Ipi391998 PDF

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 9

92 Eril Syahmaidi, Pengembangan Media E-Learning

PENGEMBANGAN MEDIA E-LEARNING MATA PELAJARAN


TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI
UNTUK KELAS XI SMA
Eril Syahmaidi1
1
Program Studi Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Bung Hatta, Jln, Aie Pacah, Padang, Indonesia
[email protected]

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan media pembelajaran berupa media e-learning Berbasis
Video yang valid untuk pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi. Jenis penelitian ini adalah
penelitian pengembangan dengan menggunakan model IDI (Instructional Development Institute).
Untuk melihat apakah Media E-Learning Berbasis Video ini valid, dilakukan uji pakar. Desain ini
divalidasi oleh 2 orang pakar, pakar perancangan Media E-learning Berbasis Video dan pakar Media
E-Learning Berbasis Video. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Media E-learning Berbasis Video
pada aspek Akses E-Learning (93%), Aspek materi sangat valid (93%), aspek penyajian sangat valid
(93%), aspek Media E-learning Berbasis Video sangat valid (93%) serta aspek video Media E-
learning sudah sangat valid (94%). Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa Media E-
learning Berbasis Video telah valid.

Kata kunci: media; e-learning; video; teknologi informasi

Abstract

This research is aimed to produce E-learning media based on valid, practical, and effective video for
Communication and information technology subject. The background of the research is based on the
writer observation in SMA N 2 Sungai Penuh. Media development is aimed to help the students to
understand the topic about internet by providing online videos which can be accessed anywhere and
anytime. This research is a research development which used IDI (Instructional Development
Institute) model. To prove the validity, practicability, and the effectiveness of this Video-based E-
learning media, the writer conducts expert test, one to one evaluation, small group evaluation, and
filed test by observing the learning process and learning result of the student. This design is validated
by two experts; Video-based E-learning media design expert and Video-based E-learning media
development expert. The Video-based E-learning media is tested to 31 students of XI class semester 1
at SMA N 2 Sungai Penuh to figure out the practicability, and the effectiveness of this media. The
result of this research shows that Video-based E-learning media in term of E-learning access is
(93%). Material aspect is valid (93%), performance aspect is valid (93%), Video-based E-learning
media aspect is valid (93%), and video aspect of media E-learning is valid (94%). The level of
practicability, by the teacher is valid (96%) and by the student is valid as well (94%). Based on the
above data it can be concluded that the Media E -learning Based Video was valid .

