0% found this document useful (0 votes)
48 views10 pages

Vertebra Ta

You are on page 1/ 10

Kencana, F.S.

Vertebrata

Vertebrata
Fauzia Surya Kencana1, Darwin Sihombing1, Derta Dania1, Diko Atma Suganda1, Dimas Panggih
Amukti1, Febby Istiyani1, Lamganda Nainggolan1, Martin Kristian Sinaga1, Rio Aji Pangestu1,
Rizki Neta Amelia1, Siti Zahra1, Nesa Indra Liani1
1
Teknik Geologi, Jurusan Teknologi Industri, Institut Teknologi Sumatera
Email: [email protected]

Abstract
Fossils are still the best tool for studying, studying and testing the theory of evolution. Vertebrate
is one indicator that determines the age and depositional environment which is widely distributed
in paleogeography in the form of fossils. Vertebrates are animals that have a spine. There are
many types of animals from vertebrate groups scattered on this earth, such as fish (pisces),
amphibians (amphibia), reptiles (reptiles), birds (aves), mammals (mammals). Therefore, a
practicum regarding vertebrate animals is carried out. It is hoped that this practicum will be
useful to provide a description and knowledge of small and simple scale to students regarding
vertebrate animals, which in the system will apply the development of understanding to know the
various characteristics, the shape, anatomy and usefulness of vertebrates in paleontology. This
practice is a qualitative and simulation research. Descriptive research and simulation aims to
describe and interpret objects according to what they are. Based on the practicum topics studied,
several instruments were selected to collect data, namely observation techniques and
documentation techniques. The data collection technique is done by reconstructing vertebrate
animal samples placed in the surgical tray, and carefully observing their body structure or
morphology. Then, it is drawn, annotated, and described the animal.

Keywords: Fossils, Vertebrates, Animals, Backbone, Aves.

Abstrak
Fosil masih menjadi alat terbaik untuk mempelajari, mengkaji, dan menguji teori evolusi.
Vertebrata merupakan salah satu indikator penentu umur dan lingkungan pengendapan yang
terdistribusi luas secara paleogeografi dalam bentuk fosil. Vertebrata adalah hewan yang memiliki
tulang belakang. Ada banyak jenis-jenis hewan dari kelompok vertebrata yang tersebar di bumi
ini, seperti ikan (pisces), amfibi (amphibia), reptil (reptilia), burung (aves), hewan menyusui
(mammalia). Oleh karena itu, dilaksanakan praktikum mengenai kelompok hewan vertebrata ini,
diharapkan praktikum ini bermanfaat untuk memberikan gambaran dan pengetahuan dengan skala
kecil maupun sederhana kepada mahasiswa mengenai hewan vertebrata, yang mana pada sistem
tersebut akan menerapkan pengembangan pemahaman untuk mengetahui macam-macam ciri-ciri,
bentuk, anatomi serta kegunaan vertebrata dalam ilmu paleontologi. Praktikum ini merupakan
penelitian kualitatif yang bersifat simulasi dan deskriptif. Penelitian deskriptif dan simulasi ini
bertujuan untuk menggambarkan dan menginterpretasikan objek sesuai apa adanya. Berdasarkan
topik praktikum yang diteliti, maka dipilih beberapa instrumen yang digunakan untuk
mengumpulkan data, yaitu teknik observasi dan teknik dokumentasi. Teknik pengambilan data
dilakukan dengan merekontstruksi sampel hewan vertebrata yang diletakkan di baki bedah, dan
diamati struktur tubuhnya atau morfologinya secara seksama. Selanjutnya digambar, diberi
keterangan, dan deskripsikan hewan tersebut.

Kata Kunci: Fosil, Vertebrata, Hewan, Bertulang Belakang, Aves.

1
Kencana, F.S. Vertebrata

1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Fosil masih menjadi alat terbaik untuk mempelajari, mengkaji, dan menguji teori
evolusi. Dalam ilmu geologi, tujuan mempelajari fosil adalah untuk mempelajari
perkembangan kehidupan yang pernah ada di muka bumi sepanjang sejarah bumi,
mengetahui kondisi geografi dan iklim pada zaman saat fosil tersebut hidup, dan
menentukan umur relatif batuan yang terdapat di alam berdasarkan kandungan
fosilnya, serta menentukan lingkungan pengendapan batuan berdasarkan sifat dan
ekologi kehidupan fosil yang dikandung dalam batuan tersebut. (Palmer, 2013).
Vertebrata merupakan salah satu indikator penentu umur dan lingkungan
pengendapan yang terdistribusi luas secara paleogeografi dalam bentuk fosil.

