Peningkatan Kompetensi Pedagogik Pendidik Melalui Pelatihan Penilaian Autentik Di SMP Negeri 15 Makassar
Peningkatan Kompetensi Pedagogik Pendidik Melalui Pelatihan Penilaian Autentik Di SMP Negeri 15 Makassar
Peningkatan Kompetensi Pedagogik Pendidik Melalui Pelatihan Penilaian Autentik Di SMP Negeri 15 Makassar
Abstract:The study aims at examining the improvement of educational competence through authentic assessment
training at SMPN 15 Makassar, whether the pedagogic competence of teachers improve after taking authentic
assessment training and how is authentic training effectiveness on pedagogic competence of teachers at SMPN 15
Makassar.
The study is a school action research, a qualitative research which supported by quantitative data focuses on
the process and was designed systematically to achieve practical remedy in real situation. The study was conducted
in 2 cycles by Stephen Kemmis model where each cycle consisted of four stages, namely the planning, action,
observation, and reflection.
The site of the research was SMPN 15 Makassar and the subjects of the study were teachers who teach
language subjects at SMPN 15 Makassar with the total of 6 teachers, consisted of 3 Bahasa Indonesia teachers and 3
English teachers. Data were collected by employing questionnaire and observation taken from the training using
training effectiveness questionnaire, training observation, and teacher training implementation.
The results of the study reveal that after conducting authentic assessment training, the pedagogic
competence of teachers improve with the improvement of pedagogic competence of teachers on the aspects of
assessment and evaluation which used authentic assessment improve from 66.67% to 100% or the improvement is
33.33%. The training effectiveness indicates that teachers' comprehension on training material improve from the
result of cycle I which is in good category by 75% and satisfied category by 25%, improve in cycle Il to good
category by 40 and satisfied category by 60%.
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan kompetensi pendidik melalui pelatihan penilaian
autentik di SMP Negeri 15 Makassar, apakah kompetensi pedagogik pendidik meningkat setelah mengikuti pelatihan
penilaian autentik dan bagaimanakah efektifitas pelatihan autentik terhadap kompetensi pedagogik pendidik di
SMPN 15 Makassar.
Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan sekolah (PTS),merupakan jenis penelitian kualitatif yang
didukung data kuantitatif yang menekankan proses dan dirancang secara sistematis untuk mencapai perbaikan
praktik dalam situasi nyata, Penelitian dilakukan dalam 2 siklus dengan model Stephen Kemmis dimana setiap siklus
meliputi empat tahapan yaitu tahap perencanaan, tindakan, observasi, dan tahap refleksi.
Lokasi penelitian, yaitu SMP Negeri 15 Makassar dan subyek dalam penelitian ini adalah pendidik yang
mengampuh mata pelajaran kelompok bahasa di SMP Negeri 15 Makassar berjumlah 6 orang yang terdiri 3 orang
yang mengampuh Bahasa Indonesia dan 3 orang mengampuh Bahasa Inggris. Data yang dikumpulkan berupa hasil
angket dan observasi pelatihan diambil dengan menggunakan angket efektivitas pelatihan dan observasi pelatihan
dan pelaksanaan pelatihan pendidik.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa setelah dilaksanakan pelatihan penilaian autentik kompetensi
pedagogik pendidik meningkat melalui pelatihan penilaian autentik di SMP Negeri 15 Makassar dengan peningkatan
kompetensi pedagogik pendidik dalam hal penilaian dan evaluasi yang menggunakan penilaian autentik meningkat
dari 66.67% menjadi 100% atau peningkatannya sebesar 33.33%. Efektifitas pelatihan menunjukkan pemahaman
pendidik akan materi pelatihan terlihat meningkat dari hasil pada siklus I pada kategori bagus sebesar 75% dan
kategori memuaskan sebesar 25%, meningkat pada siklus II menjadi kategori bagus sebesar 40% dan kategori
memuaskan sebesar 60%.
