JURNAL (Kelompok)

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 7

Mina, et al, Pengaruh Therapeutic Exercise Walking terhadap Risiko Ulkus Kaki Diabetik…

Pengaruh Therapeutic Exercise Walking terhadap Risiko Ulkus


Kaki Diabetik pada Klien Diabetes Melitus Tipe 2 di Kelurahan
Gebang Kecamatan Patrang Kabupaten Jember
(The Effect of Therapeutic Exercise Walking on the Risk of
Diabetic Foot Ulcer in Client with Type 2 Diabetes Mellitus at
Gebang Village of Patrang District Jember Regency).
Siti Zumrotul Mina, Nur Widayati, Mulia Hakam
Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Jember
Jl. Kalimantan No. 37 Kampus Tegal Boto Jember Telp./Fax. (0331) 323450
e-mail: [email protected]

Abstract
Diabetes Mellitus is metabolic disease characterized by hyperglycemia. Diabetic foot ulcer is
serious complication in diabetic patients which can lead to lower extremity amputation.
Therapeutic exercise walking is one of physical activities which can improve blood circulation
in the body. This research aimed to analyze the effect of therapeutic exercise walking on the
risk of diabetic foot ulcer in patients with type 2 diabetes mellitus. This research employed
randomized control group pretest postest design. The sampling technique was simple random
sampling involving 15 respondents as intervention group and 15 respondents as control group.
Therapeutic exercise walking was done three times a week within a month with the duration of
40 minutes. The data were analyzed using dependent t test and independent t test with
significant level of 0.05. The results revealed a significant difference between pretest and
postest either in the intervention group (p=0.001) or control group (p=0.048). Furthermore
independent t test showed a significant difference between intervention group and control
group (p=0.015). This result indicates that there is a significant effect of therapeutic exercise
walking on the risk of diabetic foot ulcer. Nurse is expected to apply therapeutic exercise
walking to prevent diabetic foot ulcer in diabetes mellitus patients.

Keywords: type 2 diabetes mellitus, therapeutic exercise walking, risk of diabetic foot ulcer

Abstrak
Diabetes Mellitus adalah penyakit metabolik yang ditandai dengan hiperglikemi. Ulkus kaki
diabetik adalah salah satu komplikasi serius pada pasien diabetes yang dapat menyebabkan
amputasi ekstremitas bawah. Therapeutic exercise walking adalah salah satu latihan fisik
yang dapat meningkatkan sirkulasi darah dalam tubuh. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui pengaruh therapeutic exercise walking terhadap risiko ulkus kaki diabetik pada
klien diabetes melitus tipe 2. Metode penelitian ini adalah quasi experimental dengan desain
penelitian control group pretest postest design. Teknik pengambilan sampel adalah simple
random sampling melibatkan 15 responden pada kelompok intervensi dan 15 responden
pada kelompok kontrol. Therapeutic exercise walking dilakukan tiga kali seminggu selama
satu bulan dengan durasi 40 menit. Data dianalisis menggunakan uji t dependent dan uji t
independent dengan tingkat signifikan 0,05. Hasil penelitian menunjukkan perbedaan yang
signifikan antara pretest dan postest pada kelompok intervensi (p = 0,001) dan kelompok
kontrol (p = 0,048). Hasil uji t independen menunjukkan perbedaan yang signifikan antara
kelompok intervensi dan kelompok kontrol (p = 0,015). Hasil ini menunjukkan bahwa ada
pengaruh yang signifikan dari therapeutic exercise walking pada risiko ulkus kaki diabetik.
Perawat diharapkan dapat menerapkan therapeutic exercise walking untuk mencegah ulkus
kaki diabetik pada pasien diabetes mellitus.

