Hubungan Pengetahuan Gizi, Tingkat Kecukupan Zat Gizi, Dan Aktivitas Fisik Dengan Status Gizi Pada Guru SMP

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 8

Hubungan pengetahuan gizi, tingkat kecukupan zat gizi, dan aktivitas fisik …

Hubungan pengetahuan gizi, tingkat kecukupan zat gizi, dan aktivitas fisik
dengan status gizi pada guru SMP
Dinah Soraya*, Dadang Sukandar, Tiurma Sinaga

ABSTRACT

Background: The quality of human resources is a major factor necessary for the successful implementation of national
development. Teachers have a very important role in the development of human resources in the field of education. Empirical
evidence indicates quality of human resources determined from good nutritional status, and this is determined by nutritional
knowledge, the amount of food intake consumed and the physical activity of a person.
Objective: The aim of this study was to analyze the relationship between nutritional knowledge, nutritional adequacy level, and
physical activity with nutritional status of teacher in SMPN 1 Dramaga Bogor.
Methods: The research design used was cross sectional with total of 35 subjects. The data collected consist of data individual
and family characteristic, nutritional status, food consumption, physical activity, fitness index, sporting habit, nutritional
knowledge and general description of the school. The method of this research is most of the subjects (74.3%) is women with
average age classified into middle adult to last adult.
Result: Most of the subjects (68.6%) was government employee with average working time was 6 to 8 hours. Most of the subjects
have nutritional status obesity chategorized (51.4%). Energy consumption level was classified as medium deficits, protein was
low deficits, fats excessive and carbohydrates sufficient. The average level of physical activity on the weekend clasified low,
whereas on the weekday classified medium. Most subjects have very low levels of fitness (71.4%) and their knowledge of nutrition
was sufficient (74.3%).
Conclusion: There was a significant possitive correlation between work time (p=0.023, r=0.384) and sporting habit with BMI
(p=0.011, r=0.504).

Keywords: fitness level; nutritional adequacy level; nutritional knowledge; physical activity; teacher

ABSTRAK

Latar belakang: Kualitas sumber daya manusia merupakan faktor utama yang diperlukan untuk keberhasilan pelaksanaan
pembangunan nasional. Guru memiliki peran yang sangat penting dalam pengembangan sumberdaya manusia di bidang
pendidikan. Bukti empiris menunjukkan bahwa kualitas sumber daya manusia dapat ditentukan oleh status gizi yang baik, dan
status gizi yang baik ditentukan oleh pengetahuan gizi, jumlah asupan pangan yang dikonsumsi dan aktivitas fisik seseorang.
Tujuan: Menganalisis hubungan pengetahuan gizi, tingkat kecukupan zat gizi, dan aktivitas fisik dengan status gizi guru Sekolah
Menengah Pertama (SMP) Negeri 1 Dramaga Bogor.
Metode: Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional dengan jumlah subjek 35 orang. Data yang dikumpulkan
berupa data karakteristik individu dan keluarga, status gizi, konsumsi pangan, aktivitas fisik, tingkat kebugaran, kebiasaan
olahraga, pengetahuan gizi dan gambaran umum sekolah. Metode yang digunakan dalam pengambilan subjek adalah metode
sampling jenuh (sensus).
Hasil: Sebagian besar subjek (74,3%) adalah perempuan dengan rata-rata usia tergolong dewasa tengah hingga dewasa akhir.
Sebagian besar subjek (68,6%) berstatus sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS), jam kerja rata-rata 6 hingga 8 jam. Sebagian
besar subjek memiliki status gizi obesitas (51,4%). Tingkat konsumsi energi tergolong defisit sedang, protein defisit ringan,
lemak lebih, dan karbohidrat cukup. Rata-rata tingkat aktivitas fisik subjek pada hari libur ringan dan hari sekolah sedang.
Sebagian besar subjek memiliki tingkat kebugaran yang sangat kurang (71,4%) dan pengetahuan gizi cukup (74,3%).
Simpulan: Terdapat hubungan positif antara jam kerja dengan Indeks Massa Tubuh (IMT) (p=0,023, r=0,384) dan kebiasaan
olahraga dengan IMT (p=0,011, r=0,504).

Kata kunci: aktivitas fisik; guru; tingkat kecukupan zat gizi; tingkat kebugaran; pengetahuan gizi

PENDAHULUAN untuk keberhasilan pelaksanaan pembangunan


nasional. Sumber daya manusia yang berkualitas yaitu
Tujuan utama pembangunan nasional adalah individu yang memiliki fisik yang tangguh, mental
peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang kuat, kesehatan yang prima, serta cerdas. Bukti
yang dilakukan secara berkelanjutan. Kualitas sumber empiris menunjukkan bahwa hal ini sangat ditentukan
daya manusia merupakan faktor utama yang diperlukan oleh status gizi yang baik. Guru mempunyai peranan
yang sangat penting dalam pengembangan sumber
Program Studi Ilmu Gizi, Fakultas Ekologi Manusia, daya manusia di bidang pendidikan. Sumber daya
Institut Pertanian Bogor. Jl. Lingkar Kampus IPB manusia yang baik dapat mendukung institusi
Dramaga, Bogor, 16680, Indonesia;
* pendidikan untuk berkembang secara optimal
Korespondensi: Email: [email protected]

