Pemeriksaan Fisik Anak

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 8

e-Journal Keperawatan e-Kp Volume 5 Nomor 1, Februari 2017

HUBUNGAN PEMERIKSAAN ANTENATAL CARE (ANC) DENGAN


KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR)
DI WILAYAH KERJA RSUD TOBELO
Ribka Yulia Ruindungan
Rina Kundre
Gresty.N.M.Masi

Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran


Universitas Sam Ratulangi Manado
Email: [email protected]

Abstracs: Inspection of Antenatal Care (ANC) is an important part of antenatal care services
that form of administration. Antenatal care can be used as an initial screening of the
condition of the baby to be born. The quality of antenatal care are less well is one risk factor
for LBW (Sistiarani, 2008). The purpose of this study to determine the relationship Antenatal
Care checks with the incidence of low birth weight (LBW) in the working area hospitals
Tobelo. The method used is observational analytic approach Retrospective Study and case
control design. Sampling was purposive sampling with a sample obtained 32 people,
consisting of 16 to 16 cases and the control group. The results of this study using the chi-
square test p value in getting 0,001dan α 0.05, p value less than α (0.001 <0.05) so that Ha is
accepted. Interpretation of test results are contained Antenatal Care inspection relationship
with LBW. In the calculation of odds ratios (OR) OR 3.000 and the results obtained showed
that OR> 1 potentially high or inspection of Antenatal Care Good chance 3 times against
BBLN events. The conclusion of this study there is a relationship Antenatal Care checks with
LBW in the working area hospitals Tobelo. Suggestions as health workers to be able to
provide quality services with a minimum standard of Antenatal Care ANC as known 7T.

Keywords: Antenatal Care, Low Birth Weight

Abstrak: Pemeriksaan Antenatal Care (ANC) merupakan bagian penting dalam asuhan
antenatal yang membentuk cara pemberian layanan. Antenatal care dapat digunakan sebagai
screening awal terhadap kondisi bayi yang akan lahir. Kualitas pelayanan antenatal yang
kurang baik merupakan salah satu faktor risiko BBLR (Sistiarani, 2008). Tujuan penelitian
ini untuk mengetahui hubungan pemeriksaan Antenatal Care dengan kejadian Berat Badan
Lahir Rendah (BBLR) di wilayah kerja RSUD Tobelo. Metode penelitian yang digunakan
yaitu observasional analitik dengan pendekatan Study Retrospective dan rancangan case
control. Pengambilan sampel dengan Purposive Sampling didapatkan sampel 32 orang, terdiri
dari 16 untuk kelompok kasus dan 16 kelompok kontrol. Hasil penelitian ini menggunakan
uji chi-square di dapatkan p value 0,001dan α 0,05 maka p value kurang dari α (0,001 < 0,05)
sehingga Ha diterima. Interpretasi hasil uji ini adalah terdapat hubungan pemeriksaan
Antenatal Care dengan kejadian BBLR. Pada perhitungan odds ratio (OR) didapat OR 3,000
dan hasil ini menunjukkan bahwa OR > 1 berpeluang tinggi atau pemeriksaan Antenatal Care
Baik berpeluang 3 kali lipat terhadap kejadian BBLN. Kesimpulan dari penelitian ini
terdapat hubungan pemeriksaan Antenatal Care dengan kejadian BBLR di wilayah kerja
RSUD Tobelo. Saran sebagai tenaga kesehatan agar mampu memberikan kualitas pelayanan
Antenatal Care dengan standar minimal pelayanan ANC yang dikenal dengan 7T.

