Analisis Faktor-Faktor Penyebab Cost Overrun Pada Konstruksi Gedung Di Kota Medan

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 9

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB COST OVERRUN PADA

KONSTRUKSI GEDUNG DI KOTA MEDAN


Alfin Khoir Marpaung1, Johannes Tarigan2 dan Rezky Ariessa Dewi3
1
Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara, Jl. Perpustakaan No. 1 Kampus USU Medan
Email : [email protected]
2
Staff Pengajar Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara, Jl. Perpustakaan No. 1 Kampus USU Medan
Email : [email protected]
3
Staff Pengajar Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara, Jl. Perpustakaan No. 1 Kampus USU Medan
Email : [email protected]

ABSTRACT

One of the emerging cities is Medan city, medan city as one of the metropolitan cities to realize its
identity as a metropolitan city, so much we see the development of contruction in all fields. The low value of
labor productivity in medan city will be the risk of swelling costs, In order for the Value of cost overrun can be
minimized in the next project, then Need to know the dominant cause of cost overrun in terms of planning and
implementation, resource coordination, cost control and time. From the contractor, so the construction process
goes well. The purpose of this study is to determine the factors causing the cost of Medan's construction of
buildings in Medan. This research is conducted by distributing 41 questionnaires to contractors, consultants and
owners who have been handling the building construction project in the city of field. The data obtained has been
processed with the help of computer with SPSS (Statistical Package for Social Science) version 20 program.
From the data analysis, it can be seen that the reliability level of 41 questionnaires is distributed, there are six
unreliable questionnaires and 35 reliable questionnaires. Also get the results of the validity of the variables -
causes Cost overrun of 43% while the level of variables are mutually correlated between independent variables
and bound by 40%.
Kata Kunci : Cost Overrun, Building Construction, Factors

ABSTRAK

Salah satu kota yang sedang berkembang adalah kota medan, kota medan sebagai salah satu kota
metropolitan untuk mewujudkan jati dirinya sebagai kota metropolitan, maka banyak kita lihat pembangunan –
pembangunan di segala bidang. Rendahnya nilai produktivitas tenaga kerja di kota medan serta kondisi lahan
yang tidak sesuai dengan perencanaan akan menimbulkan resiko-resiko pada perencanaan pembangunan proyek
konstruksi gedung, semakin besar proyek maka akan semakin besar resiko pembengkakan biayanya, Agar nilai
cost overrun bisa diperkecil pada proyek berikutnya, maka perlu mengetahui penyebab dominan terjadinya cost
overrun yang ditinjau dari segi perencanaan dan pelaksanaan, koordinasi sumber daya, pengendalian biaya dan
waktu. dari kontraktor, sehingga proses konstruksi berjalan dengan baik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui faktor-faktor penyebab cost overrun pada konstruksi gedungdi kota Medan. Penelitian ini
dilakukan dengan cara membagikan 41 kuesioner kepada kontraktor, konsultan dan pemilik yang sedang atau
pernah menangani proyek konstruksi gedung di kota medan. Data yang telah diperoleh diolah dengan bantuan
komputer dengan program SPSS (Statistical Package for Social Science) versi 20. Dari analisis data yang telah
dilakukan dapat diketahui bahwa tingkat reabilitas dari 41 kuesioner yang disebar, terdapat enam kuesioner
yang tidak reliable dan 35 kuesioner yang reliable. Juga didapat hasil validitas dari variabel – variabel penyebab
Cost overrun sebesar 43 % sedangkan tingkat variabel yang saling berkorelasi antara variabel bebas dan
terikat sebesar 40%.
Kata Kunci : Pembengkakan Biaya, Konstruksi Gedung, Faktor-Faktor

