Manajemen Pembangunan: Manajemen Pembangunan:: Teori Dan Praktek Di Indonesia Teori Dan Praktek Di Indonesia
Manajemen Pembangunan: Manajemen Pembangunan:: Teori Dan Praktek Di Indonesia Teori Dan Praktek Di Indonesia
Manajemen Pembangunan: Manajemen Pembangunan:: Teori Dan Praktek Di Indonesia Teori Dan Praktek Di Indonesia
Diklatpim Tingkat I
Lembaga Administrasi Negara
Graha Wisesa
Wisesa--Jakarta, 26 Juli 2005
Dadang Solihin’s Profile
Dadangg holds a MA degree
g ((Economics),) University
y of
Colorado, USA. His previous post is Head, Center for Research
Data and Information at DPD Secretariat General as well as
Deputy Director for Information of Spatial Planning and Land
Use Management at Indonesian National Development
Planning Agency (Bappenas).
Beside working as Assistant Professor at Graduate School of Asia Asia-
Pacific Studies, Waseda University, Tokyo, Japan, he also active as
Associate Professor at University of Darma Persada, Jakarta, Indonesia.
He got various training around the globe
globe, included Advanced International
Training Programme of Information Technology Management, at Karlstad
City, Sweden (2005); the Training Seminar on Land Use and Management,
Taiwan (2004); Developing Multimedia Applications for Managers Managers, Kuala
Lumpur, Malaysia (2003); Applied Policy Development Training, Vancouver,
Canada (2002); Local Government Administration Training Course,
os a, Japan
Hiroshima, Japa ((2001);
00 ); a
and
d Regional
eg o a Development e e op e a and
d Planning
a g Training
a g
Course, Sapporo, Japan (1999). He published more than five books
regarding local autonomous.
You can reach Dadang Solihin by email at [email protected] or by his
mobile at +62812 932 2202 dadang--solihin.blogspot.com
dadang 2
Fungsi--fungsi Manajemen Pembangunan
Fungsi
asi
(menggerak
Perencanaan ((mobilisasi)) kan) Penganggaran
S em Infforma
sumber daya partisipasi
masyarakat
Siste
pembangunan
yang ditangani Koordinasi Pemantauan
dan evaluasi Pengawasan
langsung oleh
pemerintah
dadang--solihin.blogspot.com
dadang 3
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
Pelaksanaan
Pengerahan Pengerahan
pembangunan
Perencanaan (mobilisasi) (menggerakka Koordinasi Pemantauan
Penganggaran yang ditangani Pengawasan
sumber daya n) partisipasi langsung
g g oleh
dan evaluasi
masyarakat
pemerintah
Perencanaan harus
P h memiliki,
iliki mengetahui,
t h i dan
d
memperhitungkan:
1. Tujuan
T j akhir
khi yang dikehendaki.
dikehendaki
dik h d ki.
2. Sasaran--sasaran dan prioritas untuk mewujudkannya
Sasaran
(yang
(y g mencerminkan pemilihan
p dari berbagai
g alternatif).
alternatif)).
3. Jangka waktu mencapai sasaran-
sasaran-sasaran tersebut.
tersebut.
4. Masalah--masalah yang dihadapi.
Masalah dihadapi.
5
5. Modal atau sumber daya yang akan digunakan serta
pengalokasiannya..
pengalokasiannya
6. kebijakan--kebijakan untuk melaksanakannya.
kebijakan melaksanakannya.
7. O
Orang, organisasi,
i i atau
t badan
b d pelaksananya.
pelaksananya
l k .
8. Mekanisme pemantauan, evaluasi, dan pengawasan
pelaksanaannya.
dadang--solihin.blogspot.com
dadang 4
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
Pelaksanaan
Pengerahan Pengerahan
pembangunan
Perencanaan (mobilisasi) (menggerakka Koordinasi Pemantauan
Penganggaran yang ditangani Pengawasan
sumber daya n) partisipasi langsung
g g oleh
dan evaluasi
masyarakat
pemerintah
Sifat Perencanaan
Dari segi
g ruangg lingkup
g p tujuan
j dan sasarannya,
y ,
perencanaan dapat bersifat nasional, sektoral dan
spasial.
Perencanaan dapat berupa perencanaan agregatif
atau komprehensif dan parsial.
Dalam jangkauan dan hierarkinya, ada perencanaan
tingkat pusat dan tingkat daerah.
Dari jangka waktunya, perencanaan dapat bersifat
jangka panjang, menengah, atau jangka pendek.
dadang--solihin.blogspot.com
dadang 5
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
Pelaksanaan
Pengerahan Pengerahan
pembangunan
Perencanaan (mobilisasi) (menggerakka Koordinasi Pemantauan
Penganggaran yang ditangani Pengawasan
sumber daya n) partisipasi langsung
g g oleh
dan evaluasi
masyarakat
pemerintah
Sifat Perencanaan . . .