Kata Kunci: Pemeriksaan Antenatal Care, BBLR


e-Journal Keperawatan e-Kp Volume 5 Nomor 1, Februari 2017

PENDAHULUAN
Pemeriksaan Antenatal Care (ANC) Pada setiap kunjungan ANC,
merupakan bagian penting dalam asuhan petugas pengumpulkan dan menganalisis
antenatal yang membentuk cara pemberian data mengenai kondisi ibu melalui
layanan (Cryer, A dkk, 2009). Pemberi anamnesis dan pemeriksaan fisik untuk
pelayanan kesehatan pada masa kehamilan mendapatkan diagnosis kehamilan
seperti dokter spesialis kebidanan dan intrauterine, serta ada tidaknya masalah
kandungan, dokter umum, bidan dan atau komplikasi (Demny dkk, 2012).
perawat harus mampu memberikan Antenatal care dapat digunakan sebagai
informasi yang tepat dengan pengetahuan screening awal terhadap kondisi bayi yang
dan profesionalisme agar dapat akan lahir. Bayi dapat lahir dengan kondisi
mempengaruhi persepsi dan keputusan ibu bayi lahir dengan berat badan tinggi,
selama proses kehamilan, persalinan normal ataupun rendah. Pada kesempatan
sampai masa nifas. Setiap kehamilan dapat ini penulis akan fokus pada bayi lahir
menimbulkan risiko kematian ibu. Untuk dengan berat badan rendah. Berat Badan
itu perlu pemantauan dan perawatan Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi yang
kesehatan yang memadai selama lahir dengan berat badan sama atau kurang
kehamilan sampai masa nifas. Dalam dari 2500 gram (Sudarti & Sukarni, 2014).
upaya penurunan kematian ibu hamil dan Kualitas pelayanan antenatal yang kurang
bayi baru lahir Kementrian Kesehatan baik merupakan salah satu faktor risiko
menyediakan kebijakan dan strategi BBLR (Sistiarani, 2008). Bayi yang lahir
dengan menekankan pada ketersediaan dengan berat badan lahir rendah (BBLR)
pelayanan kesehatan di masyarakat dapat beresiko tinggi. Berat badan lahir
(Kementrian Kesehatan RI, 2015). memiliki peranan penting terhadap
Menurut survei yang dilakukan perkembangan anak selanjutnya, untuk itu
Riskesdas 2013 pelayanan kesehatan ibu keadaan ibu hamil sangat perlu untuk
hamil di Indonesia terdapat 2 indikator The diperhatikan selama kunjungan antenatal.
Sustainable Development Goals (SDGs) Dalam penelitian ini peneliti ingin
yang diperoleh dari bagian cakupan ANC mengetahui hubungan pemeriksaan
minimal 1 kali dan ANC minimal 4 kali Antenatal Care dengan kejadian Berat
serta proporsi penolong persalinan oleh Badan Lahir Rendah (BBLR). Data yang
tenaga kesehatan yang kompeten. diperoleh untuk kasus BBLR di RSUD
Didapatkan Indikator pemeriksaan Tobelo terhitung dari bulan Juni hingga
kehamilan (K1) ideal dan K4 (frekuensi tanggal 15 September 2016 berjumlah 43
ANC 1-1-2) yang merujuk pada frekuensi pasien dari 172 angka kelahiran. Peneliti
dan periode trimester saat dilakukan ANC mengambil lokasi di RSUD Tobelo karena
menunjukkan adanya keberlangsungan rumah sakit ini merupakan rumah sakit
pemeriksaan kesehatan semasa hamil. rujukan di kabupaten Halmahera Utara,
Cakupan K1 ideal secara nasional adalah selain itu rumah sakit ini juga memiliki
81,6% dengan cakupan terendah di Papua tenaga dokter spesialis kebidanan dan
(56,3%) dan tertinggi di Bali (90,3%). kandungan, dokter umum, bidan dan
Cakupan K4 secara nasional adalah 70,4% perawat serta fasilitas RS yang menunjang
dengan cakupan terendah adalah Maluku perawatan pasien itu sebabnya banyak
(41,4%) dan tertinggi di DI Yogyakarta pasien yang berkunjung, sehingga peneliti
(85,5%). Ditemukan selisih dari cakupan memiliki banyak sampel untuk dilakukan
K1 ideal dan K4 secara nasional penelitian.
memperlihatkan bahwa terdapat 12% dari
ibu yang menerima K1 ideal tidak METODE PENELITIAN
melanjutkan ANC sesuai standar minimal Desain penelitian yang digunakan adalah
(K4) (Riskesdas, 2013). observasional analitik dengan metode
e-Journal Keperawatan e-Kp Volume 5 Nomor 1, Februari 2017