1. PENDAHULUAN
Pembangunan konstruksi gedung overrun maupun keterlambatan waktu.
khususnya di kota-kota besar di Indonesia cost overrun pada tahap pelaksanaan
semakin pesat sejalan dengan pemenuhan proyek sangat tergantung pada
kebutuhan dasar manusia. Dalam perencanaan, koordinasi, dan pengendalian
pelaksanaan proyek konstruksi banyak dari kontraktor, sehingga proses konstruksi
dijumpai proyek yang mengalami cost berjalan dengan baik.
Salah satu kota yang sedang bersifat kompleks. Kompleksitas proyek
berkembang adalah kota medan, kota tergantung dari :
medan sebagai salah satu kota 1. Jumlah macam kegiatan didalam
metropolitan untuk mewujudkan jati proyek.
dirinya sebagai kota metropolitan, maka 2. Macam dan jumlah dan hubungan
banyak kita lihat pembangunan– antar kegiatan (organisasi) didalam
pembangunan di segala bidang. proyek itu sendiri.
Rendahnya nilai produktivitas tenaga 3. Macam dan jumlah hubungan antar
kerja di kota medan serta kondisi lahan kegiatan (organisasi) didalam
yang tidak sesuai dengan perencanaan proyek dengan pihak luar.
akan menimbulkan resiko-resiko pada Kompleksitas ini tergantung pada
perencanaan pembangunan proyek besar kecilnya suatu proyek. Proyek kecil
konstruksi gedung, semakin besar proyek dapat saja bersifat lebih kompleks dari pda
maka akan semakin besar resiko proyek dengan ukuran yang lebih besar.
pembengkakan biayanya, Agar nilai cost Kompleksitas memerlukan pengaturan dan
overrun bisa diperkecil pada proyek pengendalian yang sedemikian rupa
berikutnya, maka perlu mengetahui sehingga tidak terjadi benturan-benturan
penyebab dominan terjadinya cost overrun dalam pelaksanaan proyek, maka
yang ditinjau dari segi perencanaan dan diperlukan adanya manajemen proyek
pelaksanaan, koordinasi sumber daya, yang handal dan tangguh untuk
pengendalian biaya dan waktu menompang pelaksanaan proyek.
Oleh karena itu, dalam usaha
penganalisaan penyebab cost overrun 2.2 Manajemen Proyek Konstruksi
harus dipertimbangkan variabel-variabel Gedung
yang mungkin dapat berpengaruh terhadap Manajemen proyek adalah suatu cara
biaya. Berdasarkan permasalahan tersebut / metode untuk mencapai suatu hasil dalam
penulis tertarik melakukan penelitian bentuk bangunan atau infrastruktur dengan
tentang penyebab cost overrun pada menggunakan sumber daya yang efektif
proyek konstruksi gedung di Kota Medan. melalui tindakan-tindakan perencanaan,
pelaksanaan, pengendalian, dan koordinasi
2. TINJAUAN PUSTAKA suatu proyek dari awal (gagasan) hingga
berakhirnya proyek untuk menjamin
2.1 Proyek Konstruksi Gedung pelaksanaan proyek secara tepat waktu,
Proyek konstruksi merupakan suatu tepat biaya, dan tepat mutu (Soeharto,
rangkaian kegiatan membuat suatu 1997).
bangunan, yang umumnya mencakup Tujuan Manajemen Konstruksi
pekerjaan pokok dalam bidang teknik sipil adalah mengelola fungsi manajemen atau
dan teknik arsitektur. Didalam suatu mengatur pelaksanaan pembangunan
proyek konstruksi terdapat berbagai sedemikian rupa sehingga diperoleh hasil
kegiatan, kegiatan proyek merupakan yang optimal sesuai dengan persyaratan
suatu kegiatan sementara dan berlangsung (spesification) untuk keperluan pencapaian
dalam jangka waktu terbatas, dengan tujuan ini, perlu diperhatikan pula
alokasi sumber dana tertentu untuk mengenai mutu bangunan, biaya yang
melaksanakan tugas dengan sasaran yang digunakan dan waktu pelaksanaan Dalam
telah ditetapkan. rangka pencapaian hasil ini selalu
Menurut Soeharto (1997), banyak diusahakan pelaksanaan pengwasan mutu
kegiatan dan pihak-pihak yang terlibat (Quality Control), pengawasan biaya (cost
didalam pelaksanan proyek konstruksi Control) dan pengawasan waktu
menimbulkan banyak permasalahn yang pelaksanaan (time control). Ketiga
pengawasan ini harus dilaksanakan dalam
waktu yang bersamaan. Penyimpangan a. Biaya overhead
yang terjadi dari salah satu hasil kegiatan b. Biaya tak terduga
pengawasan dapat berakibat hasil c. Keuntungan/profit
pembangunan tidak sesuai dengan d. Penalti/bonus
persyaratan yang telah ditetapkan.
2.5 Cost engineering
Cost Engineering adalah suatu
bidang engineering yang meliputi
2.3 Komponen Penting dalam
penerapan prinsip-prinsip ilmiah dan
Estimasi Biaya Proyek
Proses pengendalian biaya proyek teknik dengan menggunakan pengalaman
konstruksi melibatkan berbagai macam dan pertimbangan-pertimbangan
komponen diantaranya kontrak, material, engineering dalam masalah-masalah
unsur–unsur biaya proyek, change order, estimasi biaya, pengendalian biaya dan
