Optimalisasi Usaha Kerupuk Ikan: Analisis Linier Programming Dengan Metode Simpleks
Optimalisasi Usaha Kerupuk Ikan: Analisis Linier Programming Dengan Metode Simpleks
ABSTRACT
This study aims to determine; (1) optimum level of production in each type of fish crackers, (2) allocation
of input production inputs that can provide optimum results, and (3) combinations of production that can
provide optimum benefits. This study uses primary data obtained from business owners through direct
interviews using questionnaires. The method of analysis used in this research is linear programming
simplex method with the help of program POM For Windows 3. The result of analysis showed that the
production factor had been used as optimally so the result obtained by UD Kerupuk Bella could be
optimum. Production level at actual condition is equal to 72 Kg, while at optimal condition is equal to
71,9959 kg. It was happened where the production process had been experincing excess ingredients, it
was food coloring. Production that can give optimum production result of gabus fish crackers was
obtained by optimal production of X1 equal 40 kilograms and belida fish crackers was X 2 equal 32
kilograms and to know the benefit of optimum was obtained with X 1 equal Rp70.000,00 and X2 equal
Rp60.000,00 Thus benefits that could be gained by UD. Kerupuk Bella was X 1 equal Rp31.835,00 kg-1
and X2 equal Rp16.044,00 kg-1. The production solution that could provided optimal result was by
increasing the fish raw and reducted the amount of using of food coloring ingredients in the production
process, especially in the production of fish belida crackers.
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui; (1) tingkat produksi yang optimum pada masing-masing jenis
kerupuk ikan, (2) alokasi penggunaan input-input produksi yang dapat memberikan hasil optimum, dan
(3) kombinasi produksi yang dapat memberikan keuntungan optimum. Penelitian ini menggunakan data
primer yang diperoleh dari pemilik usaha melalui wawancara langsung dengan menggunakan daftar
pertanyaan. Metode analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah Linier Programming Metode
Simpleks dengan bantuan program POM For Windows 3. Hasil analisis menunjukan bahwa faktor
produksi sudah digunakan secara optimal sehingga hasil produksi yang diperoleh UD Kerupuk Bella juga
sudah mencapai titik optimum. Tingkat produksi pada kondisi aktual adalah sebesar 72 Kg, sedangkan
pada kondisi optimal adalah sebesar 71,9959 kg. Hal ini terjadi dimana pada proses produksi mengalami
kelebihan bahan yaitu pewarna makanan. Produksi yang dapat memberikan hasil produksi optimum
kerupuk ikan gabus diperoleh produksi optimal X1 sebesar 40 kg dan kerupuk ikan belida X2 sebesar 32
kg dan untuk mengetahui keuntungan optimum diperoleh dengan harga X 1 sebesar Rp 70.000,00 dan X2
sebesar Rp 60.000,00 dengan demikian keuntungan yang diperoleh UD. Kerupuk Bella adalah X1
sebesar Rp 31.835,00 kg-1 dan X2 sebesar Rp 16.044,00 kg-1. Solusi produksi yang dapat memberikan
hasil yang optimal yaitu dengan meningkatkan bahan baku ikan dan mengurangi jumlah penggunaan
bahan pewarna makanan pada proses produksi terutama pada produksi kerupuk ikan belida.
18 | Jurnal “Gerbang Etam” Balitbangda Kab. Kukar Vol. 12 No. 1 Tahun 2018
ISSN 1978-838X
PENDAHULUAN dibandingkan produksi perikanan pada tahun
2014 sebesar 134,360 ton dengan nilai
Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah
produksi sebesar Rp. 4.126,13 triliyun maka
(UMKM) merupakan kelompok usaha yang
terjadi peningkatan produksi sebesar 5,44
memiliki jumlah paling besar pada
persen di Tahun 2015, (BPS, 2016).
perekonomian Indonesia. Selain itu,
Pengembangan produk hilir sektor
kelompok ini terbukti tahan terhadap
perikanan di Kabupaten Kutai Kartanegara
berbagai macam goncangan krisis ekonomi.
cukup banyak industri yang menggunakan
Oleh sebab itu, sudah menjadi keharusan
ikan sebagai bahan baku utama dalam
penguatan kelompok usaha mikro, kecil dan
pengolahannya, contohnya seperti
menengah yang melibatkan banyak
pengolahan ikan menjadi kerupuk. Kerupuk
kelompok. Kriteria usaha yang termasuk
sangat bervariasi seiring dengan banyaknya
dalam Usaha Mikro Kecil dan Menengah
jenis kerupuk yang disebabkan oleh
telah diatur dalam payung hukum
banyaknya industri kerupuk berskala rumah
berdasarkan Undang-Undang Nomor 20
tangga, sehingga daya saing satu jenis
Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan
kerupuk menjadi sangat tinggi. Sementara
Menengah (UMKM).
suatu industri kerupuk berskala rumah
Kabupaten Kutai Kartanegara
tangga memiliki keterbatasan sumber daya
memiliki potensi sumber daya alam yang
modal, pemasaran produk dan tenaga kerja.
sangat besar salah satunya di sektor
Sehingga perlu dilakukan riset dengan
perikanan air tawar. Ikan air tawar adalah
menggunakan program linier untuk
ikan yang tinggal dan berkembang biak di air
mengetahui produksi optimum pada industri
yang tidak mengandung larutan garam dan
rumah tangga tersebut.
larutan mineral didalamnya seperti sungai,
Kecamatan Kota Bangun Kabupaten
rawa, waduk dan danau. Keberadaan
Kutai Kartanegara menjadi salah satu
sumber daya alam yang melimpah tersebut
Kecamatan yang memiliki keunggulan dalam
dimanfaatkan oleh masyarakat untuk
pengolahan di sektor perikanan terutama
menggerakan kegiatan ekonomi masyarakat.
industri skala rumah tangga pengolahan
Potensi ekonomi dari sektor perikanan
kerupuk ikan. Salah satu industri dengan
terbukti mampu dikembangkan masyarakat
skala rumah tangga di Kecamatan Kota
lokal sebagai mata pencaharian sebagian
Bangun yang memproduksi kerupuk ikan
penduduk.
adalah Usaha Dagang (UD). Kerupuk Bella.
