Terapi Musik

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 6

“KOSALA” JIK. Vol. 2 No.

2 September 2014

PENGARUH TERAPI MUSIK TERHADAP PENURUNAN


TINGKAT KECEMASAN PADA ANAK YANG DIRAWAT
DI RUMAH SAKIT Dr.OEN SURAKARTA

Oleh :
Rahayu Setyaningsih1Sri Aminingsih2Linda Yuni Hastari3

Abstract

Background. Hospitalization is a process that for some reason or emergency


plans, so the children had to be hospitalized can cause children to experience
anxiety. To overcome anxiety management can be given psychotherapy, one
of which is with music therapy. Based on the data obtained through patient
registration book entry of data obtained that the number of pediatric patients
aged 3-6 years who were admitted to Teratai Ward. Dr. Oen Surakarta in
September amounted to 43 children, with the number 5 top disease was
observed febrile illness (14 children), abdominal pain (5 children), vomiting (5
children), DHF (5 children) and bronchopneumonia (4 children).
The research objective of this study was to determine the effect of music
therapy to decrease the level of anxiety in children who were treated at the Dr.
Oen Surakarta Hospital before and after the given music therapy.
Research method The research used in this study is the approach Quasy
Experiment with one group pre-test and post-test. Using purposive sampling
with a sample size of 30 children. Collecting data using the observation sheet
in the form of a checklist.
Results: The results of the analysis using dependent test paired samples T-
test SPSS version 18.0 with α = 5% (0.05), obtained results show 21 312 t with
p value of 0:00. so p value of <0.05., which means that there is an influence of
music therapy to decrease the level of anxiety in children who were treated at
the Hospital Dr. Oen Surakarta.
Conclusion: There is a decrease in the effect of music therapy on anxiety
levels in children who were treated at the Dr. Oen Surakarta Hospital.

Keywords : Music Therapy, Anxiety, Hospitalization.

PENDAHULUAN berubah yang semula orang tua


Perawatan anak di rumah sakit dilarang untuk mengunjungi anak
membuat anak menjadi cemas, menjadi rooming in, yaitu orang tua
takut, sedih, dan timbul perasaan boleh tinggal bersama anaknya di
tidak nyaman lainnya. Penelitian rumah sakit selama 24 jam. Selain
membuktikan bahwa hospitalisasi itu, mainan boleh di bawa ke rumah
anak dapat menjadi suatu sakit, dan penting untuk perawat
pengalaman yang menimbulkan atau tenaga kesehatan memper-
trauma baik pada anak maupun siapkan anak dan orang tuanya
orang tua sehingga menimbulkan sebelum dirawat di rumah sakit.
reaksi tertentu yang akan sangat (Supartini, 2004) Berdasarkan
berdampak pada kerja sama anak penelitian yang dilakukan oleh
dan orang tua dalam perawatan Mahanani, anak usia prasekolah dan
anak selama di rumah sakit. usia sekolah rentan terkena penya-
(Supartini, 2004) Akhirnya, orientasi kit, sehingga banyak anak pada usia
pelayanan keperawatan anak tersebut yang harus dirawat di