dan data proyek berupa gambar rencana. ekonomi teknik (Fahira. F,2005). Cost
Oleh karena itu sangat diperlukan suatu Engineering terbagi menjadi dua bidang
manajemen proyek yang baik yang dapat besar yaitu :
mengatur, mengendalikan, dan a. Cost estimate (Estimasi biaya)
mengkoordinasi kegiatan pelaksanaan Estimasi pada hakekatnya adalah
proyek.(Al Addiat,2015) upaya untuk menilai atau
memperkirakan suatu nilai melalui
analisis perhitungan dan berlandaskan
2.4 Biaya Proyek pada pengalaman. Jika ditujukan untuk
Biaya proyek adalah biaya-biaya memperkirakan pembiayaan konstruksi,
yang diperlukan untuk tiap pekerjaan estimasi pada hakekatnya merupakan
dalam menyelesaikan suatu proyek. Secara upaya penerapan konsep rekayasa
garis besar biaya proyek dapat dibagi berlandaskan pada dokumen
menjadi dua yaitu : pelelangan, kondisi lapangan, dan
sumber daya kontraktor (Raymond D,
2.4.1 Biaya Langsung ( Direct Cost ) 2012). Ada 2 estimate untuk fisik
Biaya langsung merupakan biaya bangunan yaitu versi owner yang sering
untuk segala sesuatu yang akan menjadi disebut Owner Estimate (OE) dan versi
komponen permanen hasil akhir proyek kontraktor yang disebut sebagai Bid
(Soeharto, 1997). Biaya langsung terdiri Price (harga penawaran). (Fahira. F,
dari biaya-biaya yang langsung 2005).
berhubungan dengan konstruksi ataupun Pemilihan metode estimasi
suatu proyek tertentu, antara lain: tergantung pada mutu informasi yang
a. Biaya bahan/material tersedia. Estimasi (taksiran) biaya akhir
b. Upah buruh konstruksi berlangsung melalui empat
c. Biaya peralatan langkah utama yaitu :
d. Biaya subkontraktor a) Estimasi pendahuluan yang
2.4.2 Biaya Tidak Langsung(Indirect digunakan dalam tahap brifing dan
Cost) didasarkan atas catatan biaya untuk
Biaya tidak langsung adalah proyek serupa.
pengeluaran untuk manajemen, supervisi b) Estimasi terinci, disiapkan oleh
dan pembayaran material serta jasa untu kelompok manajer proyek menjelang
k pengadaan bagian proyek yang tender, berdasarkan kuantitas akurat
tidak akan menjadi instalasi atau produk yang diukur dari gambar kerja serta
permanen, tetapi diperlukan dalam rangka harga dari dokumen proyek
proses pembangunan proyek (Tony S, sebelumnya.
2011). Biaya tidak langsung terdiri dari: c) Jumlah kontrak, merupakan
pedoman biaya yang baik untuk
klien dalam kontrak harga tetap, 2.7 Analisis Data Penelitian
tetapi kurang berarti dalam situasi
2.7.1 Data dan Pengukuran
lain.
d) Estimasi operasional, biasanya Data ialah bahan mentah yang
disiapkan oleh kontraktor, perlu diolah sehingga menghasilkan
berdasarkan rencana pelaksanaan di informasi atau keterangan, baik kualitatif
lapangan. (Nurhayati, 2010). maupun kuantitatif yang menunjukkan
b. Cost Control (Pengendalian biaya) fakta (Hasan, I, 2008). Sedangkan
Pengendalian biaya harus pengukuran ialah proses atau cara
memperhatikan faktor waktu, karena mengukur. Pengukuran dapat berupa skala
terdapat hubungan yang erat antara pengukuran yang dimaksudkan untuk
waktu penyelesaian proyek dengan mengklasifikasikan variabel yang akan
biaya-biaya proyek yang bersangkutan diukur supaya tidak terjadi kesalahan
atau aktivitas pendukungnya. Tujuan dalam menentukan analisis data dan
praktis dari kontrol biaya adalah untuk langkah penelitian selanjutnya.
menekan biaya/pengeluaran serendah
mungkin (to minimize cost). Secara 2.7.2 Populasi
umum ada 2 metode pengontrolan biaya Menurut (Hidayat, 2009) Populasi
(cost control) yaitu : adalah keseluruhan subjek penelitian.
a) Konsep Unit Produksi (Unit of Populasi dalam penelitian ini adalah para
Production Concept), metode ini pekerja pada proyek A,B, dan C berjumlah
memberikan gambaran sekilas 70 pekerja.
mengapa dan dimana terjadi
penyimpangan-penyimpangan biaya. 2.7.3 Sampel dan Tehnik Sampling
Keunggulan metode ini mudah untuk Menurut (Hidayat, 2009) sampel
mendapatkan biaya rencana, tetapi merupakan objek yang diteliti dan
agak sulit untuk menghitung biaya dianggap mewakili seluruh populasi.
kenyataan per pos pekerjaan. Menurut (Hidayat, 2009) Sampel adalah
b) Konsep Jenis Biaya (Trade Concept), sebagian atau wakil populasi yang diteliti.
memberikan gambaran bagian/unit Rumus sampel yang digunakan
manakah yang membuat masalah dalam penelitian ini adalah rumus slovin,
untuk menentukan jumlah populasi dalam
(regu yang mana dan sebagainya).
sampling yaitu sebagai berikut:
2.6 Cost Overrun n=
Cost Overrun adalah biaya ( )