Potensi pengembangan usaha
Adapun alasan memilih UD. Kerupuk Bella
perikanan dan kelautan baik berupa
sebagai tempat penelitian, karena pada UD
penangkapan maupun budidaya di Kutai
ini sudah memiliki surat ijin usaha dan
Kartanegara cukup besar. Hal ini ditunjang
berproduksi sudah cukup lama dan memiliki
dengan keberadaan pantai sepanjang 187,5
dua variabel yaitu kerupuk ikan gabus dan
km, perairan laut kurang lebih 1.312,5 km
kerupuk ikan belida serta kendala yang lebih
persegi dan perairan umum kurang lebih
dari dua, sehingga tepat menggunakan
79.228,5 ha (Danau 19.217 ha, Sungai
metode simplek. Agar mencapai hasil
22.302,15 ha, Rawa 37.661 ha, Waduk 48
produksi optimum dapat dilakukan dengan
ha) dan embung 175 ha (lahan galian eks
cara menekan penggunaan input produksi,
batu bara) dan mina padi (INMINDI).
untuk mencapai tujuan tersebut pengusaha
Produksi perikanan di Kutai Kartanegara
harus mampu mengidentifikasi komponen
pada tahun 2015 sebesar 141.683,3 ton
komponen input produksi yang dapat ditekan
dengan nilai produksi Rp. 3.838,08 trilyun.
ataupun dikurangi. Industri rumahan ini
Produksi tersebut dicapai dari kegiatan
memiliki beberapa kendala dan sudah
penangkapan 66.393 ton dan kegiatan
berjalan cukup lama, namun tidak pernah
budidaya sebesar 74.127,9 ton. Jika
diperhitungkan mengenai input produksi yang
Jurnal “Gerbang Etam” Balitbangda Kab. Kukar Vol. 12 No. 1 Tahun 2018 | 19
ISSN 1978-838X
dikeluarkan. Demikian pula jumlah produksi sejumlah input faktor-faktor produksi yang
optimum pada setiap kali produksi kerupuk bekerja secara bersama-sama untuk
ikan tidak pernah dihitung, sehingga perlu menghasikan suatu produksi, dalam teori
dilakukan optimalisasi terhadap produksi ekonomi setiap produksi mempunyai
kerupuk ikan. landasan teknis disebut fungsi produksi yaitu
Produksi secara umum diketahui produksi yang menunjukan hubungan antara
sebagai suatu proses mengubah input faktor-faktor input dengan output.
menjadi output. Input dapat terdiri dari Optimalisasi adalah serangkaian
barang atau jasa yang digunakan dalam proses untuk mendapatkan gugus kondisi
proses produksi, dan output adalah barang yang diperlukan untuk mendapatkan hasil
atau jasa yang dihasilkan dari suatu proses yang terbaik dalam suatu kondisi tertentu.
produksi. Menurut Handoko (2012) Dengan pendekatan normatif dapat diketahui
perencanaan proses berkenaan dengan bahwa optimalisasi mengidentifikasikan
perancangan dan implementasi sistem kerja penyelesaian terbaik suatu masalah yang
yang akan memproduksi produk yang diarahkan pada tujuan maksimisasi atau
diinginkan dalam kuantitas yang diperlukan. minimisasi melalui fungsi tujuan (Nasendi
Kegiatan–kegiatan perencanaan proses ini dan Anwar dalam Kesuma, 2006).
mengenai tipe aliran proses. Keputusan– Optimalisasi bertujuan memaksimumkan
keputusan yang diambil dalam perencanaan keuntungan atau nilai dari produk yang
proses akan mempengaruhi keputusan. dihasilkan dari proses produksi dan
Ahyari dalam Nubita (2007), meminimumkan biaya atau segala
menjelaskan, produksi adalah kegiatan pengorbanan yang diperlukan dalam proses
dalam menciptakan dan menambahkan produksi dengan memperhatikan kendala-
kegunaan suatu barang dan jasa, untuk kendala yang berada di luar jangkauan
kegiatan tersebut dibutuhkan faktor-faktor pelaku kegiatan. Oleh karena itu, dalam
produksi yang dalam ilmu ekonomi berupa upaya pencapaian tujuan tersebut kegiatan
tanah, modal dan tenaga kerja. Dari definisi produksi selalu berusaha untuk
diatas dapat diketahui bahwa produksi tidak mengalokasikan sumber daya yang terbatas
terlepas dari penggunaan sumber daya yang diantara berbagai kegiatan yang saling
ada, untuk menciptakan atau menambah bersaing (Buffa dan Sarin dalam Zaenal,
kegunaan suatu barang atau jasa, sehingga 2008).
barang atau jasa yang dihasilkan akan Adapun tujuan penelitian ini adalah
mempunyai nilai ekonomis untuk mencapai untuk mengetahui (1) tingkat produksi yang
tujuan perusahaan yaitu untuk memperoleh optimum pada masing-masing jenis kerupuk
laba dari hasil usaha yang dilakukan. ikan, (2) alokasi penggunaan input-input
Menurut Asud dalam Gyd (2013), produksi yang dapat memberikan hasil
faktor-faktor produksi adalah semua barang optimum, dan (3) kombinasi produksi yang
baik yang disediakan oleh alam maupun dapat memberikan keuntungan optimum.
yang diciptakan oleh manusia yang dapat
digunakan untuk memproduksi berbagai METODE PENELITIAN
barang dan jasa yang dibutuhkan. Faktor-
Rancangan penelitian ini adalah
faktor produksi adalah sumber-sumber
rancangan penelitian kuantitatif. Analisis
ekonomi baik manusia maupun bukan
yang digunakan adalah menggunakan
manusia yang digolongkan ke dalam 4
Analisis Optimalisasi dengan pendekatan
(empat) kelompok yaitu tanah, tenaga kerja,
Program Linier (Linear Programming).
modal, dan manajemen perusahaan yang
Menurut Sugiyono (2008), metode kuantitatif
baik. Fungsi produksi merupakan resultante
adalah pendekatan ilmiah yang memandang
dari faktor produksi dalam suatu proses
suatu realitas itu dapat diklasifikasikan,
produksi. Pengertian produksi adalah
20 | Jurnal “Gerbang Etam” Balitbangda Kab. Kukar Vol. 12 No. 1 Tahun 2018
ISSN 1978-838X
konkrit, teramati dan terukur, hubungan produksi aktual dan dievaluasi untuk melihat
variabelnya bersifat sebab akibat dimana apakah kegiatan produksi yang selama ini
data penelitiannya berupa angka–angka dilakukan telah optimal atau tidak optimal.