Kata kunci : Diabetes melitus tipe 2, therapeutic exercise walking, risiko ulkus kaki diabetik

e-Jurnal Pustaka Kesehatan, vol.5 (no.1), Januari, 2017 84


Mina, et al, Pengaruh Therapeutic Exercise Walking terhadap Risiko Ulkus Kaki Diabetik…

Pendahuluan merupakan penyebab perawatan rumah sakit


yang terbanyak yaitu 80% pada penyandang
Diabetes Melitus (DM) merupakan suatu DM [8].
gangguan metabolisme karbohidrat, protein Salah satu pilar dalam penatalaksanaan
dan lemak yang ditandai oleh hipergikemia dan upaya untuk mencegah terjadinya
yang terjadi akibat kelainan sekresi insulin atau komplikasi pada diabetes yaitu aktifitas fisik [9].
menurunnya kerja insulin [1]. Prevalensi Therapeutic exercise walking atau yang biasa
diabetes melitus semakin hari semakin disebut latihan jalan kaki merupakan salah satu
berkembang, baik di negara maju maupun di jenis latihan fisik aerobik yang ringan, aman, dan
negara berkembang. Pada tahun 2013 terdapat dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja
382 juta orang dan pada tahun 2035 [10]. Aktifitas fisik pada DM tipe 2 berperan
diperkirakan akan meningkat menjadi 592 juta dalam pengaturan kadar glukosa darah [11].
orang [2]. Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar Masalah utama pasien DM tipe 2 adalah tidak
(RISKESDAS) tahun 2013 menunjukkan bisa masuknya glukosa ke dalam sel akibat
prevalensi DM di Indonesia untuk usia ≥ 15 resistensi insulin. Saat otot berkontraksi terjadi
tahun sebesar 6,9 % [3]. Indonesia terdapat 8,5 peningkatan permeabilitas membran terhadap
juta kasus DM sehingga Indonesia menempati glukosa karena kontraksi otot bersifat seperti
urutan ketujuh penyangdang DM pada tahun insulin [12]. Glukosa dalam otot digunakan saat
2014 [2]. aktifitas fisik. Jika tidak mencukupi maka otot
Diabetes melitus berada pada peringkat akan mengisi kekosongan dengan mengambil
kelima penyakit terbanyak pada tahun 2010 di glukosa dari darah. Hal tersebut menurunkan
Puskesmas se Jawa Timur yaitu tebesar 3,61% glukosa darah sehingga meningkatkan
[4]. Berdasarkan data yang didapat dari Dinas pengendalian glukosa darah [13]. Oleh karena
Kesehatan Kabupaten Jember (2015), jumlah itu peneliti ingin mengetahui pengaruh
kunjungan pasien DM tipe 2 tahun 2014 adalah Therapeutic Exercise Walking terhadap risiko
17.897 kunjungan. Jumlah kunjungan pasien terjadinya ulkus kaki diabetik pada klien DM tipe