Indonesia (The
Copyright © 2017; Jurnal Gizi Indonesia, 6 (1),Indonesian Journal
2017; e-ISSN: of Nutrition),
2338-3119, 6 (1),
p-ISSN: 2017
1858-4942 29
e-ISSN : 2338-3119, p-ISSN: 1858-4942
Dinah Soraya, Dadang Sukandar, Tiurma Sinaga

sebagaimana yang diharapkan. Guru memegang tugas Dramaga Kabupaten Bogor perlu dilakukan untuk
ganda yaitu sebagai pengajar dan pendidik dan memperkuat hasil-hasil penelitian sebelumnya yang
memiliki tanggung jawab sebagai tenaga profesional. melibatkan guru.
Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab tersebut
membutuhkan status gizi yang baik dari seorang guru. BAHAN DAN METODE
Status gizi dipengaruhi oleh konsumsi pangan
dan aktivitas fisik dari seseorang. Konsumsi pangan Desain penelitian ini adalah cross sectional
merupakan faktor utama dalam memenuhi kebutuhan study yang dilakukan pada bulan Maret 2017 di SMP
zat gizi di dalam tubuh. Zat gizi berfungsi sebagai Negeri 1 Dramaga Kecamatan Dramaga, Kabupaten
sumber tenaga bagi tubuh, mengatur proses Bogor, Jawa Barat dengan total subjek penelitian
metabolisme dalam tubuh, memperbaiki jaringan tubuh sebanyak 35 orang guru. Variabel yang diteliti meliputi
serta pertumbuhan. Pemilihan bahan pangan dan pengetahuan gizi, tingkat kecukupan zat gizi, dan
penentuan jumlah makanan yang dikonsumsi aktivitas fisik guru. Data karakteristik subjek
dipengaruhi oleh pengetahuan gizi. Pengetahuan gizi dikumpulkan melalui pengisian kuesioner. Data status
merupakan aspek kognitif yang menunjukkan gizi diperoleh dengan menghitung nilai IMT yang
pemahaman tentang ilmu gizi, jenis zat gizi, serta didapat dengan mengukur berat badan dan tinggi badan
interaksinya terhadap status gizi dan kesehatan. subjek secara langsung. Data pengetahuan gizi
Pengetahuan tentang gizi merupakan salah satu hal diperoleh melalui kuesioner. Data tingkat kecukupan
yang mempengaruhi status gizi secara tidak langsung energi dan zat gizi diperoleh melalui data konsumsi
dan merupakan landasan dalam menentukan konsumsi pangan yang didapatkan menggunakan foodrecall 2x24
makanan.1 jam yang dilakukan pada hari sekolah dan hari libur.
Selain konsumsi pangan, aktivitas fisik juga Data aktivitas fisik diperoleh melalui recall aktivitas
memiliki peranan penting dalam mencapai SDM yang fisik 2x24 jam yang dilakukan pada hari sekolah dan
berkualitas. Aktivitas fisik merupakan gerakan tubuh hari libur. Data kebiasaan olahraga dikumpulkan
yang dihasilkan oleh otot rangka dan memerlukan melalui pengisian kuesioner. Data tingkat kebugaran
pengeluaran energi. Kurang aktivitas fisik merupakan diperoleh melalui uji naik turun bangku menggunakan
faktor risiko terkemuka keempat kematian global yang modifikasi dari metode Harvard Step Test.
menyebabkan sekitar 3,2 juta kematian.2 Secara global Analisis data diawali dengan melakukan uji
sebagian besar kematian disebabkan oleh tekanan normalitas Kolmogorov smirnov pada seluruh variabel.
darah tinggi (13%), penggunaan tembakau (9%), dan Hasil uji normalitas Kolmogorov smirnov
kadar glukosa darah yang tinggi (6%) disertai oleh menunjukkan bahwa seluruh data variabel yang diuji
aktivitas fisik yang kurang. Proporsi aktivitas fisik tidak terdistribusi normal (p<0,05). Analisis data yang
tergolong kurang aktif secara umum di Indonesia digunakan untuk data yang tidak terdistribusi normal
sebesar 26,1%. Di Jawa Barat sebesar 20,5% individu adalah Spearman test (uji hubungan) dan Mann
tergolong kurang aktif.3 Penurunan aktivitas fisik Whitney U (uji beda).
disebabkan karena banyaknya waktu luang dan
perilaku menetap pada pekerjaan dan di rumah.Tingkat HASIL
aktivitas fisik yang rendah juga disebabkan oleh
peningkatan penggunaan alat transportasi. Salah satu Karakteristik Individu
indikator untuk menentukan tingkat aktivitas fisik Subjek merupakan seluruh guru yang mengajar
seseorang adalah dengan melihat tingkat kebugaran di SMP Negeri 1 Dramaga dan memenuhi kriteria
jasmani. Kebugaran yang dimiliki seseorang akan inklusi. Sebagian besar subjek (74,3%) berjenis
memberikan pengaruh terhadap kinerja seseorang dan kelamin perempuan dan berada dalam kategori dewasa
juga akan memberikan dukungan yang positif terhadap tengah (40%) dan dewasa akhir (48,6%). Usia subjek
produktivitas kerja dan memengaruhi kualitas fisik berkisar antara 25 hingga 58 tahun dengan rata-rata
manusia.4 usia 46,3±10 tahun. Sebagian besar subjek (77,1%)
Sebuah penelitian yang melibatkan guru di memiliki status sudah menikah. Sebagian besar
Semarang menyebutkan bahwa 80,4% memiliki IMT subjek (68,6%) memiliki status kepegawaian sebagai
≥25 kg/m2.5 Penelitian lain di Medan juga menyebutkan Pegawai Negeri Sipil (PNS). Sebagian besar subjek
bahwa 48,1% guru masuk dalam kategori gemuk.6 (80%) memiliki jam kerja selama 6-8 jam perhari.
Obesitas pada dewasa yang diduga penyebabnya akibat Sebagian besar subjek (57,1%) memiliki masa kerja
perubahan gaya hidup, pola makan dan kurangnya >20 tahun, sebanyak 28,6% subjek memiliki masa
aktivitas fisik memicu terjadinya penyakit degeneratif.7 kerja ≤10 tahun, dan 14,3% subjek memiliki masa
Penelitian untuk mengetahui hubungan antara kerja 11-20 tahun.
pengetahuan gizi, tingkat kecukupan zat gizi, dan
aktivitas fisik dengan status gizi guru di SMP Negeri 1