i
PENDAHULUAN Penilaian menjadi salah satu fokus yang
tidak boleh diremehkan, dimana hal tersebut
Keberhasilan pendidikan sangat ditentukan terlihat seperti sesuatu yang sepele namun ternyata
oleh profesionalisme yang dimiliki oleh tenaga jika tak dikuasai dengan baik maksud dan
pengajarnya pada suatu Negara, dimana pendidik tujuannya maka akan mengaburkan pemahaman
dianggap sebagai pemegang tonggak terdepan dari pendidik yang melaksanakan proses penilaian
yang berhadapan langsung dengan peserta didik. di lapangan. Penilaian dalam Kurikulum 2013
Pendidik yang profesional memiliki kemampuan mengacu pada Permendikbud Nomor 23 Tahun
untuk merencanakan, melakukan proses 2016 tentang Standar Penilaian Pendidikan. Pasal
pembelajaran dan meningkatkan proses tersebut 1 Ayat (2) Penilaian adalah proses pengumpulan
serta hasil belajar anak didiknya yang dapat dilihat dan pengolahan informasi untuk mengukur
perkembangannya dari waktu ke waktu semakin pencapaian hasil belajar peserta didik. Kemudian
meningkat dan mengalami kemajuan yang dalam Pasal 3 Ayat (1) Penilaian hasil belajar
signifikan. peserta didik pada pendidikan dasar dan menengah
Tujuan pendidikan yang tertuang dalam meliputi aspek: a) sikap; b) pengetahuan; dan c)
undang-undang menitik beratkan peranan pendidik keterampilan.
dan tenaga kependidikan dalam rangka Seorang pendidik dalam melakukan
mencerdaskan kehidupan bangsa, dimana tonggak penilaian harus mengikuti prinsip-prinsip yang ada
paling bawah dalam pendidikan nasional pada penilaian, diantaranya adalah sahih, objektif,
diharapkan pendidik memiliki kemampuan adil, terpadu, terbuka, menyeluruh, sistematis,
membentuk watak peserta didik agar menjadi beracuan kriteria, dan akuntabel. Semua prinsip
manusia yang beriman dan bertakwa kepada tersebut dapat tercapai apabila pendidik betul-betul
Tuhan Yang Maha Esa. Undang-Undang No. 20 melakukan penilaian dengan hasil observasi yang
Tahun 2003 tentang Sisdiknas Pasal 39 Ayat (1) sesungguhnya, bukan hanya sebagai hasil
Tenaga kependidikan bertugas melaksanak99an penilaian tebakan dan hadiah semata buat peserta
administrasi, pengelolaan, pengembangan, didik.
pengawasan, dan pelayanan teknis untuk Penilaian hasil belajar Kurikulum 2013
menunjang proses pendidikan pada satuan dilakukan pendidik dalam berrbagai bentuk, yaitu
pendidikan, Ayat (2) Pendidik merupakan tenaga ulangan, pengamatan, penugasan, tugas proyek,
profesional yang bertugas merencanakan dan portofolio dan lain-lain. Salah satu metode
melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil penilaian yang dapat dilakukan adalah penilaian
pembelajaran, melakukan pembimbingan dan autentik (authentic assessment). Penilaian autentik
pelatihan, serta melakukan penelitian dan menggambarkan perkembangan peserta didik
pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi karena dalam penilaian ini berfokus pada
Pendidik pada perguruan tinggi. kemampuan peserta didik untuk belajar bagaimana
Sekolah sebagai wadah formal dalam cara belajar yang dapat meningkatkan kemampuan
sistem pendidikan, sudah seharusnya dalam sikap, keterampilan, dan pengetahuan apa
melaksanakan segala proses pendidikan yang sudah atau belum dimiliki oleh peserta didik.
berdasarkan standar nasional yang telah ada. Sehingga dengan melakukan penilaian autentik ini
Sebagaimana diterangkan dalam Undang-Undang pendidik dapat menentukan materi mana yang
No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas Pasal 35 telah dikuasai oleh peserta didiknya dan materi
Ayat (1) Standar nasional pendidikan terdiri atas mana yang harus diremedialkan.