DM tipe 2 terbanyak berada di kecamatan 2 di Kelurahan Gebang Kabupaten Jember.
Patrang dengan jumlah 1.214 kunjungan [5].
Data di Puskesmas Patrang selama bulan April
2015 sampai September 2015 terdapat 198 Metode Penelitian
orang penyandang DM tipe 2 dan paling banyak Penelitian ini menggunakan desain
berasal dari Kelurahan Gebang yaitu 54 orang. penelitian quasy eksperimental dengan
Studi pendahuluan risiko ulkus kaki rancangan penelitian randomized pretest-
diabetik terhadap 10 orang penyandang` DM postest with control group design. Populasi dari
tipe 2 di Puskesmas Patrang, didapatkan 7 penelitian ini adalah klien DM tipe 2 di
memiliki risiko ulkus kaki diabetik yang ditandai Kelurahan Gebang Patrang dari bulan April
dengan sering mengalami kesemutan pada kaki, 2015 sampai September 2015 yaitu 54 orang.
kaki terasa kebal dan kebas, selain itu Kriteria inklusi pada penelitian ini yaitu pasien
penyandang DM sering merasakan mati rasa yang didiagnosa DM tipe 2, berumur 40-64
pada kaki. Selain itu terdapat 1 orang yang tahun, kadar gula darah tidak lebih dari 300
memilki riwayat ulkus diabetik. Hasil wawancara mg/dL dan tidak kurang dari 70 mg/dL, lama
yang dilakukan pada pihak Puskesmas Patrang menyandang DM > 5 tahun, tekanan darah
didapatkan bahwa belum terdapat program sistolik 90-180 mmHg, respiration rate 12-
untuk screening ulkus kaki diabetik. 20x/menit, nadi 60-100x/menit, bertempat
Diabetes melitus jika tidak ditangani tinggal di Kelurahan Gebang, dan bersedia
dengan baik akan menimbulkan berbagai menjadi responden. Kriteria eksklusi penelitian
komplikasi. Salah satu komplikasi yang paling ini yaitu memiliki gangguan pada ekstermitas
sering terjadi adalah ulkus diabetik [6]. Ulkus bawah seperti ulkus diabetik, tidak bisa berjalan,
diabetik merupakan luka terbuka pada fraktur pada kaki, memiliki keterbatasan fisik
permukaan kulit akibat adanya komplikasi seperti buta dan tuli, memiliki penyakit penyerta
makroangiopati yang disebabkan kadar glukosa seperti gagal ginjal kronik dan gagal jantung.
darah yang tinggi sehingga terjadi insusifiensi Dari 54 pasien, peneliti melakukan randomisasi
vaskuler dan neuropati vaskuler lebih lanjut [7]. dengan simple random sampling terhadap 30
Prevalensi penyandang ulkus diabetik di sampel yang memenuhi kriteria untuk
Indonesia sekitar 15%, dengan angka amputasi mengelompokkan menjadi 15 pada kelompok
30%, dan angka mortalitas 32%. Ulkus diabetik perlakuan dan 15 pada kelompok kontrol.

