0% found this document useful (0 votes)
28 views8 pages

Uji Kualitas Air Minum Isi Ulang Di Kota Jambi: Lipinwati, Armaidi Darmawan, Erni Kusdiyah, Maria Estela Karolina

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1/ 8

UJI KUALITAS AIR MINUM ISI ULANG DI KOTA JAMBI

Lipinwati1, Armaidi Darmawan2, Erni Kusdiyah3, Maria Estela Karolina4


1,2,3,4 Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Jambi

Email: [email protected]

Abstract
Background: Clean water for drinking is rare where the source has been contaminated with various kinds of
waste, such as disposal of organic waste, household and toxic waste from the industry, so that ground water is
also not safe to become a drinking water because it has been contaminated from the septic tank or surface
water. Bottled drinking water is a choice for clean drinking water but the price of bottled drinking water is high
enough and makes consumers look for the cheaper and the new alternatives such as refill drinking water. Depo
drinking water refills continue to increase in line with the public needs of drinking water quality and safe for
consumption, though cheaper, not all depo of drinking water refills are guaranteed product security. This study is
to know quality test of the drinking water refill in Jambi City
Method: This descriptive study with experimental research laboratory design was conducted in Jambi city with 62
samples from 11 sub-districts in Jambi city and conducted in Biomedical Laboratory of FKIK UNJA. Water
samples were conducted by 3 stages of examination, ie the prediction test, the strengthening test and the
complementary test with 5 tubes. This research was conducted in May - October 2016. Data study were shown in
tables.
Result: The results showed that the drinking water refill category either amounted to 20 depots (32.26%) and
drinking water refill the bad category amounted to 42 depots (67.74%). of 42 samples of refill drinking water with
positive probability test results, there were 16 samples (38,10%) containing faecal coliform, and 27 samples
(64,29%) containing non-faecal coliform.
Conclusion: Drinking Water Refills in Jambi City are not all free from koliform bacteria.
Keywords: Drinking Water Refill, Bacteriological Test, Most Probable Number

Abstrak
Latar Belakang: Air bersih yang layak minum kian langka untuk dijumpai dimana sungai-sungai yang menjadi
sumbernya sudah tercemar berbagai macam limbah, seperti buangan sampah organik, rumah tangga hingga
limbah beracun dari industri. Air tanah juga sudah tidak aman dijadikan bahan air minum karena telah
terkontaminasi rembesan dari tangki septik maupun air permukaan. Air minum dalam kemasan (AMDK) kini
menjadi pilihan pemakaian air bersih namun harga AMDK cukup tinggi dan membuat konsumen mencari
alternatif baru yang murah seperti air minum isi ulang. Depo air minum isi ulang terus meningkat sejalan dengan
keperluan masyarakat terhadap air minum yang bermutu dan aman untuk dikonsumsi, meski lebih murah, tidak
semua depo air minum isi ulang ini terjamin keamanan produknya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui uji
Kualitas bakteriologis Air Minum isi Ulang di Kota Jambi.
Metode: Penelitian deskriptif dengan rancangan penelitian eksperimen laboratorium ini dilakukan pada 62
sampel dari 11 kecamatan kota Jambi. Pengujian bateriologis dilakukan menggunakan Most Probable Number
yang terdiri dari 3 tahap (uji penduga, uji penguat dan uji pelengkap) dengan seri 5 tabung pada sampel air
minum yang dilaksanakan di Laboratorium Biomedik FKIK UNJA. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei –
Oktober 2016. Data disajikan dalam bentuk tabel.
JMJ, Volume 4, Nomor 2, November 2016, Hal: 203 – 210 Lipinwati dkk. Uji Kualitas...

