4771 ID Efektivitas Unit Pengolahan Air Di Depot Air Minum Isi Ulang Damiu Dalam Menurun PDF
4771 ID Efektivitas Unit Pengolahan Air Di Depot Air Minum Isi Ulang Damiu Dalam Menurun PDF
4771 ID Efektivitas Unit Pengolahan Air Di Depot Air Minum Isi Ulang Damiu Dalam Menurun PDF
Efektivitas Unit Pengolahan Air di Depot Air Minum Isi Ulang (DAMIU) dalam Menurunkan
Kadar Logam (Fe, Mn) dan Mikroba di Kota Pekalongan
ABTRACT
Background:The number of drinking-water-refill center were increasing only in quantity but not in providing the
quality of water. Therefore it takes a special handling and attention, not only because the low-quality of water
causing various diseases.The data from the Pekalongan City Health servic showed that only 13 of 55 drinking-
water-refill center (24%) which have actively examined their sample water each month in bacteriological test, 3
of them (20%) proved to be unqualified. Furthermore, while for chemical examination, there were only 6 (11%)
which actively doing it, and 2 of them (33%) mentioned as unqualified. After doing examination to the raw water,
it was found that the content of Fe metal was 2.51 mg/1, Mn metal was 2.41 mg/1, the parameters found was beyond
the standard.
Methode:The kind of research held was explanatory research using cross sectional design. The sample was taken
by proportional sampling. The number of samples was 35 refill centers.The data would be analyzed uding Chi-
Square,pairedt-test,Kruskall Wallis, McNemar Test) and multivariate test (Logistc regression).
Result:The results of this research showed that 23 samples (66%) had an unqualified Fe metal content with the
average content was 0,34 mg/l, 19 samples (54%) had an unqualified Mn metal content, with the average content
was 0.47 mg/1, 26 samples (74%) with The unqualified quality of E.coli. The other test carried out in the drinking-
water refill, resulted that 25 samples (71%) had a qualified Fe metal content, the average was 0.29/1 and 22
samples (63%) had a qualified E.coli content.The results of Bivariate analysis showed that the condition of raw
water, the equipment, the processing, the sanitation, the SOP compliance, significantly related to the decreasing
of Fe, Mn metal content and E.coli (p. <0.05). While the results of the multivariate analysis from 5 variables, 1 of
which were statistically proven that there was a asosiation relationship between raw water conditions and the
decreasing E.coli with p= 0.02 with theOR(95%CI)= 2.238(1.299 - 67.645). The effectiveness of drinking-water-
refill center management in reducing the levels of Fe, Mn and E.coli, with Fe, p= 0.00, Mn p= 0.04,E.colip= 0.00.
is strongly influenced by the condition of the raw water, the condition of the equipment, and the processing.
75
Rosmiati Saleh, Onny Setiani, Nurjazuli.
kesulitan masalah akses air bersih, data dari Kemenkes baku, sanitasi, peralatan, proses pengolahan, kepatuhan
menyatakan 60% sungai di Indonesia telah tercemar pekerja terhadap SOP, dalam penurunan kadar logam (Fe,
bahan organic sampai bakteri seperti coliform dan Fecal Mn) dan bakteriologis (E.coli, Salmonella) pada air
coli, juga berbagai jenis logam berat seperti Fe, Mn dan minum isi ulang di DAMIU Kota Pekalongan.8)
lain-lain. Hal ini dapat menimbulkan berbagai penyakit Rancangan yang digunakan pada penelitian ini
seperti neurologi, diare. 5) adalah desain cross sectional yaitu dengan melakukan
Diare merupakan penyakit tertinggi di Negara wawancara dan obsevasional terhadap efektifitas
ASEAN. Angka Nasional penyakit diare pada tahun 2010 pengelolaan AMIU secara serentak dalam satu periode,
Incident Rate (IR) yaitu 411/1000.Propinsi Jawa Tengah kemudian dilakukan pengukuran pada variabel yang
tahun 2011, mancapai 57,9 %, dan Pekalongan termasuk sudah ditentukan, untuk mengetahui ada tidaknya
tiga besar se Jawa Tengah. Kota Pekalongan pada tahun hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat.9)
2012, kunjungan kasus baru penyakit diare di urutan ke Populasi dalam penelitian ini adalah DAMIU yang
2 dan typhoid termasuk 10 besar.6) ada di Kota Pekalongan yaitu sebanyak 55 depot.