standar isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga Analisis proses belajar perlu dilakukan
kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, untuk mengetahui segala kelebihan dan kelemahan
pembiayaan, dan penilaian pendidikan yang harus dalam proses pembelajaran yang dapat
ditingkatkan secara berencana dan berkala. Itu memengaruhi hasil belajar peserta didik. Dengan
berarti harus ada 8 strandar yang dimiliki oleh pengetahuan tersebut, Pendidik dapat memperbaiki
sekolah untuk dapat mewujudkan administrasi metode, teknik dan strategi pembelajaran yang
yang baik guna tercapainya tujuan pendidikan dilakukannya, sehingga dapat meningkatkan
nasional. kualitas pembelajaran dan pendidik bisa
i
memastikan bahwa peserta didik mengalami seorang pendidik harus memiliki 4 kompetensi
proses pembelajaran dengan benar. yaitu kompetensi pedagogik, sosial, kepribadian
Sejak diberlakukannya Kurikulum 2013, dan profesional. Dimana penilaian dan evaluasi
penilaian autentik selalu didengung-dengungkan yang harus dimiliki oleh pendidik menjadi salah
untuk dilaksanakan oleh semua orang yang satu indikator sehinggga pendidik dapat dikatakan
berpredikat sebagai pendidik. Namun, hal itu memiliki kompetensi pedagogik yang baik.
belum terlihat sepenuhnya dilakukan dalam proses SMP Negeri 15 Makassar yang berlokasi
pembelajaran sampai diakhir pembelajaran untuk pada Kecamatan Tamalate Kelurahan Barombong
mendapatkan nilai hasil pembelajaran yang menjadi salah satu sekolah yang berada pada
seharusnya diperoleh peserta didik berdasarkan wilayah selatan Makassar. Sejak tahun 2013
kemampuan belajarnya pada saat pembelajaran. sampai sekarang telah melaksanakan pembelajaran
Sekarang ini gencar dilakukan usaha dengan menggunakan Kurikulum 2013, dalam
meningkatkan kualitas pembelajaran dan penilaian penerapan proses pembelajaran hampir semua
dengan melaksanakan Penilaian autentik, sesuai pendidik telah melaksanakan proses pembelajaran
dengan tuntutan penilaian Kurikulum 2013 sebagai sesuai dengan standar proses yang ada dan
suatu upaya yang dianggap berhasil dalam pelaksanaan penilaian hasil belajar tidak selalu
meningkatkan proses pembelajaran yang pada dilakukan saat itu juga. Hanya beberapa pendidik
akhirnya berpengaruh pada peningkatan hasil saja yang telah melaksanakan penilaian secara
belajar Peserta didik. Penilaian autentik menjadi autentik. Hal tersebut diperkuat oleh pendapat
penekanan yang serius dimana Pendidik dalam wakil kurikulum sekolah tersebut pada sebuah
melakukan penilaian hasil belajar peserta didik wawancara yang dilakukan oleh penulis sebagai
benar-benar memperhatikan segala minat, potensi hasil survey awal di sekolah tersebut. Berikut
dan prestasi secara komprehensif . kutipan jawabannya sebagai berikut:
Makassar sebagai salah satu kota yang “Pendidik-pendidik kami di sini (SMPN
melaksanakan piloting pelaksanaan Kurikulum 15 Makassar), sekitar 90% telah
2013 secara mandiri, dimana sekolah yang tidak melakukan proses pembelajaran sesuai
termasuk dalam daftar pelaksana Kurikulum 2013 dengan standar proses pembelajaran, hal
pada tahun tersebut telah mengajukan secara tersebut terlihat bahwa pelaksanaan proses
mandiri untuk melaksanakan Kurikulum 2013 juga pembelajarannya sudah sesuai dengan
di sekolah-sekolah yang lain. Utamanya pada RPP yang dibuat oleh mereka sendiri
tingkatan Sekolah Menengah yang ada di sebagai hasil supervisi pembelajaran yang
Makassar saat itu, termasuk Sekolah Menengah dilakukan oleh semua assessor di sekolah.
