Haris May Anti
Haris May Anti
Haris May Anti
SKRIPSI
Oleh:
Harismayanti
NIM: 50400112014
Puji syukur Alhamdulillah penulis haturkan kehadirat Allah swt yang telah
Masjid (Studi Kasus Layanan Sosial dan Pendidikan Masjid Besar Al-Amin Kec.
sebagai tugas akhir dalam mencapai gelar sarjana strata satu Jurusan Manajemen
penulis lakukan, namun keterbatasan yang dimiliki penulis maka akan dijumpai
terselesaikannya skripsi ini tentu tidak akan berhasil dengan baik tanpa ada
dukungan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, penulis menyampaikan ucapan
1. Prof. Dr. H. Musafir, M.Si selaku Rektor Universitas Islam Negeri Alauddin
2. Dr. H. Abd. Rasyid Masri, S.Ag., M.Pd., M.Si, MM. selaku dekan, dan Para
v
Alauddin Makassar. Terimakasih atas fasilitas waktu, tempat, dan
3. Dra. St. Nasriah, M.Sos.I dan Dr. Hasaruddin, M.Ag selaku Ketua Jurusan
dorongan dan bantuan yang telah diberikan kepada penulis dalam pembuatan
4. Dr. Nurhidayat Muh Said, M.Ag dan Dr. H. Muh. Ilham, M.Pd selaku
5. Dr. H. Burhanuddin, L.c., M.Th,I dan Dr. Irwan Misbach, SE., M.Si selaku
Makassar yang telah membantu dalam segi persuratan, serta staf perpustakaan
8. Dr. H. Ibrahim Saman, MM, selaku Ketua Umum Panitia Masjid Besar Al-
vi
9. Kepada kedua orang tuaku Bapak Abd. Haris dan Ibu Fatimah, yang telah
sayangnya yang tiada henti samapai saat ini, dan Ali Imran sebagai suamiku
penulis dalam menyusun skripsi dan kepada semua pihak yang tidak mampu
Penyusun,
HARISMAYANTI
NIM. 50400112014
vii
DAFTAR ISI
viii
ABSTRAK
Nama : Harismayanti
Nim : 50400112014
Judul Skripsi : Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Masjid (Studi Kasus
Layanan Sosial dan Pendidikan Masjid Besar Al-Amin
Kecamatan Manggala Makassar).
Implikasi penelitian ini adalah: Kepada ketua umum masjid besar al-amin
kecamatan manggala makassar beserta dengan wakil dan anggota-anggota
pengurus dalam mempertahankan kinerja-kinerja yang telah dilakukakan dalam
mempertahankan penghargaan yang telah diberikan dan mengembangkan
pembinaannya kepada masyarakat. Kepada masyarakat jama’ah Masjid Besar Al-
Amin yang telah bekerjasama dan berpartisipasi terhadap program bantuan yang
diberikan agar mendapat rahmatan lil alamin.
x
BAB I
PENDAHULUAN
Indonesia merupakan negara yang plural yang terdiri dari berbagai budaya,
adat, dan berbagai macam agama seperti Islam, Hindu, Budha dan yang lainnya.
Ibadah yang dilakukan terasa lebih baik jika dilakukan dengan ikhlas dan sesuai
dengan tuntunan yang diajarkan oleh Rasulullah saw, salah satu ibadah yang
wajib dilakukan oleh pemeluk agama Islam setiap harinya adalah shalat fardhu.
2
Shalat fardhu lebih berpahala ketika dilakukan di masjid. Namun demikian
shalat tidak harus di masjid di mana saja kita berada ketika tiba waktu shalat maka
wajib shalat.
Muslim.3
1
Agus Ahmad Syafei, Pengembangan Masyarakat Islam (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2001), h.5.
2
Moh. Roqib, Menggugat Fungsi Edukasi Masjid (Yogyakarta: Grafindo Litera Media,
2005), h.71.
3
Agus Ahmad Syafei, Pengembangan Masyarakat Islam (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2001), h.125.
1
2
penyelenggara baitul mal, unit pelayanan zakat, infaq dan shodaqah. Oleh karena
itu, dalam mengelola masjid harus disadari bahwa masjid menyimpan potensi
umat yang sangat besar jika digunakan secara optimal akan meningkatkan
kegiatan dan layanan sosial. Namun dalam kenyataannya, fungsi masjid yang
Mengelola masjid adalah kewajiban kita sebagai umat Islam, sehingga kita
menjadi teratur dan tertib tidak sekedar sebagai lambang kemegahan saja.
Terjemahnya:
4
Said Agil Husein Al Munawar. Sambutan Menteri Agama Republik Indonesia. Dalam
Buku Pedoman Manajemen Masjid, h. 35.
3
kepada Allah swt semata. Melainkan masjid juga digunakan sebagai sarana
sebagai pusat kegiatan umat secara positif dan produktif. Kondisi ini kemudian
aspek kehidupan.
masjidlah dibuat sebuah tenda tempat memberi santunan kepada fakir miskin
5
Kementrian Agama RI, Al-Quran dan Terjemahannya (Bandung: PT. Sygma Examedia
Arkanleema, 2009), h. 151.
4
dana lainnya.
umatnya, kecuali hanya untuk beribadah semata. Masjid hanya dijadikan tempat
Kondisi inilah yang dapat kita lihat saat ini di masjid-masjid besar tingkat
oleh sebagian umat Islam untuk menjadikan masjid tidak hanya sebagai sarana
beribadah semata, tetapi juga sebagai sarana kegiatan umat Islam yang lain,
kiranya diperlukan pemikiran dan gagasan inovatif dan sekaligus kemauan semua
membuat banyak kegiatan-kegiatan seperti pengajian rutin setiap hari bagi anak-
anak yang dilakukan mulai dari jam 18:00-20:15 dari tingkat SD sampai dengan
SMA, belajar da’i dan da’iyah sesudah shalat magrib sampai selesai shalat isya,
dan belajar mengaji untuk orang dewasa bagi yang buta huruf yang dipimpin oleh
ibu-ibu majelis taklim mulai dari habis shalat ashar sampai dengan jam 17:00 dan
pengajian majelis taklim yang dirangkaikan setiap bulan kepada ibu-ibu dan
6
Tajuddin Hajma. Manajemen Kemasjidan, h.168
5
hanya pada waktu shalat fardhu saja masyarakat bisa datang ke masjid. Dengan
demikian jama’ah Masjid Besar Al-Amin tidak pernah putus untuk datang ke
Islam akan sangat sulit berkembang. Bukannya semakin maju, mereka malah akan
tersingkir dan semakin jauh tertinggal oleh perputaran zaman. Masjid niscaya
akan berada pada posisi yang stagnan, yang pada akhirnya bisa ditinggal oleh
jamaahnya jika tidak kelola dengan baik. Pengurus masjid harus bekerjasama
manajemen masjid dan mekanisme kerja yang baik. Dengan adanya manajemen
yang baik, modern, dan profesional maka pembinaan masjid dapat difungsikan
secara maksimal.7
Dari kenyataan tersebut, ada perbedaan yang sangat jauh antara masjid di
zaman Rasulullah dengan masjid di zaman sekarang. Saat ini masjid telah
kehilangan fungsinya. Padahal pada zaman Rasul, selain sebagai tempat ibadah,
masjid juga mempunyai fungsi lain yang berhubungan dengan masyarakat seperti
7
Tajuddin Hajma. Manajemen Kemasjidan, h.201
6
sebagai solusi bagi permasalahan sosial yang ada. Seperti program santunan yang
Program peminjaman uang untuk membantu orang yang memiliki kesulitan dana
B. Rumusan Masalah
dikaji dalam skripsi ini adalah “Bagaimana Pelayanan Sosial dan Pendidikan
Masjid Besar Al- Amin terhadap masyarakat yang ada di sekitar wilayah masjid
pelayanan terbaik dalam bidang pelayanan sosial dan pendidikan, dari ajang
Dari pokok permasalahan ini, maka lahirlah sub-sub masalah yang terdiri dari:
8
Moh. E. Ayyub, Manajemen Masjid (Cet. III, Jakarta: Gema Insani Press, 1998), h. 37.