Untuk mengatasi hal tersebut dibutuhkan air minum Sedangkan tehnik pengambilan sampel adalah
yang sehat, seperti Air Minum Isi Ulang yang benar- proporsional sampling dengan mempertimbangkan pada
benar memenuhi syarat kesehatan.DiKota Pekalongan kelengkapan alat dan sumber air baku, kamudian
sampai pada tahun 2012, ada 55 depot, namun yang dilakukan pencuplikan yang dapat mewakili seluruh
melakukan pemeriksaan sampel air secara rutin perbulan DAMIU di Kota Pekalongan yaitu sebanyak 35 depot,
yaitu untuk bakteri hanya 13 depot atau 24 % dan hasilnya yang ditentukan berdasarkan rumus Slovin.9)
rata-rata 3 depot atau 20% tidak memenuhi syarat (TMS). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini
Sedangkan kimia adalah Fe 2.51 mg/l, Mn 2,41 mg/l.6,7) adalah kuesioner sebagai pedoman observasi
Pengelolaan AMIU yang ada di masing-masing atausebagai acuan pengamatan. Sedangkan alat yang
depot, menggunakan sumber air baku yang berbeda- digunakan adalah seperangkat alat pengambilan dan
beda, ada yang menggunakan air PDAM, sumur artesis. pengiriman sampel, alat pemeriksaan kadar Fe, Mn, dan
Demikian juga dengan alat, mayoritas menggunakan alat bakteriologis E.coli, Salmonella.
pengolahan dengan filtrasi yang terdiri dari 2 buah Analisis data penelitian dilakukan secaraunivariat,
tabung yang berisi sand filter, carbon filter, kemudian bivariat dan multivariat. Analisis univariat dilakukan
untuk desinfeksi digunakan ozon dan ultra violet (UV), untuk mendeskripsikan karakteristik responden, analisis
ada juga yang hanya menggunakan UV. Metode ini belum bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan antara
memberikan hasil yang maksimal, hanya ada 2 atau 3,64 variabel bebas dengan variabel terikat dengan uji statistik
% yang hasilnya hampir tidak pernah ditemukan unsur Chi-Square. Untuk mengetahui ada tidaknya penurunan
bakteri maupun kimia yaitu depot yang menggunakan kadar logam dan bakteri dilakukan uji komparatif dua
Reverse Osmosis (RO).6) sampel yang berkorelasi yaitu perbedaan antara air baku
Berdasarkan fakta diatas,memberikan gambaran dan amiu dengan uji paired test. Perbedaan hasil amiu
bahwa masalah tersebut dapat disebabkan oleh efektif berdasarkan kelengkapan alat dilakukan uji Kruskall
tidaknya Pengelolaan Air di Depot Air Minum Isi Ulang. Wallis, dan untuk melihat efektif tidaknya pengelolaan
Oleh sebab itu tujuan penelitian ini adalah Menganalisis DAMIU terutama pada proses pengolahan air dilakukan
efektifitas Unit Pengelolaan Air di DAMIU, dalam uji McNemar. Analisis multivariat dilakukan uji Regresi
menurunkan kadar logam (Fe, Mn) dan unsur mikroba Logistik.8,10)
(E.coli, Salmonella) di Kota Pekalongan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
MATERI DAN METODE Penelitian dilakukan melalui wawancara dan
Jenis penelitian ini adalah studi Explanatory observasi pada masing-masing DAMIU yang telah
Researh, yaitu penelitian untuk menjajaki ataupun terpilih menjadi subyek penelitian. Seluruh DAMIU (35
menjelaskan efektifitas pengelolaan berupa: kondisi air depot) berstatus milik sendiri dan merupakan usaha
76
Efektivitas Unit Pengolahan Air di Depot Air Minum Isi Ulang
perorangan, telah memiliki surat izin usaha pengelola Hasil uji statistik pada tabel 2, menunjukkan bahwa
DAMIU. Jumlah pekerja tergantung dari besar dan ada hubungan antara kondisi air baku dengan penurunan