konstruksi suatu proyek yang pada saat Keterangan :
tahap pelaksanaan, melebihi (budget) n =Jumlah sample
anggaran proyek yang ditetapkan di tahap N =Jumlah populasi
awal (estimasi biaya), sehingga d = ketetapan relatif yang ditetapkan oleh
menimbulkan kerugian yang signifikan peneliti (Ditetapkan 10%)
bagi pihak kontraktor (Santoso, 2009). Tehnik sampling yang digunakan
Pembengkakan biaya (cost overrun) itu adalah stratified random sampling yaitu
sendiri dibagi dalam tiga tahap, yaitu: teknik penentuan sampel dengan
a. Cost Overrun Pada Tahap Awal mempertimbangkan strata yang terdapat
Proyek Konstruksi dalam populasi sehingga strata mewakili
b. Cost Overrun Pada Saat Proses dalam penentuan sampel (Hidayat, 2009).
Proyek Konstruksi
c. Cost Overrun Pasca Konstruksi
2.8 Analisa Statistik Deskriptif kontraktor, konsultan dan pemilik pada
Metode deskriptif adalah suatu konstruksi A,B dan C. Jumlah ini dipilih
metode dalam meneliti status sekelompok agar dapat memenuhi syarat perhitungan
manusia, suatu obyek, suatu set kondisi, statistik yang baik, dengan penyebaran
suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas skor yang mendekati kurva normal (Al
peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari Addiat, 2015).
penelitian deskriptif ini adalah untuk Untuk memudahkan dalam
membuat deskripsi, gambaran atau lukisan melakukan pengolahan data secara
secara sistematis, faktual dan akurat matematis maka dilakukan pemberian
mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta kode pada jawaban responden. Hal ini
hubungan antara fenomena yang diselidiki. diperlukan untuk mengubah opini secara
Termasuk tentang hubungan, kegiatan- kualitatif ke dalam bentuk kuantitatif.
kegiatan, sikap-sikap, pandangan- Pemberian kode menggunakan skala sikap
pandangan, serta proses-proses yang (skala Likert) yang diungkapkan dari
sedang berlangsung dan pengaruh- sangat tidak setuju sampai sangat setuju
pengaruh dari suatu fenomena dengan skor 1 sampai 5.
(Hidayat,2009). Setelah pemberian kode dan
Analisa Statistik Deskriptif pembuatan variabel, maka kuesioner
berguna untuk mendapatkan informasi tersebut dibagikan kepada responden.
yang bersifat deskriptif mengenai variabel- Kemudian kuesioner tersebut di
variabel penelitian. Statistik deskriptif kumpulkan kembali untuk diolah kedalam
adalah untuk menganalisa data yang bentuk data. Data-data yang telah
terkumpul sebagaimana adanya tanpa diperoleh kemudian di uji validitas, uji
bermaksud membuat suatu kesimpulan reabilitas dan analisis korelasi dengan
yang berlaku untuk umum atau menggunakan analisa statistik deskriptif
generalisasi. Sehingga analisa ini bersifat
dengan bantuan program SPSS 20.
mendukung analisa data selanjutnya.
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
3. METODOLOGI PENELITIAN
4.1 Analisa Data Penelitian
Metode penelitian yang digunakan Setelah data dari hasil penyebaran
dalam penelitian ini adalah penelitian kuisioner terkumpul, lalu dilakukan
deskriptif yaitu suatu penelitian yang analisa data yang memerlukan beberapa
bersifat menganalisis faktor-faktor yang tahap uji dan pembobotan. Ada sebanyak
menyebabkan cost overrun pada 41 Sampel/ Responden yang diberikan
konstruksi gedung di kota Medan kuesioner. Data dari 41 sampel tersebut
berdasarkan persepsi atau opini dari kemudian diolah ke dalam tabel tabulasi
kontraktor, konsultan dan pemilik sebagai data. Tabel tabulasi berfungsi untuk
perencana dan pelaksana proyek mempermudah pembacaan hasil dari
konstruksi. Pengumpulan data diperoleh seluruh kuesioner. Setelah tabulasi data,
melalui data primer dan data sekunder dilakukan uji Validitas, uji Realibilitas
berupa wawancara dan distribusi dan Analisa korelasi terhadap data hasil
kuesioner. kuesioner tersebut.
Metode pengambilan sampel adalah
4.2 Uji Validitas
penarikan sampel acak sederhana (simple Setelah dilakukan Tabulasi data,
random sampling) dengan populasi pengujian data dengan menggunakan
terbatas yaitu kontraktor, konsultan dan
program SPSS 20 dapat dilakukan.
pemilik yang sedang melaksanakan proyek Pertama – tama dilakukan Uji Validitas.
konstruksi gedung. Data diperoleh dengan Berdasarkan hasil data olahan SPSS
memberikan 41 kuesioner kepada tersebut, kita dapat melihat apakah
sampel penelitian dinyatakan valid atau nilai R (Pearson Correlation) hitung > R
tidak valid. Syarat minimum untuk tabel (0,308) dan level of significance (α)
memenuhi syarat validitas adalah jika sebesar 0,05. (Al Addiat,2015).