30 Copyright © 2017;
Copyright Jurnal
© 2017; GiziGizi
Jurnal Indonesia, 6 (1),
Indonesia (The2017; e-ISSNJournal
Indonesian : 2338-3119, p-ISSN:61858-4942
of Nutrition), (1), 2017
e-ISSN : 2338-3119, p-ISSN: 1858-4942
Hubungan pengetahuan gizi, tingkat kecukupan zat gizi, dan aktivitas fisik …

Karakteristik Keluarga mencegah terjadinya penyakit. Sebaliknya bila zat gizi


Sebagian besar pendapatan perkapita subjek dikonsumsi dalam jumlah terlalu banyak atau sedikit,
tergolong tidak miskin (97%) dengan rata-rata maka tubuh akan beradaptasi untuk mencapai keadaan
pendapatan sebesar Rp 8.084.571,4. Sebagian besar homeostatik sehingga fungsi fisiologis dapat
subjek (60%) memiliki ukuran keluarga kecil (≤ 4 terganggu.7 Sebaran subjek berdasarkan status gizi
orang) dengan rata-rata 3,8±2,1. dapat dilihat pada Gambar 1.
Lebih dari separuh subjek (51,4%) memiliki
Status Gizi status gizi obesitas dengan 31,4% subjek termasuk
Status gizi merupakan keadaan tubuh sebagai kedalam obesitas tingkat I dan 20% subjek termasuk
akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat gizi.7 kategori obesitas tingkat II. Sebanyak 20% subjek
Apabila zat gizi dikonsumsi dalam jumlah yang cukup memiliki status gizi overweight. Subjek yang memiliki
maka kesehatan dapat terjaga, mampu melakukan status gizi normal sebanyak 22,9% dan sisanya (5,7%)
aktivitas fisik dengan optimal, dan membantu memiliki status gizi kurus.

35%
31,4%
30%

25% 22,9%
20,0%
20,0%
20%

15%

10%
5,7%
5%

0%
Underweight Normal Overweight Obese I Obese II

Gambar 1. Karakterisitik Subjek Berdasarkan Status Gizi

Pengetahuan Gizi sudah cukup banyak yang menjawab dengan cukup


Perilaku yang didasari pengetahuan akan benar. Terdapat satu pertanyaan yang dijawab dengan
bertahan lebih lama. Oleh sebab itu penting bagi subjek benar oleh semua subjek (100%) yaitu pertanyaan
yang memiliki peran ganda sebagai tenaga pendidik di mengenai fungsi dari zat gizi karbohidrat. Pertanyaan
sekolah dan orang tua di rumah untuk memiliki yang paling banyak dijawab secara benar oleh subjek
pengetahuan gizi yang baik agar dapat memberikan adalah pertanyaan mengenai contoh makanan sumber
contoh yang baik dalam kehidupan sehari-hari. energi (88,6%), akibat dari mengonsumsi makanan
Pengetahuan gizi dikategorikan menjadi kurang, sumber energi yang melebihi kebutuhan secara terus
sedang dan baik berdasarkan total jawaban benar yang menerus (88,6%), contoh makanan sumber protein
dijawab oleh subjek. Sebaran subjek berdasarkan (91,4%), akibat dari konsumsi lemak dan minyak
pengetahuan gizi disajikan dalam Tabel 1. secara berlebih (94,3%), tanda terjadinya obesitas
sentral (85,7%), dan bahaya dari kegemukan (86%).
Tabel 1. Karakteristik Subjek Berdasarkan Pertanyaan yang belum bisa dijawab dengan
Pengetahuan Gizi benar oleh sebagian besar subjek dengan persentase di
Pengetahuan gizi n % bawah 60% yaitu pertanyaan mengenai jumlah pilar
Kurang 6 17,1 yang terdapat dalam pedoman gizi seimbang (22,9%),
Cukup 26 74,3 isi pesan dasar yang terdapat dalam pedoman gizi
Baik 3 8,6 seimbang (34,3%), akibat kelebihan asupan protein
Total 35 100,0 pada saat dewasa (37,1%), sumber makanan
karbohidrat kompleks (31,4%), fungsi vitamin dan
Tabel 1 menjelaskan mengenai sebaran subjek mineral (45,7%), jumlah porsi makanan pokok
berdasarkan kategori pengetahuan gizi. Sebagian besar (karbohidrat) yang dianjurkan untuk dikonsumsi dalam
subjek memiliki pengetahuan gizi kategori cukup sehari (14,3%), dan makanan sumber karbohidrat
(74,3%). Dari 20 pertanyaan mengenai pengetahuan kompleks (31,4%).
gizi yang diajukan kepada subjek, persentase subjek

