Pemeriksaan Fisik Anak
Pemeriksaan Fisik Anak
Pemeriksaan Fisik Anak
Abstracs: Inspection of Antenatal Care (ANC) is an important part of antenatal care services
that form of administration. Antenatal care can be used as an initial screening of the
condition of the baby to be born. The quality of antenatal care are less well is one risk factor
for LBW (Sistiarani, 2008). The purpose of this study to determine the relationship Antenatal
Care checks with the incidence of low birth weight (LBW) in the working area hospitals
Tobelo. The method used is observational analytic approach Retrospective Study and case
control design. Sampling was purposive sampling with a sample obtained 32 people,
consisting of 16 to 16 cases and the control group. The results of this study using the chi-
square test p value in getting 0,001dan α 0.05, p value less than α (0.001 <0.05) so that Ha is
accepted. Interpretation of test results are contained Antenatal Care inspection relationship
with LBW. In the calculation of odds ratios (OR) OR 3.000 and the results obtained showed
that OR> 1 potentially high or inspection of Antenatal Care Good chance 3 times against
BBLN events. The conclusion of this study there is a relationship Antenatal Care checks with
LBW in the working area hospitals Tobelo. Suggestions as health workers to be able to
provide quality services with a minimum standard of Antenatal Care ANC as known 7T.
Abstrak: Pemeriksaan Antenatal Care (ANC) merupakan bagian penting dalam asuhan
antenatal yang membentuk cara pemberian layanan. Antenatal care dapat digunakan sebagai
screening awal terhadap kondisi bayi yang akan lahir. Kualitas pelayanan antenatal yang
kurang baik merupakan salah satu faktor risiko BBLR (Sistiarani, 2008). Tujuan penelitian
ini untuk mengetahui hubungan pemeriksaan Antenatal Care dengan kejadian Berat Badan
Lahir Rendah (BBLR) di wilayah kerja RSUD Tobelo. Metode penelitian yang digunakan
yaitu observasional analitik dengan pendekatan Study Retrospective dan rancangan case
control. Pengambilan sampel dengan Purposive Sampling didapatkan sampel 32 orang, terdiri
dari 16 untuk kelompok kasus dan 16 kelompok kontrol. Hasil penelitian ini menggunakan
uji chi-square di dapatkan p value 0,001dan α 0,05 maka p value kurang dari α (0,001 < 0,05)
sehingga Ha diterima. Interpretasi hasil uji ini adalah terdapat hubungan pemeriksaan
Antenatal Care dengan kejadian BBLR. Pada perhitungan odds ratio (OR) didapat OR 3,000
dan hasil ini menunjukkan bahwa OR > 1 berpeluang tinggi atau pemeriksaan Antenatal Care
Baik berpeluang 3 kali lipat terhadap kejadian BBLN. Kesimpulan dari penelitian ini
terdapat hubungan pemeriksaan Antenatal Care dengan kejadian BBLR di wilayah kerja
RSUD Tobelo. Saran sebagai tenaga kesehatan agar mampu memberikan kualitas pelayanan
Antenatal Care dengan standar minimal pelayanan ANC yang dikenal dengan 7T.
PENDAHULUAN
Pemeriksaan Antenatal Care (ANC) Pada setiap kunjungan ANC,
merupakan bagian penting dalam asuhan petugas pengumpulkan dan menganalisis
antenatal yang membentuk cara pemberian data mengenai kondisi ibu melalui
layanan (Cryer, A dkk, 2009). Pemberi anamnesis dan pemeriksaan fisik untuk
pelayanan kesehatan pada masa kehamilan mendapatkan diagnosis kehamilan
seperti dokter spesialis kebidanan dan intrauterine, serta ada tidaknya masalah
kandungan, dokter umum, bidan dan atau komplikasi (Demny dkk, 2012).
perawat harus mampu memberikan Antenatal care dapat digunakan sebagai
informasi yang tepat dengan pengetahuan screening awal terhadap kondisi bayi yang
dan profesionalisme agar dapat akan lahir. Bayi dapat lahir dengan kondisi
mempengaruhi persepsi dan keputusan ibu bayi lahir dengan berat badan tinggi,
selama proses kehamilan, persalinan normal ataupun rendah. Pada kesempatan
sampai masa nifas. Setiap kehamilan dapat ini penulis akan fokus pada bayi lahir
menimbulkan risiko kematian ibu. Untuk dengan berat badan rendah. Berat Badan
itu perlu pemantauan dan perawatan Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi yang
kesehatan yang memadai selama lahir dengan berat badan sama atau kurang
kehamilan sampai masa nifas. Dalam dari 2500 gram (Sudarti & Sukarni, 2014).
