Analisa Penawaran Dan Permntaan Lele

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 13

ANALISIS PENDAPATAN DAN PEMASARAN IKAN LELE DUMBO

DI DESA MOJOMULYO KECAMATAN PUGER

1
Antika Fahriatul Fauziah, 2Titin Agustina dan 2Yuli Hariyati
1
Alumnus, Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Jember
2
Staf Pengajar, Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Jember
Email: [email protected]

ABSTRACT

Mojomulyo village Subdistrict of Puger one of the contres of catfish cultivation in Jember
regency. In this prosess of growing up the catfish, the woof is the largest cost at all the process.
The result of producing catfish should be in mutual accord with the marketing efficiency
because the price of selling would give the impact to the cultivators income. This study aims to
the income of catfish cultivator, the factor influencing the income catfish, and marketing of
catfish in Mojomulyo village Subdistrict Puger. The research method is descriptive , analytical,
and corelational method. The method of collecting the data used Proporsional Cluster Ramdom
Sampling and Snowball Sampling . The results showed (1) The income of this business catfish
cultivation is profitable; (2) The factors that signifantly the income of catfish cultivators are the
cost of seed, the cost of woof, total production, the price of selling, the cost of labor, the cost of
vitamins and another supplement; (3) The are 3 channels of marketing catfish. Based on value
of marketing efficiency, the marketing channel of catfish is efficient. The 1st channel is the most
efficient channel to profit share that received the highest cultivator fo 84,38% and distribution
margin value, the 1st channel showed value of profit share and cost share more proportional.

Keywords: Catfish, Income, Marketing Efficiency

PENDAHULUAN murah, pertumbuhan cepat, mudah


Subsektor perikanan memegang berkembangbiak, toleran terhadap mutu air
peranan sangat penting dalam yang kurang baik, relatif tahan terhadap
pembangunan perekonomian nasional, penyakit dan dapat dipelihara hampir semua
dimana sumberdaya perikanan Indonesia wadah budidaya (Nasrudin, 2010).
merupakan aset pembangunan yang Lele dumbo merupakan ikan air
memiliki peluang besar untuk dijadikan tawar yang terkenal tahan terhadap
salah satu sumber pertumbuhan ekonomi. penyakit. Namun, kualitas pakan yang jelek
Sumber daya perikanan yang dimiliki oleh serta pemberian pakan dan perawatan yang
Indonesia beragam dan berpotensi kurang baik, bisa menyebabkan lele dumbo
diantaranya perikanan hasil tangkap dan menjadi rentan serangan penyakit. Selain
perikanan budidaya yang mengarah untuk itu, kondisi ikan lele yang stres akibat
kemajuan perekonomian Indonesia lingkungan kolam yang tidak tenang juga
(Rahayu, 2011). memicu munculnya berbagai penyakit. Ikan
Salah satu jenis perikanan darat yang lele mempunyai sifat aktif pada malam hari
menjadi komoditas unggulan dan banyak (noctural). Hal ini berarti bahwa ikan lele
dibudidayakan adalah ikan lele. Ikan lele akan lebih aktif jika diberi makan pada
merupakan komoditas yang di budidayakan malam hari. Pemberian pakan yang tepat,
pada air tawar. Ikan lele ini memiliki baik frekuensi ataupun jumlahnya akan
keunggulan yakni perbandingan rasio pakan lebih mengefisienkan biaya yang
menjadi daging yakni 1:1 dalam artian diperlukan. Mengingat biaya terbesar pada
setiap penambahan pakan sebanyak 1kg, budidaya terdapat pada biaya pemberian
akan menghasilkan 1kg pertambahan berat pakan mencapai 60-65% dari total biaya
ikan lele, rasa yang enak, harga relatif

20 JSEP Vol. 9 No.1 Maret 2016


(Direktorat kredit, BPR, dan UMKM, produksi saat musim hujan, akan
2010). menurunkan pendapatan pembudidaya ikan
Kabupaten Jember berdasarkan data lele dumbo sehingga diperlukan pemasaran
BPS tahun 2013, memiliki potensi yang ikan lele yang efisien, agar pendapatan
baik untuk dikembangkan berbagai jenis pembudidaya tetap stabil. Pemasaran yang
ikan air tawar. Produksi dan nilai ikan efisien diperlukan mengingat ikan lele
tawar yang tertinggi terdapat pada jenis dumbo yang mudah rusak, sehingga
ikan lele yakni dengan produksi dan nilai dengan memilih saluran pemasaran ikan
sebesar 3285,20 ton dan Rp 45.668.750 lele dumbo yang tepat dapat membantu
yang lebih besar daripada produksi dan menyampaikan ikan lele dumbo ke tangan
nilai jenis ikan tawar lainnya. konsumen lebih cepat. Pemasaran ikan lele
Daerah sentra budidaya ikan lele di dumbo yang jauh seringkali menyebabkan
Kabupaten Jember adalah di Dusun Getem ikan lele dumbo mati dan mengalami
Desa Mojomulyo Kecamatan Puger. Ikan penyusutan kapasitas ikan lele dumbo
lele yang dibudidayakan adalah jenis sehingga akan menurunkan harga jual ikan
dumbo. Usaha budidaya yang dilakukan lele. Selain itu, sistem pembayaran yang
adalah pada segmen pembesaran. Segmen tidak langsung tunai, menyebabkan
pembesaran yang dimaksud adalah pembudidaya masih menunggu keuntungan
melakukan pemeliharaan dan pembesaran atau pendapatan dari usahanya tersebut.
benih ikan lele dumbo ukuran 4mm sampai Penelitian ini bertujuan untuk
ukuran ikan lele konsumsi yakni ukuran 5- mengetahui pendapatan pembudidaya ikan
15 ekor/kg dengan waktu budidaya 3-4 lele dumbo, faktor-faktor yang
bulan. Para pembudidaya ikan lele dumbo mempengaruhi pendapatan pembudidaya
di Dusun Getem tergabung dalam 5 ikan lele dumbo, dan pemasaran ikan lele
kelompok pembudidaya, hal ini dapat dumbo di Dusun Getem Desa Mojomulyo
membantu meningkatkan pendapatan Kecamatan Puger.
karena pengadaan sarana produksi di bantu
oleh kelompok pembudidaya. Kendala METODE PENELITIAN
budidaya ikan lele di Dusun Getem Desa Penentuan daerah penelitian
Mojomulyo adalah harga pakan yang tinggi ditentukan secara sengaja (Purposive
mencapai Rp 270.000/sak. Method) yaitu di Desa Mojomulyo
Harga pakan ikan lele dumbo ini Kecamatan Puger Kabupaten Jember.
sangat mempengaruhi biaya variabel Pemilihan daerah penelitian berdasarkan
budidaya ikan lele dumbo, Kondisi tersebut pertimbangan bahwa di Desa Mojomulyo
menjadikan banyak pembudidaya ikan lele Kecamatan Puger Kabupaten Jember
dumbo yang mengeluh karena tingginya memiliki area budidaya yang luas yaitu 40
biaya untuk usaha budidaya ikan lele ha dengan jumlah produksi yang tertinggi
dumbo. Selain itu, faktor cuaca sangat di Kabupaten Jember pada tahun 2013
mempengaruhi jumlah produksi ikan lele sebesar 1.807 ton. Wilayah pemasaran
dumbo, saat musim hujan produksi ikan lele dalam penelitian ini meliputi wilayah
dumbo menurun karena ikan lele dumbo Jember, Bali dan Surabaya. Metode
mudah stres yang mengakibatkan ikan lele penelitian yang digunakan adalah metode
tidak nafsu makan sehingga mengalami deskriptif, analitis dan korelasional.
penurunan produksi, oleh karena itu perlu Metode pengambilan contoh yang
untuk mengetahui faktor-faktor lain yang digunakan yaitu Proporsionate Cluster
mempengaruhi pendapatan pembudidaya Random Sampling dan Snowball Sampling.
ikan lele dumbo agar dapat meminimalisir Proporsionate Cluster Random Sampling
biaya produksi ikan lele dumbo. digunakan untuk pengambilan sampel
Pendapatan pembudidaya ikan lele pembudidaya. Teknik snowball sampling
dumbo selain dipengaruhi oleh biaya input digunakan dalam menentukan sampel
ikan lele dumbo, juga dipengaruhi oleh lembaga pemasaran dengan penentuan
output produksi ikan lele dumbo., sampel yang awalnya berjumlah kecil,
Tingginya harga pakan serta menurunnya kemudian membesar untuk memperoleh