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan vertebrata?
2. Hewan apa saja yang termasuk dalam vertebrata?
3. Bagaimana ciri-ciri dan anotomi tubuh hewan vertebrata?
4. Bagaimana kegunaan fosil vertebrata dalam geologi?

1.3. Tujuan Praktikum


Praktikum ini bertujuan untuk dapat mengenal hewan vertebrata, mempelajari
morfologi dan anotomi hewan vertebrata, serta mengetahui kegunaan fosil vertebrata
dalam geologi.

1.4. Manfaat dan Potensi Praktikum


Praktikum ini bermanfaat untuk memberikan gambaran dan pengetahuan dengan
skala kecil maupun sederhana kepada mahasiswa hewan vertebrata yang mana pada
sistem tersebut akan menerapkan pengembangan pemahaman untuk mengetahui
macam-macam hewan vertebrata, mempelajari morfologi dan anatomi tubuh
vertebrata serta kegunaanya dalam paleontologi.

1.5. Tinjauan Pustaka


Vertebrata adalah hewan yang memiliki tulang belakang. Kimball (1999),
menyatakan bahwa ciri-ciri umum vertebrata adalah memiliki tubuh yang simetri
bilateral dengan pembagian tubuh yang terdiri atas: kepala, leher, badan, dan ekor.
Meskipun ada yang tidak berleher dan ada yang tidak berekor. Memiliki susunan ruas
tulang belakang (kolumna vertebralis) dan memiliki otak di dalam kranium. Ciri lain
pada hewan vertebrata adalah tubuh simetri bilateral dengan sistem alat tubuh yang
beruas-ruas. Mempunyai endoskeleton (rangka dalam) dengan ruas tulang belakang
sebagai penguat kerangka tubuh, dimana pada kerangka melekat otot-otot kerangka.
Kulit berlapis-lapis, terdiri atas epidermis (kulit bagian luar), dan dermis (kulit
bagian dalam). Otak terletak di kepala terlindung tulang-tulang tengkorak.
Mempunyai selom (rongga tubuh) yang dindingnya dilapisi selaput peritoneum.

2
Kencana, F.S. Vertebrata

Jasin (1989), menyatakan bahwa mammalia adalah kelompok tertinggi derajatnya


dalam dunia hewan. Hampir semua tubuhnya tertutup dengan kulit yang berambut
banyak atau sedikit. Sebutan mamalia berdasar adanya kelenjar mamae pada hewan
betina untuk menyusui anaknya yang masih muda. Tubuhnya diisolasi oleh
pembungkus (bulu/rambut dan sub cutan yang berlemak). Warna rambut tergantung
pada butir- butir pigmen yang terdapat dalam cortex (hitam, coklat, merah, dan
kuning). Warna biru disebabkan karena kombinasi efek pigmen dan gejala
interferensi sinar dari cortex cuticula.

Brotowidjoyo (1994), menyatakan bahwa mamalia adalah vertebrata yang tubuhnya


tertutup rambut, mempunyai kelenjar mamae (air susu) yang tumbuh baik. Anggota
gerak depan pada mamalia dapat bermodifikasi untuk berlari, menggali lubang,
berenang dan terbang. Pada jari- jarinya terdapat kuku, cakar, atau teracak. Pada kulit
terdapat banyak kelenjar minyak dan keringat.

Soemadji (1996), menyatakan bahwa aves merupakan hewan yang menarik. Bulu
adalah ciri khas kelas aves yang tidak dimiliki oleh kelas vertebrata lain. Hampir
seluruh tubuh aves ditutupi oleh bulu, yang secara filogenetik berasal dari epidermal
tubuh, yang pada reptil serupa dengan sisik. Secara embriologis bulu aves bermula
dari papila dermal yang selanjutnya mencuat menutupi epedermis. Dasar bulu itu
melekuk ke dalam pada tepinya sehingga terbentuk filikulus yang merupakan lubang
bulu pada kulit. Selaput epidermis bagian luar dari kuncup bulu menanduk dan
membentuk bulu yang halus, sedangkan epidermis membentuk lapisan penyusun
rusuk bulu. Sentral kuncup bulu mempunyai bagian epidermis yang lunak
mengandung pembuluh darah sebagai pembawa zat-zat makanan.