e-Jurnal Pustaka Kesehatan, vol.5 (no.1), Januari, 2017 85


Mina, et al, Pengaruh Therapeutic Exercise Walking terhadap Risiko Ulkus Kaki Diabetik…

Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan dari 5 responden (33,3%) turun menjadi 3


Gebang Kecamatan Patrang Kabupaten responden (20%). Sedangkan pada kelompok
Jember. Waktu Penelitian dilakukan pada bulan kontrol menunjukkan bahwa risiko ulkus kaki
September 2015 sampai dengan Mei 2016. diabetik responden kelompok kontrol pada saat
Pengumpulan data dilakukan pada bulan Maret pretest yang masuk kategori rendah sebanyak 7
2016 sampai April 2016. Teknik pengumpulan responden (46,7%) naik menjadi 9 reponden
data dalam penelitian ini menggunakan lembar (60%) pada saat postest. Responden yang
observasi Inlow’s 60-second Diabetic Foot masuk kategori sedang saat presest ada 8
Screen Screening Tool. Therapeutic exercise responden (53,3%) menurun menjadi 6
walking dilakukan 3 kali dalam seminggu dan responden (40%).
total 12 kali dalam sebulan dengan durasi 40
menit setiap sesi. Data dianalisis dengan Perbedaan Risiko Ulkus Kaki Diabetik
menggunakan uji t dependent dan uji t Pretest dan Postest pada Kelompok
independent dengan derajat kepercayaan 95% Perlakuan dan Kelompok Kontrol
(α=0,05). Tabel 3. Hasil Uji t Dependen Risiko Ulkus Kaki
Diabetik pada Kelompok Perlakuan dan
Hasil Penelitian Kelompok Kontrol
Risiko Ulkus Kaki Diabetik pada Kelompok Test Mean Mean P
Difference
Perlakuan dan Kelompok Kontrol
Pretest Perlakuan 6,67 -1,2 0,001
Tabel 1.Rata-rata Nilai Risiko Ulkus Diabetik pada Postest Perlakuan 5,47
kelompok Perlakuan dan Kelompok Kontrol Pretest Kontrol 7,80 -0,47 0,048
Kelompok Pretest Postest Differenc Postest Kontrol 7,33
e Berdasarkan tabel 3 dapat diketahui hasil
Perlakuan 6,67 5,47 -1,2 uji t dependent pada kelompok perlakuan
Kontrol 7,80 7,33 -0,47 menunjukkan nilai p = 0,01 (p< 0,05) , artinya
terdapat perbedaan risiko ulkus kaki diabetik
Berdasarkan tabel 1 dapat diketahui sebelum dan sesudah dilakukan therapeutic
terjadi penurunan risiko ulkus kaki diabetik pada exercise walking pada kelompok perlakuan.
kelompok perlakuan sebesar 1,2 yaitu dari rata- Hasil uji t dependen pada kelompok kontrol
rata sebelum diberikan therapeutic exercise diketahui nilai p = 0,048 (p< 0,05 ), artinya juga
walking sebesar 6,67 menjadi 5,47 setelah terdapat perbedaan risiko ulkus kaki diabetik
dilakukan therapeutic exercise walking. Tanda antara pretest dan postest pada kelompok
negatif pada kolom difference menunjukkan kontrol.
bahwa ada penurunan risiko ulkus diabetik pada
responden. Pada kelompok kontrol juga terjadi Perbedaan Risiko Ulkus Kaki Diabetik pada
penurunan rata-rata nilai risiko ulkus kaki Kelompok Perlakuan dan Kelompok Kontrol
diabetik pada kelompok kontrol sebanyak 0,47 Tabel 4. Hasil Uji t Independen Risiko Ulkus Kaki
yaitu dari 7,80 saat pretest menjadi 7,33 pada Diabetik pada Kelompok Perlakuan dan
saat postest. Kelompok Kontrol
Variabel Mean P
Tabel 2. Risiko Ulkus Kaki Diabetik pada Kelompok difference
Perlakuan dan Kelompok Kontrol Sebelum Kelompok perlakuan - 1,2 0,015
dan Sesudah Dilakukan Therapeutic Kelompok control - 0,47
Exercise Walking (Maret-April 2016; n=15 ) Berdasarkan tabel 4 diketahui hasil uji t
Kategori Perlakuan Kontrol
Pretest Postest Pretest Postest independent terhadap variabel risiko ulkus kaki
Rendah 10 (66,7%) 12 (80 %) 7 (46,7%) 9 (60%) diabetik pada kelompok perlakuan dan
Sedang 5 (33,3 %) 3 (20 %) 8 (53,3%) 6 (40%)
Tinggi 0 (0 %) 0 (0 %) 0 (0 %) 0 (0%) kelompok control menunjukkan nilai p= 0,015 (p
Total 15 (100 %) 15 (100 %) 15(100%) 15(100%) < 0,05) artinya terdapat perbedaan signifikan
Data tabel 2 dapat diketahui bahwa terjadi risiko ulkus kaki diabetik antara kelompok
penurunan risiko ulkus kaki diabetik pada perlakuan dan kelompok kontrol. Penurunan
kelompok perlakuan setelah dilakukan latihan risiko ulkus kaki diabetik lebih tinggi pada
therapeutic exercise walking, dari 10 responden kelompok perlakuan dibandingkan pada
(66,7 %) yang berisiko rendah naik menjadi 12 kelompok kontrol. Dapat disimpulkan bahwa
responden (80%). Responden yang memiliki ada pengaruh therapeutic exercise walking
risiko ulkus kaki diabetik dalam kategori sedang terhadap penurunan risiko ulkus kaki diabetik.

e-Jurnal Pustaka Kesehatan, vol.5 (no.1), Januari, 2017 86


Mina, et al, Pengaruh Therapeutic Exercise Walking terhadap Risiko Ulkus Kaki Diabetik…

