Peran Kehumasan Dalam Meningkatkan Pelayanan Publik Berbasis Cetak Biru Di Universitas Negeri Makassar Syamsurijal Basri
Peran Kehumasan Dalam Meningkatkan Pelayanan Publik Berbasis Cetak Biru Di Universitas Negeri Makassar Syamsurijal Basri
Syamsurijal Basri
Administrasi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Makassar
email: [email protected]
Abstract: This study examines the role of public relation in improving Public
Services-based blueprint in Makassar State University. This study aims to
investigate the role of public relations in improving public services based on the
blueprint of the State University of Makassar. This study employed a descriptive
quantitative research method. The data were collected from civil servants,
journalists and students. In this study, the author utilized a purposive sampling
technique with 60 respondents involved in the survey. The participants consisted of
20 civil servants, 20 journalists, and 20 students. The data analysis technique
employed descriptive statistic al analysis using presentations. The results showed
the role of public relations in improving public services based on blueprints. The
indicators of the capacity of public relations were rated B (Good) with a
percentage of 56%. This shows that the public relations were able to manage
information, data, documentation and publications. However, it still needs to
improve the public relation personnel in accordance with the background of public
relations and resource development in order to manage public relations. The
indicators of mainstream of public information rated B (good) with a percentage
of 72%. This suggests that the availability of access to information on public
relations is good and the public can access information according to their needs,
indicators for reinforcing institutional public relations, its role assessed as fair
with a percentage of 48%. The results showed that the importance of managing
public relations in order to create better public services.
pedoman kerja sebagai standar prosedur, di pandang sebelah mata, lalu bagaimana
sampai dengan tidak memadainya humas mampu menjalankan perannya
anggaran untuk melaksanakan tugasnya secara baik khususnya yang bersentuhan
Tak dapat dihindari, arus komunikasi dan dengan pelayanan publik. Humas perlu
informasi yang dinamis dan berkembang diberikan ruang keleluasaan dan
sangat cepat pada era globalisasi, semakin kepercayaan dalam menjalankan perannya,
menuntut optimalisasi peran kehumasan sehingga ketersediaan informasi terhadap
dengan komunikasi dua arah yang efektif. pelayanan publik dapat diakses kapan saja.
Humas harus berani menerima saran, Grunig dan Hunt mendefinisikan
masukan, bahkan mengavaluasi setiap kegiatan humas sebagai kegiatan
berita menjadi positif dengan membangun komunikasi, ”the management of
kesan kepada publik. Sudah lebih dari 35 communication between an organization
tahun sejak pembentukan Bakohumas pada and its publik ( Baskin, Aronoff dan
13 Maret 1971 persepsi tentang Humas Lattimore, 1997:5). Marston ((1979)
masih belum tumbuh, masih mengenai mendefinisikan “publik relations is
tugas-tugas teknis seperti yang selama ini planned, persuasive communication
sudah terbentuk pada kesan orang banyak. designed to influence significant publik”.
Humas hanya sebatas protokoler, Menurut Harlow, humas merupakan
dokumentasi foto, wartawan, membuat komunikasi dua arah antara organisasi
berita, mengkliping koran, dan mengelola dengan publik secara timbal balik dalam
buletin. Fungsi dan peran Humas di rangka mendukung fungsi dari tujuan
Indonesia masih sangat kolot, belum manajemen dengan meningkatkan
berada pada peran setrategis. Padahal salah pembinaan kerjasama serta pemenuhan
satu hal yang dapat dilakukan di dalam kepentingan bersama (Ruslan, 1999:102).
manajemen kehumasan adalah selain Definisi-definisi tersebut menjelaskan
terkait pengarusutamaan informasi publik, bahwa humas merupakan kegiatan
juga humas dapat memengaruhi, komunikasi yang dilakukan sebuah
mengajak, bahkan melahirkan keputusan- organisasi dengan berbagai publiknya.
keputusan strategis yang berhubungan Domain kegiatan humas adalah
dengan citra positif institusi. Humas komunikasi dalam bentuk komunikasi dua
diharapkan dapat melepaskan institusinya arah. Di satu sisi, organisasi melakukan
dari “image” negatif terhadap kesan penyebaran informasi kepada publik. Di
publik. Hal ini tentu menjadi dilematis, sisi lain organisasi juga melakukan
ketika posisi kehumasan terkadang masih
22
d) Akurasi j) Kenyamanan
Produk pelayanan publik diterima Lingkungan pelayanan harus tertib,
dengan benar, tepat dan sah. teratur, disediakan ruang tunggu yang
e) Keamanan nyaman, bersih, rapi, lingkungan yang
Proses dan produk pelayanan publik indah dan sehat serta dilengkapi
memberikan rasa aman dan kepastian dengan fasilitas pendukung pelayanan,
hukum. seperti parkir, toilet, tempat ibadah,
f) Tanggung jawab dan lain-lain.