1
“KOSALA” JIK. Vol. 2 No. 2 September 2014

rumah sakit dan menyebabkan pasiennya yang rawat inap. Ketika


populasi anak yang dirawat di rumah kita merasa sakit, kita menjadi takut,
sakit mengalami peningkatan yang frustasi, dan marah yang membuat
sangat drastis. Di Indonesia 30% kita menegangkan ratusan otot
dari 180 anak antara 3 sampai 12 dalam punggung, dan mendengar-
tahun mempunyai pengalaman kan musik secara teratur membantu
dengan rumah sakit. Rata-rata anak tubuh menjadi santai secara fisik
mendapat perawatan selama enam dan mental sehingga perlahan dapat
hari. Selain membutuhkan perawat- menyembuhkan dan mencegah sakit
an yang spesial dibanding pasien punggung. (Rasyid, 2010) Studi
lain, anak sakit juga mempunyai pendahuluan dilakukan melalui
keistimewaan dan karakteristik ter- observasi pada pasien anak yang
sendiri karena anak-anak bukanlah dirawat di ruang Teratai Rumah
miniatur dari orang dewasa atau Sakit Dr. Oen Surakarta, buku
dewasa kecil. Waktu yang registrasi pasien masuk dan
dibutuhkan untuk merawat penderita wawancara dengan perawat yang
anak-anak 20-45% lebih banyak dari bertugas di ruangan. Berdasarkan
pada waktu untuk merawat orang data yang diperoleh jumlah pasien
dewasa. Menurut penelitian yang anak usia 3-6 tahun yang dirawat di
dilakukan di Paviliun Seruni RSUD ruang Teratai pada bulan September
Jombang, diperoleh data jumlah usia berjumlah 43 anak. Hasil wawancara
toddler yang dirawat di Paviliun dengan perawat, sebagian besar
Seruni dari bulan Mei sampai bulan anak tidak kooperatif dan mengalami
Oktober 2008, sebanyak 372 dari kecemasan terhadap tindakan
1371 jumlah pasien anak yang keperawatan yang diberikan ditandai
dirawat. Selama bulan November dengan menangis ketika akan
2008 terdapat 53 anak usia toddler dilakukan tindakan medis atau
yang dirawat dan 80% anak tindakan keperawatan, perawat lebih
cenderung menunjukkan respon banyak bekerja sama dengan orang
kecemasan, seperti : menangis, tua saat melakukan tindakan
rewel, berontak, ingin pulang, meno- keperawatan, sedangkan di Rumah
lak tindakan, menjerit, berteriak, dan Sakit Dr. Oen Surakarta belum
cenderung minta digendong ibu, menyediakan terapi musik dalam
ayah atau keluarganya. Musik dapat pemberian asuhan keperawatan
berfungsi sebagai alat terapi pada anak yang dirawat di Rumah
kesehatan. Ketika seseorang Sakit Dr. Oen Surakarta.
mendengarkan musik, gelombang
listrik yang ada di otak dapat METODE PENELITIAN
diperlambat atau dipercepat, dan Pada penelitian ini menggunakan
pada saat yang sama kinerja sistem metode penelitian quasi eksperimen
tubuh pun mengalami perubahan. untuk mengetahui pengaruh terapi
Musik mampu mengatur hormon- musik terhadap penurunan tingkat
hormon yang mempengaruhi stres, kecemasan, dengan menggunakan
serta mampu meningkatkan daya one group pre test dan post test
ingat. Musik dan kesehatan memiliki yakni membandingkan tingkat
kaitan erat, dan tidak diragukan kecemasan sebelum diberi terapi
bahwa dengan mendengarkan musik musik dan sesudah diberi terapi
kesukaan individu maka akan musik. Populasi dalam penelitian ini
mampu terbawa ke dalam suasana adalah pasien anak yang di rawat di
hati yang baik dalam waktu singkat. ruang Teratai Rumah Sakit Dr.Oen
Oleh karena itu sejumlah rumah Surakarta pada bulan November
sakit di luar negeri mulai 2013 sampai dengan Januari 2014,
menerapkan terapi musik pada sedangkan sampelnya didapatkan