Study Retrospective. Rancangan survei yang digunakan untuk mengetahui kualitas


yang digunakan pada penelitian ini case pemeriksaan Antenatal Care, dalam
control. Penelitian dilaksanakan di bagian pertanyaannya dibagi menjadi 2 sub.
kebidanan dan kandungan rumah sakit Pertama mengenai kelengkapan
RSUD Tobelo yang ada di Kabupaten pemeriksaan antenatal jawaban “ya”
Halmahera Utara. Penelitian ini dilakukan diberikan skor 1 dan “tidak” diberikan
pada bulan November 2016. skor 0. Jumlah skor yaitu 7. Kedua untuk
Populasi pada penelitian ini adalah mengetahui frekuensi pemeriksaan
ibu yang melahirkan bayi dalam kurun antenatal dibuat 3 pertanyaan dimana
waktu Juni-November 2016 di RSUD apabila menjawab ya diberikan skor 1 dan
Tobelo. Selama bulan Juni - 15 September tidak diberikan skor 0. Jumlah skor total
jumlah ibu yang melahirkan ada 172 yaitu 3. Selanjutnya kuesioner tersebut di
0rang. Bayi yang lahir dengan BBLR di jumlah dimana pemeriksaan antenatal
bulan Juni sd 15 September 2016 ada 43 dengan melihat skor kelengkapan
bayi. Hasil perhitungan besar sampel yang pemeriksaan antenatal dan jumlah cakupan
didapat yaitu sebanyak 32 orang yang kunjungan ibu selama hamil,
terdiri dari 16 orang kelompok kontrol dan pengkategorikannya adalah: Baik
16 orang kelompok kasus sesuai dengan didapatkan skor total = 10, dan Kurang
kriteria inklusi dan kriteria eksklusi. baik didapatkan skor total <10.
Sampel yang digunakan adalah Non Pengelolaan data dari penelitian ini
Probability Sampling dengan teknik terdiri dari editing, coding, processing dan
Purposive Sampling. cleaning.
Kelompok Kasus, Kriteria inklusi: Analisis univariat bertujuan untuk
Ibu melahirkan dalam kurun waktu Juni – menjelaskan atau mendeskripsikan
November 2016, Ibu melahirkan yang karakteristik ibu dalam pemeriksaan ANC.
melakukan pemeriksaan antenatal kepada Analisis Bivariat pada penelitian ini akan
tenaga kesehatan di Rumah Sakit, melihat hubungan pemeriksaan ANC
Puskesmas, Posyandu, dan Praktek klinik dengan kejadian BBLR di wilayah kerja
dokter spesialis Kandungan serta memiliki RSUD Tobelo. Analisis statistik
buku KIA, Ibu yang melahirkan bayi pada menggunakan uji Chi Square, pada tingkat
usia kehamilan cukup bulan (tidak kemaknaan α=0,05 dan tingkat
prematur), Ibu dengan primipara dan kepercayaan 95%. Untuk mengetahui
multipara. Kriteria eksklusi: Ibu yang kekuatan hubungan variabel-variabel
memiliki riwayat penyakit kronis seperti tersebut dilihat dari Odds ratio (OR).
diabetes melitus, penyakit jantung dan Analisa data menggunakan bantuan
gagal ginjal, Ibu yang tidak dapat program computer.
dijangkau. Etika penelitian bertujuan untuk
Kelompok kontrol, Kriteria Inklusi: menjaga kerahasiaan identitas responden.
Ibu yang melahirkan di rumah sakit RSUD Sebelum pelaksanaan penelitian,
Tobelo dengan berat bayi yang lahir responden diberikan penjelasan tentang
normal (>2500 gram) dan melakukan tujuan dan manfaat penelitian serta
pemeriksaan ANC serta memiliki buku meminta persetujuan dengan mengisi
KIA, Ibu yang melahirkan dengan umur Informed consent.
kehamilan aterm, Ibu yang bersedia
menjadi responden. Kriteria Eksklusi: Ibu
tidak memiliki buku KIA,Ibu tidak dapat
membaca dan menulis.
Instrumen dalam penelitian ini
yaitu: lembar kuesioner dan buku catatan
kesehatan ibu hamil (KIA). Kuesioner
e-Journal Keperawatan e-Kp Volume 5 Nomor 1, Februari 2017