JSEP Vol. 9 No.1 Maret 2016 21


informasi yang lebih lengkap (Sugiyono, X6 = Biaya obat dan vitamin (Rp)
2012). X7 = Luas kolam (m2)
Metode pengumpulan data yang Untuk menguji penyimpangan dalam
digunakan dalam penelitian ini persamaan regresi linier berganda
menggunakan data primer dan data dilakukan uji asumsi klasik, yaitu:
sekunder. Data primer diperoleh dari a. Normalitas
wawancara yang dipandu dengan kuisioner. b. Multikolinieritas
Data sekunder diambil dari data BPS c. Heteroskedastisitas
Kabupaten Jember, dan profil Desa d. Autokorelasi
Mojomulyo. Untuk menguji apakah keseluruhan
Untuk menjawab permasalahan yang variabel independen memberikan pengaruh
pertama yaitu mengenai pendapatan pada variabel dependen , digunakan uji-F
pembudidaya ikan lele di Desa Mojomulyo dengan formulasi sebagai berikut Wibowo
Kecamatan Puger, dengan menggunakan dan Sugiono (2002) :
analisis pendapatan sebagai berikut : F = Kuadrat Tengah Regresi (KTR)
(Soekartawi, 1995) : Kuadrat Tengah Sisa (KTS)
Pd = TR-TC Hipotesis:
TR =PxQ Ho : Tidak ada pengaruh variabel bebas
TC = TFC + TVC secara bersama-sama terhadap variabel
Dimana : dependen.
Pd = Pendapatan (Rp) Hi : Ada pengaruh variabel bebas secara
TR = Total Penerimaan (Rp) bersama-sama terhadap variabel
TC = Total Biaya (Rp) dependen.
P = Harga (Rp/kg) Kriteria pengambilan keputusan :
Q = Jumlah Produksi (kg) a. F-hitung > F-tabel (α = 5 %), maka Ho
TVC = Total Biaya Variabel (Rp) ditolak, berarti keseluruhan variabel
TFC = Total Biaya Tetap (Rp) independen (X1 s/d X7) secara
Kriteria pengambilan keputusan : bersama-sama memberikan pengaruh
1. TR > TC, maka pendapatan budidaya terhadap variabel dependen.
ikan lele adalah menguntungkan. b. F-hitung < F-tabel (α = 5 %), maka Ho
2. TR = TC, maka pendapatan budidaya diterima, berarti keseluruhan variabel
ikan lele adalah impas (tidak untung dan independen (X1 s/d X7) secara
tidak rugi). bersama-sama tidak memberikan
3. TR < TC, maka pendapatan budidaya pengaruh terhadap variabel dependen.
ikan lele adalah tidak menguntungkan. Untuk menguji sejauh mana pengaruh
Untuk menjawab permasalahan masing-masing variabel independen
kedua mengenai faktor-faktor yang terhadap variabel dependen digunakan uji-t
mempengaruhi pendapatan pembudidaya dengan formulasi sebagi berikut :
ikan lele dumbo menggunakan analisis t-hitung = bi
regresi linier berganda dengan formulasi Sbi
(Hasan, 2003):
Y = a + b1X1+ b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + Sbi = √ Jumlah Kuadrat Sisa
b6X6 + b7X7 + e Jumlah Tengah Sisa
Dimana : Dimana :
Y = pendapatan (Rp) bi = koefisien regresi ke-i, i = 1,2,3.......7
a = konstanta Sbi = Standart deviasi ke-i, i = 1,2,3........7
e = Error Hipotesis:
b1-b7 = koefisien regresi Ho : Tidak ada pengaruh masing-masing
X1 = Biaya benih (Rp) variabel bebas terhadap variabel
X2 = Biaya pakan (Rp) dependen.
X3 = Jumlah produksi (kg) Hi : Ada pengaruh masing-masing variabel
X4 = Harga jual (Rp/kg) bebas terhadap variabel dependen.
X5 = Biaya tenaga kerja (Rp)