Hasil:. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa air minum isi ulang kategori baik berjumlah 20 depot (32,26%)
dan air minum isi ulang kategori buruk berjumlah 42 depot (67,74%). Dari 42 sampel air minum isi ulang dengan
hasil uji penduga positif, terdapat 16 sampel (38,10%) yang mengandung koliform fekal, dan 27 sampel (64,29%)
yang mengandung koliform non-fekal.
Kesimpulan: Air Minum isi Ulang yang ada di Kota Jambi tidak semuanya bebas dari koliform fekal.
Kata Kunci: Air Minum Isi Ulang, Uji Bakteriologis, Most Probable Number

PENDAHULUAN gangguan saluran pencernaan seperti diare


Air merupakan senyawa kimia yang sangat dan gastroenteritis.
penting bagi kehidupan makhluk hidup di bumi
Pengadaan air bersih untuk kepentingan
ini dan tidak dapat digantikan oleh senyawa
rumah tangga seperti untuk air minum, air
lain. Semua Makhluk hidup mengandung air
mandi dan sebagainya harus memenuhi
dan memerlukan air dalam kehidupannya,
persyaratan yang sudah ditetapkan dalam
terlihat dalam sel yang hidup sebagian besar
peraturan Menteri Kesehatan RI No. 416/Men
tersusun oleh air. Air bersih merupakan
Kes/Per/IX/1990 dimana setiap komponen
sarana utama untuk meningkatkan derajat
yang diperkenankan berada di dalamnya
kesehatan masyarakat, karena air merupakan
harus sesuai.
salah satu media dari berbagai macam
penularan penyakit. Air bersih yang layak minum kian langka
Sumber air yang lazim digunakan oleh dimana sungai-sungai yang menjadi
sebagian besar masyarakat di Indonesia sumbernya sudah tercemar berbagai macam
adalah air tanah dangkal. Air tanah dangkal limbah, seperti buangan sampah organik,
merupakan sumber air yang banyak limbah rumah tangga, limbah beracun dari
digunakan di Indonesia dan mudah sekali industri, sehingga air tanah sudah tidak aman
terkontaminasi air kotor yang berasal dari dijadikan bahan air minum karena telah
kegiatan mandi-cuci-kakus (MCK). Oleh terkontaminasi rembesan dari tangki septik
karena itu, Air tanah ini belum tentu memenuhi maupun air permukaan, untuk itulah sehingga
syarat kualitas air bersih, baik dari dari segi ada air minum dalam kemasan (AMDK)
fisik, kimia maupun bakteriologisnya. namun harga AMDK cukup tinggi dan
membuat konsumen mencari alternatif baru
Dalam parameter bakteriologi digunakan
yang murah seperti air minum isi ulang. Depo
bakteri indikator polusi atau bakteri indikator
air minum isi ulang terus meningkat sejalan
sanitasi yaitu koliform fekal, misalnya
dengan keperluan masyarakat terhadap air
Escherichia coli dan koliform non fekal,
minum yang bermutu dan aman untuk
misalnya Enterobacter aerogenes. Air yang
dikonsumsi, meski lebih murah, tidak semua
tercemar oleh kotoran manusia maupun
depo air minum isi ulang ini terjamin
hewan biasanya mengandung mikroorganisme
keamanan produknya. Tujuan penelitian ini
patogen seperti Escherichia coli sehingga
adalah untuk mengetahui Kualitas air minum
tidak dapat digunakan lagi untuk keperluan
isi ulang di Kota Jambi dengan menggunakan
minum, mencuci makanan atau memasak
standar kualitatif pemeriksaan air.
karena dapat menimbulkan penyakit terutama