HASIL DAN PEMBAHASAN Analisa Bivariat


Hasil Penelitian Tabel 5. Hasil uji chi-square dan uji odds
Analisis Univariat ratio hubungan pemeriksaan Antenatal
Tabel 1. Distribusi responden berdasarkan Care (ANC) dengan kejadian Berat Badan
umur Lahir Rendah (BBLR)
Kelompok Kelompok Kelompok Pemeriksaan Berat Bayi Lahir p Nilai
Antenatal Care BBLN BBLR Total X2 value Odds
umur kontrol kasus (ANC) Ratio
N % N % n % n % n %
15-19 tahun 1 6,3 1 6,3 Baik 8 100,0 0 0 8 100,0
10,667 0,001 3,000
20-24 tahun 4 25,0 3 18,8 Kurang baik 8 33,3 16 66,7 24 100,0
25-29 tahun 6 37,4 2 12,4
30-34 tahun 1 6,3 4 25,0 Jumlah 16 16 32

35-39 tahun 4 25,0 5 31,2


40-44 tahun - - 1 6,3 Pembahasan
Total 16 100,0 16 100,0 Dalam penelitian ini didapati bahwa umur
Sumber : Data Primer,2016 responden yang melakukan pemeriksaan
Antenatal Care pada kelompok kontrol
Tabel 2. Distribusi responden berdasarkan terbanyak adalah umur 25-29 tahun yang
pendidikan berjumlah 6 orang sedangkan responden
Kelompok Kelompok
Pendidikan Kontrol Kasus terbanyak pada kelompok kasus adalah
N % n % umur 35-39 tahun berjumlah 5 orang.
SD 1 6,3 - - Menurut Sitorus (1999) dalam
SMP - - 3 18,7 Endriana, dkk (2012) tentang Hubungan
SMA/SPK 12 75,0 9 56,3 Umur dan Paritas Ibu dengan berat bayi
Diploma 2 12,4 1 6,3
Sarjana 1 6,3 3 18,7
lahir di RB Citra Insani Semarang tahun
Total 16 100,0 16 100,0 2012 kehamilan pada umur diatas 35 tahun
Sumber : Data Primer 2016 tidak dianjurkan dan sangat berbahaya,
mengingat mulai usia ini sering muncul
Tabel 3. Distribusi responden berdasarkan penyakit seperti hipertensi, mola
pekerjaan hidatidosa, atau penyakit degenerative
Kelompok Kelompok pada persendian tulang belakang dan
Pekerjaan Kontrol Kasus panggul.
N % n % Menurut peneliti berdasarkan
IRT 11 68,8 12 75,0 penelitian yang dilakukan ditemukan
Honorer 2 12,4 - - bahwa rata-rata usia ibu pada kelompok
Swasta - - 2 12,5 kontrol yaitu kelompok yang tidak
PNS 3 18,8 2 12,5 mengalami kelahiran berat bayi lahir
Total 16 100,0 16 100,0 rendah adalah berumur 25-29 tahun,
dimana usia ini merupakan usia
Sumber : Data Primer 2016
reproduktif yang sehat karena pada usia
reproduktif terjadi kesiapan respon
Tabel 4. Distribusi responden berdasarkan
maksimal baik dalam mempelajari sesuatu
paritas
Kelompok Kelompok
atau dalam menyesuaikan hal-hal tertentu
Paritas Kontrol Kasus dan pada rentang umur ini organ-organ
N % n % reproduksi berada pada kondisi yang sehat.
Primipara 8 50,0 6 37,5 Di rentang usia ini rahim sudah mampu
Multipara 7 43,7 10 62,5 memberi perlindungan atau kondisi yang
Grandemultipara 1 6,3 - -
Total 16 100,0 16 100,0
maksimal untuk kehamilan. Sedangkan
Sumber : Data Primer 2016 rata-rata usia ibu pada kelompok kasus
yaitu kelompok yang mengalami kelahiran
berat bayi lahir rendah adalah berumur 35-
e-Journal Keperawatan e-Kp Volume 5 Nomor 1, Februari 2017

