Model Terhadap Pengetahuan Keluarga Tentang Diare: Efektivitas Pendidikan Kesehatan Dengan Penerapan The Health Belief

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 9

EFEKTIVITAS PENDIDIKAN KESEHATAN DENGAN PENERAPAN THE HEALTH BELIEF

MODEL TERHADAP PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG DIARE


Hudrizal Mubaroq Riauwi1, Yesi Hasneli N2, Widia Lestari3

Program Studi Ilmu Keperawatan


Universitas Riau
Email: [email protected]

Abstract

The purpose of the research was to identified the efectivity of health education with the application of the health belief model
to family knowledge about diarrhea. The research used quasy experiment design with two group design that divided into
experimental and control group. Samples of this research were 30 people that divided into experiment and control group.
Samples taken by using purposive sampling techniques which selected based on inclusion criteria. Data collection’s tool in
this research was a knowledge questionnaire with the method of the health belief model. The experimental group were
given interventions with the health education with the application of the health belief model. Data analyzed with univariate
and bivariate, using dependent sample t test and independent sample t test. The result of the research showed that mean level
of knowledge before intervention was 21,00, and after was 25,20 (p value 0,009). It means there is an increasing knowledge
about diarrhea of the family and health education with application of health believe models could increasing family’s
knowledge. The result of this research recommend that health education with application of health believe model could be
part of nursing intervention to increase family’s knowledge about diarrhea.

Keywords : Diarrhea, health belief model, knowledge,

PENDAHULUAN Salah satu program Millenium


Diare adalah penyakit yang ditandai Development Goals (MDG‟s) bertujuan untuk
dengan bertambahnya frekuensi defekasi menurunkan angka kematian balita sebesar dua
lebih dari biasanya (> 3 kali/hari) disertai pertiganya antara 1990 dan 2015. Pada tahun
perubahan konsistensi tinja (menjadi cair), 1990, jumlah kematian balita 97 kematian per
dengan/tanpa darah dan/atau lendir 1.000 kelahiran hidup sehingga target pada
tahun 2015 adalah sejumlah 32 kematian per
(Suraatmaja, 2005). Penyakit diare masih
1.000 kelahiran hidup. Diare sampai sekarang
menjadi masalah global dengan derajat
masih menjadi masalah kesehatan masyarakat
kesakitan dan kematian yang tinggi di berbagai
dan sering timbul dalam bentuk Kejadian Luar
negara terutama di negara berkembang, dan
Biasa (KLB) disertai angka kematian yang
juga sebagai salah satu penyebab utama
tinggi, terutama di Indonesia bagian Timur.
tingginya angka kesakitan dan kematian anak
Pada tahun 2008 terjadi KLB di 69 kecamatan
di dunia. Secara umum, diperkirakan lebih dari
dengan jumlah kasus 8.133 orang, kematian
10 juta anak berusia kurang dari 5 tahun
239 orang (CFR 2,94%). Tahun 2009 terjadi
meninggal setiap tahunnya di dunia dimana
KLB di 24 kecamatan dengan jumlah kasus
sekitar 20% meninggal karena infeksi diare
5.756 orang, dengan kematian 100 orang (CFR
(Magdarina, 2010).
1,74%), sedangkan tahun 2010 terjadi KLB
Penyakit diare juga masih merupakan
diare di 33 kecamatan dengan jumlah penderita
masalah kesehatan bagi masyarakat Indonesia,
4.204 dengan kematian 73 orang (CFR 1,74
karena morbiditas dan mortalitas-nya yang
%.) (Kementerian Kesehatan RI, 2011).
masih tinggi. Survei morbiditas yang dilakukan
Insiden diare pada balita di Provinsi
oleh Subdit Diare, Departemen Kesehatan dari
Riau adalah 5,2% (Kementrian Kesehatan RI,
tahun 2000 s/d 2010 terlihat kecenderungan
insidens meningkat. Pada tahun 2000 Incident 2013). Distribusi penderita diare pada tahun
Rate (IR) penyakit diare 301/ 1.000 penduduk, 2009 di Riau terdapat 87.239 penderita.
tahun 2003 meningkat menjadi 374 /1.000 Angka kematian diare saat Kejadian Luar
penduduk, tahun 2006 meningkat menjadi 423 Biasa (KLB) tahun 2009 adalah 5.756
/1.000 penduduk dan tahun 2010 menjadi penderita dengan angka kematian 100 orang
411/1.000 penduduk (Kementerian Kesehatan dan CFR = 1.74%. KLB diare di Provinsi
RI, 2013). Riau pada tahun 2010 terjadi di Kabupaten
Pelalawan (CFR = 7,69), Kuantan Singingi