Negeri 15 Makassar menyelenggarakan Namun saat mereka melakukan penilaian,
pelaksanaan Kurikulum 2013 secara mandiri pada kadang-kadang mereka tak
tahun tersebut sampai sekarang. melaksanakannya sesuai dengan yang
Pada tahun 2016 kota Makassar direncanakan pada RPP mereka, bahkan
mempunyai beban yang lebih berat untuk ada yang tak melampirkan penilaian yang
melaksanakan Kurikulum 2013, dimana bagi akan dilakukan pada pembelajaran saat itu,
sekolah yang telah memulainya di tahun 2013 dengan alasan penilaiannya nanti
semua tingkatan rombongan belajarnya sudah dilakukan saat ulangan harian”.
menggunakan Kurikulum tersebut. Harapan di
masa depan untuk selalu meningkatkan proses dan Berdasarkan latar belakang tersebut, maka
hasil pembelajaran pada sekolah-sekolah yang ada peneliti tertarik melakukan penelitian dalam
di Makassar, pada setiap tingkatan tanpa kecuali, bentuk penelitian tindakan sekolah dengan
baik sekolah yang berstatus negeri ataupun swasta. mengambil lokasi penelitian di SMP Negeri 15
Seiring dengan hal tersebut, maka Makassar dengan judul “Peningkatan Kompetensi
peningkatan mutu pendidikan bukan hanya perlu Pedagogik Pendidik melalui Pelaksanaan Pelatihan
dianalisis pada hasil pembelajarannya saja, namun Penilaian Autentik di SMP Negeri 15 Makassar”.
pada proses penilaiannyapun juga perlu
mendapatkan perhatian yang besar. Sebagaimana
ii
Berdasarkan latar belakang, maka di sekolah yang bersangkutan dapat lebih
dirumuskan permasalahan sebagai berikut: ditingkatkan.
1. Apakah Kompetensi Pedagogik Pendidik Penelitian tindakan sekolah ini
dapat ditingkatkan melalui Pelatihan dilaksanakan dengan mengunakan Standar
penilaian Autentik di SMP Negeri 15 penilaian bertujuan untuk menjamin; (1)
Makassar? perencanaan penilaian peserta didik sesuai dengan
2. Bagaimanakah Efektifitas pelatihan autentik kompetensi yang akan dicapai dan berdasarkan
terhadap kompetensi pedagogik pendidik di prinsip-prinsip penilaian; (2) pelaksanaan
SMP Negeri 15 Makassar. penilaian peserta didik secara propesional, terbuka,
Tujuan yang ingin dicapai pada penelitian edukatif, efektif, efisien, dan sesuai dengan
ini adalah sebagai berikut. konteks sosial budaya; (3) penilaian peserta didik
1. Untuk mengetahui apakah kompetensi secara obyektif, akuntabel, dan informatif. Standar
pedagogik pendidik dapat ditingkatkan penilaian pendidikan ini disusun sebagi acuan
melalui pelatihan penilaian autentik di SMP penilaian bagi pendidik.
Negeri 15 Makassar. Berdasarkan uraian di atas, dapat
2. Untuk mengetahui bagaimana efektifitas dibuatkan skema kerangka pikir sebagai berikut.
pelatihan autentik terhadap kompetensi
pedagogik pendidik di SMP Negeri 15
Makassar. Guru sebagai pendidik dan pembimbing
Kerangka Pikir
Pendidik sebagai pendidik sekaligus
pembimbing peserta didik di sekolah sangat
diperlukan untuk memberikan transfer ilmu dan Kemampuan pedagogik pendidik dalam hal penilaian dan
juga merubah karakter peserta didik menjadi lebih evaluasi masih banyak yang bermasalah
baik. Dalam membimbing peserta didik, Pendidik
harus memiliki empat kompetensi yang
dikuasainya yaitu kompetensi pedagogik,
kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan
Pelatihan penilaian Autentik di Sekolah
kompetensi profesional. Masing-masing dari
kompetensi tersebut memiliki indikator yang harus
dipahami oleh pendidik guna mencapai tujuan
pendidikan nasional.
Fokus dalam penelitian tindakan sekolah Kompetensi Pedagogik Pendidik meningkat
ini terbatas pada kompetensi pedagogik pendidik,
utamanya pada indikator penilaian dan evaluasi.