22 JSEP Vol. 9 No.1 Maret 2016


Kriteria pengambilan keputusan : EP = Biaya Pemasaran Ikan Lele Dumbo
a. t-hitung > t-tabel (α = 5 %), maka Ho NilaiIkan LeleDumboyangDipasarkan
ditolak, berarti variabel bebas X1 - X7 Kriteria pengambilan keputusan :
secara individual memberikan a. Nilai Ep < 1 maka pemasaran ikan lele
pengaruh nyata pada variabel dumbo efisien dan jika nilai Ep > 1
dependen. maka pemasaran ikan lele dumbo tidak
b. t-hitung < t-tabel (α = 5 %), maka Ho efisien,
diterima, berarti variabel bebas X1 - X7 b. Nilai EP yang terkecil dapat dikatakan
secara individual tidak memberikan paling efisien daripada saluran yang
pengaruh nyata pada variabel lainnya.
dependen.
Untuk menjawab permasalahan ketiga HASIL DAN PEMBAHASAN
mengenai pemasaran ikan lele dumbo di Pendapatan Pembudidaya Ikan Lele
Desa Mojomulyo Kecamatan Puger Dumbo di Desa Mojomulyo Kecamatan
menggunakan margin pemasaran dan Puger
distribusi margin (Sudiyono, 2002) : Ikan lele dumbo merupakan salah
MP = Pr – Pf satu jenis ikan lele yang memiliki ukuran
Dimana : yang besar (sesuai permintaan pasar),
MP = margin pemasaran ikan lele dumbo pertumbuhan yang cepat yakni 3-4 bulan
(Rp/Kg) masa pembesaran sudah layak untuk
Pr = harga tingkat konsumen ikan lele dipanen. Usaha pembesaran ikan lele
dumbo (Rp/Kg) dumbo juga dilakukan oleh masyarakat di
Pf = harga tingkat pembudidaya (Rp/Kg) Desa Mojomulyo Kecamatan Puger,
Selanjutnya untuk mengetahui biaya dimana terdapat satu dusun yakni Dusun
pemasaran yang dikeluarkan dan Getem yang mayoritas bermata pencaharian
keuntungan yang diperoleh tiap lembaga sebagai pembudidaya ikan lele dumbo.
pemasaran dengan menggunakan analisis Penelitian ini dilakukan pada bulan
share biaya dan share keuntungan : Desember 2014 sampai bulan Maret 2015.
Sbij = [cij / (Pr-Pf)] [100%] Pendapatan pembudidaya pada
Cij = Hjj – Hbj – Πij penelitian ini dikonversikan pada luasan
Skj = [πij / (Pr – Pf] [100%] kolam 120 m2 dikarenakan di Dusun Getem
Πij = Hjj – Hbj – cij mayoritas memiliki dua luasan kolam
Dimana : yakni 140 m2 dan 120 m2, akan tetapi
Sbij : Bagian biaya untuk melaksanakan kepemilikan kolam lebih banyak 120 m2
fungsi pemasaran ke-i oleh lembaga sehingga untuk luasan kolam dikonversikan
ke-j (%) 120 m2, selain itu untuk mengetahui
Skij : Bagian keuntungan untuk perbedaan biaya, jumlah produksi maupun
melaksanakan fungsi pemasaran ke-i pendapatan untuk setiap pembudidaya pada
oleh lembaga pemasaran ke-j (%) luasan kolam yang sama pada satu periode.
Cij : Biaya untuk melaksanakan fungsi Tabel 1. Rata-Rata Pendapatan Pembudidaya Ikan Lele
pemasaran ke-i oleh lembaga ke-j Dumbo Luasan Kolam 120 m2 Tahun 2015
atau hasil penjumlahan biaya - biaya No Uraian Satuan Nilai
pemasaran pada masing - masing 1 Luas Kolam m2 120
lembaga pemasaran. 2 Produksi Kg 2.373
Πij : Keuntungan untuk melaksanakan 3 Biaya Variabel Rp 17.917.698
fungsi pemasaran ke-i oleh lembaga 4 Biaya Tetap 59.336
Rp
pemasaran ke-j 4 Harga 13.750
Rp
Pr : Harga di tingkat pengecer
5 Total Biaya Rp 7.977.034
Pf : Harga d itingkat pembudidaya ikan
6 Penerimaan Rp 32.631.470
lele dumbo
Untuk menganalisis efisiensi Rata- Rata Pendapatan 14.654.436
Sumber : Data Primer 2015
pemasaran menggunakan rumus (Rasuli, et Keterangan : Periode budidaya desember - Februari
al, 2007).

JSEP Vol. 9 No.1 Maret 2016 23


Tabel 1 menunjukkan dengan luasan yakni heteroskedastisitas, autokorelasi dan
kolam 120 m2, rata-rata produksi yang multikolinieritas.
dihasilkan dalam satu periode adalah 1. Uji multikolinieritas dalam analisis
sebesar 2.373 kg, dengan rata-rata harga regresi untuk menguji apakah terdapat
ikan lele dumbo sebesar Rp 13.750/kg. korelasi antar variabel bebas dalam model.
Biaya variabel budidaya ikan lele dumbo Uji multikolinieritas dapat dilihat dengan
pada satu periode sebesar Rp 17.917.698 menggunakan Variance Inflatory Factor
yang terdiri dari biaya benih ikan lele (VIF) untuk setiap variabel penjelas.
dumbo, biaya pakan, biaya tenaga kerja, Peneliti mengkonversikan luasan kolam
biaya vitamin dan obat-obatan serta biaya menjadi 120 m2, sehingga pada analisis
solar. regresi ini luasan kolam tidak termasuk
Biaya tetap dalam penelitian ini dalam variabel bebas. Jika satu set variabel
adalah biaya penyusutan pada biaya penjelas tidak berkorelasi, maka nilai
investasi usaha budidaya ikan lele dumbo, VIF=1, jika satu set variabel penjelas
seperti penyusutan kolam, diesel, jaring, berkorelasi dengan tingkat yang tinggi
selang spiral, dan jurigen 30kg. Rata-rata maka nilai VIF > 10, sehingga nilai VIF 1
biaya tetap pembudidaya di Dusun Getem sampai dengan ≤10 menunjukkan tidak
Desa Mojomulyo Kecamatan Puger sebesar adanya multikolinieritas (Hakim, 2004).
Rp 59.336. Total biaya usaha budidaya ikan Hasil pengujian multikolinieritas
lele dumbo sebesar Rp 17.977.034. menunjukkan tidak adanya multikolinieritas
Penerimaan satu periode budidaya sebesar karena nilai VIF kurang dari 10. Hal ini
Rp 32.631.470, sehingga pendapatan yang berarti menunjukkan tidak ada korelasi
diterima pembudidaya ikan lele dumbo yang erat antar variabel bebas, sehingga
untuk satu periode dengan luasan kolam semua variabel tersebut dapat menguji
120 m2 sebesar Rp 14.654.436 Pendapatan pendugaan model regresi.
pembudidaya ikan lele dumbo di Dusun 2. Uji heteroskedastisitas untuk
Getem Desa Mojomulyo Kecamatan Puger mengetahui apakah dalam model regresi
adalah menguntungkan. terjadi ketidaksamaan varians dari residual
satu pengamatan ke pengamatan lainnya.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kriteria pengambilan keputusan jika
Pendapatan Pembudidaya Ikan Lele terdapat pola yang jelas serta titik-titik
Dumbo di Desa Mojomulyo Kecamatan (poin-poin) menyebar di bawah dan di atas
Puger angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi
Daerah sentra ikan lele dumbo di heterokedastisitas (Juliandi, 2014).
Kabupaten Jember yakni Dusun Getem
Desa Mojomulyo Kecamatan Puger yang
mayoritas penduduknya melakukan usaha
pembesaran ikan lele dumbo, karena
wilayah dekat dengan laut kurang bagus
jika dilakukan usaha bercocok tanam
sehingga banyak lahan sawahnya yang di
gunakan sebagai kolam budidaya.
Pendapatan yang diperoleh
pembudidaya dipengaruhi oleh beberapa
faktor. Faktor-faktor yang diduga
mempengaruhi pendapatan adalah biaya
benih, biaya pakan, jumlah produksi, harga Gambar 1. Analisis Scatterplot
Sumber : Data Primer Diolah Tahun 2015
jual, biaya tenaga kerja, biaya vitamin dan
obat-obatan, dan luas kolam. Untuk
Gambar 1 analisis scatterplot
menguji faktor-faktor tersebut, dilakukan
menunjukkan titik-titik yang menyebar
analisis regresi linier berganda dan terdapat
secara acak dan menyebar dibawah dan
asumsi-asumsi klasik yang harus dipenuhi
diatas angka 0 pada sumbu Y. Hal tersebut