7
keluar dari pokok permasalahan, oleh karena itu penelitian ini difokuskan pada
D. Kajian Pustaka
penelitian yang relevan dengan apa yang menjadi fokus penelitian, untuk itu
dengan judul skripsi; Upaya Peningkatan Pelayanan Anak Balita pada Unit
Pelaksana Teknis Dinas Pusat Pelayanan Sosial, Taman Penitipan Anak (UPTD-
8
Makassar.
Masyarakat.
Tujuan dan kegunaan dari hasil penelitian yang dimaksud antara lain
1. Tujuan Penelitian
2. Kegunaan Penelitian
kepada siapa saja yang membacanya, adapun kegunaan penelitian ini adalah:
atau organisasi yang menyangkut daya saing dan sebagai latihan yang sangat
pemberdayaan masyarakat.
sama. Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk seluruh mahasiswa
dan dosen, terutama bagi mereka yang ingin mengembangkan masjidnya agar
TINJAUAN TEORETIS
abad 19, dewasa ini manajemen sangat populer bahkan dianggap sebagai kunci
Pada zaman modern ini boleh dikatakan tidak ada suatu usaha kerja
manusia untuk mencapai suatu tujuan tertentu yang tidak mempergunakan ilmu
GR. Terry menyatakan bahwa manajemen itu adalah proses yang khas
dilakukan untuk menentukan dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan
menggunakan tenaga manusia dan sumber daya lainnya. 1 GR. Terry adalah tokoh
yang paling terkenal dan populer. Pada awal mula berdirinya atau tampilnya ilmu
manajemen dimotori oleh tokoh tersebut. Pokok pikirannya sudah menjadi buah
(juga disebut unsur manajemen yaitu sumber daya manusia, dana atau sumber
1
H. Zaini Muchtarom, Dasar-Dasar Manajemen Dakwah, h.36.
11
12
memperoleh hasil melalui kegiatan bersama orang lain dalam rangka pencapaian
Islam dari al-Quran maupun hadis yakni idarah masjid yang merupakan ilmu dan
usaha yang meliputi segala tindakan dan kegiatan muslim dalam menempatkan
masjid sebagai tempat ibadah dan pusat kebudayaan Islam. Menurut Drs. Moh. E.
Dari sini, kita bisa merumuskan definisi tersebut, bahwa idarah masjid
adalah suatu proses atau usaha mencapai kemakmuran masjid yang ideal, yang
dilakukan oleh seorang pemimpin pengurus masjid bersama staf dan jamaahnya
terumuskan dengan jelas dan matang, karena salah satu fungsi utama
muslim yang ada juga dapat menggambarkan kualitas dan pengamalan nilai-nilai
ajaran Islam. Bila di suatu daerah ditemukan suatu majid yang besar dan megah,
pasti kesimpulan pertama yang diperoleh adalah tempat tersebut terdapat banyak
kaum muslimin. Namun jika diteliti, masjid besar dan megah itu sepi dari jamaah,
maka akan muncul kesimpulan yang kedua bahwa kaum muslimin di daerah itu,
pemahaman dan pengamalan ajaran agamanya masih kurang atau dengan kata lain
akan tetapi tidak mampu memanfaatkannya sesuai dengan fungsi dan perannya.
Terjemahnya:
jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan
jika kamu berbuat jahat, Maka (kejahatan) itu bagi dirimu sendiri, dan
apabila datang saat hukuman bagi (kejahatan) yang kedua, (kami
datangkan orang-orang lain) untuk menyuramkan muka-muka kamu dan
mereka masuk ke dalam mesjid, sebagaimana musuh-musuhmu
14
Manajemen masjid biasa juga disebut dengan idarah masjid secara garis
masjid, pemeliharaan tata tertib dan ketentraman masjid, pengaturan masjid agar
tetap suci terpandang menarik dan bermanfaat bagi kehidupan dan sebagainya.6
wadah membina umat sebagai pusat pembangunan umat dan kebudayaan Islam
seperti yang telah dicontohkan oleh Rasulullah saw. Idarah binail ruhiy ini
4
Kementrian Agama RI, Al-Quran dan Terjemahannya (Bandung: PT. Sygma Examedia
Arkanleema, 2009), h. 71.
5
Moh. E. Ayyub, Manajemen Masjid (Cet. III, Jakarta: Gema Insani Press, 1998), h. 112.
6
Moh. E. Ayyub, Manajemen Masjid (Cet. III, Jakarta: Gema Insani Press, 1998), h. 13.
15
sebagaimana mestinya.7 sesuai dengan prinsip yang digunakan dalam ilmu idarah
1). Perencanaan
namanya perencanaan, karena tanpa adanya perencanaan yang kita buat kegiatan
tidak akan berjalan dengan optimal. Begitupun cara mendirikan masjid harus
Perencanaan ini sangat penting sebagai penetapan fokus dan sebagai jalan
yang akan ditempuh sehingga semua resource dapat berjalan sesuai dengan
rencana untuk mencapai tujuan dan fokus yang sudah ditetapkan. Tanpa
perencanaan, pekerjaan tidak akan menentu dan tidak terfokus sehingga bisa
berjalan secara lebih terarah dan teratur. Hal ini bisa terjadi dengan merencanakan
secara teratur mengenai hal-hal yang harus dilaksanakan dan bagaimana cara
7
Moh. E. Ayyub, Manajemen Masjid, h 103.
8
Sofyan Syafri Harahap, Manajemen Masjid, Suatu Pendekatan Teoritis dan
Organisatoris (Cet. III, Yogyakarta. Dana Bakti Prima Yasa, 1993) , h. 30.
9
Sofyan Syafri Harahap, Manajemen Masjid, Suatu Pendekatan Teoritis dan
Organisatoris h. 51.
16
berurutan dan dapat diatur sedemikian rupa, tahap demi tahap yang mengarah
masjid berarti secara tidak langsung diumumkan bahwa tempat itu telah ada
sebuah masyarakat muslim, namun dengan demikian tentu saja bukan hal itu yang
rencana jangka panjang. Setelah masjid berdiri sebagai tempat shalat, juga
dijadikan sebagai tempat pusat pembinaan mental keagamaan dan kegiatan sosial
10
Lihat, Abd. Rosyad Shalih, Manajemen Dakwah Islam (Cet. III, Jakarta Bulan Bintang,
1993), h. 54.
17
sebagai pusat pembinaan dan pengembangan agama Islam. Masjid tersebut tidak
hanya dijadikan sebagai tempat shalat, tetapi juga berfungsi sebagai sarana untuk
Sidi Gazalba menyebut bahwa fungsi masjid adalah sebagai pusat ibadah
dan muamalah dan yang memberi fungsi tersebut adalah Nabi sendiri. Selanjutnya
Islam itu terperinci dalam tiga bidang yaitu: Aqidah, Ibadah, Akhlaq dan
Muamalah. Dalam pengertian luas yang dimaksud adalah masalah sosial, politik,
2). Pengorganisasian
setiap kelompok.12 Setiap usaha untuk mencapai tujuan harus melibatkan orang
Oleh karena itu organisasi adalah kumpulan dua orang atau lebih yang
mempunyai tujuan yang sama. Untuk mencapai tujuan tersebut maka perlu
11
Gazalba, Sidi. Masjid Pusat Ibadah dan Kebudayaan Islam, (Jakarta: Pustaka Antara,
Cet. IV. 1983), h.61.
12
Soewarno Handayaningrat, Op, Cit., h. 21.
18
mencapai tujuan bersama, Seperti daftar tugas yang akan dilaksanakan harus
dianalisa dan dibagi dalam berbagai pusat kegiatan merupakan cara kerjasama
melalui fungsi inilah, manajemen masjid akan berjalan dengan efektif, karena
kegiatan-kegiatan nyata.
digunakan dengan cara efektif dan efisien guna tercapainya tujuan organisasi.15
13
Lihat Sofyan Safri Harahap, h. 36.
14
Soewarno Handayaningrat, h. 26.
