that is on Utility theory of
decision making variables with highest percentage of 78%, Knowledge Mastery with 77.25%,
Information Of All Unconscious Events 76%, while contingency theory on Framework Waterhaouse
and Tiessen75.25% work, Gordon and Miller77.25% Framework, Macintosh and Daft72.75%
Framework, 80.5% Macintosh Framework, and Ewusi Framework Mensah79.75%,. It can be explained
that the application of behavioral accounting in view of Utility Theory and Contingency Theory at value
is good to apply with an average TCR of 75,58%.
ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan terhadap mahasiswa program studi mahasiswa Akuntansi di STIE Sakti Alam
Kerinci dimana sampel penelitian ini sebanyak 98. Penelitian ini menggunakan Analisis Deskriptif yang
bermaksud untuk mendeskripsikan karakteristik masing-masing variabel penelitian yaitu pencapaian
jawaban responden (TCR) dan juga menggunakan Teori Utilitas dan Teori Kontijensi untuk melihat
bagaiman penerapan Perilaku Akuntansi pada Mahasiswa Akuntansi STIE Sakti Alam
Kerinci.Berdasarkan hasil Analisis Deskriptif, terdapat jawaban responden (TCR) yaitu pada Teori
Utilitas variabel pengambilan keputusan dengan persentase tertinggi 78%, Penguasaan Atas
Pengetahuan 77,25%, Informasi Dari Semua Peristiwa Yang Tidak Diamati 76%, sedangkan teori
kontingensi pada Kerangka kerja Waterhaouse dan Tiessen75.25%, Kerangka Gordon dan Miller
77.25%, Kerangka Macintosh dan Daft 72.75%, Kerangka Macintosh 80.5%, dan Kerangka Ewusi
Mensah 79.75%. Dapat dijelaskan bahwa penerapan akuntansi perilaku dalam pandangan Teori Utilitas
dan Teori Kontingensi berada pada nilai Baik dengan rata-rata TCR sebesar 75,58%.
Detail Artikel :
Diterima : 30 November 2018
Disetujui : 7 Januari 2019
DOI : 10.22216/jbe.v4i1.3834
LLDIKTI Wilayah X 51
Jurnal Benefita 4(1) Februari 2019 (51-69)
PENDAHULAN
Seiring dengan berkembangnya zaman disertai dengan perubahan perilaku manusia
yang mana seorang profesional harus memiliki perilaku dan etika yang merupakan paradigma
atau cara pandang dan sekumpulan aturan perilaku atau kode moral yang harus ditaati oleh
pihak yang menjalankan profesi tersebut.
Banyaknya kasus yang menyeret nama-nama akuntan profesional dan juga kantor
akuntan publik (KAP) membuat profesi akuntan publik akhir-akhir ini mendapatkan
pandangan negatif dari masyarakat. Apalagi sejak munculnya kasus Enron ke publik semakin
membuat krisis kepercayaan terhadap akuntan publik, yang membuat KAP tersebut mendapat
sanksi tegas dari pemerintah Amerika Serikat, sekaligus menandakan berakhirnya era
keemasan KAP Arthur Andersen (AA). Kasus tersebut kemudian menjadi pemicu penyusunan
US. Sarbanes-Oxley Act (SOX), serta mendorong reformasi akuntabilitas dan tata kelola di
perusahaan maupun bagi profesi akuntansi. Di Indonesia, beberapa kali muncul kasus
pelanggaran kode etik oleh para akuntan profesional seperti skandal penyuapan pajak oleh
KPMG-Siddharta Siddharta & Harsono pada tahun 2001 (Sarmigi, 2018).
Neumann & Morgenstern dalam (Suartana, 2010) mengusulkan teori utilitas yang
diharapkan sebagai teori perilaku “seharusnya”, ini tidak dimaksudkan untuk menggambarkan
bagaimana orang-orang benar-benar berperilaku, tetapi bagaimana orang akan berperilaku jika
mereka mengikuti persyaratan tertentu dalam pembuatan keputusan rasional.
Pendekatan teori Kontijensi untuk merancang sistem akuntansi menyatakan bahwa
suatu strategi umum bisa digunakan untuk semua organisasi tidaklah ada. Saat ini perumusan
kontijensi telah mempertimbangkan pengaruh dari teknologi, struktur organisasi, dan
lingkungan dalam upaya untuk menjelaskan bagaimana sistem akuntansi berbeda dalam
berbagai situasi (Suartana, 2010).
Menurut (Suartana, 2010) Akuntansi keperilakuan memperhatikan hubungan antara
perilaku manusia dan akuntansi. Akuntansi keperilakuan juga berkepentingan pada bagaimana
pengaruh tersebut dapat dirubah oleh perubahan era atau gaya yang dibawa dan bagaimana
laporan akuntansi dan prosedur dapat digunakan paling efektif untuk membantu individu dan
organisasi mencapai tujuan mereka.