24 JSEP Vol. 9 No.1 Maret 2016


menunjukkan bahwa tidak terjadi Tabel 2 menunjukkan nilai t-tabel
heteroskedastisitas pada model regresi. pada taraf kepercayaan 95 % adalah 1,677.
3. Uji autokorelasi dalam analisis regresi Hal ini menunjukkan bahwa t-hitung semua
digunakan untuk menguji apakah ada variabel > t-tabel, sehingga variabel bebas
korelasi antara kesalahan pengganggu X1 – X6 secara individual memberikan
periode t-1 (sebelumnya), meskipun pada pengaruh yang nyata terhadap pendapatan
penelitian ini menggunakan data pembudidaya ikan lele di Dusun Getem
penampang lintang perlu diketahui apakah Desa Mojomulyo Kecamatan Puger. Hasil
terdapat autokorelasi di dalam model analisis regresi, menghasilkan persamaan
regresi. Autokorelasi dinilai dari nilai regresi sebagai berikut :
hitung Durbin-Watson, jika di antara du – Y = -29524759.388 + 0.939X1 - 1.066X2 +
4-du maka tidak terjadi autokorelasi 11715.641X3 + 2389.162X4 -1.060X5 -
(Hasan, 2012). Hasil pengujian autokorelasi 1.293X6
menunjukkan nilai hitung Durbin-Watson Besarnya parameter pengaruh
sebesar 2,021, dimana du (1,8265) faktor-faktor yang ada terhadap pendapatan
4- du (2,1735) berarti menunjukkan tidak pembudidaya ikan lele dumbo (Y) dapat
adanya autokorelasi dalam pendugaan diketahui dari besarnya nilai koefisien
model regresi karena nilai hitung Durbin- determinasi Adjusted R2. Nilai Adjusted R2
Watson terletak antara du dan 4-du. dari hasil regresi ini sebesar 0,974 yang
Selanjutnya, dilakukan uji F untuk artinya sebesar 97,4% pendapatan
menguji keseluruhan variabel bebas pembudidaya ikan lele dumbo di pengaruhi
mempengaruhi pendapatan pembudidaya oleh biaya benih, biaya pakan, jumlah
ikan lele dumbo di Dusun Getem Desa produksi, harga jual, biaya tenaga kerja,
Mojomulyo Kecamatan Puger. Hasil analisa biaya vitamin dan obat-obatan, sedangkan
menunjukkan bahwa nilai F-hitung sebesar sisanya sebesar 2,6 % dipengaruhi oleh
298,493 dan nilai F- tabel sebesar 2,25 variabel lain yang tidak di masukkan dalam
dengan taraf kepercayaan 95%. Hal ini model.
memperlihatkan bahwa F-hitung > F-tabel Hasil analisis dapat diketahui nilai
(α = 5 %), maka secara keseluruhan konstanta sebesar -29524759.388 yang
variabel independen (X1 s/d X6) secara artinya jika variabel biaya benih, biaya
bersama-sama memberikan pengaruh pakan, jumlah produksi, harga jual, biaya
terhadap variabel dependen. Analisis tenaga kerja, biaya vitamin dan obat-obatan
selanjutnya yaitu uji t untuk mengetahui dianggap konstan, maka pendapatan
masing-masing dari variabel bebas (X1-X6) pembudidaya ikan lele dumbo sebesar
dalam mempengaruhi pendapatan Rp 29.524.759,388, yang digunakan untuk
pembudidaya ikan lele dumbo di Desa memenuhi biaya investasi dalam
Mojomulyo Kecamatan Puger. melakukan usaha budidaya ikan lele
dumbo. Berikut ini merupakan pengaruh
Tabel 2. Estimasi Koefisien Regresi Fungsi Pendapatan masing-masing variabel bebas pada
Pembudidaya Ikan Lele Dumbo di Dusun pendapatan pembudidaya ikan lele dumbo
Getem Desa Mojomulyo Kecamatan Puger di Desa Mojomulyo Kecamatan Puger.
Variabel Bebas Koefisien t-hitung 1. Biaya Benih (X1)
Regresi Biaya benih memiliki koefisien regresi
Biaya benih .939 4.191* sebesar 0,939, dengan tanda positif yang
Biaya pakan -1.066 -34.575* berarti bahwa setiap penambahan biaya
Jumlah produksi 11715.641 22.276* benih sebesar Rp 1.000 secara nyata akan
Harga jual 2389.162 16.423*
meningkatkan pendapatan pembudidaya
Biaya TK -1.060 -6.803*
Biaya Obat -1.293 -7.992* sebesar Rp 939 dengan asumsi faktor-faktor
Konstanta -29524759.388 lain dianggap konstan atau tetap. Hasil
Adjusted R2 .974 analisis diketahui bahwa probabilitas
Keterangan : Pada taraf kepercayaan 95 % , sebesar 0,000 di bawah 0,05 yang berarti
* : Berbeda nyata biaya benih berpengaruh secara nyata
Sumber : Data Primer Diolah Tahun 2015 meningkatkan pendapatan pembudidaya