15
AM. Kadarman, Pengantar Ilmu Manajemen, (Cet. II, Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama 1991), h. 132.
19
untuk mencapai tujuan organisasi saja, tetapi juga untuk menciptakan keyakinan
yang kuat dari masyarakat terhadap pengelola kekayaan dan harta masjid dan
umat, sehingga masyarakat lebih yakin dan akhirnya tidak ragu-ragu menyerahkan
infaq dan sadaqahnya kepada pengurus masjid. Selain itu pengurus juga harus
(a). Mengetahui sejauh mana tugas-tugas masjid yang telah dilaksanakan oleh
peranan yang sangat penting dalam menentukan pencapaian tujuan Masjid Besar
umat.
16
Sofyan Syafri Harahap, h. 47.
17
A.m. Kadarman, h. 134.
20
C. Peranan Masjid
Rasulullah saw adalah masjid yang mampu melaksanakan fungsi dan perannya
baik secara fisik maupun batin. Fisik masjid dipergunakan sebagai tempat
memberi layanan pada masyarakat yang sesuai dengan aturan, mampu memberi
layanan yang partisipatif karena melibatkan masyarakat aktif untuk ikut serta dan
mekanisme pengawasan atau kontrol pada proses, sampai pada evaluasi pelayanan
kepada masyarakat sesuai kebutuhan yang dikelola oleh masjid. Dengan demikian
masjid sangat perlu untuk dijadikan sebagai mitra sentral, baik itu pemerintah,
Peran dan fungsi seolah menjadi kata yang sepadan dari segi pemaknaan,
akan tetapi jika diteliti secara ilmiah peran dan fungsi mempunyai pemaknaan
yang berbeda, begitu pula begitu pula dalam kajian terhadap peran dan fungsi
Pertama adalah proses pemahaman peran masjid. Peran masjid juga sangat
sulit dibedah jika digali dari sudut etimologi, maka yang bisa digunakan adalah
21
subtansinya atau persamaan illat-nya dalam ilmu fiqih dari pendapat atau tulisan-
timbal balik dengan dijadikan pedoman kerja, dengan rumusan “Masjid Membina
18
Jama’ah dan Jama’ah Membina Masjid”. Dengan adanya masjid masyarakat
bisa datang di masjid melakukan shalat dan menjadikan masjid sebagai pusat
memahami peran masjid, masjid tidak lagi dipahami sebagai instrumen pasif
lingkungannya untuk berkembang ke arah yang lebih baik, maka secara luas
sehingga memotivasi lingkungan atau jama’ahnya untuk berdaya dan sadar akan
18
Bayasut. Peranan Masjd Dalam Membina Jama’ah Timbal Balik, dalam buku
Kenangan Masjid Al-Falah. Surabaya: PT. Bina Ilmu Offset 1997).
19
Fokkus Babin Rohis. Pedoman Manajemen Masjid (Jakarta: Yayasan Kado Anak
Muslim 2004), h. 10
22
1. Masjid sebagai pusat kegiatan umat Islam yang meliputi kegiatan sosial,
materi dari wahyu itu sendiri meliputi akhlak, moral dan etika, ekonomi,
seni budaya dan politik. Di Indonesia masjid masih menjadi suatu lembaga
pendidikan yang paling efektif dan dapat dijangkau oleh kondisi sosial
dimensi, sebagai tempat ibadah atau shalat dan sebagai ibadah sosial
20
Fokkus Babin Rohis, h. 10-12.
23
memfasilitasi masyarakat.
yang sejahtera, sehat jasmani dan rohani bahagia dunia dan akhirat.
21
Moh. Roqib. Menggugat Fungsi Edukasi Masjid (Yogyakarta: Grafindo Litera Media,
2005), h. 121-122
24
menghafal al- Quran dan al- Hadis yang di imani sebagai sumber ilmu
berkembang yang tidak hanya fokus pada ilmu agama tetapi menghasilkan
cabang yang lain yaitu linguistik terkait studi sastra dan puisi, filsafat
terkait logika dan mantik, ilmu kalam terkait dengan ilmu tauhid dan studi
22
Moh. Roqib. Menggugat Fungsi Edukasi Masjid Ibid, h. 118.
23
Sidi Gazalba. Masjid Pusat Ibadah dan Kebudayaan Islam (Jakarta: Pustaka Antara,
Cet. IV. 1983), h. 208-210.
25
masjid sebenarnya telah bermakna kepengurusan masjid, namun tidak salah bila
Berikut beberapa hal yang dapat dijadikan bahan renungan para takmir di
Islam, bangunan masjid harus tertata dengan rapi dan bersih agar orang yang
melaksanakan shalat khusyuk dengan tenang bisa mendapat pahala dan berkah di
sisi Allah swt. Sarana yang menunjang ke arah itu haruslah diwujudkan
sedemikian rupa.
sesuatu yang mutlak harus diupayakan. Masjid sebagai pusat pembinaan umat
yang mengacu pada prinsip ajaran Islam tentang keterpaduan antara ibadah
haruslah mampu membawa substansi ajaran Islam keluar melewati batas dinding
beberapa orang. Dengan cara membuat struktur organisasinya paling tidak terdiri
jamaah serta Ri’ayah, yaitu kegiatan yang berkaitan dengan pembangunan fisik
dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk menjaga kerukunan dan
24
Bayasut. Peranan Masjd Dalam Membina Jama’ah Timbal Balik. Dalam Buku
Kenangan Masjid Al-Falah. (Surabaya: PT. Bina Ilmu Offset 1997), h. 159.
27
agar memiliki akidah yang kuat, juga berkewajiban mendorong jamaahnya agar
pemahaman antara yang satu dengan yang lain haruslah tetap dijunjung tinggi.
bersama. Meskipun kadang tidak dapat memuaskan bagi semua pihak, namun
upaya yang baik dilakukan adalah menjadikan dialog atau musyawarah sebagai
tengah masyarakat. Hidup rukun adalah salah satu bentuk amal sholeh, disamping
masih sangat banyak lagi amal-amal kebaikan yang dapat dilakukan. Jangan lupa
Allah dan tidak mengharapkan yang lain kecuali ridho-Nya semata. Pada sisi ini
tempat ibadah dan pusat pembinaan ummat sangat ditentukan oleh kreatifitas dan
mantap disertai amal sholeh (karya positif yang dihasilkan) akan banyak
telah tersebut di atas. Oleh karena itu tanggung jawab takmir masjid di sini dapat
sifat-sifat takabur dan riya’. Tidak pernah membaggakan diri dan besar kepala
karena aktifitas dan kegiatannya yang semarak. Takmir masjid harus rela
dalam pengelolaan masjidnya, maka insya Allah, balasan Allah akan segera
dijumpai.
pengurus masjid.
29
Disamping itu pembagian tugas dalam bentuk uraian kerja tidak jelas,
sehingga bila ada pengurus masjid yang ada hanyalah sebatas pengurus tanpa
adanya struktur pembagian tugas yang jelas, termasuk diantaranya tidak adanya
evaluasi kinerja melalui laporan tertulis dari pengurus dari awal periode hingga
akhir periode, terutama yang berkaitan dengan kekayaan dan hasil kerja pengurus
masjid.
1. Lokasi Masjid
para Nabi dan orang-orang saleh.25 Larangan tersebut dapat dijumpai dari hadis
masjid tempat yang sangat tepat adalah pada tempat yang mudah dijangkau oleh
sebaliknya.
termasuk pada berbagai lembaga dan instansi pemerintah dan swasta. Hal ini
tempat yang dekat dengan tugasnya. Dengan demikian lokasi masjid yang tepat
adalah pada tempat mudah dijangkau oleh jama’ah, sehingga memudahkan warga
25
Yusuf al-Qardhawi. Tuntunan Membangun Masjid. (Cet. 1; Jakarta: 2000), h. 24.
