Jurnal Contoh
Jurnal Contoh
Jurnal Contoh
Sejarah Artikel
Abstract
The new central government program through the Ministry of Health (Kemenkes) provides social
health insurance to the community through the Health Social Security Administering Agency (BPJS. The
problem that is often encountered by BPJS users is the complaints of nursing services provided by health
workers not all without fees. Services provided by health workers tend not to meet patient satisfaction.The
purpose of this study was to determine the level of satisfaction of BPJS patients in nursing services in the
Inpatient Room of Rose Hospital Dr. Hardjono Ponorogo.
The design of this study is descriptive. Respondents of this study were BPJS patients in Dr.Hardjono
Ponorogo Hospital. The research sampling technique uses Proposive Sampling. The sample of this study were
some patients who were treated in the rose inpatient room at Dr.Hardjono Ponorogo Hospital with a total of
48 respondents. Data collection uses questionnaires while data analysis techniques use percentages.
The results of the study 48 respondents showed most (52%) or 25 respondents were satisfied with BPJS
nursing services in the inpatient room of Dr.Hardjono Ponorogo Hospital and almost half (48%) or 23
respondents were not satisfied with BPJS Nursing services.
From the results of the study concluded that the level of patient satisfaction about the quality of nursing
services is good, then services in Dr Hospital, Hardjono Ponorogo are further enhanced nursing services,
especially BPJS users so that BPJS patients feel satisfied in getting nursing services.
Abstrak
Program baru pemerintah pusat lewat kementerian Kesehatan (Kemenkes) memberikan jaminan sosial
kesehatan bagi masyarakat melalui Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan (BPJS. Masalah yang
sering di jumpai pada pengguna BPJS adalah keluhan pelayanan keperawatan yang diberikan oleh petugas
kesehatan tidak semuanya tanpa biaya. Pelayanan yang diberikan oleh petugas kesehatan cenderung tidak
1
memenuhi kepuasan pasien. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kepuasan pasien BPJS
dalam pelayanan keperawatan di Ruang Rawat Inap Mawar RSUD Dr. Hardjono Ponorogo.
Desain penelitian ini adalah deskiptif. Responden penelitian ini adalah pasien BPJS di RSUD
Dr.Hardjono Ponorogo. Teknik sampling penelitian menggunakan Proposive Sampling. Sampel penelitian ini
adalah sebagian pasien yang di rawat di ruang rawat inap mawar di RSUD Dr.Hardjono Ponorogo dengan
jumlah 48 responden. Pengumpulan data menggunakan kuisioner sedangkan teknik analisa data
menggunakan prosentase.
Hasil penelitan 48 responden menunjukkan sebagian besar ( 52% ) atau 25 responden puas dengan
pelayanan keperawatan BPJS di ruang rawat inap mawar RSUD Dr.Hardjono Ponorogo dan hampir
setengahnya ( 48% ) atau 23 responden tidak puas dengan pelayanan Keperawatan BPJS.
Dari hasil penelitian disimpulkan tingkat kepuasan pasien tentang Mutu pelayanan keperawatan sudah
baik, selanjutnya pelayanan di RSUD Dr,Hardjono Ponorogo lebih ditingkatkan lagi pelayanan keperawatan
khususnya pengguna BPJS sehingga pasien BPJS merasa puas dalam mendapatkan pelayanan keperawatan.
ISSN2598-1188 (Print)
ISSN2598-1196(Online)
Health Sciences Journal(vol 3)(No 1)(April 2019) 2
yang sering timbul pada pengguna BPJS Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) yang
adalah keluhan pemberian pelayanan terdiri dari BPJS Kesehatan dan BPJS
kesehatan tidak semuanya tanpa biaya. Kesehatan yang diselenggarakan oleh BPJS
persiangan pada banyak sektor, menuntut program JKN dituangkan dalam berbagai
perawat harus mampu bersaing dengan peraturan sebagai turunan dari kedua
memberikan jasa layanan yang baik dan Undang-Undang tersebut diatas, baik dalam
merupakan hal paling utama yang harus Kesehatan (Kepmenkes), Surat Edaran (SE)
Kepuasan pasien merupakan hal paling dijabarkan dalam berbagai petunjuk teknis
bulan Januari sampai Oktober berjumlah terdapat model SERVQUAL yang juga
320 peserta. dapat menjadi indikator kualitas atau mutu
Di dalam penyelenggaraan pelayanan pelayanan (Rose et al., 2011).
