Model Pengukuran Kualitas Audit Internal
Model Pengukuran Kualitas Audit Internal
Model Pengukuran Kualitas Audit Internal
Ida Rosnidah
[email protected]
Universitas Swadaya Gunung Jati (Unswagati)
ABSTRACT
Internal auditor’s independence is sometimes in doubt. This makes sense because the internal auditor is an
integrated part of the organization. As a part of the organization, the internal auditor has a role to audited
financial statements, give some suggestions and recommendations that can be used as the basis for making some
decisions in the future. The lower of internal auditor’s independence has an impact audit quality, that can make
the role of internal auditor degrade. So, the quality of internal auditor still becomes an important issue until
now. The purpose of this study is to establish a measurement model of internal audit quality based on the
influencing factors not only independence, but also competence, professionalism and motivation. This study uses
primary data by distributing questionnaires spread to 60 internal auditors who work in inspectorate, private
companies, state enterprises (BUMN) and local government enterprises (BUMD) in Cirebon District and
Municipalities. Data analysis method used is single stage multivariate model among variables/pathway analysis.
The results show that the competence, independence, professionalism and motivation affect the quality of
internal audit either partially or simultaneously, and competence contributes the most to the quality of the
internal audit. Thus, this research model can be used to measure the quality of internal audit.
ABSTRAK
Independensi auditor internal terkadang masih diragukan, hal ini merupakan hal yang masuk akal
karena auditor internal merupakan bagian dari suatu organisasi. Auditor internal sebagai bagian
dalam organisasi bertugas untuk mengaudit laporan keuangan, memberikan saran dan rekomendasi
yang dibutuhkan untuk nantinya dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan. Rendahnya
independensi auditor internal akan mempengaruhi kualitas audit yang dilaksanakannya, sehingga
fungsi auditor akan menjadi terdegradasi. Oleh karena itu, sampai saat ini kualitas audit dari para
auditor internal masih menjadi sorotan. Tujuan penelitian ini adalah menguji model pengukuran
kualitas audit internal berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi, tidak hanya independensi
tetapi juga kompetensi, profesionalisme dan motivasi. Penelitian ini menggunakan data primer yaitu
kuesioner yang disebar kepada 60 orang auditor internal yang bekerja di inspektorat, perusahaan
swasta, BUMN dan BUMD di kota dan kabupaten Cirebon. Metode analisis data yang digunakan
adalah model single stage multivariate antar variabel/analisis jalur. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa kompetensi, independensi, profesionalisme dan motivasi berpengaruh terhadap kualitas audit
internal baik secara parsial maupun simultan sehingga model penelitian ini dapat digunakan untuk
mengukur kualitas audit internal. Variabel yang memberikan kontribusi terbesar terhadap
pengukuran kualitas audit internal adalah kompetensi.
khusus dari penelitian ini dapat di- dalam pengukuran fungsi antara auditor
kembangkan lebih spesifik untuk meng- internal dengan auditor eksternal. Selain ini
identifikasi pengaruh kompetensi, inde- hasil penelitiannya juga menunjukkan bah-
pendensi, profesionalisme dan motivasi wa terdapat perbedaan tingkat objektivitas
terhadap kualitas audit internal baik secara antara auditor internal dengan auditor
parsial maupun simultan dan meng- eksternal.
identifikasi variabel yang memberikan Meskipun auditor internal dan ekster-
kontribusi terbesar dalam pengukuran nal mempunyai fungsi yang sama, namun
kualitas audit internal. informasi yang dimiliki oleh para auditor
tersebut terhadap laporan keuangan yang
TINJAUAN TEORETIS disajikan oleh perusahaan mempunyai
Audit Internal tingkatan yang berbeda. Auditor internal
Agoes (2004) mengatakan bahwa audit mempunyai informasi yang lebih banyak
internal adalah pemeriksaan yang dilaku- dibandingkan dengan informasi yang di-
kan oleh bagian audit internal perusahaan, miliki oleh auditor eksternal. Dengan demi-
baik terhadap laporan keuangan dan cata- kian, fungsi audit laporan keuangan suatu
tan akuntansi perusahaan, maupun ketaa- perusahaan akan lebih berjalan lebih efektif
tan terhadap kebijakan manajemen puncak dan efisien jika para auditor, baik auditor
yang telah ditentukan dan ketaatan ter- internal maupun eksternal, saling bekerja
hadap peraturan pemerintah dan ketentu- sama dalam melakukan proses pemeriksaan
an-ketentuan dari ikatan profesi yang laporan keuangan.
berlaku. Auditor internal melakukan peng-
kajian, pengevaluasian dan memberikan Kualitas audit
rekomendasi secara independen dan objek- Kualitas audit menurut De Angelo
tif terhadap aktivitas perusahaan/organi- (dalam Duff 2004) adalah probabilitas
sasi sehingga organisasi dapat mencapai auditor mampu mengungkapkan dan me-
tujuannya. Auditor internal dan eksternal laporkan suatu pelanggaran dalam sistem
mempunyai fungsi yang sama dalam men- informasi akuntansi klien. Penelitian Duff
jalankan tugas sebagai seorang auditor. (2004) dapat mengidentifikasi empat dimen-
Auditor internal dipandang sebagai salah si kualitas audit, yaitu kualitas teknis,
satu bagian dari pihak internal per- kualitas jasa, hubungan auditor-auditee, dan
usahaan, sehingga seringkali independensi independensi. Standar pekerjaan lapangan
seorang auditor internal menjadi diper- audit keuangan dalam Standar Profesional
tanyakan. Fungsi seorang auditor adalah Akuntan Publik (2011) menyebutkan bahwa
untuk memastikan bahwa laporan keua- auditor bertanggungjawab untuk sedemi-
ngan yang disajikan oleh pihak manajemen kian rupa mewaspadai karakteristik dan
perusahaan sesuai dengan fungsi utama jenis ketidakberesan material yang poten-
laporan keuangan. Fungsi utama laporan sial, berkaitan dengan bidang yang diaudit.