Bibit-bibit perilaku tidak etis dikalangan profesional ini sebenarnya sudah tumbuh
bahkan sejak sebelum menjadi mahasiswa (sejak SMU ke bawah). Perilaku tersebut, disadari
atau tidak, terpupuk oleh aktivitas keseharian dalam kuliah. Salah satu perilaku tidak etis dalam
aktivitas keseharian mahasiswa adalah perilaku menyontek/ menjiplak (Riza, 2012).
Hubungan teori utilitas dengan penerapan akuntansi keperilakuan terhadap mahasiswa
akuntansi adalah dimana perguruan tinggi merupakan penghasil sumber daya manusia yang
professional yang diharapkan dapat memenuhi kebutuhan pasar yang ada, oleh karena itu
dituntut dapat menghasilkan tenaga profesional yang memiliki kualifikasi keahlian sesuai
bidang ilmunya, dan juga memiliki perilaku yang baik. Fenomena yang terjadi pada masalah
penerapan akuntansi keperilakuan di kalangan mahasiswa adalah menyangkut masalah
kepercayaan masyarakat terhadap profesi yang dijalankan di masa mendatang dalam
melaksanakan tugasnya di bidang ilmu masing masing. Oleh karena itu dalam praktiknya
diharapkan bahwa keputusan yang akan diambil nanti hendaknya rasional.
Sementara itu hubungan teori kontijensi dengan penerapan akuntansi keperilakuan
terhadap mahasiswa akuntansi, dimana setiap keputusan etis yang hendak diambil oleh seorang
akuntan pada saat ini sangatlah pelik, oleh karena itu dalam pengambilan keputusan tersebut
hendaknya dengan mempertimbangkan pengaruh teknologi, struktur organisasi dan teori serta
lingkungan agar keputusan yang akan diambil tidak menyalahi regulasi yang berlaku dan tidak
melanggar kode etik akuntan tersebut.
Perilaku etis hendaknya diajarkan sejak dini agar dapat meminimalisir risiko
terulangnya lagi kasus-kasus yang menurunkan citra profesi akuntan publik di masyarakat.
LLDIKTI Wilayah X 52
Jurnal Benefita 4(1) Februari 2019 (51-69)
Perilaku mahasiswa perlu diteliti untuk mengetahui sejauh mana mereka akan berperilaku etis
atau tidak di masa yang akan datang (Hastuti, 2007).
Dalam penelitian ini, peneliti mengambil responden mahasiswa akuntansi Sekolah
Tinggi Ilmu Ekonomi Sakti Alam Kerinci (STIE-SAK) karena STIE-SAK memiliki program
studi Akuntansi yang relatif masih baru dan merupakan satu-satunya perguruan tinggi di
Kabupaten Kerinci yang memiliki program studi akuntansi. Oleh karena itu, peneliti
berkeinginan melihat bagaimana perilaku mahasiswa program studi Akuntansi di STIE-SAK
yang masih menempuh masa perkuliahan, apakah pemahaman tentang keperilakuan sudah
memadai atau belum karena sampai saat ini para alumni program studi Akuntansi STIE-SAK
belum ada yang bekerja sebagai akuntan publik atau pun auditor.
Dari penjelasan di atas adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
bagimanakah Penerapan Akuntansi Keperilakuan terhadap Mahasiswa Akuntansi di STIE-
SAK.
METODE PENELITIAN
Ruang Lingkup Penelitian
Ruang iingkup penelitian ini menganalisis Penerapan Akuntansi Keperilakuan terhadap
Mahasiswa Akuntansi STIE – SAK pelaksanan mulai pada bulan Desember 2017 sampai
dengan bulan Maret 2018.
Populasi
Populasi dalam penelitian ini dalah mahasiswa Program Studi Akuntansi STIE–SAK
yang sedang dan telah mengambil mata kuliah auditing 1 yakni sebanyak 130 orang.
Sampel
Penyampelan atas responden dilakukan secara Total sampling. Total sampling adalah
teknik penentuan sampel dimana jumlah sampel sama dengan populasi, digunakan karena
informasi yang akan diambil berasal dari sumber yang sengaja dipilih berdasarkan kriteria yang
telah ditetapkan peneliti dari populasi yang memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi.
Tabel 1
Rincian Penyebaran Kuesioner dan Pengembalian Kuesioner
Tabel berikut juga menginformasikan tingkat pengembalian (response rate)
No Keterangan Jumlah Persentase
1 Kuesioner yang disebaar 130 100%
2 Kuesioner yang kembali 98 75,38%
3 Kuesioner yang tidak kembali 32 24,62%
4 Tingkat pengembalian yang digunakan 98 75,38%
Sumber : hasil jawaban responden yang diolah
Kuesioner yang kembali sebanyak 98, dimana semuanya dapat digunakan tingkat
pengembalian kuesionernya (response rate) yang dapat digunakan (response use) sebesar
75,38%, dihitung dari persentase jumlah kuesioner yang kembali ( 98 kuesioner) dibagi total
yang dikirim (130 kuesioner).