upaya penurunan kematian ibu hamil dan Kualitas pelayanan antenatal yang kurang
bayi baru lahir Kementrian Kesehatan baik merupakan salah satu faktor risiko
menyediakan kebijakan dan strategi BBLR (Sistiarani, 2008). Bayi yang lahir
dengan menekankan pada ketersediaan dengan berat badan lahir rendah (BBLR)
pelayanan kesehatan di masyarakat dapat beresiko tinggi. Berat badan lahir
(Kementrian Kesehatan RI, 2015). memiliki peranan penting terhadap
Menurut survei yang dilakukan perkembangan anak selanjutnya, untuk itu
Riskesdas 2013 pelayanan kesehatan ibu keadaan ibu hamil sangat perlu untuk
hamil di Indonesia terdapat 2 indikator The diperhatikan selama kunjungan antenatal.
Sustainable Development Goals (SDGs) Dalam penelitian ini peneliti ingin
yang diperoleh dari bagian cakupan ANC mengetahui hubungan pemeriksaan
minimal 1 kali dan ANC minimal 4 kali Antenatal Care dengan kejadian Berat
serta proporsi penolong persalinan oleh Badan Lahir Rendah (BBLR). Data yang
tenaga kesehatan yang kompeten. diperoleh untuk kasus BBLR di RSUD
Didapatkan Indikator pemeriksaan Tobelo terhitung dari bulan Juni hingga
kehamilan (K1) ideal dan K4 (frekuensi tanggal 15 September 2016 berjumlah 43
ANC 1-1-2) yang merujuk pada frekuensi pasien dari 172 angka kelahiran. Peneliti
dan periode trimester saat dilakukan ANC mengambil lokasi di RSUD Tobelo karena
menunjukkan adanya keberlangsungan rumah sakit ini merupakan rumah sakit
pemeriksaan kesehatan semasa hamil. rujukan di kabupaten Halmahera Utara,
Cakupan K1 ideal secara nasional adalah selain itu rumah sakit ini juga memiliki
81,6% dengan cakupan terendah di Papua tenaga dokter spesialis kebidanan dan
(56,3%) dan tertinggi di Bali (90,3%). kandungan, dokter umum, bidan dan
Cakupan K4 secara nasional adalah 70,4% perawat serta fasilitas RS yang menunjang
dengan cakupan terendah adalah Maluku perawatan pasien itu sebabnya banyak
(41,4%) dan tertinggi di DI Yogyakarta pasien yang berkunjung, sehingga peneliti
(85,5%). Ditemukan selisih dari cakupan memiliki banyak sampel untuk dilakukan
K1 ideal dan K4 secara nasional penelitian.
memperlihatkan bahwa terdapat 12% dari
ibu yang menerima K1 ideal tidak METODE PENELITIAN
melanjutkan ANC sesuai standar minimal Desain penelitian yang digunakan adalah
(K4) (Riskesdas, 2013). observasional analitik dengan metode
e-Journal Keperawatan e-Kp Volume 5 Nomor 1, Februari 2017
39 tahun dimana pada usia ini kehamilan dengan pekerjaan IRT yaitu sebanyak 11
akan lebih beresiko karena organ orang (68,8%) dan pada kelompok kasus
reproduksi pada wanita mulai mengalami responden terbanyak juga adalah
penurunan fungsi akibat kelainan responden dengan pekerjaan IRT yaitu
abnormalitas kromosom yang dikarenakan sebanyak 12 orang (75,0%).
usia ibu lanjut pada waktu konsepsi, Menurut Medforth, dkk (2011)
kelainan uterus/serviks dikarenakan terdapat hubungan signifikan antara
persalinan lama sebelumnya. Untuk itu kelahiran premature, bayi berukuran kecil
perlu untuk setiap ibu hamil memeriksakan dari usia gestasi, hipertensi maternal,
kehamilan pada setiap kondisi umur. preeclampsia, dan kondisi kerja.