publik, masih banyak dijumpai kekurangan, Dalam hal pemberian pelayanan
sehingga mempengaruhi kualitas pelayanan keperawatan menjadi faktor yang terpenting
keperwatan kepada masyarakat. Jika kondisi untuk tercapainya mutu pelayanan
seperti ini tidak direspon, maka akan keperawatan, dimana tenega kesehatan dapat
menimbulkan citra yang kurang baik diberikan pelatihan atau pengarahan untuk
terhadap rumah sakit sendiri. Kepuasan pemberian asuhan keperawatan dengan baik
pelanggan yang rendah akan berdampak dan sesuai standar operasional rumah sakit,
terhadap jumlah kunjungan yang akan serta memberikan fasilitas kesehatan yang
mempengaruhi mutu fasilitas kesehatan mendukung untuk tercapainya kepuasan
tersebut, sedangkan sikap karyawan pasien dan meningkatkan pelayanan
terhadap pelanggan juga akan berdampak keperawatan pada rumah sakit. Pelayanan
terhadap kepuasan pelanggan dimana keperawatan dengan mutu baik akan
kebutuhanpelanggan dari waktu ke waktu membuat pasien merasa nyaman dan senang
akan meningkat,begitu pula tuntutannya ketika di rumah sakit, sehingga dapat
akan mutu pelayanan yang diberikan mempercepat proses penyembuhan pasien.
terhadap masyarakat (Ulinuha, 2014 ). Berdasarkan uraian diatas penulis
Pelayanan RSUD dr Harjono kembali tertarik untuk melakukan penelitian dengan
dikeluhkan masyarakat. Kali ini datang dari judul: “Tingkat Kepuasan Pasien BPJS
pasien rawat inap di rumah sakit pelat merah Tentang Mutu Pelayanan Keperawatan di
tersebut. Di antaranya permintaan dari Ruang rawat Inap Mawar RSUD Hardjono
pasien yang tidak segera direspons petugas Ponorogo”.
jaga hingga sikap tidak ramah. Pasien
METOE PENELITIAN
mengeluh infus macet dari jam 03.00
perawat tidak merespon keluhan pasien Desain penelitian dalam penelitian ini
tersebut( Radar Ponorogo, 2017 ). adalah deskriptif. Sampel penelitian ini
Terdapat beberapa indikator kepuasan adalah pasien BPJS yang dirawat di ruang
yang dapat digunakan untuk mengatahui rawat inap mawar RSUD Dr.Hardjono
kualitas atau mutu pelayanan yaitu seperti Ponorogo sejumlah 48 responden yang
indikator Reliability, Assurance, Tangibles, sesuai dengan kiteria. Teknik sampling yang
Empathy, dan Responsiveness (RATER) di gunakan dalam penelitian ini yaitu
(Supriyanto & Wulandari, 2011). Selain itu Purposive Sampling. Pengumpulan data
5
lakukan pada tanggal 23 sampai 27 Juli didapatkan hasil bahwa sebagian responden
kuesioner. Data umum berupa data responden dan sebagian kecil responden
Sumber : Data Primer 2018 rumah sakit sebagai pasien rawat inap,
besar (52%) yakni 25 responden memiliki dengan total nilai 155. Kepuasan adalah
tingkat kepuasan yang baik dan hampir harapan dengan kinerja maksimal yang
memiliki tingkat kepuasan yang kurang and Gardial dalam suprianto, 2006).
yang menyatakan tidak puas dengan mutu kepuasan pasien meliputi jenis kelamin,
7
sehingga usia akan merasakan puas terhadap orang, berita di media masa maupun media
fasilitas pelayanan keperawatan di rumah sosial sehingga semakin banyak pengetahun
sakit. yang dimiliki tentang kepuasan pelayanan
BPJS, maka cenderung mananggapi tidak
Hasil tabulasi silang antara tingkat
puas terhadap pelayanan yang diberikan.
pendidikan dan tingkat kepuasan pada
Sebaliknya dengan pendidikan yang kurang
lampiran 4.3 didapatkan 13 responden puas
akan sulit untuk mendapatkan informasi
dengan pelayanan keperawatan dari
mengenai pelayanan BPJS, sehingga dengan
pendidikan SD. Menurut Menurut
pendidikan yang kurang akan merima
Notoadmojo (2005) semakin rendah tingkat
dengan puas terhadap pelayanan yang
pendidikan maka semakin sulit untuk
diberikan.