39 tahun dimana pada usia ini kehamilan dengan pekerjaan IRT yaitu sebanyak 11
akan lebih beresiko karena organ orang (68,8%) dan pada kelompok kasus
reproduksi pada wanita mulai mengalami responden terbanyak juga adalah
penurunan fungsi akibat kelainan responden dengan pekerjaan IRT yaitu
abnormalitas kromosom yang dikarenakan sebanyak 12 orang (75,0%).
usia ibu lanjut pada waktu konsepsi, Menurut Medforth, dkk (2011)
kelainan uterus/serviks dikarenakan terdapat hubungan signifikan antara
persalinan lama sebelumnya. Untuk itu kelahiran premature, bayi berukuran kecil
perlu untuk setiap ibu hamil memeriksakan dari usia gestasi, hipertensi maternal,
kehamilan pada setiap kondisi umur. preeclampsia, dan kondisi kerja.
Berdasarkan penelitian yang Menurut peneliti IRT lebih banyak
dilakukan diketahui responden terbanyak melahirkan BBLN jika dibandingkan ibu
pada kelompok kontrol berada pada yang bekerja, karena mereka mempunyai
tingkat pendidikan SMA/SPK yaitu waktu lebih sedikit untuk melakukan
sebanyak 12 orang (75,0 %) dan pada pemeriksaan kehamilan dibandingkan IRT.
kelompok kasus responden terbanyak juga Berdasarkan penelitian yang
berada pada tingkat pendidikan SMA/SPK dilakukan diketahui responden terbanyak
dengan jumlah responden sebanyak 9 pada kelompok kontrol adalah responden
orang (56,3%). dengan paritas Primipara yaitu sebanyak 8
Menurut Prawirohardjo (2007) orang (50,0%) sedangkan pada kelompok
dalam Djaali dan Eryando (2010) tentang kasus responden terbanyak yaitu kelompok
Bayi berat lahir rendah di rumah sakit Multipara sebanyak 10 orang (62,5%).
umum daerah Pasar Rebo dan faktor-faktor Menurut teori Manuaba (2007)
yang berhubungan, tingkat pendidikan dalam Endriana, dkk (2012) tentang
merupakan faktor yang berpengaruh Hubungan Umur dan Paritas Ibu dengan
terhadap berat lahir, karena tingkat berat bayi lahir di RB Citra Insani
pendidikan dapat menggambarkan tingkat Semarang tahun 2012 dari sudut paritas
pengetahuan seseorang tentang sesuatu hal terbagi atas: paritas satu tidak aman,
yang berhubungan dengan pemeliharaan paritas 2-3 aman untuk hamil dan bersalin
kesehatannya. Pendidikan dapat dan paritas lebih dari 3 tidak aman. Karena
memberikan wanita kepercayaan dan bayi dengan berat lahir rendah sering
kekuasaan untuk mengambil keputusan terjadi pada paritas diatas lima disebabkan
atas tanggung jawab wanita itu sendiri. pada saat ini sudah terjadi kemunduran
Menurut Ridayanti, dkk (2012) tentang fungsi pada alat-alat reproduksi. Paritas
Hubungan tingkat pendidikan ibu hamil yang tinggi akan berdampak pada
dengan kejadian Anemia pada timbulnya berbagai masalah kesehatan
kehamilannya di Puskesmas Banguntapan baik bagi ibu maupun bayi yang
I Bantul. Yogyakarta rendahnya dilahirkan. Salah satu dampak kesehatan
pengetahuan dapat menyebabkan yang mungkin timbul dari paritas yang
terbentuknya perilaku kesehatan yang tinggi adalah berhubungan dengan
kurang baik. Tingkat pendidikan kejadian BBLR. Paritas lebih dari 4 ini
menengah (SMA) dapat membentuk beresiko mengalami komplikasi serius,
perubahan perilaku kearah yang lebih baik seperti perdarahan dan infeksi yang akan
karena didalam pendidikan terdapat proses mengakibatkan adanya kecenderungan
pengembangan pengetahuan, wawasan, bayi lahir dengan kondisi BBLR bahkan
kompetensi, serta mempengaruhi terjadinya kematian ibu dan bayi.
terbentuknya pola piker seseorang. Menurut peneliti banyaknya anak
Berdasarkan penelitian yang akan mempengaruhi kesehatan ibu dan
dilakukan diketahui responden terbanyak merupakan faktor terjadinya BBLR hal ini
pada kelompok kontrol adalah responden disebabkan karena dengan banyaknya anak
e-Journal Keperawatan e-Kp Volume 5 Nomor 1, Februari 2017