Keywords: Media; e-learning; video; information technology


PENDAHULUAN menggunakan sistem e-learning atau
Teknologi informasi beberapa tahun seiring dengan perkembangan teknologi
belakangan ini berkembang dengan begitu dikenalah istilah pendidikan jarak jauh.
cepat, sehingga dengan perkembangan ini Menurut G.Dogmen dalam Munir
telah mengubah paradigma masyarakat (2009:18) ciri-ciri pembelajaran jarak jauh
dalam mencari dan mendapatkan informasi, adalah adanya organisasi yang mengatur
yang tidak lagi terbatas pada informasi cara belajar mandiri, materi pembelajaran
surat kabar, audio visual dan elektronik, disampaikan melalui media, dan tidak ada
tetapi juga sumber-sumber informasi kontak langsung antar siswa dan pengajar.
lainnya yang salah satu diantaranya melalui Menurut Undang-Undang 20 Tahun
jaringan Internet. 2003 tentang Sistim Pendidikan Nasional
Salah satu bidang yang mendapatkan (SISDIKNAS), yang dimaksud dengan
dampak yang cukup berarti dengan pendidikan jarak jauh adalah "pendidikan
perkembangan teknologi ini adalah bidang yang pesertanya didiknya terpisah dari
pendidikan. Pada dasarnya pendidikan pendidik dan pembelajarannya
merupakan suatu proses komunikasi dan menggunakan berbagai sumber belajar
informasi dari pendidik kepada peserta melalui teknologi komunikasi, informasi
didik yang berisi informasi pendidikan, dan media lainnya".
yang memiliki unsur-unsur pendidik Saat ini pendidikan berbasis e-
sebagai sumber informasi, media sebagai learning telah menjadi trend dan bahkan
sarana penyajian ide, gagasan dan materi telah menjadi tuntutan tersendiri bagi
pendidikan serta peserta didik itu sendiri. institusi-institusi penyelenggara
Beberapa bagian unsur ini mendapatkan pendidikan terutama pendidikan jarak
sentuhan media teknologi informasi, jauh. Beberapa alasan utama, untuk
sehingga mencetuskan lahirnya ide tentang menggunakan media e-learning, dalam
e-learning. E-learning merupakan salah Muhammad Adri (2008) antara lain :
satu bentuk dari media komunikasi. "Media (1) meningkatkan akses dan fleksibelitas
komunikasi bukan saja dapat (Improved access dan flexibility); (2) cepat
mempermudah dan mengefektifkan proses dalam penyebaran dan hemat (Faster
pembelajaran, tetapi juga bisa membuat delivery and cost savings); (3) peningkatan
proses pembelajaran menjadi menarik" dan pengawasan Standarisasi (Improved
(Sanjaya, 2007: 162). E-learning sebagai control and standardization); dan (4)
bagian dari media komunikasi memiliki Memperbaiki Komunikasi dan Kerjasama
banyak kelebihan misalnya siswa cukup (Enhanced communication and
mendownload materi untuk belajar, ujian Collaboration).
online tetapi belum dilengkapi dengan Implementasi metode pembelajaran
video tutorial. E-learning merupakan media berbasis e-learning saat ini masih banyak
alat bantu di dalam pembelajaran berperan sebagai pelengkap pembelajaran
khususnya sebagai media pembelajaran yang dilaksanakan secara tatap muka,
siswa di luar sekolah. baik terhadap proses belajar mengajar
Banyak altenatif cara pembelajaran pada jenis pendidikan akademik maupun
dari berkembangnya teknologi seperti profesi. Salah satu penyebab utamanya
perpustakaan online, e-learning, pembuatan adalah masalah infrastruktur, terutama
CD interaktif, virtual university dan lain ketersediaan jaringan internet serta
sebagainya. Sistem ini memanfaatkan rendahnya bandwith yang ada dan
media komputer dan jaringan sebagai harganya yang masih tergolong mahal. Di
sistem pembelajarannya. Di mana proses samping itu, lemahnya kualitas dan
pembelajaran yang sebelumnya kontrol dalam metode pendidikan e-
menggunakan tatap muka di dalam kelas learning ini menjadi permasalahan
diperluas jangkauannya dengan tersendiri bagi penyelenggara pendidikan
92 Eril Syahmaidi, Pengembangan Media E-Learning