keuangan yang disajikan oleh perusahaan Auditor dapat merencanakan auditnya
adalah sebagai bentuk pertanggungjawaban untuk memberikan kepastian yang me-
pihak manajemen perusahaan terhadap madai dalam mendeteksi ketidakberesan
pihak pemiliknya dan fungsi pengambilan material tersebut. Menurut Efendi (2010),
keputusan oleh para pihak yang ber- kualitas audit dapat diukur melalui kualitas
kepentingan terhadap perusahaan atau proses (keakuratan temuan profesional,
organisasi. Dengan demikian, maka se- sikap skeptisme), kualitas hasil (nilai
harusnya tidak terdapat perbedaan fungsi rekomendasi, kejelasan laporan, dan man-
antara auditor internal dan auditor ekster- faat audit), dan tindak lanjut hasil audit.
nal. Gramling and Vandervelde (2006) me- Idawati et al. (2004) juga menemukan bahwa
nemukan bahwa tidak terdapat perbedaan ketepatan waktu laporan audit merupakan
302 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 17, Nomor 3, September 2013 : 299 – 317
satu faktor terpenting dalam proses audit. masi akuntansi perusahaan yang se-
Hasil audit akan sangat ditentukan dari sungguhnya secara wajar. Hal ini me-
kompetensi yang dimiliki oleh auditor nunjukkan bahwa semakin tinggi inde-
tersebut. Jika tingkat kompetensi yang di- pendensi yang dimiliki oleh seorang audi-
miliki auditor tersebut rendah, maka lapo- tor, maka laporan audit yang dihasilkan
ran audit yang dihasilkan mempunyai akan semakin mempunyai kualitas yang
kualitas yang rendah. Standar Profesional tinggi. Jika auditor mempunyai inde-
Akuntan Publik (2011) mensyaratkan pendensi yang rendah, hal ini akan men-
kompetensi auditor melalui penguasaan degradasikan kulitas laporan audit yang
terhadap standar akuntansi dan auditing, dihasilkan oleh auditor tersebut. Dengan
wawasan terhadap perusahaaan dan demikian hipotesis kedua yang diajukan
peningkatan keahlian. Hal ini menunjukkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
bahwa seorang auditor dituntut untuk H2: Independensi berpengaruh positif
memiliki kompetensi yang memadai dalam terhadap kualitas audit internal
bidang akuntansi, auditing, serta pelaporan Profesionalisme adalah tanggung ja-
keuangan yang disusun oleh suatu per- wab untuk bertindak lebih dari sekedar
usahaan. Dengan demikian, semakin tinggi memenuhi tanggung jawab diri sendiri
kompetensi seorang auditor maka akan maupun ketentuan hukum dan peraturan
menghasilkan kualitas audit yang lebih masyarakat (Arens et al., 2008). Kualitas
tinggi pula, begitu juga sebaliknya. Hipo- proses dalam melakukan proses pemeriksa-
tesis pertama yang diajukan dalam pe- an laporan keuangan salah satunya dapat
nelitian ini adalah sebagai berikut: ditentukan tingkat profesionalisme. Profesi-
H1: Kompetensi berpengaruh positif ter- onalisme auditor tercermin dalam ke-
hadap kualitas audit mampuannya menghasilkan temuan-temu-
Arens et al., (2008) mendefinisikan an selama proses audit. Menurut Efendi
independensi sebagai cara pandang yang (2010), kualitas audit dapat diukur melalui
tidak bias dalam pelaksanaan pengujian kualitas proses (keakuratan temuan profesi-
audit, evaluasi hasil pengujian tersebut dan onal, sikap skeptisme), kualitas hasil (nilai
pelaporan hasil temuan audit. Duff (2004) rekomendasi, kejelasan laporan, dan manfa-
dapat mengidentifikasi empat dimensi at audit), dan tindak lanjut hasil audit.
kualitas audit, yaitu kualitas teknis, kualitas Semakin tinggi tingkat profesionalisme
jasa, hubungan auditor-auditee, dan inde- seorang auditor maka laporan audit yang
pendensi. Hasil penelitian Adeyemi et al. disajikan akan semakin berkualitas. Dengan
(2012) menemukan bahwa independensi kata lain, profesionalitas yang tinggi akan
auditor internal memiliki hubungan dengan meningkatkan kualitas audit para auditor.
kualitas audit. Independensi seorang audi- Hipotesis ketiga yang diajukan dalam
tor merupakan hal yang menunjukkan penelitian ini adalah sebagai berikut:
objektivitas dalam melakukan seluruh ke- H3: Profesionalisme berpengaruh positif
giatan atau aktivitas yang berkaitan dengan terhadap kualitas audit internal
pelaksanaan audit. Salah satu faktor kunci Motivasi seorang auditor internal da-
agar laporan audit yang dihasilkan oleh lam melaksanakan tugasnya dicerminkan
para auditor mempunyai tingkat relia- dalam empat hal, yaitu tingkat aspirasi,
bilitas yang tinggi adalah faktor inde- ketangguhan, keuletan dan konsistensi
pendensi. Jika seorang auditor mempunyai (Efendy, 2010). Motivasi soerang auditor
tingkat independensi yang baik, maka mencerminkan gairah kerja para auditor.