Pembahasan terjadapat 13 responden menunjukkan kadar


Pengaruh Pemberian Therapeutic Exercise gula darahnya menurun setelah dilakukan
Walking Terhadap Penurunan Risiko Ulkus therapeutic exercise walking 12 kali selama satu
Kaki Diabetik bulan. Rata-rata penurunan kadar gula darah
Rata-rata penurunan risiko ulkus kaki pada kelompok perlakuan yaitu 15,7 mg/dL.
diabetik pada kelompok perlakuan sebesar 1,2 Aktifitas fisik seperti therapeutic exercise
sedangkan pada kelompok kontrol hanya walking membutuhkan energi (ATP) yang cukup
mengalami penurunan rata-rata 0,47. Hal besar dari biasanya. Hal ini menjadikan adanya
tersebut menunjukkan penurunan risko ulkus suatu proses peningkatan glikogenolisis di otot
kaki diabetik lebih besar pada kelompok dan peningkatan ambilan glukosa [26].
perlakuan. Uji t independen menunjukkan Pemecahan glikogen menjadi asam piruvat dan
adanya perbedaan yang signifikan penurunan asam laktat yang berlangsung dengan cepat
risiko ulkus kaki diabetik pada kelompok membebaskan energi yang digunakan untuk
perlakuan dengan kelompok kontrol setelah mengubah ADP menjadi ATP [23]. Energi
dilakukan latihan therapeutic exercise walking disimpan dalam ikatan antara residu asam fosfat
dengan diketahui nilai p=0,015 (p< 0,05). dan senyawa organik tertentu. Karena energi
Salah satu penatalaksanaan penyandang yang terdapat dalam ikatan di senyawa fosfat ini
DM tipe 2 adalah latihan fisik [9]. Kelompok sangat tinggi akan dilepaskan energi yang
perlakuan pada penelitian ini melakukan latihan sangat besar [26].
fisik berupa therapeutic exercise walking secara Latihan therapeutic exercise walking
rutin, sedangkan kelompok kontrol tidak dalam waktu yang lama dapat meningkatkan
diberikan perlakuan dan melakukan aktivitas oksidasi lemak dan menurunkan trigliserida
seperti biasanya. Therapeutic exercise walking pada pasien DM tipe 2. Therapeutic Exercise
merupakan salah satu jenis latihan aerobik yang walking meningkatkan aktivitas lipoprotein lipase
ringan, aman, dan dapat dilakukan kapan saja menyebabkan peningkatan penyerapan
dan dimana saja. Therapeutic exercise walking trigliserida yang merupakan salah satu
memiliki tujuan memperlancar sirkulasi darah, penyebab perubahan positif yang terjadi pada
memberikan perasaan rileks dan nyaman, profit lipid pasien DM tipe 2 setelah latihan.
meningkatkan kekuatan otot, serta mengontrol Perubahan positif yang terjadi pada profil lipid
gula darah [10]. juga dibuktikan dengan peningkatan kadar HDL
Perbaikan aliran darah dengan dan menurunkan kadar LDL, trigliserida, total
pemenuhan oksigen yang cukup ke otak dan kolestrol dan BMI pada pasien DM tipe 2 [27].
pengurangan karbondioksida di dalam otak akan Semakin sedikit lemak yang berada di dalam sel
mempengaruhi kerja hipotalamus untuk maka jumlah gula yang masuk ke dalam sel
mengeluarkan hormon beta endorphin untuk semakin meningkat [28].
menstimulasi rasa nyaman . Therapeutic Hiperglikemia pada penyandang DM
exercise walking juga memberikan sensasi rileks menyebabkan peningkatan ROS (reactive
sehingga dapat menurunkan stres yang akan oxygen species) karena disfungsi mitokondria
menurunkan kadar kortisol [10]. Penurunan Peningkatan jumlah ROS akan menghambat
hormon kortisol dapat menghambat proses produksi NO (nitric oxide) [29]. Penurunan NO
glukoneogenesis dan meningkatkan pemakaian pada pembuluh darah akan menghambat
glukosa oleh sel, sehingga mampu menurunkan kerjanya dalam regulasi aliran darah
kadar gula darah dan kembali dalam batas [UGUSMAN]. Pada pembuluh darah NO dapat
normal [23]. menyebabkan relaksasi otot polos, sehingga
Saat melakukan therapeutic exercise berfungsi sebagai regulator aliran darah dan
walking terjadi penggunaan glukosa yang tekanan darah. Selain itu, NO juga dapat
tersimpan dalam otot. Otot akan mengambil membantu transpor oksigen dengan melebarkan
glukosa dari darah jika jumlah glukosa dalam dinding pembuluh darah [30]. Penurunan NO
otot berkurang. Hal ini menyebabkan berhubungan dengan kejadian aterosklerosis
menurunnya glukosa darah sehingga [31].
meningkatkan pengendalian glukosa darah [13]. Therapeutic exercise walking yang
Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan dilakukan secara rutin dapat mencegah
oleh Hermawan (2013), menunjukkan bahwa asterosklerosis. Therapeutic exercise walking
setelah dilakukan jalan kaki 30 menit terjadi dapat meningkatkan produksi NO dengan
penurunan kadar gula darah sebesar 14,150 meningkatkan ekspresi protein eNOS
mg/dL [25]. Data yang didapatkan oleh peneliti (endothelial nitric oxide synthase) [30]. Apabila