serta kemajuan teknologi memungkinkan pelajaran dengan cara mengupload ke


peserta didik untuk berperan aktif didalam sistem e-learning sehingga tidak perlu lagi
melakukan pembelajaran. meminta siswa untuk menulis. Siswapun
SMA Negeri 2 Sungai Penuh dapat mengambil materi pelajaran dengan
merupakan salah satu sekolah di Kota cara mendownload dan mempelajarinya
Sungai Penuh yang menjadi favorit bagi terlebih dahulu sebelum proses
siswa-siswi Kota Sungai Penuh dan pembelajaran dalam kelas dilaksanakan,
Kabupaten Kerinci umumnya, yang sehingga print out dari modul pembelajaran
memiliki laboratorium komputer dan juga yang didownload dari e-learnig dapat
dilengkapi dengan fasilitas internet di dijadikan sebagai catatan bagi siswa.
sekolah. Akan tetapi, dalam memanfaatkan Pemakaian media e-learning berbasis
internet di SMA Negeri 2 Sungai Penuh video dalam proses pembelajaran dapat
masih belum optimal. membangkitkan minat dan keinginan yang
Dalam proses pembelajaran baru, membangkitkan motivasi dan
Teknologi Informasi dan Komunikasi rangsangan kegiatan belajar, bahkan
semester I Kelas XI SMA 2 Sungai Penuh membawa pengaruh-pengaruh psikologis
masih menggunakan metode konvensional terhadap siswa. Penggunaan media e-
dimana penyajian dan pendistribusian learning pada tahap orientasi pengajaran
materi pelajaran dilakukan oleh guru masih akan sangat membantu efektifitas proses
dalam pertemuan tatap muka di dalam kelas pembelajaran dan penyampaian pesan dan
atau sering disebut pembelajaran isi pelajaran pada saat itu.
konvensional. Dalam hal penyajian materi Media E-Learning berbasis video ini
TIK guru hanya mendiktekan pelajaran merupakan pengembangan dari Media
didepan kelas dan siswa diminta untuk Pembelajaran yang telah ada sebelumnya.
mencatat ke dalam buku catatan. Hal Media E-Learning tersebut belum
demikian terkadang menghabiskan waktu dilengkapi video sedangkan media e-
yang seharusnya dapat digunakan untuk learning yang dirancang ini adalah media
kegiatan diskusi yang dapat menambah e-learning dengan menggunakan video dan
pengetahuan siswa dan membuat siswa forum diskusi serta chat.
kurang memahami akan materi yang Media E-learning berbasis Video
dipelajarinya. yang dapat memberi manfaat yaitu
Mata Pelajaran Teknologi Informasi meningkatkan proses pengaksesan internet
dan Komunikasi semester I kelas XI SMA di sekolah oleh guru dan siswa, dan
diselenggarakan didalam kelas memiliki memperkenalkan manfaat jaringan internet
keterbatasan – keterbatasan yang dapat untuk pembelajaran pada para siswa kelas
menghambat proses penyampaian ilmu XI SMA Negeri 2 Sungai Penuh yang mana
pengetahuan yang berkembang demikian pada saat ini kebanyakan siswa mengenal
cepat. Beberapa keterbatasan bisa internet untuk hal-hal lain di luar proses
disebabkan karena masalah waktu dan pembelajaran seperti jaringan sosial yaitu
tempat. Maka perlunya adanya media di
dalam didalam mata pembelajaran TIK
yaitu dengan menerapkan media e-learning
berbasis video agar tujuan pembelajaran
dapat tercapai.
Berdasarkan kondisi tersebut dengan
adanya proses pembelajaran secara online
dengan memanfaatkan jaringan internet
seperti penerapan media e-learning
berbasis video. Guru dapat memberi materi
Jurnal IPTEK Terapan 9 (1) (2015): 90-101 101