Penilaian dan evaluasi tersebut dimulai dari
Gambar 2.1 Skema Kerangka Pikir
dilakukannya pelatihan untuk para pendidik, yang
kemudian pendidik mampu mengimplementasikan
Berdasarkan dari kerangka pikir maka
hasil pelatihannya dalam bentuk merancang
penilaian secara autentik, kemampuan pendidik hipotesis penelitian tindakan sekolah dirumuskan
untuk melaksanakan penilaian dalam sebagai berikut.
pembelajaran, dan kemampuan pendidik untuk 1. Melalui pelaksanaan pelatihan penilaian
menerapkan penilaian autentik sesuai dengan autentik diduga dapat meningkatkan
tuntunan strategi penilaian dalam Kurikulum 2013 kompetensi pedagogik pendidik di SMP
di SMP Negeri 15 Makassar. Negeri 15 Makassar.
Melalui Pelatihan penilaian autentik di 2. Efektifitas pelatihan yang dilaksanakan
sekolah dilaksanakan oleh semua pendidik dari diduga dapat meningkatkan pemahaman
berbagai bidang studi dengan kepala sekolah yang penilaian autentik pada pendidik di SMP
bersangkutan, dengan tujuan agar kualitas proses Negeri 15 Makassar.
dan hasil pembelajaran dari semua mata pelajaran
iii
METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri
15 Makassar untuk meningkatkan Kompetensi
Jenis Penelitian ini adalah Penelitian Pedagogik Pendidik melalui Pelatihan Penilaian
Tindakan Sekolah (PTS) / School Action Research. Autentik. Penelitian ini dilaksanakan pada
PTS adalah tindakan ilmiah yang dilakukan untuk semester genap tahun pelajaran 2016-2017,
mencari pemecahan permasalahan nyata yang tepatnya di bulan Maret-Mei 2017. Adapun subyek
terjadi di sekolah, sekaligus mencari jawaban penelitian adalah pendidik yang mengajarkan
bagaimana masalah tersebut bisa diselesaikan materi mata pelajaran kelompok bahasa. Jumlah
melalui suatu tindakan perbaikan. Menurut pendidik kelompok bahasa yang akan menjadi
Ghani,R. A (2014) PTS merupakan jenis subjek penelitian di SMPN 15 Makassar berjumlah
penelitian kualitatif yang didukung data 6 orang yang terdiri dari 3 orang mengampu
kuantitatif yang menekankan proses dan dirancang Bahasa Indonesia dan 3 orang mengampu Bahasa
secara sistematis untuk mencapai perbaikan Inggris.
praktik dalam situasi nyata. Penelitian ini dilakukan sebanyak 2 siklus.
Alur Penelitian dapat dilihat pada skema berikut.
Refleksi I Pengamatan/
pengumpulan data I
Pengamatan/
Refleksi II pengumpulan data II
Apabila permasalahan
belum terselesaikan Dilanjutkan ke siklus
selanjutnya
iv
yang didalamnya mencakup penilaian dengan menggunakan kategori sebagai berikut: 0 (Tidak
metode penilaian autentik. menunjukkan bukti/ tidak terpenuhi); 1 (Terpenuhi
sebagian / ada bukti tetapi tidak lengkap); dan 3
3. Format observasi pelaksanaan. Format (Terpenuhi seluruhnya).
observasi pelaksanaan pelatihan terdiri dari Langkah berikutnya adalah pemberian
20 butir pertanyaan yang terbagi menjadi 2 nilai berdasarkan pedoman pelaksanaan penilaian
indikator, sedangkan format observasi kinerja guru (PK Guru Kemendikbud 2012). Pada
pelaksanaan penilaian autentik terdiri dari 40 langkah ini peneliti menetapkan nilai untuk setiap
butir pertanyaan yang terbagi menjadi 3 kompetensi dengan skala nilai 1, 2, 3, atau 4.
indikator. Kisi-kisi dari kedua format tersebut Pemberian nilai untuk setiap kompetensi dilakukan
selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 3.2. dengan tahapan sebagai berikut:
1) Pemberian skor 0, 1, atau 2 untuk masing-
Tabel 3.2. Kisi-kisi Format Observasi masing indikator. Pemberian skor ini
No Observasi Indikator
No Butir dilakukan dengan cara membandingkan
Soal catatan hasil pengamatan dan pemantauan
Yang dilakukan dilembar observasi.