analisisnya dari pengumpulan data, serta Pada penelitian ini Analisis
penampilan dari hasilnya atau data yang menggunakan Program Linier dengan
berbentuk angka. Pada penelitian ini angka- Metode Simpleks. Sebagaimana
angka tersebut dihitung menggunakan dikemukakan Aritonang (2016) program linier
program linier. adalah salah satu model matematika yang
Penelitian ini dilaksanakan pada digunakan untuk menyelesaikan masalah
bulan November 2017 sampai dengan optimisasi, yaitu memaksimumkan atau
Januari 2018. Adapun lokasi penelitian yaitu meminimumkan fungsi tujuan yang
Usaha Kerupuk Ikan pada UD. Kerupuk Bella bergantung pada sejumlah variabel input.
di Kecamatan Kota Bangun Kabupaten Kutai Untuk mempermudah pengertian dan
Kartanegara. Pemilihan lokasi penelitian ini penyelesaian Linear Programming pada
dikarenakan di Kecamatan Kota Bangun ini penelitian ini, maka dituliskan model
sendiri penghasil perikanan tangkap terbesar matematis dengan memodifikasi persamaan
dan salah satu UD yaitu UD. Kerupuk Bella yang dikemukakan oleh Siang (2011), dan
yang memanfaatkan hasil perikanan yang dijelaskan sebagai berikut ini.
mengolah ikan menjadi kerupuk ikan. Fungsi Tujuan
Jenis data yang digunakan dalam Maksimal : Z : c1X1 + c2X2
penelitian ini yaitu data kuantitatif berupa Fungsi Kendala
informasi atau penjelasan oleh responden K1 : a1jX1 + a1jX2 ≤ b1
yang dinyatakan dengan bilangan atau K2 : a2jX1 + a2jX2 ≤ b2
bentuk berupa angka. Data yang K3 : a3jX1 + a3jX2 ≤ b3
dikumpulkan dari responden tersebut adalah K4 : a4jX1 + a4jX2 ≤ b4
data yang berhubungan dengan Produksi K5 : a5jX1 + a5jX2 ≤ b5
usaha, biaya produksi, harga jual produk, K6 : a6jX1 + a6jX2 ≤ b6
pendapatan usaha dan data lain pada usaha K7 : a7jX1 + a7jX2 ≤ b7
pembuatan kerupuk Ikan pada UD. Kerupuk K8 : a8jX1 + a8jX2 ≤ b8
Bella. Teknik pengumpulan data dapat K9 : a9jX1 + a9jX2 ≤ b9
dilakukan dengan beberapa cara. Pada K10 : a10jX1 + a10jX2 ≤ b10
penelitian ini pengumpulan data dilakukan K11 : a11jX1 + a11jX2 ≤ b11
dengan cara, yaitu penelitian lapangan (Field K12 : a12jX1 + a12jX2 ≤ b12
Work Research), observasi ,dan melakukan K13 : a13jX1 + a13jX2 ≤ b13
wawancara serta melakukan pencatatan. K14 : a14jX1 + a14jX2 ≤ b14
Pengolahan dan analisis data dengan K15 : a15jX1 + a15jX2 ≤ b15
menggunakan POM For Windows 3. POM X1, X2, ≥ 0
for Windows adalah sebuah program Keterangan :
komputer yang digunakan untuk Z : Produksi Optimum
memecahkan masalah dalam bidang X1 : Ikan jenis Gabus.
produksi dan manajemen operasi yang X2 : Ikan jenis Belida
bersifat kuantitatif. POM for windows suatu K1 : Kendala untuk bahan baku jenis ikan
aplikasi alternatif untuk membantu dalam Gabus
pengambilan keputusan seperti dalam K2 : Kendala untuk bahan baku jenis ikan
memberikan kombinasi produk yang optimal Belida
sehingga keuntungan yang maksimal dapat K3 : Kendala Tepung Tapioka untuk ikan
dicapai. Hasil ouput dari pengolahan data jenis Gabus, dan ikan Belida.
yang memberikan kombinasi yang optimal K4 : Kendala Air untuk ikan jenis Gabus,
kemudian dibandingkan dengan kegiatan dan ikan Belida
Jurnal “Gerbang Etam” Balitbangda Kab. Kukar Vol. 12 No. 1 Tahun 2018 | 21
ISSN 1978-838X
K5 : Kendala Air Rebusan digunakan Berdasarkan model di atas diketahui
untuk ikan jenis Gabus, dan ikan bahwa tujuannya adalah untuk menentukan
Belida. nilai variabel keputusan X guna
K6 : Kendala Baking Soda digunakan menghasilkan tujuan Z yang optimal,
untuk ikan jenis Gabus, dan ikan berdasarkan kendala berupa kapasitas
Belida. beberapa sumber daya yang terbatas. Hal
K7 : Kendala Bawang Putih untuk ikan lain yang perlu diperhatikan adalah bahwa
jenis Gabus, dan ikan Belida nilai dari tiap variabel keputusan tidak boleh
K8 : Kendala Telur yang digunakan untuk negatif (X1, X2, ≥ 0). Model matriks untuk
ikan jenis Gabus, dan ikan Belida. model matematika di atas disajikan pada
K9 : Kendala garam yang digunakan untuk Tabel 1.
ikan jenis Gabus, dan ikan Belida. Berdasarkan Tabel 1 terdapat (a)
K10 : Kendala Royco yang digunakan jenis sumber daya yang dapat digunakan
untuk ikan jenis Gabus, dan ikan kolom sumber dengan kapasitas tertentu
Belida kolom Kapasitas. Tiap sumber daya yang
K11 : Kendala Pewarna Makanan untuk terbatas itu dapat digunakan dialokasikan
ikan jenis Gabus, dan Ikan Belida. untuk kegiatan kolom Aktivitas. Kegiatan-
K12 : Kendala Penggunaan Tabung Gas kegiatan yang dilakukan dengan
ikan jenis Gabus, dan Ikan Belida. menggunakan berbagai sumber daya yang
K13 : Kendala Tenaga Kerja Bagian tersedia dimaksudkan untuk menghasilkan
Produksi ikan jenis Gabus, dan ikan sesuatu dengan kuantitas tertentu. Tiap
Belida kuantitas memiliki nilai keuntungan atau
K14 : Kendala Tenaga Kerja Perebusan biaya yang tertentu pula untuk tiap kuantitas
ikan jenis Gabus, dan Ikan Belida. yang dihasilkan (baris Z/unit). Metode
K15 : Kendala Jam Kerja Mesin ikan jenis simpleks digunakan untuk menyelesaikan
Gabus, dan Ikan Belida. persoalan manegerial, yg mempunyai
b : Batasan maksimum, yaitu kapasitas variabel keputusan lebih besar atau sama
sumber daya yang tersedia. dengan 2 (dua).