Facebook dan Twitter. Dengan adanya karakteristik siswa, yang meliputi latar
Media E-learning berbasis Video, jumlah belakang kemampuan, dan menganalisis
siswa yang dapat ikut berpartisipasi aktif kemampuan guru dalam mengatasi
dalam pembelajaran dapat meningkat keterbatasan media dalam kegiatan
dibandingkan belajar secara konvensional pembelajaran TIK di sekolah.
di ruang kelas. 2. Disain/ Perancangan
Teknologi internet dengan media e- Media e-learning berbasis video
learning berbasis video dapat menjadi yang dikembangkan akan disesuaikan
terobosan yang efektif untuk mengatasi dengan Mata pelajaran Teknologi Informasi
masalah hubungan antara Guru dan Siswa dan Komunikasi untuk kelas XI Sekolah
dalam mengolah informasi materi Menengah Atas.
pelajaran. Program sajian materi pelajaran Langkah yang dilakukan yaitu
yang menarik, interaktif dan konstruktif dengan menentukan konsep-konsep utama
dapat mendorong motivasi belajar yang yang terdapat pada Teknologi Informasi
kuat pada siswa, sehingga mereka dapat dan Komunikasi untuk Kelas XI. Konsep
memahami siswanya kapan dan dimana ini dikembangkan sedemikian rupa
saja. Agar dapat memanfaatkan teknologi sehingga mudah dipahami siswa. Konten
internet dalam pembelajaran, guru dan Media e-learning berupa video,
siswa dituntut untuk memiliki sikap positif latihan/Quis, forum diskusi, dan Rekaman
terhadap teknologi tersebut, memiliki data yang sesuai dengan konsep Teknologi
kreativitas tinggi, memiliki pengetahuan Informasi dan Komunikasi kelas XI SMA,
yang memadai tentang teknologi informasi, dengan berpedoman pada buku pedoman
memiliki keterampilan dalam TIK Kelas XI SMA.
menggunakan komputer dan alat teknologi 3. Evaluasi/Revisi
informasi lainnya. Pada tahap ini produk yang telah
dibuat akan dievaluasi,dengan
METODE PENELITIAN mengujicobakan pada pakar dan siswa pada
Penelitian ini dilaksanakan dengan kelompok kecil. Saran-saran para pakar dan
menggunakan pendekatan penelitian siswa akan digunakan untuk merevisi
pengembangan (Development Research) disain media dan menyatakan bahwa desain
dengan Model IDI (Instructional yang dihasilkan valid.
Development Institute). Pendekatan Akker (1999:126) mengemukakan
penelitian pengembangan (Development bahwa tiga kriteria kualitas Media e-
Research) yaitu pendekatan penelitian yang learning berbasis video adalah validitas,
dikemukakan oleh Akker. Proses penelitian kepraktisan dan efektivitas. Suatu media
dimulai dari aktivitas yaitu: analisis memiliki validitas yang baik jika mampu
pendahuluan, disain, evaluasi dan revisi mengukur penguasaan materi yang
(Akker, 1999: 7). seharusnya dikuasai sesuai dengan konten
pembelajaran yang tercantum dalam
A. Prosedur Pengembangan kurikulum.
1. Analisis Kebutuhan Tahap validasi dimulai dengan
Analisis kebutuhan merupakan analisis pendahuluan dan penilaian pakar
langkah awal dalam penelitian yang terdiri dari dosen pascasarjana dan
pengembangan. Pada tahap ini peneliti fakultas teknik di Universitas Negeri
menganalisis materi pokok untuk Padang. Validasi dilakukan oleh pakar di
dikembangkan dalam perancangan media e- bidang e-learning, yang bertujuan untuk
learning berbasis video yang sesuai dengan mendapatkan masukan terhadap
kompetensi dasarnya, menganalisis keseluruhan isi materi yang terdapat dalam
100 Eril Syahmaidi, Pengembangan Media E-Learning