Tabel 1. Faktor Penyebab Cost Overrun Pada Konstruksi Gedung Di Kota Medan

No Faktor – Faktor Penyebab cost overrun Variabel


1 Data dan Informasi proyek yang kurang lengkap X1
2 Dokumen Kontrak yang tidak lengkap X2
3 Tidak memperhatikan faktor resiko pada lokasi dan kostruksi X3
4 Ketidak tepatan estimasi biaya X4
5 Tingginya frekwensi perubahan pelaksanaan X5
6 Terlalu banyak pengulangan pekerjaan karena mutu jelek X6
7 Terlalu banyak proyek yang ditangani dalam waktu yang sama X7
8 Kurangnya koordinasi antara kontraktor utama dan sub kontraktor X8
9 Kurangnya koordinasi antara project Manager - Perencana –Kontraktor X9
10 Terjadi perbedaan/perselisihan pada proyek X10
11 Manager proyek tidak kompeten/cakap X11
12 Adanya kenaikan harga material. X12
13 Terlambat/kekurangan bahan/material waktu pelaksanaan. X13
14 Tidak adanya quality control (kontrol kualitas) X14
15 Pemakaian bahan/material yang salah. X15
16 Pencurian bahan/material. X16
17 Kerusakan material. X17
18 Tingginya harga/sewa peralatan X18
19 Tingginya biaya transportasi peralatan X19
20 Kekurangan tenaga kerja X20
21 Tingginya upah tenaga kerja X21
22 Kwalitas tenaga kerja yang buruk X22
23 Produktivitas tenaga kerja yang buruk/rendah. X23
24 Cara pembayaran yang tidak tepat waktu X24
25 Pengendalian/ kontrol keuangan yang jelek X25
26 Kurangnya kemampuan sub kontraktor dalam hal pendanaan/finansial X26
27 Terjadi huruhara/kerusuhan di sekitar lokasi proyek. X27
28 Adanya keterlambatan jadwal karena pengaruh cuaca X28
29 Selalu Terjadi penundaan pekerjaan X29
30 Jalur akses ke lokasi proyek X30
31 Keadaan permukaan dan di bawah permukan tanah X31
32 Tempat penyimpanan bahan/material X32
33 Terjadinya perubahan desain oleh Pemilik X33
34 Kesalahan desain yang di buat oleh perencana X34
Berdasarkan pengalaman anda, berapa persen pembengkakan biaya yang
35 terjadi di proyek Y