Dilihat dari arus informasi, perencanaan dapat
bersifat dari atas ke bawah (top down)
down), dari bawah
ke atas (bottom up), atau kedua-
kedua-duanya.
Dari segi ketetapan atau keluwesan proyeksi ke
d
depannya, perencanaan dapat
d indikatif
d k f atau
preskriptif.
Berdasarkan sistem politiknya, perencanaan dapat
bersifat alokatif, inovatif dan radikal.
Produk perencanaan dapat berbentuk rencana
(plan) kebijakan,
(plan), kebijakan peraturan,
peraturan alokasi anggaran,
anggaran
program, atau proyek.
dadang--solihin.blogspot.com
dadang 6
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
Pelaksanaan
Pengerahan Pengerahan
pembangunan
Perencanaan (mobilisasi) (menggerakka Koordinasi Pemantauan
Penganggaran yang ditangani Pengawasan
sumber daya n) partisipasi langsung
g g oleh
dan evaluasi
masyarakat
pemerintah
Kegagalan Perencanaan
1
1. Penyusunan perencanaan tidak tepat,
mungkin karena:
karena:
informasinya kurang lengkap,
lengkap
metodologinya belum dikuasai,
perencanaannya tidak realistis sehingga tidak
mungkin pernah bisa terlaksana
pengaruh politis terlalu besar sehingga
pertimbangan--pertimbangan teknis perencanaan
pertimbangan
diabaikan.
dadang--solihin.blogspot.com
dadang 7
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
Pelaksanaan
Pengerahan Pengerahan
pembangunan
Perencanaan (mobilisasi) (menggerakka Koordinasi Pemantauan
Penganggaran yang ditangani Pengawasan
sumber daya n) partisipasi langsung
g g oleh
dan evaluasi
masyarakat
pemerintah
Kegagalan Perencanaan . . .
2
2. Perencanaannya mungkin baik, tetapi
pelaksanaannya tidak seperti seharusnya.
kegagalan terjadi karena tidak berkaitnya
perencanaan dengan pelaksanaannya.
aparat pelaksana tidak siap atau tidak
kompeten,
masyarakat
y tidak ppunya
y kesempatan
p
berpartisipasi sehingga tidak mendukungnya.
dadang--solihin.blogspot.com
dadang 8
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
Pelaksanaan
Pengerahan Pengerahan
pembangunan
Perencanaan (mobilisasi) (menggerakka Koordinasi Pemantauan
Penganggaran yang ditangani Pengawasan
sumber daya n) partisipasi langsung
g g oleh
dan evaluasi
masyarakat
pemerintah
Kegagalan Perencanaan . . .
3. perencanaan
p a aa mengikuti
g u paradigma
pa ad g a yang
ya g
ternyata tidak sesuai dengan kondisi dan
perkembangan serta tidak dapat mengatasi
masalah mendasar negara berkembang.
Misalnya, orientasi semata-
semata-mata pada
pertumbuhan
t b h yang menyebabkan b bk makinki
melebarnya kesenjangan.
Dengan demikian,
demikian yang keliru bukan semata
semata--
mata perencanaannya, tetapi falsafah atau
konsep di balik perencanaan itu.
dadang--solihin.blogspot.com
dadang 9
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
Pelaksanaan
Pengerahan Pengerahan
pembangunan
Perencanaan (mobilisasi) (menggerakka Koordinasi Pemantauan
Penganggaran yang ditangani Pengawasan
sumber daya n) partisipasi langsung
g g oleh
dan evaluasi
masyarakat
pemerintah
Kegagalan Perencanaan . . .
4
4. karena perencanaan diartikan sebagai
pengaturan total kehidupan manusia sampai
yang paling kecil sekalipun.
Perencanaan di sini tidak memberikan kesempatan
berkembangnya prakarsa individu dan pengembangan
kapasitas serta potensi masyarakat secara penuh.
Sistem ini bertentangan dengan hukum penawaran dan
permintaan karena pemerintah mengatur semuanya.
Perencanaan seperti inilah yang disebut sebagai sistem
perencanaan terpusat (centrally planned system).
dadang--solihin.blogspot.com
dadang 10
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
Pelaksanaan
Pengerahan Pengerahan
pembangunan
Perencanaan (mobilisasi) (menggerakka Koordinasi Pemantauan
Penganggaran yang ditangani Pengawasan
sumber daya n) partisipasi langsung
g g oleh
dan evaluasi
masyarakat
pemerintah
Sistem pperencanaan
a aa yang
ya g mendorong
do o g
berkembangnya mekanisme pasar dan
peran serta masyarakat.