Indonesia (The
Copyright © 2017; Jurnal Gizi Indonesia, 6 (1),Indonesian Journal
2017; e-ISSN: of Nutrition),
2338-3119, 6 (1),
p-ISSN: 2017
1858-4942 31
e-ISSN : 2338-3119, p-ISSN: 1858-4942
Dinah Soraya, Dadang Sukandar, Tiurma Sinaga

Tingkat Kecukupan Energi dan Zat Gizi recall 2x24 jam dengan kebutuhan gizi setiap subjek.
Tingkat kecukupan energi dan zat gizi Rata-rata konsumsi dan tingkat kecukupan energi dan
diperoleh dengan cara membandingkan asupan energi zat gizi makro disajikan pada Tabel 2.
dan zat gizi dari pangan yang dikonsumsi melalui food

Tabel 2. Rata-Rata Asupan dan Tingkat Kecukupan Energi dan Zat Gizi Makro
Energi dan Zat Gizi Rata-rata AKG Rata-rata konsumsi Rata-rata tingkat kecukupan
Energi (kkal) 2133 ± 299,0 1646 ± 443,0 77±17,0
Protein (g) 58,2 ± 4,5 51,1 ± 18,9 88±32,0
Lemak (g) 60,9 ± 10,2 61,9 ± 12,1 35 ± 9,0
Karbohidrat (g) 316,7 ± 42,9 220 ± 18,9 53 ± 12,0

Penilaian tingkat kecukupan energi dan zat gizi (Angka Kecukupan Gizi).Berikut Tabel 3 merupakan
memerlukan standar kecukupan yang dianjurkan untuk sebaran subjek berdasarkan tingkat kecukupan energi
populasi yang diteliti. Rujukan standar yang digunakan dan protein.
di Indonesia adalah dengan menggunakan AKG

Tabel 3. Karakteristik Subjek Berdasarkan Tingkat Kecukupan Energi dan Protein


Tingkat Defisit berat Defisit sedang Defisit ringan Normal Lebih
Kecukupan n % n % n % n % n %
Energi 10 28,6 7 20 9 25,7 9 25,7 0 0,0
Protein 7 20 7 20 8 22,9 10 28,6 3 8,6

Tingkat kecukupan energi dan protein subjek memiliki tingkat konsumsi energi normal hanya 25,7%.
dibagi menjadi lima kategori, yaitu defisit berat, defisit Tingkat kecukupan protein subjek bervariasi dari
sedang, defisit ringan, normal, dan lebih. Tabel 4 kategori defisit tingkat berat hingga lebih. Berikut
diketahui bahwa lebih dari separuh subjek (74,3%) Tabel 4 merupakan sebaran subjek berdasarkan tingkat
memiliki tingkat kecukupan energi defisit (tingkat kecukupan lemak dan karbohidrat.
berat, tingkat sedang, dan tingkat ringan). Subjek yang

Tabel 4. Karakteristik Subjek Berdasarkan Tingkat Kecukupan Lemak dan Karbohidrat


Kurang Cukup Lebih
Tingkat Kecukupan n % n % n %
Lemak 0 0,0 11 31,4 24 68,6
Karbohidrat 14 40,0 19 54,3 2 5,7

Lebih dari separuh subjek (68,6%) memiliki Recall aktivitas fisik juga dilakukan pada hari
tingkat kecukupan lemak kategori lebih dan sebagian libur. Aktivitas fisik subjek pada hari libur dibagi
besar subjek (54,3%) memiliki tingkat kecukupan menjadi empatkategori yaitu sangat ringan, ringan,
karbohidrat kategori cukup. sedang dan berat.Sebaran subjek berdasarkan aktivitas
fisik hari libur disajikan pada Gambar 3.
Aktivitas Fisik Aktivitas fisik sebagian besar subjek (51,4%)
Aktivitas fisik subjek pada hari sekolah dibagi tergolong kedalam aktivitas sedang, sebanyak 34,3%
menjadi tiga kategori yaitu sangat ringan, dan tergolong kedalam aktivitas ringan, dan sisanya
sedang.Sebaran subjek berdasarkan aktivitas pada hari tergolong kedalam aktivitas berat (6%), dan sangat
sekolah dapat dilihat pada Gambar 2. ringan (8,6%). Subjek menghabiskan waktu pada hari
Lebih dari separuh subjek ketika hari sekolah libur rata-rata untuk tidur 7,1 jam/hari, melakukan
memiliki tingkat aktivitas fisik ringan (71,4%). Hal ini kegiatan rumah tangga 6,6 jam/hari, dan bersantai 2,7
diduga karena sebagian besar jenis kegiatan yang jam/hari. Aktivitas fisik subjek dikelompokkan
dilakukan oleh subjek di sekolah tergolong kedalam berdasarkan jenis aktivitas fisik. Tabel 5 menunjukkan
aktivitas ringan (sedentary). Berdasarkan data recall penyebaran data aktivitas fisik berdasarkan alokasi
aktivitas fisik pada hari sekolah, sebagian besar waktu yang digunakan pada hari libur dan hari sekolah.
waktusubjek pada hari sekolah banyak digunakan
untuk mengajar dan duduk untuk mengoreksi tugas
siswa.