maka kebutuhan keluarga akan meningkat, Penelitian ini sejalan dengan


sementara ibu dengan kondisi hamil harus penelitian yang dilakukan oleh Brown, dkk
menjaga asupan nutrisi yang baik agar (2007) tentang Antenatal care and
pertumbuhan dan perkembangan janin perinatal outcomes in Kwale district,
akan optimal. Bila nutrisi ibu hamil tidak Kenya bahwa ibu hamil yang melakukan
terpenuhi maka ibu beresiko mengalami pemeriksaan kehamilan yang teratur
anemia, ancaman yang dapat ditimbulkan melahirkan bayi dengan berat normal (OR
oleh anemia pada janin adalah kematian 4,39). Penelitian yang dilakukan oleh
janin, resiko terjadinya abortus, dan berat Heaman, dkk (2007) tentang Inadequate
badan lahir rendah. prenatal care and its association with
Berdasarkan penelitian yang adverse pregnancy outcomes ditemukan
dilakukan dapat dilihat bahwa jumlah hasil bahwa peran pemeriksaan kehamilan
responden baik kelompok kontrol maupun terhadap risiko kejadian bayi berat lahir
kelompok kasus yang melakukan rendah meningkat sebesar 40% (OR 1,40)
pemeriksaan Antenatal Care Baik diantara wanita dengan pemeriksaan
sebanyak 8 orang dengan kondisi berat kehamilan yang tidak memadai atau tanpa
bayi lahir semunya dalam kondisi berat pemeriksaan selama kehamilan. Menurut
bayi lahir normal (100,0%). Sedangkan Sistiarani (2008) tentang faktor maternal
responden kelompok kontrol maupun dan kualitas pelayanan antenatal yang
kelompok kasus yang melakukan beresiko terhadap kejadian berat badan
pemeriksaan Antenatal Care kurang baik lahir rendah (BBLR) studi pada ibu yang
sebanyak 24 orang. Dari jumlah tersebut periksa hamil ke tenaga kesehatan dan
terdapat 8 orang (33,3%) yang melahirkan melahirkan di RSUD Banyumas tahun
kondisi bayi BBLN dan 16 orang (66,7%) 2008 ditemukan kualitas pelayanan
yang melahirkan kondisi bayi BBLR. antenatal yang kurang baik merupakan
Hasil uji statistik dengan menggunakan uji faktor resiko BBLR (OR 5,85), kualitas
chi-square di dapat p value 0,001, dimana pelayanan antental dinilai dari kualitas
p value kurang dari α (0,001 < 0,05) maka tenaga kesehatan, kualitas lingkungan,
Ho ditolak dan Ha diterima. Interpretasi kualitas frekuensi kunjungan, kegiatan
hasil uji ini adalah terdapat hubungan pemeriksaan sesuai standar pelayanan 7T
pemeriksaan Antenatal Care (ANC) (timbang BB, ukut TFU, ukur TD,
dengan kejadian berat badan lahir rendah pemberian TT, pemberian tablet Fe, tes
(BBLR). PMS, temu wicara) serta komunikas dan
Berdasarkan hasil analisis dengan edukasi kesehatan. Menurut Nazifah, dkk
perhitungan odds ratio didapat bahwa nilai (2013) tentang faktor-faktor yang
odds ratio (OR) 3,000 hasil ini berhubungan dengan kejadian bayi berat
menunjukkan bahwa OR > 1 lahir rendah di kota Pariaman provinsi
mempertinggi peluang, artinya bahwa Sumatra Barat tahun 2011-2012 yaitu
pemeriksaan Antenatal Care Baik terdapat hubungan yang bermakna antar
mempertinggi peluang terjadinya BBLN. frekuensi pemeriksaan kehamilan dengan
Dari hasil nilai OR 3,000 juga berarti ibu kejadian BBLR (OR 2,16) yang artinya
yang melakukan pemeriksaan Antenatal ibu hamil yang memeriksakan kehamilan
Care Baik 3 kali lebih besar berpeluang tidak sesuai standar memiliki risiko 2 kali
melahirkan bayi dengan BBLN lipat melahirkan bayi BBLR dibandingkan
dibandingkan dengan ibu yang melakukan dengan ibu hamil yang memeriksakan
pemeriksaan Antenatal Care Kurang Baik, kehamilan sesuai standar.
sehingga sehingga dapat dikatakan bahwa Pemeriksaan kehamilan
makin kuat dugaan hubungan pemeriksaan mempunyai peranan penting dalam upaya
Antenatal Care (ANC) dengan kejadian pencegahan dan mendeteksi adanya
BBLR di wilayah kerja RSUD Tobelo. kelainan atau komplikasi yang terjadi pada
e-Journal Keperawatan e-Kp Volume 5 Nomor 1, Februari 2017