Jenis data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian adalah data primer. Data primer adalah data
yang diperoleh langsung atau dikumpulkan langsung dari sumber penelitian. Data primer yang
LLDIKTI Wilayah X 53
Jurnal Benefita 4(1) Februari 2019 (51-69)
digunakan dalam bentuk kusioner yang terdiri dari item-item pertanyaan yang merujuk pada
variabel-variabel.
Sumber data
Sumber data dalam penelitian ini dilakukan pada mahasiswa Program Studi Akuntansi
STIE Sakti Alam Kerinci dengan kriteria tahun 2018 dan tahun akademik 2017/2018.
Tabel 2
Ukuran Jawaban Kuesioner
Pilihan Jawaban Bobot Nilai
Pertanyaan Positif Pertanyaan Negatif
Sangat setuju 4 1
Setuju 3 2
Tidak setuju 2 3
Sangat tidak setuju 1 4
Sumber : Ridwan (2010)
Definisi Operasional
Tabel 3
Kisi-kisi Instrumen Yang di Perlakukan Untuk Penerapan Akuntansi Keperilakuan
Terhadap Mahasiswa Akuntansi STIE Sakti Alam Kerinci
Variabel Indikator Nomor Jumlah
Penelitian Pertanyaan Pertanyaan
Pengambilan Keputusan 1,2,3 3
Penguasaan Atas Pengetahuan 1,2,3,4 4
Teori Utilitas
Informasi Dari Semua Peristiwa Yang Tidak 1,2,3,4 4
Diamati
JUMLAH TEORI UTILITAS 11 11
Kerangka Kerja Waterhaouse dan Tiessen
1. Rancangan efisien 1 1
2. Perencanaan 2 1
3. Alokasi sumber dana 3 1
Teori Kerangka Kerja Gordon Dan Miller
Kontinjensi 1. Rancangan sistem imformasi 1 1
2. Pola tampaknya lingkungan 2 1
3. Jenis keputusan tidak tersebar secara acak 3 1
Kerangka Kerja Macintosh Dan Daft
1. Karakteristik organisasi 1 1
LLDIKTI Wilayah X 54
Jurnal Benefita 4(1) Februari 2019 (51-69)
Uji Reliabilitas
Ghozali (2011) mengatakan bahwa uji reliabilitas merupakan alat untuk mengukursuatu
kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Kuesioner dikatakanreliabel
atau handal ketika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari
waktu ke waktu. Data yang reliabel dalam instrumen penelitian berarti data tersebut dapat
dipercaya. Untuk mengukur reliabilitas konsistensi internal peneliti menggunakan teknik
cronbach alpha, dimana besarnya nilai alpha yang dihasilkan dibandingkan dengan indeks: >
0,800 termasuk tinggi; 0,600 - 0,799 termasuk sedang; < 0,600 termasuk rendah, data dikatakan
reliabel apabila nilai alpha > 0,600 (Ghozali, 2011).
∑ 𝑓𝑖 𝑥 𝑊𝑜
𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑠𝑘𝑜𝑟 =
∑𝑓
Keterangan:
∑fi = Total frekuensi ke i
Wo = Bobot
∑f = Total frekuensi
LLDIKTI Wilayah X 55
Jurnal Benefita 4(1) Februari 2019 (51-69)
Keterangan :
TCR = Tingkat Capaian Responden
Rs = Rata-rata skor jawaban responden
n = Nilai skor jawaban
Tabel 4
Berdasarkan Jenis Kelamin
No Jenis kelamin Jumlah Persentase
1 Laki-laki 38 38,73%
2 Perempuan 60 61,22%
Total 98 100%
Sumber: hasil jawaban responden yang diolah
Tabel 5
Berdasarkan Daerah Asal
No Daerah asal Jumlah Persentase
1 Kerinci 53 54,08%
2 Sungai penuh 40 40,82%
3 Lainnya 5 5,10%
Total 98 100%
Sumber: hasil jawaban responden yang diolah
Tabel 6
Berdasarkan Semester
No Semester Frekuensi Persentase
1 4 29 29,59%
2 6 36 36,74%
3 8 33 33,67%
4 Di atas 8 0 0%
Total 98 100%
Sumber: hasil jawaban responden yang diolah
LLDIKTI Wilayah X 56
Jurnal Benefita 4(1) Februari 2019 (51-69)
yang berarti masing-masing item dari pertanyaan adalah valid. Dengan demikian syarat
validitas dari alat ukur terpenuhi.
Uji Reliabilitas
Nilai reliabilitas dilihat dari cronbach alpha masing- masing instrumen penelitian, jika
memiliki nilai cronbach alpha lebih besar dari 0,7 dianggap reliabel (Priyanto, 2010).
Berdasarkan hasil olahan SPSS 24 didapatkan nilai cronbach alpha lebih besar dari 0,7, maka
dapat disimpulkan bahwa semua pertanyaan untuk setiap variabel teruji realibilitasnya
sehingga dinilai cukup keterandalannya. Dengan demikian syarat reliabilitas alat ukur
terpenuhi.