Media e-learning berbasis video. Untuk menentukan tingkat validitas


Selanjutnya validasi dilakukan oleh praktisi Media e-learning berbasis video yang
yaitu guru yang bertujuan untuk dikembangkan, kriteri yang digunakan
mendapatkan penilaian, komentar dan saran dapat dilihat pada tabel berikut:
mengenai pemahaman praktisi terhadap
bahan ajar yang dikembangkan. Dari hasil Tabel 1. Kategori tingkat validitas media
validasi tersebut peneliti melakukan e-learning berbasis video
analisis. Jika hasil analisis yang dilakukan Tingkat
belum valid, maka dilakukan revisi setelah No Kategori
Pencapaian
itu dilakukan uji coba terbatas pada subjek 1 90-100 Sangat valid
penelitian yaitu siswa kelas XI Sekolah 2 80-89 Valid
Menengah Atas Negeri 2 Sungai Penuh. 3 65-79 Cukup valid
4 55-64 Kurang valid
B. Instrumen Penelitian 5 0-54 Tidak valid
Instrument penelitian adalah lembar (Nana Sudjana dan Ahmad Rivai, 2001)
validasi pengembangan Media e-learning
berbasis video. Lembar instrumen ini C. Validator
berisikan aspek penilaian yang terdiri atas Menurut Lufri (2007: 5) validator
Teknologi Informasi dan Komunikasi adalah orang yang memvalidasi (menilai)
tentang berbagai hal yang berhubungan kelayakan instrumen dan produk (prototipe)
dengan pengoperasian komputer sesuai penelitian yang dikembangkan. Validator
dengan Standar Kompetensi yang harus dapat berupa pakar, teman sejawat, praktisi
dipelajari oleh siswa untuk pelajaran dan yang relevan. Kriteria pemilihan
Teknologi Informasi dan Komunikasi ini validator berdasarkan masukan dari
yaitu Melakukan Operasi Dasar Komputer, pembimbing dengan mempertimbangkan
Memahami fungsi dan prosess kerja keahlian validator pada bidang media,
berbagai peralatan teknologi informasi dan materi dan bahasa. Validator dalam
komunikasi, Memahami ketentuan penelitian ini antara lain:
pengunaan Teknologi Informasi dan 1. Validator ahli (pakar).
Komunikasi, Sadiman (2007). Validasi Langkah selanjutnya yang dilakukan
materi video ini akan melihat kesesuaian isi adalah menguji validitas media e-learning
video dengan materi yang disampaikannya. berbasis video yang dilakukan oleh pakar
Analisis validitas isi dan konstruk (ahli). Langkah tersebut sebagai berikut:
menggunakan skala Likert berdasarkan a. Meminta kesediaan dan bantuan dari
lembar validasi, dengan langkah- langkah: tiga dosen, yaitu dosen pembina mata
a. digunakan skala 1-5 dengan ketentuan: kuliah pembelajaran jarak jauh, dosen
Nilai 5 = sangat valid pembina mata kuliah media
Nilai 4= valid pembelajaran dan Pemograman WEB.
Nilai 3= cukup valid Ketiga validator akan melihat kelayakan
Nilai 2= kurang valid media e-learning berbasis video yang
Nilai 1= tidak valid sedang dikembangkan, serta kebenaran
b. Menjumlahkan skor dari tiap validator konsep pembelajaran.
untuk seluruh indikator b. Ketiga dosen diminta untuk memberikan
c. Pemberian nilai validitas diberikan penilaian media e-learning berbasis
dengan rumus: video. Penilaian dibuat berdasarkan
Nilai validitas= item-item yang ada pada lembar
 
 
 100 % validitas. Juga sangat diharapkan kritik
  
(Suharsimi, 2008) dan saran dosen terhadap kekurangan
yang ditemukan dalam media e-learning
Jurnal IPTEK Terapan 9 (1) (2015): 90-101 101

