Coump & Disp (B - Latifah)

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 101

COUMPOUNDING AND DISPENSING

LATIFAH RAHMAN

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2011
Compounding means :

Preparation
 Mixing
 Assembling
 Packaging
 Labelling
DASAR PERTIMBANGAN
PENULISAN RESEP

• Agar tujuan pengobatan tercapai perlu


diperhatikan:
– Zat aktif dibuat bentuk sediaan yang cocok

– Rute penggunaan yang cocok


PEMBERIAN OBAT
PERLU DIPERTIMBANGKAN
• Efek apa yang dikehendaki
• Onzet yang bagaimana
• Durasi yang bagaimana
• Di lambung atau usus rusak/tidak
• Rute relatif aman dan menyenangkan
• Harga murah
RUTE PENGGUNAAN OBAT
1. Per oral
2. Parenteral
3. Inhalasi
4. Melalui selaput lendir
– Selaput lendir mulut (sublingual,buccal)
– Hipodermik (implantasi, vaginal)
– Selaput mata (okulenta, guttae)
– Selaput lendir hidung (guttae nassales, spray)
– Selaput lendir telinga (guttae auriculares)
– Selaput lendir anus (suppositoria)
– Selaput lendir vagina (ovula)
RUTE PENGGUNAAN OBAT (2)
5. Penggunaan topikal
– Serbuk (bedak)
– Sediaan basah: kompres, mandi
– Lotion (suspensi)
– Liniment
– Semi padat: salep, krim, pasta, jelly
– Aerosol: semprot
DISPERSION
• Solutions are classified by route of administration
– oral (taken by mouth)
– topical (lotions applied to the skin)
– injectable suspensions

• Emulsions vary in their viscosity, or rate of flow. Some common


types are:
– oil-in-water (O/W) emulsion: emulsion containing a small
amount of oil dispersed in water
– water-in-oil (W/O) emulsion: emulsion containing a small
amount of water dispersed in an oil
– An emulsion is a dispersion of a liquid in another liquid
DISPERSION (2)
• Pastes are like ointments but contain more solid
materials and are stiffer and apply more thickly
– Zinc oxide paste
– Acetonide dental paste

• Creams are considered O/W emulsions. Apply


smoothly to the skin and leave a very thin film. Most
creams are considered vanishing.
SUSPENSION

• A suspension is a dispersion of a solid in a


liquid

• Suspensions should always include a “Shake


Well” label.
MACAM-MACAM DOSIS
• Dosis terapi:takaran obat yang diberikan dan
dapat menyembuhkan penderita
• Dosis minimum; takaran obat terkecil yang masih
dapat menyembuhkan dan tidak menimbulkan
resistensi
• Dosis maksimum: takaran obat terbesar yang
masih dapat menyembuhkan dan tidak
menimbulkan keracunan pada penderita
• Dosis toksik: takaran obat yang dapat
menyebabkan keracunan pada penderita
• Dosis letalis: takaran obat yang menyebabkan
kematian pada penderita
PERHITUNGAN DOSIS

• Faktor penderita: meliputi umur, bobot badan,


jenis kelamin, luas permukaan tubuh, toleransi,
habituasi, adiksi, sensitivitas, serta kondisi
penderita

• Faktor obat: sifat kimia-fisika obat, sifat


farmakokinetik (ADME) dan jenis obat

• Faktor penyakit: sifat dan jenis penyakit


PERHITUNGAN DOSIS

• Berdasarkan umur
• Berdasarkan bobot badan
• Berdasarkan luas permukaan tubuh
• Dengan pemakaian berdasarkan jam
PERHITUNGAN DOSIS
BERDASARKAN UMUR
• Rumus Young (untuk anak < 8 th)
– Dosis = n(tahun)/n(tahun) +12 X dosis dewasa

• Rumus Fried
– Dosis = n(bulan)/150 X dosis dewasa

• Rumus Dilling
– Dosis = n(tahun)/20 X dosis dewasa

• Rumus Cowling
– Dosis = n(tahun)/24 X dosis dewasa
– n = umur dalam satuan tahun yang digenapkan keatas.
Misal pasien 1 tahun 1 bulan dihitung 2 tahun.
PERHITUNGAN DOSIS
BERDASARKAN UMUR (2)
• Rumus Gaubius (pecahan X dosis dw
– 0-1th = 1/12 X dosis dws
– 1-2th = 1/8 X dosis dws
– 2-3th = 1/6 dosis dws
– 3-4th = 1/4 X dosis dws
– 4-7th = 1/3 X dosis dws
– 7-14th = 1/2 X dosis dws
– 14-20 = 2/3 X dosis dws
– 21-60th = dosis dws

• Rumus Bastedo
– Dosis = n(tahun)/30 X dosis dws
PERHITUNGAN DOSIS
BERDASARKAN BOBOT BADAN
• Rumus Clark (Amerika)
– Dosis = bobot badan (pon)/150 X dosis dws

• Rumus Thremich-Fier (Jerman)


– Dosis = bobot badan anak (kg)/70 X dosis dws

• Rumus Black (Belanda)


– Dosis = bobot badan anak (kg)/62 X dosis dws

• Rumus Junkker & Glaubius (paduan umur dan


bobot badan)
– Dosis = % X dosis dws
PERHITUNGAN DOSIS BERDASARKAN
LUAS PERMUKAAN TUBUH

• Farmakologi
– Dosis = luas permukaan tubuh anak/1,75 X dosis
dewasa

• Rumus Catzel
– Dosis = luas permukaan tubuh anak/luas
permukaan tubuh dewasa X 100 X dosis dewasa
PERHITUNGAN DOSIS DENGAN
PEMAKAIAN BERDASARKAN JAM
• FI : Satu hari dihitung 24 jam sehingga untuk
pemakaian sehari dihitung :
– Dosis = 24/n X
– n = selang waktu pemberian
– Tiap 3 jam = 24/3 X = 8 X sehari semalam

