Paparan Dirjen Pedum 2019
Paparan Dirjen Pedum 2019
Paparan Dirjen Pedum 2019
ABSTRACT
Page | 1
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, Vol.14 No.1
Page | 2
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, Vol.14 No.1
Page | 3
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, Vol.14 No.1
Page | 4
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, Vol.14 No.1
Metoda Metoda
Pendekatan Variabel Output Kegunaan
Analisis Survey
Kondisi faktor
sumberdaya
Kondisi
permintaan
domestik
Persaingan,
Untuk melihat kondisi
struktur, dan
kerajinan Airguci di desa
strategi Berlian Wawancara, Kondisi kerajinan
Kualitatif pengembangan, apakah
Industri porter observasi air guci
memiliki peluang untuk
terkait dan
pengembangan
pendukung
Peran
kesempatan
peran
pemerintah
kelembagaan
Kondisi faktor
sumberdaya
Kondisi
permintaan
domestik
Persaingan,
struktur, dan Membantu dalam
Strategi
strategi menyusun rencana aksi
Kuantitatif SWOTT wawancara pengembangan
Industri untuk pengembangan
ekonomi lokal
terkait dan ekonomi lokal
pendukung
Peran
kesempatan
peran
pemerintah
kelembagaan
Jarak Mengetahui pola interaksi
Kondisi jalan desa pengembangan
airguci dengan kota
Pola interaksi
Kuantitatif Wawancara, sekitarnya. Serta
desa-kota terkait
dan gravitasi studi kekuatan tarik menarik
Pola aliran pengembangan
kualitatif literatur antar wilayah yang
barang ekonomi lokal
berdampak positif
bagiketerkaitan desa dan
kota
Page | 5
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, Vol.14 No.1
diperlukan atau unit sampel yang sesuai sumber daya ekonomi lokal di level
dengan kriteria tertentu yang diinginkan regional.
peneliti. Sedang-kan teknik pengambilan Analisis Gravitasi Interaksi Desa Kota
sampelnya meng-gunakan sampling Carrothers almarhum telah mengada-kan
insidental adalah teknik penentuan sampel analogfi antara formula interaksi dengan
berdasarkan kebetulan yaitu siapa saja yang hukum gravitasi yang dijabarkan dalam
secara kebetulan/ insidental bertemu bentuk sebagai berikut :
dengan peneliti dapat digunakan sebagai
sampel, bila dipandang orang yang
kebetulan ditemui itu cocok dengan sumber
data (Sugiyono, 2012:96).
Metode Analisis
Metode analisis yang digunakan dalam
penelitian ini terdiri dari analisis kualitatif
dan analisis kuantitatif.
Faktor interaksi desa-kota
dikemukakan oleh Edward Ulman yang
Analisis Berlian Porter Alat yang
terdiri dari faktor - faktor, yaitu :
digunakan untuk mengetahui dayasaing
Pertama, Adanya wilayah – wilayah
kegiatan usaha kerajinan Airguci adalah
yang saling melengkapi (regional
Teori Berlian Porter. Analisis dilakukan
complementarity) artinya, terdapat
pada tiap komponen yang terdapat pada
kebutuhan timbal balik antar wilayah
Teori Berlian Porter (Porter’s Diamond
sebagai akibat adanya perbedaan potensi
Theory). Komponen tersebut meliputi : a)
yang dimiliki oleh tiap wilayah.
Faktor Condition (FC), yaitu keadaan
Kedua, Adanya kesempatan untuk ber-
faktor–faktor produksi dalam suatu industri
intervensi (intervening opportu-nity)
seperti tenaga kerja dan infrastuktur; b)
artinya, kedua wilayah memiliki
Demand Condition (DC), yaitu keadaan
kesempatan melakukan hubungan timbal
permintaan atas barang dan jasa; c) Related
balik serta tidak ada pihak ketiga yang
and Supporting Industries (RSI), yaitu
membatasi kesempatan itu. Adanya campur
keadaan para penyalur dan industri lainnya
yang saling mendukung dan berhubungan; tangan/ intervensi pihak ketiga (wilayah
ketiga) dapat menjadi penghambat atau
d) Firm, Strategy, Structure, and Rivalry
melemahkan interaksi antara dua wilayah.
(FSSR), yaitu strategi yang dianut
Ketiga, Adanya kemudahan transfer/
perusahaan pada umumnya, stuktur industri
pemindahan dalam ruang (spacial transfer
dan keadaan kompetisi dalam suatu industri
ability) artinya kemudahan transfer atau
domestic
pemindahan dalam ruang baik manusia,
Analisis SWOT dapat digunakan untuk
informasi ataupun barang sangat
mengenali kekuatan (strenght) dan
bergantung dengan faktor jarak, biaya
kelemahan (weaknesses) yang disebabkan
(transportasi) dan kelancaran prasarana
oleh faktor internal (dari wilayah itu
transportasi. Jadi semakin mudah
sendiri) sedangkan peluang (opportunity)
transferbilitas, maka akan semakin besar
dan ancaman (threath) merupakan faktor-
arus komoditas.
faktor eksternal (dari luar wilayah).
