31-393-1-PB Ke 4
31-393-1-PB Ke 4
31-393-1-PB Ke 4
ABSTRAK
Background The nutritional problem is essentially a public health problem that is influenced by many factors, therefore the prevention of
nutritional problems can not be done by health approach but also involves other sectors such as education, religion and social. In school-age
children need more energy and other nutrients such as energy, protein, calcium, fluorine and iron as the activity increases. Optimal child
growth depends on the provision of nutrition with good quality and quantity as well as true. Method This research is descriptive approach
with survey method that describes mother's knowledge and energy intake in child stunting Population in this research is all elementary school
student of Inpres Sengka Regency of South Bontonompo Regency of Gowa. The sample of this research is class III student of class III and
IV with Stunting of nutritional status A total of 26 people with measured amount of counted 62 people consisting of class III number of 11
people and IV as many as 15 people, the reason to choose class III and IV is because students Able To remember when they want direcall.
Primary data consists of: a. Mother's knowledge variable is obtained from direct interview with respondent by using questionnaire instrument
which contains question about causes of stunting and food energy source and so on. b. The variable of energy nutrient intake from child
feeding habits (sample) was obtained from 2x 24 hour food recall interview method using 2x 24 hour food recall form. Assessment of
nutritional intake by this method is done two days with a one-day measurement interval. Good nutrition intake if ≥ 77.0% of and less if
<77.0% AKG. c. The stunting variable was obtained by using anthropometric measurements using the TB/U indicator, the sample is said to
be stunting if z-score <-3.0 SD or z-score ≥ -3.0 SD s / d <-2.0 SD and not stunting if z -score ≥ -2 SD. Data types are numerical
(quantitative) and data processing using statistical analysis. Data processing using computer by providing certain code which then processed
with software (software) SPSS 13.0. Secondary data includes geographic and demographic data obtained from research sites and related
institutions. The age data was obtained by looking at the identity of the children taken from primary school staff teachers in Sengka Sub-
district, Bontonompo District, South Gowa. Result The results showed that the mother's knowledge about good nutrition as many as 5
people (19.2%) and less as many as 21 people (80.8%). For a good energy intake as much as 11 people (42.3%) and less as many as 15
people (57.7%). As for the knowledge of mother about nutrition with energy intake that is having good knowledge of nutrition and energy
intake of 1 person (3,8%), good nutrition knowledge and energy intake less than 4 people (15,3%) while having knowledge Less and good
energy intake as much 10 people (38,4%), knowledge of less nutrition and energy intake less than 11 people (53,8%) and value (p> α = 0,05)
explained that there is no significant relationship between Mother's knowledge about nutrition and energy intake in elementary school
stunting children. Conclusion: 1. Maternal knowledge about nutrition category less as many as 21 people (80,7%) and good as many as 5
people (19,23%). 2. Less energy intake in children Stunting as many as 15 people (57.7%), good as many as 11 people (42.3%). 3. There is
no relationship between knowledge and energy intake
13
baik terkadang belum sepenuhnya dimengerti. orang dengan jumlah anak yang diukur sebanyak 62
Adapun orang tua yang sudah mengetahui tentang orang yang terdiri dari jumlah kelas III sebanyak 11
gizi tetapi tidak diterapkan dalam kehidupan dan orang dan IV sebanyak 15 orang, alasan memilih
adapula yang tidak mengetahuinya sama sekali. kelas III dan IV adalah karena siswa sudah mampu
Kebutuhan gizi yang kurang akan menyebabkan mengingat kembali saat hendak direcall .