30
2. Status Masjid
Status kepemilikan tanah masjid perlu jelas dengan kata lain, status tanah
suatu masjid bukan tanah sengketa atau tanah yang didapatkan melaui jalan yang
tidak sah. Dalam mazhab Hambali dikemukakan bahwa tanah rampasan atau
tanah sengketa yang paksa maka shalat yang kita lakukan tidak sah jika diatas
tanah tersebut. Jadi orang yang melakukan shalat di atas tanah tersebut harus
mengulang shalatnya ditempat yang lain yang tidak berstatus tanah rampasan.
Sedangkan ulama Hanafi, Maliki, dan Syafi’I juga berpendapat bahwa orang yang
shalat di tanah rampasan akan menjadi berdosa meskipun shalatnya tidak batal. 26
3. Luas Masjid
ada di suatu wilayah atau kampung tersebut dengan menyesuaikan keadaan dan
masjid tingkat kecamatan demikian pula dengan tingkat desa dan RT.
4. Eksistensi Masjid
yang jelas dan luas yang cukup, maka volume kegiatanpun harus beragam
26
Yusuf al-Qardhawi. Tuntunan Membangun Masjid. h. 20.
31
didamnya. Tidak sedikit masjid yang dibangun yang diikuti dengan berbagai
kegiatan yang sangat bermanfaat bagi jama’ah, begitu sebaliknya tidak sedikit
pula masjid yang sunyi dari kegiatan pembinaan jama’ah. Padahal masjid yang
dibangun oleh umat dan umat dibangun oleh masjid. keterkaitan dengan keduanya
banyak masjid yang megah tetapi jama’ahnya sangat kurang terutama di waktu
subuh.27
antara lain:
secukupnya.
b. Muballigh
27
Moh. E. Ayyub. Manjemen Masjid Petunjuk Praktis Bagi Para Pengurus (Cet. IV,
Jakarta: Gema Insani Press), h. 17.
32
Nabi, sebab Nabi tidak pernah meninggalkan dan mudah ditemui oleh
karena itu muballigh cenderung dianggap sebagai pelengkap dari suatu masjid.
5. Dinamika Masjid
dan masalah-masalah sosial yang dilakukan oleh umat Islam merupakan suatu
cermin adanya dinamika masjid. Makmur atau sepinya masjid sangat ditentukan
oleh umat Islam, oleh karena itu dinamika masjid adalah adanya berbagai aktivitas
adalah:
a. Adzan
Salah satu dinamika masjid adalah terdengarnya adzan setiap waktu shalat,
b. Shalat Berjama’ah
semaraknya suatu masjid. Alunan suara ayat al-qur’an akan memperdalam iman
orang yang membacakan dan mendengarkannya. Oleh karena itu, apabila masjid
banyak diwarnai dengan bacaan al-quran akan menjadi bukti adanya dinamika
masjid.
d. Problematika Masjid
diperhatikan. Sebab pengurus masjid ditetapkan atas dasar demokrasi dari jama’ah
sendiri. Amanah yang diemban oleh pengurus masjid merupakan amanah yang
yang jelas, terutama administrasi keuangan yang harus dilaporkan secara berkala.
akan tertinggal.
34
jama’ah itu pasif. Oleh karena itu pengurus masjid harus mempunyai dasar
yang tidak bisa dihindari karena merupakan potensi yang sangat penting, sebab
dalamnya, kecuali shalat fardhu dan shalat jum’at maka masjid ini akan jauh dari
fungsi masjid dengan baik. Sebab tidak sedikit orang yang akan mengunjungi
suatu masjid akan batal karena tidak adanya tempat wudhu atau airnya kosong.
35
Masjid merupakan tempat suci umat Islam, disinilah umat Islam beribadah
menghadapkan wajahnya kepada Allah swt. Oleh karena itu masjid harus dijaga
dijaga yaitu:
mengelola masjid. karena mengelola masjid dengan baik dan penuh tanggung
jawab merupakan cermin akhlak yang baik dan mulia. Pengurus masjid yang
berakhlak mulia tentu ia akan bertindak dan berbuat serta berfikir baik tenyang
baik. Pengurus perlu membina jama’ahnya agar mereka memiliki akhlak yang
sandal di masjid. Seringnya kehilangan sandal di suatu masjid akan membuat citra
suatu masjid akan terpuruk dan jama’ah akan enggan kemasjid karena atakut
kehilangan sandal.
36
Kebersihan masjid menjadi daya tarik tersendiri bagi jama’ah yang harus
dijaga dengan baik. Masjid yang bersih akan menjadikan suasana beribadah akan
tenang dan khusyuk. Sebaliknya apabila masjid kotor akan menjadikan orang
jama’ah.
ibadah yang secara rutin dan terencena dengan organisasi dan pembagian tugas
yang tepat dan transparan. Masjid yang makmur adalah masjid yang berhasil
shalat taraweh. Di samping itu terdapat pula ibadah spiritual lainnya yakni
28
Moh. E. Ayyub. Manjemen Masjid Petunjuk Praktis Bagi Para Pengurus, h. 72.
29
Moh. E. Ayyub. Manjemen Masjid Petunjuk Praktis Bagi Para Pengurus Ibid, h.93.
37
dilakuka berupa pesantren kilat setiap yang dilakukan setiap Ramadhan, pelatihan
akan menjadikan masjid memiliki nilai plus tersendiri dalam meggerakkan roda
pembinaan umat.
maka salah satu kegiatan masjid yang perlu mendapat perhatian adalah kegiatan
sekarang.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
merupakan suatu cara dalam mendapatkan informasi dari objek penelitian. Agar
hasil penelitian yang ditemukan dapat menjadi pengetahuan yang teruji maka
penelitian dan tujuan yang ingin dicapai dapat memberikan hasil yang optimal.
Bagian ini berisi tentang jenis dan lokasi penelitian, pendekatan penelitian,
metode dan teknik pengumpulan data, instrumen penelitian dan berbagai cara
1. Jenis Penelitian
untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelilitian
secara holistik dengan cara deskriptif dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada
interprestasi yng tepat. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
studi kasus, yang menurut Maxfield adalah penelitian tentang status subjek
1
Moleong, Lexy J. Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2010) edisi revisi, cetakan ke-2, h. 125.
38
39
penelitian yang berkenaan dengan suatu fase spesifik atau khas dari keseluruhan
mempelajari latar belakang dan interaksi lingkungan dari unit-unit sosial yang
menjadi subjek, yang bertujuan memberi gambaran latar belakang, sifat, dan
karakter khas dari kasus yang kemudian dijadikan suatu hal yang umum. 2
2. Lokasi Penelitian
kegiatan.3 Oleh karena itu penelitian ini akan di lakukan di suatu Masjid di Kota
tempat, pelaku dan kegiatan yang ada di masjid tersebut. Adapun lokasinya di
B. Metode Pendekatan
1. Pendekatan Manajemen
adanya pembagian kerja, tugas, dan tanggung jawab ini maka terbentuklah kerja
sama dan keterikatan formal dalam suatu organisasi. Dalam organisasi ini maka
2
Mohammad,Natsir. Metode Penelitian (Jakarta: Ghalia Indonesia 2003), Cetakan ke-5,
h. 51.
3
S. Nasution, Metode Naturalistik Kualitatif (Bandung: Tarsitno, 1996), h. 43.
40
pekerjaan yang berat dan sulit akan dapat diselesaikan dengan baik serta tujuan
2. Pendekatan Sosiologi
adalah pengaruh timbal balik antara berbagai segi kehidupan bersama, dan segi
kehidupan agama, antara segi kehidupan hokum dengan segi kehidupan ekonomi,
C. Sumber Data
Sumber data utama pada penelitian kualitaif menurut Lofland dan Lofland
berupa kata-kata, tindakan, selebihnya adalah data tambahan dan dokumen dan
lain-lain. 5 Maka berdasarkan Lofland dan Lofland seperti penjabaran di atas akan
1. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung oleh peneliti
Sumber data primer dicatat melalui catatan tertulis atau melalui rekaman
video/audio tapes, pengambilan foto atau film. Dalam penelitian ini objek yang
diobservasi adalah segala hal yang berkaitan dengkan masjid maupun tokoh
4
Malayu Hasibuan, Manajemen: Dasar, Pengertian, dan Masalah (Ed. Revisi, Cet. 6
Jakarta: Bumi Aksara, 2007), h. 3.