Rustaman (1994), menyatakan bahwa ciri khas dari kelas mammalia adalah
menyusui anaknya dan mempunyai rambut. Kebanyakan hewan menyusui adalah
hewan darat, walaupun ada pula yang hampir sepanjang hidupnya terdapat dalam air.
Hewan menyusui biasanya berdarah panas, biasanya mempunyai dua pasang anggota
badan, yaitu dua pasang kaki, atau sepasang kaki dan sepasang sayap, atau sepasang
kaki dan sepasang tangan. Pada ujung-ujung jarinya mungkin terdapat kuku, telapak
(tracak), atau cakar. Ukuran tubuh hewan menyusui beraneka ragam. Suhu yang yang
amat dingin di dekat kutub maupun yang amat panas gurun pasir tidak merupakan
halangan bagi beberapa macam hewan menyusui.

Linaeus (1758), menyatakan bahwa burung memiliki warna dan bentuk yang
berbeda-beda, ada yang warnanya cerah cemerlang atau hitam legam, yang hijau
daun, coklat gelap atau burik untuk menyamar, dan lain-lain, ada yang memiliki
paruh kuat untuk menyobek daging, mengerkah biji buah yang keras, runcing untuk
menombak ikan, pipih untuk menyaring lumpur, lebar untuk menangkap serangga

3
Kencana, F.S. Vertebrata

terbang, atau kecil panjang untuk mengisap nektar. Ada yang memiliki cakar tajam
untuk mencengkeram mangsa, cakar pemanjat pohon, cakar penggali tanah dan
serasah, cakar berselaput untuk berenang, cakar kuat untuk berlari dan merobek perut
musuhnya.

Ali (2008), menyatakan bahwa mammalia adalah kelas hewan vertebrata yang
terutama dicirikan oleh adanya kelenjar susu, yang pada betina menghasilkan susu
sebagai sumber makanan anaknya. Selain itu, mammalia dicirikan adanya rambut
dan tubuh yang endoterm (berdarah panas). Ciri-ciri mammalia antara lain adalah
memiliki saraf tunjang, bertulang belakang, mempunyai jantung yang beruang
empat, badan ditutupi oleh rambut, memiliki telinga, mempunyai kelenjar keringat,
Mamalia betina melahirkan dan menyusukan anak, kecuali mamalia yang sangat
primitif seperti platypus dan trenggiling, bernafas dengan paru-paru, berdarah panas
(suhu badan tetap).

Campbell (2004), menyatakan bahwa hampir setiap bagian dari anatomi burung yang
khas termodifikasi dalam beberapa hal untuk meningkatkan kemampuan terbang.
Tulang-tulang burung memiliki struktur internal yang menyerupai sarang lebah, yang
membuat mereka kuat namun ringan. Untuk classis Mammalia memiliki rambut,
suatu karakteritik penentu seperti bulu terbang pada burung. Sebagian besar
Mammalia memiliki metabolisme yang aktif dan merupakan hewan endoterm.
Kelenjar mammae yang menghasilkan susu adalah ciri yang membedakan Mammalia
dengan yang lain. Semua induk mammalian memberikan makanan seimbang yang
kaya akan lemak, gula, protein, mineral, dan vitamin. Sebagian besar mamalia
melahirkan anaknya dan bukan ditetaskan.

Walker (1999), menyatakan bahwa mammalia ada yang hidup di darat, di air, atau di
pohon-pohon. Pada umumnya vivipar, jumlah anak satu kali melahirkan satu ekor,
ada pula yang 3 sampai 8 ekor. Melahirkan anak melalui vagina. Perkembangan
embrio didalam rahim merupakan ciri khas mammalia. Banyak pula mammalia yang
mempunyai misai atau kumis (rambut-rambut kaku di atas bibir).

Radiopoetra (1996), menyatakan bahwa mamalia adalah hewan yang memiliki


glandula mammae yang menghasilkan air susu yang diberikan pada anaknya sebagai
minuman pertama setelah lahir. Mamalia juga termasuk manusia atau Homo sapiens.
Homo sapiens memilki sepasang glandula mammae dan terdapat pada dinding
ventral thorax.

Hickman (2003), menyatakan burung merupakan hewan bersayap, berkaki dua,


berdarah panas dan bertelur dalam kumpulan hewan vertebrata yang besar dan
terdapat di dunia, dari kawasan gurun sampai di kutub utara, juga di kawasan hutan
hujan Amazon, dan Greenland. Terdapat lebih daripada 8,600 spesies burung yang

4
Kencana, F.S. Vertebrata

telahpun dikenalpasti yang dibahagikan kepada 27 order. Selain itu, terdapat banyak
subspesies yang jika dikira berserta dengan spesies yang diketahui mengandungi
lebih 3200 jenis.