JOM PSIK VOL.1 NO.2 OKTOBER 2014 1


dan Bengkalis (Dirjen Pengendalian Penyakit yaitu menyadari faktor resiko (perceived
dan Penyehatan Lingkungan, 2010). susceptibility), menyadari keparahan
Penemuan kasus diare masih sangat tinggi di (perceived severity), menyadari manfaat
Kota Dumai, Kepulauan Meranti, Kabupaten (perceived benefits), menyadari hambatan
Siak, Pelalawan dan Rokan Hilir (Dinas (perceived barriers) (Glanz, Rimer & Lewis,
Kesehatan Provinsi Riau, 2010). Hal ini 2002).
sejalan dengan penelitian yang dilakukan Penelitian terkait pendidikan
oleh Hasneli, Karim & Woferst (2013) yang kesehatan dengan penerapan The Health
berjudul “Identifikasi dan analisis sarana Belief Model telah banyak dilakukan.
sanitasi dasar terhadap kejadian penyakit Penelitian Hasneli (2009) tentang “Effect of a
diare di daerah pesisir Provinsi Riau”, Health Belief Model based educational
menunjukkan bahwa diare masih terjadi pada program to prevent diabetes complication on
126 responden (45%), hampir setengah dari dietary behaviors of Indonesian adults with
jumlah responden mengalami diare dalam type 2 Diabetes Mellitus” di Thailand
waktu terdekat yaitu „kemarin‟ dari waktu menunjukkan hasil bahwa setelah mengikuti
pengumpulan data. program pendidikan berbasis Health Belief
Upaya yang dapat dilakukan untuk Model, kelompok eksperimen memiliki skor
mengurangi angka kejadian diare ini adalah perilaku diet lebih tinggi (p<0,001) dari pada
salah satunya dengan memberikan skor sebelum mengikuti program pendidikan
pendidikan kesehatan atau promosi kesehatan berbasis Health Belief Model, dan skor
sehingga masyarakat mengetahui tentang perilaku diet kelompok eksperimen lebih
diare termasuk di dalamnya cara mencegah tinggi dibandingkan kelompok kontrol
diare. Hal ini sejalan dengan penelitian yang (p<0,001).
dilakukan oleh Masyuni (2010) tentang Penelitian di atas menunjukkan
“Implementasi program promosi pencegahan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan
diare pada anak berusia dibawah tiga tahun” pada responden sebelum dan sesudah
di Puskesmas Mangkurawang Kecamatan diberikan pendidikan kesehatan dengan
Tenggarong Kabupaten Kutai Kertanegara. penerapan The Health Belief Model. Peneliti
Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa akan melakukan pendidikan kesehatan
masyarakat membutuhkan informasi mengenai dengan penerapan The Health Belief Model
semua hal yang berkaitan dengan diare. ini di Rokan Hilir. Rokan Hilir, berdasarkan
Hal ini juga sejalan dengan penelitian Profil Kesehatan Provinsi Riau (2010),
yang dilakukan oleh Muhziadi (2012) tentang merupakan salah satu kabupaten di Riau
“Faktor-faktor yang berhubungan dengan kasus yang angka kejadian diarenya tinggi. Hasil
diare di Puskesmas Ulee Kareng Kota Banda studi pendahuluan yang dilakukan oleh
Aceh tahun 2012”. Saran dari penelitian ini peneliti pada tanggal 16 Oktober 2013 adalah
adalah diharapkan kepada seluruh tenaga terdapat 32 kasus diare dalam waktu 30 hari.
kesehatan agar lebih meningkatkan promosi Hasil wawancara peneliti dengan 10 keluarga
kesehatan tentang upaya pencegahan kasus adalah 8 dari 10 keluarga tidak mengetahui
diare.
tentang konsep diare yang tepat.
Penelitian-penelitian di atas
Tingginya angka kesakitan dan
menunjukkan bahwa pentingnya pendidikan
kematian akibat diare merupakan alasan
kesehatan kepada masyarakat dalam hal
peneliti untuk meneliti tentang Efektifitas
pencegahan diare. Salah satu metode dalam
Pendidikan Kesehatan dengan Penerapan The
memberikan pendidikan kesehatan adalah
Health Belief Model terhadap Pengetahuan
dengan menggunakan metode The Health
Masyarakat tentang Diare.
Belief Model. Pendidikan kesehatan
berdasarkan teori The Health Belief Model
TUJUAN PENELITIAN
merupakan salah satu cara merubah persepsi
1. Tujuan Umum
dan keyakinan klien terhadap kesehatannya.
Mengetahui efektifitas program
Metode ini sudah banyak digunakan oleh
pendidikan kesehatan dengan penerapan The
para peneliti yang terdiri dari empat konsep