 Van Duin: pemakaian sehari dihitung 16 jam, kecuali


antibiotik sehari dihitung 24 jam
– 16/3 +1X = 5,3 + 1 = 6,3 dibulatkan 7 X
Kapan Dosis Ganda/Sinergis/Gabungan
Dihitung ?
Jika dalam satu resep terdapat dua jenis obat
yang :
1. Mempunyai efek terapi yang sama
contoh : acetosal + antalgin
2. Berasal dari tanaman asal yang sama
contoh : extr. Belladon + Sulfas atropin
3. Berasal dari golongan obat yang sama
contoh : codein + doveri
pulv. Opii + pulv. Doveri
DOSIS MAKSIMUM GABUNGAN/
DM GANDA
• Dosis =
dosis 1X pemakaian a/DM a sekali +
dosis b sehari pemakaian/ DM b sehari

contoh :
 Ekstrak belladon dan sulfas atropin

 Pulvis doveri dan pulvis opium

• Untuk dosis maksimum yang mengandung sirup > 16,6%


atau 1/6 bagian, bobot jenis dihitung 1,3
– Volume = berat/BJ
CONTOH RESEP SUSPENSI
SINGKATAN DALAM RESEP

• R/ = recipe = ambillah
• S 3 dd cth II = signa ter de die cochlear thea duo =
tandailah 3 kali sehari 2 sendok teh
Kelengkapan resep :
1. Angka 3 seharusnya dituliskan dengan t singkatan dari
ter
2. Pada resep tsb. belum jelas bentuk sediaan yang akan
dibuat , seharusnya dituliskan tanda
m.f. pot = misce fac potio = campur dan buatlah obat
minum
PERHITUNGAN DOSIS
• DM Luminal 300/600 mg
- Dosis untuk Karina (2 th)
= n / n+12 x 300/600 mg
= 2 / 14 x 300/600 mg
= 42,85 / 85,71 mg
- Takaran pemakaian
p.k. = 10/102,7 x 0,1 = 9,73 mg < 42,85 mg
p.e. = 3 x 9,73 mg = 29,19 mg < 85,71 mg

• DM Codein 300/600 mg
- Dosis untuk Karina (2 th)
= n / n+12 x 300/600 mg
= 2 / 14 x 300/600 mg
= 42,85 / 85,71 mg
- Takaran pemakaian
p.k. = 10/102,7 x 0,1 = 9,73 mg < 42,85 mg
p.e. = 3 x 9,73 mg = 29,19 mg < 85,71 mg
PENIMBANGAN dan CARA KERJA
1. PENIMBANGAN
– Potio Alba = 100 g
– Tripyron = 2,5 g = 5 tablet @ 500 mg
– Luminal = 100 mg = 3⅓ tablet @ 30 mg
– Codein = 100 mg = 5 tablet @ 20 mg
– PGS = 2/100 X 102,7 = 2.054 g

2. CARA KERJA
a. Masukkan Luminal tab. ke dalam lumpang + Codein tab. + tripyron
tab. gerus ad homogen
b. Suspensikan dengan PGS, tambahkan aqua dest. ± 10 ml
c. Gerus sampai terbentuk massa suspensi yang homogen
d. Tambahkan Potio Alba , gerus ad homogen
e. Masukkan ke dalam botol, beri etiket
PERACIKAN SEDIAAN OBAT YANG BAIK
ASPEK FISIKO-KIMIA

– Derajat halus
• Obat yang sangat halus (1-5 mikron ) ⇨ kadar obat dlm darah 2-3 x lebih
tinggi dari serbuk biasa sehingga dosis pemberian dapat diturunkan
menjadi 2-3 kali, contoh : griseofulvin, digoxin
– Bentuk kristal zat aktif
• Amorf: kloramfenikol palm. lebih baik diabsorpsi pd GIT daripada kristal
• Penisilin G kristal lebih stabil daripada amorf ⇨ respon terapi yang baik
– Keadaan kimia obat
• Hidrat lebih lambat diabsorpsi dari pada zat anhidrat mis : Ampisilin
anhidrat lebih cepat dari Ampisilin trihidrat
• Dibuat kompleks dengan EDTA, (untuk mempercepat absorpsi Mannitol
dan Heparin),
• Hormon bentuk ester tidak dirusak asam lambung
• Tolbutamid Na. kecepatan dissolusi 10.000 X tolbutamid
• Kulit, diambil bentuk esternya (betametazon 17-valerat)
• Zat tambahan (Prednison dgn pengisi Ca sulfat tdk berefek, dg laktosa
berefek)
– Alat dan keadaan fisis, dapat berpengaruh kecepatan terlarut zat aktif
- Makin keras tekanan tablet yg dibuat makin sukar terlarutnya zat aktif
TUGAS

• Untuk resep no.3 di bawah ini :


1. Kelengkapan resep
2. Jelaskan perhitungan penimbangan dari
masing-masing bahan yang digunakan
3. Bagaimana cara meracik yang baik dari
sediaan lotio tsb.
PELAYANAN RESEP
Skrining resep
• Persyaratan administratif: nama, sip, alamat dokter,
tanggal penulisan resep, tt/paraf dokter, nama alamat,
umur, jenis kelamin, berat badan pasien, nama obat,
potensi, dosis, jumlah yang diminta, cara pemakaian yang
jelas, informasi lainnya.

• Kesesuaian farmasetik: bentuk sediaan, dosis, potensi,


stabilitas, inkomp, cara dan lama pemberian.

• Pertimbangan klinis: adanya alergi, efek samping,


interaksi, kesesuaian (dosis, durasi, jumlah obat dll).
PELAYANAN RESEP (2)
Penyiapan obat
• Peracikan: menyiapkan, menimbang, mencampur,
mengemas, memberikan etiket pada wadah.

• Etiket: jelas dan dapat dibaca.

