Laporan Metil Salisilat 2018
Laporan Metil Salisilat 2018
Laporan Metil Salisilat 2018
“Metil Salisilat”
Oleh:
Suci Indah Pratiwi/110116414
KP-I (I-15)
II. PROSEDUR
Methyl salicylate Use 28 gr (0,2 mol) of salicylic acid, 64 g (81 ml, 2 mol) of
dry methanol and 8 ml of concentrates sulphuric acid. Reflux the mixture for at least 5
hours and work up as for methyl benzoate. Collect the pure methyl salicylate (a
colourless oil of delightful fragrance, ‘oil of wintergreen’) at 221-224oC; the yield is
25 g (81 %). The ester may also be distilled under reduced pressure; the b.p. is 115oC
/ 20mmHg and a 2oC fraction should be collected.
III. DASAR TEORI
Metil salisilat
Asam salisilat
Asam salisilat mendapatkan namanya dari spesies dedalu (bahasa Latin: salix),
yang memiliki kandungan asam tersebut secara alamiah, dan dari situlah manusia
mengisolasinya. Penggunaan dedalu dalam pengobatan tradisional telah dilakukan
oleh bangsa Sumeria, Asyur dan sejumlah suku Indian seperti Cherokee. Pada saat ini,
asam salisilat banyak diaplikasikan dalam pembuatan obat aspirin.
Metanol
Metanol merupakan senyawa alkohol sederhana, terdiri dari satu
atom karbon dan tiga atom hidrogen diatur sebagai kelompok
metil (CH3), yang bergabung dengan oksigen dan atom hidrogen
dalam gugus hidroksil (OH), memberikan rumus kimia CH3OH. Ini dapat disebut
sebagai metil alkohol, alkohol kayu, atau dengan istilah usang, karbinol. Senyawa
berbeda dari etanol – jenis alkohol ditemukan pada bir, anggur dan minuman
beralkohol – dan beracun. Ini adalah tidak berwarna, hambar, mudah terbakar cairan
yang cukup stabil dan memiliki sedikit bau. Metanol digunakan dalam berbagai
proses industri, dalam beberapa jenis antibeku, sebagai bahan bakar, dan dalam
produksi biodiesel.
Natrium Bicarbonat
Senyawa ini disebut juga baking soda (soda kue), Sodium bikarbonat, natrium
hidrogen karbonat, dan lain-lain. Senyawa ini merupakan kristal yang sering terdapat
dalam bentuk serbuk. Natrium bikarbonat larut dalam air. Senyawa ini digunakan
dalam roti atau kue karena bereaksi dengan bahan lain membentuk gas karbon
dioksida, yang menyebabkan roti "mengembang". Senyawa ini juga digunakan
sebagai obat antasid (penyakit maag atau tukak lambung). Karena bersifat alkaloid
(basa), senyawa ini juga digunakan sebagai obat penetral asam bagi penderita asidosis
tubulus renalis (ATR) atau rhenal tubular acidosis (RTA). Selain itu, natrium
bikarbonat juga dapat dimanfaatkan untuk menurunkan kadar asam urat.[1]
Magnesium Sulfat
Karbon tetraklorida
Alat
Bahan
3. H2SO4 pekat 8 ml
4. NaHCO3 20ml.
5. MgSO4 anhidrat qs
6. CCl4 10 ml
7. air
VI. MEKANISME REAKSI
Reaksi umum :
Mekanisme Reaksi:
VII. SKEMA KERJA
Didinginkan, lalu di destilasi menggunakan labu alas bulat leher panjang dengan
pendingin leibig dan water bath.
Dipindahkan hasil destilat ke dalam corong pisah yang terlah berisi air , kemudian
kocok lalu tunggu ±5 menit dan keluarkan metil salisilatnya (bagian bawah dari
corong pisah) dan tampung dalam elemeyer
Ditambahkan CCl4 kedalam metil salisilat, kemudian pisahkan kembali metil salisilat
+ CCl4 dari air menggunakan corong pisang, tampung metil salisilat dalam elemeyer.
Metil salisilat Dicuci kembali menggunakan air, kemudian pisahkan lagi dengan
menggunakan corong posah, tampung metil salisilat dalam elemeyer
Di destilasi Metil salisilat murni pada suhu 221-224oC dengan penangas udara dan
pendingin udara
Keringkan hasil destilat, timbang hasil lalu masuk botol diberi etiket
VIII. GAMBAR PEMASANGAN ALAT
Destilat Termometer
CCl4 10 ml
Pendingin leibig
Ditambah
kan CCl4
Dipisahkan
CCl4 + metil
salisilat dan air
dengan
menggunakan
ccccccc
corong pisah
CCl4 +
Metil
salisilat Dilakukan
Pembilasan
dengan air
Prinsip pembuatan metil salisilat melalui reaksi eterifikasi Proses awal dari
pembuatan metil salisilat dengan mencampurkan asam salisilat 28 gram, 81 ml metanol,
kemudian tambahkan 8 ml H2SO4 dan batu didih kedalam labu alas bulat, fungsi metanol
disini selain sebagai bahan dasar tapi juga untuk melarutkan asam salisilat, maka dari itu
penambahan awal asam salisilat setelah itu diikuti metanol, kemudian ditambahlkan H2SO4
sedkit- demi sedikit, fungsi H2SO4 sebagai katalis untk mempercepat reaksi, karena reaksi
esterifikasi bersifat reversible/ bolak balik
Setelah semua bahan tercampur dilakukan refluks dengan water bath selama 5 jam,
proses esterifikasi fischer tidak akan mencapai kesetimbangan bila tidak ada pemanasan dan
penambahan katalis, maka dari itu dilakukan pemanasan dan dipilih water bath (penangas air)
karena suhu yang dibutuhkan untuk proses refluks tidak terlalu tinggi yaitu <100oC.
Kemudian Didinginkan dengan destilasi menggunakan labu alas bulat leher panjang,
pendingin leibig dan water bath. Kemudian tuang hasil destilasi kedalam corong pisah yang
telah berisi air untuk memisahkan metil salisilat dilakukan penggojokan lalu tunggu ±5
menit, penambahan air disini bertujuan untuk mengencerkan H2SO4, kemudian di keluarkan
lapisah bawah dari corong pisah (metil salisilat) tampung dalam elemeyer lalu metil salisilat
ditambahkan CCl4 10 ml karena perbedaan relatif kecil antara kepadatan metil salisilat dan
air, kesulitan yang dialami dalam memperoleh pemisahan tajam dari lapisan ester yang lebih
rendah dan air, tambahkan 10-15 ml karbon tetraklorida, kemudian di pisahkan kembali
menggunakan corong pisah kemudian di keluarkan lapisah bawah dari corong pisah (metil
salisilat) tampung dalam elemeyer
Lalu dilakukan pembilasan dengan air dalam corong pisah, lakukan pembilasan
sebanyak 3x, pembilasan dilakukan sebanyak 3x karena dalam proses pembilasan ini
bertujuan untuk mengencerkan sisa H2SO4 pekat karena jika H2SO4 pekat masih ada reaksi
bisa reversible (bolak balik) maka tidak akan terbentuk metil salisilat murni.
‘
X. TANDA TANGAN PRAKTIKAN
110116414