5
Moleong, Lexy J. Metode Penelitian Kualitatif (Cetakan ke-27), h. 192.
41
masyarakat yang terlibat dalam pelayanan sosial di Masjid Besar Al-Amin Kec.
(orang utama) yang mengetahui hal ihwal tentang Masjid Al-Amin dalam konsep
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari pihak lain yang bukan
sumber utama, yang bersifat data-data tambahan. Sumber data tambahan ini
biasanya berasal dari dokumen tertulis mulai dari karya ilmiah populer, laporan
semua buku atau catatan tertulis yang relevan dengan objek penelitian. Data
analisis dan kesimpulan penelitian, yang bisa diperoleh dari internet, buku-buku,
adalah data yang dapat di percaya kebenarannya yang mencakup ruang yang luas
serta dapat memberikan gambaran yang jelas untuk menarik kesimpulan.6 Data
yang di butuhkan dalam penulisan skripsi secara umum terdiri dari data yang
6
J. Supranto, Metode Riset, Aplikasinya Dalam Pemasaran (Jakarta: Lembaga Penerbit
FE-UI, 1998), h. 47.
42
1. Data Observasi
merupakan bagian data primer, definisi observasi adalah cara pengambilan data
dengan menggunakan mata tanpa ada pertologan alat standar lain, dengan tetap
secara sistematis dan dihubungkan dengan proposisi umum bukan hanya fokus
pada hal yang menarik perhatian saja, keempat dikontrol atas validitas dan
reliabilitasnya. Inti dari observasi penelitian ini adalah untuk memperoleh data
primer utama di lapangan terkait proses manajemen dan bagaimana cara untuk
masjid.
2. Wawancara
Wawancara adalah tanya jawab lisan antara dua orang atau lebih secara
7
Moleong, Lexy J. Metode Penelitian Kualitatif (Cetakan ke-27), h. 121.
43
tujuan penelitian dengan cara Tanya jawab, sambil bertatap muka antara si
wawancara).
3. Dokumentasi
sekunder, data yang didapatkan untuk penunjang data yang langsung didapat dari
pihak pertama.
mengenai gambaran umum dusun dan gambaran yang diambil saat wawancara
E. Instrumen Penelitian
mengumpulkan data agar kegiatan tersebut menjadi lebih sistematis dan mudah
untuk mencari data yang akurat. Untuk pengumpulanya dibutuhkan beberapa alat
untuk mendapat data yang dibutuhkan dalam sebuah penelitian. Penulis akan
pedoman wawancara dan telaah kepustakaan seperti buku, foto, dokumen serta
suatu penelitian ilmiah, data yang terkumpul tanpa dianalisis menjadi tidak
44
bermakna dan menjadi data yang mati, maka dalam tahap analisis data ini
memberi makna dan nilai yang terkandung dalam data. Jika kita memakai metode
penelitian kualitatif maka kita memakai analisis data non statistik. Analisis ini
berdasar pada pola pikir ilmiah, yang mempunyai ciri sistematis dan logis.8
1. Reduksi Data
dapat diambil. Peneliti mengololah data dengan bertolak pada teori-teori untuk
didapat, apakah data tersebut sudah cukup dan dapat segera dipersiapkan untuk
proses selanjutnya.
2. Penyajian Data
8
Moh. Kasiran, Metodologi Penelitian: Refleksi Pengembangan Pemahaman dan
Penguasaan Metodologi Penelitian (Yogyakarta: UIN Maliki Press, 2010), h.129.
9
Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif (Jakarta: Bina Aksara, 2006), h. 54.
45
3. Penarikan Kesimpulan
10
Mile, M.B dan Huberman, A.M, Analisis Data Kualitatif (Jakarta: UI Perss, 1992), h.
85.
BAB IV
HASIL PENELITIAN
pembinaan umat, tempat pelayanan dan informasi serta wadah pemersatu ummat
Rasulullah saw, maka diadakan pertemuan Panitia Hari Besar Islam (PHBI)
Pada tanggal 12 Mei 1989 muncul ide untuk membangun sebuah masjid
berukuran besar sebagai lambang pemersatu umat Islam di Perumnas Antang, dan
1
Dr. H. Ibrahim Saman, MM. Ketua Umum Masjid Besar Al-Amin, wawancara tanggal 8
Februari 2016.
46
47
nama Masjid Raya Al-Amin dirubah menjadi Masjid Besar Al-Amin karena
kecamatan, dan pemberian nama Masjid Raya ditetapkan menjadi untuk kawasan
masjid provinsi.
pemerintah pusat (Banpres) di atas lokasi tanah seluas ±2500 m2 dengan Surat
Izin Membangun (IMB) dari Pemda Kotamadya Ujung Pandang, peletakan batu
pertama dimulai pada tanggal 5 Oktober 1990 oleh Wali Kotamadya Ujung
Pandang Bapak Suwahyo. Dengan luas bangunan masjid tahap 1 yaitu 20x20 M2,
Antang tidak mampu lagi menampung jama’ah Jum’at, Tarwih dan Shalat Hari
H, dengan kondisi belum selesai, fasilitas penunjang yang dimiliki oleh Masjid
2
Muhammad Arif, Surat Rekomendasi Pembangunan, No. Mt.1/2-c/BA.01.1/2/ Tahun.
1991
48
dengan isi:
a. Empat meja kerja dan 6 kursi untuk Ketua Umum, Sekretaris, Bendahara dan
Majelis Taklim.
b. Satu buah lemari arsip dan 1 buah lemari perpustakaan, dan 1 kamar tidur
c. Satu tempat tidur praktek pelayanan kesehatan, papan struktur organisasi, data
Visi:
Menjadikan Masjid Besar Al-Amin Sebagai Pusat Syiar Islam di Kawasan Timur
Kota Makassar.
Misi:
Menjadi pusat:
sosial yang ada di masyarakat berbeda-beda antara tokoh satu dengan lainnya.
sosial masyarakat.3
masyarakat itu sendiri. Dampak yang muncul juga sangat beragam, baik dampak
3
Muhidin. Pengantar Kesejahteraan Sosial. Bandung: Sekolah Tinggi Kesejahteraan
Sosial, 1992, h. 112
50
5. Meningkatkan pengangguran
Masjid Besar Al-Amin melayani secara gratis bagi warga masyarakat yang
mempunyai kerabat atau keluarga yang meninggal dunia mulai dari memandikan
sampai menguburkan dan ta’ziah untuk warga Muslim yang kurang mampu,
jadi warga di Kecamatan Manggala setiap ada warga yang meninggal dunia harus
Berdasarkan hasil wawancara dari Bapak Yusuf jama’ah Masjid Besar Al-
menerangkan bahwa bantuan yang diperoleh dari masjid berupa guru tenaga
kursi untuk jama’ah kalau ada ta’ziah dan membantu menginformasikan ustadz
4
Ibrahim Saman. Ketua Umum Masjid Besar Al-Amin, wawancara tanggal 28 Februari
2016.
51
yang ingin dipanggil menjadi pembawa materi acara ta’ziah, dan jika masyarakat
tidak mendapatkan lokasi untuk menguburkan mayat maka panitia masjid yang
dengan biaya sendiri.5 Jadi Masjid Besar Al-Amin hanya dapat membantu
mengadakan apa yang dibutuhkan masyarakat yang sedang berduka cita bukan
b. Sunnatan Massal
dalam sunnatan dengan lengkap. Jadi tinggal masjid menyediakan ruangan dan
Menurut Bapak Ibrahim Saman kalau kita tidak mencari dan mengajak
masyarakat untuk datang ke masjid mereka tidak mau datang ke masjid karena
5
Muh. Yusuf. Jama’ah Masjid Besar Al-Amin, wawancara tanggal 11 Maret 2016.
6
Ibrahim Saman. Ketua Umum Masjid Besar Al-Amin, wawancara tanggal 28 Februari
2016.