32 Copyright © 2017;
Copyright Jurnal
© 2017; GiziGizi
Jurnal Indonesia, 6 (1),
Indonesia (The2017; e-ISSNJournal
Indonesian : 2338-3119, p-ISSN:61858-4942
of Nutrition), (1), 2017
e-ISSN : 2338-3119, p-ISSN: 1858-4942
Hubungan pengetahuan gizi, tingkat kecukupan zat gizi, dan aktivitas fisik …

80% 60%
71,4%
51,4%
70%
50%
60%
40% 34,3%
50%
40% 30%
30% 22,9% 20%
20% 8,6%
10% 5,7%
10% 5,7%
0% 0%
Sangat ringan Ringan Sedang Sangat ringan Ringan Sedang Berat

Gambar 2. Karakteristik Subjek Berdasarkan Aktivitas Gambar 3. Karakteristik Subjek Berdasarkan Aktivitas
Fisik Hari Sekolah Fisik Hari Libur

Tabel 5. Alokasi Waktu yang Digunakan Subjek pada Hari Libur dan Sekolah
Kategori aktivitas fisik Alokasi waktu subjek/hari (%)
Hari sekolah Hari libur
Ringan (duduk, berbaring, berdiri, berjalan sekitar, menonton tv, menulis, 71,2% 36,9%
membaca, ngobrol)
Sedang (menyuci pakaian, menjemur pakaian, menyapu rumah, menyapu 20,4% 51,5%
halaman, mengepel, mengurus anak, belanja, memasak)
Berat (beternak, berkebun, aktivitas olahraga seperti berenang, bersepeda, 8,4% 11,6%
badminton, jogging)

Sebagian besar subjek memiliki aktivitas fisik Tabel 6 menunjukkan tidak semua subjek yang
pada hari sekolah termasuk ke dalam kategori ringan menjadi subjek dalam penelitian ini melakukan
dan pada hari libur tergolong sedang. Hasil penelitian olahraga setiap minggunya. Terdapat 20 orang subjek
menunjukan rata-rata physical activity level (PAL) (57,2%) yang melakukan kegiatan olahraga setiap
subjek yaitu 1,5±0,1 untuk hari sekolah dan 1,7±0,2 minggu dan sisanya sebanyak 15 orang subjek atau
untuk hari libur. Hasil ini sesuai dengan hasil uji beda hampir dari setengah total subjek penelitian (42,9%)
Mann-Whitney terdapat perbedaan (p<0,05) antara tidak rutin melakukan kegiatan olahraga setiap minggu.
tingkat aktivitas fisik hari libur dengan tingkat aktivitas Sebagian besar subjek (48,6%) yang
fisik hari sekolah. melakukan kegiatan olahraga setiap minggu
melakukan kegiatan olahraga 1-2 kali setiap minggu
Kebiasaan Olahraga yaitu setiap weekend. Hal ini dikarenakan pada hari
Kebiasaan olahraga subjek diamati dalam weekend subjek dalam kondisi tidak bekerja sehingga
periode waktu seminggu. Sebaran subjek berdasarkan waktu tersebut dapat digunakan untuk berolahraga.
kebiasaan olahraga dapat dilihat pada Tabel 6. Durasi olahraga pada sebagian besar subjek (48,6%)
dilakukan selama 30 hingga 60 menit dan sisanya
Tabel 6. Karakteristik Subjek Berdasarkan Kebiasaan sebanyak 8,6% subjek memiliki durasi olahraga lebih
Olahraga dari satu jam. Durasi olahraga dikatakan baik jika total
Kebiasaan Olahraga n % durasi olahraga yang dicapai adalah 30 hingga 60
Frekuensi olahraga (per minggu) menit.8 Hal ini menunjukkan bahwa durasi olahraga
< 1 kali 15 42,9 yang dilakukan sebagian besar subjek dikatakan baik.
1-2 kali 17 48,6 Jenis olahraga yang dilakukan oleh masing-
≥ 3 kali 3 8,6 masing subjek bervariasi. Dari 20 orang subjek yang
Total 35 100,0 melakukan olahraga setiap minggunya sebanyak 6
Durasi olahraga orang (17,1%) memilih untuk melakukan jalan pagi.
<0 menit 15 42,9 Proporsi yang sama sebesar 8,6% untuk jenis olahraga
30 - 60 menit 17 48,6 bersepeda, badminton, renang, dan senam. Sedangkan
>1 jam 3 8,6 terdapat 2 orang (5,7%) yang melakukan jogging.
Total 35 100,0