204
JMJ, Volume 4, Nomor 2, November 2016, Hal: 203 – 210 Lipinwati dkk. Uji Kualitas...

METODE tabung dengan nama sumber air dan


Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif volume sampel yang diinokulasikan.
dengan rancangan penelitian eksperimen Homogenkan sampel air dengan dikocok
laboratorium. Penelitian ini dilakukan di Kota kuat. Sterilkan mulut botol dengan
Jambi dan tahap pengujian bakteriologis melewatkan mulut botol pada nyala api
sampel air dilaksanakan di Laboratorium pembakar bunsen, kemudian pindahkan 10
Biomedik FKIK UNJA. Penelitian ini dilakukan ml sampel air kedalam lima tabung yang
pada bulan Mei – Oktober 2016. Populasi berlabel LBDS (Lactose Broth Double
pada penelitian ini adalah sampel air minum isi Strength) 10 ml dengan pipet 10 ml.
ulang yang terdapat di Kota Jambi dari 11 Pemindahan 1 ml sampel air ke dalam lima
kecamatan sebanyak 575 tempat air minum isi tabung yang berlabel LBSS (Lactose Broth
ulang dalam 11 kecamatan. Sampel pada Single Strength) dengan menggunakan pipet
penelitian ini adalah sebagian dari air minum 1 ml. Pemindahan 0,1 ml sampel air ke
isi ulang yang dipilih secara acak dengan dalam lima tabung yang berlabel LBSS
jumlah 62 sampel. Kriteria inklusi pada dengan menggunakan pipet 0,1 ml.
penelitian ini adalah air minum isi ulang yang Kemudian inkubasikan seluruh tabung
terdaftar di Kota Jambi dan kriteria eksklusi selama 12-48 jam pada suhu 37°C. Hasil
pada penelitian ini adalah pemilik Air minum isi positif bila ada terbentuknya asam dilihat dari
ulang yang tidak memberi izin pada saat kekeruhan pada media laktosa dan gas yang
pengambilan sampel air minum. dihasilkan dapat dilihat dalam tabung
Cara pengambilan sampel adalah pertama durham yang berupa gelembung udara.
penutup botol dibuka atau diputar sampai Jumlah tabung yang positif dihitung pada
botol terbuka, tepi botol penampung dan tepi masing-masing seri dan dirujuk pada tabel
saluran pengisian air minum dilewatkan MPN.
dengan korek api. Air dari selang ditampung 2. Uji Penguat ini dilakukan dengan
sekitar 100 cc dengan mulut botol harus menggunakan prosedur sebagai berikut,
menghadap arah datangnya aliran air tanpa yaitu pemindahan 1 sengkelit dari tiap
menyentuh tepi saluran pengisian air minum tabung yang membentuk asam dan gas
dan botol ditutup dengan rapat dan pada media Lactose Broth kedalam dua
dimasukkan ke dalam ice box. tabung yang berisi 10 ml Brilliant Green
Lactose Bile Broth (BGLB). Masukkan
Uji Bakteriologis air minum isi ulang dilakukan
semua tabung kedalam lemari pengeram
dengan 3 tahap pengujian dengan seri 5
(inkubator) pada suhu 36 ± 1°C selama 24-
tabung.
48 jam dan suhu 42 °C. Pada suhu 36 ± 1°C

1. Uji penduga dilakukan dengan Adanya asam dan gas pada tabung BGLB

menggunakan prosedur sebagai berikut, memperkuat adanya bakteri koliform dan


yaitu siapkan lima seri tabung uji yang pada suhu 42 °C adanya asam dan gas

masing-masing terdiri atas tiga kelompok menandakan air minum isi ulang tersebut

(total tabung per seri adalah 15 tabung) tercemar dengan bakteri fecal coli. Selain