• Kemasan obat yang diserahkan: rapi dalam


kemasan yang cocok sehingga terjaga kualitasnya.

• Penyerahan obat: sebelum diserahkan dilakukan


pemeriksaan akhir. Penyerahan dilakukan
apoteker disertai pemberian informasi dan
konseling.
PELAYANAN RESEP (3)

Informasi obat:
Apoteker memberi informasi yang benar, jelas, mudah
dimengerti, akurat, tidak bias, etis, bijaksana, dan terkini.
Informasi meliputi: pemakaian obat, cara penyimpanan,
jangka waktu pengobatan, aktivitas serta makanan
minuman yang harus dihindari selama terapi.

Konseling:
tentang sediaan farmasi, pengobatan dan perbekalan
kesehatan sehingga memperbaiki kualitas hidup pasien.
Monitoring penggunaan obat:
terutama pasien DM, kardiovaskuler, TBC, asma, penyakit
kronis lainnya.
PEMBERIAN OBAT YANG TIDAK BENAR
1. Walaupun dalam persiapan dispensing sudah
benar tetapi masih kemungkinan terjadi kesalahan
pada penggunaan obat.

2. Untuk memperoleh pengobatan tepat pasien


dengan tepat route dan tepat waktu adalah
esensial.

3. Pasien kadang kurang perhatian. Misal tetes mata,


tetes hidung, tetes diminum; obat topikal diminum
(vaginal tablet, suppositoria), enteral feeding
dengan gastric tube diberikan iv
DRUG INCOMPATIBILITY
OBAT :
Zat kimia yang mempengaruhi proses hidup termasuk
bahan kimia yang digunakan untuk pencegahan,
diagnostik, pengobatan (manusia, hewan dan tanaman)
atau untuk keperluan laboratorium, pupuk, insektisida, dll.

INTERAKSI OBAT :
Suatu peristiwa dimana efek suatu obat/ bahan kimia
dipengaruhi oleh obat/bahan kimia lain
⇨ obat + obat
⇨ obat + makanan/minuman
⇨ obat + bahan fisiologik tubuh/hormon
⇨ obat + herbal
Lanjutan ……….
TERJADINYA KASUS INTERAKSI OBAT
1. Potensi obat (Drug Potency)
contoh:
 Seorang pasien minum lebih dari satu macam obat yang
poten
 Dua/lebih lenis obat jika diminum bersama-sama akan
mempengaruhi beberapa sistem yang sama
Pengobatan kombinasi dari :
• Antipsikotik (klorpromazin)
• Antidepresan risiklis (amitryptilin) efek primer
• Antiparkinson (artane)
Ketiganya mempunyai efek :
• Antikholinergik kecil efek sekunder
• Aditif
Lanjutan ……
2. Visit lebih dari seorang dokter
Seorang pasien mengunjungi lebih seorang dokter
dalam waktu yang bersamaan

⇨ dokter mata :
tetes mata Pilocarpine (efek kholinergik)
⇨ internist :
tablet probantine (efek antikholinergik)
Lanjutan …….
3. Pemakaian obat dengan atau tanpa resep dokter
bersama-sama

 minum obat “dengan” atau ”tanpa” resep dokter


 tidak memberitahu obat-obat yang telah diminumnya
secara rutin/lama
Contoh :
obat-obat antasida, vitamin (preparat besi),
decongestant, analgetika
H+
Fe + + → Fe + + +
Lanjutan ……
4. Ketidakpatuhan pasien

Pasien tidak menerima penjelasan yang baik dari


dokter/apoteker
Pasien menerima banyak jenis obat dengan
berbagai cara / aturan pakai

⇨ aturan pemakaiannya “kurang” atau “lebih”


besar dosisnya
Lanjutan …….
5. Penyalahgunaan obat
contoh : Barbiturat, Amfetamin, Narkotika,
dsb.

Hasil penelitian :
Pasien perokok/konsumsi marihuana, jika
meminum obat jenis teofilin, maka efek
obatnya akan cepat hilang dalam darah,
karena keduanya akan mempercepat proses
metabolisme teofilin dalam tubuh.
MEKANISME INTERAKSI OBAT
1. Peracikan
Inkompatibilitas akibat peristiwa fisiko-kimia
2. Farmakologik
 Farmakokinetik : ADME, biotransformasi (Interaksi
metabolisme obat)
• Induksi enzim
• Inhibisi enzim
• Perubahan aliran darah yang melewati hati
 Farmakodinamik : interaksi dengan makromolekul
reseptor tubuh
I. PERACIKAN
• Asam + karbonat/bikarbonat
H2O
H+ + CO3 = → CO2 ↗
• Bahan yang bereaksi alkalis + ester
MgO + Belladon extract → lembab (dlm pulv)
• Bahan yang bereaksi alkalis + garam amonium
Codein + NH4Cl → NH4 ↗
• Bahan-bahan oksidator + bahan yang dapat dioksidasi
KMnO4 / KClO4 + Gula / S → ledakan
• Garam-garam alkaloid + alkalis (karbonat, boraks, SASA) → ↓
+ zat samak → ↓
+ asam pikrat → ↓
+ sublimat → ↓
• Calomel + antipyrin → senyawa yg sangat beracun
• Norit + senyawa BM tinggi → adsorbsi sehingga tdk berefek
II. Farmakologik
1. Interaksi Farmakokinetik
A. Perubahan absorpsi saluran pencernaan
o Perubahan pH lambung
– Antasida + Aspirin Antasida → pH lambung ↗ obat yang
– Antasida + Pentobarbital bersifat asam lemah absorpsi
– Antasida + Pseudoefedrin akan dihambat dalam lambung
o Pembentukan kompleks
a. Tetrasiklin + logam (Ca, Mg, Al, Fe) → kompleks yang sukar diabsorpsi oleh
saluran pencernaan
b. Doksisiklin + susu → aktivitas antibiotiknya menurun
o Perubahan motilitas/kecepatan pengosongan lambung
a. Cathartic : menaikkan motilitas saluran cerna, menurunkan absorpsi obat
b. Antikholinergik : menurunkan motilitas saluran cerna dan absorpsi obat.
Mengurangi peristaltik usus → disolusi obat dihambat
Contoh :
 Asetaminofen (analgetik) + Propantelin (antikholinergik) :
→ Propantelin menghambat pengosongan lambung, absorpsi asetaminofen
bergantung dari kcepatan pengosongan lambung sehingga absorpsi
asetaminofen akan terhambat

