Jurnal - Sayu Nila Widayanti
Jurnal - Sayu Nila Widayanti
Jurnal - Sayu Nila Widayanti
ABSTRACT
The research about optimization of bioethanol production from sago has been done. The optimization
covered the influence of β-amylase enzyme such as concentration and hydrolysis time to produced
glucose from sago starch hydrolysis, the fermentation time factor on levels of bioethanol production.
Statistically, it was designed by using a completely randomized design (CRD) with three levels of
replications. Variation of β-amylase enzyme concentration at 0; 0.05; 0.06; 0.07; 0.08% (v/v) with
hydrolysis time at 1; 1.5; 2; 2.5; 3 hours respectively. The glucose levels were analyzed using DNS
method. The results showed the enzyme concentration of 0.08 % with a fixed hydrolysis time (1 hour)
produces glucose levels are highest at 9.25 % and hydrolysis time of 3 hours with a fixed enzyme
concentration (0.08% v/v) produces glucose levels are highest at 11.41 %. The variations of
fermentation time at 3; 4; 5; 6; 7 days, whereas bioethanol product was purified by distillation method
and measured by alcohol meter. The results showed that highest bioethanol level at 5.75% with 7 days
of fermentation time.
ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian tentang optimalisasi penerapan bioteknologi dalam produksi bioetanol dari
sagu. Optimalisasi mencangkup pengaruh konsentrasi enzim β-amilase dan waktu hidrolisis terhadap
glukosa yang dihasilkan dari hidrolisis pati sagu serta pengaruh waktu fermentasi terhadap kadar
bioetanol yang dihasilkan. Penelitian ini dirancang menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL)
dengan tiga taraf ulangan. Variasi konsentrasi enzim β-amilase dirancang dengan 5 taraf (0; 0,05; 0,06;
0,07; 0,08% (v/v)) dan waktu hidrolisis (1; 1,5; 2; 2,5; 3 jam) dimana kadar glukosa yang dihasilkan
dianalisis menggunakan metode DNS. Hasil penelitian menunjukkan konsentrasi enzim 0,08% (v/v)
dengan waktu hidrolisis tetap (1 jam) menghasilkan kadar glukosa tertinggi yaitu sebesar 9,25% dan
waktu hidrolisis 3 jam dengan konsentrasi enzim tetap (0,08% (v/v)) menghasilkan kadar glukosa
tertinggi yaitu sebesar 11,41%. Variasi waktu fermentasi dengan 5 taraf (3; 4; 5; 6; 7 hari) dimana
bioetanol yang dihasilkan dimurnikan dengan metode destilasi dan diukur dengan alkohol meter. Hasil
penelitian menunjukkan waktu fermentasi tertinggi diperoleh pada hari ke-7 dengan kadar bioetanol
5,75%.
hingga semua pati sagu mengendap, lalu diinkubasi pada suhu ruang dengan waktu
didekantasi dan dikeringkan di bawah sinar masing-masing 3 hari (C1), 4 hari (C2), 5 hari
matahari. Pati kering diblender kering dan (C3), 6 hari (C4) dan 7 hari (C5) dengan
diayak dengan ayakan ukuran 60 mesh untuk pengulangan sebanyak tiga kali. Produk
memperoleh tepung pati yang halus dan fermentasi dipisahkan massa sel dengan cara
selanjutnya digunakan dalam penelitian penyaringan yang dilanjutkan dengan destilasi.
(Rafida, 2004). Alkohol yang dihasilkan dari proses destilasi
diukur volumenya dan ditentukan kadarnya
Hidrolisis Pati Sagu secara Enzimatis menggunakan alkohol meter (Rafida, 2004).
Larutan CaCl2 1000 ppm dibuat
dengan cara melarutkan CaCl2.2H2O sebanyak Penetapan Kadar Glukosa dengan Metode
1 g ke dalam 1000 mL aquadest. Tepung sagu DNS
sebanyak 5 g dilarutkan ke dalam 50 mL
Sebanyak 1 mL larutan gula hasil
larutan CaCl2 1000 ppm. pH diatur hingga pH 7
hidrolisis dimasukkan ke dalam tabung reaksi
dengan NaOH 0,1 N. Suspensi pati dimasukkan
dan ditambahkan dengan 3 mL pereaksi DNS,
dalam erlenmeyer di atas waterbath berisi air.
selanjutnya dipanaskan pada penangas air
Enzim α-amilase ditambahkan sebanyak 0,09%
mendidih selama 5 menit kemudian
(v/v) sambil diaduk. Campuran dipanaskan
didinginkan pada suhu ruang. Larutan
sampai 90oC selama 2,5 jam. Campuran
dipindahkan ke dalam kuvet, absorbansi diukur
didinginkan dengan air dingin sampai suhu
pada panjang gelombang maksimum 550 nm.