luasnya layanan.Terdapat 20 DAMIU dengan 1 orang kadar Fe dengan nilai p=0.03,kadar Mndengan nilai
pekerja, 8 DAMIU memiliki 2 orang pekerja, dan ada 7 p=0.001, sedangkan bakteriologis E.coli mempunyai nilai
DAMIU dengan >2 orang pekerja. Selanjutnya dari 35 p=0.05. Air baku adalah salah satu faktor yang dapat
DAMIU tersebut dilakukan pengamatan dan observasi mempengaruhi kualitas amiu. Oleh karena itu air baku
terhadap variabel independen yaitu kondisi air baku, harus dikelola dengan baik yaitu, dilakukan pengendalian
kondisi peralatan, proses pengolahan, kondisi sanitasi, pencemaran dari lingkungan seperti pencemaran dari
kepatuhan pekerja terhadap SOP. Hasil uji univariat jamban, sampah, kotoran hewan, selanjutnya pengolahan
dideskripsikan berdasarkan distribusi frekuensi kemudian air harus melalui beberapa tahap yaitu 1. Tahap
dikategorikan menjadi “ baik, sedang, kurang” dan penyimpanan/pra pengolahan 2. Koagulasi, flokulasi,
diperoleh hasil bahwa semua variabel terdapat kategori sedimentasi 3. Filtrasi, 4. Desinfeksi. Pada tahap 4 harus
“kurang”seperti pada tabel 1. berhati-hati dan dilakukan oleh petugas profesional
Berdasarkan hasil analisis bivariat dengan karena pada tahap ini menggunakan zat kimia seperti
menggunakan uji Chi Square diperoleh hasil signifikan klorin, kloramin, ozon, klorin dioksida dll. Dosis dan proses
dengan p-value= < 0.05, untuk semua variabel desinfeksi tergantung pada proses sebelumnya apakah
independen terhadap variabel dependen yaitu: semua tahapan dilakukan dengan baik. Pada keadaan
normal desinfeksi klorinasi (residu klorin bebas > 0,5 mg/
a. Uji hubungan antara kondisi air baku dengan l, waktu kontak kurang dari 30 menit, pH kurang dari 8.0,
kadar logamberupa Fe, Mn, dan bakteriologis dan turbiditas air kurang dari 1 NTU (nephelometric
E.coli pada AMIU. turbidity units) dapat mengurangi 99% E.coli.
sedangkan untuk penurunan kadar logam Fe, Mn dapat
Tabel.2. Hubungan Kondisi Air Baku dengan Kadar Fe, Mn dan Kualitas BakteriologisE.coli, pada AMIU di Kota
Pekalongan, 2013.
Tabel.3. Hubungan Kondisi Peralatan dengan Kadar Fe, Mn dan Kualitas Bakteriologis E.coli pada AMIU di
Kota Pekalongan, 2013.
Kondisi Peralatan Kadar logam Fe Kadar logam Mn Kualitas E.coli
MS TMS Total MS TMS Total MS TMS Total
Baik 15 1 16 15 1 16 16 0 16
% 94 6 100 92 8 100 100 0 100
Sedang 3 3 6 4 2 6 2 4 6
% 50 50 100 67 33 100 33 67 100
Kurang 6 7 13 6 7 13 4 9 13
% 47 53 100 47 53 100 31 69 100
Total 24 11 35 25 10 35 22 13 35
69 31 100 71 29 100 63 37 100
Pearson Chi Square Fe. p=0,02Mn p=0,01E.coli p=0,001
MS = memenuhi syarat.
TMS = tidak memenuhi syarat.
77
Rosmiati Saleh, Onny Setiani, Nurjazuli.
diturunkan melalui tahap 1,2 dan terutama pada tahap Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian
3.3) Athena dkk, th 2004 di JaTaBek bahwa sumber air
Untuk mengetahui apakah proses pengolahan air berpengaruh pada kualitas amiu dengan hasil, untuk
baku memenuhi syarat atau tidak, sampel air diperiksa di parameter bakteriologi (Fecal Coli)terdapat 12 sampel
laboratorium terlebih dahulu sebelum didistribusikan (31.6%) TMS.Supriyono Asfawi2004 di Kota Semarang,
kemasing-masing depot. Apabila ditemukan amiu TMS, meyimpulkan bahwa sebesar 26 %, kondisi air baku dalam
kemungkinan terjadi cemaran pada proses pengangkutan, kondisi buruk dan berpengaruh terhadap kualitas
pengisian dan penampungan air. Kapasitas bakteriologis. 11,12)
penampungan juga berpengaruh terhadap kualitas amiu.