2
“KOSALA” JIK. Vol. 2 No. 2 September 2014

30 anak. Pengambilan sampel pada Tabel 1. Tingkat Kecemasan pada


penelitian ini dilakukan dengan Anak yang Dirawat di Rumah Sakit
menggunakan teknik non probability Dr. Oen Surakarta Sebelum Diberi
sampling dengan cara purposive Terapi Musik
sampling dengan kriteria anak usia
3-6 tahun, mengalami perawatan Tingkat Kecemasan F %
selama 2 hari, mengalami Tidak Ada (< 14) - -
Ringan (14-20) - -
kecemasan akibat hospitalisasi, Sedang (21-27) 26 86,7
kesadaran compos mentis, tidak Berat (28-41) 4 13,3
menderita gangguan pendengaran, Berat Sekali (42-56) - -
ditunggu orang tuanya selama sakit, Total 30 100
orang tua setuju anaknya menjadi
responden. Berdasarkan tabel 1 diperoleh infor-
masi bahwa tingkat kecemasan anak
HASIL PENELITIAN sebelum diberikan terapi musik
Sebelum melakukan penelitian terbanyak berada pada level
dengan memberikan terapi musik kecemasan sedang yaitu 26 anak
pada anak yang berusia 3-6 tahun dengan persentase yang diperoleh
yang mengalami kecemasan yang yaitu 86.7% dan tingkat kecemasan
dirawat di Ruang Teratai Rumah paling sedikit berada pada level
Sakit Dr. Oen Surakarta, peneliti kecemasan berat yaitu 4 anak
melakukan observasi terlebih dahulu dengan persentase 13.3 %.
untuk mengetahui tingkat kecemas- Untuk analisa univariat diperoleh
an yang dialami responden dengan mean sebesar 23,63 median 23,00
menggunakan metode wawancara. dan modus 22.
Peneliti melakukan wawancara pada
responden dan orang tuanya. Tabel 2. Distribusi Frekuensi Tingkat
Ternyata sebagian besar dari Kecemasan pada Anak yang dirawat
responden mengalami kecemasan di Rumah Sakit Dr. Oen Surakarta
dikarenakan responden takut saat Setelah Diberi Terapi Musik
dilakukan tindakan medis oleh
dokter, perawat ataupun petugas Tingkat Kecemasan F %
kesehatan yang lain. Kemudian Tidak Ada (< 14) 6 20
Ringan (14-20) 20 66,7
peneliti baru memulai terapi Sedang (21-27) 4 13,3
musiknya dengan memperdengar- Berat (28-41) - -
kan lagu anak-anak yang berirama Berat Sekali (42-56) - -
ceria dan mengajak responden Total 30 100
untuk ikut bernyanyi supaya
responden tidak merasa cemas lagi Dari tabel di atas diperoleh informasi
saat dirawat di rumah sakit dan tidak setelah diberikan terapi musik
takut lagi saat dokter, perawat tingkat kecemasan terbanyak berada
ataupun petugas kesehatan lain pada level kecemasan ringan yaitu
melakukan tindakan medis. Setelah 20 anak dengan persentase 66.7 %
selesai diberikan terapi musik dan kecemasan paling sedikit
responden diobservasi lagi dengan berada pada level kecemasan
menggunakan metode wawancara sedang yaitu 4 anak dengan
untuk mengetahui apakah ada persentase 13.3 %. Untuk analisa
penurunan tingkat kecemasan pada univariat diperoleh mean sebesar
anak sebelum dan sesudah 15,43 median 14,50 dan modus 14.
diberikan terapi musik.

3
“KOSALA” JIK. Vol. 2 No. 2 September 2014

Tabel 3. Distribusi Frekuensi diberi terapi musik ada penurunan


Penurunan Tingkat Kecemasan tingkat kecemasan dari kategori
pada Anak yang Dirawat di Rumah tingkat kecemasan berat dengan
Sakit Dr. Oen Surakarta Sebelum rentang nilai (28-41) menjadi tingkat
dan Setelah Diberi Terapi Musik kecemasan sedang dengan rentang
nilai (21-27) sebanyak 4 responden
PenurunanTingkat
F % dengan persentase 13.3 %, dari
Kecemasan tingkat kecemasan sedang dengan
1-5 4 13,3
6-10 22 73,4
rentang nilai (21-27) menjadi tingkat
11-15 4 13,3 kecemasan ringan dengan rentang
Total 30 100 nilai (14-20) sebanyak 20 responden
dengan persentase 66.7 %, dan dari
Berdasarkan hasil uji dengan tingkat kecemasan sedang dengan
Dependent Paired Sample T-test rentang nilai (21-27) menjadi tidak
program SPSS versi 18.0 dengan α ada kecemasan dengan rentang nilai
= 5% (0.05) diperoleh p value (<14) sebanyak 6 responden dengan
sebesar 0.00. Sehingga p < 0.05, persentase 20 %. Dari hasil
yang artinya bahwa ada pengaruh penelitian pengaruh terapi musik
terapi musik terhadap penurunan terhadap penurunan tingkat
tingkat kecemasan pada anak yang kecemasan pada anak yang dirawat
dirawat di Ruang Teratai Rumah di Ruang Teratai Rumah Sakit Dr.
Sakit Dr. Oen Surakarta. Oen Surakarta diperoleh hasil uji
dengan Dependent Paired Sample
PEMBAHASAN T-test program SPSS versi 18.0
Dari hasil distribusi frekuensi tingkat dengan α = 5% (0.05) diperoleh p
kecemasan pada anak yang dirawat value sebesar 0.00. Sehingga p <
di Rumah Sakit Dr. Oen Surakarta 0.05, yang berarti Ho ditolak dan Ha
sebelum diberi terapi musik diterima sehingga dapat ditarik
diperoleh data sebagian besar anak kesimpulan bahwa ada pengaruh
mengalami kecemasan sedang terapi musik terhadap penurunan
dengan rentang nilai (21-27) tingkat kecemasan pada anak yang
sebanyak 26 responden dengan dirawat di Ruang Teratai Rumah
persentase 86.7 %. Menurut teori Sakit Dr. Oen Surakarta. Dari
yang dikemukakan oleh Suliswati, et penelitian ini, didapatkan hasil
al. (2005), kecemasan pada level bahwa ada pengaruh terapi musik
sedang ditandai dengan terjadinya terhadap penurunan tingkat
penyempitan lapang persepsi, dapat kecemasan pada anak yang dirawat
melakukan sesuatu dengan arahan di Ruang Teratai Rumah Sakit Dr.
orang lain. Sedangkan kecemasan Oen Surakarta. Hal tersebut dapat
paling sedikit berada pada level terjadi karena anak yang mengalami
berat dengan rentang nilai (28-41) kecemasan saat dirawat di rumah
sebanyak 4 responden dengan sakit setelah diberi terapi musik
persentase 13.3 %. Kecemasan selama 15-20 menit menjadi lebih
berat ditandai dengan lapang tenang, tidak takut lagi saat perawat
persepsi individu sangat sempit ataupun dokter datang untuk
pusat perhatiannya pada detil kecil memeriksa. Sesuai dengan teori
(spesifik) dan tidak dapat berpikir yang dikemukakan oleh Aizid (2011),
tentang hal-hal lain, seluruh perilaku musik ternyata dapat mengurangi
dimaksudkan untuk mengurangi atau menghilangkan ketegangan-
kecemasan dan perlu banyak ketegangan penderita pada aspek
perintah/arahan untuk terfokus pada fisik-motorik, sosial-emosional, dan
area lain. Sedangkan hasil distribusi mental-intelegensi. Musik juga dapat
frekuensi tingkat kecemasan setelah menimbulkan reaksi psikologis yang