berbasis video yang telah dihasilkan materi ini tidak bisa disajikan dengan
tersebut. metode ceramah dan mencatat
c. Berdasarkan hasil penilaian dan diskusi (pembelajaran masih monoton dan terpusat
dengan dosen/pakar selanjutnya penulis pada guru). Proses pembelajaran tidak
melakukan revisi/perbaikan dari isi akan berjalan secara optimal dikarenakan
media e-learning berbasis video. keterbatasan waktu dan tempat, materi
aplikasi internet merupakan materi
2. Validator Guru semester I kelas XI SMA.
Validator guru dipakai dengan alasan Keterbatasan yang terdapat dalam
dan pertimbangan bahwa guru lebih kegiatan pembelajaran Teknologi Informasi
mengetahui tingkat kesukaran dari konsep- dan Komunikasi ini mengakibatkan suasana
konsep yang tertuang dalam media e- belajar menjadi tidak kondusif dan tujuan
learning berbasis video. Dalam penelitian dari pembelajaran sangat sulit tercapai.
ini peneliti memilih 3 guru TIK SMA Hasil dari analisis materi adalah
sebagai validator. Kriteria pemilihan ketiga materi yang dikembangkan dalam
guru TIK SMA berdasarkan pengalaman PembelajaranTeknologi Informasi dan
mengajar yang sudah belasan tahun dan Komunikasi ini tentang Aplikasi Internet.
jenjang pendidikan yang dimiliki. Validator Berdasarkan Prosedur Pelaksanaan
guru akan memberikan penilaian terhadap Pembelajaran Teori di SMA tentang mata
instrumen media e-learning berbasis video pelajaran Teknologi Informasi dan
yang dihasilkan berdasarkan item-item Komunikasi pada materi Aplikasi Internet,
yang telah disediakan pada pada lembar Standar Kompetensi yang harus dicapai
validitas oleh pakar. Selanjutnya dilakukan oleh siswa adalah “diharapkan agar siswa
revisi atau perbaikan intrumen dan media e- dapat menggunakan aplikasi internet”
learning berbasis video dan instrutnen yang Berdasarkan analisis karekter siswa
telah dihasilkan berdasarkan saran dan diketahui bahwa siswa pada umumnya
kritikan yang diberikan oleh guru. berasal dari karakter yang berbeda baik dari
yang memiliki fasilitas internet dan yang
HASIL DAN PEMBAHASAN tidak memiliki internet memberikan
Desain Media E-Learning berbasis perbedaan kecepatan dalam memahami
video untuk mata pelajaran Teknologi materi Aplikasi Internet. Guru TIK SMA
Informasi dan Komunikasi dirancang Negeri 2 Sungai Penuh belum melakukan
berdasarkan analisis kebutuhan (Needs kegiatan analisis terhadap karakteristik
assessment). Kegiatan ini dimulai dari siswa ini, dan belum mempunyai inisiatif
melakukan pengamatan langsung terhadap untuk mengembangkan sebuah media
kegiatan belajar siswa, analisis materi dan pembelajaran yang layak sesuai dengan
analisis karakteristik siswa. konten materi ajar. Siswa hanya diberikan
Hasil dari analisis kebutuhan yang pelajaran dengan kondisi yang terbatas
diperoeh melalui pengamatan di Kelas XI yaitu proses pembelajaran masih
Semester 1 SMA Negeri 2 Sungai Penuh menggunakan pendekatan-pendekatan
adalah masih terbatas dan tidak tersedianya tradisional seperti mencatat, mendengarkan
jaringan internet, hal ini mengakibatkan dan mengerjakan latihan sehingga proses
siswa sulit untuk memahami pembelajaran pembelajaran masih memberi penekanan
yang dilakukan karena materi pembelajaran pada konsep-konsep yang terdapat dalam
harus langsung di uji coba. Disamping itu, buku (Conceptual Learning), dan kurang
guru juga mengalami kesulitan untuk memanfaatkan lingkungan dan sumber-
menemukan cara yang tepat dalam sumber pembelajaran yang ada di
penyajian materi aplikasi internet karena lingkungan sekitar (Contextual Teaching
100 Eril Syahmaidi, Pengembangan Media E-Learning