Indonesia (The
Copyright © 2017; Jurnal Gizi Indonesia, 6 (1),Indonesian Journal
2017; e-ISSN: of Nutrition),
2338-3119, 6 (1),
p-ISSN: 2017
1858-4942 33
e-ISSN : 2338-3119, p-ISSN: 1858-4942
Dinah Soraya, Dadang Sukandar, Tiurma Sinaga

Tingkat Kebugaran kemungkinan dapat disebabkan oleh jumlah subjek


Kebugaran jasmani adalah kemampuan tubuh yang terlalu sedikit dan tingkat kecukupan subjek
untuk melakukan kegiatan sehari-hari tanpa cenderung homogen (sebagian besar subjek memiliki
menimbulkan kelelahan yang berarti.9 Sebaran subjek tingkat kecukupan energi, protein dan karbohidrat yang
berdasarkan tingkat kebugaran dapat dilihat pada tergolong defisit).
Gambar 4. Konsumsi pangan pada penelitian ini tidak
Tingkat kebugaran sebagian besar subjek mencerminkan keseluruhan gambaran status gizi saat
dikategorikan kurang sekali yaitu 71,4% dan 20% ini secara langsung. Hal ini disebabkan karena status
dengan kategori kurang. Subjek dengan tingkat gizi merupakan akibat dari konsumsi pangan
kebugaran sedang hanya sekitar 8,6% dan tidak ada sebelumnya serta penyakit infeksi yang dideritanya.
satu pun subjek yang memiliki tingkat kebugaran baik Konsumsi pangan hanya gambaran bukti sementara
dan baik sekali. dari tingkat kecukupan seseorang dan merupakan
80% konsumsi pada saat diteliti.10
71,4%
70% Aktivitas Fisik
60% Aktivitas fisik merupakan gerakan tubuh yang
dihasilkan oleh otot rangka dan membutuhkan energi.2
50% Aktivitas fisik terdiri dari aktivitas selama bekerja,
40% waktu senggang dan aktifias sehari-hari. Sedangkan
latihan fisik adalah aktivitas fisik yang direncanakan
30%
20,0% dan dilakukan dengan terstruktur.4 Aktivitas fisik pada
20% umumnya dibagi menjadi tiga golongan yaitu ringan,
8,6% sedang dan berat. Aktivitas fisik ringan adalah segala
10%
sesuatu yang berhubungan dengan menggerakkan
0% tubuh, aktivitas fisik sedang adalah pergerakan tubuh
Kurang sekali Kurang Sedang yang menyebabkan pengeluaran tenaga cukup besar,
dengan kata lain adalah bergerak yang menyebabkan
Gambar 4. Karakteristik Subjek Berdasarkan Tingkat nafas sedikit lebih cepat dari biasanya, sedangkan
Kebugaran aktivitas fisik berat adalah pergerakan tubuh yang
menyebabkan pengeluaran tenaga yang cukup banyak
PEMBAHASAN (pembakaran kalori) sehingga nafas jauh lebih cepat
dari biasanya.2
Pengetahuan Gizi Hasil uji korelasi Spearman menunjukkan
Pengetahuan gizi seseorang berpengaruh tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat
terhadap sikap dan perilaku dalam pemilihan makanan aktivitas fisik guru pada hari sekolah dengan status
yang akhirnya akan berpengaruh pada keadaan gizi gizi. Selama mengajar, subjek memiliki cara mengajar
individu. Semakin tinggi pengetahuan gizi seseorang masing-masing. Sebagian besar subjek memilih cara
diharapkan semakin baik pula keadaan gizinya.3 Hasil untuk memberikan arahan pelajaran dengan berdiri dan
uji korelasi Spearman menunjukkan tidak terdapat berjalan. Sedangkan hanya sebagian kecil subjek yang
hubungan yang signifikan antara pengetahuan gizi memberikan arahan pelajaran dengan cara duduk.
dengan status gizi. Waktu senggang pada hari sekolah banyak dihabiskan
untuk istirahat. Subjek menghabiskan waktu pada hari
Tingkat Kecukupan Energi dan Zat Gizi sekolah rata-rata untuk tidur selama 6,1 jam jam/hari,
Hasil uji korelasi Spearman menunjukkan mengajar 6,6 jam/hari, duduk 2,85 jam/hari, dan
tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat berkendara 1,5 jam/hari. Hasil penelitian ini sejalan
kecukupan energi, tingkat kecukupan protein, tingkat dengan penelitian Nainggolan tahun 2014 yang
kecukupan lemak, dan tingkat kecukupan karbohidrat menunjukkan tidak terdapat hubungan antara aktivitas
dengan status gizi. Korelasi negatif antara tingkat fisik dengan status gizi.
kecukupan energi, tingkat kecukupan protein, dan Hasil uji korelasi Spearman menunjukkan
tingkat kecukupan karbohidrat dengan status gizi pada terdapat korelasi negatif antara aktivitas fisik pada hari
penelitian ini menunjukkan walaupun tidak terdapat libur dengan status gizi. Korelasi negatif antara
hubungan (p>0,05) tetapi memilki kecenderungan aktivitas fisik pada hari libur dengan status gizi
adanya hubungan terbalik untuk subjek yang memiliki menunjukkan walaupun tidak terdapat hubungan yang
status gizi lebih tinggi cenderung memiliki tingkat signifikan (p>0,05) tetapi memiliki kecenderungan
kecukupan energi, protein, dan karbohidrat yang terdapat hubungan terbalik untuk subjek dengan status
rendah. Tidak terdapat hubungan signifikan gizi yang lebih tinggi memiliki aktivitas fisik pada hari