JOM PSIK VOL.1 NO.2 OKTOBER 2014 2


Health Belief Model terhadap pengetahuan Desain: quasi experiment dengan rancangan
keluarga tentang diare. penelitian 2 group pre and post-test design.
2. Tujuan khusus Rancangan ini berupaya untuk mengungkapkan
a. Mengetahui karakteristik responden hubungan sebab akibat dengan cara melibatkan
meliputi umur, pendidikan dan kelompok kontrol di samping kelompok
pekerjaan. eksperimental.
b. Membandingkan pengetahuan keluarga
tentang diare pada kelompok eksperimen Sampel: Sampel pada penelitian ini adalah
sebelum dan sesudah mendapatkan 30 responden yang pernah mengalami diare di
pendidikan kesehatan dengan penerapan Kelurahan Bagan Barat Kecamatan Bangko
The Health Belief Model. Kabupaten Rokan Hilir. Pengambilan sampel
c. Membandingkan pengetahuan keluarga menggunakan purposive sampling.
tentang diare pada kelompok kontrol
Prosedur: setelah mendapatkan responden
sebelum dan sesudah tanpa mendapatkan
yang sesuai dengan kriteria inklusi, peneliti
pendidikan kesehatan dengan penerapan
kemudian membagi kedalam 2 kelompok yaitu
The Health Belief Model.
kelompok eksperimen dan kontrol. Peneliti
d. Membandingkan pengetahuan tentang
mengumpulkan masing-masing kelompok pada
diare antara kelompok eksperimen yang
lokasi yang berbeda. Kelompok eksperimen
mendapatkan pendidikan kesehatan
diberikan pendidikan kesehatan dengan
dengan penerapan The Health Belief
penerapan The Health Belief Model sedangkan
Model dengan kelompok kontrol tanpa
kelompok kontrol sebaliknya.
mendapatkan pendidikan kesehatan
dengan penerapan The Health Belief Analisa data: dalam penelitian ini dilakukan
Model analisa univariat dan bivariat. Analisa univariat
digunakan untuk mengetahui karakteristik
MANFAAT PENELITIAN responden, (data umum) yaitu umur, pendidikan,
1. Perkembangan Ilmu Keperawatan pekerjaan. Analisa bivariat menggunakan uji t
Hasil penelitian ini dapat menjadi sumber dependen dan t independen. Peneliti tidak
informasi dalam pengembangan ilmu menggunakan uji alternatif wilcoxon dan mann
pengetahuan Keperawatan terutama tentang whitney karena distribusi data normal. Bila nilai
manfaat The Health Belief Model terhadap p-value˂0,05 maka uji statistik dikatakan
pengetahuan keluarga tentang sanitasi total bermakna.
berbasis masyarakat untuk masa yang akan
datang. HASIL PENELITIAN
2. Masyarakat Hasil yang didapatkan dari penelitian sadalah
Hasil penelitian ini dapat memberikan sebagai berikut:
pengetahuan, wawasan dan pemahaman A. Analisa Univariat
mengenai diare bagi masyarakat. Tabel 1
3. Institusi Kesehatan Tabel karakteristik responden
Hasil penelitian ini diharapkan dapat
Karakteristik Kelompok Kelompok Total
memberikan sumbangan pemikiran tentang eksperime kontrol (n=30)
manfaat The Health Belief Model terhadap n (n=15)
pengetahuan keluarga tentang diare bagi (n=15)
institusi kesehatan khususnya Puskesmas. n % n % N %
4. Peneliti Selanjutnya Umur
Hasil penelitian ini dapat dijadikan
sebagai data, informasi dasar dan evidence Remaja Akhir 3 20,0 1 6,7 4 13,4
(17-25 Tahun)
based untuk melaksanakan penelitian lebih Dewasa Awal 4 26,6 7 46,7 11 36,6
lanjut tentang diare dan The Health Belief (26-35 Tahun)
Model. Dewasa Akhir 8 53,4 7 46,6 15 50,0
(36-45 Tahun)
METODOLOGI PENELITIAN Jumlah 15 100 15 100 30 100

JOM PSIK VOL.1 NO.2 OKTOBER 2014 3


Pendidikan pendidikan kesehatan dengan penerapan The
Terakhir Health Belief Model pada kelompok eksperimen.
Tidak Sekolah 1 6,7 0 0,0 1 3,3
SD 7 46,7 7 46,7 14 46,7 Tabel 3
SMP 3 20,0 6 40,0 9 30,0 Perbedaan Tingkat Pengetahuan Pretest dan
SMA 2 13,3 2 13,3 4 13,3 Posttest pada Kelompok Kontrol yang Tidak
PT 2 13,3 0 0,0 2 6,7
Jumlah 15 100 15 100 30 100 Diberikan Pendidikan Kesehatan dengan
Pekerjaan Penerapan The Health Belief Model
Variabel Jumlah Mean SD p value
IRT 12 79,9 15 100, 27 90,1 Kelompok
Bidan 1 6,7 0 0 1 3,3 Kontrol
Wiraswasta 1 6,7 0 0,0 1 3,3 - Pretest 15 23,13 2,20 0,334
Guru 1 6,7 0,0 1 3,3
Jumlah 15 100 15 100 30 100 - Posttest 15 23,33 1,72