4.3 Uji Reabilitas


Uji reabilitas dilakukan untuk apakah alat ukur tersebut dapat
mendapatkan konsistensi internal dari diandalkan dan tetap konsisten jika
pengukuran skala secara keseluruhan pengukuran tersebut diulang, maka
digunakan Uji Realibitas sebagai nilai positif atau negatif dengan batasan
dasarnya. nilai koefisien korelasi r (Pearson
Correlation Coeficient) adalah 1 untuk
4.4 Uji Korelasi
Analisa korelasi digunakan untuk hubungan positif dan -1 untuk hubungan
mempelajari hubungan antara dua negatif (Al Addiat,2015).
variabel, yaitu variabel pengharapan
yang merupakan variabel terikat (Y)
dengan variabel-variabel kriteria ukuran
yang merupakan variabel bebas (X).
Hubungan antara variabel menghasilkan

Tabel 2. Variabel Yang Saling Berkorelasi

Variabel Rhitung Syarat Kesimpulan


X4 .469** r>0.308 Valid
X6 .649** r>0.308 Valid
**
X13 .430 r>0.308 Valid
X14 1.000** r>0.308 Valid
**
X15 .580 r>0.308 Valid
X16 .483** r>0.308 Valid
**
X17 .420 r>0.308 Valid
**
X18 .401 r>0.308 Valid
X19 .338** r>0.308 Valid
**
X21 .582 r>0.308 Valid
X24 .523** r>0.308 Valid
**
X25 .474 r>0.308 Valid
X29 .372** r>0.308 Valid
**
X33 .413 r>0.308 Valid
2. Variabel X6 yaitu : Terlalu banyak
4.5 Faktor Penyebab Pembengkakan pengulangan pekerjaan karena mutu
Biaya jelek menjadi penyebab ke Dua cost
Setelah didapat hasil output oveerrun dengan nilai korelasi 0,649
pengolahan data untuk uji relibilitas, uji
validitas, dan uji korelasi dengan 3. Variabel X21 yaitu Tingginya upah
menggunakan program SPSS 20. Maka tenaga kerja menjadi penyenbab ke
didapat faktor – faktor penyebab cost Tiga cost overrun dengan nliai
overrun pada konstruksi gedung di kota korelasi 0, 582
Medan. Data – data tersebut dapat kita 4. Variabel X15 yaitu Pemakaian
urutkan berdasarkan peringkat dari bahan/material yang salah.menjadi
variabel – variabel yang saling penyebab ke Empat cost overrun
berkorelasi dalam uji korelasi. dengan nilai korelasi 0,580
5. Variabel X24 yaitu Cara pembayaran
1. Berdasarkan hasil pengolahan data, yang tidak tepat waktu menjadi
variabel X14 yaitu Tidak ada nya penyebab ke Lima cost overrun
Quality Control (kontrol kualitas) dengan nilai korelasi 0,523
menjadi penyebab utama terjadinya 6. Variabel X16 yaitu Pencurian
cost overrun dengan nilai korelasi bahan/material menjadi penyebab ke
sebesar 1.000 enam cost overrun dengan nilai
korelasi 0,483
7. Variabel X25 yaitu 4. Pemakaian bahan/material yang
Pengendalian/Kontrol keuangan salah.
yang jelek menjadi penyebab ke 5. Cara pembayaran yang tidak tepat
Tujuh cost overrun dengan nilai waktu
korelasi 0,474 6. Pencurian bahan/material.
8. Variabel X4 yaitu Ketidak tepatan 7. Pengendalian/ kontrol keuangan
estimasi biaya menjadi penyebab ke yang jelek
delapan cost overrun dengan nilai 8. Ketidak tepatan estimasi biaya
korelasi 0,469 9. Terlambat/kekurangan
9. Variavel X13 yaitu bahan/material waktu pelaksanaan.
Terlambat/kekurangan 10. Kerusakan material.
bahan/material waktu pelaksanaan 11. Terjadinya perubahan desain oleh
menjadi penyebab ke sembilan cost Pemilik.
overrun dengan nilai korelasi 0,430 12. Tingginya harga/sewa peralatan.
10. Variabel X17 yaitu Kerusakan 13. Selalu terjadi penundaan pekerjaan
material menjadi penyebab ke 14. Tingginya biaya transportasi