52
mereka beranggapan bahwa orang yang datang ke masjid itu hanyalah orang-
orang pengurus yang terlibat dalam kepengurusan kegiatan masjid. Jadi kita harus
menyempatkan waktu untuk datang ke masjid setiap ada kegiatan, agar hati
mereka bisa terbuka untuk datang ke masjid selain kita mendapat pahala juga
mendapat berkah dan tambahan ilmu. Karena di ajak saja belum tentu pasti mau
terkena musibah baik yang dirawat di Rumah Sakit maupun tidak, karena selain
segera sembuh dari sakitnya. Hal ini dapat menentramkan hati orang yang
sedang sakit.
2). Dapat menumbuhkan semangat, motivasi, dan sugesti terhadap kerabat yang
sedang sakit, hal ini dapat menjadi kekuatan khusus dari dalam jiwanya untuk
7
Ibrahim Saman. Ketua Umum Masjid Besar Al-Amin, wawancara tanggal 28 Februari
2016.
53
melawan sakit yang dialaminya. Dengan cara kita mencari tahu apa yang
mungkin menjadi salah satu alasan lain yang membuat kita sebagai manusia
dimana hal tersebut sudah dianggap sebagai kewajiban bagi kita sesama muslim
terhadap saudara seiman sendiri. Terlebih lagi, jika kita memiliki hubungan yang
dekat dengan orang-orang itu seperti misalnya sahabat, keluarga, atau saudara kita
yang satu nasab. Mengingat betapa pentingnya menjenguk saudara seiman kita
yang sedang sakit, Allah swt. Tentu saja memberikan imbalan akan apa yang kita
lakukan, dimana jika kita melakukannya maka kita akan mendapatkan amalan
yang dinilai paling utama untuk mendekatkan kita kepada pencipta jagat raya dan
segala di dalamnya yaitu Allah swt. Dan kepada surga, rahmat, serta ampunan
untuk orang dewasa maupun orang tua, seperti yang telah dilakukan pada bulan
Setiap hari raya Idul Adha Warga Perumnas Antang yang ingin berkurban
dibentuk arisan kurban untuk siapa saja yang jumlahnya dalam setiap kelompok
terdiri dari tujuh orang untuk 1 ekor sapi. Jadi yang ingin berkurban di masjid
dianjurkan untuk segera mendaftarkan namanya sebelum tiba hari raya Idul Adha,
karena selain dapat meringankan beban ekonomi juga dapat dijangkau oleh
kurban.
berbagi kepada para mukmin lain, yang pastinya mereka yang kurang mampu.
Dengan adanya kurban ini masyarakat yang kurang mampu juga ikut merasakan
berkurban di hari Idul Adha. Berqurban adalah salah satu amalan kita yang dapat
yang cukup dalam hal harta, hendaknya kita menyisihkan sebagian harta kita
9
Amiruddin, tokoh Agama Masjid Besar Al-Amin. Wawancara pada tanggal 01 Maret
2016
55
dermawan dapat dilatih dengan berqurban. Agar harta kita tidak akan habis jika
digunakan di jalan Allah swt. Bahkan Allah dapat menambahkannya berkali lipat.
Perintah untuk berqurban sebagai suatu amalan yang baik. Oleh karena itu,
berqurban berarti melakukan apa yang diperintahkan Allah swt. Sehingga dapat
Maka amalan tersebut akan dicatat oleh malaikat sebagai amalan baik kita. Allah
menolong satu dengan yang lain karena kegiatan ini tidak akan mungkin bisa
Rahasia berkah idul adha adalah menambah rezeki. Rezeki yang kita
miliki hendaknya disisihkan sebagian untuk hal kebaikan. Bisa dengan sedekah,
zakat, ataupun dengan berqurban ini. Harta kita akan menjadi berkah jika kita
syarat yang harus terpenuhi, seperti orang tersebut mampu untuk melakukannya.
Banyak orang yang mampu tapi mereka tidak mau untuk berqurban. Namun,
apabila kita mampu dan mau menjalankannya. Maka hal ini menunjukkan bahwa
Sosialisasi yang dilakukan akan menjaga silaturahmi. Kita akan saling bekerja
Manfaat dan keutamaan berkurban di hari idul adha ialah manfaat berikut.
Daging mempunyai manfaat gizi yang cukup banyak untuk kesehatan kita.
harga daging yang cukup tinggi. Kalangan bawah sangat jarang untuk bisa
mereka.
Sehingga masjid akan ramai orang yang sedang melakukan amalan berqurban.
Memakmurkan masjid adalah salah satu perintah Allah swt. Untuk umat muslim.
Oleh karena itu dengan berqurban kita akan sekaligus memakmurkan rumah Allah
tersebut.
Besar Al-Amin yang di mulai dari Blok 1 sampai dengan Blok 3 diwajibkan
Masjid Al-Amin berjumlah sekitar 250 KK, dan kalau dihitung jumlah
pekarangan masjid yang sekarang dalam masa pekerjaan dan juga untuk
bulannya.10
10
Ibrahim Saman. Ketua Umum Masjid Besar Al-Amin, wawancara tanggal 28 Februari
2016.
58
dari pemerintahan yang bekerjasama dengan Dinas Sosial berupa Bingkisan atau
Parcel untuk diberikan kepada seluruh jama’ah yang rajin datang ke masjid
melakukan ibadah di Bulan Suci Ramadhan, dengan harapan agar jama’ah Masjid
dari kota badan pengumpulan zakat, dengan melihat hal demikian warga
masyarakat akan kasusahan untuk mendapat tempat penyaluran zakat, maka dari
itu panitia pengurus masjid terbuka untuk menjadikan masjid sebagai tempat atau
wadah yang strategis untuk mengumpulkan zakat maupun infak dan sadaqah
bantuan pemerintah kota makassar yang dapat digunakan oleh seluruh warga Blok
1,2 dan 3 di sekitar wilayah Kecamatan Manggala dan sekitarnya jika ada
administrasi pengelola. selama mobil siap pakai di dalam garasi (tidak sedang
digunakan untuk kepentingan yang sama oleh pengguna lain atau rusak).
dari perkembangan penduduk yang tidak merata atau adanya pemusatan penduduk
mereka tidak perlu sekolah terlalu tinggi (khususnya untuk anak perempuan).
sama sekali.
daerah-daerah terpencil.
Untuk menghindari hal-hal tersebut di atas maka panitia Masjid Besar Al-
Amin mengadakan rapat kerja kepada semua panitia dan masyarakat untuk
11
Ibrahim Saman. Ketua Umum Masjid Besar Al-Amin, wawancara tanggal 8 Februari
2016.
60
Kondisi santri TPA Masjid Besar Al-Amin dari data bulan April 2015
jumlah santri ada 325 orang santri terdiri tiga kelompok, kelompok A 100 0rang,
kelompok B 128 orang dan kelompok C 97 orang.12 Pada bulan juni 2015
diadakan acara wisuda penamatan santri yang berjumlah ±75 orang jadi sisa
jumlah santri 250 orang, kemudian pada tahun 2016 jumlah santri bertambah lagi
283 orang, dan pada bulan juni di adakan wisuda banyaknya santri yang ikut
wisudah berjumlah 150 orang jadi sisa santri sampai bulan agustus berjumlah 133
orang. Pengelola TPA Masjid Besar Al-Amin tidak membatasi umur bagi anak-
anak yang mau belajar di TPA, pengelola akan menerima kapan saja. Tenaga
pengajar jumlahnya 3 orang yakni: Drs. H. Muhyani, Drs. H. M. Basri T, dan Dra.
Hj. Rosmiaty L. Dengan waktu belajar belajar antara Magrib dan Isya kurang
lebih 50 menit dalam sekali pertemuan. 5 kali pertemuan dalam satu minggu
1). Metode Iqra’ bagi yang baru permulaan belajar huruf Arab.
3). Hafalan surah-surah pendek mulai dari surah Annas s/d Ad-Dhuha.
12
Muh. Basri. Guru TPA Masjid Besar Al-Amin Kecamatan Managgala Makassar,
wawancara tanggal 14 Agustus 2016.