didalam suatu rak tabung uji. Tandai setiap itu, tandai cawan lempeng agar Eosin

205
JMJ, Volume 4, Nomor 2, November 2016, Hal: 203 – 210 Lipinwati dkk. Uji Kualitas...

Methylene Blue (EMB) dengan nama sumber random sampling dan sampel depot dilakukan
sampel air. Dengan menggunakan biakan secara accidental sampling. Cara
LB hasil uji duga positif berumur 24 jam, pengambilan sampel dengan teknik asepsis,
goreslah permukaan satu lempeng agar yaitu dengan memanaskan mulut botol sampel
EMB, kemudian inkubasi biakan lempeng dengan korek api dan keran pengisian air, dan
dengan posisi terbalik selama 24 jam pada pada saat pengisian sampel air, antara botol
suhu 37°C. sampel dan keran pengisian tidak saling
3. Uji Pelengkap dilakukan untuk bersentuhan. Botol yang telah berisi sampel
memeriksa koloni koliform yang tampak air minum isi ulang dimasukkan ke tempat
pada media BGLB dan lempeng agar EMB dengan suhu 4 °C dan dibawa ke laboratorium
pada uji penegasan. Uji pelengkap dilakukan Biomedik FKIK UNJA, untuk selanjutnya
dengan prosedur sebagai berikut, yaitu dilakukan pemeriksaan Bakteriologis air
tandai setiap tabung dengan nama sampel, dengan metode Most Probable Number
kemudian inkulasikan isolat koloni E-coli (MPN).
yang berasal dari lempeng agar EMB dari Tahap Pertama uji bakterologis (Uji Penduga)
sampel air yang di uji pada satu media LB dimana hasil positif ditandai dengan
dan nutrien agar miring. Nutrien agar miring terbentuknya asam dan gas pada tabung
di inkubasi pada suhu 35°C selama 18-24 durham. Jumlah kandungan bakteri E. coli
jam. dapat dilihat dengan menghitung tabung yang
menunjukkan reaksi positif dan dirujuk ke tabel
Data yang didapatkan berupa suatu
MPN seri 5 tabung. Bila inkubasi 1 x 24 jam
perhitungan untuk menghitung jumlah bakteri
hasilnya negatif, maka dilanjutkan dengan
pada air khususnya untuk mendeteksi adanya
inkubasi 2 x 24 jam pada suhu 37 ᵒC. Jika
bakteri koliform dan E. coli yang merupakan
dalam waktu 2 x 24 jam tidak terbentuk gas
kontaminan utama sumber air dengan metode
dalam tabung durham, dihitung sebagai hasil
MPN. Analisis data dilakukan secara kualitatif
negatif. Jumlah tabung yang positif dihitung
yaitu dengan cara menghitung total koliform
pada masing-masing seri dan MPN penduga
dan E-coli dengan menggunakan tabel MPN.
dapat dihitung dengan merujuk pada tabel
Setelah dihitung jumlah bakteri koliform dan E-
MPN.
coli, kualitas air minum tersebut dibandingkan
dengan Permenkes No. Pada tahap kedua yaitu uji penguat, Hasil
416/Menkes/Per/IX/1990 tentang syarat-syarat positif pada uji penduga ditanamkan pada
dan pengawasan kualitas air dan ketentuan media EMB dan BGLB secara aseptik
yang dikeluarkan oleh Dirjen Pengawasan menggunakan ose. Pada media EMB, c Koloni
Obat dan Makanan tentang batas maksimum bakteri E. coli tumbuh berwarna merah
cemaran mikroba dalam makanan. kehijauan dengan kilat metalik hijau. Media
BGLB diinkubasi pada suhu 37 °C dan 44 °C
HASIL
selama 1 – 2 x 24 jam. Kuman yang tumbuh
Pengambilan Sampel air minum isi ulang telah
pada media BGLB suhu 37 ᵒC termasuk
dilakukan di 11 kecamatan yang ada di kota
golongan koli nonfekal, dan kuman yang
Jambi dengan metode proportionate stratified

206
JMJ, Volume 4, Nomor 2, November 2016, Hal: 203 – 210 Lipinwati dkk. Uji Kualitas...

tumbuh pada media BGLB suhu 44 °C pada media Nutrient Agar dan dilakukan
termasuk golongan koli fekal. pewarnaan gram. Pada pewarnaan gram,
bakteri E. coli akan menunjukkan gram negatif
Pada Tahap ketiga, uji pelengkap, hasil kultur
berbentuk batang pendek.
yang tumbuh pada media EMB diinokulasikan

Tabel 1. Hasil Pemeriksaan Bakteriologis sampel air minum isi ulang di Kota Jambi