 Griseofulvin + Phenobarbital :
→ Phenobarbital menurunkan efek dan mengurangi absorpsi Griseofulvin
II. Farmakologik (lanjutan….)
B. Perubahan Distribusi
contoh :
Warfarin + Phenylbutazone, keduanya terikat
dengan protein plasma (albumin).
Afinitas Phenylbutazone terhadap protein
lebih besar dari Warfarin → kadar warfarin
dalam darah naik & efek antikoagulannya
naik, sehingga resiko hemorhagi dapat terjadi
II. Farmakologik (lanjutan….)
C. Stimulasi terhadap metabolisme
Terjadi dengan adanya induksi enzim terhadap
metabolisme obat, proses metabolismenya
dipercepat sehingga efeknya menurun
contoh :
Phenobarbital mempercepat proses
metabolisme Digoxin
II. Farmakologik (lanjutan….)
D. Hambatan terhadap metabolisme
contoh :
Chloaramphenicol dapat menghambat
metabolisme Tolbutamide (Diabenese),
Luminal dan Dikumarol.
II. Farmakologik (lanjutan….)
E. Perubahan proses ekskresi
o Perubahan pH urine
Methenamine dalam suasana asam, efek
antibakterinya meningkat dan berubah menjadi
Formaldehid (antibakteri)

o Pengaruh ekskresi melalui urine


Probenecid menaikkan kadar dalam serum dan
memperpanjang aksi Penisilin dengan cara
menghambat ekskresi tubuler ginjal
II. Farmakologik (lanjutan….)
2. Interaksi Farmakodinamik
A. Efek antagonisme
- Amfetamin (depressant) + Furosemide (stimulansia)

B. Efek sinergisme
- Luminal (sedatif) + Alkohol

C. Perubahan kadar elektrolit


- Penggunaan diuretika : derivat thiazid,
furosemid, akan terjadi pengurangan Kalium dengan
nyata (hypokalemia)
II. Farmakologik (lanjutan….)
D. Perubahan letak Reseptor
Penggunaan Warfarin + Dekstrotiroksin, terjadi interaksi
perubahan reseptor sehingga aktivitas warfarin meningkat

E. Perubahan Flora Usus


kombinasi antikoagulant + antibiotika → antibiotika akan
meningkatkan efek antikoagulant dan mempengaruhi
produksi vit. K oleh mikroorganisme dalam saluran cerna

F. Kombinasi antibiotika
→ meningkatkan efek antibakteri
→ mengobati infeksi campuran
→ mengobati infeksi yang belum jelas penyebabnya
→ mencegah timbulnya resistensi mikroorganisme
INTERAKSI FARMAKODINAMIK
EFEK KOMBINASI ANTIBIOTIKA

1. Efek antagonistik
→ (bakteriostatik + bakterisida)
- Kloramfenicol + Penisilin
- Tetrasiklin + Penisilin

2. Efek sinergisme
- Streptomisin + Penisilin

3. Efek aditif
- Kloramfenicol + Tetrasiklin
Lain-lain
1. Untuk makanan, kosmetika dan obat:
kortikosteroid → bintik- bintik merah

2. Alergi (pruritus, urticaria, oedem pada bibir,


lidah, anak lidah, asmatis), iritasi konjuctiva,
sekresi nasofarengeal, headache, vomit,
palpitasi, anafilaksi, hipersensitif pada anak

3. Dicantumkan pada label : oral, rektal,


vaginal, nasal, dll.
ZAT WARNA TERAPEUTIK AKTIF TIDAK TERMASUK
KATEGORI BAHAN TAMBAHAN

• Indigo karmyn
• Merah kongo
• Metilen biru
• Gentian violet
• Brilian hijau
• Flourescein

FLAVOUR
Minyak kayu manis dan sinamil aldehid →
menyebabkan alergi
• Dalam pasta gigi menyebabkan cholitis,
stomatitis, belahan pada bibir
• Pada salep (ol cinnamomi) ---→ dihilangkan
2. SUKROSA DAN GLUKOSA

• Biasanya digunakan dalam sediaan cair (80%)


• Tablet chewable
• Efek samping: penderita DM, karies (penyakit kronis:
asma, epilepsi) > 6 bulan, plaque, inflamasi gingivale
• Pengobatan
– sirup-- 44 anak-- 168 karies, 15 dicabut
– Tablet -- 47 anak -- 63 karies, tak ada dicabut
GULA, PEMANIS BUATAN, FLAVOUR

1. Laktosa
2. Sukrosa dan glukosa
3. Pemanis buatan: Siklamat, sakarin, sorbitol,
aspartam

Laktosa
• Laktosa sebagai pengisi/ pengencer (tablet, kapsul,
poeder) yang merupakan bagian terbesar
• Kalau absorpsi kurang bagus dapat menyebabkan :
kram perut, diare, flatulen, kembung, vomit
• Disebabkan efek osmotik dan fermentasi laktosa -- -→
terbentuk asam laktat + CO2
• Solusi : sediaan bebas laktosa: susu LLM (Low Lactose
Milk), Morinaga NL (Non Lactose)
PUSTAKA
1. Goodman & Gilman, The Pharmaceutical Basics of
Therapeutics, MacMillan Publ. Co, New York.
2. Farmakologi dan Terapi, Fak. Kedokteran UI,
Jakarta.
3. Gibson, Melvin R., “Remington’s Pharmaceutical
Sciences”
4. Hansten, Philip D., “Drug Interaction”
5. Farmakope Indonesia, USP, BP, dll
“5-Rights” for Drug Administration
Right Drug