61
mengamanahkan kepada kami seksi pendidikan, agar mengelola TPA yang ada di
lingkungan Masjid Besar Al-Amin dengan harapan agar para santri mampu
membaca dan menulis huruf al-Qur’an melalui panduan buku iqra’ dari jilid ke
jilid berikutnya, dan dapat membaca al-Qur’an dengan baik dan benar dari jus 1
s/d 30, mengafal surah-surah pendek, bacaan shalat dan tata cara shalat dan
Dengan melihat banyaknya remaja Masjid Al-Amin ±100 orang kita harus
memiliki peranan yang sangat penting, karena kaum remaja dan pemuda
merupakan generasi harapan yang menjadi tulang punggung dan harapan besar
bagi kemakmuran masjid pada masa kini dan mendatang. Oleh karena itu kita
sebagai orang tua yang nantinya akan digantikan oleh kaum yang muda harus
1). Agar para remaja senantiasa terikat hatinya terhadap masjid sehingga
13
Muhyani. Laporan Pertanggung Jawaban Pengelola TPA Masjid Besar Al-Amin Tahun
2012-2016.
62
2). Agar para remaja dapat melatih diri dengan berbagai cara dalam
3). Agar para remaja dapat melatih diri dengan berbagai keterampilan dan
yang tinggi.
berikut:
dalam hal ini, karena generasi muda merupakan generasi harapan yang dapat
memajukan umat, bangsa dan Negara. Apabila kaum remaja dan pemuda sudah
63
memiliki keterpautan dengan masjid, maka ia akan menjadi remaja dan pemuda
yang tangguh, kuat akan imannya, dan baik budi pekertinya (akhlaknya). 14
libur sekolah. Dengan masukan dari orang tua murid merasa sangat terbantu
dengan adanya kegiatan pesantren kilat. Karena menurut Ibu Devi waktu libur
sekolah jika tidak diarahkan kepada hal yang positif akan berakibat buruk seperti
bermain petasan, main game, pergi ke warnet itu semua yang di lakukan kalau
biasanya di gunakan untuk kegiatan belajar disekolah kini banyak waktu kosong.
Waktu leluasa itu bisa jadi digunakan oleh mereka dengan kegiatan kurang
berguna. Apalagi jika orangtuanya sibuk dengan berbagai aktifitasnya. Anak tidak
diperhatikan lagi bagaimana dan berbuat apa mereka bebas tidak ada yang
Pada kegiatan Pesantren Kilat Anak-anak atau remaja peserta didik bisa
diarahkan kepada kegiatan yang positif, yang sudah barang tentu akan banyak
14
Ibrahim Saman. Ketua Umum Masjid Besar Al-Amin, wawancara tanggal 28 Februari
2016.
15
Deviani, Warga Masyarakat Kecamatan Manggala (Jama’ah Masjid Besar Al-Amin).
Wawancara 01 maret 2016.
64
masyarakat bisa tahu kalau tahun baru umat Islam adalah 1 Muharram bukan 1
Januari. Panitia mengupayakan agar suasana tahun baru ummat Islam bisa
dirasakan dengan nikmat dan khusuk, juga sebagai ajang pembinaan dan motivasi
indah. Dan dapat menanamkan kecintaan pada kaum muslim untuk terus
bulannya baik untuk Ibu-Ibu, Bapak-Bapak dan Remaja dengan tujuan untuk
sehingga dapat tercipta manusia muslim yang bertakwa kepada Allah, yang mana
1). Meningkatkan keimanan dan memberantas buta Agama dan buta huruf al-
Qur’an.
3). Menerapkan ajaran Islam dalam lapangan sosial, pendidikan, budaya dan
kesehatan.
5). Mendorong agar selalu belajar dan gemar membaca dan memperluas
f. Tabligh Akbar
umat. Jadi, Tabligh Akbar itu sesungguhnya adalah upaya membangun persatuan
umat untuk melakukan komunikasi intelektual, spiritual dan sosial antara sesama,
66
suasana kerinduan dan kebersama’an warga sehingga tujuan agama dan tujuan
Dengan diadakannya lomba da’i cilik Panitia PHBI dengan mudah dapat
melahirkan da’i mudah yang berkualitas dengan melihat sejauhmana potensi yang
dimiliki anak-anak muda jaman sekarang dan dapat mengembangkan potensi dan
keimanan, ibadah, akhlakdan al-Qur’an untuk menjadi da’i dan da’iah yang
kompeten.
h. Lomba Adzan.
oleh kaum tua. Anak-anak, terutama siswa SD yang merupakan generasi penerus
tidak banyak yang dapat atau berani untuk mengumandangkan. Hal ini tentu
sangat disayangkan sekali. Maka dari itu, pengurus masjid kiranya perlu diadakan
suatu acara yang dapat menstimulus anak dengan melaui lomba adzan yang
dilakukan di Masjid Besar Al-Amin adalah mulai dari tingkat SD sampai SMA kelas XI
dengan tujuan Menimbulkan rasa percaya diri terhadap anak-anak untuk dapat
melakukan adzan di masjid dan masyarakat dapat melihat bakat yang ada dalam
diri siswa-siswa tersebut dan pengurus masjid dapat menjadikan sebagai bibit-
bibit calon adzan untuk selanjutnya. Karena biasanya hanya orang yang lanjut
usia yang adzan, yang terkadang cara pengucapannya sudah tidak terlalu fasih
karena kekurangan terhadap struktur gigi yang sudah rapuh dan pemahaman yang
67
sudah kurang, maka akan lebih baik jika generasi yang muda harus belajar lebih
masyarakat muslim untuk datang ke masjid melakukan shalat maka orang yang
melakukan adzan harus fasih dan berhati-hati dalam mengumandangkan agar apa
yang di ucapkan benar sesuai dengan makna adzan itu sendiri dan jamaah sekitar
juz ammah, paling tidak mulai dari surah An-Nas s/d Ad-Dhuha untuk melatih
kecerdasan dan pola pemahanan murid yangi dimulai dari sejak dini. Untuk
ammah dengan serentak dan mengikuti petunjuk dari guru mengaji sebagai
Pengetahuan dan keterampilan menghafal yang murid kuasai dari ayat-ayat al-
Qur’an yang telah dipelajari, tidak berhenti pada taraf sekedar tahu atau terampil
68
menghafalkan saja. Kondisi itu tentu di lanjutkan dengan proses pembiasaan agar
apa yang telah ia ketahui dan kuasai tidak di lupakan. Agar pengetahuaan yang
didapatkan dapat menyatu dengan kepribadiaannya, hal ini dimaksudkan agar apa
yang ia ketahui atau kuasai tidak sekedar tahu,tetapi diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari dan tidak mudah dilupakan.Misalnya setiap akan tidur, anak terbiasa
waktu-waktu yang khusus misalnya Bulan Ramadhan, Bulan Haji, Bulan Maulid,
dan Tahun Baru Hijriyah. Sebagaimana salah satu fungsi masjid adalah fungsi
tidak hanya untuk melaksnakan shalat, namun dalam pertemuan tersebut terdapat
komunikasi dan kepentingan bersama. Hal ini akan membentuk kesatuan sosial
Muslim.
masyarakat yang ada di sekitarnya. Dalam konteks inilah masjid tidak saja
dipandang sebagai instrumen keagamaan tetapi juga instrumen sosial yang dapat
Tanggung jawab terbesar terletak pada ketua pengurus masjid karena ketua adalah
pimpinan dari jama’ah atau para pengurus masjid. Gagalnya suatu kepengurusan
itu tergantung dari arahan ketua dewan pengurus masjid apabila pengurus masjid
tidak mempunyai keahlian dan kepemimpinan yang baik, maka wewenang yang
3), Disiplin
pengurus masjid.