j : Jenis ikan (j : Gabus,dan Belida). Programasi linear (LP) merupakan
c : Koefisien tujuan/harga jual metode riset operasional yang paling ampuh
a : Koefisien taknologi/bahan mentah dan banyak digunakan secara luas dalam
pembuatan keputusan pada biang bisnis
Tabel 1. Bentuk Tabel Matriks (Agustini dan Rahmadi, 2004). Menurut
SUMBER AKTIVITAS KAPASITAS Siang (2011) riset operasi berhubungan
S Gabus Belida
dengan prinsip optimisasi, yaitu bagaimana
1 a1 a1 b1
2 a2 a2 b2
cara menggunakan sumber daya (waktu,
3 a3 a3 b3 tenaga, biaya, dll) untuk mengoptimalkan
4 a4 a4 b4 hasil. Hillier dan Lieberman (2008)
5 a5 a5 b5 menyatakan bahwa tipe penerapan
6 a6 a6 b6
pemograman linier (linear programming)
7 a7 a7 b7
8 a8 a8 b8 pada umumnya meliputi permasalahan
9 a9 a9 b9 pengalokasian sumber daya yang terbatas di
10 a10 a10 b10 tengah-tengah aktivitas-aktivitas yang saling
11 a11 a11 b11
bersaing melalui jalan/cara yang terbaik
12 a12 a12 b12
13 a13 a13 b13
(optimal). Selanjutnya dikatakan
14 a14 a14 b14 prosedur penyelesaian yang efisien, yaitu
15 a15 a15 b15 metode simpleks, digunakan untuk
Z/ Unit C1 C2 a memecahkan permasalahan pemprograman
Tingkat X1 X2
22 | Jurnal “Gerbang Etam” Balitbangda Kab. Kukar Vol. 12 No. 1 Tahun 2018
ISSN 1978-838X
linear termasuk untuk permasalahan skala Kendala:
besar. a11x1 + a12x2 + … + a1nxn = b1
Siang (2011) menjelaskan bahwa a21x1 + a22X2 + … + a2nxn = b2
pembuatan model melibatkan tiga komponen ...
dasar yang penting, yaitu; (1) variable am1x1 + am2x2 + … + amnxn = bm
keputusan, yaitu faktor-faktor yang X = (x1, x2,..., xn ), ≥ 0 dan (b1,b2, …, bn) ≥ 0
mempengaruhi nilai tujuan, (2) tujuan, yaitu
suatu fungsi atau persamaan yang Ada dua hal yang perlu diperhatikan
menghubungkan variable dan membentuk dalam bentuk standar metode simplek.
kesatuan tentang apa yang ingin dicapai Pertama, semua kendala harus berbentuk
(meminimumkan/memaksimumkan fungsi persamaan. Kedua, semua ruas kanan
tujuan), dan (3) Kendala, yaitu sekumpulan kendala tidak boleh negatif. Beberapa
persamaan atau pertidaksamaan yang penelitaian tentang analisis optimalisasi
membatasi harga suatu variabel. dengan pendekatan metode simpleks
Selanjutnya standar model program linier dilakukan oleh Damayanti (2004), Wijaya
adalah sebagai berikut: (2011), Fiktor (2013), Aprillisiani (2016),
Mencari X = (x1, x2, …, xn) ≥ 0 yang Iryadini (2010), dan Purwanti (2011),
memaksimumkan/meminimumkan f(X) = f
(x1,x2,…,xn) = c1x1 + c2x2 + … + cnxn HASIL DAN PEMBAHASAN
Dengan kendala :
Kecamatan Kota Bangun merupakan
a11x1 + a12x2 + … + a1nxn = b1
salah satu kecamatan yang terletak di
a21x1 + a22X2 + … + a2nxn = b2
wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara,
...
Provinsi Kalimantan Timur. Secara
am1x1 + am2x2 + … + amnxn = bm
Geografis, Kecamatan Kota Bangun terletak
X = (x1, x2,..., xn ), ≥ 0
antara 116°27’-116°46’ Bujur Timur dan
Keterangan:
0°07’-0°36’ Lintang Selatan dengan luas
f(X) = Fungsi Tujuan
wilayah mencapai 897,9 km2. Sedangkan
a = Koefisien taknologi/bahan mentah
batas - batas wilayah Kecamatan Kota di
b = Nilai ruas kanan kendala, yaitu
sebelah Utara berbatasan dengan
kapasitas sumber daya yang
Kecamatan Muara Kaman dan Kecamatan
tersedia
Kenohan. Di sebelah Timur berbatasan
c = Koefisien tujuan/harga jual
dengan Kecamatan Muara Kaman Dan
X = Variabel keputusan
Kecamatan Sebulu, di sebelah Selatan
berbatasan dengan Kecamatan Loa Kulu dan
Sebelum metode simpleks digunakan
Kecamatan Kenohan, dan di Sebelah Barat
untuk menyelesaikan persoalan managerial,
berbatasan dengan Muara Wis.
yang mempunyai variabel lebih besar atau
Wilayah Kecamatan Kota Bangun
sama dengan 2 (dua). Metode simpleks
terdiri dari 21 Desa, diantaranya Desa Kota
adalah suatu metode yg secara matematis
Bangun III, Desa Kota Bangun II, Desa Kota
dimulai dari suatu pemecahan dasar yang
Bangun I, Desa Wonosari, Desa Kedang Ipil,
feasibel (basic feasible solution) ke
Desa Benua Baru, Desa Sedulang, Desa
pemecahan dasar feasibel lainnya dan
Sukabumi, Desa sarinadi, Desa Sumber sari,
dilakukan secara berulang-ulang (iteratif)
Desa Kota Bangun Ulu, Desa Loleng, Desa
sehingga akhirnya diperoleh suatu
Liang Ilir, Desa Kota Bangun Ilir, Desa Pela,
pemecahan dasar yang optimum. Menurut
Desa Muhuran, Desa Kota Bangun
Siang (2011) bentuk standard metode
Seberang, Desa Kedang Murung, Desa Liang
simplek adalah sebagai berikut ini.