34 Copyright © 2017;
Copyright Jurnal
© 2017; GiziGizi
Jurnal Indonesia, 6 (1),
Indonesia (The2017; e-ISSNJournal
Indonesian : 2338-3119, p-ISSN:61858-4942
of Nutrition), (1), 2017
e-ISSN : 2338-3119, p-ISSN: 1858-4942
Hubungan pengetahuan gizi, tingkat kecukupan zat gizi, dan aktivitas fisik …

libur yang cenderung rendah. Tidak terdapat hubungan kecukupan istirahat dan lingkungan sekitar. Kebugaran
signifikan kemungkinan dapat disebabkan oleh jumlah tubuh dapat dipengaruhi oleh faktor genetik, faktor
subjek yang terlalu sedikit dan aktivitas fisik subjek intensitas latihan individu, usia, jenis kelamin, dan
cenderung homogen (71,4% subjek memiliki aktivitas kebiasaan merokok.13 Seseorang dengan status gizi
fisik kategori ringan pada hari sekolah dan 51,4% overweight dan obesitas berhubungan dengan
subjek memiliki aktivitas fisik kategori sedang pada rendahnya tingkat kebugaran. Terdapat hubungan
hari libur). Aktivitas yang dilakukan subjek pada hari negatif antara kegemukan dengan tingkat
libur lebih tinggi dibandingkan hari sekolah. Hal ini kebugaran.14,15
dikarenakan sebagian besar subjek memiliki jenis
kelamin perempuan dimana sebagian besar aktivitas Kebiasaan Olahraga
pada hari lubur digunakan untuk melakukan kegiatan Rata-rata status gizi guru yang biasa
rumah tangga. Kegiatan rumah tangga yang dilakukan melakukan olahraga adalah obesitas dengan IMT
pada hari libur antara lain menyapu, menyuci pakaian, sebesar 27,6±4,9 kg/m2. Hubungan antara olahraga dan
memasak, belanja, mengepel, dan mengurus anak atau status gizi dapat dilihat dari frekuensi olahraga yang
cucu, dan lainnya. Sedangkan untuk subjek yang dilakukan setiap minggu. Hasil uji korelasi Spearman
berjenis kelamin laki-laki pada hari libur banyak yang menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan
melakukan kegiatan lain seperti beternak, berkebun, antara frekuensi olahraga per minggu dengan status
dan memancing. gizi (p<0,05) yang berarti semakin tinggi frekuensi
Peningkatan status gizi berhubungan dengan olahraga maka semakin tinggi status gizi guru.Hal ini
penurunan aktivitas fisik jangka panjang, dimana dapat disebabkan karena setelah melakukan olahraga,
antara status gizi dan aktivitas fisik memiliki hubungan guru merasa lapar yang menyebabkan guru akhirnya
yang saling memengaruhi.11 Aktivitas fisik mempunyai makan setelah berolahraga sehingga efek dari olahraga
pengaruh terhadap kejadian obesitas. Semakin sedikit terhadap status gizi tidak nyata.
penggunaan waktu untuk melakukan aktivitas sedang Setelah berolahraga guru cenderung
dan berat, maka peluang terjadinya obesitas semakin mengonsumsi cemilan di pinggir jalan dan tinggi
besar. Semakin banyak aktivitas maka semakin banyak lemak. Hal ini dikarenakan jenis olahraga sebagian
kalori yang digunakan sehingga tubuh menjadi ideal besar guru adalah jalan pagi, naik sepeda, dan jogging
atau justru lebih kurus, tetapi apabila kurang yang dilakukan setiap hari minggu pagi sehingga
beraktivitas tubuh akan cenderung menyimpan setelah berolahraga guru memilih untuk membeli
kelebihan kalori sehingga terjadi kelebihan berat makanan yang tersedia di luar rumah. Olahraga mampu
badan.12 merangsang perkembangan otot-otot sehingga
berpengaruh terhadap pertumbuhan yang optimal.16
Tingkat Kebugaran Aktivitas fisik dan olahraga diperlukan untuk menjaga
Individu dengan status gizi overweight dan berat badan ideal dan kebugaran tubuh. Status gizi akan
obesitas berhubungan dengan rendahnya tingkat semakin baik jika disertai dengan olahraga secara
kebugaran. Gambaran tingkat kebugaran jasmani guru teratur dan pola makan gizi seimbang. Namun
pada penelitian ini yaitu tidak ada satu pun guru yang melakukan olahraga dengan frekuensi terlalu rendah
memiliki tingkat kebugaran baik dan baik sekali. Hal dari kemampuan kondisi tubuh akan menurunkan
ini diduga karena sebagian besar subjek memiliki tingkat kebugaran jasmani.
tingkat konsumsi energi dan karbohidrat yang defisit.
Karbohidrat merupakan sumber energi utama bagi SIMPULAN
tubuh sehingga apabila konsumsi karbohidrat kurang,
maka seseorang akankekurangan energi dan merasa Berdasarkan uji korelasi Spearman tidak
lemah sehingga tidak maksimal dalam melakukan terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan gizi,
aktivitas. tingkat kecukupan energi dan zat gizi, dan aktivitas
Hasil analisis uji korelasi Spearman fisik dengan status gizi subjek. Akan tetapi terdapat
menunjukkan tidak terdapat hubungan yang signifikan hubungan signifikan positif antara jam kerja dengan
antara tingkat kebugaran dengan status gizi subjek. status gizi subjek serta kebiasaan olahraga (frekuensi
Korelasi negatif antara tingkat kebugaran dengan IMT olahraga) dengan status gizi subjek.
menunjukkan walaupun tidak terdapat hubungan
signifikan (p>0,05) tetapi memiliki kecenderungan DAFTAR PUSTAKA
adanya hubungan terbalik untuk subjek dengan status
gizi lebih memiliki tingkat kebugaran yang rendah. 1. Khomsan A. Teknik Pengukuran Pengetahuan
Hasil penelitian yang tidak signifikan ini diduga karena Gizi. Bogor: Institut Pertanian Bogor; 2000.
adanya beberapa faktor yang memengaruhi tingkat
kebugaran pada saat pengambilan data antara lain