and Learning). Hal inilah yang Pada aspek cara penyajian materi
menyebabkan siswa kurang termotivasi aplikasi internet disajikan melalui video
untuk menemukan sendiri hal-hal baru dan teks yang sudah sistematik dan logis.
yang dapat dijadikan sebagai pengalaman Penyajian materi aplikasi internet sudah
dalam proses pembelajaran. Sehingga guru valid sehingga penyampaian materi melalui
untuk membuat sebuah media video dapat diujicobakan langsung dengan
pembelajaran, setelah menganalisis menggunakan Media E-Learning berbasis
karakteristik siswa seorang guru juga video. Ilustrasi dalam pembelajaran sudah
membutuhkan keterampilan dan keahlian memperjelas konsep materi aplikasi
dalam membuat media pembelajaran yang internet, dengan demikian penggunaan
baik untuk siswa. ilustrasi dapat membantu siswa dalam
Media E-learning Berbasis Vide memahami pembelajaran Teknologi
dirancang berdasarkan hasil dari analisis Informasi dan Komunikasi. Secara
kebutuhan. Berikut ini tampilan dari media keseluruhan aspek penyajian materi sudah
E-learning Berbasis Video. sangat valid (93%).
Pada aspek desain Media E-Learning
Berbasis Video divalidasi, desain interface
yang dibuat dalam Media E-Learning
Berbasis Video sudah valid namun perlu
dilakukan perbaikan dalam desain
interface Media E-Learning Berbasis
Video. Penggunaan teks dan grafik dalam
Media E-Learning Berbasis Video cukup
valid. Tetapi, penggunaan video dan
interaktifitas dalam Media E-Learning
Gambar 1. media E-learning Berbasis Berbasis Video masih sudah valid,
Video sehingga masih dibutuhkan sedikit revisi
agar media ini menjadi lebih interaktif dan
Berdasarkan penilaian dari validator, video yang ditampilkan mampu
aspek materi dan urutan penyajian materi memberikan penjelasan secara detail
“aplikasi internet” dalam Media E- tentang materi. Untuk kecepatan sistem dan
Learning berbasis video sudah valid di kemudahan panel dalam penggunaan Media
dalam penggunaannya. Kelengkapan materi E-Learning Berbasis Video sudah valid.
“aplikasi internet” dalam Media E- Secara keseluruhan aspek Media E-
Learning berbasis video juga sudah valid Learning Berbasis Video ini sudah valid
sehingga dengan kelengkapan yang ada (93%).
pada Media E-Learning berbasis video
sudah dapat diujicobakan terhadap siswa. Tabel 2. Validasi Perancangan Media E-
Konsep yang disajikan melalui Media E- Learning berbasis video pada Desain
Learning berbasis video ini sudah sesuai Pertama
dengan konsep pembelajaran Teknologi Standar Kesimpul
Informasi dan Komunikasi dimana materi Skor %
penilaian an
dibagi atas tiga garis besar yaitu Mengenal Aspek
Internet, Menggunakan Internet untuk Sangat
Akses E- 13 87%
Mencari Informasi dan Menggunakan E- Valid
Learning
mail. Jadi Secara keseluruhan aspek materi Aspek Sangat
dalam Media E-Learning berbasis video 13 87%
materi Valid
sudah sangat valid (100%). Aspek
11 73% Valid
penyajian
Jurnal IPTEK Terapan 9 (1) (2015): 90-101 101