Analisis SWOT ini sangat membantu Hasil Pembahasan
dalam menyusun rencana aksi untuk
pengembangan ekonomi lokal. Analisis Luas wilayah Kabupaten Banjar
SWOT dapat dilakukan pada tahapan awal 4.668,50 km2 , merupakan wilayah terluas
untuk memberikan gambaran makro ketiga di Provinsi Kalimantan Selatan,
kekuatan dan kelemahan pengembangan terdiri dari 20 kecamatan, 277 desa dan 13
Page | 6
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, Vol.14 No.1
kelurahan. Kawasan wilayah studi berada Sebelah Utara : Desa Melayu Ilir dan Desa
di Kecamatan Martapura Timur Kabupaten Melayu Tengah
Banjar. Kawasan wilayah studi berada di Sebelah Selatan : Desa Antasan Senor Ilir
Kecamatan Martapura Timur Kabupaten Sebelah Timur : Desa Antasan Senor Ilir
Banjar. Secara administrasi geografis Sebelah Barat : Desa Pekauman Ulu dan
kawasan sentra Airguci berbatasan dengan Desa Pekauman Dalam.
:
Page | 7
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, Vol.14 No.1
Analisis SWOT
Tabel 2 Penilaian Faktor Internal
IFAS
Uraian Nilai Bobot Skor
Kelemahan Ketersediaan bahan baku masih memerlukan proses -4 9,52 0,38
pengiriman barang dari industri penghasil bahan baku di
pulau jawa
Masyarakat belum berminat untuk menggeluti usaha -5 11,90 0,60
kerajinan airguci
Kurang memiliki kemampuan untuk memasarkan -4 9,52 0,36
Penggunaan teknologi masih belum dipakai dalam -1 2,38 0,02
kegiatan menyulam
Industri pendukung berada di pulau jawa -3 7,14 0,21
Belum memiliki merek dagang -2 3,57 -0,07
Pendekatan pemerintah melalui kelompok usaha belum -5 9,62 -0,48
berhasil
Harga jual produk masih belum meiliki standar harga -4 11,76 0,47
Jumlah -28 50 -2,00
Kekuatan Keunikan budaya dan warisan budaya sebagai salah satu 3 5,36 0,16
sumber inspirasi pengembangan produk
Masih banyak yang bekerja karena mencintai pekerjaan 5 8,93 0,45
yang dilakukan dan dianggap turun temurun
Keahlian yang dimiliki para pengrajin terus berkembang 4 7,14 0,29
Memasarkan lewat internet memberikan peluang baik 3 5,36 0,16
Jalur distribusi fisik seperti pasar modern dan tradisional, 4 7,14 0,29
galeri, toko sudah tersedia
Infrastruktur jaringan telekomunikasi dan media semakin 5 8,93 0,45
luas sebagai salah satu media promosi
Memiliki segmen pasar tersendiri 4 7,14 0,29
Jumlah 28 50 2,07
Total IFAS 7 100 0,07
Page | 8
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, Vol.14 No.1
Dari nilai-nilai tersebut di atas Rangkuti, 2006: 43). Hal ini dapat di capai
kemudian dihitung resultante nilai sebagai dengan cara meningkatkan produktivitas,
berikut : menciptakan produk baru, menambah
kualitas produk atau jasa, meningkatkan
S (Kekuatan) – W (Kelemahan) = 2,07 – akses pasar. Pertumbuhan ini terbagi
2,00 = 0,07 menjadi dua strategi yaitu:
a. Rapid Growth Strategy (strategi
O (Peluang) – S (Ancaman) = 2,05 – 1,73 = pertumbuhan cepat), adalah strategi
0,32 peningkatan kualitas yang menjadi
faktor kekuatan untuk memaksimalkan
Hasil dari penjumlahan dari tabel faktor pemanfaatan semua peluang.
internal dan faktor eksternal ini b. Stable Growth Strategy (strategi
menunjukkan hasil dengan nilai (+,+) yakni pertumbuhan stabil), adalah strategi
(0,32 dan 0,07), dengan demikian terdapat mempertahankan pertumbuhan yang
di kuadran 1 (penguatan strategi di S-O). ada (kenaikan yang stabil, jangan
Kuadran I : Growth (Pertumbuhan) sampai turun).