Indonesia (The
Copyright © 2017; Jurnal Gizi Indonesia, 6 (1),Indonesian Journal
2017; e-ISSN: of Nutrition),
2338-3119, 6 (1),
p-ISSN: 2017
1858-4942 35
e-ISSN : 2338-3119, p-ISSN: 1858-4942
Dinah Soraya, Dadang Sukandar, Tiurma Sinaga

2. World Health Organization. Global Physical Banjarmasin. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan.
Activity Surveillance. Geneva: World Health 2014; 20(3): 380-389.
Organization; 2010. 10. Wiardani SG. Konsumsi lemak total, lemak jenuh,
3. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan dan kolesterol sebagai faktor resiko sindroma
Kementerian Kesehatan RI. Riset Kesehatan metabolik pada masyarakat perkotaan di
Dasar. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI; 2013. Denpasar. Jurnal Gizi Klinik Indonesia. 2013;
4. Adisapoetra I. Masalah dan Strategi Aktivitas 7(3):121-128.
Fisik Masyarakat. Jakarta: Seminar Pra 11. Weiss D, O’loughlin J, Piatt R, Paradis G. 2007.
Widyakarya Pangan dan Gizi; 2008. Five-year predictors of physical acyivity decline
5. Amelinda RT, Wirawanni Y. Hubungan lingkar among adults in low-income communities: a
leher dan lingkar pinggang dengan kadar prospevtive study. International Journal of
trigliserida orang dewasa (studi kasus di SMA Behavioral Nutrition and Physical Activity. 2007;
negeri 2 Semarang dan SMP Negeri 9 Semarang). 4:2
Journal of Nutrition College. 2014, 3(4): 647-54. 12. Simatupang RM. Pengaruh Pola Kosumsi,
6. Bakara FS. Pengetahuan Gizi Seimbang, Perilaku Aktivitas Fisik dan Keturunan terhadap Kejadian
Makan dan Status Gizi Guru SMA Negeri 8 Obesitas Pada Siswa Dasar Swasta di Kecamatan
Medan Pandau Hulu II Kecamatan Medan Area Medan Baru. [Tesis]. Medan: Sekolah
2008. [Skripsi]. Medan: Fakultas Kesehatan Pascasarjana Universitas Sumatera Utara; 2008.
Masyarakat Universitas Sumatera Utara; 2009. 13. Riyadi S. Keperawatan Kesehatan Masyarakat.
7. Waloya T, Rimbawan, Andarwulan N. Hubungan Jakarta: Salemba Medika; 2007.
antara konsumsi pangan dan aktivitas fisik dengan 14. Setty Prabha, Padmanabha BV, Doddamani BR.
kadar kolesterol darah pria dan wanita dewasa di Correlation between Obesity and Cardio
Bogor. Jurnal Gizi dan Pangan. 2013, 8(1): 9—16. Respiratory Fitness. International Journal of
8. Giriwijoyo S, Zafar SD. Ilmu Faal Olahraga. Medical Science and Public Health. 2013; 2
Bandung: Fakultas Pendidikan Olahraga dan (2):300-304.
Kesehatan Universitas Pendidikan Indonesia; 15. Nurdiniyati N. Analisis kualitas konsumsi, status
2012. gizi, dan tingkat kebugaran serta hubungannya
9. Sulistiono A. Prediksi aktivitas fisik sehari-hari, dengan morbiditas siswa di pesantren. [Skripsi].
umur, tinggi, berat badan dan jenis kelamin Bogor: Institut Pertanian Bogor; 2016.
terhadap kebugaran jasmani siswa SMP di 16. Kurniasih. Landasan Pendidikan Sekolah Dasar.
Bandung: Percikan Ilmu; 2010.

36 Copyright © 2017;
Copyright Jurnal
© 2017; GiziGizi
Jurnal Indonesia, 6 (1),
Indonesia (The2017; e-ISSNJournal
Indonesian : 2338-3119, p-ISSN:61858-4942
of Nutrition), (1), 2017
e-ISSN : 2338-3119, p-ISSN: 1858-4942

You might also like