1 s/d 11
Nara sumber 2) Perolehan skor untuk setiap indikator tersebut
Pelaksanaan
1. pelatihan selanjutnya dijumlahkan dan dihitung
Pelatihan
Yang dilakukan
12 s/d 20 persentasinya dengan cara membagi total skor
peserta pelatihan
Persiapan sebelum yang diperoleh dengan total skor maksimum
Pelaksanaan 1 s/d 8 indikator dan mengalikannya dengan 100 % .
pembelajaran
2. Setelah Perolehan persentase skor pada setiap
Pelaksanaan dikelas 9 s/d 22
Pelatihan indikator ini kemudian di ditentukan
Refleksi 23 s/d 40
kategorinya seperti yang ditunjukkan pada
Data yang terkumpul berupa data kualitatif tabel 3.4.
dianalisis deskriptif dengan teknik persentase.
Teknik ini digunakan untuk mendapatkan Tabel 3.4 Kategori Persentase Nilai
gambaran umum mengenai peningkatan
kompetensi pedagogik pendidik melalui pelatihan Rentang Total Nilai Kategori
pemahaman penilaian Autentik pendidik di SMP 0% < X < 25% Kurang
Negeri 15 Makassar. 25% ≤ X < 50 % Sedang
Data angket menggunakan skala model 50% ≤ X < 75 % Cukup
likert yaitu 5 skala (1, 2, 3, 4, dan 5) dengan 75 % ≤ X < 100 % Baik
kategori (buruk, kurang, cukup, bagus, dan Sumber: Pedoman PKG Kemendikbud, 2012
memuaskan). Adapun perhitungan untuk
mengukur efektifitas pelatihan dalam persentase Keberhasilan yang dijadikan patokan
digunakan kategori berdasarkan Tabel 3.3. penelitian ini apabila berhasil meningkatkan
kompetensi Pedagogik Pendidik sebesar 75 %
Tabel 3.3 Kategori Efektivitas Pelatihan berdasarkan nilai perhitungan hasil observasi
Rentang Total Nilai Kategori terpenuhinya indikator yang ada, hal ini
0 % < 20% Buruk dimaksudkan sudah berkategori baik.
20% < 40 % Kurang
40% < 60% Cukup Hasil Penelitian
60% < 80% Bagus 1. Analisis dan Pembahasan Siklus 1
80% < 100% Memuaskan Penelitian tindakan sekolah ini siklus 1
Sumber: Sudaryono (2013) dimulai dengan menetapkan jadwal pelatihan.
Pelatihan dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 1
Data yang diperoleh dengan menggunakan April 2017 di aula SMPN 15 Makassar. Pendidik
observasi digunakan untuk mengukur pelaksanaan yang terlibat sebagai peserta pelatihan autentik
pelatihan serta setelah pelatihan dengan yang bertemakan “Peningkatan Kompetensi
v
Pedagogik Pendidik melalui Pelatihan Penilaian Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi dan Persentase
Autentik” berjumlah 20 orang. Adapun pemateri Pelaksanaan Pelatihan
yang hadir pada pelatihan ini adalah ahli yang
berkompeten di bidang penilaian yaitu Dosen dari Persentase Total Kategori Frekuensi Persentase
Jurusan Penelitian dan Evaluasi Pendidikan (PEP). 0 % <x≤ 25 % Kurang 2 10
Peserta pelatihan ini diikuti dari beberapa pendidik 25% <x≤ 50 % Sedang 7 35
yang mengampu mata pelajaran yang berbeda., 50% <x≤ 75% Cukup 11 55
lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.1. 75% <x≤ 100% Baik 0 0
Jumlah 20 100
Tabel 4.1. Keadaan peserta pelatihan Sumber: Data Primer, April 2017
berdasarkan mata pelajaran
yang diampu Berdasarkan Tabel 4.3 tentang
Jumlah pelaksanaan pelatihan terlihat bahwa 10 % berada
No Mata Pelajaran yang diampu pada kategori kurang, 35% berada pada kategori
Peserta
sedang, 55% berada pada kategori cukup.
1 Pendidikan Agama Islam 1
Berdasarkan hasil nilai yang ditunjukkan Tabel 4.3
2 Matematika 4
terlihat bahwa kebanyakan sampel penelitian
3 Bahasa Indonesia 5
menilai bahwa pelaksanaan pelatihan yang diikuti
4 Bahasa Inggris 3
masuk dalam kategori cukup.
