Penelusuran Informasi Pada Pemustaka Universitas Negeri Padang
Penelusuran Informasi Pada Pemustaka Universitas Negeri Padang
Penelusuran Informasi Pada Pemustaka Universitas Negeri Padang
DOI: http://dx.doi.org/10.18326/pustabiblia.v2i1.55-70
Abstract
Information search is important in supporting the activity of “Tri Dharma Perguruan
Tinggi”. Student information search results are often found to be very similar to state-
ments in the reference used. Skills in the use of information reflect the understanding
of college librarians against information literacy. The research method used in com-
piling this article is by qualitative research. In this research used information tracing
model with stages namely: starting, chaining, browsing, differentiating, monitoring,
extracting, verifying, and ending. The study was conducted on 143 users from State
University of Padang (UNP) and University of Andalas (Unand). The results showed
that the lecturer is an important source of information for the user to know the initial
reference that will be used in the completion of academic tasks. In addition, college
librarians have a high dependence on internet resources. In terms of the formulation
of information retrieval results, some readers use the full statement in reference. In
other words, the user does not formulate the search results according to his or her
understanding. However, some others do a search for information as in the search
model referenced in this study.
Abstrak
Penelusuran informasi merupakan hal penting dalam mendukung aktivitas Tri
Dharma Perguruan Tinggi. Hasil penelusuran informasi yang dilakukan mahasiswa
sering ditemukan sangat mirip dengan pernyataan pada referensi yang digunakan.
Keterampilan dalam pemanfaatan informasi mencerminkan pemahaman pemustaka
perguruan tinggi terhadap literasi informasi. Metode penelitian yang digunakan dalam
menyusun artikel ini adalah dengan qualitative research. Dalam penelitian ini digu-
nakan model penelusuran informasi dengan tahapan yaitu: starting, chaining, brows-
ing, differentiating, monitoring, extracting, verifying, dan ending. Penelitian dilakukan
pada 143 pemustaka dari Universitas Negeri Padang (UNP) dan Universitas Andalas
(Unand). Hasil penelitian menunjukkan bahwa dosen merupakan sumber informasi
penting bagi pemustaka untuk mengetahui referensi awal yang akan digunakan dalam
penyelesaian tugas akademik. Selain itu, pemustaka perguruan tinggi punya keter-
gantungan yang tinggi pada sumber-sumber internet. Dalam hal perumusan hasil
penelusuran informasi, sebagian pemustaka menggunakan secara penuh pernyataan
dalam referensi. Dengan kata lain, pemustaka tidak merumuskan hasil penelusuran
sesuai dengan pemahamannya. Namun, sebagian lainnya melakukan penelusuran
informasi seperti pada model penelusuran yang dirujuk dalam penelitian ini.
Pendahuluan
Perguruan tinggi adalah tempat terlaksananya kegiatan komunikasi
ilmiah. Dalam konsep komunikasi ilmiah, perkembangan ilmu pengetahuan
akan lebih cepat jika terdapat transfer pengetahuan melalui publikasi ilmiah.
Untuk mendukung hal tersebut, dosen dan mahasiswa membutuhkan sumber
informasi terbaru sehingga bisa mengembangkan bidang ilmu yang men
jadi objek studinya. Selain penggunaan sumber informasi perpustakaan,
kecepatan dan ketepatan pencarian informasi dianggap penting oleh
pemustaka dalam mengakses informasi. Pustakawan perlu mengetahui
kebutuhan informasi pemustaka untuk dapat menyediakan sumber-sumber
dan sarana penelusuran informasi yang tepat guna dan bernilai guna.
Sumber-sumber informasi (koleksi) perpustakaan dimanfaatkan oleh
pemustaka perguruan tinggi untuk mendukung aktivitas Tri Dharma Per
Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan metode kualitatif. Jenis sampel yang
digunakan adalah incidental sampling. Dalam penelitian ini terdapat 143
sampel pemustaka yang memanfaatkan layanan Perpustakaan Universitas
Negeri Padang (UNP) dan Perpustakaan Universitas Andalas (Unand).
Pemustaka tersebut semuanya adalah mahasiswa dari kedua perguruan
tinggi. Indikator penelitian dibuat dengan menggunakan model penelusuran
informasi dari Ellis, Cox, and Hall dalam Sugiyantono (2016: 7.27) yang
Pembahasan
Hasil penelitian ini dibahas dalam tiga bagian, yaitu: (1) penelusuran
informasi pemustaka perguruan tinggi, (2) strategi penyediaan sarana
penelusuran informasi perpustakaan, dan (3) strategi penelusuran informasi
bagi pemustaka perguruan tinggi.
lain, namun tetap berdasarkan nama penulis dan subjek yang terdapat dalam
referensi inti. Alternatif kedua pada tahap ini adalah penelusuran infor
masi melalui abstrak penelitian atau daftar isi jurnal. Penggunaan metode
ini selanjutnya dapat memperluas cakupan informasi yang diinginkan pe
mustaka, karena melalui abstrak penelitian dan daftar isi jurnal terdapat
kemungkinan untuk mencari informasi yang sesuai dengan topik yang
diminati.