Dalam sistem ini perencanaan dilakukan
dengan menentukan sasaran-
sasaran-sasaran secara
garis besar, baik di bidang sosial maupun
ekonomi, dan pelaku utamanya adalah
mas a akat dan usaha
masyarakat saha sswasta.
asta
dadang--solihin.blogspot.com
dadang 11
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
Pelaksanaan
Pengerahan Pengerahan
pembangunan
Perencanaan (mobilisasi) (menggerakka Koordinasi Pemantauan
Penganggaran yang ditangani Pengawasan
sumber daya n) partisipasi langsung
g g oleh
dan evaluasi
masyarakat
pemerintah
Prinsip partisipatif:
partisipatif: masyarakat yang akan
memperoleh manfaat dari perencanaan harus turut serta
dalam prosesnya.
Prinsip kesinambungan:
kesinambungan: perencanaan tidak hanya
berhenti pada satu tahap; tetapi harus berlanjut
sehingga menjamin adanya kemajuan terus terus--menerus
dalam kesejahteraan,
kesejahteraan dan jangan sampai terjadi
kemunduran.
Prinsip holistik:
holistik: masalah dalam perencanaan dan
pelaksanaannya
l k tidak
d k dapat
d hanya
h dilihat
d l h dari
d satu sisi
(atau sektor) tetapi harus dilihat dari berbagai aspek,
dan dalam keutuhan konsep p secara keseluruhan.
dadang--solihin.blogspot.com
dadang 12
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
Pelaksanaan
Pengerahan Pengerahan
pembangunan
Perencanaan (mobilisasi) (menggerakka Koordinasi Pemantauan
Penganggaran yang ditangani Pengawasan
sumber daya n) partisipasi langsung
g g oleh
dan evaluasi
masyarakat
pemerintah
NASIONAL DAERAH
Penjabaran
j Tujuan
j Mengacu
g ppada RPJP
Nasional ke dalam: Nasional dan memuat:
Visi Visi
Misi Misi
Arah Pembangunan Arah Pembangunan
Nasional Daerah
dadang--solihin.blogspot.com
dadang 14
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
Pelaksanaan
Pengerahan Pengerahan
pembangunan
Perencanaan (mobilisasi) (menggerakka Koordinasi Pemantauan
Penganggaran yang ditangani Pengawasan
sumber daya n) partisipasi langsung
g g oleh
dan evaluasi
masyarakat
pemerintah
RPJP 2005
2005––2025 (RUU)
Bab I Pendahuluan
Bab II Kondisi Umum
Bab III Visi dan Misi Pembangunan
2005–2025
Nasional Tahun 2005–
Bab IV Arah Pembangunan Jangka
Panjang Tahun 2005
2005–
–2025
Bab V Penutup
dadang--solihin.blogspot.com
dadang 15
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
Pelaksanaan
Pengerahan Pengerahan
pembangunan
Perencanaan (mobilisasi) (menggerakka Koordinasi Pemantauan
Penganggaran yang ditangani Pengawasan
sumber daya n) partisipasi langsung
g g oleh
dan evaluasi
masyarakat
pemerintah
RPJM
RPJ M 200
20044–20
2009
09 (Perpres 7/2005)
Bagian I: Permasalahan dan Agenda Pembangunan
Nasional 2004
2004--2009
Bagian II: Agenda Menciptakan Indonesia yang
Aman dan Damai
Bagian III: Agenda Menciptakan Indonesia yang Adil
dan Demokratis
Bagian IV: Agenda Meningkatkan Kesejahteraan
Rakyat
Bagian V: Kerangka Ekonomi Makro dan Pembiayaan
P b
Pembangunan
Bagian VI: Penutup
dadang--solihin.blogspot.com
dadang 17
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
Pelaksanaan
Pengerahan Pengerahan
pembangunan
Perencanaan (mobilisasi) (menggerakka Koordinasi Pemantauan
Penganggaran yang ditangani Pengawasan
sumber daya n) partisipasi langsung
g g oleh
dan evaluasi
masyarakat
pemerintah
Isi Renstra-
Renstra-KL & Renstra-
Renstra-SKPD
Renstra-KL Renstra-SKPD
Berpedoman pada RPJM Nasional Berpedoman pada RPJM Daerah
Isi: Isi:
1. Visi-Misi 1. Visi-Misi
2. Tujuan,
T j Strategi,
St t i dand Kebijakan
K bij k 2. T j
Tujuan, Strategi,
St t i dand Kebijakan
K bij k
3. Program-program 3. Program-program
4 Kegiatan Indikatif
4. 4
4. Kegiatan Indikatif
dadang--solihin.blogspot.com
dadang 18
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
Pelaksanaan
Pengerahan Pengerahan
pembangunan
Perencanaan (mobilisasi) (menggerakka Koordinasi Pemantauan
Penganggaran yang ditangani Pengawasan
sumber daya n) partisipasi langsung
g g oleh
dan evaluasi
masyarakat
pemerintah
Isi: Isi:
Prioritas Pembangunan Nasional Prioritas Pembangunan Daerah
Rancangan Kerangka Ekonomi Rancangan Kerangka Ekonomi
Makro Makro Daerah
Arah Kebijakan Fiskal Arah Kebijakan Keuangan Daerah
Program Kementerian, lintas Program SKPD, lintas SKPD,
kementerian, kewilayahan, dan kewilayahan, dan lintas
li t kewilayahan
lintas k il h yang memuatt k il h yang memuatt kkegiatan
kewilayahan i t
kegiatan dalam: dalam:
Kerangka Regulasi Kerangka Regulasi
Kerangka Anggaran Kerangka Anggaran
dadang--solihin.blogspot.com
dadang 19
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
Pelaksanaan
Pengerahan Pengerahan
pembangunan
Perencanaan (mobilisasi) (menggerakka Koordinasi Pemantauan
Penganggaran yang ditangani Pengawasan
sumber daya n) partisipasi langsung
g g oleh
dan evaluasi
masyarakat
pemerintah
Isi Renja
Renja--KL & Renja
Renja--SKPD
Renja--KL
Renja Renja--SKPD
Renja
Penjabaran Renstra KL Penjabaran Renstra SKPD
Isi: Isi:
1 Kebijakan KL
1. 1 Kebijakan SKPD
1.