kekurangan gizi bahkan dapat menyebabkan Data primer terdiri dari : a. Variabel
kematian apabila dibiarkan secara terus menerus. pengetahuan ibu yang diperoleh dari hasil
Faktor yang mempengaruhi status gizi wawancara langsung terhadap responden dengan
diantaranya adalah asupan zat gizi, pola menggunakan instrumen kuesioner yang berisi
pengasuhan anak, dan pendapatan keluarga, pada pertanyaan tentang penyebab stunting dan makanan
salah satu penelitian didapat hasil akhir sumber energi dan lain sebagainya. b. Variabel
pengetahuan tentang gizi dalam kategori kurang asupan zat gizi energi dari kebiasaan makan anak
sebesar 53,13% sedangkan pengetahuan gizi ibu (sampel) yang diperoleh dari metode wawancara
pada kategori baik sebesar 46,87, hal tersebut food recall 2x 24 jam dengan menggunakan
menunjukan banyak ibu yang masih kurang dalam instrumen form food recall 2x 24 jam. Penilaian
pengetahuan tentang gizi (Nurhikmah 2011). asupan zat gizi dengan metode ini dilakukan dua
Stunting pada masa anak-anak hari dengan selang satu hari pengukuran. Asupan
berhubungan dengan perkembangan kognitif, zat gizi dikatan baik jika ≥ 77,0% dari dan kurang
produktifitas yang rendah beresiko pendek pada jika < 77,0% dari AKG. c. variabel stunting
masa dewasa. Total prevalensi anak usia sekolah diperoleh denga cara pengukuran antropometri
35,4%, dan faktor yang berhubungan dengan menggunakan indikator TB/U, sampel dikatakan
stunting dengan status gizi pada anak usia sekolah stunting jika z-score < -3,0 SD atau z-score ≥ -3,0
adalah pekerjaan, pendidikan/pengetahuan ibu SD s/d < -2,0 SD dan tidak stunting jika z-score ≥ -
(Salimar dkk 2013). 2 SD. Jenis data adalah numerik (kuantitatif) dan
Dalam masa tumbuh kembangnya anak pengolahan data dengan menggunakan analisis
usia sekolah pemberian nutrisi atau asupan zat gizi statistik. Pengolahan data menggunakan komputer
tidak selalu dapat dilaksanakan dengan sempurna. dengan memberikan kode-kode tertentu yang
Banyak sekali masalah yang ditimbulkan dalam kemudian diolah dengan perangkat lunak (software)
pemeberian manan yang tidak benar dan SPSS 13.0.
menyimpang, penyimpangan ini mengakibatkan Data sekunder meliputi data geografi dan
gangguan pada banyak organ dan sistem tubuh anak demografi yang diperoleh dari lokasi penelitian dan
(Judarwanto, 2006). instansi yang terkait. Data umur diperoleh dengan
Survey awal yang dilakukan peneliti di SD melihat identitas anak yang diambil dari guru staf
Inpres Sengka Kecamatan Bontonompo Kabupaten yaitu siswa SD Inpres Sengka Kecamatan
Gowa, jumlah anak yang diukur yaitu 62 orang dan Bontonompo Selatan Kabupaten Gowa
tergolong pendek sebanyak 34,5% dan sangat
pendek sebanyak 8,0%. Jadi jumlah anak yang A. Hasil penelitian
mengalami stunting sebanyak 43,5%.
1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti SD Inpres Sengka yaitu sekolah di Desa
tertarik untuk meneliti hubungan pengetahuan ibu Sengka Kecamatan Bontonompo Selatan
tentang gizi dan asupan energi pada anak sekolah Kabupaten Gowa. Memiliki 6 ruang kelas, 1
dasar yang stunting. ruang kepala sekolah, 1 perpustakaan dan 190
orang siswa mulai dari kelas 1 sampai 6.
METODO PENELITIAN Jumlah guru yaitu 13 orang termasuk kepala
Jenis Penelitian ini adalah pendekatan sekolahKrakteristik Sampel
deskriptif dengan metode survei yaitu 2. Karakteristik sampel
mendeskripsikan pengetahuan ibu dan asupan Data pengetahuan ibu tentang gizi, dengan
energi pada anak stunting. asupan energi diteliti mulai tgl 13 Juli 2017.
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh Pada penelitian ini pada siswa kelas III dan IV
anak sekolah dasar Inpres Sengka Kecamatan sebanyak 26 siswa yang stunting. Adapun
Bontonompo Selatan Kabupaten Gowa, Sampel krakteristik dapat di bawah pada tabel 01 &
penelitian ini adalah anak sekolah dasar kelas III 02.
dan IV dengan status gizi stunting sebanyak 26
14
a. Jenis kelamin
Tabel 01
Distribusi berdasarkan jenis kelamin di Sekolah Dasar Inpres Sengka Kecamatan Bontonompo
Selatan Kabupaten Gowa
Tahun 2017
Jenis kelamin N %
Laki-laki 12 46,2
Perempuan 24 53,8
Total 26 100
Baik 5 19,2
Kurang 21 80,8
Total 26 100
15
d. Asupan energi
Tabel 04
Distribusi sampel berdasarkan asupan energi di Sekolah Dasar Inpres Sengka Kecamatan
Bontonompo Selatan Kabupaten Gowa
Tahun 2017
Asupan energy N %
Baik 11 42,3
Kurang 15 57,7
Total 26 100
Sumber Data Primer 2017
Berdasarkan tabel 04 menunjukan bahwa asupan energi murid yang baik sebanyak 11
orang (42,3%) dan yang kurang sebanyak 15 orang (57,7%).