Hasil analisis terhadap pemustaka kedua perguruan tinggi untuk
tahap ini adalah tidak banyak pemustaka yang menggunakan referensi
lanjutan atau mencari informasi melalui abstrak penelitian maupun daftar isi
jurnal. Hal ini diasumsikan karena kecenderungan pengguna untuk merujuk
pada sumber informasi berupa buku teks dan kurangnya pengetahuan
tentang penggunaan abstrak hasil penelitian serta daftar isi jurnal. Pemustaka
dapat mencari lebih banyak informasi melalui bibliografi yang terdapat pada
referensi inti. Pada tahap ini ada dua cara untuk melacak informasi, melalui
daftar referensi utama perpustakaan dan melalui penggunaan penulis atau
nama subjek dalam daftar referensi inti. Dengan cara yang kedua, pelacakan
informasi dibantu dengan cara melacak informasi seperti alat bibliografi. Alat
ini seringkali tersedia tidak diperbaharui di perpustakaan, sehingga sedikit
pemustaka yang merujuk ke sumber-sumber ini. Di sisi lain, pemustaka
terkadang tidak mengetahui fasilitas ini di perpustakaan dan tidak tahu
bagaimana menggunakannya untuk membantu penelusuran informasi.
Sumber informasi seperti ini jika selalu diperbarui oleh pustakawan dapat
mempercepat pengembangan ilmu pengetahuan seperti konsep komunikasi
ilmiah.
Ketiga, tahap browsing, yaitu penelusuran lanjutan dari Informasi
tentang referensi yang telah diperoleh pada tahap sebelumnya. Sumber
informasi yang paling banyak digunakan sebagai rujukan adalah sumber
internet. Sumber ini dianggap memberikan jawaban paling cepat terhadap
pertanyaan atau masalah dalam tugas akademik pemustaka karena dapat
diakses kapanpun dan dimanapun selama pengguna memiliki perangkat
teknologi informasi dan komunikasi, minimal handphone atau smartphone.
tidak berdiam diri saja menunggu pemustaka mengakses sarana ini, karena
pemustaka pada umumnya tidak tahu bahwa perpustakaan memiliki beragam
sarana penelusuran informasi yang bisa membantu proses penelusuran
informasinya di perpustakaan secara efektif dan efisien.
Kedua, membuat indeks beranotasi untuk koleksi terbitan berkala
seperti surat kabar, majalah, jurnal, dan prosiding. Untuk indeks beranotasi
surat kabar, minimal dipilih beberapa topik yang menjadi unggulan
perguruan tinggi. Indeks ini dibuat secara berkelanjutan dan disediakan
juga bentuk klipingnya. Untuk indeks beranotasi jurnal, dibuat dengan rinci
informasi untuk temu kembali seluruh jurnal yang dilanggan perpustakaan
baik tercetak maupun digital. Informasi yang ditampilkan pada OPAC tidak
hanya judul jurnal saja, tetapi lebih rinci pada informasi artikel di dalam
jurnal. Selain itu, sarana penelusuran yang berkaitan dengan ini adalah
kumpulan abstrak yang berisi informasi ringkas dari hasil-hasil penelitian
seperti tugas akhir mahasiswa dan laporan penelitian.
Ketiga, memaksimalkan pemanfaatan sumber-sumber elektronik
oleh pemustaka dengan memberikan bimbingan secara individual. Banmyak
pemustaka tidak mengetahui cara menggunakan sumber-sumber ini.
Padahal perpustakaan perguruan tinggi pada umumnya memiliki jenis
informasi ini. Ketidaktahuan pemustaka tentang sumber informasi lain
di perpustakaan dan kurangnya promosi dari pustakawan mengakibatkan
sumber-sumber jenis ini sering tidak dimanfaatkan, hanya tersimpan rapi
saja di perpustakaan. Contohnya sumber-sumber elektronik dalam bentuk
artikel, audio visual, dan lain-lain.
Keempat, pustakawan mendayagunakan informasi yang tersedia
dalam sumber-sumber online untuk menjawab kebutuhan informasi
pemustaka. Hendaknya pustakawan masa sekarang tidak lagi mengatakan
“tidak tahu” terhadap pertanyaan-pertanyaan pemustaka tentang suatu
informasi yang dicarinya. Informasi yang terdapat dalam sumber-sumber
online bisa dijadikan sebagai rujukan bagi pustakawan untuk memperlancar
pekerjaan dalam pemenuhan informasi pemustaka. Selain itu, pustakawan
juga dapat membimbing pemustaka dalam menemukan informasi yang
Kesimpulan
Penelusuran informasi pada pemustaka perguruan tinggi banyak
menggunakan sumber-sumber internet. Pustakawan di perguruan tinggi
perlu membuat berbagai sarana temu balik informasi yang cukup untuk
berbagai jenis sumber-sumber informasi perpustakaan. Penelusuran
informasi sangat terkait dengan proses literasi informasi, dimana pemustaka
sebagai pencari informasi dapat mencari, menemukan, dan memanfaatkan
informasi secara efektif dan efisien. Untuk mendukung proses ini, pustakawan
dapat membuat strategi-strategi yang dapat memudahkan pemustaka dalam
melakukan penelusuran informasi di perpustakaan.
Referensi
Association of College and Research Libraries (ACRL). 2000. Information
Literacy Competency Standards for Higher Education. http://www.
ala.org/acrl/sites/ala.org.acrl/files/content/standards/standards.pdf,
September 14, 2017.
Reitz, J. M. 2011. Online Dictionary for Library and Information Science.http://
www.abc-clio.com/ODLIS/searchODLIS.aspx, September 14, 2017.
Rifai, A. Penelusuran Literatur. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka, 2014.
Septiyantono, T. Literasi Informasi. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka, 2016.
Setiawan, V. Librarian Communication Strategy in the Implementation
of Information Literacy (Case Study in University with Using and
Exploiting E-resources. Jurnal Penelitian Komunikasi dan Opini
Publik, Vol. 21, no. 1 (2017): 15-29.
Undang-Undang No. 43 Tahun 2007 Tentang Perpustakaan. http://www.
pnri.go.id/law/undang-undang-nomor-43-tahun-2007-tentang-
perpustakaan/, diakses September 14, 2017.