JSEP Vol. 9 No.1 Maret 2016 25


ikan lele dumbo di Dusun Getem Desa secara nyata meningkatkan pendapatan
Mojomulyo Kecamatan Puger pada taraf pembudidaya ikan lele dumbo di Dusun
kepercayaan 95%. Biaya benih berkorelasi Getem Desa Mojomulyo Kecamatan Puger
positif dengan pendapatan karena biaya pada taraf kepercayaan 95%.
benih langsung berpengaruh terhadap Pendapatan pembudidaya ikan lele
jumlah tebar benih ikan lele, jika jumlah dumbo ditentukan oleh besar kecilnya
tebar benih banyak maka hasil produksi jumlah produksi yang diperoleh dalam satu
ikan lele juga akan banyak, sehingga musim periode panen. Hal ini memang
penambahan biaya benih akan berpengaruh seharusnya terjadi karena antara jumlah
positif terhadap pendapatan. Benih ikan lele produksi dan pendapatan memiliki
menggunakan benih ukuran 4mm dengan hubungan yang positif. Produksi ikan lele
harga Rp 40. Rata-rata biaya yang dumbo saat musim penghujan sering kali
digunakan untuk benih adalah sebesar Rp menurun dibandingkan saat musim
1.271.111 pada luasan kolam 120 m2. kemarau. Rata-rata jumlah produksi pada
2. Biaya Pakan (X2) waktu penelitian adalah 2.373 kg, produksi
Biaya pakan memiliki koefisien regresi ini dibawah standar jika dibandingkan
sebesar – 1,066, dengan tanda negatif yang produksi saat musim kemarau mencapai
berarti bahwa setiap penambahan biaya 2.500 kg. Hasil produksi yang didukung
pakan sebesar Rp 1.000 secara nyata akan oleh harga yang tinggi dapat meningkatkan
menurunkan pendapatan pembudidaya pendapatan pembudidaya ikan lele dumbo.
sebesar Rp 1.066 dengan asumsi faktor- 4. Harga Jual (X4)
faktor lain dianggap konstan atau tetap. Harga jual memiliki nilai koefisien
Hasil analisis diketahui bahwa probabilitas sebesar 2389,162 dengan tanda positif,
sebesar 0,00 di bawah 0,05 yang berarti yang berarti setiap peningkatan harga jual
biaya pakan berpengaruh secara nyata sebesar Rp 1000 maka secara nyata
menurunkan pendapatan pembudidaya ikan meningkatkan pendapatan pembudidaya
lele dumbo di Dusun Getem Desa ikan lele sebesar Rp 2.389,162 dengan
Mojomulyo Kecamatan Puger pada taraf asumsi faktor-faktor lain dianggap konstan
kepercayaan 95%. atau tetap. Nilai signifikansi menunjukkan
Penelitian ini dilakukan saat musim 0,00 dimana lebih kecil dari 0,05 yang
penghujan, dan permasalahannya adalah berarti variabel harga jual berpengaruh
pakan pelet sulit untuk menjadi daging secara nyata meningkatkan pendapatan
dalam artian rasio pakan menjadi daging pembudidaya ikan lele dumbo di Dusun
ikan lele dumbo menjadi kecil. Hal ini Getem Desa Mojomulyo Kecamatan Puger
disebabkan oleh perubahan cuaca dingin pada taraf kepercayaan 95%. Harga jual
dan panas, berakibat pada ikan lele stress ikan lele dumbo saat ini adalah antara Rp
dan banyak yang mati. Kematian ikan lele 13.500 – Rp 14.000. Perbedaan harga
dumbo akan berdampak pada produksi ikan tersebut terjadi karena beragamnya harga
lele dumbo dan pendapatan yang diterima yang ditawarkan oleh tengkulak yang
oleh pembudidaya. Rata-rata pengeluaran membeli hasil panen dari pembudidaya.
untuk biaya pakan adalah sebesar 5. Biaya Tenaga Kerja (X5)
15.905.726 pada luasan kolam 120 m2. Biaya Tenaga Kerja memiliki koefisien
3. Jumlah Produksi (X3) regresi sebesar -1,060, dengan tanda
Jumlah produksi memiliki koefisien negatif berarti bahwa setiap penambahan
regresi sebesar 11715,641 dengan tanda biaya tenaga kerja sebesar Rp 1.000 maka
positif, yang berarti setiap penambahan secara nyata menurunkan pendapatan
jumlah produksi sebesar 1kg secara nyata pembudidaya sebesar Rp 1.060 dengan
meningkatkan pendapatan pembudidaya asumsi faktor-faktor lain dianggap konstan
ikan lele sebesar Rp 11.715,641 dengan atau tetap. Hasil analisis diketahui bahwa
asumsi faktor-faktor lain dianggap konstan. probabilitas sebesar 0,00 di bawah 0,05
Nilai signifikansi menunjukkan 0,00 yang berarti biaya tenaga kerja berpengaruh
dimana lebih kecil dari 0,05 yang berarti secara nyata menurunkan pendapatan
variabel jumlah produksi berpengaruh pembudidaya ikan lele dumbo di Dususn

26 JSEP Vol. 9 No.1 Maret 2016


Getem Desa Mojomulyo Kecamatan Puger digunakan sebesar Rp 200.227 pada luasan
pada taraf kepercayaan 95%. Tenaga kerja kolam 120 m2.
yang digunakan dalam budidaya ikan lele Berdasarkan hasil regresi
dumbo mayoritas tenaga kerja dalam menunjukkan bahwa faktor-faktor yang
keluarga, sehingga tidak membutuhkan mempengaruhi pendapatan pembudidaya
pengeluaran biaya yang terlalu banyak ikan lele dumbo di Dusun Getem Desa
dalam biaya tenaga kerja, kecuali pada Mojomulyo Kecamatan Puger adalah biaya
kepemilikan kolam yang banyak benih, biaya pakan, jumlah produksi, harga
membutuhkan tenaga kerja luar keluarga. jual, biaya tenaga kerja serta biaya vitamin
Rata-rata biaya tenaga kerja yang dan obat-obatan. Luas kolam tidak
digunakan adalah sebesar Rp 420.860 pada berpengaruh terhadap pendapatan karena
luasan kolam 120 m2. adanya pembudidaya yang tidak sesuai
6. Biaya Vitamin dan Obat-obatan (X6) melakukan tebar benih, sehingga hasil
Biaya Vitamin dan Obat-obatan produksi tidak maksimal dan kurang
memiliki koefisien regresi sebesar – 1,293, menunjukkan pengaruh antara luas kolam
dengan tanda negatif yang berarti bahwa dengan pendapatan.
setiap penambahan biaya vitamin dan obat-
obatan sebesar Rp 1.000 secara nyata Pemasaran Ikan Lele Dumbo di Desa
menurunkan pendapatan pembudidaya Mojomulyo Kecamatan Puger
sebesar Rp 1.293 dengan asumsi faktor- a. Saluran Pemasaran
faktor lain dianggap konstan atau tetap. Pemasaran ikan lele dumbo di
Hasil analisis diketahui bahwa probabilitas Dusun Getem Desa Mojomulyo Kecamatan
sebesar 0,00 di bawah 0,05 yang berarti Puger juga membentuk suatu rantai
biaya vitamin dan obat-obatan berpengaruh pemasaran, dimana melibatkan pedagang
secara nyata menurunkan pendapatan perantara atau lembaga pemasaran mulai
pembudidaya ikan lele dumbo di Dusun dari produsen atau pembudidaya, sampai
Getem Desa Mojomulyo Kecamatan Puger konsumen akhir. Saluran pemasaran ikan
pada taraf kepercayaan 95%. Rata-rata lele dumbo segar di Desa Mojomulyo
biaya vitamin dan obat-obatan yang Kecamatan Puger terdapat 3 saluran
pemasaran.
Pembudidaya
Ikan Lele Dumbo

100%
66,73% 33,26% 33,27%
Pedagang Besar Tengkulak/PedagangPengumpul

85,02%
14,97%
Pedagang Pengecer

100%
Konsumen Konsumen
Konsumen Akhir
Rumah Makan Pabrik Sekar Bumi

Gambar 2. Persentase Saluran Pemasaran Ikan Lele Dumbo Segar di Desa Mojomulyo
Kecamatan Puger Pada Masing-Masing Lembaga Pemasaran