Tabel 1 di atas menunjukkan bahwa Tabel 3 di atas menunjukkan bahwa


mayoritas responden pada kelompok eksperimen didapatkan mean perbedaan tingkat pengetahuan
dan kelompok kontrol adalah berusia dewasa pada kelompok kontrol saat pretest adalah 23,13
akhir sebanyak 15 orang (50,0%) sedangkan sedangkan pada posttest didapatkan sebesar
yang paling sedikit adalah kelompok umur 23,33. Berdasarkan hasil uji statistik didapatkan
remaja akhir sebanyak 4 orang (13,4%). pada kelompok kontrol p value 0,334 (p>0,05),
Pendidikan responden tertinggi adalah SD berarti tidak adanya peningkatan yang signifikan
sebanyak 14 orang (46,7%) dan pendidikan antara mean tingkat pengetahuan sebelum dan
terendah adalah tidak sekolah sebanyak 1 orang sesudah tanpa diberikan pendidikan kesehatan
(3,3%). Pekerjaan responden yang dominan dengan penerapan The Health Belief Model.
adalah IRT sebanyak 27 (90,1%) orang dan
pekerjaan yang paling sedikit adalah bidan, Tabel 4
wiraswasta serta guru sebanyak 1 orang (3,3%). Perbedaan Rata-rata Posttest Tingkat
Pengetahuan pada Kelompok Eksperimen dan
Kelompok Kontrol terhadap Pendidikan
B. Analisa Bivariat
Kesehatan dengan Penerapan The Health Belief
Tabel 2
Model
Perbedaan Tingkat Pengetahuan Pretest dan
Posttest pada Kelompok Eksperimen Setelah Variabel Jumlah Mean SD p value
Diberikan Pendidikan Kesehatan dengan Rata-rata
Penerapan The Health Belief Model Posttest
Variabel Jumlah Mean SD p value - Kelompok 15 25,20 1,08
0,001
Eksperimen
Kelompok - Kelompok 15 23,33 1,72
Eksperimen Kontrol
- Pretest 15 21,00 5,96 0,009
- Posttest 15 25,20 1,08 Tabel 4 di atas menunjukkan bahwa dari
hasil uji statistik t independent didapatkan mean
Tabel 2 di atas menunjukkan bahwa dari posttest tingkat pengetahuan pada kelompok
hasil uji statistik didapatkan mean tingkat eksperimen adalah 25,20 dengan SD 1,08. Mean
pengetahuan sesudah diberikan pendidikan posttest tingkat pengetahuan pada kelompok
kesehatan dengan penerapan The Health Belief kontrol adalah 23,33 dengan SD 1,72. Hasil
Model pada kelompok eksperimen lebih rendah analisis diperoleh p value= 0,001 (p>0,05),
saat pretest yaitu sebesar 21,00 dengan standar berarti ada perbedaan yang signifikan antara
deviasi 5,96 daripada saat posttest yaitu sebesar rata-rata tingkat pengetahuan sesudah diberikan
25,20 dengan standar deviasi 1,08. Hasil analisa pendidikan kesehatan dengan penerapan The
diperoleh p value= 0,009 (p<0,05), berarti ada Health Belief Model pada kelompok eksperimen
perbedaan yang signifikan rata-rata tingkat dengan rata-rata tingkat pengetahuan yang tidak
pengetahuan sebelum dan sesudah diberikan
JOM PSIK VOL.1 NO.2 OKTOBER 2014 4
diberikan pendidikan kesehatan dengan adalah pada dewasa akhir. Hal ini
penerapan The Health Belief Model pada dikarenakan anggota keluarga yang
kelompok kontrol. mempunyai waktu untuk berkumpul adalah
ibu yang berada pada kelompok umur dewasa
PEMBAHASAN akhir. Umur dewasa akhir adalah umur
1. Karakteristik responden dengan rentang 36-45 tahun yang berarti
a. Umur responden lebih mudah dalam menerima
Peneliti membagi umur responden informasi positif untuk kesehatannya.
menjadi tiga kelompok berdasarkan
pembagian umur oleh Depkes RI (2009) yaitu b. Pendidikan
remaja akhir (17 – 25 tahun), dewasa awal (26 Secara umum distribusi responden