No Kategori Jumlah Persentase

1. Air Minum isi ulang kategori baik 20 32,26

2. Air Minum Isi Ulang kategori buruk 42 67,74

Jumlah 62 100

Air minum isi ulang kategori baik bila menghasilkan asam dan gas dalam waktu 48
pemeriksaan uji penduga pada semua tabung jam pada suhu 35 °C. adanya bakteri koliform
memberikan hasil negatif sehingga uji penguat di dalam air menunjukkan kemungkinan
dan uji pelengkap tidak dilakukan. Tabel 1. adanya mikroba yang bersifat enteropatogenik
memperlihatkan bahwa air minum isi ulang dan atau toksigenik yang berbahaya bagi
kategori baik berjumlah 20 depot (32,26%) kesehatan.
dan air minum isi ulang kategori buruk
berjumlah 42 depot (67,74%). Bakteri koliform dapat dibedakan menjadi 2
grup, yaitu: koliform fekal (E.coli) dan koliform
Koliform merupakan suatu grup bakteri yang nonfekal (Enterobacter aerogenes). Adanya
digunakan sebagai indikator adanya polusi E.coli dalam air menunjukkan bahwa air
kotoran dan kondisi yang tidak baik terhadap minum itu pernah terkontaminasi feses
air, makanan, susu dan produk susu. Koliform manusia dan mungkin dapat mengandung
sebagai suatu kelompok dicirikan sebagai patogen usus, sehingga standar air minum
bakteri berbentuk batang gram negatif, tidak mensyaratkan E. coli harus nol dalam 100 ml
membentuk spora, aerobik dan anaerobik air.
fakultatif yang memfermentasi laktosa dengan

Tabel 2. Air minum isi ulang yang terkontaminasi oleh koliform fekal dan koliform nonfekal

No. Subyek Hasil Pemeriksaan Jumlah

Positif Persentase Negatif Persentase

1. Koliform fekal 16 38,10 26 61,90 42

2. Koliform nonfekal 27 64,29 15 35,71 42

Tabel 2. menunjukkan bahwa dari 42 sampel gas pada media BGLB yang diinkubasi pada
air minum isi ulang dengan hasil uji penduga suhu 44 C dan 27 sampel (64,29%) yang
positif, terdapat 16 sampel (38,10%) yang positif dan 15 sampel (35,71%) yang negatif
positif dan 26 sampel (61,90%) yang negatif mengandung koliform non-fekal yang ditandai
mengandung koliform fekal, yang ditandai dengan keruhnya media BGLB pada suhu 37
dengan keruhnya media BGLB dan terdapat °C.

207
JMJ, Volume 4, Nomor 2, November 2016, Hal: 203 – 210 Lipinwati dkk. Uji Kualitas...

Tabel 3. Sumber air baku yang digunakan


No. Sumber air Jumlah Persentase

1. Perusahaan daerah air minum (PDAM) 31 50

2. Sumur Gali 15 24,19

3. Sumur Bor 16 25,81

Jumlah 62 100

Tabel 3. memperlihatkan bahwa dari 62 sumur gali dan 16 depot (25,81%)


sampel air minum isi ulang terdapat 31 depot menggunakan sumur bor sebagai sumber
(50%) yang menggunakan PDAM sebagai airnya.
sumber air, 15 depot (24,19%) menggunakan