2. Program dan Kegiatan 2. Program dan Kegiatan
Pembangunan Pembangunan
Dilaksanakan Pemerintah Dilaksanakan Pemerintah
Mendorong Partisipasi Masyarakat Mendorong Partisipasi Masyarakat
dadang--solihin.blogspot.com
dadang 20
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
Pelaksanaan
Pengerahan Pengerahan
pembangunan
Perencanaan (mobilisasi) (menggerakka Koordinasi Pemantauan
Penganggaran yang ditangani Pengawasan
sumber daya n) partisipasi langsung
g g oleh
dan evaluasi
masyarakat
pemerintah
Tahapan Perencanaan
1. Penyusunan Rencana
Rancangan Rencana Pembangunan Nasional / Daerah
Rancangan Rencana Kerja Dep / Lembaga SKPD
Musyawarah Perencanaan Pembangunan
R
Rancangan Akhir
Akhi Rencana
R Pembangunan
P b
2. Penetapan Rencana
RPJP Nas dgn UU dan RPJP Daerah dgn Perda
RPJM dengan Peraturan Presiden / Kepala Daerah
RKP / RKPD dengan Peraturan Presiden / Kepala Daerah
3 Pengendalian
3. P d li Pelaksanaan
P l k Rencana
R
4. Evaluasi Kinerja
dadang--solihin.blogspot.com
dadang 21
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
Pelaksanaan
Pengerahan Pengerahan
pembangunan
Perencanaan (mobilisasi) (menggerakka Koordinasi Pemantauan
Penganggaran yang ditangani Pengawasan
sumber daya n) partisipasi langsung
g g oleh
dan evaluasi
masyarakat
pemerintah
Empat
p Langkah
g Penyusunan
y Rencana
dadang--solihin.blogspot.com
dadang 22
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
Pelaksanaan
Pengerahan Pengerahan
pembangunan
Perencanaan (mobilisasi) (menggerakka Koordinasi Pemantauan
Penganggaran yang ditangani Pengawasan
sumber daya n) partisipasi langsung
g g oleh
dan evaluasi
masyarakat
pemerintah
Penyusunan
y dan Penetapan
p PJP
1. Rancangan Rencana Proses Teknokratik oleh
Bappenas/Bappeda
2. M
Musrenbang
b ddengan bahan
b h R Rancangan RRencana yang
melibatkan Masyarakat
– ddimaksud
a sud de
dengan
ga “masyarakat”
asya a at ada
adalah
a oorang
a g
perseorangan, kelompok orang termasuk masyarakat
hukum adat atau badan hukum yang berkepentingan
dengan kegiatan dan hasil pembangunan baik sebagai
penanggung biaya, pelaku, penerima manfaat maupun
penanggung resiko
3. P
Penyusunan Rancangan
R Akhir
Akhi
4. Penetapan Rencana (RPJP Nasional UU, RPJP Daerah
Perda))
dadang--solihin.blogspot.com
dadang 23
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
Pelaksanaan
Pengerahan Pengerahan
pembangunan
Perencanaan (mobilisasi) (menggerakka Koordinasi Pemantauan
Penganggaran yang ditangani Pengawasan
sumber daya n) partisipasi langsung
g g oleh
dan evaluasi
masyarakat
pemerintah
Sehingga Perencanaan
• Dimulai dengan informasi tentang ketersediaan
sumberdaya dan arah pembangunan nasional
Karena:
K
Ada Sanksi Pidana
dadang--solihin.blogspot.com
dadang 24
Pasal 34 UU 17/2003
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
Pelaksanaan
Pengerahan Pengerahan
pembangunan
Perencanaan (mobilisasi) (menggerakka Koordinasi Pemantauan
Penganggaran yang ditangani Pengawasan
sumber daya n) partisipasi langsung
g g oleh
dan evaluasi
masyarakat
pemerintah
Pasal 34 UU 17/2003
/
1) Menteri/Pimpinan lembaga/Gubernur/Bupati/Walikota
yang terbukti melakukan penyimpangan kebijakan yang
telah ditetapkan
p dalam undang-undang
g g tentangg
APBN/Peraturan Daerah tentang APBD diancam dengan
pidana penjara dan denda sesuai dengan ketentuan
undang-undang.