Syarat penampungan air baku membutuhkan kapasitas b. Uji hubungan antara kondisi peralatan dengan
dua kali lipat dari kebutuhan operasional, sehingga air kadar Fe, Mn, dan bakteriologis E.colipada AMIU.
mengalami proses sedimentasi, agar partikel padat dapat Hasil uji statistik menunjukkan bahwa ada
mengendap sesuai gaya gravitasi, dan akan lebih hubungan yang bermakna antara kondisi peralatan
sempurna dalam keadaan diam.3) dengan penurunan kadar Fedengan nilai p=0.02, kadar
Selain itu kebersihan harus terjaga seperti pencucian Mn p=0.01,dan bakteriologis E.coli dengan nilai
tandon setiap kali akan diisi atau maksimal 1x seminggu. p=0.001,seperti pada tabel.3. Kelengkapan dan kualitas
Apabila air mengandung Fe dan mengendap lama serta alat sangat besar pengaruhnya terhadap kualitas amiu
terpapar sinar matahari, dapat menimbulkan baudan rasa seperti filterisasi (sand filter, carbon filter dan micro filter)
tidak enak, berubah warna menjadi kekuning-kuningan. alat desinfektan berupa ozon dan UV, alat penyaluran air
Selain itudapat merangsang pertumbuhan lumut air harus bersih dan aman dari kontaminasi logam maupun
sebagai tempat berkembang biaknya berbagai kuman.3,4) bakteri. Selain itu fungsi alat seperti UV, harus berfungsi
Tabel 4. Hubungan Kondisi Pengolahan dengan Kadar Fe, Mn dan Kualitas BakteriologisE.colipada AMIU di
Kota Pekalongan , 2013.
Kadar logam Fe Kadar logam Mn Kualitas E.coli
Kondisi pengolahan MS TMS Total MS TMS Total MS TMS Total
Baik 15 1 16 15 1 16 15 1 16
% 94 6 100 94 6 100 94 6 100
sedang 3 3 6 4 2 6 5 1 6
% 25 75 100 66 34 100 83 17 100
kurang 7 6 13 6 7 13 2 11 13
% 54 46 100 46 54 100 15 85 100
Total 25 10 35 25 10 35 22 13 35
71 29 100 71 29 100 63 37 100
Pearson Chi SquareFe. P = 0.02Mn p = 0.01 E.coli p = 0.001
MS = memenuhi syarat
TMS = tidak memenuhi syarat.
Tabel 5. Hubungan Kondisi Sanitasi dengan Kadar Fe, Mndan Kualitas BakteriologisE.coli pada AMIU di Kota
Pekalongan, 2013.
Kadar logam Fe Kadar logam Mn Kualitas E.coli
Kondisi Sanitasi MS TMS Total MS TMS Total MS TMS Total
Baik 16 1 17 17 0 17 17 0 17
% 94 6 100 100 0 100 100 0 100
Sedang 1 2 3 1 2 3 1 2 3
% 33 67 100 33 67 100 33 67 100
Kurang 8 7 15 7 8 15 4 11 15
% 53 4 100 47 53 100 27 73 100
Total 25 10 35 25 10 35 22 13 35
71 29 100 71 29 100 63 37 100
Pearson Chi SquareFe. p=0.01,Mn. p=0.001E.Coli p=0.001
MS = memenuhi syarat.
TMS = tidak memenuhi syarat.