Berdasarkan penelitian yang Menurut peneliti IRT lebih banyak
dilakukan diketahui responden terbanyak melahirkan BBLN jika dibandingkan ibu
pada kelompok kontrol berada pada yang bekerja, karena mereka mempunyai
tingkat pendidikan SMA/SPK yaitu waktu lebih sedikit untuk melakukan
sebanyak 12 orang (75,0 %) dan pada pemeriksaan kehamilan dibandingkan IRT.
kelompok kasus responden terbanyak juga Berdasarkan penelitian yang
berada pada tingkat pendidikan SMA/SPK dilakukan diketahui responden terbanyak
dengan jumlah responden sebanyak 9 pada kelompok kontrol adalah responden
orang (56,3%). dengan paritas Primipara yaitu sebanyak 8
Menurut Prawirohardjo (2007) orang (50,0%) sedangkan pada kelompok
dalam Djaali dan Eryando (2010) tentang kasus responden terbanyak yaitu kelompok
Bayi berat lahir rendah di rumah sakit Multipara sebanyak 10 orang (62,5%).
umum daerah Pasar Rebo dan faktor-faktor Menurut teori Manuaba (2007)
yang berhubungan, tingkat pendidikan dalam Endriana, dkk (2012) tentang
merupakan faktor yang berpengaruh Hubungan Umur dan Paritas Ibu dengan
terhadap berat lahir, karena tingkat berat bayi lahir di RB Citra Insani
pendidikan dapat menggambarkan tingkat Semarang tahun 2012 dari sudut paritas
pengetahuan seseorang tentang sesuatu hal terbagi atas: paritas satu tidak aman,
yang berhubungan dengan pemeliharaan paritas 2-3 aman untuk hamil dan bersalin
kesehatannya. Pendidikan dapat dan paritas lebih dari 3 tidak aman. Karena
memberikan wanita kepercayaan dan bayi dengan berat lahir rendah sering
kekuasaan untuk mengambil keputusan terjadi pada paritas diatas lima disebabkan
atas tanggung jawab wanita itu sendiri. pada saat ini sudah terjadi kemunduran
Menurut Ridayanti, dkk (2012) tentang fungsi pada alat-alat reproduksi. Paritas
Hubungan tingkat pendidikan ibu hamil yang tinggi akan berdampak pada
dengan kejadian Anemia pada timbulnya berbagai masalah kesehatan
kehamilannya di Puskesmas Banguntapan baik bagi ibu maupun bayi yang
I Bantul. Yogyakarta rendahnya dilahirkan. Salah satu dampak kesehatan
pengetahuan dapat menyebabkan yang mungkin timbul dari paritas yang
terbentuknya perilaku kesehatan yang tinggi adalah berhubungan dengan
kurang baik. Tingkat pendidikan kejadian BBLR. Paritas lebih dari 4 ini
menengah (SMA) dapat membentuk beresiko mengalami komplikasi serius,
perubahan perilaku kearah yang lebih baik seperti perdarahan dan infeksi yang akan
karena didalam pendidikan terdapat proses mengakibatkan adanya kecenderungan
pengembangan pengetahuan, wawasan, bayi lahir dengan kondisi BBLR bahkan
kompetensi, serta mempengaruhi terjadinya kematian ibu dan bayi.
terbentuknya pola piker seseorang. Menurut peneliti banyaknya anak
Berdasarkan penelitian yang akan mempengaruhi kesehatan ibu dan
dilakukan diketahui responden terbanyak merupakan faktor terjadinya BBLR hal ini
pada kelompok kontrol adalah responden disebabkan karena dengan banyaknya anak
e-Journal Keperawatan e-Kp Volume 5 Nomor 1, Februari 2017
ibu dan bayi, termasuk resiko bayi berat Pasien partus di ruangan bersalin
lahir rendah. Pelayanan pemeriksaan RSUD Tabelo dengan kejadian BBLR
kehamilan merupakan program kesehatan masih terus terjadi sampai peneliti
masyarakat khususnya program kesehatan melakukan penelitian dan dari hasil
ibu dan anak di berbagai negara (Villar, penelitian yang dilakukan oleh penulis
dkk (2001) dalam Nursia (2014). didapatkan masih banyak ibu yang
Pemeriksaan kehamilan bermanfaat melakukan pemeriksaan ANC kurang baik.