segala aktivitas yang dilakukan akan selalu Motivasi dalam pekerjaan auditor salah
objektif, sehingga laporan audit tersebut satunya dapat meningkat disebabkan
benar-benar menunjukkan kondisi laporan karena kondisi atau keadaan lingkungan
keuangan sebagai hasil dari sistem infor-
304 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 17, Nomor 3, September 2013 : 299 – 317
sekitar tempat mereka bekerja. Jika ling- mal dalam menjalankan tugasnya sebagai
kungan kerja auditor mempunyai tuntutan seorang pemeriksa laporan keuangan per-
hukum yang tinggi, maka auditor akan usahaan maka kualitas hasil audit yang
cenderung bekerja lebih teliti dan berhati- disajikan juga cenderung rendah. Sebalik-
hati sehingga hal tersebut akan me- nya, jika auditor mempunyai motivasi yang
ningkatkan kualitas laporan hasil audit tinggi dalam melaksanakan tugasnya, maka
yang diterbitkan. Auditor pada negara kualitas audit yang dihasilkan akan me-
dengan tuntutan hukum yang kuat akan ningkat. Dengan demikian terdapat hubu-
mendorong para auditor untuk senantiasa ngan positif antara motivasi auditor dengan
meningkatkan kualitas auditnya, namun kualitas audit, sehingga hipotesis keempat
auditor pada negara dengan tuntutan yang diajukan dalam penelitian ini adalah
hukum yang lemah (tidak terlalu berisiko) sebagai berikut:
akan membuat auditor cenderung me- H4: Motivasi berpengaruh positif ter-
nurunkan kualitas auditnya (Khurana dan hadap kualitas audit internal
Raman, 2004; Iskandar et al., 2010). Motivasi
seorang auditor menentukan proses audit Model Penelitian
yang akan atau sedang dilakukan. Jika Model penelitian dalam pengukuran
tingkat motivasi auditor rendah, maka para kualitas audit internal dapat digambarkan
auditor dalam menjalankan tugasnya tidak pada gambar 1.
maksimal. Jika para auditor kurang maksi-
Kompetensi
Independensi
Kualitas Audit
Internal
Profesionalisme
Motivasi
Gambar 1
Model Penelitian Pengukuran Kualitas Audit Internal
Sumber: Efendy (2010); Rosnidah dkk. (2011, 2012)
kabupaten Cirebon. Penarikan sampel di- dan antusias untuk mencapai tujuan atau
lakukan dengan teknik probability yang hasil yang optimal. Variabel ini diukur
memberikan peluang yang sama bagi setiap dengan enam pernyataan.
anggota populasi untuk terpilih. Teknik Respon dari responden direkam
penarikan sampel yang dipakai adalah dengan skala Likert dari mulai sangat tidak
simple random sampling. Penarikan sampel sesuai sampai dengan sangat sesuai.
dilakukan secara acak dengan jumlah Kualitas audit internal (variabel KAI),
sampel sebanyak 60 orang auditor internal. yaitu probabilitas auditor internal mampu
mengungkapkan dan melaporkan suatu
Variabel dan Operasionalisasi Variabel pelanggaran dari sistem informasi akuntan-
Variabel-variabel penelitian ini dapat si. Variabel ini diukur dengan mengguna-
diidentifikasi sebagai berikut: kan instrumen yang dikembangkan dari
Kompetensi (variabel KOM), yaitu hasil-hasil penelitian sebelumnya. Variabel
suatu keterampilan dan pengetahuan atau ini digali dengan delapan pernyataan.
keahlian yang harus dimiliki seorang audi- Respon dari responden direkam dengan
tor, ditunjukkan dan diekspresikan agar skala Likert dari mulai sangat tidak sesuai
audit yang dilaksanakannya dapat berjalan sampai dengan sangat sesuai.
objektif. Variabel ini diukur dengan meng-
gunakan instrumen yang dikembangkan Teknik Pengumpulan Data
peneliti dari teori dan hasil-hasil penelitian Data yang dipergunakan dalam pe-
sebelumnya. Variabel ini digali dengan nelitian ini adalah data primer dan
enam pertanyaan. Respon dari responden sekunder, dimana data primer yang diper-
direkam dengan skala Likert dari mulai gunakan adalah mencakup persepsi para
sangat tidak sesuai sampai dengan sangat auditor internal terhadap kualitas audit
sesuai. internal, sedangkan data sekunder yang
Independensi (variabel IND), yaitu cara dipergunakan dalam penelitian ini adalah
pandang yang tidak bias dalam pelaksana- berbagai sumber teoretik dan empirik yang
an pengujian audit, evaluasi hasil pengujian berkaitan dengan pengukuran kualitas
dan pelaporan hasil temuan audit. Variabel audit internal.
ini diukur dengan menggunakan instrumen Data primer yang dipergunakan dalam
yang dikembangkan dari hasil-hasil pe- penelitian ini diperoleh dengan cara pe-
nelitian sebelumnya. Variabel ini digali nyebaran kuesioner kepada auditor internal
dengan enam pernyataan. Respon dari yang bekerja di inspektorat, perusahaan
responden direkam dengan skala Likert dari swasta, BUMN, BUMD di kota dan kabu-
mulai sangat tidak sesuai sampai dengan paten Cirebon.
sangat sesuai.
Profesionalisme (variabel PROF), yaitu Teknik Pengolahan Data
kualitas dan perilaku yang merupakan ciri Teknik pengolahan data yang diguna-
suatu profesi atau orang yang profesional. kan dalam penelitian adalah statistik. Data
Variabel ini diukur dengan menggunakan yang terkumpul akan diolah dan dianalisis
instrumen yang dikembangkan dari teori dengan beberapa tahap, yaitu statistik
dan hasil-hasil penelitian sebelumnya. deskriptif untuk melihat gambaran analisis;
Variabel ini digali dengan enam pernyataan. uji validitas dan uji reliabilitas data untuk
Respon dari responden direkam dengan menguji instrumen penelitian/kuesioner; uji
skala Likert dari mulai sangat tidak sesuai asumsi klasik untuk melihat kelayakan data
sampai dengan sangat sesuai. yang digunakan; dan analisis model multi-
Motivasi (variabel MOT), yaitu hal variate satu tahap untuk menguji pengaruh
yang menyebabkan, menyalurkan dan men- lebih dari satu variabel independen ter-
dukung perilaku manusia agar bekerja giat hadap variabel dependen.
306 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 17, Nomor 3, September 2013 : 299 – 317
Tabel 1
Demografi Responden
terdiri dari BRI Syariah (1), PDAM kabu- kualitas audit internal serta memiliki loya-
paten Cirebon (4), BII (1), Taspen (1), BJB litas terhadap profesi yang mereka jalankan
Cirebon (1), BJB Sumber (1), Cirebon Plaza selama ini.
