Hydro Jut Net
Hydro Jut Net
ABSTRACT
[STABILITY IMPROVENT OF STEEP HILL SOIL STRUCTURE BY MEANS OF HYDROSEEDING OF MOSSES
AND SOIL CONDITIONERS]. Steep hill is very sensitive to soil erosion and land slide. The objective of this
study was to determine the effects of mosses (musci) and soil conditioners applied through hydroseeding technique on
the development moss colony and stability of soil structure of steep hill. A randomized complete block design with
three replications was used to allocate the treatment combinations of soil conditioners (no soil conditioner, water +
manure, and water + manure + latex) and moss species (no moss, Andrea petrophila, and Polytricum commune). 1m x
1m plots were made on steep hill with 65% inclination and each plot was sprayed with 2 L of the soil conditioner and
moss mixture (hydroseeding). Observations were made on the moss development and soil physical properties. The
results showed that the moss colony increased significantly as applied with soil conditioners. The highest colony size
of moss was found on the application of water + manure + latex (200.85 m-2), followed by water + manure with
(156.46 m-2), whereas no soil conditioner produced the lowest (104.91 m-2). Hydroseeding of moss and soil conditioner
had significantly improved the stability of soil structure . Combination of Polytricum commune and water + manure +
latex produced the highest improvement in soil structure stability by 93.3 % as compared to the control.
—————————————————–——————————————————————————————
Keyword: musci, soil conditioner, hydroseeding, steep hill, soil structure stability
ABSTRAK
Lahan sangat curam sangat peka terhadap erosi dan longsor. Tujuan penelitian ini ialah untuk menguji pengaruh
lumut daun (musci) dan pembenah tanah yang diberikan melalui teknik hidrosiding terhadap perkembangan lumut
dan stabilitas struktur tanah tebing curam. Rancangn acak kelompok dengan tiga ulangan digunakan untuk
mengalokasikan kombinasi perlakuan bahan pembenah tanah (tanpa pembenah tanah, air + pupuk kandang, dan air +
pupuk kandang + lateks) dan jenis lumut daun (tanpa lumut, Andrea petrophila, dan Polytricum commune). Petak-
petak berukuran 1 m x 1 m lahan curam dengan kemiringan 65% dan tiap petak disemprot dengan 2 L campuran
lumut dan pembenah tanah (hidrosiding). Pengamatan dilakukan terhadap perkembangan lumut dan sifat fisik tanah.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa koloni lumut meningkat nyata dengan pemberian pembenah tanah. Jumlah
koloni terbesar ditunjukkan oleh aplikasi air + pupuk kandang + lateks (200.85 m-2), diikuti oleh air + pupuk
kandang (156.46 m-2), sebaliknya tanpa pembenah tanah menghasilkan ukuran koloni paling kecil (104.91 m-2).
Hidrosiding lumut dan pembenah tanah secara nyata meningkatkan stabilitas struktur tanah. Kombinasi Polytricum
commune dan air+pupuk kandang + lateks menghasilkan peningkatan stabilitas struktur tanah sebesar 93.3 %
dibanding tanpa pembenah tanah.
—————————————————–—————————————————————--————
Kata kunci: musci, pembenah tanah, hidrosiding, lahan sangat curam, stabilitas struktur tanah
dicoba, Polytricum commune menghasilkan pen- katan stabilitas struktur tanah tertinggi terlihat
ingkatan stabilitas struktur tanah (ΔMWD) sebesar pada kombinasi perlakuan Polytricum commune
0.42 mm (35.89 %) dibanding kondisi sebelum dengan campuran pupuk kandang + lateks dengan
perlakuan, sedangkan Andrea petrophila dapat peningkatan stabilitas struktur tanah 0.93 mm, dii-
menghasilkan peningkatan sebesar 0.34 mm (30.9 kuti berturut-turut kombinasi Andrea petrophila
%) dibanding kondisi sebelum perlakuan, seka- dengan pupuk kandang + lateks dengan peningkatan
lipun lumut tersebut tidak tumbuh setelah dua bu- stabilitas struktur tanah 0.66 mm, dan kombinasi
lan aplikasi. Peningkatan stabilits struktur tanah ini tanpa lumut daun dengan pupuk kandang + lateks
dapat terjadi karena sisa-sisa jaringan lumut yang dengan peningkatan stabilitas struktur tanah sebe-
terdekomposisi memberi sumbangan bahan or- sar 0.43 mm, dan Polytricum commune dengan
ganik ke dalam tanah dan bersinergi dengan pem- hidrosiding pupuk kandang sebesar 0.35 mm. Hal
benah tanah dalam membentuk struktur tanah yang ini menunjukkan bahwa sinergi lumut daun Poly-
lebih stabil. tricum commune dengan pupuk kandang + lateks
Pada perlakuan pembenah tanah (Tabel 4), ke- merupakan kombinasi terbaik menghasilkan sta-
naikan stabilitas struktur tanah (ΔMWD) tertinggi bilitas struktur tanah yang lebih tinggi.