2) Pimpinan
i i Unit
i O Organisasi
i i Kementrian
i Negara/
/
Lembaga/Satuan Kerja Perangka Daerah yang terbukti
melakukan penyimpangan kegiatan anggaran yang telah
ditetapkan dalam undang-undang
undang undang tentang APBN/
Peraturan Daerah tentang APBD diancam dengan pidana
penjara dan denda sesuai dengan ketentuan undang-
undang.
3) Presiden memberi sanksi administrasi sesuai dengan
ketentuan undang-undang kepada pegawai negeri serta
pihak-pihak lain yang tidak memenuhi kewajibannya
sebagaimana ditentukan dalam undang-undang iniini.
dadang--solihin.blogspot.com
dadang 25
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
Pelaksanaan
Pengerahan Pengerahan
pembangunan
Perencanaan (mobilisasi) (menggerakka Koordinasi Pemantauan
Penganggaran yang ditangani Pengawasan
sumber daya n) partisipasi langsung
g g oleh
dan evaluasi
masyarakat
pemerintah
2
2. Sumber daya manusia,
manusia
3. Teknologi,
dadang--solihin.blogspot.com
dadang 26
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
Pelaksanaan
Pengerahan Pengerahan
pembangunan
Perencanaan (mobilisasi) (menggerakka Koordinasi Pemantauan
Penganggaran yang ditangani Pengawasan
sumber daya n) partisipasi langsung
g g oleh
dan evaluasi
masyarakat
pemerintah
Pemanfaatan Teknologi
Setiap upaya pembangunan memerlukan teknologi yang
p
tepat.
Manajemen pembangunan bertugas mendorong
diperolehnya teknologi yang diperlukan untuk
melaksanakan pembangunan secara efektif dan efisien.
Dalam mengembangkan teknologi, manajemen
pembangunan perlu memperhatikan kondisi sosial ekonomi
dan sosial budaya masyarakat.
K di i sosial
Kondisi i l ekonomi
k i turut
t t menentukan
t k dalam
d l pemilihan
ilih
jenis teknologi padat modal, atau di antaranya, atau
gabungan keduanya.
Kondisi sosial budaya turut menentukan proses
transformasi penguasaan teknologi dari pengguna menjadi
penghasil teknologi.
dadang--solihin.blogspot.com
dadang 30
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
Pelaksanaan
Pengerahan Pengerahan
pembangunan
Perencanaan (mobilisasi) (menggerakka Koordinasi Pemantauan
Penganggaran yang ditangani Pengawasan
sumber daya n) partisipasi langsung
g g oleh
dan evaluasi
masyarakat
pemerintah
Penguatan Kelembagaan
Kelembagaan dapat berupa organisasi-
organisasi-organisasi formal,
antara lain birokrasi, dunia usaha, dan partai politik
Dapat juga berupa lembaga ekonomi seperti pasar,pasar
lembaga--lembaga hukum, dan sebagainya.
lembaga
Di negara berkembang kelembagaannya bersifat tradisional
atau warisan p penjajahan.
j j
Menjadi tugas manajemen pembangunan untuk
mempersiapkan lembaga yang dibutuhkan agar upaya
pembangunan dapat berhasil mencapai sasarannya.
Pertama--tamanya organisasi pemerintah perlu dibangun
Pertama
agar dapat berfungsi sebagai alat pembangunan.
Selain itu, juga harus dibangun lembaga-
lembaga-lembaga sosial
ekonomi
k i dan
d sosial
i l politik
litik masyarakat,
k t agar pembangunan
b
dapat berlangsung efisien dan memperoleh partisipasi yang
seluas--luasnya dari masyarakat, dan dilakukan dengan
seluas
derajat rasionalitas yang tinggi.
dadang--solihin.blogspot.com
dadang 31
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
Pelaksanaan
Pengerahan Pengerahan
pembangunan
Perencanaan (mobilisasi) (menggerakka Koordinasi Pemantauan
Penganggaran yang ditangani Pengawasan
sumber daya n) partisipasi langsung
g g oleh
dan evaluasi
masyarakat
pemerintah
Kegagalan
g g Pembangunan
g
Pembangunan hanya menguntungkan segolongan
kecil dan tidak menguntungkan
g g rakyat
y banyak,
y ,
bahkan pada sisi ekstrem dirasakan merugikan.
merugikan.