Kardong (2002), menyatakan bahwa burung merupakan homoioterma, berdarah


panas, dengan suhu tetap 40-44 °C. Tulang burung adalah ringan dan berongga di
kebanyakan tempat untuk mengurangkan ketumpatan dan beratnya. Semua burung
mempunyai paruh, yang berbeda hanyalah bentuk dan saiz paruh mereka.
Kebanyakan burung mempunyai bulu pelepah kecuali sedikit yang tidak mempunyai
bulu pelepah. Burung dipercayai berevolusi daripada reptilia, seperti dinosaur, yang
hidup kira-kira 180 juta tahun yang lampau. Burung berubah dan kehilangan gigi dan
ciri reptilia yang lain, samasa mengalami proses evolusi yang mengambil masa
berjuta-juta tahun. Pada masa yang sama, bulu pelepah tumbuh pada ekornya dan
sayapnya. Ciri-ciri utama burung adalah seperti berikut:
1. Badan dilitupi oleh bulu pelepah.
2. Mempunyai paruh yang tidak bergigi dan dua kepak.
3. Mempunyai sisik pada kakinya.
4. Bertelur dan telurnya dilindungi oleh cangkerang keras.
5. Bernafas melalui paru-paru
6. Berdarah panas.

Kant (2001), menyatakan bahwa walaupun kebanyakan burung mampu terbang


terdapat beberapa spesies yang tidak mampu terbang seperti burung unta, rea, emu,
kiwi dan penguin yang tidak dapat terbang. Kesemua burung mempunyai sayap
walaupun pada burung yang tidak dapat terbang, sungguhpun ia mungkin kecil dan
tidak berguna. Burung adalah oviparous yaitu bertelur. Pada kebiasaannya burung
betina akan mengeram telur, kadang kala kedua pasangan akan bergilir, dan dalam
sesetengah spesies burung hanya burung jantan akan mengeramkan telur tersebut.
Terdapat juga spesies burung yang bertelur dalam sarang burung lain untuk
dieramkan oleh keluarga burung angkat.

2. METODE
2.1. Jenis Penelitian
Praktikum ini merupakan penelitian kualitatif yang bersifat simulasi dan deskriptif.
Penelitian deskriptif dan simulasi ini bertujuan untuk menggambarkan dan
menginterpretasikan objek sesuai apa adanya. (Sukardi, 2008).

2.2. Tempat dan Waktu Praktikum


Praktikum ini dilaksanakan pada:
Hari/Tanggal: Kamis, 29 November 2018
Tempat : Laboratorium Geosains, Institut Teknologi Sumatera
Waktu : 07.00 – 09.00 WIB.

5
Kencana, F.S. Vertebrata

2.3. Capaian Praktikum


Praktikum ini difokuskan pada pelaksanaan kinerja praktikum paleontologi untuk
mencapai target, yaitu mahasiswa dapat merekonstruksi skeletal vertebrata sesuai
dengan susunan/tatanannya dan dapat mengklasifikasikan tulang berdasarkan
bentuk dan letaknya.

2.4. Teknik Pengumpulan Data


Berdasarkan topik praktikum yang diteliti, maka dipilih beberapa instrumen yang
digunakan untuk mengumpulkan data sebagai berikut:
a. Observasi
Observasi merupakan teknik dalam pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara mengadakan pengamatan secara teliti serta pencatatan secara
sistematis (Arikunto, 2014). Observasi pada praktikum ini digunakan untuk
mengamati dan mencatat kejadian-kejadian faktual yang terjadi selama
pelaksanaan praktikum. Catatan ini digunakan sebagai data primer.
b. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa
berbentuk tulisan, gambar, atau karya karya monumental dari seseorang
(Sugiyono, 2011). Pada praktikum ini, dokumentasi digunakan untuk
mengumpulkan bukti fisik pelaksanaan kegiatan praktikum.

2.5. Teknik Pengambilan Data


Pengambilan data dilakukan dengan merekontstruksi sampel hewan vertebrata yang
diletakkan di baki bedah, dan diamati struktur tubuhnya atau morfologinya secara
seksama. Selanjutnya digambar, diberi keterangan, dan deskripsikan hewan tersebut.