Tabel 7
Gambaran Pola Jawaban Kuisioner Pengambilan Keputusan
ITEM JAWABAN RESPONDEN TOTAL
N
PERTANYA SKO KRITE
O SS S TS STS N TCR
AN R RIA
Mahasiswa
Akuntansi
STIE 21 68 9 0 98
Sakti Alam
Kerinci sudah
mampu
1 mengikuti 306 78%
Baik
perkembangan
perubahan 21,43 69,39 100
9,18% 0%
peraturan yang % % %
berkaitan
dengan laporan
keuangan.
Mahasiswa
Akuntansi
STIE 21 64 12 1 98
Sakti Alam
Kerinci sudah
76,75
2 mampu 301 Baik
%
mengambil
keputusan 21,43 65,31 12,24 1,02 100
dari studi kasus % % % % %
di setiap tugas
kuliah.
Mahasiswa
Akuntansi
STIE 24
58 15 1 98
Sakti Alam 76,75
3 301 Baik
Kerinci sudah %
mampu dan
siap untuk 24,49 59,18 15,31 1,02 100
% % % % %
LLDIKTI Wilayah X 57
Jurnal Benefita 4(1) Februari 2019 (51-69)
menerapkan
ilmu yang di
peroleh dari
dunia
perkulihan
ke dunia kerja.
77,17
Jumlah Rata – rata Baik
%
Sumber: hasil jawaban responden yang diolah
Berdasarkan tabel di atas maka dapat diperoleh gambaran jawaban responden terhadap
pertanyaan Pengambilan Keputusan itu Sendiri bahwa TCR yang paling rendah terdapat pada
item pertanyaan No.3 yakni sebesar 76,75% dimana responden memiliki jawaban yang cukup
banyak pada item jawaban tidak setuju (TS) Kemudian dilanjutkan dengan pertanyaan nomor
2 dengan TCR 76,75%. Dari tabel terlihat bahwa mayoritas responden menjawab pada item
pertanyaan 1 yaitu dengan TCR sebesar 78% Jadi Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan
bahwa Analisis Penerapan Akuntansi Keperilakuan Terhadap Mahasiswa Akuntansi STIE
Sakti Alam Kerinci dilihat dari sudut pandang Penguasaan Atas Pengetahuan Baik untuk
diterapkan di Mahasiswa Akuntansi STIE Sakti Alam Kerinci dengan rata – rata TCR 77,17%.
Tabel 8
Gambaran Pola Jawaban Kuisioner Penguasaan Atas Pengetahuan
ITEM JAWABAN RESPONDEN TOTAL
N
PERTANYA SKO KRITER
O SS S TS STS N TCR
AN R IA
Mahasiswa
Akuntansi
STIE Sakti
Alam Kerinci 19 54 24 1 98
sudah mampu
menguasai
mata kuliah
yang
1 diberikan oleh 287 73,25 Cukup
dosen Baik
pengantar
akuntansi 19,39 55,10 24,49 1,02 100
dengan bukti % % % % %
mampu
membuat
laporan
keuangan.
Mahasiswa
Akuntansi
STIE Sakti
Cukup
2 Alam Kerinci 20 54 22 2 98 288 73,5
Baik
sudah mampu
menguasai
mata kuliah
LLDIKTI Wilayah X 58
Jurnal Benefita 4(1) Februari 2019 (51-69)
akuntansi
keuangan
dengan bukti
mampu
menghitung
20,41 55,10 22,45 2,04 100
dan
% % % % %
memberikan
laporan
keuangan
yang relevan.
Mahasiswa
Akuntansi
STIE Sakti 15 66 17 0 98
Alam Kerinci
sudah mampu
menguasai
mata kuliah Cukup
3 303 74,5
akuntansi Baik
manajemen
15,31 67,35 17,35 100
dengan bukti 0%
% % % %
mampu
mengendalika
n laporan
keuangan.
4 Mahasiswa
Akuntansi
STIE Sakti 24 60 13 1 98
Alam Kerinci
sudah mampu
menguasai
mata kuliah
akuntansi 303 77, 25 Baik
biaya dengan
bukti mampu 100
24,49 61,22 13,27 1,02
menghitung %
dan mengelola
biaya produksi
dan
operasional.
74,63 Cukup
Jumlah Rata – rata
% Baik
Sumber: hasil jawaban responden yang diolah
Berdasarkan tabel di atas maka dapat diperoleh gambaran jawaban responden terhadap
Penguasaan Atas Pengetahuan. Bahwa TCR yang paling rendah terdapat pada item pertanyaan
No 1 yakni sebesar 73,25% Kemudian pertanyaan No 2 dengan TCR 73,5% dan pertanyaan
nomor 3 dengan TCR sebesar 74,5%. Dari tabel terlihat bahwa mayoritas responden menjawab
pada item pertanyaan 4 yaitu dengan TCR 77,25 %. Jadi Berdasarkan data tersebut dapat
disimpulkan bahwa Analisis Penerapan Akuntansi Keperilakuan Terhadap Mahasiswa
LLDIKTI Wilayah X 59
Jurnal Benefita 4(1) Februari 2019 (51-69)
Akuntansi STIE Sakti Alam Kerinci dilihat dari sudut pandang Penguasaan Atas Pengetahuan
sudah Cukup Baik untuk diterapkan dengan rata – rata TCR 74,63%.