Sumber : Data Primer, Diolah 2015

JSEP Vol. 9 No.1 Maret 2016 27


Gambar 2 menunjukkan bahwa dijadikan campuran pakan buatan/pellet dan
pembudidaya menjual semua hasil terdapat ikan lele dumbo yang di ekspor ke
panennya atau 100% ikan lele dumbo luar negeri yang lolos pengujian oleh
segar dijual kepada tengkulak/pedagang pabrik.
pengumpul yang ada di tingkat desa. Hal ini Ukuran ikan lele dumbo yang diminta
karena kurangnya informasi pasar dan adalah ukuran 9-12 ekor/kg, sedangkan
pembudidaya berpikir lebih efisien dan ukuran yang melebihi keinginan atau
tidak ribet bila hasil panennya di jual ke terlalu besar pabrik Sekar Bumi tidak mau
tengkulak atau pedagang pengumpul karena menampung. Hal ini dikarenakan ikan yang
tidak perlu mengeluarkan biaya terlalu besar memiliki bau tanah yang
transportasi. Tengkulak /pedagang berlebih, sehingga pabrik Sekar Bumi tidak
pengumpul memiliki koneksi atau jaringan menampung ikan lele yang berukuran
pasar yang beragam yakni Pabrik Sekar besar. Prioritas Pabrik Sekar Bumi adalah
Bumi, pedagang besar baik yang di dalam kualitas ikan lele dumbo, yakni adanya
kota maupun pedagang luar kota. pengujian ikan lele dumbo yang masuk ke
Pemasaran ikan lele dumbo segar dari pabrik, sehingga tidak semua orang dapat
tengkulak/ pedagang pengumpul ke Pabrik bermitra. Selain itu, kuantitas yang sudah
Sekar Bumi sebesar 33,26% dan dijual ke ditetapkan yakni pengiriman 5 ton/minggu
pedagang besar sebesar 66,73%. Pedagang menyulitkan pembudidaya lain yang ingin
besar menjual ikan lele dumbo pada rumah bermitra, karena ditakutkan kurangnya
makan dan pedagang pengecer. Presentase persediaan untuk pengiriman dengan
penjualan ikan lele dumbo segar ke rumah kuantitas yang telah ditetapkan.
makan sebesar 14,97% dan penjualan ikan 2. Saluran Pemasaran II
lele dumbo segar pada pedagang pengecer Saluran pemasaran II yakni meliputi :
sebesar 85,02%. Pedagang pengecer pembudidaya – tengkulak /pedagang
menstribusikan ikan lele dumbo segar ke pengumpul – pedagang besar – rumah
konsumen akhir sebesar 100%. Konsumen makan. Saluran pemasaran ikan lele dumbo
pada penelitian ini terdapat 3 yaitu di Dusun Getem Desa Mojomulyo
konsumen akhir, konsumen rumah makan Kecamatan Puger melibatkan dua lembaga
dan konsumen Pabrik Sekar Bumi. pemasaran yakni pedagang pengumpul/
Penelitian ini hanya terbatas pada tengkulak dan pedagang besar hingga
pemasaran ikan lele dumbo segar saja, tidak sampai pada rumah makan yang berada di
menelusuri pemasaran hingga ke konsumen Bali. Pedagang pengumpul ini menjual ikan
akhir dalam bentuk ikan lele dumbo olahan. lele yang diperolehnya ke pedagang besar
1. Saluran Pemasaran I yang terdapat di Renon, Bali. Pengiriman
Saluran pemasaran I yakni meliputi : ikan lele diangkut dengan meggunakan pick
pembudidaya – tengkulak /pedagang up yang dilakukan seminggu sekali oleh
pengumpul – Pabrik Sekar Bumi. Pabrik tiap tengkulak. Pengiriman ikan lele di Bali
Sekar Bumi merupakan pabrik yang lebih karena harga yang diperoleh tengkulak
banyak memproduksi lobster untuk di lebih tinggi dan kuantitas yang dikirim
ekspor, selain itu juga pembuatan pakan lebih banyak daripada pengiriman ke
buatan/pellet ikan. Pengiriman ikan lele Surabaya dan Jember.
dumbo ke pabrik Sekar Bumi yang berada Pedagang besar yang dikirimi yang
di Surabaya dilakukan setiap seminggu sudah berlangganan lama dengan para
sekali dengan jumlah produksi yang dikirim pedagang pengepul/tengkulak, sehingga
adalah sebesar 5000kg / 5ton. Pengiriman banyak hasil panen ikan lele dari Dusun
ikan lele dumbo menggunakan truk dan Getem Desa Mojomulyo Kecamatan Puger
tengkulak/pedagang pengumpul yang yang mereka tampung. Sistem kepercayaan
melakukan pengiriman sudah ditentukan yang sudah terjalin ini membuat para
oleh pihak pabrik yakni bapak Saturi, dan pedagang besar membayar dengan sistem
telah ada perjanjian mengenai harga setengah pada awal dan setengahnya di
pembelian ikan lele dumbo. Ikan lele bayarkan saat mereka memesan ikan lele
dumbo yang dikirim ke pabrik Sekar Bumi selanjutnya. Hal ini menjadikan para

28 JSEP Vol. 9 No.1 Maret 2016


pembudidaya menunggu untuk menerima Dusun Getem Desa Mojomulyo Kecamatan
penerimaan dari hasil panennya tersebut. Puger melibatkan tiga lembaga pemasaran
Pengiriman ikan lele dumbo ke Bali yakni pedagang pengumpul/tengkulak,
menggunakan pick up dengan kapasitas pedagang besar, pedagang pengecer hingga
muatan 1100kg – 1200kg. Dalam sekali sampai pada konsumen. Para pedagang
pengiriman ada yang menggunakan satu pengepul menjual ikan lele yang
pick up dan ada yang menggunakan dua diperolehnya ke pedagang besar di Renon -
pick up sekaligus, setara muatan 2400 kg. Bali, Puger, Wuluhan, Jember, Bubutan –
Pedagang besar mendapatkan keuntungan Surabaya dan Tanjung Perak Surabaya.
yang lebih besar daripada tengkulak Pedagang besar yang berada pada tiga
/pedagang pengumpul karena pedagang daerah pemasaran ini rutin membeli ikan
besar memiliki informasi mengenai harga lele dumbo di Dusun Getem Desa
untuk ikan lele dumbo dengan berbagi Mojomulyo Kecamatan Puger.
ukuran, sehingga pedagang besar Sistem pembayaran ikan lele dumbo
melakukan sortasi berdasarkan ukuran yang sama dengan saluran II yakni membayar
lebih beragam yang nantinya akan dijual ke setengah sebagai uang muka dan
rumah makan dengan harga yang berbeda setengahnya lagi dibayar saat melakukan
untuk setiap ukuran ikan lele dumbo. pemesanan ulang ikan lele dumbo.
Jumlah pembelian ikan lele oleh rumah Pengiriman ikan lele dumbo ke Bali dan
makan berkisar antara 250 kg – 300 kg. Surabaya menggunakan pick up dengan
Selain itu, keuntungan pedagang besar lebih kapasitas muatan 1100kg – 1200kg,
besar dibandingkan pedagang sedangkan untuk pengiriman di daerah
pengumpul/tengkulak karena biaya Jember menggunakan tossa dengan
transportasi yang dikeluarkan lebih sedikit kapasitas muatan antara 500kg – 850 kg.
yakni pengiriman di dalam kota berbeda Hasil panen ikan lele yang dikirim oleh
dengan pedagang pengumpul/tengkulak pedagang pengepul/tengkulak sering kali
yang mengirim keluar kota yakni dari mengalami penyusutan atau ikan mati saat
Jember ke Bali. diperjalanan, sehingga pembelian ikan lele
3. Saluran Pemasaran III di lebihkan jumlahnya untuk memenuhi
Saluran Pemasaran III yakni meliputi : permintaan ikan lele. Besarnya resiko saat
pembudidaya – tengkulak /pedagang pengiriman ini juga sering kali menurunkan
pengumpul – pedagang besar – pedagang harga ikan lele yang di tawar oleh pedagang
pengecer – konsumen. Saluran pemasaran besar sehingga dalam penentuan harga lebih
ke 3 pada pemasaran ikan lele dumbo di didominasi atas ketentuan pedagang besar.