ibu dan bayi, termasuk resiko bayi berat Pasien partus di ruangan bersalin
lahir rendah. Pelayanan pemeriksaan RSUD Tabelo dengan kejadian BBLR
kehamilan merupakan program kesehatan masih terus terjadi sampai peneliti
masyarakat khususnya program kesehatan melakukan penelitian dan dari hasil
ibu dan anak di berbagai negara (Villar, penelitian yang dilakukan oleh penulis
dkk (2001) dalam Nursia (2014). didapatkan masih banyak ibu yang
Pemeriksaan kehamilan bermanfaat melakukan pemeriksaan ANC kurang baik.
apabila diberikan pada ibu hamil mulai Penelitian ini ditemukan adanya
dari konsepsi sampai sebelum kelahiran hubungan pemeriksaan Antenatal Care
untuk memantau perkembangan kehamilan (ANC) dengan kejadian berat badan lahir
dan berorientasi pada promosi kesehatan. rendah (BBLR) di wilayah kerja RSUD
Menurut peneliti pasangan yang Tobelo.
merencanakan kehamilan baiknya
meminta informasi dan saran dari petugas DAFTAR PUSTAKA
kesehatan sebelum konsepsi agar dapat
mempersiapkan tubuh demi keberhasilan Aspuah, S. (2013). Kumpulan Kuesioner
kehamilan. Ibu yang diketahui hamil atau dan Instrumen Penelitian
telah terlambat menstruasi baiknya Kesehatan. Yogyakarta :
melakukan pemeriksaan Antenatal Care Medical Book.
pada perawat profesi, bidan, dokter umum
dan dokter spesialis kebidanan dan Brown, A.,C., Sohani, B.S., & Khan, K.
kandungan. Ataupun juga melakukan (2007). Antenatal care and
kunjungan pemeriksaan di rumah sakit, perinatal outcomes in Kwale
klinik, puskesmas, posyandu dan polindes district, Kenya. Department of
yang melukan standar pelayanan Antenatal public Health and
Care yang optimal. Perkembangan Epidemiology, The University
kehamilan baik peningkatan kesehatan ibu of Birmingham. BMC
dan perkembangan janin normal dapat Pregnancy and Childbirth
dipantau pada kunjungan pemeriksaan Cryer, A., Kean, L., & Sullivan, A. (2009).
Antenatal Care selain itu juga pemeriksaan Panduan pemeriksaan
Antenatal Care dapat mendeteksi secara Antenatal. Jakarta : EGC
dini kemungkinan tanda bahaya yang
terjadi dalam kehamilan yang dapat Demny, W.D.A., Darmawansyah, &
mempengaruhi kondisi kesehatan ibu dan Nurhayani. (2013) Analisis
bayi. Jika ibu melahirkan bayi dengan mutu pelayanan Antenatal Care
kondisi BBLR dan tidak ditangani dengan di Puskesmas Wonrely
tepat maka akan mempengaruhi Kabupaten Maluku Barat Daya
pertumbuhan dan perkembangan kognitif Provinsi Maluku Tahun 2012.
serta munculnya penyakit kronis pada bayi Fakultas Kesehatan Masyarakat
selama kehidupan. Universitas Hasanuddin