menerima informasi yang diberikan. hal ini
sesuai dengan jumlah responden yang Faktor selanjutnya tentang kepuasan
berpendidikan SD yang kurang informasi pasien ditinjau dari pekerjaan menurut
sehingga menimbulkan tingkat kepuasan lampiran 4.4 Menunjukkan hasil tabulasi
yang positif. Berdasarkan hasil lampiran silang pekerjaan dan tingkat kepuasan
pada tabel 4.3 antara pendidikan dan tingkat pelayanan keperawatan didapatkan hasil (
kepuasan pasien didapatkan sebagian kecil ( 29%) atau 14 responden dari 25 responden
2% ) atau 1 responden dari 2 responden dengan tidak bekerja menyatakan puas
yang berpendidikan PT tidak puas terhadap terhadap pelayanan keperawatan dan
layanan keperawatan. Menurut sebagian besar dan ( 2% ) atau 1 responden
Koentjaraningrat.1997. dikutip Nursalam dari 48 responden. dengan pekerjaan PNS
2001) pendidikan yang tinggi maka menyatakan tidak puas terhadap pelayanan
seseorang akan cenderung untuk keperawatan. Menurut Green (1970) dalam
mendapatkan informasi baik dari orang lain M.Tanto (2013) menyimpulkan bahwa
maupun media masa, sehingga semakin masyarakat yang berpenghasilan rendah dan
banyak pula pengetahuan yang dimiliki. berpendidikan formal yang rendah
Sebaliknya tingkat pendidikan yang kurang menimbulkan sikap acuh serta rasa takut
akan menghambat perkembangan dan sikap yang tidak mendasari. Hal ini sesuai dengan
seseorang terhadap nilai – nilai yang baru jumlah responden pada pekerjaan yang tidak
diperkenalkan. Menurut peneliti responden bekerja dimana yang tidak bekerja akan
yang berpendidikan tinggi maka pengetahun memiliki pengalaman yang kurang
dan informasi yang dimiliki lebih banyak dibandingkan tidak bekerja. Menurut
sehingga akan mendapat informasi dari peneliti pasien BPJS yang tidak bekerja
9
cenderung akan memiliki pengalaman yang Hasil tabulasi silang tingkat pendidikan
kurang pada terhadap pelayanan dalam hal dan tingkat ketidakpuasan pada rlampiran
ini adalah pelayanan keperawatan didukung 4.3 didapatkan ( 21% ) atau 10 responden
pula sikap pasrah yang berakibat kurang dari 26 responden tidak puas dengan
baik terhadap mutu pelayanan keperawatan pelayanan keperawatan dari pendidikan
yang diberikan SMA. Menurut ( Retnowati,2010 ) tingkat
pendidikan secara tidak langsung akan
Faktor ketidak puasan pasien BPJS
mempengaruhi pengetahuan seseorang, dan
dipengaruhi oleh jenis kelamin, pendidikan
berdampak pada pengambilan keputusan
dan pekerjaan. Berdasarkan lampiran 4.1
terhadap kesehatannya. Menurut peneliti
jenis kelamin dan tingkat ketidak kepuasan
tingkat pendidikan secara tidak langsung
terhadap pelayanan,didapatkan ( 23% ) atau
akan memepngaruhi pengetahuan yang
11 responden dari 23 responden berjenis
dimiliki seseorang, dan berdampak pada
kelamin laki – laki menyatakan tidak puas
pengambilan keputusan dalam menangani
terhadap pelayanan keperawatan. Pada
kesehatannya.
pasien pengguna BPJS ada perbedaan
hampir setengahnya pada pasien BPJS Faktor selanjutnya tentang
berjenis kelamin laki – laki memiliki tingkat ketidakpuasan pasien ditinjau dari pekerjaan
kepuasan yang kurang baik. Menurut ( Nur menurut lampiran 4.4 menunjukan hasil
Mukarromah,2008 ) jenis kelamin pria tabulasi silang pekerjaan dan ketidakpuasan
kebanyakan lebih mampu melakukan pasien pelayanan keperawatan didapatkan
pemecahan masalah daripada wanita, karena hasil ( 21% ) atau 11 responden dari 21
pria di tuntut untuk tidak tergantung pada responden dengan pekerjaan pegawai swasta
orang lain, sehingga pria lebih menggunakan menyatakan tidak puas terhadap pelayanan
rasio dalam pemecahan masalah dibutuhkan keperawatan. ( Menurut Nur Mukarommah,
ketegasan dan rasionalitas dalam 2012 ) pekerjaan sangat mempengaruhi
menghadapi masalah. Menurut peneliti jenis tingkat kepuasan masyarakat terhadap
kelamin pria kebanyakan mampu melakukan pelayanan yang diberikan karena orang yang
pemecahan masalah dari pada wanita, bekerja lebih tinggi harapannya
karena pria dituntut untuk mandiri dan tidak dibandingakan dengan orang yang tidak
tergantung pada orang lain, sehingga pria bekerja. Menurut peneliti pekerjaan sangat
menggunakan rasio dalam pemecahan mempengaruhi tingkat kepuasan masyarakat
masalah dibutuhkan sikap tegas dalam terhadap pelayanan yang diberikan karena
menghadapi masalah. orang yang bekerja harapan dan tuntutan
10