Tabel 4. Cara pemrosesan air minum isi ulang

No. Cara Pemrosesan air minum Jumlah Persentase

1. Ultra violet 54 87,10

2. Reverse osmosis 7 11,29

3. Ozonisasi 1 1,61

Jumlah 62 100

Tabel 4. memperlihatkan bahwa cara bebas dari bakteri coliform. Menurut Standar
pemrosesan air minum isi ulang menggunakan WHO, 95% dari sampel tidak boleh
cara ultra violet, reverse osmosis dan mengandung coliform dalam 100 cc, tidak ada
ozonisasi secara berturut-turut 54 depot sampel yang mengandung E. coli dalam 100
(87,10%), 7 depot (11,29%) dan 1 depot cc, tidak ada sampel yang mengandung
(1,16%). coliform lebih dari 10 dalam 100 cc, tidak
boleh ada koliform dalam 100 cc dalam 2
PEMBAHASAN sampel berurutan.
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, Bakteri koliform adalah golongan bakteri
diperoleh 3 macam data, yaitu: kategori air intestinal yang hidup dalam saluran
minum isi ulang, air minum yang pencernaan manusia. Bakteri koliform adalah
terkontaminasi koliform fekal dan koliform bakteri indicator keberadaan bakteri patogenik
nonfekal, dan sumber air baku dan cara lain. Penentuan koliform fekal menjadi
pemrosesan air minum isi ulang. indikator pencemaran dikarenakan jumlah
koloninya pasti berkorelasi positif dengan
Berdasarkan tabel 1. dapat diketahui bahwa
keberadaan bakteri patogen dan mendeteksi
terdapat 42 sampel air minum isi ulang
koliform lebih murah, cepat dan sederhana
(67,74%) yang masih terjadi fermentasi
daripada mendeteksi bakteri patogenik lain.
laktosa oleh bakteri yang tergolong dalam
Makin sedikit kandungan koliform, artinya
kelompok koliform. Standar air minum,
kualtias air semakin baik.
menurut standar WHO semua sampel tidak
boleh mengandung E. coli dan sebaiknya juga

208
JMJ, Volume 4, Nomor 2, November 2016, Hal: 203 – 210 Lipinwati dkk. Uji Kualitas...

Hasil penelitian ini mendapatkan hasil bahwa gali dan 16 depot (25,81%) menggunakan
sampel air minum isi ulang masih ada yang sumur bor sebagai sumber airnya. Cara
belum memenuhi syarat syarat mikrobiologis pemrosesan air minum isi ulang
untuk air minum adalah MPN koliform/100 cc menggunakan cara ultra violet, reverse
sampel = 0. Hal ini dapat disebabkan oleh osmosis dan ozonisasi secara berturut-
sumber air baku yang digunakan kemungkinan turut 54 depot (87,10%), 7 depot (11,29%)
sudah tercemar serta proses sterilisasi yang dan 1 depot (1,16%).
digunakan belum memenuhi standar.
SARAN
Berdasarkan tabel 2. masih terdapat sampel 1. Agar dapat dilakukan pemeriksaan
air minum isi ulang yang mengandung koliform bakteriologis air minum isi ulang secara
fekal dan koliform nonfekal. Keberadaan E. berkala pada semua depot air minum isi
coli dalam air dapat menjadi indikator adanya ulang.
pencemaran air oleh tinja. E. coli digunakan 2. Untuk sampel air minum yang tercemar
sebagai indikator pemeriksaan kualitas koliform fekal, sebaiknya dilakukan
bakteriologis secara universal dalam analisis. pengecekan sumber air baku dan proses
Adanya E. coli dalam air minum menunjukkan sterilisasi air minum ataupun hal lain yang
bahwa air minum itu pernah terkontaminasi dapat mempengaruhi adanya koliform
kotoran manusia dan mungkin dapat fekal dalam air minum.
mengandung patogen usus, sehingga tidak
layak untuk dikonsumsi.

Berdasarkan sumber air baku yang digunakan


oleh depot air minum isi ulang terdiri dari
PDAM, sumur gali dan sumur bor dan cara
pemrosesan air yang dipakai adalah
ultraviolet, reverse osmosis dan ozonisasi.

KESIMPULAN
Berdasarkan pelaksanaan penelitian ini dapat
disimpulan sebagai berikut:
1. Air minum isi ulang yang termasuk
kategori baik (air minum yang memenuhi
syarat uji bakteriologis) berjumlah 20
depot (32,26%) dan air minum isi ulang
kategori buruk berjumlah 42 depot
(67,74%).

2. Ada 16 sampel (38,10%) yang


mengandung koliform fekal dan 26 sampel
(61,90%) yang negatif mengandung
koliform fekal, yang ditandai dengan
keruhnya media BGLB dan gas pada
tabung durham yang diinkubasi pada suhu
44 °C dan 27 sampel (64,29%) yang
positif dan 15 sampel (35,71%) yang
negatif mengandung koliform non-fekal
yang ditandai dengan keruhnya media
BGLB pada suhu 37 °C.