– 35 tahun), dewasa akhir (36 – 45 tahun). berdasarkan tingkat pendidikan terbanyak dari
Kelompok umur yang terbanyak dalam 30 responden memiliki tingkat pendidikan SD
penelitian ini adalah pada kelompok dewasa sebanyak 14 orang (46,7%) dan terendah pada
akhir sebanyak 15 orang (50%) dan yang tingkat pendidikan Tidak Sekolah sebanyak 1
paling sedikit pada kelompok umur remaja orang (3,3%). Tingkat pendidikan dapat
akhir sebanyak 4 orang (13,4%) . Peneliti mempengaruhi kemampuan dan pengetahuan
membatasi umur responden hingga umur 45 seseorang dalam menerapkan perilaku hidup
tahun karena umur >45 tahun sudah termasuk sehat, terutama mencegah kejadian diare.
lansia. Pada lansia banyak terjadi penurunan Semakin tinggi tingkat pendidikan maka
fungsi tubuh yang salah satunya adalah semakin tinggi kemampuan seseorang dalam
penurunan daya ingat. Peneliti membagi usia menjaga pola hidupnya agar tetap sehat.
responden dari 20 – 45 tahun dengan jenis Sejalan dengan penelitan yang dilakukan oleh
kelamin perempuan. Hal ini dikarenakan Wulandari (2012) tentang “Hubungan kasus
rentang usia tersebut adalah rentang usia diare dengan faktor sosial ekonomi dan
produktif. Fakta di tempat penelitian bahwa perilaku” yang mengemukakan bahwa
perempuan dalam rentang usia tersebut rata- kelompok ibu dengan status pendidikan SLTP
rata sudah berumah tangga dan mempunyai ke atas mempunyai kemungkinan 1,25 kali
anak sehingga pendidikan dan pekerjaan ibu memberikan cairan rehidrasi oral dengan baik
akan mempengaruhi langsung atau tidak pada balita dibanding dengan kelompok ibu
langsung terhadap status kesehatan anak. dengan status pendidikan SD kebawah.
Penderita diare yang terbanyak berada pada Wulandari (2009) mengemukakan hasil
rentang usia balita dan anak-anak. penelitiannya yaitu bahwa ibu dengan tingkat
Penelitian Wulandari (2009) tentang pendidikan rendah balitanya lebih banyak
“Hubungan antara faktor lingkungan dan terkena diare dari pada balita dengan ibu yang
faktor sosiodemografi dengan kejadian diare berpendidikan sedang dan ibu yang
pada balita di Desa Blimbing Kecamatan berpendidikan tinggi.
Sambirejo Kabupaten Seragen tahun 2009” Adisasmito (2007) mengemukakan
dengan uji statistik chi square menunjukkan hasil penelitiannya tentang “Faktor risiko
bahwa p = 0,114 (p > 0,05), artinya tidak ada diare pada bayi dan balita di Indonesia:
hubungan antara umur ibu dengan kejadian systematic review penelitian akademik bidang
diare pada anak balita di Desa Blimbing, kesehatan masyarakat” yaitu pada aspek
Kecamatan Sambirejo, Seragen. Simon pendidikan ibu dari sebelas penelitian, lima
(2000) mengemukakan bahwa semakin penelitian menunjukkan hasil yang signifikan
bertambah umur seseorang maka wawasan sedangkan enam penelitiannya menunjukkan
dan pengetahuan yang dimilikinya semakin hasil yang tidak signifikan. Wiknjosastro
luas dan bertanggung jawab sehingga lebih (2006) menyebutkan bahwa pendidikan
mudah dalam menerima berbagai informasi formal menghasilkan perilaku yang diadopsi
yang lebih baik atau positif untuk oleh individu, namun pada sebagian orang
kesehatannya. tingkat pendidikan tidak mempengaruhi pola
Hasil penelitian berdasarkan umur sikap, hal tersebut lebih besar berasal dari
responden didapatkan bahwa umur dominan