Pembangunan meskipun dimaksudkan untuk
menguntungkan rakyat banyak,
banyak tetapi rakyat kurang
memahami maksud itu. itu.
Pembangunan dimaksudkan untuk menguntungkan
rakyat dan rakyat memahaminya,
rakyat, memahaminya tapi cara
pelaksanaannya tidak sesuai dengan pemahaman
itu..
itu
Pembangunan dipahami akan menguntungkan
rakyat, tetapi sejak semula rakyat tidak
diikutsertakan.
dadang--solihin.blogspot.com
dadang 32
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
Pelaksanaan
Pengerahan Pengerahan
pembangunan
Perencanaan (mobilisasi) (menggerakka Koordinasi Pemantauan
Penganggaran yang ditangani Pengawasan
sumber daya n) partisipasi langsung
g g oleh
dan evaluasi
masyarakat
pemerintah
dadang--solihin.blogspot.com
dadang 33
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
Pelaksanaan
Pengerahan Pengerahan
pembangunan
Perencanaan (mobilisasi) (menggerakka Koordinasi Pemantauan
Penganggaran yang ditangani Pengawasan
sumber daya n) partisipasi langsung
g g oleh
dan evaluasi
masyarakat
pemerintah
Anggaran
gg
Menghubungkan tugas (tasks) yang akan dilakukan
dengan jumlah sumber daya yang diperlukan untuk
melaksanakannya
melaksanakannya.
Membatasi pengeluaran sepadan dengan
penerimaan, menjaga keseimbangan, dan
mencegah h pengeluaran
l yang berlebihan
b l bih di atast
batas kemampuan.
Selain memiliki aspek teknis juga aspek
aspek--aspek
politis.
Anggaran negara sangat terbuka terhadap
lingkungan dalam arti dipengaruhi oleh ekonomi,
lingkungan, ekonomi
opini publik, berbagai tingkat pemerintahan,
kelompok--kelompok kepentingan, pers
kelompok pers,, dan kaum
politisi
politisi.
dadang--solihin.blogspot.com
dadang 34
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
Pelaksanaan
Pengerahan Pengerahan
pembangunan
Perencanaan (mobilisasi) (menggerakka Koordinasi Pemantauan
Penganggaran yang ditangani Pengawasan
sumber daya n) partisipasi langsung
g g oleh
dan evaluasi
masyarakat
pemerintah
Anggaran
gg ...
Dalam anggaran negara ada kaitan yang erat antara
rakyat sebagai pembayar pajak dengan pemerintah
sebagai pengguna dana yang bersumber dari rakyat.
rakyat
Tugas manajemen pembangunan adalah
mengalokasikan anggaran sesuai dengan prioritas dan
menjaga agar anggaran digunakan dengan sebaik-
sebaik-
baiknya, yaitu sesuai rencana, hemat, serta mencegah
pemborosan dan kebocoran.
Pengalokasian anggaran
angga an diprioritaskan
dip io itaskan untuk
nt k membiayai
membia ai
kegiatan yang merupakan bagian dari upaya
pembangunan yang direncanakan.
D
Dengan d
demikian,
iki dapat
d t dikatakan
dik t k bahwa
b h kegiatan
k i t
penganggaran merupakan sisi lain atau kelanjutan dari
perencanaan pembangunan.
dadang--solihin.blogspot.com
dadang 35
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
Pelaksanaan
Pengerahan Pengerahan
pembangunan
Perencanaan (mobilisasi) (menggerakka Koordinasi Pemantauan
Penganggaran yang ditangani Pengawasan
sumber daya n) partisipasi langsung
g g oleh
dan evaluasi
masyarakat
pemerintah
Pemerrintah
KL KL APBN
Pussat
Pedoman Diacu
Dijabar
Pedoman Pedoman
RPJP RPJM kan
RKP RAPBN APBN
Nasional Nasional
Pedoman Pedoman
RPJP RPJM Dijabar RKP
kan
RAPBD APBD
D
Daerah
h D
Daerah
h D
Daerah
h
Pemerintaah
Daerah
Pedoman Diacu
h
P d
Pedoman P d
Pedoman
Renstra Renja - RKA - Rincian
SKPD SKPD SKPD APBD
UU SPPN UU KN
dadang--solihin.blogspot.com
dadang 36
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
Pelaksanaan
Pengerahan Pengerahan
pembangunan
Perencanaan (mobilisasi) (menggerakka Koordinasi Pemantauan
Penganggaran yang ditangani Pengawasan
sumber daya n) partisipasi langsung
g g oleh
dan evaluasi
masyarakat
pemerintah
Pelaksanaan Pembangunan
Pada tahap awal pembangunan banyak
kegiatan pembangunan yang harus dilakukan
oleh pemerintah.