78
Efektivitas Unit Pengolahan Air di Depot Air Minum Isi Ulang
dengan baik dan sesuai dengan kapasitas produksi yaitu Pada proses pengolahan sangat dipengaruhi oleh
untuk produksi 2000 l/hr membutuhkan daya UV 30 W, kemampuan pekerja dalam mengoperasionalkan alat,
untuk 4000 l/hr membutuhkan daya UV 40 W. Hasil kelengkapan dan kualitas alat seperti :
penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan 1. Filterisasi terdiri dari Sand Filter berisi pasir butir-
Supriyono Asfawi 2004 di Kota Semarang, meyimpulkan butir Silika (SiO2) minimal 95%, yang berfungsi
bahwa tidakada hubungan yang bermakna antara sebagai penyaring partikel kasar. Pada tabung ini
peralatan dengan kualitas amiu yaitu p=0.4 dengan CC= juga terjadi proses oksidasi yang dapat merubah Fe
178. Hal ini menunjukkan bahwa kualitas amiu dipengaruhi bebas menjadi Fe (OH)3, merubah senyawa Mn
oleh kelengkapan, kualitas alat. 12) valensi 2 menjadi Mn valensi lebih besar sehingga
tidak larut dalam air, selanjutnya dapat mengendap
c. Uji hubungan antara proses pengolahan air minum atau tersedimentasi. Carbon Filter berisi karbon aktif
dengan kadar Fe, Mn, dan bakteriologis E.coli, pada yang berfungs i menyerap bau, rasa, warna,sisa
AMIU. khlor, bahan organik maupun anorganik atau bahan
Hasil uji statistik menunjukkan ada hubungan yang polutan lainnya, dengan daya serap minimal dapat
bermakna antara proses pengolahan dengan penurunan mencapai 75% dari keseluruhan kontaminasi. Mikro
kadar Fedengan nilai p=0.02, kadar Mn dengan nilai filter berfungsi menyaring partikel yang lebih halus,
p=0.01, dan bakteriologis E.coli dengan nilai p=0.001 sehingga semakin memperkecil angka kuman yang
seperti pada tabel 4. terkandung dalam air.3,5)
Tabel 6. Hubungan Kepatuhan Pekerja terhadap SOP dengan Kadar Fe,Mn dan BakteriologisE.coli pada AMIU
di Kota Pekalongan, 2013.
Kadar logam Fe Kadar logam Mn Kualitas E.coli
Kondisi Kepatuhan MS TMS Total MS TMS Total MS TMS Total
Baik 14 0 14 14 0 14 14 0 14
% 100 0 100 100 0 100 100 0 100
Sedang 9 7 16 9 7 16 7 9 16
% 56 44 100 56 44 100 44 56 100
Kurang 2 3 5 2 3 5 1 4 5
% 40 60 100 40 60 100 20 80 100
Total 25 10 35 25 10 35 22 13 35
71 29 100 71 29 100 63 37 100
Pearson Chi Square Fe. p=0.02Mn. p=0.01, E.coli p=0.001
MS = memenuhi syarat.
TMS = tidak memenuhi syarat.
Tabel 7. PerbedaanKadar Fe, Mn, dan KualitasBakteriologi E.coli pada Air Baku dan AMIU di Kota Pekalongan,
2013.
Defferences
No Katagori Mean Std.Deviation df Sig.(2-tailed)
lower upper
1. Fe air baku -371 0.490 34 0,00 -540 -203
Fe AMIU
2. Mn air baku -257 0.443 41 0,02 -409 -105
Mn AMIU
3. Ecoli air Baku -371 0.490 34 0,00 -540 -203
Ecoli Amiu
Tabel 8. Hasil analisis McNemar antara Air Baku dan AMIU di Kota Pekalongan
Air Baku Fe Air minum Mn Air minum E.coli Air minum
Fe, Mn, E.coli TMS MS TMS MS TMS MS
TMS 10 13 10 13 10 13
MS 0 12 0 12 0 12
Exsact signifikan: Fe, p = 0,00 Mn,p = 0.,4E.colip = 0,00
MS = memenuhi syarat
TMS = tidak memenuhi syarat.
79
Rosmiati Saleh, Onny Setiani, Nurjazuli.