Ulu, Desa Sebelimbingan, dan Desa
Memaksimumkan/Minimumkan f(X) = c1x1 +
Sangkuliman.
c2x2 + … + cnxn
Jurnal “Gerbang Etam” Balitbangda Kab. Kukar Vol. 12 No. 1 Tahun 2018 | 23
ISSN 1978-838X
Sebagian wilayah Kecamatan Kota membuat UD. Kerupuk Bella menjadi sulit
Bangun dialiri oleh beberapa sungai, seperti untuk memenuhi permintaan konsumen.
Sungai Mahakam, Kedang Murung, Belayan, Pada awal produksi usaha kerupuk ikan ini
dan Pela serta terdapat pula Danau Kedang masih membuat adonan kerupuk ikan secara
Murung dan Semayang sehingga pola tradisional karena pada saat itu belum
penyebaran penduduknya terkonsentrasi adanya peralatan yang memadai, tidak
disepanjang sungai dan danau. Selain itu seperti sekarang proses produksi nya sudah
terdapat pula gunung di Desa Sumber Sari, cukup baik seperti adanya peralatan
yaitu Gunung Tinjauan dengan ketinggian pengadon dan adanya mesin pemotong jadi
sekitar 450 meter dari permukaaan laut (BPS proses produksinya cukup cepat sehingga
Kutai Kartanegara, 2016). bisa lebih banyak memproduksi kerupuk ikan.
UD. Kerupuk Bella pada awalnya
Gambaran Umum UD. Kerupuk Bella
berproduksi dalam satu bulan sebanyak dua
UD. Kerupuk Bella merupakan usaha
kali, namun sekarang sudah 4 sampai 5 kali
yang bergerak dalam bidang usaha produksi
produksi. Bahan baku ikan diperoleh dari
rumahan yang telah berdiri sejak tahun 2012
nelayan sekitar Kecamatan Kota Bangun dan
mendapat izin usaha dengan Nomor :
pada saat pembelian ikan sudah dibersihkan
202640309001621 Merk produk BELLA
oleh penjual. UD Kerupuk Bella sebelumnya
nama pemilik Ibu Hariani Alamat : jln
pernah berhenti beberapa tahun dan usaha
Mulawarman I RT. IV Kota Bangun jenis
ini dimulai lagi pada Tahun 2015. Agar
pangan Kerupuk Ikan Gabus Kemasan
UD.Kerupuk Bella ini dapat berjalan dengan
Primer Plastik yang telah memenuhi
lancar, dicoba membuat stiker dan juga
persyaratan sertifikat Produksi Pangan
menggunakan peralatan modern untuk
Industri Rumah Tangga SPP-IRT
pemasaran kerupuk ikan dilakukan dengan
berdasarkan Surat Keputusan Kepala Badan
memanfaatkan media sosial. Harga bahan
Pengawas Obat dan Makanan Republik
baku perkilo ikan gabus, yaitu 1 kg ikan
Indonesia No. HK 03.1.23.04.12.2205
gabus Rp 20.000,00 sedangkan untuk ikan
tanggal 05 April 2012. Usaha ini didirikan di
belida Rp 15.000,00 dan mengapa ikan
atas lahan 20 × 7 meter didalam bangunan
gabus lebih mahal karena ikan gabus sulit
terdapat peralatan produksi seperti 1 alat
untuk diperoleh dibandingkan ikan belida.
pemotong kerupuk, 1 alat perebusan, 1 alat
Kekurangan dari UD.Kerupuk Bella ini
mixser besar, 2 alat timbangan,1 lemari
tidak pernah mengetahui tingkat produksi
kulkas pendingin, 1 alat pengiling daging,
yang optimum pada setiap kali produksi,
beberapa tempat penjemuran.
alokasi penggunaan input-input produksi, dan
Usaha ini terus dikembangkan awal
kombinasi produksi yang memberikan
berproduksi Ibu Hariani hanya meperkerjakan
keuntungan optimum. Produksi kerupuk ikan
tenaga kerja keluarga, dan pada saat itu
berdasarkan permintaan konsumen, jika
peralatan yag digunakan untuk produksi
kerupuk ikan terjual habis baru kerupuk ikan
masih sangat tradisional. Usaha kerupuk
diproduksi.
ikan pada saat itu memproduksi sedikit
karena minimnya peralatan penunjang Perumusan Model Program Linier
sehingga pembuatanpun di produksi pada
Perumusan model linier meliputi
saat barang habis dan adanya permintaan,
perumusan fungsi tujuan dan fungsi kendala
awalnya usaha ini memang dibuat sedikit
UD. Kerupuk Bella. Sebagaimana dalam
karena pembuatannya cukup lama seperti
persamaan (K1), (K2), (K3),..., (K15). Nilai
pada proses pemotongan yang masih
ruas kanan fungsi kendala merupakan jumlah
dipotong dengan tradisional dan memakan
ketersediaan yang ada dalam satu kali
waktu yang cukup lama dan seperti adanya
produksi, penelitian yang dilaksanakan pada
perbedaan pemotongan kendala ini yang
bulan November 2017 - Januari 2018 dimana
24 | Jurnal “Gerbang Etam” Balitbangda Kab. Kukar Vol. 12 No. 1 Tahun 2018
ISSN 1978-838X
periode tersebut merupakan ruang lingkup kendala. Ketersediaan bahan baku dapat
penelitian ini. Selanjutnya dengan bantuan disajikan pada Tabel 3.
program linier Pengolahan dan analisis data Tabel 3. Ketersediaan Bahan Baku Selama
dengan menggunakan POM For Windows 3 Satu Kali Produksi
dengan mengetahui fungsi tujuan dan fungsi No Keterangan Ketersediaan ( Kg)
kendala akan dijelaskan sebagai berikut : 1 Ikan jenis Gabus 24
2 Ikan jenis Belida 24
Perumusan Fungsi Tujuan
3 Tepung Tapioka 50
Tujuan penelitian ini adalah
4 Air 8
menentukan tingkat kombinasi produksi
5 Air Rebusan 120
produk untuk mendapatkan produksi yang
6 Baking soda 0,04
paling optimum. Aktivitas yang telah
dilakukan oleh UD. Kerupuk Bella adalah 7 Bawang Putih 1
memproduksi kerupuk ikan yang terdiri dari 2 8 Telur 2
jenis ikan, yaitu ikan jenis gabus, dan ikan 9 Garam 0,8
belida. Untuk setiap jenis ikan per kilogram 10 Royco 1,2
menjadi nilai koefisien fungsi tujuan model 11 Pewarna makanan 0,252
program linier. Harga jual per kilogram 12 Tabung Gas 12
dalam satu kali produksi. Harga jual setiap Total 243,292
jenis kerupuk ikan per kilo gram pada UD. Sumber : Data Primer Diolah Peneliti, 2018
Kerupuk Bella dapat dilihat pada Tabel 2.