3. Dari 62 sampel air minum isi ulang


terdapat 31 depot (50%) yang
menggunakan PDAM sebagai sumber air,
15 depot (24,19%) menggunakan sumur

209
JMJ, Volume 4, Nomor 2, November 2016, Hal: 203 – 210 Lipinwati dkk. Uji Kualitas...

DAFTAR PUSTAKA
1. Mulia, R. Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta: Penerbit Graha Ilmu; 2005.
2. Chandra, B. Pengantar Kesehatan Lingkungan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2007.
3. Notoatmodjo, S. Ilmu Kesehatan Masyarakat (Prinsip-prinsip Dasar). Jakarta: PT. Rineka Cipta; 2003.
4. Slamet, Juli S. Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. 2007.
5. Sutrisno, Totok C. Teknologi Penyediaan Air Bersih. Jakarta: Rineka Cipta; 2010.
6. Irianto, Koes. Mikrobiologi Medis (Medical Microbiology). Jakarta: Alfabeta CV; 2013.
7. Effendi, Hefni. Telaah Kualitas Air. Yogyakarta: Kanisius; 2003.
8. Laporan Tahunan Dinas Kesehatan Kota Jambi Tahun 2014.
9. Ketentuan Umum Permenkes No.416/Menkes/PER/IX/1990.
10. Cabral, Joao P.S. Water Microbiology Bacterial Pathogens and Water. International Journal of
Environmental Research and Public Health (serial online) 2010 (diakses pada 20 Des
2014);98(31):0266-8254 Di Unduh dari: URL: http://www.mdpi.com/journal/ijerp
11. Pelczar, M.J dan E.C.S. Chan. Dasar-dasar Mikrobiologi. Jakarta: UI Press; 2006.
12. Joshua W Campell, Anna Watson, Cindy Watson, Hannah Ball, Richard Pirkle. Escherichia Coli, Other
Coliform and Environmental Chemoheterotrophic Bacteria In Isolated Water Pools From Six Caves In
Nothern Alabama And Northwestern Giorgia. Journal of Cave and Karst Studies (serial online) 2011
August (diakses 25 Jan 2015);73(2):75–82. Di Unduh dari: URL : http://www.caves.org
13. Sumarsih, Sri. Mikrobiologi Dasar. Yogyakarta: UPN Veteran; 2003.
14. Fardiaz, S. Mikrobiologi Pangan 1. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama; 1992.
15. Sana Shafi, Azra N Kamili, Manzoor A Shah, Suhaib A Bandh. Coliform bacterial estimation: A tool for
assessing water quality of Manasbal Lake of Kashmir Himalaya. African Journal of Microbiology
research (serial online) 2013 August 2 (diakses 25 Jan 2015);7(31):3996-4000. Di Unduh dari: URL :
http://www.academicjournals.org
16. James G Cappucino, Natalie Sherman. Manual Laboratorium Mikrobiologi Edisi 8. Jakarta: EGC; 2014.
17. Gwimbi, P. The Microbial Quality of Drinking Water in Manonyane Community Maseru District, Lesotho.
African Health Sciences; 2011. Vol 11 hal 474-480.
18. Purbowarsito, Haryono. Uji Bakteriologis Air di Kecamatan Semampir Surabaya. Universitas Airlangga;
2011.
19. Sarah RE, AprilianaE, Soleha TU, WarganegaraE. Uji Most Probable Number (MPN) Bakteri Koliform
pada Sumber Air Minum Rumah Tangga di Kecamatan Sukabumi Bandar Lampung. Fakultas
Kedokteran Universitas Lampung;2013.
20. Razzolini, Maria Tereza Pepe, Wanda Maria Risso Gunther, Francisca Alzira dos Santos Peternella,
Solange Martone Rocha, Verdiana Karman Bastos, Thais Filomena da Silva Santos, Maria Regina
Alves Cardos. Quality of Water Sources Used as Drinking Water in A Brazilian Peri-Urban Area.
Brazilian Journal of Microbiology; 2010 Vol 42 Hal 560- 56.

210

You might also like