Tabel 9
Gambaran Pola Jawaban Kuisioner Informasi Dari Semua Peristiwa Yang Tidak
Diamati
ITEM JAWABAN RESPONDEN TOTAL
N
PERTANYAA SKO KRITE
O SS S TS STS N TCR
N R RIA
Mahasiswa
Akuntansi
STIE Sakti 19
64 15 0 98
Alam Kerinci
sudah mampu
memberikan
informasi
mengenai
1 298 76% Baik
peristiwa
peristiwa
ekonomi yang 19,3 65,31 15,31 100
0%
relevan yang 9% % % %
dapat berguna
dalam berbagai
jenis model
keputusan.
Mahasiswa
Akuntansi 17
55 24 2 98
STIE Sakti
Alam Kerinci
sudah mampu
melaporkan
neraca yang
72,25 Cukup
2 dianggap 283
% Baik
sebagai suatu
17,35 56,12 24,49 2,04 100
indikator dari
% % % % %
posisi keuangan
perusahaan
pada satu titik
tertentu di satu
waktu.
Mahasiswa
Akuntansi
STIE Sakti
Alam Kerinci
Cukup
3 sudah mampu 18 56 22 2 98 286 73%
Baik
memaksimalka
n keakuratan
peramalan
laporan -
LLDIKTI Wilayah X 60
Jurnal Benefita 4(1) Februari 2019 (51-69)
laporan
akuntansi
dengan
berfokus pada
atribur - atribut
18,37 57,14 22,45 2,04 100
yang paling
% % % % %
relevan dari
peristiwa –
peristiwa yang
sangat penting
bagi pengguna.
4 Mahasiswa
Akuntansi
STIE Sakti
63 17 0 98
Alam Kerinci 18
sudah mampu
untuk
memenuhi
tujuan dari teori
peristiwa 75,25 Cukup
295
normatif dari % Baik
akuntansi
adalah dengan 18,37 64,29 17,35 100
0%
mengintegrasik % % % %
an pendekatan
peristiwa
dengan
pedekatan basis
data.
74,13 Cukup
Jumlah Rata – rata
% Baik
Sumber: hasil jawaban responden yang diolah
Berdasarkan tabel di atas maka dapat diperoleh gambaran jawaban responden terhadap
Informasi Dari Semua Peristiwa Yang Tidak Diamati.bahwa TCR yang paling rendah terdapat
pada item pertanyaan No. 2 yakni sebesar 72,25% dimana responden memiliki jawaban yang
cukup banyak pada item jawaban tidak setuju (TS) Kemudian dilanjutkan dengan pertanyaan
nomor 3 dengan TCR 73,% dan pertanyaan nomor 4 dengan TCR sebesar 5,25% Dari tabel
terlihat bahwamayoritas responden menjawab pada item pertanyaan 1 dengan TCR sebesar
76%. Jadi Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa Analisis Penerapan Akuntansi
Keperilakuan Terhadap Mahasiswa Akuntansi STIE Sakti Alam Kerinci dilihat dari sudut
pandang Informasi Dari Semua Peristiwa Yang Tidak Diamati Cukup Baik untuk diterapkan
di Mahasiswa Akuntansi STIE Sakti Alam Kerinci dengan rata rata 74,13%.
LLDIKTI Wilayah X 61
Jurnal Benefita 4(1) Februari 2019 (51-69)
Tabel 10
Gambaran Pola Jawaban Kuisioner Kerangka Kerja Waterhaouse dan Tiessen
ITEM JAWABAN RESPONDEN TOTAL
N
PERTANYA SKO KRITE
O SS S TS STS N TCR
AN R RIA
Mahasiswa
Akuntansi
STIE
Sakti Alam 19 55 23 1 98
Kerinci sudah
mampu
membuat
73,5 Cukup
1 perencanaan 288
% Baik
dalam
mengaudit
bagian 19,39 56,12 23,47 1,02 100
keuangan di % % % % %
mata kuliah
pemeriksaan
akuntansi.
Mahasiswa
Akuntansi
STIE 18 55 25 0 98
Sakti Alam
Kerinci sudah
73,25 Cukup
2 mampu 287
% Baik
mengukur
sumber daya 56,12 25,51 100
18,37% 0
dalam % % %
kegiatan
audit.
Mahasiswa
Akuntansi
STIE
Sakti Alam 23 54 20 1 98
Kerinci sudah
mampu
mengukur 75,25 Cukup
3 295
kebutuhan % Baik
yang
digunakan
55,10 20,41 1,02 100
dalam 23,47%
% % % %
menyiapkan
kebutuhan
anggaran.