16
Untuk beras, protein untuk telur baik sebanyak 11 orang (42,3%),
adapaun penyebab langsung dari yang kurang sebanyak 15 orang
kurangnya pengetahuan pada ibu (57,7%) hasil penelitian yang
yang memiliki anak stunting dilakukan pada anak SD Inpres
menurut Unicef 1998 ialah ada Sengka Kecamatan Bontonompo
dua yaitu penyebab langsung dan Selatan Kabupaten Gowa. Hal ini
tidak langsung. Adapaun berbanding lurus dengan
penyebab tidak langsungnya yaitu penelitian Irna Yulianti tahun
sanitasi, pola asuh, ketersediaan 2014 di SDIT Al-insyirah
pangan dan penebab langsungnya Pacerakkang yaitu dari sampel 72
yaitu makanan tidak seimbang orang yang memiliki asupan baik
dan penyakit infeksi ( Unicef sebanyak 6 orang (8,3%), asupan
1998 dam Siti Uswatun Hasanah, kurang sebanyak 66 orang
2014). (91,7%) dan hasil penelitian dari
Pengetahuan gizi adalah Nuryani tahun 2013 dengan
segala sesuatu tetang gizi yang jumlah sampel 43 orang anak
diketahui yang mampu SDN Pajjaiang yaitu asupan
diingat oleh setiap individu, energi yang kurang sebanyak 26
setelah melihat atau menyaksikan, orang (60,5%), asupan baik
diajarakan kepadanya. sebanyak 16 orang (37,2%), yang
Hakikatnya pengetahuan lebih sebanyak 1 orang (2,3%).
diperoleh melalui proses belajar Berdasarkan Riset
yaitu suatu proses perubahan Kesehatan Dasar (Riskesdas)
tingkah laku yang dinyatakan tahun 2010 di Makassar,
dalam pengenalan, penguasaan, sebanyak 40,6% penduduk
penggunaan dan penilaian konsumsi energi di bawah 70%
terhadap bidang tertentu yang dari angka kecukupan gizi (AKG)
berhubungan dari berbagai aspek dan salah satunya terdapat pada
kehidupan, kondisi yang diketahui anak usia sekolah yakni 44,2%.
sekrang ini, pengetahuan tentang Adapun akibat dari
gizi masih kurang. Pengetahuan kurangnya asupan zat gizi dapat
merupakan hasil dari tahu, dan ini mempengaruhi status gizi anak
terjadi seelah orang melakukan dan menimbulkan berbagai
pengindraan terjadi melalui panca masalah gizi diantaranya KVA,
indra manusia, yakni indra GAKY, Anemia, KEP serta dapat
penghlihatan, penciuman, rasa mempengaruhi pertumbuhan dan
dan raba sebagian besar kesehatan fisik anak.
pengetahuan manusia diperoleh 3. Hubungan antara pengetahuan
melalui mata dan telinga dengan asupan energy
(Notoadmojo, 2007). Berdasarkan hasil
Tingkat pengetahuan gizi analisis dengan meggunakan uji
ibu sangat menentukan apa dan chi-square pada variabel
bagaimana ibu memberikan pengetahuan dengan asupan
makanan sesuai dengan energi menunjukan bahwa tidak
kebutuhan anaknya. Gizi kurang ada hubungan yang signifikan (p>
tidak hanya terjadi akibat 0,05). Hal ini tidak sejalan
ekonomi yang kurang, tetapi juga dengan teori yang menyatakan
karena kurangnya pengetahuan bahwa tingkat pengetahuan gizi
tentang gizi. Tingginya tingkat seseorang berpengaruh terhadap
pengetahuan gizi pada ibu akan sikap dan perilaku dalam
banyak membantu menentukan pemilihan makanan dan
tindak lanjut dalam berbabagai selanjutnya akan berpengaruh
masalah seperti pemilihan dan pada keadaan gizi individu yang
penyediaan makanan yang bersankutan. Keadaan gizi yang
beraneka ragam (Moehji, 2003). rendah sapa suatu wilayah akan
2. Asupan energi menentukan tingginya angka
Berdasarkan penelitian prevalensi kurang gizi secara
diperoleh asupan energi yang nasional. Pengetahuan gizi yang
17
kurang atau kurangnya Balitbangkes. (2013). Riset Kesehatan Dasar
menerapkan pengetahuan gizi Nasional. Jakarta. Depertemen Kesehatan
alam keadaan hidup sehari-hari Republik Indonesia.
dapat menimbulkan masalah gizi
(Rosa, 2011). Balitbangkes. (2010). Riset Kesehatan Dasar
Pengetahuan gizi sangat (RISKESDAS) Laporan Provinsi Sulawesi
diperlukan untuk membentuk Selatan. Badan Penelitian dan
perilaku positif dalam hal Pengembangan Kesehatan : Depertemen
memenuhi kebutuhan gizi sebagai Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta.