e-Jurnal Pustaka Kesehatan, vol.5 (no.1), Januari, 2017 87


Mina, et al, Pengaruh Therapeutic Exercise Walking terhadap Risiko Ulkus Kaki Diabetik…

kadar NO meningkat maka peran dalam DM tipe 2 di Kelurahan Gebang Kecamatan


profilaksis aterosklerosis akan berjalan Patrang Kabupaten Jember. Penelitian
maksimal dan hasil akhirnya akan memperbaiki selanjutnya diharapkan mampu mengontrol
penyempitan pembuluh darah akibat variabel confounding seperti diet, konsumsi
aterosklerosis. Ketika aterosklerosis mengalami OHO, dan merokok. Selain itu penelitian
perbaikan atau plaque yang menempel di selanjutnya diharapkan menggunakan sampel
dinding pembuluh darah menipis, maka suplai yang lebih besar, pelaksanaan latihan lebih
darah dan oksigen pada jaringan akan lama minimal 3 bulan, dan frekuensi latihan
meningkat. Peningkatan suplai darah dan lebih sering yaitu 5x/minggu.
oksigen di kaki akan mencegah terjadinya Penelitian ini diharapkan dapat menjadi
kesemutan, rasa tidak nyaman, dan nekrosis alternatif tindakan perawat dalam melakukan
jaringan, hal tersebut mengakibatkan aliran asuhan keperawatan pada klien DM tipe 2 untuk
darah perifer menjadi lancar [8]. menurunkan risiko ulkus kaki diabetik. Perawat
Aktivitas berjalan kaki akan mengaktifkan juga diharapkan mampu berperan sebagai
beberapa kelompok otot besar akan promotor yang memberikan promosi kesehatan
berkontraksi seperti otot ekstensor lutut tentang intervensi therapeutic exercise walking
(paha depan), ekstensor hip (paha belakang kepada masyarakat khususnya penyandang DM
dan otot gluteal) dan otot-otot bagian bawah yang dapat digunakan sebagai suatu
(gastrocnemius dan soleus di bagian belakang, pencegahan primer. Selain itu juga perawat
tibia anterior, dan otot achiles pada kaki). Otot- dapat berperan sebagai edukator diharapkan
otot ini akan membantu memompa darah dapat memberikan edukasi berupa cara
kembali ke jantung sehingga meningkatkan melakukan therapeutic exercise walking yang
sirkulasi darah, daya tahan otot, dan dapat digunakan sebagai suatu tindakan
keseimbangan dinamis [32]. Therapeutic preventif perawat untuk mencegah adanya
exercise walking dapat mengakibatkan komplikasi terutama risiko ulkus kaki diabetik.
terbukanya pembuluh darah semakin banyak,
bahkan ketika tubuh melakukan ini secara
teratur saluran darah tambahan akan terbentuk Daftar Pustaka
di dalam jantung, pembuluh darah akan melebar [1] American Diabetes Association (ADA).
dan mengatasi adanya penyumbatan pembulu Diagnosis and Classification of Diabetes
darah, sehingga mampu memperlancar aliran Melitus. Diabetes Care volume 35
darah [33]. Supplement. [internet]. 2012. [diambil
Selain dapat menurunkan kadar gula tanggal 2 Oktober 2015].dari:
darah therapeutic exercise walking juga dapat http/www.diabetes.org/diabetes-basic
melenturkan otot dan sendi serta ligamen [2] International Diabetes Federation (IDF).
disekitar kaki, pembuluh darah balik akan lebih Diabetes Atlas. Edisi 6.[internet].2012.
aktif memompa darah ke jantung sehingga [diambil tanggal 18 September 2015]
sirkulasi darah di kaki menjadi lancar yang http://www.idf.org/diabetesatlas.
membawa nutrisi dan oksigen ke pembuluh [3] Indonesia. Riset Kesehatan Dasar
darah perifer. Kondisi ini akan mempermudah (Riskesdas). Riset Kesehatan Dasar 2013.
saraf menerima nutrisi dan oksigen yang dapat Jakarta: Badan Penelitian dan
meningkatkan fungsi saraf [26]. Terdapat Pengembangan Kesehatan Kementerian
pengaruh treatment latihan fisik senam kaki kesehatan RI; 2013.
terhadap efektifitas fungsi sensori di daerah [4] Provinsi Jawa Timur. Dinas Kesehatan
telapak kaki yang dilakukan selama 2 minggu Jawa Timur(Dinkes Jatim). Profil kesehatan
dengan frekuensi 5 kali setiap minggu [34].Aliran Provinsi Jawa Timur 2011. Surabaya: Dinas
darah yang lancar menyebabkan sirkulasi darah Kesehatan Jawa Timur; 2013.
ke kaki lancar dan dapat menurunkan risiko [5] Kabupaten Jember. Dinas Kesehatan
ulkus kaki diabetik padapenyandang DM tipe 2. Jember (Dinkes Jember). Laporan
Kunjungan (LBI) DM Kabupaten Jember
Tahun 2014. Jember: Dinas Kesehatan
Simpulan dan Saran Kabupaten Jember; 2014.
Kesimpulan dari penelitian ini yaitu ada [6] Brunner, Suddarth. Buku ajar keperawatan
pengaruh therapeutic exercise walking terhadap medikal bedah volume 2 edisi 8. Jakarta:
penurunan risiko ulkus kaki diabetik pada klien EGC; 2002.
[7] Sarwono W. Kaki diabetes jilid 3, Edisi 4.