Hotel (1), Bank Syariah Mandiri Cirebon (1), Selanjutnya untuk mengetahui tingkat
BPR Harmoni (1), SPI Unswagati Cirebon ketepatan alat ukur atau ketepatan instru-
(2), Kospin Jasa (1), Bank BJB Syariah (1), PT men untuk mengukur variabel yang diteliti
Pos Indonesia cabang Cirebon (1), PG (validitas), dan tingkat konsistensi dari
Rajawali II (11), ASKES (2), dan Kantor tanggapan responden atas instrumen yang
Inspektorat kabupaten Cirebon (30). diberikan dapat dilihat dari tabel 2.
Berdasarkan karakteristik demografi Hasil pengujian validitas diketahui
diketahui bahwa sebagian besar responden tidak terdapat satu instrumen yang tidak
adalah laki-laki kisaran usia 41-45 tahun, valid, kondisi tersebut berarti seluruh
dengan tingkat pendidikan S1 dan masa instrumen dilibatkan dalam analisis se-
kerja 10-20 tahun. Dilihat dari karakteristik lanjutnya. Hal tersebut diperkuat dengan
tersebut, dapat diketahui bahwa para nilai koefisien Cronbach Alpha yang memiliki
responden adalah orang yang berpengala- nilai di atas 0,7, yang berarti instrumen
man dan telah mengetahui permasalahan dapat dinyatakan reliable (terpercaya).
Tabel 2
Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas
Variabel Penelitian No. Item yang Tidak Valid Koefisien
Kompetensi - 0,7477
Independensi - 0,7433
Profesionalisme - 0,8431
Motivasi - 0,7552
Kualitas Audit Internal - 0,7739
Sumber: data diolah (2013)
Tabel 3
Skor Rata-rata, Simpangan Baku dan Interval Estimasi
Skor Rata-rata Variabel Kompetensi (n = 60)
Deskripsi Statistik
Rata-rata 4,3517
Kesalahan standar rata-rata 0,177
Interval estimasi skor rata-rata Batas bawah 4,4603
Pada tingkat kepercayaan 95% Batas atas 4,3630
Simpangan baku 0,4204
Sumber : data diolah (2013)
308 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 17, Nomor 3, September 2013 : 299 – 317
kat kepercayaan 95% berada pada kriteria musatan data untuk skor rata-rata sebesar
dengan batas bawah 4,3630 dan batas atas 4,3517 dengan estimasi parameter pada
4,4603, maka dapat dihasilkan informasi tingkat kepercayaan 95% berada pada
bahwa dengan tingkat kepercayaan 95% kriteria dengan batas bawah 4,2626 dan
diketahui tingkat kompetensi berada pada batas atas 4,4407, maka dapat dihasilkan
kategori tinggi. informasi bahwa dengan tingkat kepercaya-
Berdasarkan analisis statistik deskriptif an 95% diketahui tingkat independensi
untuk tingkat Independensi diperoleh pe- berada pada kategori tinggi.
Tabel 4
Skor Rata-rata, Simpangan Baku dan Interval Estimasi
Skor Rata-rata Variabel Independensi (n = 60)
Deskripsi Statistik
Rata-rata 4,3517
Kesalahan standar rata-rata 0,119
Interval estimasi skor rata-rata Batas bawah 4,2626
pada tingkat kepercayaan 95% Batas atas 4,4407
Simpangan baku 0,3447
Sumber : data diolah (2013)
Tabel 5
Skor Rata-rata, Simpangan Baku dan Interval Estimasi
Skor Rata-rata Variabel Profesional (n = 60)
Deskripsi Statistik
Rata-rata 4,3117
Kesalahan standar rata-rata 0,121
Interval estimasi skor rata-rata Batas bawah 4,2218
Pada tingkat kepercayaan 95% Batas atas 4,4015
Simpangan baku 0,3479
Sumber: data diolah (2013)
Berdasarkan analisis statistik deskriptif dengan batas bawah 4,2013 dan batas atas
untuk tingkat profesional diperoleh pe- 4,4887, maka dapat dihasilkan informasi
musatan data untuk skor rata-rata sebesar bahwa dengan tingkat kepercayaan 95%
4,3117 dengan estimasi parameter pada diketahui tingkat motivasi berada pada
tingkat kepercayaan 95% berada pada kategori tinggi. Berdasarkan analisis statis-
kriteria dengan batas bawah 4,2218 dan tik deskriptif untuk tingkat kualitas audit
batas atas 4,4015, maka dapat dihasilkan internal diperoleh pemusatan data untuk
informasi bahwa dengan tingkat kepercaya- skor rata-rata sebesar 4,3550 dengan esti-
an 95% diketahui tingkat profesional berada masi parameter pada tingkat kepercayaan
pada kategori tinggi. 95% berada pada kriteria dengan batas
Berdasarkan analisis statistik deskriptif bawah 4,2512 dan batas atas 4,4588, maka
untuk tingkat motivasi diperoleh pemusa- dapat dihasilkan informasi bahwa dengan
tan data untuk skor rata-rata sebesar 4,3450 tingkat kepercayaan 95% diketahui tingkat
dengan estimasi parameter pada tingkat kualitas audit internal berada pada kategori
kepercayaan 95% berada pada kriteria tinggi.