Cukup
Jumlah Rata – rata 74%
Baik
Sumber: hasil jawaban responden yang diolah
LLDIKTI Wilayah X 62
Jurnal Benefita 4(1) Februari 2019 (51-69)
Berdasarkan tabel di atas maka dapat diperoleh gambaran jawaban responden terhadap
Kerangka Kerja Waterhaouse dan Tiessen bahwa skor TCR yang paling rendah terdapat pada
item pertanyaan No. 2 yakni sebesar 73, 25% dimana responden memiliki jawaban yang cukup
banyak pada item jawaban tidak setuju (TS) Kemudian dilanjutkan dengan pertanyaan nomor
1 dengan TCR 73,5%. Dari tabel terlihat bahwa mayoritas responden menjawab pada item
pertanyaan 3 yaitu dengan TCR sebesar 75,25%. Jadi Berdasarkan data tersebut dapat
disimpulkan bahwa Analisis Penerapan Akuntansi Keperilakuan Terhadap Mahasiswa
Akuntansi STIE Sakti Alam Kerinci dilihat dari sudut pandang Kerangka Kerja Waterhaouse
dan Tiessen Cukup Baik untuk diterapkan di Mahasiswa Akuntansi STIE Sakti Alam Kerinci
dengan rata–rata TCR 74%.
Tabel 11
Gambaran Pola Jawaban Kuisioner Kerangka Kerja Gordon dan Miller
ITEM JAWABAN RESPONDEN TOTAL
N
PERTANYAA SK KRITE
O SS S TS STS N TCR
N OR RIA
Mahasiswa
Akuntansi
STIE Sakti 18 58 21 1 98
Alam
Kerinci sudah
mampu
membuat
Rancangan 73,75 Cukup
1 289
sistem % Baik
imformasi
18,37 59,18 21,43 1,02 100
akuntansi
% % % % %
dibuktikan
dengan
membuat bagan
aliran atau
flowcharts.
Mahasiswa
Akuntansi
STIE Sakti
Alam 25 55 18 0 98
Kerinci sudah
mampu 76,75
2 301 Baik
menghindari %
Pola tampaknya
lingkungan
55,10 18,37 100
negatif di 25,51% 0
% % %
STIE Sakti
Alam Kerinci.
Mahasiswa
Akuntansi
77,25
3 STIE Sakti 26 57 13 2 98 303 Baik
%
Alam
LLDIKTI Wilayah X 63
Jurnal Benefita 4(1) Februari 2019 (51-69)
Kerinci sudah
mampu
membedakan
Jenis keputusan
tidak tersebar
secara 58,16 13,27 2,04 100
26,53%
acak atau secara % % % %
teratur di
perkulihan
maupun di
lingkungan
masyarakat.
75,92
Jumlah Rata – rata Baik
%
Sumber: hasil jawaban responden yang diolah
Tabel 12
Gambaran Pola Jawaban Kuisioner Kerangka Kerja Macintosh dan Daft
ITEM JAWABAN RESPONDEN TOTAL
N
PERTANYA SKO KRITER
O SS S TS STS N TCR
AN R IA
Dalam kasus
kecurangan
interdependes
i 15 57 22 4 98
departemental
, rata - rata
kontrol yang
baik adalah
27 71,25 Cukup
1 standardisasi
9 % Baik
dan lebih
menggantung
kan terhadap 15,31 58,16 22,45 4,08 100
prosedur % % % % %
operasional
standar
dibandingkan
dana
LLDIKTI Wilayah X 64
Jurnal Benefita 4(1) Februari 2019 (51-69)
operasional
atau laporan
statistik.
Dalam kasus
rangkaian
interdependes
i 15 56 26 1 98
departemental
, hal kontrol
baik yang
dipilih adalah
perencanaan
dan
28 71,75 Cukup
2 pengukuran
1 % Baik
dengan lebih
menggantung
kan pada dana 15,31 57,14 26,53 1,02 100
operasional % % % % %
dan laporan
statistik
dibandingkan
prosedur
operasional
standar.
Dalam kasus
berbalasan
interdependes 15 60 22 1 98
i
departemental
, kontrol yang
terbaik
diharapkan
adalah
penyesuaian
dana 72,75 Cukup
3 285
bersama; % Baik
kurang
15,31 61,22 22,45 1,02 100
menggantung
% % % % %
kan pada
dana
operasional,
laporan
statistik dan
prosedur
operasional
standar.
71,92 Cukup
Jumlah Rata – rata
% Baik
Sumber: hasil jawaban responden yang diolah
LLDIKTI Wilayah X 65
Jurnal Benefita 4(1) Februari 2019 (51-69)
Berdasarkan tabel di atas maka dapat diperoleh gambaran jawaban responden terhadap
Kerangka Kerja Macintosh dan Daft bahwa skor TCR yang paling rendah terdapat pada item
pertanyaan No. 1 yakni sebesar 71,25% dimana responden memiliki jawaban yang cukup
banyak pada item jawaban tidak setuju (TS) dan sangat tidak setuju (STS) Kemudian
dilanjutkan dengan pertanyaan no 2 dengan TCR 71,75%. Dari tabel terlihat bahwa mayoritas
responden menjawab pada item pertanyaan 3 Dengan TCR sebesar 72,75%. Jadi Berdasarkan
data tersebut dapat disimpulkan bahwa Analisis Penerapan Akuntansi Keperilakuan Terhadap
Mahasiswa Akuntansi STIE Sakti Alam Kerinci dilihat dari sudut pandang Kerangka Kerja
Macintosh dan Daft Cukup Baik untuk diterapkan di Mahasiswa Akuntansi STIE Sakti Alam
Kerinci dengan rata–rata TCR 71,92%.