e-Jurnal Pustaka Kesehatan, vol.5 (no.1), Januari, 2017 88


Mina, et al, Pengaruh Therapeutic Exercise Walking terhadap Risiko Ulkus Kaki Diabetik…

Jakarta: Penerbit FK UI; 2006. Tanjungpura; 2013.


[8] Misnadiarly. Diabetes mellitus : ulcer, [21] Dian L, Citrakesumasari, sri’ah A. Upaya
infeksi, ganggren. Jakarta: Penerbit Populer penanganan dan perilaku pasien penderita
Obor; 2006. diabetes melitus tipe 2 di Puskesmas
[9] Indonesia. Perkumpulan Endokrin Maradekaya Kota Makassar. Universitas
Indonesia (Perkeni). Konsessus Hasanuddin; 2013.
pengelolaan dan pencegahan diabetes [22] Eko E, Yesi H, Yulia ID. Efektifitas senam
melitus Tipe 2 di Indonesia. [internet]. 2011. kaki diabetes melitus dengan koran
[diambil tanggal 17 September 2015]. dari: terhadap tingkat sensitivitas kaki pada
http://www.perkemi.org pasien DM tipe 2. Program Studi Ilmu
[10] Kathleen KL, Jonathan K. Olahraga Keperawatan Universitas Riau; 2012.
sumber kesehatan. Indonesia: Indonesia [23] Purnawarman A, Nurkhalis. Pengaruh
Publishing House; 1996. latihan fisik terhadap fungsi endotel. Banda
[11] Agus H, Dwi B, Enny VY. Pengaruh walking Aceh: Universitas Syiah Kuala; 2014.
exercise terhadap penurunan kadar gula [24] Barnes DE. Program olahraga diabetes.
darah pada diabetes melitus tipe 2 unit Yogyakarta: Citra Aji Parama; 2011.
rawat jalan poliklinik penyakit dalam BRSD [25] Daniar RH. Pengaruh jalan kaki selama 30
Prof. Dr. Soekandar Kabupaten Mojokerto. menit terhadap perubahan gula darah pada
Universitas Airlangga; 2008. pasien diabetes melitus tipe II di wilayah
[12] Ilyas EI. Penatalaksanaan diabetes melitus Puskesmas Kedungwuni II Kabupaten
terpadu bagi dokter maupun edukator Pekalongan. Universitas Muhammadiyah
diabetes. Jakarta: Fakultas Kedokteran Surakarta; 2013.
Universitas Indonesia;; 2011. [26] Guyton AC, Hall JE. Buku ajar fisiologi
[13] Barnes DE. Program olahraga diabetes. kedokteran. Jakarta: EGC; 2002.
Yogyakarta: Citra Aji Parama; 2011. [27] William FG. Buku Ajar Fisiologi kedokteran.
[14] Erik T. Penyakit degeneratif. Jakarta: PT. Jakarta: EGC; 2008.
Elex Media Komputindo; 2005. [28] Lingga L. Bebas diabetes tipe 2 tanpa obat.
[15] Sutirtayasa IWP . Hubungan positif antara Jakarta: PT. Agromedia Pustaka; 2012.
ulkus kaki diabetik dengan presentase sel [29] Suciu M. The role of nitric oxide (No) and
bermarkah Cd4+ pembawa molondialdehid. statins in endothelial dysfunction and