ditunjukkan hidrosiding pupuk kandang + lateks
dengan kenaikan 0.64 mm (57.66 %) dan diikuti KESIMPULAN
pemberian pupuk kandang dengan kenaikan 0.20
mm (20.62 %). Sebaliknya, petak tanpa pembenah
Pemberian pembenah tanah dengan teknik
tanah hanya mengalami kenaikan stabilitas struktur
tanah sebesar 0.08 mm (5.19 %). Hasil ini menun- hidrosiding dapat meningkatkan jumlah koloni
jukkan bahwa pemberian pembenah tanah mampu Polytricum commune pada tanah tebing. Jum-
lebih tinggi dalam meningkatkan stabilitas struktur lah koloni terbanyak diperoleh dari campuran
tanah dibandingkan hanya pemberian lumut daun. pupuk kandang sapi + lateks dibandingkan
Berdasarkan interaksinya (Gambar 1), pening- dengan tanpa pemberian pembenah tanah. Selain
Tabel 1. Rata-rata jumlah koloni lumut daun Polytricum commune pada campuran hidrosiding dua bulan sete-
lah penebaran
Rata-rata sekolom yang diikuti huruf sama berarti beda tidak nyata pada uji BNT (α =5 %)
Tabel 2 . Hasil analisis keragaman dan bobot volume (BV), bobot jenis (BJ), porositas, stabilitas struktur
tanah sebelum perlakuan (MWD1), setelah perlakuan (MWD2), dan peningkatan stabilitas struktur tanah
(ΔMWD)
Sumber
db BV BJ Porositas MWD1 MWD2 ΔMWD
Keragaman
Blok 2
H 2 1.70ns 0.05ns 0.76ns 5.37* 4.71* 8.33*
L 2 3.51ns 0.50ns 0.29ns 4.47* 6.14* 5.25*
HxL 4 0.67ns 1.02ns 0.75ns 3.12ns 2.78ns 4.19*
Galat 12
ns : beda tidak nyata dan * : beda nyata pada uji F (α =5%)
Tabel 3. Rata-rata pengaruh jenis lumut daun terhadap bobot volume (BV), bobot jenis (BJ), porositas, stabilitas struktur
tanah sebelum perlakuan (MWD1), setelah perlakuan (MWD2), dan peningkatan stabilitas struktur tanah (ΔMWD)
Tabel 4. Rata-rata pengaruh hidrosiding terhadap bobot volume (BV), bobot jenis (BJ), porositas, stabilitas struktur
tanah sebelum perlakuan (MWD1), setelah perlakuan (MWD2), dan peningkatan stabilitas struktur tanah (ΔMWD).
Rata-rata sekolom yang diikuti huruf sama berarti beda tidak nyata pada uji BNT (α =5 %)
Mulyadi dan Soepraptohardjo. 1975. Masalah data dan Singer, M.J. and D.N. Warrington. 1992. Crusting in the
penyebaran tanah-tanah kritis. Kertas kerja untuk Western United States. In: M.E. Summer and B.A.
Simposium Tanah Kritis di Jakarta tanggal 27-29 Stewart (Eds). Soil Crusting: Chemical and Physical
Oktober 1975. LPT Bogor. Processes. Lewis Publishers, Boca Paton, Ann Abor,
Rost, T.L., M.G. Barbour, R.M. Thornton, and T.E. London : 179-204.
Weier. 1984. A Brief Introduction to Plant Biology, Tjitrosoepomo, G. 1981. Taksonomi Tumbuhan.
John Wiley & Sons, New York. Bharata Karya Aksara, Jakarta.
Seta, A.K. 1986. Konservasi Tanah danAir. Kalam Mu- Vasishta, B.R. 1985. Bryophyta. S. Chand & Company
lia, Jakarta. Ltd., Ram Nagar, New York.