4
“KOSALA” JIK. Vol. 2 No. 2 September 2014

dapat mengubah suasana hati dan Jombang. Dengan hasil penelitian


kondisi emosi, sehingga musik menggunakan uji t-test dengan
bermanfaat sebagai relaksasi yang tingkat signifikansi α = 0.012
dapat menghilangkan stres, menga- menunjukkan bahwa ada pengaruh
tasi kecemasan, memperbaiki mood, dari terapi bermain dan mendengar-
dan menumbuhkan kesadaran kan terapi musik.
spiritual karena musik ternyata
bersifat terapeutik dan dapat KESIMPULAN
menyembuhkan. Faktor lain yang Berdasarkan hasil penelitian di atas
dapat mempengaruhi adanya dapat diperoleh kesimpulan bahwa :
penurunan tingkat kecemasan pada 1. Dari hasil analisa univariat tingkat
anak yang dirawat di rumah sakit kecemasan pada anak yang
antara lain karena keluarga selalu dirawat di Ruang Teratai Rumah
menemani responden selama Sakit Dr. Oen Surakarta sebelum
dirawat di rumah sakit sehingga diberi terapi musik didapatkan
responden tidak merasa sendirian mean 23.63, median 23.00,
dan menjadi lebih tenang, anak modus 22. Sedangkan setelah
sudah pernah beberapa kali dirawat diberi terapi musik didapatkan
di rumah sakit atau sudah beberapa mean 15.43, median 14.50,
hari dirawat di rumah sakit sehingga modus 14. Sehingga
anak sudah dapat beradaptasi menunjukkan bahwa ada
dengan lingkungan rumah sakit dan penurunan tingkat kecemasan
dengan para tenaga medis. Karena pada anak yang dirawat di Ruang
saat peneliti melakukan penelitian di Teratai Rumah Sakit Dr. Oen
Rumah Sakit Dr. Oen Surakarta Surakarta sebelum dan setelah
lebih banyak pasien yang sudah diberi terapi musik.
beberapa hari dirawat disana 2. Dari hasil uji Dependent Paired
dengan persentase 60 % diban- Sample T-test program SPSS
dingkan dengan pasien baru dengan versi 18.0 dengan α = 5 % (0.05)
persentase 40 %.Hasil tersebut diperoleh hasil t hitung
sama dengan penelitian sebelumnya menunjukkan 21.312 dengan p
yang dilakukan oleh Mahanani pada value sebesar 0.00. Sehingga p <
tahun 2013 dengan judul: Durasi 0.05, yang berarti bahwa Ha
Pemberian Terapi Musik Klasik diterima dan Ho ditolak, sehingga
Mozart Terhadap Tingkat dapat disimpulkan bahwa
Kecemasan pada Anak di RSUD terdapat pengaruh terapi musik
Banyumas. Dengan hasil analisis terhadap penurunan tingkat
didapatkan p value sebesar 0.025, kecemasan pada anak yang
nilai p value < α (0.025 < 0.05), dirawat di Ruang Teratai Rumah
sehingga terdapat perbedaan Sakit Dr. Oen Surakarta.
pengaruh durasi pemberian terapi
musik klasik Mozart terhadap tingkat SARAN
kecemasan pada anak yang Berdasarkan penelitian dan
mengalami hospitalisasi saat pembahasan mengenai pengaruh
dilakukan pemeriksaan tanda-tanda terapi musik terhadap penurunan
vital di RSUD Banyumas. tingkat kecemasan pada anak yang
Sedangkan penelitian yang dirawat di Rumah Sakit Dr. Oen
dilakukan oleh Ghofar pada tahun Surakarta, peneliti ingin menyam-
2008 dengan judul : Pengaruh paikan saran sebagai berikut :
Pemberian Terapi Bermain dan 1. Bagi institusi Rumah Sakit
Terapi Musik Terhadap Penurunan Bagi institusi Rumah Sakit
Respon Kecemasan Hospitalisasi diharapkan dapat mempertim-
Anak Usia Toddler di RSUD bangkan untuk diterapkannya