5 IPA 3
Langkah selanjutnya peneliti
Pendidikan Jasmani
6 3 melaksanakan observasi terhadap peserta pelatihan
Olahraga dan Kesehatan
yang mengampuh mata pelajaran bahasa Indonesia
7 Muatan Lokal 1
dan bahasa Inggris yang masing-masing berjumlah
Jumlah 20
3 orang, sehingga jumlah keseluruhan pendidik
Sumber: Data Primer, April 2017
sebagai sampel sebanyak 6 orang yang kemudian
membuat RPP yang didalamnya terdapat penilaian
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi dan Persentase
autentik untuk kompetensi kognitif, keterampilan
Efektivitas Pelatihan
dan sikap peserta didik. Dan kemudian peneliti
Persentase
Total
Kategori Frekuensi Persentase melakukan observasi dengan menggunakan format
0 % - 20 % Buruk 0 0 observasi.
20% - 40 % Kurang 0 0 Berdasarkan hasil pengamatan dan
40% - 60% Cukup 0 0 pertanyaan selama proses penelitian pada siklus I
60% - 80% Bagus 15 75 maka dapat disimpulkan bahwa materi pelatihan
80% - 100% Memuaskan 5 25 yang diberikan umumnya telah cukup dikuasai dan
Jumlah 20 100 di pahami pendidik di SMPN 15 Makassar. Hal ini
Sumber: Data Primer, April 2017 didukung oleh data kuantitatif pada Tabel 4.4.
Tabel 4.4 Deskripsi Distribusi Skor
Berdasarkan Tabel 4.2 tentang efektivitas Penguasaan Materi Pelatihan
pelatihan terlihat bahwa 25% berada pada kategori Siklus I
memuaskan, 75% berada pada kategori bagus,. Statistik Nilai Statistik
Berdasarkan hasil nilai yang ditunjukkan Tabel 4.2 Subjek 6
terlihat bahwa kebanyakan sampel penelitian
menilai bahwa efektivitas pelatihan yang diikuti Skor Maksimum 66
masuk dalam kategori bagus. Setelah melakukan
Skor Minimum 41
pelatihan, kemudian peserta pelatihan diminta
untuk melakukan observasi jalannya pelatihan Skor Ideal 80
dengan menggunakan format observasi. Nilai hasil
observasi pelaksanaan pelatihan berdasarkan Skor Rata-rata 56.2
kriteria berdasarkan frekuensi dan persentasenya Median 57.5
dinyatakan pada Tabel 4.3.
vi
Tabel 4.4 menunjukkan bahwa skor rata- Tabel 4.6 Keadaan peserta pelatihan
rata pemahaman materi pelatihan pada siklus I berdasarkan mata pelajaran
adalah 56.2 dari skor ideal 80. Dengan kata lain yang diampu
jika dipersentasekan nilainya sebesar 70.25%, No Mata Pelajaran yang Jumlah
sehingga masuk dalam kategori cukup. diampu Peserta
Nilai hasil observasi pelaksanaan terhadap 1 Pendidikan Agama Islam 1
pendidik berdasarkan kriteria frekuensi dan 2 Matematika 4
persentasenya dinyatakan pada Tabel 4.5. 3 Bahasa Indonesia 5
4 Bahasa Inggris 3
Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi dan 5 IPA 3
Persentase Pelaksanaan Penilaian 6 Pendidikan Jasmani Olah 3
Persentase Total Kategori Frekuensi Persentase Raga dan Kesehatan
0 % <x≤ 25 % Kurang 0 0 7 Muatan Lokal 1
25% <x≤ 50 % Sedang 0 0 Jumlah 20
50% <x≤ 75% Cukup 4 66.67
Sumber: Data Primer, April 2017
75% <x≤ 100% Baik 2 33.33
Jumlah 6 100
Pendidik yang ikut dalam pelatihan di
Sumber: Data Primer, April 2017
siklus 2 ini di minta untuk mengisi angket untuk
menentukan sejauh mana efektivitas pelatihan
Berdasarkan Tabel 4.5 tentang observasi
yang berlangsung. Kemudian dihasilkan
pelaksanaan setelah pelatihan terlihat bahwa
perhitungan hasil statistik efektivitas pelatihan
66.67% berada pada kategori cukup, 33.33%
dapat dilihat pada Tabel 4.7.