Model program linier fungsi kendala
Tabel 2. Harga Jual Setiap Jenis Kerupuk per K1 bahan baku dengan persamaan
kilogram (K1),...,(K2). ...,(15). Adalah sebagai berikut:
Variabel Keterangan Harga Keuntungan Ikan jenis Gabus : 0,6 X1 ≤ 24
jual Ikan jenis Belida : 0,75 X2 ≤ 24
(Rp)
(Rp) Tepung Tapioka : 0,625 X1 + 0,78125 X2 ≤ 50
Air : 0,1 X1 + 0,125 X2 ≤ 8
X1 Ikan Gabus 70.000,00 31.835,00
Air Rebusan : 1,5 X1 + 1,875 X2 ≤ 120
X2 Ikan Belida 60.000,00 16.044,00 Baking Soda :
0,0005 X1 + 0,000625 X2 ≤ 0,04
Sumber: Data Primer di Olah Peneliti, 2018
Bawang Putih : 0,0125 X1 + 0,015625 X2 ≤ 1
Kombinasi produksi yang optimal dari Telur : 0,025 X1 + 0,03125 X2 ≤ 2
2 jenis ikan berdasarkan harga jual per Garam : 0,01 X1 + 0,0125 X2 ≤ 0,8
jenisnya dapat diketahui dengan Royco : 0,015 X1 + 0,01875 X2 ≤ 1,2
merumuskan model fungsi tujuannya. Model Pewarna makanan:
perumusan fungsi tujuan dari model program 0,00315 X1 + 0,003938X2 ≤ 0,252
linier sebagai berikut: Tabung Gas : 0,15 X1 + 0,1875 X2 ≤ 12
Max Z = 31.835 X1 + 16.044 X2 Perumusan Fungsi Kendala Jam Tenaga
Perumusan Fungsi Kendala Bahan baku Kerja Bagian Produksi
Jurnal “Gerbang Etam” Balitbangda Kab. Kukar Vol. 12 No. 1 Tahun 2018 | 25
ISSN 1978-838X
merupakan nilai ruas kanan pada fungsi Tabel 5. Kebutuhan Jam Tenaga Kerja Bagian
kendala jam tenaga kerja. Jam kerja bagian Perebusan Untuk Menghasilkan Satu
produksi untuk memproduksi satu kilogram Kali Produksi Kerupuk Ikan
Variabel Keterangan Kebutuhan waktu jam
kerupuk ikan diperoleh dari total waktu yang
diperlukan dalam satu kali produksi dibagi X1 Ikan Gabus 0,2
dengan total kerupuk ikan yang diperoleh X2 Ikan Belida 0,25
dalam satu kali produksi. Kebutuhan jam
Ketersedian 16
tenaga kerja bagian produksi untuk
memproduksi satu kilogram kerupuk ikan Sumber : Data Primer Diolah Peneliti, 2018
merupakan koefisien pada fungsi kendala Berdasarkan data pada Tabel 5,
jam tenaga kerja dapat dilihat pada Tabel 4. dengan menggunakan persamaan fungsi
Tabel 4. Kebutuhan Jam Tenaga Kerja Bagian kendala maka diperoleh fungsi kendala jam
Produksi Untuk Menghasilkan Satu Kali tenaga kerja adalah sebagai berikut ini
Produksi Kerupuk Ikan 0,2 X1 + 0,25 X2 ≤ 16
Variabel Keterangan Kebutuhan waktu jam
Perumusan Fungsi Kendala Jam Kerja
X1 Ikan Gabus 0,075
Mesin
X2 Ikan Belida 0,09375
Mesin yang digunakan dalam
Ketersedian 6 memproduksi kerupuk ikan adalah mesin
Sumber : Data Primer diolah Peneliti, 2018 pemotong kerupuk ikan. Jam kerja mesin
dalam satu kali produksi adalah 160 menit
Berdasarkan data pada Tabel 4,
untuk 40 kg mesin pemotong yang dimiliki
dengan menggunakan persamaan fungsi
oleh UD. Kerupuk Bella berjumlah satu buah.
kendala diperoleh fungsi kendala jam tenaga
Jam kerja mesin untuk menghasilkan satu
kerja dari program linier sebagai berikut ini.
kilogram kerupuk ikan diperoleh dari total jam
0,075 X1 + 0,09375 X2 ≤ 6
kerja mesin yang dibutuhkan untuk satu kali
produksi dibagi dengan total produksi
Perumusan Fungsi Kendala Jam Tenaga
kerupuk ikan dalam satu kali produksi.
Kerja Bagian Perebusan
Ketersediaan jam kerja mesin dalam satu kali
Tenaga kerja yang digunakan dalam produksi merupakan nilai ruas kanan,
fungsi kendala jam tenaga kerja perebusan sedangkan koefisien fungsi kendala jam kerja
adalah tenaga kerja yang berkaitan langsung mesin adalah jam kerja mesin yang
dengan proses perebusan pada UD. Kerupuk dibutuhkan untuk menghasilkan kerupuk
Bella. Jumlah tenaga kerja pada bagian ikan untuk setiap jenis. Kebutuhan jam kerja
perebusan ada satu orang dengan jam kerja mesin untuk menghasilkan kerupuk ikan per
adalah 4 jam per hari. Ketersediaan tenaga kilogram untuk setiap jenis dapat dilihat pada
kerja bagian perebusan yang tersedia selama Tabel 6.
satu kali produksi merupakan nilai ruas
Tabel 6. Kebutuhan Jam Tenaga Kerja Mesin
kanan pada fungsi kendala jam tenaga kerja.