Model Pengukuran Kualitas Audit Internal..... – Rosnidah 309
Tabel 6
Skor Rata-rata, Simpangan Baku dan Interval Estimasi
Skor Rata-rata Variabel Motivasi (n = 60)
Deskripsi Statistik
Rata-rata 4,3450
Kesalahan standar rata-rata 0,309
Interval estimasi skor rata-rata Batas bawah 4,2013
Pada tingkat kepercayaan 95% Batas atas 4,4887
Simpangan baku 0,5561
Sumber: data diolah (2013)
Tabel 7
Skor Rata-rata, Simpangan Baku dan Interval Estimasi
Skor Rata-rata Variabel Kualitas Audit Internal (n = 60)
Deskripsi Statistik
Rata-rata 4,3550
Kesalahan standar rata-rata 0,161
Interval estimasi skor rata-rata Batas bawah 4,2512
Pada tingkat kepercayaan 95% Batas atas 4,4588
Simpangan baku 0,4019
Sumber: data diolah (2013)
Tabel 8
Rangkuman Uji Asumsi Statistik
Multikolinearitas
Kolmogorov-Smirnov Test Durbin-Watson
Variabel VIF
KOM 1,395
IND 1,574
0,797 2,167
PROF 1,190
MOT 1,081
Sumber: data diolah (2013)
Hasil uji Kolmogorov-Smirnov test me- model multivariate satu tahap berdistribusi
nunjukkan bahwa Assymp. Sig (2-tailed) normal.
sebesar 0,797. Ini menunjukkan bahwa Uji multikolinearitas digunakan untuk
Assymp. Sig (2-tailed)>0,05, maka H0 diterima menguji adanya korelasi diantara kompe-
atau Ha ditolak. Dengan demikian, maka tensi, independensi, profesionalisme, dan
310 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 17, Nomor 3, September 2013 : 299 – 317
motivasi sebagai variabel independen da- uji Durbin-Watson (DW) dengan ketentuan
lam model multivariate satu tahap. Model bahwa dalam suatu model multivariate satu
multivariate satu tahap yang baik adalah tahap dikatakan tidak memiliki masalah
terbebas dari masalah multikolinearitas. autokorelasi jika DW terletak antara dU dan
Apabila nilai tolerance > 0,10 dan VIF < 10, 4-dU.
maka didalam variabel kompetensi, inde- Nilai DW terletak diantara dU (1,6932)
pendensi, profesionalisme, dan motivasi dan 4-dU (2,3068) atau dirumuskan sebagai
tersebut tidak terjadi multikolinearitas, 1,6932 < 2,167 < 2,3068. Dengan demikian,
sehingga seluruh variabel independen layak dapat disimpulkan bahwa model multi-
digunakan dalam model multivariate satu variate satu tahap penelitian ini tidak ada
tahap. masalah autokorelasi.
Dari hasil pengujian multikolinearitas
di atas, dapat dilihat bahwa nilai tolerance Persamaan Struktural
masing-masing variabel independen yaitu Analisis pertama dari analisis jalur
kompetensi, independensi, profesionalisme, adalah dengan mengetahui persamaan
dan motivasi memiliki nilai tolerance > 0,10 struktural dari model yang diteliti, ilustrasi
dan nilai VIF < 10. Dengan demikian, dapat dari model penelitian yang disertai dengan
disimpulkan bahwa variabel kompetensi, nilai koefisien jalur, nilai korelasional antara
independensi, profesionalisme, dan moti- variabel bebas dan nilai epsilon dari per-
vasi tidak terjadi multikolinearitas, sehingga samaan tersebut, seperti diperlihatkan pada
seluruh variabel independen layak diguna- gambar 2.
kan dalam model multivariate satu tahap. Berdasarkan Gambar 2 dapat diketahui
Uji autokorelasi bertujuan untuk meng- seluruh variabel yang diteliti memiliki nilai
uji apakah dalam sebuah model multi- koefisien positif. Adapun persamaan
variate satu tahap terdapat korelasi antara strukturalnya adalah sebagai berikut:
kesalahan pengganggu (error) periode t KAI= 0,554 KOM + 0,209 IND + 0,162
dengan kesalahan pengganggu (error) pada PROF + 0,389 MOT
periode t-1. Model multivariate satu tahap Kondisi tersebut menunjukkan seluruh
yang baik seharusnya bebas dari auto- variabel memberikan kontribusi positif ter-
korelasi. Metode pengujian autokorelasi hadap peningkatan kualitas audit internal.
yang digunakan dalam penelitian ini adalah
KOM
0,554
0,525
PROF 0,162
0,235
0,045
0,389
MOT
Gambar 2
Persamaan Struktural
Sumber: data diolah (2013)
Model Pengukuran Kualitas Audit Internal..... – Rosnidah 311
Tabel 9
Koefisien Jalur, Pengujian Hipotesis Pengaruh Kompetensi, Independensi,
Profesionalisme dan Motivasi terhadap Kualitas Audit Internal secara Parsial maupun
Simultan
Koefisien Jalur
Jalur Variabel yang diuji thitung Sig. ttabel R2 Fhitung
(Standardized)
1. KOM → KAI 0,554 8,194 0,000 2,00 0,807 57,428
2. IND → KAI 0,209 2,915 0,004 2,00
3. PROF → KAI 0,162 2,589 0,010 2,00
4. MOT → KAI 0,389 6,532 0,000 2,00
Sumber: data diolah (2013)
Nilai signifikansi untuk variabel an yang dilakukan oleh Alim et al., (2007)
kompetensi sebesar 0,000 dan t hitung se- yang memberikan bukti bahwa kompetensi
besar 8,194. Dengan demikian Ho1 ditolak yang dimiliki oleh auditor berpengaruh
dan Ha1 diterima, artinya kompetensi terhadap kualitas audit.