JOM PSIK VOL.1 NO.2 OKTOBER 2014 5


lingkungan yang diterima oleh setiap rumah tangga. Status sebagai ibu rumah
individu. tangga membuat seorang ibu lebih
Pada penelitian ini tingkat pendidikan mempunyai waktu untuk menambah ilmu
yang dominan dari responden adalah SD. Hal pengetahuan dan wawasannya terutama
ini dikarenakan tempat tinggal responden mengenai pengetahuan tentang kesehatan
berada di tempat yang jauh dari perkotaan dan yang akan dapat membuat perubahan sikap
status ekonominya adalah menengah kebawah kearah yang lebih baik.
sehingga untuk sekolah tinggi sulit pada masa 2. Efektivitas pendidikan kesehatan dengan
itu. Meskipun responden tertinggi adalah penerapan The Health Belief Model terhadap
tamatan SD, tapi keinginan untuk menambah pengetahuan keluarga tentang diare
ilmu pengetahuan dan penerimaan terhadap Berdasarkan hasil penelitian yang
pengetahuan yang baru selalu ada pada diri telah dilakukan, pada bab ini akan dibahas
responden karena motivasi yang kuat dari tentang “Efektivitas pendidikan kesehatan
lingkungan. dengan penerapan The Health Belief Model
terhadap pengetahuan keluarga tentang diare”.
Pada penelitian ini, peneliti mengelompokkan
c. Pekerjaan responden penelitian dalam 2 kelompok yaitu
Penelitian pada 30 orang responden kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
menunjukkan bahwa mayoritas responden Pada kelompok eksperimen, responden
adalah ibu rumah tangga sebanyak 27 orang diberikan program pendidikan dengan
atau 90,1% dan paling sedikit berprofesi penerapan The Health Belief Model. Hasil
sebagai bidan, wiraswasta dan guru yaitu penelitian menunjukkan rata-rata pengetahuan
sebanyak 1 orang atau 3,3%. Beberapa aktivitas olahraga responden (kelompok
penelitian mengatakan ada hubungan antara eksperimen) sebelum mendapatkan program
pekerjaan ibu dengan kejadian diare pada pendidikan kesehatan dengan penerapan The
balita, namun ada beberapa penelitian yang Health Belief Model adalah 21,00 dan
mengatakan tidak ada hubungan dari kedua mengalami peningkatan menjadi 25,20
hal tersebut. Adisasmito (2007) mengatakan sesudah mendapatkan program pendidikan
dalam penelitiannya bahwa dari empat dengan penerapan The Health Belief Model.
penelitian yang menghubungkan aspek status Program pendidikan dengan
kerja ibu dengan kejadian diare menunjukkan penerapan The Health Belief Model ini
hanya satu penelitian yang menunjukkan hasil berfokus pada hubungan antara perilaku
signifikan dalam menyebabkan penyakit diare kesehatan, praktek dan pemanfaatan dengan
pada bayi, sedangkan tiga penelitian lainnya tujuan membedakan penyakit dan sakit dari
menunjukkan bahwa status ibu bekerja bukan perilaku kesehatan (Rosenstock, 2002). The
merupakan faktor risiko yang signifikan health belief model berkaitan dengan
dalam menyebabkan penyakit diare pada bayi kepercayaan dalam kesehatan yang dirancang
dan balita. Hal ini juga sejalan dengan hasil untuk membantu masyarakat dalam merubah
penelitian yang dilakukan oleh Wulandari sikap dan perilaku kesehatannya kearah yang
(2009) yaitu hasil uji statistik chi square positif. Metode ini menekankan peranan
menunjukkan bahwa p = 0,623 (p > 0,05) persepsi kerentanan, keparahan, manfaat dan
artinya tidak ada hubungan antara jenis hambatan terhadap suatu penyakit yang dapat
pekerjaan ibu dengan kejadian diare pada mengancam kesehatan mereka, sehingga
anak balita di Desa Blimbing, Kecamatan masyarakat perlu diberikan pengetahuan
Sambirejo, Seragen. mulai dari konsep penyakit sampai dengan
Pada penelitian ini pekerjaan yang cara pencegahan dan pengobatan. Program
dominan adalah ibu rumah tangga. Hal ini pendidikan kesehatan dengan penerapan The
dikarenakan tingkat pendidikan responden Health Belief Model diberikan agar keluarga
yang rendah dan kebiasaan dimasyarakat dapat merubah persepsi mereka tentang diare,
bahwa seorang ibu bertugas mengurus rumah memodifikasi perilaku, dan melakukan
tangga sedangkan bapak mencari nafkah tindakan pencegahan akan terjadinya diare.
sehingga kebanyakan responden berstatus ibu