Tabel 3. Komparasi Nilai Margin Pemasaran, Share Pemasaran dan Distribusi Margin
Pemasaran Ikan Lele Dumbo Di Dusun Getem Desa Mojomulyo Kecamatan Puger
Harga Jual Distribusi Margin Harga Beli
Share (%) Margin
Saluran Pembudidaya (%) Konsumen
(Rp/Kg)
(Rp/Kg) Biaya Keuntungan Biaya Keuntungan (Rp/Kg)
I. Pembudidaya
Tengkulak 13.500 84,38
Pabrik Sekar Bumi 3,35 12,28 21,44 78,56 16.000 2.500
II. Pembudidaya 13.890,91 64,52 21.528,57 7637,66
Tengkulak 3,39 8,77 9,56 24,72
P.Besar 2,30 21,02 6,48 59,24
Rumah Makan
III. Pembudidaya 13.798 60,64 22.755 8957
Tengkulak 4,10 4,85 10,40 12,33
P.Besar 1,39 15,13 3,52 38,43
P.Pengecer 1,70 12,20 4,31 31,00
Konsumen Akhir
Sumber : Data Primer, Diolah 2015

JSEP Vol. 9 No.1 Maret 2016 29


Keterangan : Konsumen ikan lele dumbo segar terdapat 3 yaitu konsumen Pabrik Sekar Bumi, konsumen rumah
makan dan konsumen akhir.

Tabel 3 menunjukkan pemasaran dari harga jual Rp 21.528,57, sehingga


ikan lele dumbo melalui saluran I nilai bagian yang diterima oleh pembudidaya
margin pemasaran sebesar Rp 2500 yang sebesar Rp 13.890,91/kg. Tengkulak/
didapat dari harga di tingkat konsumen Rp pedagang pengumpul memiliki nilai share
16.000 dikurangi harga di tingkat keuntungan sebesar 8,77% dengan
pembudidaya sebesar Rp 13.500. Nilai pengeluaran biaya sebesar 3,39%, sehingga
margin pemasaran saluran 2 yakni sebesar bagian yang diterima oleh tengkulak/
Rp 7637,66, diperoleh dari harga konsumen pedagang pengumpul sebesar Rp
Rp 21.528,57 dikurangi harga di tingkat 1.888,05/kg. Pedagang besar memiliki nilai
pembudidaya sebesar Rp 13.890,91 dan share keuntungan sebesar 21,02% dengan
nilai margin pemasaran saluran 3 sebesar pengeluaran biaya sebesar 2,30%, sehingga
Rp 8957 diperoleh dari harga di tingkat bagian yang diterima oleh pedagang besar
konsumen Rp 22.755 dikurangi harga di sebesar Rp 4.525,30/kg. Saluran III
tingkat pembudidaya sebesar Rp 13.798. memiliki share keuntungan terbesar pada
Saluran pemasaran yang memiliki margin pembudidaya sebesar 60,64% dari harga
terendah adalah saluran pemasaran 1 yakni jual Rp 22.755, sehingga bagian yang
Rp 2.500. Saluran 1 memiliki nilai margin diterima oleh pembudidaya sebesar Rp
kecil karena hanya terdapat satu lembaga 13.798/kg. Tengkulak/ pedagang
pemasaran, sehingga biaya pemasaran yang pengumpul memiliki nilai share
dikeluarkan tidak banyak dan perbedaan keuntungan sebesar 4,85% dengan
harga di tingkat konsumen dan harga di pengeluaran biaya sebesar 4,10%, sehingga
tingkat pembudidaya tidak terlalu tinggi. bagian yang diterima oleh tengkulak/
Ditinjau dari nilai share, share pedagang pengumpul sebesar Rp
keuntungan tertinggi terdapat pada 1.103,61/kg. Pedagang besar memiliki nilai
pembudidaya yakni untuk saluran I sebesar share keuntungan sebesar 15,13% dengan
84,38%, saluran II sebesar 64,52% dan pengeluaran biaya sebesar 1,39%, sehingga
saluran III sebesar 60,64%. Share yang bagian yang diterima oleh pedagang besar
diterima pembudidaya berhubungan sebesar Rp 3.442,83/kg. Pedagang pengecer
terbalik dengan margin pemasaran. memiliki nilai share keuntungan sebesar
Semakin kecil margin pemasaran maka, 12,20% dengan pengeluaran biaya sebesar
bagian yang di terima oleh pembudidaya 1,70%, sehingga bagian yang diterima oleh
akan semakin tinggi. Hal ini di karenakan pedagang besar sebesar Rp 2.776,11/kg.
margin yang semakin rendah menunjukkan Apabila ditinjau dari nilai distribusi
bahwa lembaga pemasaran yang terlibat margin, tampak bahwa pemasaran ikan lele
juga semakin sedikit, oleh karena itu bagian dumbo saluran II dan saluran III kurang
yang diterima oleh pembudidaya akan lebih merata, sedangkan untuk saluran I
besar. proporsional. Saluran I memiliki nilai
Nilai share pada saluran I distribusi margin pada Share biaya
menunjukkan share keuntungan tertinggi tengkulak/pedagang pengumpul sebesar
pada pembudidaya yakni sebesar 84,38% 21,44% dengan Share keuntungan yang
dari harga jual Rp 16.000, sehingga bagian diperoleh sebesar 78,56%. Pembagian yang
yang diterima oleh pembudidaya sebesar adil yakni sesuai antara biaya yang
Rp 13.500/kg. Tengkulak/ pedagang dikeluarkan oleh tengkulak dengan
pengumpul memiliki nilai share keuntungan yang diperolehnya. Nilai
keuntungan sebesar 12,28% dengan distribusi margin pada saluran 2
pengeluaran biaya sebesar 3,35%, sehingga pembagiannya kurang adil karena Share
bagian yang diterima oleh tengkulak/ biaya yang dikeluarkan oleh tengkulak/
pedagang pengumpul sebesar Rp 2.500/kg. pedagang pengumpul sebesar 9,56 lebih
Saluran II memiliki share keuntungan besar daripada Share biaya yang
terbesar pada pembudidaya sebesar 64,52% dikeluarkan pedagang besar 6,48 akan