masyarakat, ummat, yang di ridhoi oleh Allah swt. Melalui fungsi yang dapat
bagaimana kita mengelola masjid dengan benar dan profesional sehingga dapat
yaitu masyarakat yang baik, sejahtera, rukun, damai, dengan ridho, berkah,
bagaimana kita membuat masjid, jamaah, sistem, sumber dana dan penggunaanya,
dan kegiatannya, terlaksana dengan baik sehingga masjid ini dapat menjadi pusat
depan. Melalui leadership pengendalian visi dan value, perencanaan yang baik
serta pembagian tugas yang dilaksanakan dan program yang dimiliki oleh masing-
71
masing setiap kelompok, Masjid Besar Al-Amin mampu bersaing dengan masjid
Dari hasil penelitian beberapa masjid yang diikut lombakan pada saat
IMMIM AWARDS Masjid Besar Al-Amin yang terpilih sebagai masjid terbaik
para pengurus masjid sampai dengan data observasi yang telah dilakukan tim
penilai. Karena memiliki banyak kegiatan yang unggul terhadap jama’ahnya dan
mampu mendidik TK/TPA dengan memiliki banyak murid yang aktif berjumlah
325 dari beberapa tingkatan kelompok, dan memiliki para pengurus yang aktif
adanya laporan pertanggung jawaban pada setiap kegiatan. Sehingga Masjid Besar
Al-Amin yang mampu terpilih sebagai masjid terbaik dengan kriteria pendidikan
dan keputusan kepala kantor departemen agama kota makassar Nomor 43 tahun
2003 tanggal 29 mai 2003 tentang penetapan juara-juara masjid tauladan tingkat
tingkat provinsi Masjid Besar Al-Amin juga terpilih sebagai masjid tauladan
72
tingkat provinsi Sulawesi Selatan tahun 2003 yang dilaksanakan oleh kantor
Harapan I. Dan pada tahun 2015 Masjid Besar Al-Amin juga mendapat
Dari beberapa hasil prestasi yang telah dicapai Masjid Besar Al-Amin
sarana dan prasarananya mampu dikelola dengan baik dan dapat dijadikan sebagai
contoh fungsi masjid pada zaman Rasulullah saw. Dengan cara melakukan
yang konseptual.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
sebelumnya, maka penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa Masjid Besar Al-
sosial dan pendidikan kepada jama’ah dan memberikan layanan informasi dan
jenazah bagi warga yang meninggal dunia dan ta’ziah, Sunnatan Massal ,
tetap setiap bulan bagi pegawai negeri maupun swasta, Melayani penerimaan dan
serta tanggung jawab penyelenggara melalui visi dan misi yang telah diterapkan.
73
74
mampu mendidik anak santri TPA sebanyak 325 , pesantren kilat setiap bulan
ramadhan, majelis ta’lim, lomba festival anak soleh yang dapat menguji
kecerdasan dan kemampuan anak-anak serta masyarakat atau jama’ah masjid dan
dapat melatih diri dengan berbagai cara dalam membentuk diri menjadi manusia
berilmu, beriman, bertakwa, berbudi luhur dan berakhlak mulia, serta jasmani dan
rohani.
B. Implikasi Penelitian
alangkah lebih bagus lagi jika Masjid Besar Al-Amin dapat membuat yayasan
pendidikan seperti Taman Hafidz Qur’an bagi anak-anak dan remaja dibidang
membawa orang tua dan keluarganya kedalam surga dan jauh dari perbuatan
Dengan cara memicu potensi spiritual yang ada pada diri semua birokrat
potensial spiritual agar bekerja dengan kesungguhan hati yang bernilai ibadah
3. Untuk warga masyarakat harus lebih aktif lagi untuk mengikuti kegiatan
dalam kegiatan rutin dalam sholat berjama’ah merupakan modal awal untuk
masyarakat bisa hadir maka para pengurus bisa megajak untuk terus aktif
pusat kegiatan sosial bisa terwujud jika masyarakat dan pusat kegiatan
kegiatan tersebut.
76
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, Azhar. Pokok-Pokok Manajemen Praktis Bagi Pemimpin dan Eksekutif .
Cet. 1; Montreal; Me Gill University, 1996.
Ayyub,Moh. E. Manajemen Masjid. Cet. III, Jakarta Gema Insani Press, 1998.
Al-Qardhawi,Yusuf. Tuntunan Membangun Masjid. Cet. 1, Jakarta: 2000.
Bayasut. Peranan Masjd Dalam Membina Jama’ah Timbal Balik. Dalam Buku
Kenangan Masjid Al-Falah. Surabaya: PT. Bina Ilmu Offset 1997.
Bungin, Burhan. Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma, dan Diskursus
Teknologi Komunikasi di Masyarakat. Ed. 1. Cet. III, Jakarta: Kencana,
2008.
Departemen Agama RI. Al-Qur’an dan Terjemahnya.
DW, Nana Rukmana. Masjid dan Dakwah: Merencanakan, Membangun dan
Mengelola Masjid. Jakarta Al-Mawardi Prima, 2002
Gazalba, Sidi. Masjid Pusat Ibadah dan Kebudayaan Islam. Jakarta: Pustaka
Antara, Cet. IV. 1983.
Hajma, Tajuddin.”Manajemen Kemasjidan”. Makalah yang disajikan selama
proses perkuliahan berlangsung di Universitas Islam Negeri Alauddin
Makassar, Kampus II Samata-Gowa 2014.
Harahap, Sofyan Syafri. Manajemen Masjid, Suatu Pendekatan Teoritis dan
Organisatoris. Cet. III, Yogyakarta: Dana Bakti Prima Yasa, 1993.
Hasibuan, Malayu S.P. Manajemen: Dasar, Pengertian, dan Masalah. Ed. Revisi,
Cet. VI, Jakarta: Bumi Aksara, 2007.
Kadarman, A.M. Pengantar Ilmu Manajemen. Cet. II, Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama 1991.
Kasiran, Moh. Metodologi Penelitian Refleksi Pengembangan Pemahaman dan
Penguasaan Metodologi Penelitian. Yogyakarta: UIN Maliki Press, 2010.
Kriantona, Rachmat. Teknik Praktis Riset Komunikasi, dengan kata pengantar
oleh Burhan Bungin Jakarta: Kencana, 2009.
Mile, M.B dan Huberman, A.M, Analisis Data Kualitatif. Jakarta: UI Perss, 1992
Moleong, Lexy J. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2010.
Mohammad, Natsir. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia 2003.
Muhidin. Pengantar Kesejahteraan Sosial. Bandung: Sekolah Tinggi
Kesejahteraan Sosial, 1992.
Muchtarom, Zaini. Dasar-Dasar Manajemen Dakwah. Yogyakarta, 1996.
Mubarak, Zulfi. Sosiologi Agama: Tafsir Sosial Fenomena Multi-Religius
Kontemporer,Cet.I: Malang: Press, 2006.
Roqib, Moh. Menggugat Fungsi Edukasi Masjid. Yogyakarta: Grafindo Litera
Media, 2005.
77
Pustaka Internet
http://.furqon.stainpalangkaraya.ac.id/2012/11/strategi-pengelolaan-masjid-
berbasis.html/
http://.dokumen.leadership-management.html/
LAMPIRAN
SUSUNAN PENGURUS MASJID BESAR AL-AMIN
PERIODE 2013-2016
I. PENASEHAT
2. Kapolsek Manggala
5. Lurah Manggala
II. PEMBINA
III. PENGURUS
A. Pengurus Harian:
B. Pengurus Bidang-Bidang:
1. Bidang Ibadah:
Drs. H. Muhyani
Bali Hambali
H. Laode M. Dahlan
H. Yusuf Jabbar
H. Sudiono Ibrahim
Arsyad Adam
Ir. Syukri
H. Baharuddin
Amiruddin
Wayanti Saridi
H. Suyanto, S.Sos
H. Jamiluddin
M. Nawir
Usman Lambacing
H. Haslan, S.Hut
Budi
Uraian Susunan dan Tugas Pengurus Masjid Besar Al-Amin
14. Bidang Keuangan dan -Mencatat sumberdana yang keluar dan masuk.
Dana. -Mencari donatur tetap masjid.
-Sumbangan spontanitas.
-Menggali sumberdana yang halal.
tahun dan mendapat ijazah tamat pada tahun 2009, pada tahun yang sama
jenjang pendidikan yang merupakan bekal untuk masa depan. Penulis berharap
membahagiakan orang tua serta berusaha menjadi manusia yang berguna bagi