JOM PSIK VOL.1 NO.2 OKTOBER 2014 6


Responden pada kelompok kontrol kelompok umur dewasa akhir sehingga
tidak diberikan program pendidikan dengan responden mudah dalam menerima
penerapan The Health Belief Model. Hasil pengetahuan. Status sebagai ibu rumah tangga
penelitian memperlihatkan terjadi sedikit juga membuat ibu mempunyai waktu luang
peningkatan rata-rata pengetahuan pada untuk menambah ilmu pengetahuan dan
kelompok kontrol yaitu sebelum 23,13 dan wawasannya terutama di bidang kesehatan.
sesudah 23,33. Tabel 2 dapat dilihat bahwa Ada tiga tipe seseorang dalam hal
pada Dependent Simple T Test didapatkan menambah ilmu pengetahuan dan
nilai p=0,009 lebih kecil dari nilai alpha (5%) wawasannya. Tiga tipe tersebut adalah orang
artinya terdapat perbedaan pengetahuan yang tahu dia tidak mengetahui suatu hal dan
tentang diare sebelum dan sesudah diberikan mempunyai kemauan untuk mengetahuinya,
pendidikan kesehatan dengan penerapan The orang yang tahu dia tidak mengetahui suatu
Health Belief Model pada kelompok hal tapi tidak mempunyai kemauan untuk
eksperimen. Kesimpulannya Ho ditolak atau mengetahuinya, dan orang yang tidak tahu
program pendidikan dengan penerapan The sesuatu hal tetapi tidak mempunyai keinginan
Health Belief Model dapat meningkatkan untuk mengetahuinya (Masyuni, 2010). Tipe
pengetahuan keluarga tentang diare. responden adalah tipe yang pertama sehingga
Berdasarkan tabel 4 dapat dilihat hal ini akan membuat responden ingin
bahwa pada Independent Simpel T Test menambah ilmu pengetahuannya. Pendidikan
didapatkan nilai p=0,001 lebih kecil dari nilai kesehatan dengan penerapan The Health
alpha (5%). Hal ini menunjukkan ada Belief Model juga berperan penting dalam
perbedaan yang signifikan antara rata-rata meningkatkan pengetahuan responden karena
pengetahuan tentang diare sesudah metode ini menggunakan pendekatan yang
mendapatkan program pendidikan dengan membuka pikiran atau menyadarkan
penerapan The Health Belief Model pada responden tentang penyakit diare. Hal inilah
kelompok eksperimen dengan kelompok yang membuat responden menjadi serius
kontrol. Selain itu, jika dilihat dari perbedaan mendengarkan pe
nilai mean kedua kelompok sesudah yaitu Pendidikan kesehatan yang diberikan
kelompok eksperimen 25,20 dan kelompok oleh peneliti.
kontrol 23,33 maka juga dapat dilihat
perbedaan yang signifikan. PENUTUP
Hasil ini sejalan dengan penelitian Kesimpulan
Hasneli (2009) yang menunjukkan hasil Penelitian yang telah dilakukan,
bahwa setelah mengikuti program pendidikan didapatkan responden rata-rata berusia dewasa
berbasis HBM, kelomok eksperimen memiliki (36-45 tahun) sebanyak 50% dan paling banyak
skor perilaku diet lebih tinggi (p<0,001) dari berpendidikan SD sebanyak 46,7% dengan status
pada skor sebelum mengikuti program pekerjaan Ibu Rumah Tangga (IRT) sebanyak
pendidikan berbasis HBM. Hal ini sejalan 90,1%. Selain itu, dari hasil pengukuran
dengan penelitian Aprida (2012) yang diperoleh nilai rata-rata tingkat pengetahuan
menunjukkan hasil perbedaan yang signifikan pada kelompok eksperimen sebelum diberikan
antara tingkat pengetahuan klien tuberculosis pendidikan kesehatan dengan penerapan The
paru sebelum dan sesudah diberikan Health Belief Model adalah sebesar 21,00 dan
pendidikan kesehatan berdasarkan teori The pada kelompok kontrol sebesar 23,13. Setelah
Health Belief Model dengan nilai p value = diberikan perlakuan dengan memberikan
0,000 < α = 0,05. pendidikan kesehatan dengan penerapan The
Berdasarkan penjelasan diatas, maka Health Belief Model pada kelompok eksperimen
pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan rata-rata pengetahuan
pendidikan kesehatan dengan penerapan The menjadi menjadi 25,20, sedangkan pada
Health Belief Model terbukti efektif dalam kelompok kontrol yang tidak diberikan
meningkatkan pengetahuan keluarga tentang perlakuan mengalami peningkatan menjadi
diare. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh 23,33. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya
umur responden yang termasuk dalam peningkatan pengetahuan yang signifikan pada