SIMPULAN Djaali, A.N., & Eryando, T. (2010). Bayi


Pemeriksaan Antenatal care pada ibu berat lahir rendah di rumah sakit
hamil saat melakukan kunjungan ke poli umum daerah Pasar Rebo dan
perawatan kandungan di RSUD Tobelo faktor-faktor yang berhubungan.
dilakukan sesuai dengan standar Jakarta. Akademi Kebidanan
pemeriksaan ANC (standar minimal 7T). Suluh Bangsa.
Hal yang sama juga dilakukan oleh
puskesmas Tobelo dan praktek dokter Endriana, D.S., Indrawati, D.N., &
klinik yang ada di wilayah Tobelo. Rahmawati, A. (2012)
e-Journal Keperawatan e-Kp Volume 5 Nomor 1, Februari 2017

Hubungan Umur dan Paritas Ibu kehamilannya di Puskesmas


dengan berat bayi lahir di RB Banguntapan I Bantul.
Citra Insani Semarang tahun Yogyakarta. Universitas Respati
2012. Semarang Yogyakarta

Hastono, S.P., & Sabri, L. (2014). Statistik Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas),
Kesehatan. Jakarta : Rajawali (2013). Badan Penelitian dan
Pers. Pengembangan Kesehatan
Kementerian Kesehatan RI.
Kementrian Kesehatan RI, (2015). Jakarta.
Rencana strategis kementrian
kesehatan tahun 2015-2019. Setiadi. (Ed.). (2013). Konsep dan Praktik
Jakarta Penulisan Riset Keperawatan
Edisi kedua. Yogyakarta : Graha
Medforth, J. (2011). Kebidanan Oxford. Ilmu.
Jakarta. EGC
Sistiarani, C. (2008). Faktor maternal dan
Nazifah, U., & Yovsyah. (2013). Faktor- kualitas pelayanan antenatal
faktor yang berhubungan yang beresiko terhadap kejadian
dengan kejadian bayi berat lahir berat badan lahir rendah
rendah di kota Pariaman (BBLR) studi pada ibu yang
provinsi Sumatera barat tahun periksa hamil ke tenaga
2011-2012. Universitas kesehatan dan melahirkan di
Indonesia : FKM RSUD Banyumas tahun 2008.
Semarang: Program
Notoatmodjo, S. (2012). Metodologi Pascasarjana Universitas
Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Diponegoro
Cipta. Sudarti, & Sukarni, I. (2014). Patologi
Nursia, A. (2014). Hubungan kunjungan kehamilan, persalinan, nifas dan
pemeriksaan kehamilan K4 neonatus resiko tinggi.
dengan kejadian bayi berat lahir Yogyakarta : Nuha Medika
rendah di kota Ternate.
Yogyakarta. Universitas Gadjah
Mada Yogyakarta

Purboningsih, T. (2014). Hubungan


Pengetahuan ibu hamil tentang
ANC (Antenatal Care) terhadap
perilaku kunjungan ANC.
Fakultas Kedokteran.
Universiatas Muhammadiyah
Surakarta.

PSIK Universitas Sam Ratulangi (2013).


Pengantar penulisan Ilmiah.

Ridayanti, A., Lanni, F., & Wahyuningsih,


M. (2012). Hubungan tingkat
pendidikan ibu hamil dengan
kejadian Anemia pada

You might also like