(KOM) berpengaruh positif dan signifikan Nilai signifikansi untuk variabel inde-
terhadap peningkatan kualitas audit (KAI) pendensi (IND) sebesar 0,004 dan t hitung
dengan tingkat keyakinan 95%. Kompetensi sebesar 2,915. Dengan demikian Ho2 di-
yang dimiliki oleh seorang auditor me- terima dan Ha2 ditolak, artinya inde-
rupakan hal yang sangat fundamental da- pendensi (IND) berpengaruh positif dan
lam melakukan aktivitas pemeriksaan lapo- signifikan terhadap kualitas audit internal
ran keuangan suatu perusahaan. Hal ini (KAI) dengan tingkat keyakinan 95%.
menunjukkan bahwa kompetensi auditor Independensi seorang auditor merupakan
merupakan salah satu faktor terpenting hal yang menunjukkan objektivitas dalam
dalam proses audit. Hasil audit akan sangat melakukan seluruh kegiatan atau aktivitas
ditentukan dari kompetensi yang dimiliki yang berkaitan dengan pelaksanaan audit.
oleh auditor tersebut. Jika tingkat kompe- Salah satu faktor kunci agar laporan audit
tensi yang dimiliki auditor tersebut rendah, yang dihasilkan oleh para auditor mem-
maka laporan audit yang dihasilkan mem- punyai tingkat reliabilitas yang tinggi
punyai kualitas yang rendah. Hasil peng- adalah faktor independensi. Jika seorang
ujian hipotesis pertama yang diajukan auditor mempunyai tingkat independensi
dalam penelitian ini sesuai dengan peneliti- yang baik, maka segala aktivitas yang
312 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 17, Nomor 3, September 2013 : 299 – 317
dilakukan akan selalu objektif. Penelitian ini kualitas audit pada laporan yang di-
menunjukkan hasil dari pengujian hipotesis keluarkan. Hasil penelitian ini sesuai de-
yang kedua bahwa independensi seorang ngan penelitian sebelumnya yang melaku-
auditor merupakan tolok ukur kualitas kan pengujian terhadap pengaruh motivasi
audit yang terdapat dalam laporan auditor audit. Penelitian sebelumnya yang dilaku-
terhadap suatu perusahaan. Hasil penelitian kan oleh Efendy (2010) memberikan bukti
ini sejalan dengan penelitian sebelumnya bahwa variabel motivasi berpengaruh ter-
yang dilakukan oleh Adeyemi et al. (2012) hadap audit internal.
yang menemukan bukti bahwa inde-
pendensi auditor internal memiliki hubu- b. Uji Koefisien Regresi secara Simultan
ngan dengan kualitas audit. Semakin tinggi (F-Test)
independensi seorang auditor maka kualitas Uji-F digunakan untuk mengetahui
audit dalam laporan yang disajikan akan apakah variabel independen secara ber-
semakin tinggi pula. sama-sama berpengaruh secara signifikan
Nilai signifikansi untuk variabel terhadap variabel dependen. Apabila nilai
profesionalisme sebesar 0,010 dan t hitung signifikansi F < 0,05 atau F hitung > F tabel,
sebesar 2,589. Profesionalisme memberikan maka Ho ditolak dan Ha diterima, se-
pengaruh positif dan signifikan terhadap dangkan, nilai signifikansi F > 0,05 atau F
kualitas audit internal. Profesionalisme hitung ≤ F tabel, maka Ho diterima dan Ha
auditor tercermin dalam kemampuannya ditolak. Nilai F tabel yang didapatkan
menghasilkan temuan-temuan selama pro- adalah sebesar 2,76077.
ses audit. Menurut Efendi (2010), kualitas Hasil uji F menunjukkan nilai signi-
audit dapat diukur melalui kualitas proses fikansi F sebesar 0,000 dan F hitung sebesar
(keakuratan temuan profesional, sikap 57,428. Nilai signifikansi F sebesar 0,000 <
skeptisme), kualitas hasil (nilai rekomen- 0,05 dan F hitung sebesar 57,428 > F tabel
dasi, kejelasan laporan, dan manfaat audit), sebesar 2,76077, maka Ho4 ditolak dan Ha4
dan tindak lanjut hasil audit. Semakin tinggi diterima. Dengan demikian, dapat di-
tingkat profesionalisme seorang auditor simpulkan bahwa kompetensi, independen-
maka laporan audit yang disajikan akan si, profesionalisme, dan motivasi ber-
semakin berkualitas. Penelitian ini mem- pengaruh positif dan signifikan secara
buktikan bahwa semakin tinggi tingkat simultan terhadap peningkatan kualitas
profesionalisme yang dimiliki oleh seorang audit dengan tingkat keyakinan 95%. Lebih
auditor maka kualitas audit yang dihasilkan lanjut, dengan diterimanya Ha4, maka
juga akan semakin tinggi. model multivariate satu tahap dalam pe-
Nilai signifikansi untuk variabel moti- nelitian ini layak (fit) untuk digunakan
vasi sebesar 0,000 dan t hitung sebesar dalam penelitian. Hasil penelitian yang
6,532. Motivasi memberikan pengaruh po- dilakukan dengan memasukkkan semua
sitif dan signifikan terhadap kualitas audit variabel independen yang terdapat dalam
internal. Motivasi seorang auditor men- penelitian ini memberikan bukti bahwa
cerminkan gairah kerja para auditor. Moti- semua variabel independen yang diguna-
vasi dalam pekerjaan auditor salah satunya kan berupa kompetensi, independensi,
dapat meningkat disebabkan karena kondisi profesionalisme, dan motivasi berpengaruh
atau keadaan lingkungan sekitar tempat terhadap kualitas audit internal. Hal ini
mereka bekerja. Semakin seorang auditor menunjukkan bahwa variabel-variabel inde-
berada dalam lingkungan yang menuntut penden tersebut dapat dijadikan indikator
kualitas audit yang baik, maka auditor dalam melakukan penilaian terhadap kua-
tersebut akan semakin mempunyai motivasi litas audit internal. Hasil ini konsisten
yang tinggi dalam melakukan proses dengan hasil penelitian sebelumnya yang
auditing. Hal ini akan berdampak pada telah dilakukan oleh Rosnidah et al. (2011,
Model Pengukuran Kualitas Audit Internal..... – Rosnidah 313
Tabel 10
Dekomposisi Pengaruh Kompetensi, Independensi, Profesionalisme dan Motivasi
terhadap Kualitas Audit
Variabel Dekomposisi
KOM 0,418
IND 0,136
PROF 0,060
MOT 0,193
Total Pengaruh terhadap KAI 0,807
Sumber: data diolah (2013)
Hal ini menunjukkan bahwa seluruh dekomposisi 0,418 (41,8%), diikuti variabel