30-40oC. pH diatur sampai pH 3-4 dengan
Kadar gula ditentukan dengan menggunakan
HCl 0,1 N lalu dipanaskan pada air
persamaan regresi absorbansi larutan standar
mendidih untuk menghentikan aktivitas enzim.
(Daud dkk., 2012).
Selanjutnya suhu diatur hingga mencapai 60oC
lalu enzim β-amilase ditambahkan sesuai Analisis Kadar Bioetanol
perlakuan (0% (A1), 0,05% (A2), 0,06% (A3), Kadar alkohol dalam produk destilasi
0,07% (A4) dan 0,08% (A5) v/v). Larutan ditentukan dengan metode Brix-Hidrometer.
dibiarkan pada suhu tersebut selama 1 jam (B1), Sampel hasil destilasi dimasukkan ke dalam
1,5 jam (B2), 2 jam (B3), 2,5 jam (B4) dan 3 jam gelas ukur 100 ml, kemudian dimasukkan alat
(B5). Selanjutnya larutan dipanaskan hingga alkohol meter dan kadarnya ditentukan
mendidih untuk menginaktifasi enzim. Larutan berdasarkan skala alkohol meter (Rafida,
didinginkan hingga suhu ruang, kemudian 2004).
volume gula hasil hidrolisis diukur (Modifikasi
Metode Chafid dan Khusumawardani, 2010). HASIL DAN PEMBAHASAN
Fermentasi Glukosa Menjadi Bioetanol Glukosa Hasil Hidrolisis Pati dengan α dan
Konsentrasi enzim β-amilase dan β-amilase
waktu hidrolisis yang terbaik digunakan dalam Hasil pengukuran kadar glukosa
proses fermentasi. Pelaksanaan fermentasi dengan metode DNS pada berbagai konsentrasi
sebagai berikut: gula hasil hidrolisis dengan enzim β-amilase dapat dilihat pada Gambar 1.
konsentrasi enzim β-amilase sebanyak 0,08%
(v/v) dan waktu hidrolisis 3 jam pada pH 4
sebanyak 200 ml, ditambahkan ragi roti 2 g,
urea 2 g, pupuk NPK 0,2 g, kemudian
dimasukkan ke dalam fermentor yang telah
dirangkai dan disterilisasi. Campuran
Jurnal Natural Science Maret 2016 Vol. 5.(1) p.......-..........
4 4,45
12
11,41
signifikan. Glukosa dengan rendemen tertinggi 48 jam, 72 jam, 96 jam, dan 120 jam yaitu
selanjutnya digunakan untuk penentuan waktu berturut-turut 2,4%, 2,67%, 2,93% dan 3,87%.
fermentasi terbaik untuk memperoleh kadar Hal ini sesuai dengan hasil bioetanol yang
bioetanol tertinggi. dihasilkan yaitu semakin tinggi waktu
fermentasi maka semakin tinggi pula kadar
Kadar Bioetanol pada Berbagai Waktu bioetanol karena waktu kontak antara khamir
Fermentasi Saccharomyces cerevisiae dengan sumber
karbon (glukosa) semakin lama sehingga
Fermentasi dilakukan dengan ragi roti
menghasilkan bioetanol yang lebih banyak.
sebagai sumber khamir yaitu Saccharomyces
cerevisiae sebanyak 2 g dalam 200 mL glukosa Berdasarkan hasil penelitian yang
hasil hidrolisis pati sagu. diperoleh dapat disimpulkan bahwa:
Hasil pengukuran kadar bioetanol 1. Konsentrasi enzim β-amilase 0,08% (v/v)
dengan variasi waktu fermentasi 3, 4, 5, 6, dan menghasilkan rendemen glukosa tertinggi
7 hari dapat dilihat pada Gambar 3. pada hidrolisis pati sagu yaitu 9,25%.
2. Waktu hidrolisis 3 jam menghasilkan
7 glukosa tertinggi pada hidrolisis pati sagu
Kadar Bioetanol (%)