Aspek Tabel 4. Saran Validator terhadap Media


Media E- E-Learning berbasis video untuk Desain
Sangat
Learning 13 87% Pertama
Valid No Nama Fokus Saran
Berbasis
validator
Video 1 Muhammad Perancangan 1. Penambahan
Adri, S.Pd, Media keterangan
Berdasarkan hasil uji validasi, dapat M.T E-Learning yang
(Dosen FT berbasis mendukung
disimpulkan bahwa desain pertama yang UNP) video pembelajaran
dilakukan pada aspek perancangan Media 2. Materi setiap
E-Learning berbasis video sudah valid, pertemuan
diperjelas
tetapi masih perlu dilakukan beberapa 2 Drs. Dharma Video 1. Durasi video
perbaikan berdasarkan saran validator Liza Said, Media E- lebih
berkenaan dengan penyempurnaan video M.T Learning diperkecil
(Dosen FT agar tidak
yaitu penambahan keterangan pada setiap UNP) menoton.
pokok bahasan dan pembuatan video 2. Sistem operasi
dengan menggunakan windows terbaru.. untuk video
sebaiknya
Fokus validasi selanjutnya adalah windows7
pada tahap validasi video Media E-
Learning. Aspek-aspek yang divalidasi SIMPULAN
adalah video dalam Media E-Learning Penelitian pengembangan ini
yang berhubungan dengan materi, umpan menghasilkan produk yaitu Media E-
balik siswa, minat siswa, motivasi siswa, Learning berbasis video untuk materi
memperjelas isi penyajian, dan tampilan aplikasi internet pada mata pelajaran
gambar serta efek dalam pembelajaran, Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk
efek suara, dan sikronisasi dinamika video siswa kelas XIIPA1 Semester 1 SMA
dan audio. Secara keseluruhan video dalam Negeri 2 Sungai Penuh. Hasil penelitian
Media E-Learning sudah sangat valid menunjukan bahwa Media E-Learning
(94%). berbasis video yang dikembangkan valid
digunakan sebagai media pembelajaran.
Tabel 3. Validasi Video dalam Media E- Validitas Media E-Learning berbasis video
Learning pada Desain Pertama telah dinilai oleh validator yang ahli dalam
Standar bidang ilmu, diantaranya bidang
Skor % Kesimpulan perancangan Media E-Learning berbasis
Penilaian
video dan bidang Video Media E-Learning
Video dalam serta guru-guru SMA yang telah
Media E- 33 94% Sangat Valid berpengalaman dalam pembelajaran.
Learning
Sehingga Media E-Learning berbasis video
ini sudah memenuhi kriteria valid.
Berdasarkan hasil uji validasi, dapat
disimpulkan bahwa desain pertama video
UCAPAN TERIMAKASIH
dalam Media E-Learning sudah sangat
valid, saran validator perlu ada konfirmasi Ucapan terima kasih kepada SMA
bagi siswa setiap peningkatan materi untuk Negeri 2 Sungai Penuh khusus Kepala
membangkitkan motivasi. Sekolah yang telah memberikan
kesempatan untuk melakukan penelelitian,
bapak Drs. Dharma Liza Said, MT dan
bapak Muhamaad Adri, S.Pd, M.T sebagai
Validator serta Hendra Hidayat, M.Pd,
100 Eril Syahmaidi, Pengembangan Media E-Learning

Adlia Alfi Riani, M.Pd, Desy Fardilla,


M.Pd dan Melisa, M.Pd.

DAFTAR PUSTAKA
Akker. 1999. Design Approaches and Tools
in Education and Training. Dordrecht:
Kluwer Academic Publishers.
Arsyad, Azhar. 2007. Media Pembelajaran.
Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
Etin Solihatin dan Raharjo. 2007.
Cooperative Learning Analisis Model
Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Lufri. 2007. Strategi Pembelajaran.
Padang: UNP.
Muhammad Adri. 2008. Pengembangan
Belajar Model Belajar Jarak Jauh FT
UNP dengan P4TK Medan dalam
rangka perluasan kesempatan belaja
dan Multimedia-pengajaran. From
http://ilmukomputer.org. Download 28
Agustus 2011.
Munir. 2009. Pembelajaran Jarak jauh
Berbasis teknologi Informasi dan
Komunikasi. Bandung: Alfabeta.
Sadiman. 2007. Teknologi Informasi
Komunikasi Kelas XI. Jakarta:
Erlangga.
Smaldino, Sharon E, dkk. 2007.
Instructional Technology And Media
For Learning Ninth edition. New
Jersey Columbus, Ohio: PEARSON
Merrill Prentice Hall.
Sugiyono. 2007. Metode Penelitian
Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif dan R&D. Bandung:
Penerbit Alfabeta.
Suharsimi Arikunto. 2008. Dasar-Dasar
Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi
Aksara.
Sukma Wardana. 2011. Pengembangan
Media Monotik untuk mata pelajaran
TIK kelas VII semester 2. Tesis
Program Pascasarjana UNP Padang.

You might also like