Right Strength

Right Patient

Right Route
Right Time
CONTOH RESEP OINTMENT,CREAM
1. KELENGKAPAN RESEP
- Resep no. 3 :
m.f. cream = misce fac cream = campur dan
buatlah cream
s.u.e. siang = signa usum externum = tandailah
untuk pemakaian luar, untuk siang hari
- Resep no. 4
m.f. cream = misce fac cream = campur dan
buatlah cream
s.u.e. malam 2 jam = signa usum externum =
tandailah untuk pemakaian luar, untuk malam
hari, selama 2 jam
Cara Meracik
Resep no.3

1. Asam salicyl digerus halus dalam lumpang + 3 tetes


alkohol 96% + lanolin anhidrat gerus ad homogen
2. Tambahkan Cinolon N cream sedikit demi sedikit
sampai massa homogen
3. Masukkan dalam kemasan, beri etiket
Smua di kali 18.. Contoh amox. 200 x 18 / 500
(sediaan yg trsedia)
Ada 4 reseep.. Resep 1 sediaan jadi. 2,3,4
diracik.. Untk nyonya jamira
Resep 1 Dalpharol (vitamin E)
Resep 2 : (1) Semprex, (2) aneorin (vit B1).
Bikin kapsul, 1x1, malam
Resep 3 : bikin cream, (1) asam salisilat, (2)
sulfur pp (sulfur ada 3 macam, yaitu sulfur
precipitat/pengendapan, sulfur
deprimatum/pemurnian, sulfur
sublimatem/sublimasi), (3) anaestesin
(anastetik lokal di sediaan topikal/cream) /
benzokain, (4) Sinalar N(neomisin) dari pabrik
haebel farma. Bkin krim, pemakaian obat luar,
krim untuk muka
Resep 4 bikin cream, untuk pagi. (1) asam
salisilat, (2) sulfur pp, (3) anaestesin, (4)
mikohermal (dari kalbe farma). Mis ce fac
cream, tube 1. utnuk pagi.
Cara meracik :
Untuk krim 3 dan 4 caranya yaitu :
QUIZ (30 MENIT) --- Kls. B
1. Sebutkan beberapa faktor yang harus dipertimbangkan dalam hal pemberian obat kepada
pasien
2. a. Sebutkan rute penggunaan obat secara umum
b. Sebutkan 7 (tujuh) rute pemberian obat melalui selaput lendir dan bentuk sediaannya
3. a. Sebutkan 3 (tiga) faktor yang menentukan dalam perhitungan dosis
b. Kapan obat-obat dalam suatu resep dihitung DM ganda/searah ? Jelaskan dan berikan
contohnya masing-masing
4. Jelaskan interaksi apa yang terjadi jika dalam penggunaan obat bersama-sama seperti :
a. Cimetidine tabl. + Warfarin tab.
b. Fulcin tabl. + Phenobarbital tabl.
c. HgCl + Antipyrin
d. Menadion + Chloramphenicol
e. Magasida + Aspilet
5. Terjemahkan dan berikan singkatan ke dalam bahasa Latin/Indonesia :
a. diminum sekaligus habis
b. berbahaya dalam penundaan
c. Tandailah aturan pakai diketahui
d. Oleskan tipis-tipis pada bagian yang sakit setiap 2 jam
e. C I T O !
f. S t dd C II d.c
g. ne iter
h. S b dd 5 gtt ocul. dext et sin
QUIZ (20 menit) ---- Kls.A
1. Terjemahkan dan berikan singkatan ke dalam bahasa Latin/Indonesia :
a. tandailah setiap 4 jam 2 sendok teh sedang makan
b. berbahaya dalam penundaan
c. disalin sesuai resep asli
d. Oleskan tipis-tipis diatas kulit lunak
e. ad man med
f. S t dd C II a c
g. non in lag orig
h. S b dd q gtt aur dext et sin,m et vesp
2. Sebutkan beberapa jenis bahan yang dapat merusak cream/emulsi
3. Sebutkan beberapa faktor yang harus dipertimbangkan dalam hal pemberian obat kepada pasien
4. a. Sebutkan rute penggunaan obat secara umum
b. Sebutkan 7 (tujuh) rute pemberian obat melalui selaput lendir dan bentuk sediaannya
5. Jelaskan interaksi apa yang terjadi jika dalam penggunaan obat bersama-sama seperti :
a. Sanmetidine tabl. + Warfarin tab.
b. Fulcin tabl. + Phenobarbital tabl.
c. HgCl + Antipyrin
d. Menadion + Chloramphenicol
e. Magasida + Aspilet
PENGELOLAAN DAN PENYIMPANAN OBAT
OBAT :
- racun
- bahan kimia
- bahan penyembuh atau bahan toksik

PENYIMPANAN OBAT
Obat disimpan menurut :
1. Tempat
- aman, bersih, tidak kena sinar matahari langsung
2. Susunan
- alfabetis/abjad
- mudah dicari
- tidak pindah-pindah tempat
3. Sistem
- sistem FIFO (first in first out)
4. Bagian
- penjualan bebas
- peracikan
- gudang
PENGELOMPOKAN OBAT/SEDIAAN FARMASI

1. Bentuk sediaan
mis : padat (tablet, kapsul)
semi padat (salep, krim
cair (larutan, suspensi, emulsi)
steril (injeksi, infus)