Tugas manajemen pembangunan adalah
untuk menjamin bahwa proyek
proyek--proyek
pembangunan yang secara fisik dilaksanakan
atau
t dibi
dibiayaii oleh
l h anggaran pemerintah,
i t h
berjalan seperti yang dikehendaki dan
mencapai sasaran seperti yang direncanakan,
dengan cara yang seefisien mungkin.
dadang--solihin.blogspot.com
dadang 37
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
Pelaksanaan
Pengerahan Pengerahan
pembangunan
Perencanaan (mobilisasi) (menggerakka Koordinasi Pemantauan
Penganggaran yang ditangani Pengawasan
sumber daya n) partisipasi langsung
g g oleh
dan evaluasi
masyarakat
pemerintah
Pelaksanaan Pembangunan . . .
Yang paling utama adalah pembangunan prasarana
d
dasar, baik
b ik prasarana ekonomi
k i maupun sosial.
i l
Prasarana ekonomi meliputi perhubungan dan
transportasi, energi, irigasi, dan sebagainya.
Prasarana sosial mencakup prasarana pendidikan
seperti sekolah dan prasarana kesehatan seperti
rumah sakit
sakit.
Di samping prasarana fisik, pemerintah juga perlu
memperhatikan pembangunan lembaga- lembaga-lembaga
sosial,
i l baik
b ik lembaga
l b politik,
litik hukum,
h k budaya,
b d maupun
ekonomi.
dadang--solihin.blogspot.com
dadang 38
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
Pelaksanaan
Pengerahan Pengerahan
pembangunan
Perencanaan (mobilisasi) (menggerakka Koordinasi Pemantauan
Penganggaran yang ditangani Pengawasan
sumber daya n) partisipasi langsung
g g oleh
dan evaluasi
masyarakat
pemerintah
Proyek--proyek pembangunan
Proyek
harus jelas tujuannya (objective),
sasaran yang akan dicapai (target),
cara mengukur keberhasilannya (performance evaluation),
jangka waktu pelaksanaannya,
tempat pelaksanaannya
pelaksanaannya,
cara melaksanakan,
kebijaksanaan untuk menjamin proyek itu dapat
dilaksanakan,
dilaksanakan
biaya serta tenaga yang diperlukan,
instansi yyangg akan melaksanakannya,
melaksanakannyay ,
harus jelas keterkaitan proyek dengan tujuan dan sasaran
program, serta dengan proyek
proyek--proyek lain yang berada
dalam pprogram
g yang
y g sama.
dadang--solihin.blogspot.com
dadang 39
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
Pelaksanaan
Pengerahan Pengerahan
pembangunan
Perencanaan (mobilisasi) (menggerakka Koordinasi Pemantauan
Penganggaran yang ditangani Pengawasan
sumber daya n) partisipasi langsung
g g oleh
dan evaluasi
masyarakat
pemerintah
Koordinasi
Koordinasi merupakan tugas manajemen
pembangunan
b untuk
t k menjamin
j i bahwa
b h
segala usaha pembangunan berjalan dalam
arah yang sesuai dan menuju pada
pencapaian sasaran.
Koordinasi dengan
g demikian merupakan
p
upaya untuk menghasilkan pembangunan
yang efisien dalam pemanfaatan sumber
daya untuk menjamin tercapainya tujuan
dan sasaran secara optimal.
dadang--solihin.blogspot.com
dadang 40
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
Pelaksanaan
Pengerahan Pengerahan
pembangunan
Perencanaan (mobilisasi) (menggerakka Koordinasi Pemantauan
Penganggaran yang ditangani Pengawasan
sumber daya n) partisipasi langsung
g g oleh
dan evaluasi
masyarakat
pemerintah
Koordinasi . . .
Dengan koordinasi diupayakan agar
pembangunan yang dilaksanakan dalam
berbagai sektor dan oleh berbagai instansi
serta
t di berbagai
b b i daerah
d h berjalan
b j l serasii dan
d
menghasilkan sinergi.
P
Pengendalian
d li yang serba b terpusat
t t sudah
d h
tidak dimungkinkan lagi untuk menjamin
efisiensi dan efektivitas pelayanan
masyarakat dan pembangunan.
dadang--solihin.blogspot.com
dadang 41
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
Pelaksanaan
Pengerahan Pengerahan
pembangunan
Perencanaan (mobilisasi) (menggerakka Koordinasi Pemantauan
Penganggaran yang ditangani Pengawasan
sumber daya n) partisipasi langsung
g g oleh
dan evaluasi
masyarakat
pemerintah
dadang--solihin.blogspot.com
dadang 42
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
Pelaksanaan
Pengerahan Pengerahan
pembangunan
Perencanaan (mobilisasi) (menggerakka Koordinasi Pemantauan
Penganggaran yang ditangani Pengawasan
sumber daya n) partisipasi langsung
g g oleh
dan evaluasi
masyarakat
pemerintah
dadang--solihin.blogspot.com
dadang 43
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
Pelaksanaan
Pengerahan Pengerahan
pembangunan
Perencanaan (mobilisasi) (menggerakka Koordinasi Pemantauan
Penganggaran yang ditangani Pengawasan
sumber daya n) partisipasi langsung
g g oleh
dan evaluasi
masyarakat
pemerintah
Pengendalian dan
d E Evaluasi
l i (UU
(UU 25/2004
25/2004)
2 /2004)
/2004)
Pengendalian pelaksanaan rencana pembangunan
dilakukan oleh masing-
masing-masing pimpinan
k
kementerian/lembaga/satuan
t i /l b / t kkerja
j perangkat
k t ddaerah.