Pimpinan penyelenggara pelayanan
publik atau pejabat yang ditunjuk METODE PENELITIAN
bertanggung jawab atas Jenis penelitian ini adalah penelitian
penyelenggaraan pelayanan dan deskriptif kuantitaif bertujuan
penyelesaian keluhan/persoalan dalam mengungkapkan peran kehumasan
pelaksanaan pelayanan publik terhadap pelayanan publik berbasis cetak
g) Kelengkapan sarana dan prasarana biru di Universitas Negeri Makassar.
Tersedianya sarana dan prasarana Definisi operasional dalam penelitian ini
kerja, peralatan kerja dan pendukung yaitu Peran kehumasan dalam
lainnya yang memadai termasuk meningkatkan pelayanan publik berbasis
penyediaan sarana teknologi cetak biru di Universitas Negeri Makassar
telekomunikasi dan informatika dapat dilihat dalam hal Kapasitas Aparatur,
(telematika). Pengarusutaman informasi publik,
h) Kemudahan akses Penguatan Kelembagaan. Sumber data
Tempat dan lokasi serta sarana dalam penelitian ini dipilih terdiri dari
pelayanan yang memadai, mudah
PNS, wartawan dan mahasiswa dengan
dijangkau oleh masyarakat, dan dapat pertimbangan responden yang dianggap
memanfaatkan teknologi tahu dan dapat dipercaya untuk menjadi
telekomunikasi dan informatika. sumber data yang valid dan objektif dan
i) Kedisplinan, kesopanan dan mengetahui permasalahan secara
keramahan mendalam tentang apa yang diteliti.
Pemberi pelayanan harus bersikap Dalam penelitian ini dilakukan
disiplin, sopan dan santun, ramah, penarikan sampel secara purposive
serta memberikan pelayanan dengan
sampling. Arikunto (2002:117)
ikhlas. menyatakan bahwa purposive sampling,
27
yaitu Sebanyak 60 responden, meliputi Baik (KB) Baik (B) sangat baik (SB)
tiga kategori publik, yaitu PNS sebanyak keempat jawaban diberikan bobot dalam
20 orang, wartawan sebanyak 20 orang, bentuk bilangan diskret skor terendah 1
dan mahasiswa sebanyak 20 orang. Teknik (satu) dan skor tertinggi 4 (empat). Teknik
pengumpulan Data melalui Kuesioner analisis data yang digunakan yaitu analisis
dengan model skala Likert, Wawancara, deskriptif menggunakan presentasi. Data
dan Pengamatan. Instrument berupa disajikan dalam deskriptif kuantitatif
kuesioner Peran kehumasan dalam sebagaimana adanya kemudian
meningkatkan pelayanan publik berbasis diinterpretasi secukupnya.
cetak biru dengan indikator Penguatan
Kapasitas Aparatur Kehumasan terdiri HASIL DAN PEMBAHASAN
dalam 9 item, Pengarusutamaan Hasil analisi data keseluruhan
Keterbukaan Informasi Publik terdiri responden tentang peran kehumasan
dalam 8 item, Penguatan Kelembagaan terhadap kualitas pelayanan publik
Kehumasan terdiri dalam 8 item berbasis cetak biru di Universitas Negeri
pernyataan dengan empat alternatif pilihan Makassar hasil analisis statistik eskrptif
jawaban yaitu tidak baik (TB) Kurang disajikan pada table berikut ini:
Penguata
Pengar Penguatan
n Konver
DATA Konversi usutam Kelembagaa Konversi
Kapasita si
aan n
s
Keseluruhan 20 B 23.05 B 15 KB
Persen (%)
Penguatan Kapasitas Pengarusutamaan Penguatan Kelembagaan
(%) (%) (%)
Keseluruhan 56 72 48
K ESE LURUHA N
72
56
48
PENGUATAN KAPASITAS PENGARUSUTAMAAN (%) PENGUATAN
(%) KELEMBAGAAN (%)