Untuk Menghasilkan Satu Kali Produksi
Jam kerja bagian perebusan untuk Kerupuk Ikan
memproduksi satu kg kerupuk ikan diperoleh Variabel Keterangan Kebutuhan Jam
dari total waktu yang diperlukan dalam satu Kerja Mesin (Jam)
kali produksi dibagi dengan total kerupuk ikan X1 Ikan Gabus 0,075
yang diperoleh dalam satu kali perebusan. X2 Ikan Belida 0,078125
Kebutuhan jam tenaga kerja bagian produksi
Ketersediaan 5,5
untuk memproduksi satu kilogram kerupuk
ikan merupakan koefisien pada fungsi Sumber : Data Primer diolah peneliti, 2018
kendala jam tenaga kerja dapat sebagamian Berdasarkan data pada Tabel 6,
Tabel 5. dengan menggunakan persamaan fungsi
26 | Jurnal “Gerbang Etam” Balitbangda Kab. Kukar Vol. 12 No. 1 Tahun 2018
ISSN 1978-838X
kendala maka diperoleh fungsi kendala pada kondisi 72 Kg. Berdasarkan hasil
kebutuhan waktu pengeringan sebagai olahan optimalisasi produksi, tingkat
berikut : produksi optimal tercapai pada tingkat
0,075 X1 + 0,078125 X2 ≤ 5,5 produksi sebesar 71,9959 kg. Selanjutnya
untuk mengetahui kondisi optimal dipakai
Tingkat Produksi Optimum
cara melalui persamaan nilai Z tujuan dan
Berdasarkan hasil analisis dengan nilai fungsi kendala sebagaimana yang telah
menggunakan metode simplek usaha di rumusakan dalan persamaan Aktivitas
pengolahan kerupuk ikan UD. Kerupuk Bella yang dimasukan dalam model produksi
dalam melakukan kegiatan produksi kerupuk optimalisasi sebanyak 2 aktivitas dan hasil
ikan akan selalu dibatasi oleh berbagai olahan optimalisasi produksi
kendala. Kendala tersebut adalah kendala merekomendasikan semua aktivitas tersebut
bahan baku, kendala input produksi, kendala untuk terus dilaksanakan.
jam tenaga kerja, kendala jam kerja mesin
Alokasi Penggunaan Input
dan kendala perebusan. Olahan data
dengan menggunakan POM For Windows 3 Berdasarkan hasil analisis dengan
memperlihatkan hasil olahan optimalisasi menggunakan metode simpleks diperoleh
produksi kerupuk ikan yang diperoleh UD. hasil produksi optimal X1 sebesar 40
Kerupuk Bella. Hasil analisis menunjukan Kilogram dan X2 sebesar 31,9959 dengan
bahwa hanya produksi kerupuk ikan jenis Olahan data menggunakan POM For
gabus mampu mencapai titik optimal. Pada Windows 3 memperlihatkan hasil olahan
pengolahan kerupuk ikan jenis belida belum optimalisasi produksi kerupuk ikan yang
mampu mencapai titik optimal karena diperoleh UD. Kerupuk Bella. Hasil analisis
kelebihan pengunanan pewarna makanan menunjukan bahwa hanya produksi kerupuk
pada saat proses produksi pewarna makanan ikan jenis gabus mampu mencapai titik
ini digunakan dalam proses perebusan. optimal. Pada pengolahan kerupuk ikan jenis
Hasil analisis ini menunjukan bahwa belida belum mampu mencapai titik optimal
pengusaha pengolahan kerupuk ikan masih karena kelebihan pengunanan pewarna
dapat meningkatkan hasil produksinya makanan pada saat proses produksi pewarna
berdasarkan hasil analisis tersebut, sehingga makanan ini digunakan dalam proses
penggunaan faktor produksi dapat lebih layak perebusan. Pada persamaan fungsi kendala
untuk dikembangkan sehingga mampu pemanfaatan sumber daya atau jumlah
menghasilkan produksi yang optimal. Hasil kelebihan sumber daya dapat di buat dalam
produksi optimal dapat dilihat pada Tabel 7. bentuk tabel yaitu dapat dilihat pada Tabel 8.
Tabel 7. Hasil Produksi Optimal Pada Ikan jenis Gabus : 0,6 X1 ≤ 24
UD. Kerupuk Bella. Ikan jenis Belida : 0,75 X2 ≤ 24
Jenis Ikan Variabel Hasil Optimal Tepung Tapioka : 0,625 X1 + 0,78125 X2 ≤ 50
/Aktivitas Produksi (kg) Air : 0,1 X1 + 0,125 X2 ≤ 8
Aktual (kg) Air Rebusan : 1,5 X1 + 1,875 X2 ≤ 120
Kerupuk X1 40 Baking Soda :
Ikan Gabus 0
0,0005 X1 + 0,000625 X2 ≤ 0,04
Kerupuk X2 32
Bawang Putih : 0,0125 X1 + 0,015625 X2 ≤ 1
Ikan 1,9959
Belida Telur : 0,025 X1 + 0,03125 X2 ≤ 2
Jumlah 72 Garam : 0,01 X1 + 0,0125 X2 ≤ 0,8
1,9959 Royco : 0,015 X1 + 0,01875 X2 ≤ 1,2
Sumber : Data Primer Diolah Peneliti, 2018 Pewarna makanan :
0,00315 X1 + 0,003938X2 ≤ 0,252
Berdasarkan Tabel 7 hasil produksi Tabung Gas : 0,15 X1 + 0,1875 X2 ≤ 12
aktual kerupuk ikan pada UD. Kerupuk Bella
Jurnal “Gerbang Etam” Balitbangda Kab. Kukar Vol. 12 No. 1 Tahun 2018 | 27
ISSN 1978-838X
Tabel 8. Alokasi Penggunaan Input Produksi
Jenis Input Jumlah Penggunaan Slack Kelebihan Sumber Value
Ketersediaan Optimum Daya
Ikan jenis Gabus 24 23,997 0,003 36676,83
Ikan jenis Belida 24 23,997 0,003 0
Tepung Tapioka 50 49,9968 0,0032 0
Air 8 7,9995 0,0005 0
Air Rebusan 120 119,9924 0,0076 0
Baking soda 0,04 4 0 0
Bawang Putih 1 1 0 0
Telur 2 1,9999 1 0
Garam 0,8 7999 0 0
Royco 1,2 1,1999 0 0
Pewarna makanan 0,252 126 0 15236160
Tabung Gas 12 11,9992 0,0008 0
Total 243,292 8371,182 1,0181
Sumber : Data Primer Diolah Peneliti, 2018
Tabel 9. Keuntungan penjualan kerupuk ikan gabus dan kerupuk ikan belida per kilogram dalam satu
kali produksi
28 | Jurnal “Gerbang Etam” Balitbangda Kab. Kukar Vol. 12 No. 1 Tahun 2018
ISSN 1978-838X
ikan gabus dan 32 kg kerupuk ikan belida per Desa Loh Sumber Kecamatan Loa
satu kali produksi dengan total biaya produksi Kulu Kabupaten Kutai Kartanegara).