berada pada kategori baik. Berdasarkan hasil nilai
yang ditunjukkan Tabel 4.5 terlihat bahwa
Tabel 4.7. Distribusi Frekuensi dan
kebanyakan sampel penelitian menilai bahwa
Persentase Efektivitas
pelaksanaan setelah pelatihan yang diikuti masuk
Pelatihan
dalam kategori baik.
x
Ardin, 2011. Keefektifan Pembelajaran Kemendikbud. 2012. Pedoman Pelaksanaan
Matematika Realistic Setting kooperatif Penilaian Kinerja Guru ( PK Guru).
Tipe NHT pada Materi Pokok Ruang Tiga. Jakarta .Kemendikbud
Hasil penelitian : PPS UNM. Kesuma, T.A. 2013. Menyusun PTK itu Gampang.
Esensi, devisi penerbit Erlangga
Bahan Belajar Mandiri. Penelitian Tindakan
Sekolah. 2009: Direktorat Jenderal Kunandar, 2014. Penilaian Autentik (Penilaian
Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Hasil Belajar Peserta Didik Berdasarkan
Kependidikan. Departemem Pendidikan Kurikulum 2013). Jakarta: PT Raja
Nasional. Grafindo Persada.
Emzir. 2013. Metodologi Penelitian Pendidikan Pautler, A.J. 1971. Teaching Shop and Laboratory
Kuantitatif & Kualitatif. Jakarta: Rajawali Subjects. Columbus: Charless E Merril
Pers. Publishing Company.
Ginnis P. 2008. Trik & Taktik Mengajar Strategi Permendikbud No 23 Tahun 2016 Tentang
Meningkatkan Pencapaian Pengajaran Standar Penilaian Pendidikan
dikelas. Jakarta: PT Indeks.
Priansa, D. J. 2014. Kinerja dan Profesionalisme
Hamalik, O. 2001. Proses Belajar Mengajar. Pendidik. Bandung: CV. Alfabeta
Jakarta: PT Bumi Aksara.
Sardiman. 1986. Interaksi & Motivasi Belajar
Hasanah, D.S. 2010. Pengaruh Pendidikan dan Mengajar. Jakarta: PT Raja Grafindo
Pelatihan (Diklat) Kepemimpinan Guru Persada.
dan Iklim Kerja terhadap Kinerja Guru
Sekolah Dasar se Kecamatan Scholtz, A. 2007. An Analysis of the Impact of an
Babakancikau Kabupaten Purwakarta. Autehentic Assessment Strategy on Student
Jurnal Penelitian Pendidikan, (online) Performance in a Technology-Mediated
Vol. 11, No. 2, Constructivist Classroom: A Study
(http://jurnal.upi.edu/penelitian- Revisited, (online) International Journal of
pendidikan/view/1815/...html, Diakses 25 Education and Development using
Maret 2017) Information and Communication
Technology (IJEDICT),2007, Vol.3, Issue
Hosnan. 2014. Pendekatan Saintifik dan 4, pp.42-53.
Kontekstual dalam Pembelajaran Abad
21. Bogor: Ghalia Indonesia. Sudarma, M. 2013. Profesi Pendidik, dipuji,
Dikritisi, dan Dicaci. Jakarta: PT Raja
Http://Komunitasgurupkn.blogspot.com(2011)/05/ Grafindo Persada.
apa itu-penelitian-sekolah-pts.htm
Sudaryono dkk, 2013. Pengembangan Instrumen
Irwantoro, N & Yusuf Suryana. 2016. Kompetensi Penelitian Pendidikan. Jogjakarta: Graha
Pedagogik. Surabaya: Genta Group Ilmu
Production.
Sudrajat, Akhmad. 2008. Penilaian Autentik untuk
Meningkatkan Proses Hasil Pembelajaran.
Artikel.
xi
Sutari Imam Barnadib. 1989. Penyajian Pelajaran
Teori/Kelas. FPTK IKIP Yk.
xii
i