Tidak Diterbitkan.Skripsi,Bali: Udayana atherosclerosis. Romania: University of
Universiti; 2011. Medicine and Pharmacy; 2009.
[16] Ika YW. Pengaruh latihan gerak sendi [30] Isral GN. Hubungan latihan fisik dengan
bawah secara aktif (active lower range of kadar nitric oxide (NO) plasma pada
motion exercise) terhadap tanda dan gejala masyarakat di Kota Padang.
neuropati diabetikum pada penderita [internet].2014. [cited 20 April
diabetes melitus tipe II di Persadia Unit 2016]:3(2).Available from:
RSU Dr. Soetomo Surabaya. Program http://jurnal.fk.unand.ac.id.
Pasca Sarjana Fakultas Ilmu Keperawatan [31] Ugusman A. Piper sarmentosum increases
Universitas Indonesia; 2010. nitric oxide production in oxidative stress: a
[17] Rudi MT. Perawatan kaki diabetes. study on human umbilical vein endothelial
Jakarta :Balai Penerbit FKUI; 2006. cells. Kuala Lumpur. [internet].2010. [cited
[18] Riyadi S, Sukarmin. Asuhan keperawatan 22 April 2016]: 65(7). Available from:
pada pasien dengan gangguan eksokrin http://www.scielo.br/.pdf
dan endokrin pada pankreas. Yogyakarta: [32] American College of Sport Medicine
Graha Ilmu; 2008. (ACSM). Starting a walking program.
[19] Dedy I. Prevalensi dan faktor risiko kejadian [Internet]. 2011. [diambil tanggal 20
diabetes melitus tipe 2 di daerah urban Oktober 2015].dari:https://www.acsm.org.
Indonesia (Analisa data sekunder riskesdes [33] Erliana E. Perbedaan tingkat insomnia
2007). Tidak diterbitkan.Thesis, Jakarta: lansia sebelum dan sesudah latihan
Universitas Indonesi; 2010. relaksasi otot progresif (progressive muscle
[20] Meylani AL. Gambaran distribusi faktor relaxation) di bpstw ciparay. Bandung;
risiko pada penyandang ulkus diabetika di [internet]. 2008. [diambil tanggal 19 Oktober
klinik kitamura PKU Muhammadiyah 2015]. dari:
Pontianak. Program Studi Ilmu Kedokteran http://pustaka.unpad.ac.id/wpcontent/
Fakultas Kedokteran Universitas

e-Jurnal Pustaka Kesehatan, vol.5 (no.1), Januari, 2017 89


Mina, et al, Pengaruh Therapeutic Exercise Walking terhadap Risiko Ulkus Kaki Diabetik…

perbedaan_tingkat_insomnia_lansia.pdf. Tengah. Universitas Muhamadiyah


[34] Semendawai RK. Pengaruh latihan fisik Semarang; 2013.
senam kaki terhadap efektifitas fungsi
sensori di daerah telapak kaki pada
penderita diabetes militus di Puskesmas
Kedung Mundu Kota Semarang Jawa

e-Jurnal Pustaka Kesehatan, vol.5 (no.1), Januari, 2017 90

You might also like