Tabel 2.5.1. Alat dan Bahan


No Alat dan Bahan Jumlah
1. Ayam mati 1 ekor
2. Alat tulis 1 set

2.6. Langkah Percobaan


Aktivitas 1. Rekonstruksi Skeletal Vertebrata
1. Perhatikan spesimen yang diberikan, tentukan orientasi tubuhnya.
(anterior/posterior, dorsal/ventral, dextral/sinistral, proximal/distal)
2. Temukan bagian tubuh yang berpotensi terfosilisasi secara burial
fossilization.
3. Keluarkan tulang dari spesimen dan tentukan jenis tulang berdasarkan bentuk
dan letaknya.
4. Letakan tulang sesuai dengan letak dan orientasi tubuhnya.

6
Kencana, F.S. Vertebrata

5. Analogikan dengan skeletal vertebrata lainnya, apa perbedaannya? (Modul


Praktikum Paleontologi, 2018).

2.7. Teknik Analisis Data


Setelah pengumpulan data selesai, langkah selanjutnya adalah menganalisis data
tersebut. Dalam penelitian kualitatif, analisis data adalah proses mencari dan
menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil observasi dan dokumentasi
ataupun instrumen yang lain, dengan cara menjabarkannya, melakukan sintesa, dan
membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain
(Sugiyono, 2011).

3. HASIL DAN PEMBAHASAN


Dalam praktikum kali ini, kami melakukan aktivitas pengamatan yang berjudul
‘Rekonstruksi Skeletal Vertebrata’. Pada aktivitas ini, kami diberikan salah satu
hewan vertebrata yang telah mati, kemudian kami mengobservasi bagian tubuh dari
hewan yang diberikan.

Hewan vertebrata yang diamati adalah berupa ayam mati. Ayam (Gallus sp) adalah
hewan vertebrata yang termasuk kelas aves. Tubuh ayam ditutupi bulu yang
berfungsi sebagai pengatur suhu dan membantu pada saat terbang, memiliki dua pang
ekstermis mempunyai sepasang anggota belakang yang maing-masing kaki berjari 4
serta di akhiri dengan cakar, serta mulutnya memilki paruh. (Amstrong, Howard A.
dan Martin D. Brasier., 2005).

Ayam memiliki tulang yang kuat dengan susunan partikel yang padat dan timbangan
berat yang ringan. Timbangan yang ringan tetapi berat ini memungkinkan bangsa
burung memiliki kemampuan untuk terbang atau berenang bagi unggas air. Tulang
punggung didaerah leher dan otot dapat digerakkan. Tulang punggung tersebut
membentuk suatu susunan kaku yang memberikan kekuatan terhadap tubuh yang
cukup kuat untuk menopang gerakan dan aktifitas sayap. Bagian tubuh yang berupa
tulang ini lah yang memiliki potensi sebagai bagian yang terfosilisasi secara burial,
karena Tulang mengandung sel-sel hidup dan matrik intraseluler yang diliputi garam
mineral. Kalsium fosfat menyusun sekitar 80% bahan mineral dan sisanya sebagian
besar terdiri dari kalsium karbonat dan magnesium fosfat. (Hasan, 2012).

Ayam memiliki struktur anatomi diantaranya seperti cor, esophagus, ingluvies,


proventriculus, ventriculus, intestinum tenue, caecum, rectum, hepar, pancreas, ren,
pulmo, trachea yang membentuk sistem organ. Sistem cardiovaskuler berupa cor dan
pembuluh darah. Sistem digestoriumnya berupa rostrum, cavum oris, pharynx,
esophagus, ingluvies, proventriculus, ventriculus, intestinum tenue dan crassum,
hepar, pankreas dan glandula salivales. Sistem urogenitalnya adalah ren, ureter,

7
Kencana, F.S. Vertebrata

kloaka dan ovarium. Dan sistem respiratorium berupa nares, larynx, trachea, pulmo,
syrinx dan saccus pneumaticus. (Hasan, 2012).

Gambar 1. Anatomi Tubuh Ayam

Gambar 2. Bagian-bagian Gambar 3. Bagian-bagian


Tubuh Ayam Tubuh Ayam

Secara pengamatan, ayam memiliki skeletal vertebrata yang sama dengan manusia,
yaitu memiliki mandible, clavicle, scapula, humereus, sternum, illium, radius, ulna,
pubis, carpals, metacarpals, phalanges, patella, tibia, ischium, tibia dan metatarsals.
(Modul Praktikum Paleontologi, 2018).