2. - Golongan obat
mis : obat paten
obat generik
obat bebas
obat bebas terbatas
obat keras/psikotropika
obat narkotika
PENYIMPANAN NARKOTIKA
 tanggung jawab APA

 pengelolaan biasanya dikuasakan kepada Asisten Kepala

 penyimpanan dalam lemari dengan 2 bagian dan kunci


berbeda
I. Morfin, Pethidine dan garamnya
II. Narkotika lain : codein, doveri, dll

 dibedakan untuk pemakaian sehari-hari dan untuk


“persediaan”
PENYIMPANAN OBAT/SEDIAAN OBAT
DI APOTEK
• OBAT/SENYAWA KIMIA :
- organik
- anorganik

 Kerusakan obat terjadi karena :


- oksidasi - reduksi
- hidrolisis
- polimerisasi
- dekarboksilasi
- degradasi
PENYIMPANAN OBAT/SEDIAAN OBAT
DI APOTEK (2)
• EFEK REAKSI KIMIA :
- penurunan efek hayati obat
- peningkatan efek toksik
- tidak berefek hayati
- memberikan efek yang berbeda
- efek alergi, dll

 Penyimpanan obat/sediaan obat sebaiknya :


- dalam wadah yang baik
- tidak kena cahaya matahari langsung
- tidak lembab
- dalam wadah/botol yang tertutup rapat
REAKSI KERUSAKAN OBAT
KERUSAKAN FISIK SEDIAAN OBAT JADI
1. Tablet biasa :
- perubahan warna, bau dan rasa
- retak, pecah atau rapuh
2. Tablet salut
- perubahan warna salut
- salut retak, perembesan bahan aktif
3. Kapsul gelatin
- perubahan warna isi/cangkang, melunak
- kapsul lengket satu sama lain/bocor
4. Salep / krim
- perubahan warna, bau tengik
- mengeras, tidak homogen lagi
5. Larutan
- perubahan warna, bau dan rasa
- terjadi kekeruhan, endapan, kristal
6. Emulsi
- perubahan warna, bau dan rasa
- terjadi pemisahan (“creaming”)
7. Suspensi
- perubahan warna, bau dan rasa
- endapan mengeras, sulit dikocok
8. Tetes mata /obat suntik
- perubahan warna
- kekeruhan , kristal, endapa
9. Serbuk /puder
- perubahan warna, bau dan rasa
- lembab, menggumpal, terjadi bintik-bintik putih (jamur)
PELAYANAN OBAT
JENIS PELAYANAN DI APOTIK

1. Pelayanan resep
2. Pelayanan kepada masyarakat
3. Pelayanan informasi
4. Pelayanan KIE
5. Pelayanan perbekalan farmasi
PELAYANAN DI APOTIK
1. Apotek wajib melayani resep dokter, dokter gigi,
dokter hewan
2. Pelayanan resep sepenuhnya atas tanggung jawab
Apoteker Pengelola Apotek (APA), berdasarkan :
a. Tanggung jawab dan keahlian profesinya yang
dilandasi kepentingan masyarakat
b. Tidak diizinkan mengganti obat generik
(berlogo) dalam resep dengan obat paten
c. Penggantian obat oleh karena pasien tidak
mampu menebus obat, apotek harus
berkonsultasi dengan dokter
PELAYANAN INFORMASI

Apoteker wajib memberi informasi :


1. Yang berkaitan dengan obat yang diserahkan
kepada pasien
2. Penggunaan obat secara tepat, aman,
rasional atas permintaan masyarakat
PELAYANAN KIE
(Komunikasi - Informasi - Edukasi)
1. Pelayanan KIE di Apotek seringkali merupakan
penunjang dari dokter, mis. menyangkut KIE obat
yang berhubungan dengan resep dokter
2. Sering KIE harus diberikan oleh AA/Apoteker pada
saat melayani konsumen/masyarakat yang membeli
obat tanpa resep dokter
3. KIE juga dapat diberikan oleh AA/Apoteker atas
permintaan masyarakat yang datang ke Apotek
4. Dalam hal KIE yang berhubungan dengan obat dari
segala aspeknya, maka akan “memaksa” seorang
Apoteker/AA untuk selalu belajar dan mengikuti
perkembangan obat dan ilmu kedokteran yang
mutakhir
Komunikasi - Informasi - Edukasi
Komunikasi terdiri dari 3 unsur :
- komunikator
- komunikan
- informasi

Edukasi
1. Penggunaan obat dengan tepat dan benar, harus
diajarkan kepada masyarakat secara populer
2. Mengajarkan tentang pengobatan sendiri harus
dilakukan dengan hati-hati
3. Mengajarkan obat berbahaya kepada anak-anak harus
dilakukan sedini mungkin
KIE TENTANG OBAT-OBAT KELUARGA BERENCANA (KB)
(KepMen.No.347/MenKes/VII/90)
1. KIE hanya dapat diberikan oleh personil yang sudah mengikuti
pelatihan :
- Apoteker
- Asisten Apoteker

2. Pelayanan obat/ alat KB


- melalui resep (untuk semua jenis)
- ulangan (copy resep) : pil KB
- kartu akseptor (pil KB)
- penjualan bebas (kondom)

 Pelayanan ulangan siklus kedua (II) dst. harus dianjurkan melakukan


pemeriksaan ulang kepada dokter setelah penyerahah pil siklus
keenam (VI)
 Pada setiap penyerahan pil KB disertai informasi, terutama yang
berkaitan dengan indikasi, kotraindikasi, efek samping dan komplikasi
EFEK SAMPING KONTRASEPSI ORAL
• Perdarahan di luar haid, mual, pusing/ sakit kepala, jerawat. Keputihan,
hiperpigmentasi, berat badan bertambah, dll.