sepuluh cost overrun dengan nilai peralatan
korelasi 0,420
11. Variabel X33 yaitu Terjadinya 2. Faktor – faktor yang dominan
perubahan desain oleh Pemilik menyebabkan terjadinya cost overrun
menjadi penyebab ke sebelas cost pada konstruksi gedung di kota Medan
overrun dengan nilai korelasi 0,413 adalah :
12. Variabel X18 yaitu Tingginya 1. Tidak ada nya Quality Control
harga/sewa peralatan menjadi (kontrol kualitas)
penyebab ke Dua Belas cost overrun
dengan nilai korelasi 0,401 Berdasarkan hasil analisis
13. Variabel X29 yaitu Selalu terjadi pengolahan data menggunakan
penundaan pekerjaan menjadi program SPSS 20, Tidak ada nya
penyebab ke Tiga Belas cost overrun Quality Control (kontrol kualitas)
dengan nilai korelasi 0,372 adalah faktor yang paling dominan
14. Variabel X19 yaitu Tingginya menyebabkan cost overrun dengan
biaya transportasi peralatan menjadi nilai koefisien karna memiliki nilai
penyebab ke Empat Belas cost koefiasien korelasi tebesar (1.000).
overrun dengan nilai korelasi 0,338
2. Terlalu banyak pengulangan pekerjaan
5. KESIMPULAN DAN SARAN karena mutu jelek
5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis
Dari data penelitian yang pengolahan data menggunakan
diperoleh dan analisa data yang telah program SPSS 20, Terlalu banyak
dilakukan dapat diambil kesimpulan, pengulangan pekerjaan karena mutu
sebagai berikut : jelek adalah faktor dominan
1. Faktor – faktor penyebab cost overrun menyebabkan cost overrun dengan
pada konstruksi gedung di kota medan, nilai koefisien korelasi (0,649).
adalah :
1. Tidak adanya quality control 5.2 Saran
(kontrol kualitas) Beberapa saran yang dapat
2. Terlalu banyak pengulangan diberikan peneliti adalah sebagai berikut:
pekerjaan karena mutu jelek a. Sebaiknya pengisian kuesioner
3. Tingginya upah tenaga kerja dilakukan oleh staff engineer dari
pihak kontraktor selaku direktur yang
mengetahui segala jenis pembiayaan Nurhayati. 2010. Manajemen
yang terjadi di proyek, Sehingga hasil proyek. Graha ilmu, jogjakarta
penelitian yang didapat akan lebih Raymond David Pandey. 2012.
valid. Analisis Faktor Penyebab Pembengkakan
b. Dalam melakukan pengambilan data, Biaya (cost Overrun) Peralatan Pada
sebaiknya pengisian kuesioner diawasi Proyek Konstruksi Dermaga Di Sulawesi
agar data yang di dapat lebih valid dan Utara. Pascasarjana Teknik Sipil Unsrat
tidak menghambat waktu penelitian. Santoso Setyo Prihatin. 2009
Analisis Faktor – Faktor Penyebab
6. DAFTAR PUSTAKA Terjadinya Cost Overrun Pada Proyek
Al Addiat, M. Pandhu. 2015. Konstruksi Di Yogyakarta. Universitas
Indentifikasi Penyebab Pembengkakan Atma jaya Yogyakarta
biaya (Cost Overrun) Proyek Perumahan. Soeharto, Iman. 1997. Manajemen
Universitas Sumatera Utara, Medan Proyek. Jakarta: Erlangga
Fahirah, F. 2005. Identifikasi Tonny Sahusilawane, Mohammad
Penyebab Overrun Biaya Proyek Bisri, Arif Rachmansyah,. 2011. Analisis
Konstruksi Gedung. Universitas Tadulako, Faktor – Faktor Penyebab Pembengkakan
Palu. Biaya (cost overrun) Pada Proyek
Hasan, I. 2008. Analisis Data Konstruksi Gedung Di Kota Ambon.
Penelitian dengan Statistik. Jakarta: Bumi Politeknik Negeri Ambon.
Aksara
Hidayat, A.A.A. 2009. Metode
Penelitian Keperawatan dan Teknik
Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika.

You might also like