apabila diberikan pada ibu hamil mulai Penelitian ini ditemukan adanya
dari konsepsi sampai sebelum kelahiran hubungan pemeriksaan Antenatal Care
untuk memantau perkembangan kehamilan (ANC) dengan kejadian berat badan lahir
dan berorientasi pada promosi kesehatan. rendah (BBLR) di wilayah kerja RSUD
Menurut peneliti pasangan yang Tobelo.
merencanakan kehamilan baiknya
meminta informasi dan saran dari petugas DAFTAR PUSTAKA
kesehatan sebelum konsepsi agar dapat
mempersiapkan tubuh demi keberhasilan Aspuah, S. (2013). Kumpulan Kuesioner
kehamilan. Ibu yang diketahui hamil atau dan Instrumen Penelitian
telah terlambat menstruasi baiknya Kesehatan. Yogyakarta :
melakukan pemeriksaan Antenatal Care Medical Book.
pada perawat profesi, bidan, dokter umum
dan dokter spesialis kebidanan dan Brown, A.,C., Sohani, B.S., & Khan, K.
kandungan. Ataupun juga melakukan (2007). Antenatal care and
kunjungan pemeriksaan di rumah sakit, perinatal outcomes in Kwale
klinik, puskesmas, posyandu dan polindes district, Kenya. Department of
yang melukan standar pelayanan Antenatal public Health and
Care yang optimal. Perkembangan Epidemiology, The University
kehamilan baik peningkatan kesehatan ibu of Birmingham. BMC
dan perkembangan janin normal dapat Pregnancy and Childbirth
dipantau pada kunjungan pemeriksaan Cryer, A., Kean, L., & Sullivan, A. (2009).
Antenatal Care selain itu juga pemeriksaan Panduan pemeriksaan
Antenatal Care dapat mendeteksi secara Antenatal. Jakarta : EGC
dini kemungkinan tanda bahaya yang
terjadi dalam kehamilan yang dapat Demny, W.D.A., Darmawansyah, &
mempengaruhi kondisi kesehatan ibu dan Nurhayani. (2013) Analisis
bayi. Jika ibu melahirkan bayi dengan mutu pelayanan Antenatal Care
kondisi BBLR dan tidak ditangani dengan di Puskesmas Wonrely
tepat maka akan mempengaruhi Kabupaten Maluku Barat Daya
pertumbuhan dan perkembangan kognitif Provinsi Maluku Tahun 2012.
serta munculnya penyakit kronis pada bayi Fakultas Kesehatan Masyarakat
selama kehidupan. Universitas Hasanuddin
Hastono, S.P., & Sabri, L. (2014). Statistik Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas),
Kesehatan. Jakarta : Rajawali (2013). Badan Penelitian dan
Pers. Pengembangan Kesehatan
Kementerian Kesehatan RI.
Kementrian Kesehatan RI, (2015). Jakarta.
Rencana strategis kementrian
kesehatan tahun 2015-2019. Setiadi. (Ed.). (2013). Konsep dan Praktik
Jakarta Penulisan Riset Keperawatan
Edisi kedua. Yogyakarta : Graha
Medforth, J. (2011). Kebidanan Oxford. Ilmu.
Jakarta. EGC
Sistiarani, C. (2008). Faktor maternal dan
Nazifah, U., & Yovsyah. (2013). Faktor- kualitas pelayanan antenatal
faktor yang berhubungan yang beresiko terhadap kejadian
dengan kejadian bayi berat lahir berat badan lahir rendah
rendah di kota Pariaman (BBLR) studi pada ibu yang
provinsi Sumatera barat tahun periksa hamil ke tenaga
2011-2012. Universitas kesehatan dan melahirkan di
Indonesia : FKM RSUD Banyumas tahun 2008.
Semarang: Program
Notoatmodjo, S. (2012). Metodologi Pascasarjana Universitas
Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Diponegoro
Cipta. Sudarti, & Sukarni, I. (2014). Patologi
Nursia, A. (2014). Hubungan kunjungan kehamilan, persalinan, nifas dan
pemeriksaan kehamilan K4 neonatus resiko tinggi.
dengan kejadian bayi berat lahir Yogyakarta : Nuha Medika
rendah di kota Ternate.
Yogyakarta. Universitas Gadjah
Mada Yogyakarta