• Cara mengatasi ;
- perdarahan d iluar haid, beri informasi bahwa keadaan tsb. hanya bersifat
sementara, bila agak lama rujuk ke dokter
- mual, dapat diberi vit.B6 atau ganti dengan pil KB estrogen lebih rendah atau
dengan cara KB lain
- sakit kepala, beri analgetik
- keputihan, disebabkan infeksi jamur Candida albicans, rujuk ke dokter
- jerawat, rujuk ke dokter dan biasanya diperlukan pil KB estrogen lebih tinggi dan
progestin non androgenik
- kegemukan, sebaiknya pil dihentikan dan diganti cara KB lain

 Sebenarnya pil lebih aman dari AKDR, karena AKDR dapat memberi efek samping
seperti infeksi panggul (pada wanita usia > 35 tahun) dan dapat berakibat mandul

 Dalam OWA I obat anti mual : Metoclopamide (Opram, Primperan)


PELAYANAN INFORMASI
TENTANG PERBEKALAN FARMASI
a. Diberikan baik kepada dokter dan tenaga
kesehatan lainnya maupun kepada
masyarakat

a. Pengamatan dan pelaporan informasi


mengenai khasiat, keamanan, bahaya dan
atau mutu obat dan perbekalan farmasi
lainnya
Obat dan Alat Kontrasepsi
 Oral Kontrasepsi/Pil

 Injeksi/Suntikan

 AKBK (Alat Kontrasepsi Bawah Kulit)

 AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)

 Kondom

 Kontap (Kontrasepsi mantap)


METODE KONTRASEPSI
A. Metode Kontrasepsi Hormonal

B. Metode Alat Kontrasepsi Dalam Rahim


(AKDR)

C. Metode Mantap

D. Metode Sederhana
Metode Sederhana
1. Tanpa memakai alat / obat
a. Senggama terputus (azal/coitus interuptus)
b. Pantang berkala

2. Dengan memakai alat / obat


a. Dengan Kondom
b. Dengan Diafragma
Metode Kontrasepsi Hormonal
Jenis :
 pil / tablet
 obat suntik
 implant

Mekanisme kerja :
 Estrogen yang diberikan, akan menyebabkan kadar estrogen
dalam tubuh meningkat. Peningkatan estrogen akan
menghambat pengeluaran FSH dari hipofisa sehingga
pematangan sel telur yang dirangsang oleh FSH tidak terjadi,
sehingga tidak ada sel telur yang masak untuk dibuahi oleh
sperma
 Progesteron yang diberikan, akan meningkatkan kadar
progesteron meningkat sehingga menghambat pengeluaran
LH dari hipofisa, dan ovulasi yang dirangsang oleh LH tidak
terjadi.
Kontrasepsi Oral
A. Jenis pil/tablet
 Kombinasi, Estrogen dan Progesteron
 Sequantial (berurutan) : 14 -16 pil pertama berisi estrogen dan 5 – 6 pil berikutnya berisi
kombinasi estrogen dan progesteron
 Tunggal :
- Mini pil, mengandung progesteron
- Postcoital, mengandung Dietilstilbesterol (DES) 25 mg

B. Keuntungan
 sangat efektif
 tidak mengganggu senggama
 pemulihan kesuburan tinggi

C. Kontraindikasi
pil tidak boleh diberikan pada wanita yang menderita :
 kanker buah dada
 penyakit kuning atau pernah menderita penyakit hati dalam tiga tahun terakhir
 penyakit pembuluh darah, tekanan darah tinggi, gangguan jantung/lemah jantung,
 perdarahan abnormal, varises, sakit kepala yang hebat
 pembesaran kelenjar gondok, DM. Asma, Eksem

D. Contoh Sediaan pil KB


 Pil KB dosis tinggi (Lyndiol, Ovostat, dll)
 Pil KB dosis rendah (Marvelon, Mycrogynon, dll)
Kontrasepsi Suntikan
• Keuntungan
- sangat efektif (faktor kegagalan < 1%)
- kemungkinan lupa memakainya tidak ada
- dapat diberikan pada ibu yang menyusukan, karena tidak mengurangi produksi ASI
- diberikan 12 minggu sekali

• Cara Penyuntikan
- diberikan dengan cara i.m (intra musculer) pada:
 otot panggul (gluteus) yang dalam
 otot pangkal lengan (deltoid)
- bekas suntikan ditutup dengan plester untuk mencegah keluarnya obat

• Efek samping (lihat kuliah yang lalu)

• Kontraindikasi
- hamil
- perdarahan pervagina yang tidak diketahui sebabnya
- penyakit jantung, paru-paru, kelainan faal hati, tekanan darah tinggi, obesitas, DM, dll.

• Jenis Sediaan
- Depo Provera (Depo Medroxy Progesteron Acetate) 50 mg / 3 mL
- Net Con (Noretisteron Conenthate) 200 mg /1 mL
AKBK / Implant
• AKBK Norplant terdiri dari 6 tabung/kapsul
kecil dan tipis, panjangnya 3,5 cm

• Berisi obat/hormon yang akan masuk ke


dalam darah dan mempengaruhi kesuburan,
sehingga tidak terjadi kehamilan

• Masa kerja selama 5 tahun


AKBK (lanjutan ….)
• Contoh : Norplant
• Dipasang di bawah kulit lengan atas
• Hanya digunakan oleh wanita
• Tidak boleh dipakai oleh
- wanita yang sedang hamil,
- yang mengalami gangguan tumor ganas,
- tekanan darah tinggi,
- kencing manis
- penyakit hati,
- varises, dan
- penyakit jantung
AKBK (lanjutan …..)