sebesar Rp 2.933.200,00 serta total Skripsi. Tenggarong: Fakultas
penerimaan Rp 4.720.000,00 sehingga Pertanian Universitas Kutai
memperoleh keuntungan sebesar Kartanegara.
Rp1.786.800 dalam satu kali produksi. Fiktor. 2013. Analisis Optimalisasi Produksi
Berdasarkan hasil penelitian, maka Usahatani Penangkaran Bibit Karet
peneliti menyarankan beberapa hal yakni ; (Havea Brasiliensis Mull) Studi Kasus
Usaha pada UD. Kerupuk Bella sebaiknya Pada CV. Karisma Bangun Tama di
meningkatkan hasil produksi untuk jenis Desa Sumber Sari Kecamatan Loa
kerupuk ikan gabus dan kerupuk ikan belida. Kulu Kabupaten Kutai Kartanegara
Namun untuk peningkatan hasil kerupuk ikan Provinsi Kalimantan Timur. Skripsi.
belida bisa lebih diperhatikan pada bagian Tenggarong. Fakultas Pertanian
proses produksi yaitu dengan memperhatikan Universitas Kutai Kartanegara.
penggunaan input yang tidak sesuai dengan Gyd. (2013). Faktor-faktor yang
kebutuhan, dan juga memperhatikan faktor mempengaruhi produksi. Terdapat
lain seperti pada pemasaran produk agar pada
jumlah permintaan meningkat sehingga hasil http://manajemenpintar.blogspot.co.id/
produksi semakin tinggi. UD. Kerupuk Bella 2013/08/kepuasan-kerja-faktor-yang-
untuk kedepannya sebaiknya membuat mempengaruhi.html diunduh 24 April
catatan mengenai kegiatan produksi. 2017.
Handoko,T Hani. (2012) Dasar – Dasar
DAFTAR PUSTAKA Manajemen Produksi Dan Operasi.
Edisi Pertama Yogyakarta: BPFE.
Agustini, M.Y. Dwi Hayu dan Yus Endra
Hillier, Frederick S dan Gerald J. Lieberman.
Rahmadi. (2004). Riset Operasional
(2008). Intoduction Operations
Konsep-Konsep Dasar. Jakarta: PT
Researcch. Buku satu. (Parama
Rineka Cipta.
Kartika Dewa, The Jin Ai, Slamet
Anonim. 2016. Produksi Perikanan Kaltim.
Setio Wigati, Dhewiberta Hardjono,
Terdapat pada
Pentj). Yogyakarta: Penerbit Andi.
http://wartaekonomi.co.id/read/2016/0
Iyadini, lisnawati. (2010). Analisis Faktor
4/11/96689/produksi-perikanan-
Produksi Industri Kecil Kerupuk
kaltim-capai-154439-ton.html diunduh
Kabupaten Kendal. Skripsi Semarang
20 April 2017.
Fakultas Ekonomi Universitas
Aprillisiani. 2016. Analisis Maksimalisasi
Diponogoro Semarang.
Pendapatan Usaha Ternak Ayam
Kesuma. 2006. Teori Produksi. Terdapat
Potong Pada CV. Ungas Jaya Farm
pada http://repository.ipb.ac.id
Di Kelurahan Mangkurawang.
/bitstream/handle/123456789/50820/A
Skripsi. Tenggarong. Fakultas
06dke.pdf?sequence=1&isAllowed=y
Pertanian Universitas Kutai
diunduh 26 September 2017.
Kartanegara.
Nubita, Satria. (tanpa tahun). Proses
Aritonang, R, R Lerbin, ( 2016). Riset
Produksi. Terdapat pada
Operasi. Bogor: In Media.
Https://Www.Academia.Edu/6865936/
Badan Pusat Statistik. Kabupaten Kutai
Pengertian_Dan_Proses_Produksi
Kartanegara Dalam Angka, 2016 BPS
diunduh 20 April 2017.
Kabupaten Kutai Kartanegara.
Purwanti, Hikmah. (2011). Inovasi
Damayanti, Arista. 2004. Analisis
Pembuatan Kerupuk Bawang Dengan
Optimalisasi Pola Tanam Terhadap
Substitusi Tepung Kentang Hitam.
Pendapatan Petani Sayur (Kasus di
Jurnal “Gerbang Etam” Balitbangda Kab. Kukar Vol. 12 No. 1 Tahun 2018 | 29
ISSN 1978-838X
Skripsi Semarang Fakultas Teknik (Artocarpus heterophyllus) Studi
Universitas Negeri Semarang. Kasus di Tanah Grogot Kalimantan
Siang, Jong Jek. (2011). Riset Operasi Timur. Skripsi. Tenggarong Fakultas
dalam Pendekatan Algoritmis Pertanian Universitas Kutai
Yogyakarta : C.V Andi Offset. Kartanegara.
Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Zaenal. (2008). Manajemen Produksi dan
Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Operasi. Terdapat pada
Bandung : Alfabeta. http://repository.ipb.ac.id/bitstream/ha
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2008 ndle/123456789/2527/A08nhz.pdf?se
tentang Usaha Mikro, Kecil, dan quence=5&isAllowed=y diunduh 26
Menengah. September 2017.
Wijaya, Sastro. (2011). Analisis Optimalisasi
Produksi Usahatani Nangka
30 | Jurnal “Gerbang Etam” Balitbangda Kab. Kukar Vol. 12 No. 1 Tahun 2018