5
“KOSALA” JIK. Vol. 2 No. 2 September 2014

terapi musik guna menurunkan Data. Jakarta: Salemba


tingkat kecemasan pada pasien Medika, 2009.
anak selama dirawat di rumah
sakit. Notoatmodjo, Soekidjo. Metodologi
2. Bagi Perawat Penelitian Kesehatan. Jakarta:
Perawat dalam mengatasi Rineka Cipta, 2010.
masalah kecemasan pada anak
yang dirawat di rumah sakit bisa Nursalam, Rekawati Susilaningrum,
memanfaatkan terapi musik dan Sri Utami. Asuhan
dalam memberikan asuhan Keperawatan Bayi dan Anak.
keperawatan. Edisi I. Jakarta: Salemba
3. Bagi orang tua Medika, 2005.
Bagi orang tua diharapkan dapat
mempertimbangkan memberikan Pinel, John P.J. Biopsikologi. Edisi
terapi musik pada anak yang VII. Alih bahasa Helly Prajitno
mengalami kecemasan baik di Soetjipto dan Sri Mulyantini
rumah maupun di rumah sakit. Soetjipto. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2009.

Potter, Patricia A. dan Anne Griffin


DAFTAR PUSTAKA Perry. Buku Ajar Fundamental
Aizid, Rizem. Sehat dan Cerdas Keperawatan. Edisi IV. Alih
dengan Terapi Musik. bahasa Yasmin Asih. Jakarta:
Yogyakarta: Laksana, 2011. EGC, 2005.

Dinkes Jawa Tengah. Buku Ajar Rasyid, Fathur. Cerdaskan Anakmu


Asuhan Keperawatan Klien dengan Musik. Yogyakarta:
Ansietas (Kecemasan). Jawa Diva Press, 2010.
Tengah: Dinkes, 2004.
Riwidikdo, Handoko. Statistik untuk
Fajar, et al. Statistika untuk Praktisi Penelitian Kesehatan dengan
Kesehatan. Yogyakarta: Graha Aplikasi Program R dan SPSS.
Ilmu, 2009. Yogyakarta: Pustaka Rihama,
2009.
Hawari, Dadang. Manajemen Stres
Cemas dan Depresi. Jakarta: Suliswati, et al. Konsep Dasar
FKUI, 2011. Keperawatan Kesehatan Jiwa.
Jakarta: EGC, 2005.
Hidayat, A Aziz Alimul. Riset
Keperawatan dan Teknik Supartini, Yupi. Buku Ajar Konsep
Penulisan Ilmiah. Edisi I. Dasar Keperawatan Anak.
Jakarta: Salemba Medika, Jakarta: EGC, 2004.
2003.
1
.Riset Keperawatan dan Dosen AKPER Panti Kosala
Teknik Penulisan Ilmiah. Edisi Surakarta
2
II. Jakarta: Salemba Medika, Dosen AKPER Panti Kosala
2008. Surakarta
3
Mahasiswa AKPER Panti
.Metode Penelitian Kosala Surakarta
Keperawatan Teknik Analisis

You might also like