h
Menteri/Kepala Bappeda menghimpun dan
menganalisis
li i hhasilil pemantauan
t pelaksanaan
l k
rencana pembangunan dari masing-
masing-masing pimpinan
kementerian/lembaga/satuan kerja perangkat daerah
sesuai dengan tugas dan kewenangannya.
dadang--solihin.blogspot.com
dadang 45
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
Pelaksanaan
Pengerahan Pengerahan
pembangunan
Perencanaan (mobilisasi) (menggerakka Koordinasi Pemantauan
Penganggaran yang ditangani Pengawasan
sumber daya n) partisipasi langsung
g g oleh
dan evaluasi
masyarakat
pemerintah
Pengawasan
Pemantauan dan pengawasan
pembangunan pada dasarnya merupakan
rangkaian kegiatan yang memiliki obyek
yang sama, yakni mengikuti perkembangan
pelaksanaan
l k pembangunan
b agar senantiasa
ti
sesuai dengan rencana.
Dalam pembahasan ini dilakukan pemisahan
untuk menunjukkan adanya dua kegiatan
yyangg serupa
p tetapi
p tidak harus selalu sama,,
atau masing-
masing-masing dilakukan oleh lembaga
atau unit organisasi yang berbeda.
dadang--solihin.blogspot.com
dadang 47
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
Pelaksanaan
Pengerahan Pengerahan
pembangunan
Perencanaan (mobilisasi) (menggerakka Koordinasi Pemantauan
Penganggaran yang ditangani Pengawasan
sumber daya n) partisipasi langsung
g g oleh
dan evaluasi
masyarakat
pemerintah
Pengawasan . . .
Pengawasan bukan merupakan suatu tujuan,
melainkan sarana untuk meningkatkan efisiensi
dalam melaksanakan kegiatan.
Di dalamnya termasuk unsur pencegahan terhadap
penyimpangan--penyimpangan yang mungkin
penyimpangan
terjadi.
Oleh karena itu,
itu kegiatan pengawasan tidak hanya
dilakukan dalam tahap pelaksanaan, tetapi telah
masuk selagi kegiatan pembangunan masih dalam
tahap perencanaan.
dadang--solihin.blogspot.com
dadang 48
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
Pelaksanaan
Pengerahan Pengerahan
pembangunan
Perencanaan (mobilisasi) (menggerakka Koordinasi Pemantauan
Penganggaran yang ditangani Pengawasan
sumber daya n) partisipasi langsung
g g oleh
dan evaluasi
masyarakat
pemerintah
Pengawasan . . .
Kegiatan pengawasan bukan semata-
semata-mata
mencarii siapa
i yang bersalah,
b l h tetapi
t t i apa
yang salah dan mengapa kesalahan itu
t j di
terjadi.
Sehingga dalam kegiatan pengawasan ada
unsur membimbing dan mendidik terhadap
pelaksana pembangunan untuk
meningkatkan kemampuan dan
profesionalismenya.
dadang--solihin.blogspot.com
dadang 49
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
Pelaksanaan
Pengerahan Pengerahan
pembangunan
Perencanaan (mobilisasi) (menggerakka Koordinasi Pemantauan
Penganggaran yang ditangani Pengawasan
sumber daya n) partisipasi langsung
g g oleh
dan evaluasi
masyarakat
pemerintah
Pengawasan . . .
Pengawasan merupakan unsur yang pokok
bagi setiap manajemen
manajemen, termasuk
manajemen pembangunan.
Dalam sistem administrasi negara,
g ,
pengawasan ada hierarkinya, sesuai dengan
tingkatan dan ruang lingkupnya.
P
Pengawasan b
bersifat
if t b
berjenjang
j j dan
d dapat
d t
dilakukan sebagai bagian dari kegiatan yang
organik dari dalam dan dari luar.
luar
Oleh karena itu, dikenal adanya
pengawasan
p g internal dan eksternal.
dadang--solihin.blogspot.com
dadang 50
Sistem Informasi dalam
Manajemen Pembangunan
dadang--solihin.blogspot.com
dadang 51
Sistem Informasi dalam
Manajemen Pembangunan
dadang--solihin.blogspot.com
dadang 54