Strategi pertumbuhan untuk Hasil dari perhitungan SWOT yang
mencapai pertumbuhan, baik dalam berada di kuadran 1 tersebut dapat
pemasaran, produksi, keuntungan ekonomi digambarkan sebagai berikut:
atau kombinasi ketiganya (Freddy
Page | 9
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, Vol.14 No.1
Page | 10
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, Vol.14 No.1
Komponen –
Aspek Faktor Kabupaten Banjar
komponen
dikenal sehingga
sudah merasa
cukup pada skala
produksi saat ini
dan relatif sulit
untuk didorong
untuk pencapaian
nilai tambah yang
lebih tinggi/ekspor
langsung
- Kedekatan jarak
dan kondisi jalan
yang baik ke
berbagai wilayah
lain di Kalimantan
Selatan (terutama
Kabupaten Banjar,
Kota Banjarmasin,
dan Kota
Banjarbaru)
membuat sejumlah
produksi tidak
memikirkan
pengelolaan nilai
tambah yang lebih
besar dan cukup
- Sudah tersedia
moda dan
pengiriman barang
yang relatif
terpercaya (POS,
- Dukungan
JNE, TIKI, dll)
moda
- Pada pola
transportasi
pemasaran
antar &
memakai pola
interkawasan
“jemput bola”
Transferabilitas ruang - Pola migrasi
- Sudah tersedia
desa – kota:
angkutan publik
permanen/non
perdesaan
permanen
- Pola migrasi Kota –
(sirkular &
Desa bersifat
komuting)
Komuting,
sementara migrasi
desa Kota pada
umumnya
permanen
Page | 11
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, Vol.14 No.1
Page | 12
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, Vol.14 No.1
Page | 13
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, Vol.14 No.1
bagi penelitian selanjutnya yakni Approach. Rome: FAO Land and Water
melengkapi berbagai data yang belum Bulletin.
tersedia, guna untuk memperkaya Hair, J. F., R. E. Anderson, R. L. Tatham,
informasi yang didapat dari analisis yang & W. C. Black. 1995. Multivariate
dilakukan nantinya. Untuk keberagaman Data Analysis. Edisi Keempat. New
analisis yang dilakukan bisa mencari Jersey:Prentice Hall.
berbagai analisis lainnya yang lebih akurat Handayani, Wenny. 2008. Usaha
untuk menjawab berbagai permasalahan Kerajinan Airguci “Berkat Sabar”
yang diangkat didalam penelitian sehingga Pemberdayaan Pengrajin Airguci Desa
diharapkan dapat melakukan analisis AHP Keliling Benteng Tengah Kalimantan
untuk prioritas startegi, serta analisis Selatan Tahun 1996-2005. Skripsi.
penguatan pengembangan kelembagaan Banjarbaru: Program S1 FKIP
pemasaran dan bahan baku pada sentra UNLAM.
industri usaha kerajinan Airguci. Dengan IHS, 2006 Concept of Local Economic
demikian, akan dihasilkan formula lebih Development, Course Material of LED,
rinci didukung dengan masukan strategi- Rotterdam.
strategi yang tepat. Makmur. 2010. Pengembangan Ekonomi
Lokal.https://panritacikal.wordpress.co
Daftar Pustaka m/2010/10/30/konsep-
Azis, Abdul. 2005. Upaya Pengembangan pengembanganekonomi-lokal-
Industri Kecil Tas dan Koper dalam pel/comment-page-1/#comment-326.
Konteks Pembangunan Ekonomi Lokal Diunduh tanggal 1 Januari.
di Kecamatan Tanggulangin Moleong, Lexy J. 2007. Metodologi
Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur. Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja
Tesis. Bandung: Program Studi Rosda Karya.
Perencanaan Wilayah dan Kota
Fakultas Teknik Institut Teknologi
Bandung.
Bintarto, R. 1983. Interaksi Desa-Kota
dengan Permasalahannya. Jakarta:
Ghalia Indonesia.
Blakely. 1990. Planning Local Economic
Development: Theory and Practice,
New Delhi: Sage Publications.
Carrothers, G. P. 1956. “A Historical
Review of the Gravity and
PotentialConcepts of Human
Interaction” dalam Journal of the
American Institute of Planners.
DJ, Kurniawan dan Novar Anang Pandria.
2008. Pengaruh PergerakanPenduduk
Terhadap Keterkaitan Desa-Kota di
Kecamatan Karangawen dan
Kecamatan Grobogan. Tugas Akhir.
Semarang: Program S1 Jurusan
Perencanaan Wilayah dan Kota
Fakultas Teknik Universitas
Diponegoro.
FAO. 1995. Planning for Sustainable Use
of Land Resources: Towards a New
Page | 14