variabel independen yang digunakan dalam motivasi dengan 0,193 (19,3%), variabel
penelitian ini dapat digunakan sebagai independensi 0,136 (13,6%), dan variabel
dasar dalam menentukan seberapa besar profesionalisme sebesar 0,060 (6%), maka
tingkat kualitas audit internal pada suatu dapat diketahui tingkat kompetensi dari
organisasi. Setidaknya, variabel kompetensi, seorang auditor internal memberikan
independensi, profesionalisme dan moti- kontribusi terbesar terhadap kualitas audit
vasi dapat memberikan pengaruh sebesar internal. Berdasarkan hasil penelitian ini,
80,7% terhadap penilaian kualitas audit dalam menentukan kualitas audit internal
internal. Dengan menggunakan besaran sebaiknya ditinjau berdasarkan kompetensi
dari koefisien regresi yang kemudian di- yang dimiliki oleh para auditor internalnya,
gabungkan dengan hasil penilaian yang karena kompetensi seorang auditor me-
berasal dari variabel independen, maka rupakan faktor yang paling fundamental
perubahan kualitas audit dapat diketahui. dalam menentukan kualitas audit internal
Hal ini penting dilakukan untuk menge- dalam suatu organisasi. Hasil penelitian ini
tahui kinerja auditor internal dari waktu ke sesuai dengan Standar Profesional Akuntan
waktu. Dengan demikian pihak manajemen Publik (2011) yang mensyaratkan auditor
perusahaan dapat menggunakan model ini mempunyai kompetensi melalui penguasa-
sebagai alat untuk melakukan evaluasi an terhadap standar akuntansi dan auditing,
terhadap kinerja auditor internal serta mem- wawasan terhadap perusahaaan dan pe-
peroleh gambaran terkait dengan tata kelola ningkatan keahlian. Ini menunjukkan
yang diimplementasikan oleh suatu organi- bahwa seorang auditor dituntut untuk
sasi. memiliki kompetensi yang memadai dalam
Secara parsial diketahui kompetensi bidang akuntansi, auditing, serta pelaporan
memiliki pengaruh terbesar dengan nilai
314 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 17, Nomor 3, September 2013 : 299 – 317
keuangan yang disusun oleh suatu per- Independensi auditor eksternal lebih tinggi
usahaan. dibandingkan dengan independensi yang
Pengaruh terbesar kedua kualitas audit terdapat dalam auditor internal. Dengan
internal adalah Motivasi auditor. Motivasi demikian, maka jika suatu organisasi me-
seorang auditor menentukan proses audit nginginkan kualitas audit internal yang
yang akan atau sedang dilakukan. Jika memadai maka sebaiknya meningkatkan
tingkat motivasi auditor tinggi, maka para independensi auditor internal yang terdapat
auditor akan menjalankan tugasnya dengan dalam organisasi tersebut.
penuh kesungguhan, sehingga segala yang Faktor keempat yang berpengaruh
dilakukan oleh auditor internal tersebut terhadap kualitas audit internal adalah
akan efektif. Motivasi yang tinggi tersebut profesionalisme. Profesionalisme mem-
akan berdampak pada tingginya kualitas punyai pengaruh yang paling rendah dalam
audit internal dalam suatu perusahaan. penelitian ini jika dibandingkan dengan
Dengan kata lain, jika auditor mempunyai faktor-faktor lain seperti kompetensi, moti-
motivasi yang tinggi dalam melaksanakan vasi, dan independensi. Profesionalisme
tugasnya, maka kualitas audit yang di- auditor tercermin dalam kemampuannya
hasilkan akan meningkat, begitu pula se- menghasilkan temuan-temuan selama pro-
baliknya. ses audit. Menurut Efendi (2010), kualitas
Independensi yang melekat pada audi- audit dapat diukur melalui kualitas proses
tor merupakan faktor terpenting ketiga (keakuratan temuan profesional, sikap
yang mempengaruhi kualitas audit internal. skepticme), kualitas hasil (nilai rekomen-
Independensi seorang auditor sangat ber- dasi, kejelasan laporan, dan manfaat audit),
pengaruh terhadap objektivitas auditir dan tindak lanjut hasil audit. Semakin tinggi
dalam menjalankan perannya sebagai pihak tingkat profesionalisme seorang auditor
yang menjamin bahwa laporan keuangan maka laporan audit yang disajikan akan
yang disajikan oleh perusahaan telah dicatat semakin berkualitas. Hasil penelitian ini
secara wajar dan sesuai dengan standar sesuai pernyataan terkait dengan kualitas
akuntansi yang berlaku. Penelitian sebelum- audit menurut Efendi (2010). Seorang audi-
nya yang dilakukan oleh Adeyemi et al. tor yang profesional tidak akan melakukan
(2012) memberikan bukti bahwa inde- suatu kegiatan yang bertentangan dengan
pendensi yang dimiliki oleh auditor internal prosedur audit yang telah ditetapkan,
memiliki hubungan dengan kualitas audit. sehingga laporan audit yang dihasilkan
Semakin tinggi independensi yang terdapat dapat dipercaya. Hal ini tentunya akan
dalam diri seorang auditor (baik auditor meningkatkan kualitas audit internal.
internal maupun auditor ekstenal) maka
akan meningkatkan kualitas audit yang SIMPULAN DAN SARAN
tercermin melalui hasil temuan-temuan Simpulan
audit. Salah satu faktor yang membedakan Penelitian ini dirancang untuk menguji
antara auditor internal dan auditor ekster- secara empiris pengaruh kompetensi, inde-
nal adalah tingkat independensi yang pendensi, profesionalisme, dan motivasi
melekat dalam auditor tersebut. Penelitian terhadap kualitas audit internal. Hasil dari
yang dilakukan oleh Gramling and pengujian asumsi klasik yaitu uji norma-
Vandervelde (2006) menemukan bahwa litas, uji multikolinearitas, dan uji auto-
tidak terdapat perbedaan dalam penguku- korelasi dengan model multivariate satu
ran fungsi antara auditor internal dengan tahap menunjukkan bahwa model multi-
auditor eksternal. Selain ini hasil pe- variate satu tahap tersebut memenuhi sya-
nelitiannya juga menunjukkan bahwa ter- rat normalitas, tidak terjadi multikolinea-
dapat perbedaan tingkat objektivitas antara ritas dan tidak ada masalah autokorelasi.