8
Kencana, F.S. Vertebrata

4. KESIMPULAN
Dari aktivitas praktikum yang sudah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa:
1. Vertebrata adalah jenis hewan yang memiliki tulang belakang atau tulang
punggung.
2. Hewan-hewan yang tergolong dalam Vertebrata dibagi lagi menjadi beberapa
jenis yakni: ikan (pisces), amfibi (amphibia), reptil (reptilia), burung (aves),
hewan menyusui (mammalia).
3. Dalam pengamatan ini, ayam (Gallus sp) adalah hewan vertebrata yang
termasuk kelas aves.
4. Ayam memiliki struktur anatomi diantaranya seperti cor, esophagus,
ingluvies, proventriculus, ventriculus, intestinum tenue, caecum, rectum,
hepar, pancreas, ren, pulmo, trachea yang membentuk sistem organ.
5. Vertebrata merupakan salah satu indikator penentu umur dan lingkungan
pengendapan yang terdistribusi luas secara paleogeografi dalam bentuk fosil.
6. Secara pengamatan, ayam memiliki skeletal vertebrata yang sama dengan
manusia, yaitu memiliki mandible, clavicle, scapula, humereus, sternum,
illium, radius, ulna, pubis, carpals, metacarpals, phalanges, patella, tibia,
ischium, tibia dan metatarsals.
7. Ciri-ciri umum vertebrata adalah memiliki tubuh yang simetri bilateral dengan
pembagian tubuh yang terdiri atas: kepala, leher, badan, dan ekor.
8. Bagian tubuh berupa tulang ini lah yang memiliki potensi sebagai bagian yang
terfosilisasi secara burial, karena tulang mengandung sel-sel hidup dan matrik
intraseluler yang diliputi garam mineral. Kalsium fosfat menyusun sekitar
80% bahan mineral dan sisanya sebagian besar terdiri dari kalsium karbonat
dan magnesium fosfat.

5. UCAPAN TERIMAKASIH
Dengan selesainya resume ini, ucapan terimakasih ditunjukan kepada Bapak Danni
Gathot Harbowo, S.Si., M.T. sebagai dosen mata kuliah Paleontologi yang telah
memberikan pengetahuan serta ilmunya kepada penulis. Penulis juga mengucapkan
terima kasih kepada Kak Nesa Indra Liani dan asisten praktikum lainnya yang telah
membimbing serta memberi arahan dalam pelaksanaan praktikum paleontologi
hingga terselesaikannya resume ini. Selain itu, penulis mengucapkan terima kasih
kepada seluruh teman kelompok yang telah membantu memberikan kemudahan
dalam pengumpulan data, serta terimakasih kepada teman-teman Teknik Geologi
Institut Teknologi Sumatera Angkatan 2017 yang telah memberi semangat serta
bantuan dalam penyusunan resume ini.

9
Kencana, F.S. Vertebrata

6. DAFTAR PUSTAKA
Noor, D. (2014). Pengantar Geologi. Yogyakarta: Deepublish.
Arikunto, S. (2014). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Febryant, E. (2016, Agustus). Mengenal Fosil. Retrieved from EFBUMI.NET:
http://www.efbumi.net/2016/08/mengenal-fosil-apa-itu-fosil-jenisnya.html
Hasan, A. (2012). Modul Pintar Biologi. Jakarta: Citra Pustaka.
Kusnadi, Didik Priyandoko. (2004). Biologi 1 A. Jakarta: Prianti Darma Kalokatama.
Modul Praktikum Paleontologi. (2018). Lampung Selatan: Teknik Geologi ITERA.
Noor, D. (2014). Pengantar Geologi. Yogyakarta: Deepublish.
Palmer, D. (2013). Buku Saku Fosil. Jakarta: Erlangga.
Pratiwi, D. (2006). Biologi SMA Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Rusyana, A. (2001). Zoologi Avertebrata. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung:
Alfabeta.
Sukandarrumidi. (2008). Paleontologi Aplikasi: Penuntun Praktis untuk Geologist
Muda. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Sukardi. (2008). Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya.
Jakarta: Bumi Aksara.
Sulistyorini, A. (2009). Biologi 1. Jakarta: Erlangga.
Zulfikar, M. Y. (2011). Paleontologi: Ilmu Tentang Fosil. Bandung: Remaja
Rosdakarya.

10

You might also like