2. Alat desinfektan seperti Ozon yang berfungsi terhadap kesehatan, terutama sanitasi makanan dan
merusak sel-sel kuman menjadi rusak atau mati. Daya minuman. Oleh sebab itu, persyaratan yang tertera dalam
rusak ozon terhadap mahluk mikro tergantung dari pedoman pengawasan higiene sanitasi depot amiu harus
daya larut ozon dalam air. Kadar ozon pada tangki terjaga, seperti lingkungan harus jauh dari pembuangan
pencampur minimal 2 ppm dan residu ozon saat sampah, tidak terdapat genangan air, karena hal tersebut
setelah pengisian berkisar antara 0,0 – 0,4 ppm. merupakan media berkembang biaknya berbagai bibit
Karena ozon cukup berbahaya bagi tubuh manusia, penyakit termasuk bakteri E. coli, sebagai penyebab
maka setelah dilakukan ozonasi, air dialirkan penyakit diare. Penelitian ini sejalan dengan penelitian
melewati UV untuk mengurainya kembali menjadi Sulistiyani, Liana Wati, 2011 di Kelurahan Tembalang
oksigen yang terlarut dalam air. Apabila proses bahwa ada hubungan kondisi sanitasi dengan
ozonasi berfungsi maksimal, kadar Fe, Mn maupun keberadaan bakteri pada amiu dengan p=0.026 dengan
bakteri E.coli, dapat diminimalisir bahkan dapat kekuatan korelasi 0-7.727. Semakin baik kondisi sanitasi
dihilangkan.UVA dengan panjang gelombang 200- DAMIU semakin berkualitas air hasil olahan.14)
290 nm atau 30 W berfungsi menembus dinding sel
mikroorganisme, sehingga dapat merusak mahluk e. Uji hubungan antara kepatuhan pekerja terhadap
hidup mikro.3,5) Penelitian ini ditunjang dengan SOP dengan kadar logam berupa Fe, Mn, dan
penelitian Ridwan, Dwi 2007, bahwa kombinasi bakteriologis yaitu E.coli pada AMIU.
pasir-zeolit mampu menurunkan kadar Fe sebesar Hasil uji statistik pada tabel 6 dibawah ini,
0.007 mg/l, kombinasi pasir-karbon aktif sebesar 0.08 menunjukkan ada hubungan bermakna antara kepatuhan
mg/l, kombinasi zeolit-karbon 0.10 mg/l. Penelitian pekerja terhadap SOP dengan kadar Fe dengan nilai
oleh Ridwan dkk, 2006 menyatakan bahwa p=0.001, kadar Mn p=0.001, bakteriologis E.colidengan
kombinasi filter pasir-zeolit, pasir karbon aktif dan nilai p=0.001. Standar Operasional Prosedur (SOP)pada
zeolit karbon aktif bisa membuang Mn masing- setiap kegiatan sangat dibutuhkan termasuk kepada
masing sebesar 0.83 mg/l, 0.87 mg/l, dan 1.06 mg/l. pengusaha DAMIU, untuk dijadikan suatu pedoman
Dengan efektifitas kombinasi filter pasir zeolit atau acuan bagi pekerjasehingga dapat bekerja maksimal
sebesar 48,13%, efektifitas pasir-karbon sebesar dan terarah. Kepatuhan pekerja sangat menentukan hasil
45.56%. dan efektifitas zeolit karbon aktif 45.42%, produksi amiu yang dihasilkan yaitu memenuhi syarat
ketiga cara kombinasi filter tersebut tidak berbeda atau tidak. Air minum yang MS, akan berdampak positif
secara signifikan.13 terhadap masyarakat konsumen yaitu dapat terhindar dari
salah satu penyakit yang disebabkan oleh air, seperti
d. Uji hubungan antara kondisi sanitasi dengan penyakit diare. Hal ini perlu mendapat perhatian dari
kadar logam berupa Fe, Mn, dan bakteriologis semua pihak terutama Dinas Kesehatan, dan tidak kalah
E.coli pada AMIU. penting adalah kesadaran dari pekerja dan pengusaha
Hasil uji statistik menunjukkan ada hubungan yang DAMIU itu sendiri, serta partisipasi masyarakat yang
bermakna antara kondisi sanitasi dengan kadar Fedengan mengkonsumsi air minum isi ulang
nilai p=0.01, kadar Mn dengan nilai p= 0.001dan Dari 5 variabel yang signifikan, selanjutnya
bakteriologis E.coli dengan nilai p=0.00. Lebih jelasnya dilakukan uji regresi logistik,dan diperoleh hasil 1
dapat dilihat pada tabel 5. Kondisi sanitasi merupakan variabelyang menunjukkan ada hubungan yang signfikan
salah satu faktor yang sangat besar pengaruhnya yaitu kondisi air baku dengan penurunan bakteriologis
Tabel 6. Perbedaan Kadar Fe, Mn dan Kualitas Bakteriologi E.coliberdasarkan Kelompok AlatpadaAMIU di Kota
Pekalongan, 2013.
80
Efektivitas Unit Pengolahan Air di Depot Air Minum Isi Ulang
81