Tabel 13
Gambaran Pola Jawaban Kuisioner Kerangka Kerja Macintosh
ITEM JAWABAN RESPONDEN TOTAL
N
PERTANYA SKO KRITER
O SS S TS STS N TCR
AN R IA
Mahasiswa
Akuntansi
STIE Sakti
58 6 2 98
Alam 32
Kerinci sudah
mampu
31
1 memilih 80,5% Baik
6
Model
jenis
32,65 59,18 6,12 2,04 100
keputusan
% % % % %
dalam
memecahkan
masalah.
Mahasiswa
Akuntansi
STIE Sakti 34 44 18 2 98
Alam
Kerinci sudah
2 mampu 306 78% Baik
menguasai
Tentang 34,69 44,90 18,37 2,04 100
teknologi % % % % %
aplikasi
keuangan.
Mahasiswa
Akuntansi
54 10 3 98
STIE Sakti 31
Alam 78,75
3 309 Baik
Kerinci sudah %
mampu 31,63 55,10 10,20 3,06 100
menerima % % % % %
sistem
LLDIKTI Wilayah X 66
Jurnal Benefita 4(1) Februari 2019 (51-69)
informasi
seputar dunia
akuntansi
secara baik.
79,08
Jumlah Rata – rata Baik
%
Sumber: hasil jawaban responden yang diolah
Tabel 14
Gambaran Pola Jawaban Kuisioner Kerangka Kerja Ewusi–Mensah
ITEM JAWABAN RESPONDEN TOTAL
N
PERTANYA SKO KRITER
O SS S TS STS N TCR
AN R IA
Mahasiswa
Akuntansi
STIE Sakti 25 59 13 1 98
Alam Kerinci
sudah mampu
1 menerima 304 77,5% Baik
Kualitas
informasi 25,51 60,20 13,27 1,02 100
yang berbeda % % % % %
secra
kolektif.
Mahasiswa
kuntansi STIE 28 63 5 2 98
Sakti Alam
Kerinci sudah
mampu
memikirkan 79,75
2 313 Baik
Dampak %
28,57 64,29 5,10 2,04 100
terhadap
% % % % %
pembuatan
keputusan
yang akan
diambilnya.
Mahasiswa
Akuntansi
60 11 33 98
STIE Sakti 24 76,75
3 301 Baik
Alam Kerinci %
sudah mampu 24,49 61,22 11,22 3,06 100
% % % % %
LLDIKTI Wilayah X 67
Jurnal Benefita 4(1) Februari 2019 (51-69)
merespons
waktu secara
efektif dan
efisien dalam
pengunaanny
a.
4 Mahasiswa
Akuntansi 26 58 10 4 98
STIE Sakti
Alam Kerinci
sudah mampu
menerima 302 77% Baik
sumber 26,53 59,18 10,20 4,08 100
informasi dari % % % % %
dua sisi sudut
pandangan
yang berbeda.
77,75
Jumlah Rata – rata Baik
%
Sumber: hasil jawaban responden yang diolah
Berdasarkan tabel di atas maka dapat diperoleh gambaran jawaban responden terhadap
Kerangka Kerja Ewusi – Mensah bahwa skor TCR yang paling rendah terdapat pada item
pertanyaan No. 3 yakni sebesar 76,75% Kemudian pertanyaan nomor 4 dengan TCR 77% dan
pertanyaan nomor 1 tertinggi dengan TCR 77,5%. Dari tabel terlihat bahwa mayoritas
responden menjawab pada item pertanyaan 2 yaitu dengan TCR sebesar 79,75%. Jadi
Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa Analisis Penerapan Akuntansi
Keperilakuan Terhadap Mahasiswa Akuntansi STIE Sakti Alam Kerinci dilihat analisis
Kerangka Kerja Ewusi – Mensah sudah Baik untuk diterapkan dengan rata – rata TCR 77,75%.
SIMPULAN
Analisis Penerapan Akuntansi keperilakuan Terhadap Mahasiswa Akuntansi STIE
Sakti Alam Kerinci Bardasarkan teori utilitas variabel pengambilan keputusan telah efektif dan
Baik untuk diterapkan dengan rata - rata TCR 77,17 %. Kemudian dari sudut pandang
penguasaan atas pengetahuan Cukup Baik untuk diterapkan dengan rata - rata TCR 74,63%.
Setelah itu terhadap Informasi dari Semua Peristiwa yang Tidak Diamati Cukup Baik untuk
dilaksanakan dengan rata - rata TCR 74,13%. Kemudian dari teori kontinjensi melalui
Kerangka Kerja Waterhouse dan Tiessen Cukup Baik diterapkan dengan rata - rata TCR 74%.