• Sebelum menggunakan AKBK Norplant,


kesehatan ibu perlu diperiksa lebih dahulu,
seperti :
- pemeriksaan tekanan darah,
- penimbangan bobot badan,
- riwayat kesehatan ibu
AKBK (lanjutan …..)
• Norplant dipasang pada waktu haid
• Pemasangan dan pencabutan hanya dilakukan oleh
dokter atau bidan terlatih
• Setelah pemasangan mungkin mengalami sedikit
pegal-pegal di lengan, gangguan tsb bisa terjadi
selama 2 - 3 hari dan akan hilang sendiri
• Plester dibuka pada hari ke lima setelah pemasa-
ngan AKBK Norplant
• Efek samping Norplant : haid yang berlebihan/tidak
teratur atau tidak haid sama sekali
Cara Menulis Resep (Obat KB)
R/ Mycrogynon tablet strip No. I
S.1 d.d. I a.n

Atau

R/ Mycrogynon tablet strip No.I


S. u. c.
ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM
(AKDR)
• Terbuat dari plastik yang halus, berbentuk spiral atau lainnya,
dipasang di dalam rahim dengan alat khusus oleh dokter atau
bidang yang terlatih

• Jenis AKDR
– Lippes-loop / spiral ( terbuat dari polietilen ditambah
Barium sulfat)
– Copper – T 200 B dan Cooper – T 380 A
– Nova T
– Multi Load ML Cu - 250 dan Cu - 375

• Mekanisme kerja AKDR


dengan adanya alat tersebut, maka akan timbul reaksi inflamasi
dan perubahan seluler dan biokimia pada endometrium uterus.
ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM
(AKDR)
• Keuntungan
- Efektifitas tinggi
- Dapat mencegah kehamilan dalam waktu yang lama dengan
hanya satu kali pemasangan
- Murah dan ekonomis
- Reversibilitas tinggi bagi ibu yang ingin hamil lagi

• Kontraindikasi AKDR
- hamil
- kelainan alat reproduksi bagian dalam (perdarahan abnormal ,
peradangan leher/mulut rahim (serviks), kanker rahim)
- perdarahan di saluran kencing
- alergi terhadap logam
Metode Kontrasepsi Mantap (Kontap)
1. Tubektomi
= tindakan operasi kecil dengan cara
mengikat dan menutup saluran telur (melalui
perut atau vagina).

2. Vasektomi
= tindakan operasi ringan dengan cara
mengikat dan menutup saluran sperma
sehingga sperma tidak dapat lewat
INTERAKSI DENGAN OBAT LAIN
(TUGAS)
 Senyawa Barbiturat
 Senyawa Benzodiazepine
 Antikonvulsan
 Kortikosteroid
 Antidiabetes
 Hormon tiroid
 Antibiotika (Ampisilin, Rifampisin, Tetrasiklin)
 Merokok
PENYALAHGUNAAN OBAT (DRUG ABUSE) DAN
PENGGUNAAN SALAH OBAT (DRUG MISUSE)
 Obat identik dengan racun/bahan kimia
 Penggunaan salah atau penyalahgunaan obat dapat
berakibat fatal, yaitu berdampak keracunan
 10% keracunan fatal karena sengaja (bunuh diri)
 25% sengaja meracuni diri sendiri, 75% karena
keracunan
 Emosi, stress, tekanan batin merupakan penyebab
 Obat-obat yang sering disalahgunakan :
antihistamin, kortikosteroid. Narkotik, amfetamin
1970-an)
 Obat-obatan tsb. menyebabkan ketergantungan
PENYALAHGUNAAN OBAT (DRUG ABUSE)
• Penggunaan obat secara salah yang disengaja
• Dapat dilakukan oleh orang awam maupun
profesional
• Golongan obat yang sering disalah gunakan :
– depresan syaraf pusat
– stimulans syaraf pusat
– halusinugen
• Sasaran utama penyalahgunaan obat adalah
orang dewasa
• Obat Metaqualon (Mandrax)sebagai obat
penenang dicabut dari peredaran
PENGGUNAAN SALAH OBAT
 Tidak sengaja menggunakan secara salah
 Pemberian informasi obat yang berlebihan
- Bodrexin - Aspilets - Contrexin
- obat sakit kepala
 Obat “tranquilizer” sedatif (obat tidur)
- Aturan pakai : s.u.c = tahu pakai
= kalau perlu 1 biji
CARA PENANGANAN KERACUNAN AKUT
 Mengencerkan racun dengan
- minum susu atau putih telur, atau
- “suspensi” pati ubi kayu
- susu bubuk atau pati 2 cth + 1 gelas air dingin

 Memuntahkan racun yang sudah diencerkan


- dapat dimuntahkan dengan meminumkan larutan garam dapur 1
sdk besar dalam I gelas air
- dengan menggelitik langit-langit mulut sampai penderita muntah

 Menjerap atau menyerap racun sisa dari lambung atau sistem


sistemik dengan “suspensi” karbon aktif (norit) 2 – 3 cth dalam air
masak ½ - 1 gelas → dimuntahkan

 Cuci kembali lambung dengan susu dan dimuntahkan kembali

 Bawa penderita ke R.S. kalau perlu


Dr. Solihin Suryaatmaja, Sp.PD
Praktek Jam : 16.00 -20.00
__________________________________________
R/ Potio Nigra c. Tussim 120 ml
Adde Phenobarb.Na 0,5 ,,,,,,,,, DM 0,3/0,6
Codein 0,3 ,,,,,,,,,, DM 0,3/0,6
m.f. pot. l.a
S t dd C I
pro: Tn. Lukman (38 thn)

Selesaikan resep tersebut di atas :


- Kelengkapan resep
- Lengkapi singkatan Latin dan artikan
- Perhitungan : - dosis maksimum
- penimbangan
- Cara meracik yang baik dari sediaan tsb.
- Etiket (warna ?)
R/ Menthol 0,15 %
Camphora 0,50 %
Salisylic acid 0,12
Zinc Oxyd 10
Talc. venet 100
S b dd q.s.

Selesaikan resep tsb.


- Kelengkapan resep
- Lengkapi singkatan latin dan artikan
- Perhitungan penimbangan
- Cara meracik yang baik dari sediaan tsb.
- Etiket (warna ?)
Iter 4x

R/ethambutol 500 mg tab. No.xxx


s 1 dd I tab
R/ isoniazid 100 mg tab. No.xxx
s 1 dd 1 tab

Tugas :
• Berapa jumlah total masing-masing obat yang harus
diminum?
• Buat copy resep untuk pasien yang baru mengambil 30
biji.

You might also like