salah satu unsur penting yang
mendukung status kesehatan Balitbangkes. (2013). Riset Kesehatan Dasar
seseorang. Pendidikan kesehatan (RISKESDAS) Laporan Kabupaten Gowa
yang berkaitan dengan Provinsi Sulawesi Selatan. Badan
pengetahuan gizi dilakukan untuk Penelitian dan Pengembangan Kesehatan :
menghasilkan perilaku yang Depertemen Kesehatan Republik
dibutuhkan untuk memelihara, Indonesia. Gowa.
mempertahankan, ataupun
meningkatkan keadaan gizi yang Irna Yulianti. 2014. Gambaran Asupan Zat Gizi
baik. Anak sekolah yang dan Prestasi Belajar Anak di Sekolah
mendapat asupan energi akan Dasar Islam Terpadu (Sdit) Al-Isyirah
memiliki cukup tenaga untuk Pacerakkang. Politeknik Kesehatan
melakukan aktivitas seperti Makassar. KTI.
bermain, belajar, serta
pertumbuhannya. Beberapa Judarwanto W. 2006. Antisipasi Perilaku Makan
contoh perilaku yang hendak Anak di Sekolah.
diwujudkan dalam menghasilkan http://www..pdpersi.co.id. (diakses, 25
perilaku yang mendukung Februari 2015).
tercapainya gizi yang baik salah
satunya yaitu setiap keluarga Moehji, S. 2003. Ilmu Gizi 2 Penanggulangan Gizi
wajib menerapkan pola menu Buruk. Jakarta : Papas Sinar Sinant.
seimbang dalam konsumsi
Nurhikmah. 2011. Hubungan pengetahuan dan
makanan sehari-hari sehingga
Asupan Zat Gizi dengan Status Gizi Ibu
dapat mencapai pertumbuhan
Hamil di Puskesmas Kassi-Kassi Kota
yang optimal (Sulistyoningsih
Makassar Politeknik Kesehatan Makassar.
2011).
KTI.
Kesimpulan
1. Pengetahuan ibu tentang gizi kategori Nuryani. 2013. Gambaran Asupan Energi dan
kurang sebanyak 21 orang (80,7%) Protein dengan Prestasi Blajar Anak
dan yang baik sebanyak 5 orang Sekolah Dasar di SDN Pajjaiang
(19,23%). Kelurahan Sudiang Raya
2. Asupan energi yang kurang pada anak Kec.Biringkanaya Kota Makassar.
Stunting sebanyak 15 orang (57,7%), Poltiknik Kesehatan Makassar. KTI.
yang baik sebanyak 11 orang (42,3%).
3. Tidak ada hubungan antara Notoadmojo, S. 2007. Pengantar Pendidikan
pengetahuan dan asupan energi. Kesehatan dan Ilmu Perilaku Kesehatan.
Andi Offset. Yogyakarta.
DAFTAR PUSTAKA
Rosa, Revida. 2011. Pengetahuan Gizi dan
Aritonang, Irianto. (2010). Menilai Status Gizi Keamanan Pangan Jajanan Serta
Untuk Mencapai Sehat Optimal. Jakarta; Kebiasaan Jajan Siswa Sekolah Dasar Di
Grafina Mediacipta. Depok dan Sukabumi(Skripsi). Bogor :
Institusi Pertanian Bogor.
Balitbangkes. (2007). Riset Kesehatan Dasar
Nasional. Jakarta. Depertemen Kesehatan Salimar, dkk. 2013. Stunting Anak Usia Sekolah Di
Republik Indonesia. Indonesia Menurut Karakteristik Keluarga
(diakses 2 Desember 2013).
18
Siti Uswatun Hasanah, 2014 Hubungan Pola Asuh Supariasa, I. D. N, dkk, (2002). Penelian Status
dan Zat Gizi pada Baduta stunting dan Gizi. Jakarta; Buku Kedokteran EGC.
atau wasting di Kelurahan Allepolea
Kecamatan Lau Kabupaten Maros Susmi Akhriani, 2013 Gambaran Karakteristik
Politeknik Kesehatan Makassar. KTI Orang Tua dan Asupan Energi Pada Anak
Stunting di SDN 258 Sakui-Sakui
Sulistyoningsih Haryani. (2011). Gizi untuk Kecamatan Bontotiro Kabupaten
Kesehatan Ibu dan Anak. edisi pertama- Bulukumba Politeknik Kesehatan
yogyakarta; graha ilmu. Makassar. KTI
19