Kemudian dari Kerangka Kerja Gordon dan Miller sudah Baik untuk diberlakukan atau
diterapkan dengan rata - rata TCR 75,92%. Berdasarkan Kerangka Kerja Macintosh dan Daft
Cukup Baik dicapai dengan rata - rata TCR 71,92%. Berdasarkan Kerangka Kerja Macintosh
sudah Baik untuk dilaksanakan dengan rata-rata TCR 79,08%. Serta berdasarkan Kerangka
Kerja Ewusi – Mensah telah Baik dan efektif diterapkan dengan rata - rata TCR 77,75% Jadi
berdasarkan data di atas Analisis Penerapan Akuntansi keperilakuan Terhadap Mahasiswa
Akuntansi STIE Sakti Alam Kerinci Bardasarkan teori utilitas dan kontinjensi dengan rata –
rata TCR 75,58% sudah Baik di terapkan pada Mahasiswa Akuntansi STIE Sakti Alam Kerinci.
LLDIKTI Wilayah X 68
Jurnal Benefita 4(1) Februari 2019 (51-69)
Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis, saran- saran yang dapat diajukan untuk
Mahasiswa Akuntansi STIE Sakti Alam Kerinci adalah sebagai berikut:
1. Berdasarkan dengan TCR terendah 76,75% Dalam Penerapan Akuntansi keperilakuan Atas
Pengambilan Keputusan Terhadap Mahasiswa Akuntansi STIE Sakti Alam Kerinci dari
seluruh pendapat dan partisipasi yang disampaikan oleh setiap Mahasiswa sebaiknya
didiskusikan dan dirumuskan berdasarkan kebutuhan dan kemampuan agar tujuan
Penerapan Akuntansi Keperilakuan dapat tercapai.
2. Berdasarkan dengan TCR terendah 73,25% Dalam Penerapan Akuntansi keperilakuan
terhadap penguasaan atas pengetahuan Terhadap Mahasiswa Akuntansi STIE Sakti Alam
Kerinci, sebaiknya mahasiswa dan dosen banyak memberikan umpan balik mengenai
sasaran di bagiam tersebut, adanya pengarahan atas perbaikan-perbaikan yang terjadi, serta
adanya pemantauan secara terus-menerus oleh dosen agar dapat mencapai penerapan
Akuntansi keperilakuan.
3. Berdasarkan dengan TCR terendah 72,25% Dalam Penerapan Akuntansi keperilakuan
terhadap Informasi dari Semua Peristiwa yang Tidak Diamati Terhadap Mahasiswa
Akuntansi STIE Sakti Alam Kerinci, sebaiknya dilakukan juga revisi dan evaluasi
pembelajaran apabila terjadi hal-hal yang menyebabkan terjadinya perubahan silabus yang
signifikan agar tujuan dan sasaran dapat dicapai sesuai dengan yang telah direncanakan
sehingga terciptanya penerapan Akuntansi Keperilakuan yang efektif.
4. Berdasarkan dengan TCR terendah 73,25% di Karangka Kerja Waterhouse dan Tiessen,
73,75% di Karangka Kerja Gordon dan Miller, 71,25% di Karangka Kerja Macintosh dan
Daft dan 78% di Karangka Kerja Macintosh serta 76,75% TCR terendah di Karangka Kerja
Ewusi - Mensah Dalam Penerapan Akuntansi keperilakuan terhadap karangka kerja yang
terdapat dari Teori Kontinjensi ke Mahasiswa Akuntansi STIE Sakti Alam Kerinci, Untuk
mengatasi kesulitan tujuan dari mahasiswa akuntansi sebaiknya ketika menyusun laporan
keuangan serta tugas di setiap mata kuliah dibolehkan membuat rencana kerja baru yang
sesuai dengan kemampuan mahasiswa sehingga mampu meningkatkan kemampuan secara
bertahap.
DAFTAR PUSTAKA
Ghozali, I. (2011). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Semarang: Badan
Penerbit Universitas Diponegoro.
Hastuti, S. (2007). Perilaku Etis Mahasiswa dan Dosen Ditinjau dari Faktor Individual, Gender.
Jurnal Riset Ekonomi dan Bisnis .
Priyanto. (2010). Teknik Mudah dan Cepat Melakukan Analisis Data Penelitian Dengan SPSS.
Yogyakarta: Gava Media.
Ridwan. (2010). Metode dan Teknik Penyusunan Tesis. Bandung: Alfabeta.
Riza, S. N. S. (2012). Tafsir Perilaku Etis Menurut Mahasiswa Akuntansi Berbasis Gender.
Jurnal Akuntansi Multiparadigma, 3(1), 1–24.
https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004
Sarmigi, E. (2018). Analisis Komparasi Perilaku Etis Mahasiswa Akuntansi STIE Sakti Alam
Kerinci Dengan STIE Sumatera Barat Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya.
Jurnal Benefita 3 (1) , 91-105.
Suartana, I. W. (2010). Akuntansi Keperilakuan: Teori dan Implementasi. Yogyakarta: ANDI.
LLDIKTI Wilayah X 69