auditor internal dengan auditor eksternal. Pengaruh secara keseluruhan adalah
Model Pengukuran Kualitas Audit Internal..... – Rosnidah 315
sebesar 0,807 atau 80,7% sedangkan sisanya Berdasarkan uraian tersebut di atas,
dipengaruhi variabel lain yang tidak dapat disimpulkan bahwa kompetensi,
diobservasi. Pengaruh terbesar secara indi- independensi, profesionalisme dan motivasi
vidual diketahui dimiliki oleh kompetensi, berpengaruh terhadap kualitas audit inter-
diikuti oleh motivasi, independensi dan nal baik secara parsial maupun simultan
profesionalisme. sehingga model penelitian yang diuji dapat
Berdasarkan hasil uji t, hipotesis per- digunakan untuk mengukur kualitas audit
tama menunjukkan bahwa kompetensi internal. Variabel yang memberikan kontri-
(KOM) berpengaruh positif dan signifikan busi terbesar dalam model pengukuran
terhadap kualitas audit internal (KAI) kualitas audit adalah kompetensi. Penguku-
dengan tingkat keyakinan 95%. Dengan ran kualitas audit internal sangat di-
demikian, tingginya kompetensi auditor perlukan karena kualitas audit internal
internal akan mempengaruhi kualitas audit merupakan suatu indikator dalam pe-
internal. ngelolaan perusahaan. Kualitas audit inter-
Berdasarkan hasil uji t, hipotesis kedua nal yang rendah menunjukkan bahwa tata
menunjukkan independensi (IND) ber- kelola perusahaan tersebut rendah. Dengan
pengaruh positif dan signifikan terhadap demikian, berdasarkan hasil penelitian ini,
kualitas audit internal (KAI) dengan tingkat model pengukuran kualitas audit internal
keyakinan 95%. Dengan demikian, dapat dapat ditentukan dengan menggunakan
disimpulkan bahwa independensi auditor faktor-faktor dalam variabel independen
internal dalam suatu organisasi mempe- yaitu: Kompetensi, Motivasi, Independensi
ngaruhi kualitas audit internal. dan Profesionalisme.
Berdasarkan hasil uji t, hipotesis ketiga
menunjukkan profesionalisme (PROF) ber- Saran
pengaruh positif dan signifikan terhadap Saran yang diberikan adalah: (1)
kualitas audit internal (KAI) dengan tingkat Pemerintah Daerah maupun pimpinan per-
keyakinan 95%. Dengan demikian, dapat usahaan swasta, BUMN dan BUMD sebaik-
disimpulkan bahwa tingginya profesi- nya dalam melakukan seleksi atau menilai
onalisme (PROF) auditor internal dalam kinerja auditor internal harus memperhati-
suatu organisasi akan meningkatkan kuali- kan masalah kompetensi, independensi,
tas audit internal. profesionalisme, dan motivasinya karena
Berdasarkan hasil uji t, hipotesis ke- hasil penelitian menunjukkan bahwa ke-
empat menunjukkan motivasi (MOT) ber- empat variabel tersebut berpengaruh baik
pengaruh positif dan signifikan terhadap secara parsial maupun simultan terhadap
kualitas audit internal (KAI) dengan tingkat kualitas audit internal; (2) Kompetensi
keyakinan 95%. Dengan demikian, dapat memberikan kontribusi terbesar dalam
disimpulkan bahwa tingginya motivasi kualitas audit internal, oleh karena itu
(MOT) auditor internal dalam suatu organi- disarankan untuk selalu meningkatkan
sasi akan meningkatkan kualitas audit kompetensi auditor internal melalui pe-
internal. latihan, pendidikan lanjutan dan sebagai-
Berdasarkan hasil uji F, hipotesis ke- nya; (3) Peneliti selanjutnya sebaiknya dapat
empat menunjukkan bahwa model multi- menambahkan atau menggunakan variabel
variate satu tahap ini layak (fit) untuk independen lainnya seperti komitmen dan
dipergunakan dalam penelitian karena pengalaman dan lain-lain untuk menjelas-
kompetensi, independensi, profesionalisme, kan pengaruhnya terhadap peningkatan
dan motivasi berpengaruh positif dan kualitas audit internal; (4) Penelitian
signifikan secara simultan terhadap kualitas selanjutnya sebaiknya memiliki cakupan
audit internal dengan tingkat keyakinan objek penelitian yang lebih luas.
95%.
316 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 17, Nomor 3, September 2013 : 299 – 317
Rosnidah, I., Rawi, dan Kamarudin. 2011. Kasus pada Auditor Internal di Kota
Analisis Dampak Motivasi dan Profesi- dan Kab. Cirebon. Jurnal Logika 7(5): 1-
onalisme Terhadap Kualitas Audit 13.
Aparat Inspektorat dalam Pengawasan Rosnidah, I., Rawi, dan Utin. 2011. Analisis
Keuangan Daerah. Jurnal Pendidikan Dampak Kompetensi dan Independen-
Ekonomi dan Bisnis 3(2): 456-466. si Terhadap Kualitas Audit Aparat
Rosnidah, I., Rawi, dan G. Sofie. 2012. Inspektorat dalam Pengawasan Keua-
Analisis Dampak Kompetensi, Inde- ngan Daerah (Studi Empiris pada
pendensi dan Profesionalisme Ter- Pemerintahan Kab. Cirebon). Jurnal
hadap Kualitas Audit Internal (Studi Logika 5(4): 18-28.