JOM PSIK VOL.1 NO.2 OKTOBER 2014 7


1
kelompok eksperimen setelah diberikan Hudrizal Mubaroq Riauwi: Mahasiswa
perlakuan dengan hasil uji statistik p<0,05. Hasil Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas
penelitian ini dapat disimpulkan bahwa Riau, Indonesia.
2
melakukan pendidikan kesehatan dengan Yesi Hasneli N, S.Kp., MNS: Dosen Bidang
penerapan The Health Belief Model dapat Keilmuan Keperawatan Medikal Bedah
meningkatkan pengetahuan pada keluarga. Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas
Riau, Indonesia.
3
Saran Widia Lestari, S.Kp, M.Kep: Dosen Bidang
Berdasarkan hasil penelitian ini ada beberapa Keilmuan Keperawatan Maternitas Program
saran yang dapat peneliti sampaikan antara lain: Studi Ilmu Keperawatan Universitas Riau,
1. Bagi institusi pendidikan Indonesia.
Hasil penelitian ini dapat dijadikan
sebagai salah satu sumber informasi dalam DAFTAR PUSTAKA
pengembangan ilmu pengetahuan terutama Adisasmito, W. (2007). Faktor risiko diare pada
tentang manfaat pendidikan kesehatan bayi dan balita di Indonesia: systematic
dengan penerapan The Health Belief Model review penelitian akademik bidang
dan hasil penelitian ini bisa dijadikan kesehatan masyarakat. Diperoleh tanggal 5
evidence based untuk masa yang akan Juli 2014 dari
datang. http://staff.blog.ui.ac.id/wiku-a/publikasi.
2. Bagi Responden Aprida, D. (2012). Efektivitas pendidikan
Hasil penelitian ini dapat dijadikan kesehatan berdasarkan teori Health Belief
sebagai dasar untuk selalu meningkatkan Model terhadap tingkat pengetahuan klien
pengetahuan tentang kesehatan sehingga tuberculosis paru. Pekanbaru: PSIK
angka kesakitan dan kematian menjadi Universitas Riau.
menurun. Peneliti juga menyarankan kepada Depkes RI. (2009). Sistem kesehatan nasional.
masyarakat untuk selalu meningkatkan Diperoleh tanggal 5 Juli 2014 dari
keaktifannya dalam mengikuti program http://www.depkes.go.id.
puskesmas untuk meningkatkan pengetahuan Dinas Kesehatan Provinsi Riau. (2010). Profil
masyarakat mengenai kesehatan. kesehatan Provinsi Riau tahun 2010.
3. Bagi Institusi Kesehatan Pekanbaru Riau.
Hasil penelitian ini dapat dijadikan Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan
sebagai dasar untuk selalu berusaha Lingkungan. (2010), Pengendalian
menurunkan angka kejadian diare. Salah satu penyakit dan penyehatan lingkungan tahun
upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah 2009. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.
diare adalah dengan meningkatkan Glanz, K., Rimer, B. K., & Lewis, F. M. (2002).
pengetahuan masyarakat. Salah satu upaya Health behavior and health education (3rd
untuk meningkatkan pengetahuan ed). USA: Jossey-Bass.
masyarakat adalah dengan menyampaikan Hasneli, Y. (2009). The effect of a health belief
pendidikan kesehatan dengan penerapan The model based educational program to
Health Belief Model. prevent diabetes complication on dietary
4. Bagi Peneliti Selanjutnya behaviors of indonesian adults with type 2
Hasil penelitian ini dapat dijadikan diabetes mellitus. Jurnal Keperawatan
sebagai evidence based dan tambahan Professional Indonesia. Vol. 1. Pekanbaru:
informasi untuk mengembangkan penelitian ISSN.
lebih lanjut yang berhubungan dengan Hasneli, Y., Karim, D & Woferst, R. (2013).
pendidikan kesehatan dengan penerapan The Identifikasi dan analisis sarana sanitasi
Health Belief Model dasar terhadap kejadian penyakit diare di
daerah pesisir Provinsi Riau. Tidak
dipublikasikan.
Kementerian Kesehatan RI. (2011). Situasi diare
di Indonesia. Diperoleh tanggal 25 Maret
2014 dari http://depkes.go.id.

JOM PSIK VOL.1 NO.2 OKTOBER 2014 8


Kementerian Kesehatan RI. (2013). Riset
kesehatan dasar 2013. Diperoleh tanggal
25 Maret 2014 dari
http://depkes.go.id/riskesdes2013.
Magdarina. (2010). Faktor-faktor yang
mempengaruhi kejadian diare pada batita
di wilayah kerja puskesmas. Diperoleh
tanggal 5 Juli 2014 dari
http://repository.unhas.ac.id.
Masyuni. (2010). Implementasi program
promosi pencegahan diare pada anak
berusia di bawah tiga tahun. Diperoleh
tanggal 5 Juli 2014 dari
http://digilib.uns.ac.id.
Muhziadi. (2012). Faktor-faktor yang
berhubungan dengan kasus diare di
Puskesmas Ulee Kareng Kota Banda Aceh
Tahun 2012. Diperoleh tanggal 5 Juli 2014
dari
http://www.ejournal.uui.ac.id/jurnalkat-5.
Simon. (2000). Kamus konseling. Jakarta:
Rineka cipta
Suraatmaja, S. (2005). Gastroenterologi anak.
Jakarta: Sagung Seto.
Wiknjosastro, H. (2006). Ilmu kebidanan.
Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo
Wulandari, AP. (2009). Hubungan antara faktor
lingkungan dan faktor sosiodemografi
dengan kejadian diare pada balita di Desa
Belimbing Kecamatan Sambirejo
Kabupaten Seragen Tahun 2009.
Diperoleh tanggal 5 Juli 2014 dari
http://digilib.unimus.ac.id.
Wulandari, AS. (2012). Hubungan kasus diare
dengan faktor status sosial ekonomi dan
perilaku. Diperoleh tanggal 5 Juli 2014
dari http://fk.uwks.ac.id.

JOM PSIK VOL.1 NO.2 OKTOBER 2014 9

You might also like