30 JSEP Vol. 9 No.1 Maret 2016


tetapi Share keuntungan yang diperoleh dalam jangka panjang dibandingkan pada
tengkulak/ pedagang pengumpul yakni saluran II dan saluran III, selain itu
24,72 jauh lebih kecil dari pedagang besar pembayaran ikan lele dumbo jika dijual di
yakni 59,24. Hal ini menunjukkan kurang pabrik langsung tunai, sehingga
adil dan kurang merata dimana selisih pembudidaya tidak perlu menunggu
Share keuntungan antar lembaga pemasaran penerimaan yang di dapatnya dari hasil
terlampau jauh. Pembagian yang kurang budidaya.
adil dan kurang merata juga terdapat pada
saluran 3. Share biaya tengkulak, pedagang Efisiensi Pemasaran Ikan Lele Dumbo di
besar, pedagang pengecer, masing-masing Desa Mojomulyo Kecamatan Puger
sebesar 10,40%, 3,53%, dan 4,31%,
sedangkan Share keuntungan yang diterima Efisiensi pemasaran adalah nisbah
tengkulak justru mendapat bagian yang antara total biaya dengan nilai total ikan
terkecil yakni sebesar 12,33%, 38,43% lele dumbo yang dipasarkan. Saluran
untuk pedagang besar dan 31,00% untuk pemasaran yang efisien adalah saluran
pedagang pengecer. pemasaran yang dapat meminimumkan
Pemasaran ikan lele efisien apabila biaya pemasaran dan mendapat total nilai
mampu menyampaikan hasil dari produsen produk yang lebih tinggi, sehingga dapat
ke konsumen dengan harga yang semurah- meningkatkan keuntungan yang diperoleh.
murahnya dan meminimalisir biaya Terdapat 3 saluran pemasaran yang akan
pemasaran ikan lele dumbo. Pada ketiga dianalisis efisiensi pemasarannya.
saluran pemasaran yang menunjukkan Tabel 4 menunjukkan bahwa ketiga
saluran pemasaran efisien adalah saluran I saluran yang ada menunjukkan nilai
karena memiliki nilai margin pemasaran efisiensi pemasaran < 1 berarti pemasaran
yang terendah serta adanya pembagian yang ikan lele dumbo sudah efisien. Hal ini
adil yakni biaya yang dikeluarkan oleh sesuai dengan teori efisiensi pemasaran
tengkulak/pedagang pengumpul sesuai yang menyatakan bahwa nilai efisiensi < 1
dengan keuntungan yang diterima. Ditinjau menunjukkan pemasaran yang efisien
dari harga jual yang diterima pembudidaya, (Rasuli, et al, 2007). Saluran pemasaran I
lebih tinggi pada saluran II dibandingkan memiliki nilai efisiensi pemasaran sebesar
dengan saluran I dan saluran III, akan tetapi 0,0335, saluran II sebesar 0,0569 dan untuk
perbedaan harga pada ketiga saluran tidak saluran III sebesar 0,0718. Hal ini
terlalu jauh. Ditinjau dari segi kuantitas, menunjukkan bahwa saluran I lebih efisien
saluran I memiliki permintaan yang lebih dari pada saluran II dan saluran III. Nilai
tinggi yakni 5 ton/minggu dan permintaan efisiensi yang terkecil menunjukkan bahwa
ikan lele dumbo tersebut kontinyu, semakin cepat ikan lele dumbo sampai ke
sehingga meskipun harga yang diterima tangan konsumen serta perbedaan harga
pembudidaya pada saluran I terendah tetapi ditingkat konsumen dan harga ditingkat
jumlah permintaan lebih tinggi dan pembudidaya tidak terlampau jauh.
kontinyu. Hal ini lebih menguntungkan

Tabel 4. Hasil Efisiensi Pemasaran pada Saluran Pemasaran Ikan Lele Dumbo di Dusun Getem
Desa Mojomulyo Kecamatan Puger
Biaya Nilai
Efisiensi
No. Saluran Pemasaran Pemasaran Produk
Pemasaran
(Rp/kg) (Rp/kg)
1 Pembudidaya - Tengkulak - Pabrik
0,0335 536 16.000
Sekar Bumi
2 Pembudidaya - Tengkulak –
0,0569 1224,89 21.528,57
P. Besar - Rumah Makan
3 Pembudidaya - Tengkulak –
0,0718 1633,73 22.755
P. Besar - P. Pengecer-Konsumen
Sumber : Data Primer, Diolah 2015

JSEP Vol. 9 No.1 Maret 2016 31


KESIMPULAN Hakim, Abdul. 2004. Statistika Deskriptif
1. Pendapatan usaha budidaya ikan lele Untuk Ekonomi dan Bisnis.
dumbo di Dusun Getem Desa Yogyakarta: Ekonisia.
Mojomulyo Kecamatan Puger adalah
menguntungkan, dengan rata-rata Hasan, Iqbal. 2003. Pokok-Pokok Materi
pendapatan pembudidaya pada satu Statistika 1 (Statistik Deskriptif).
periode yakni 3 bulan pada luasan kolam Jakarta : Bumi Aksara.
(120 m2) adalah sebesar Rp 14.654.436.
2. Faktor-faktor berpengaruh secara nyata __________. 2012. Pokok-Pokok Materi
terhadap peningkatan pendapatan Statistika 2 (Statistik Inferensif).
pembudidaya ikan lele dumbo di Dusun Jakarta : Bumi Aksara
Getem Desa Mojomulyo Kecamatan
Puger adalah biaya benih, jumlah Juliandi, Azuar dan Irfan dan Manurung,
produksi, harga jual, dan faktor yang Saprinal. 2014. Metodologi
berpengaruh secara nyata menurunkan Penelitian Bisnis Konsep dan
pendapatan pembudidaya ikan lele Aplikasi. Medan : UMSU Press.
dumbo di Dusun Getem Desa
Mojomulyo Kecamatan Puger adalah Nasrudin. 2010. Jurus Sukses Beternak Ikan
biaya pakan, biaya tenaga kerja dan Lele Sangkuriang. Jakarta :
biaya vitamin dan obat-obatan. Penebar Swadaya.
3. Pemasaran ikan lele dumbo di Dusun
Getem Desa Mojomulyo Kecamatan Rahayu, Wiwit. 2011. Analisis Pendapatan
Puger terdapat 3 saluran pemasaran. Di Usaha Pembesaran Ikan Nila
tinjau dari nilai share, share keuntungan Merah (Oreochromis sp) Pada
tertinggi terdapat pada lembaga Kolam Air Deras di Kecamatan
pembudidaya yakni share keuntungan Polanharjo Kabupaten Klaten.
saluran I sebesar 84,38%, saluran II Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian
64,52% dan saluran III 60,64%. Di Volume 7 No 1.
tinjau dari nilai distribusi margin
pemasaran, saluran I menunjukkan nilai Rasuli, et al. 2007. Analisis Margin
share keuntungan dan share biaya yang Pemasaran Telur Itik di Kelurahan
proporsional/ adil, sedangkan saluran II Borongloe, Kecamatan
dan saluran III menunjukkan nilai share Bontomarannu, Kabupaten Gowa.
keuntungan dan share biaya yang Jurnal RAT Vol 3 No1.
kurang proporsional dan tidak merata.
Perbedaan keuntungan yang diterima Soekartawi. 1995. Analisis Usahatani.
pembudidaya pada ketiga saluran tidak Jakarta: Penerbit Universitas
berbeda jauh, akan tetapi jika dilihat dari Indonesia.
segi kuantitas dan kontinyuitas, saluran I
memiliki permintaan yang tinggi yakni 5 Sudiyono, Armand. 2002. Pemasaran
ton/minggu dan permintaan tersebut Pertanian. Malang : UMM Prees.
kontinyu, sehingga akan lebih
menguntungkan dalam jangka panjang. Sugiyono. 2012. Metode Penelitian
Kuantitatif Kualitatif dan R&D.
DAFTAR PUSTAKA Bandung : Alfabeta.

Direktorat kredit, BPR, dan UMKM, 2010. Wibowo, Eri dan Sugiyono. 2002. Statistika
Pola Pembiayaan Usaha Kecil Penelitian Edisi 1. Bandung :
Syariah (PPUK) Budidaya Alfabeta.
Pembesaran Ikan Lele. Jakarta :
Direktorat Kredit, BPR dan
UMKM (DKBU) Bank Indonesia.

32 JSEP Vol. 9 No.1 Maret 2016

You might also like