Bab I
Bab I
Bab I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
gigi dan pemulihan kesehatan gigi oleh pemerintah dan/atau masyarakat yang
peningkatan, dan perlindungan kesehatan gigi dan mulut masih dirasa kurang
tahun 2010, penyakit gigi dan mulut yang ditemukan di masyarakat masih
berkisar penyakit yang menyarang jaringan keras gigi (karies) dan penyakit
kerusakan gigi aktif (kerusakan pada gigi yang belum ditangani). Pengalaman
antara 6,44 dan 7,8 yang berarti telah melebihi indeks DMF-T yang telah
mempengaruhi individu pada segala usia. Karies gigi merupakan masalah oral
yang utama pada remaja dan anak-anak termasuk usia sekolah (Wong, et,.al,
2009).
Tingginya angka penyakit gigi dan mulut saat ini sangat dipengaruhi
oleh beberapa faktor yang salah satunya adalah faktor perilaku masyarakat
yang belum menyadari pentingnya pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut, hal
ini terlihat dari 22,8% penduduk indonesia tidak menyikat gigi dan dari 77,2%
yang menyikat gigi hanya 8,1% menyikat gigi yang benar dan tepat waktu
Karies menjadi salah satu masalah kesehatan yang serius pada anak
usia sekolah terutama Sekolah Dasar (SD). Hal ini disebabkan karena
kebersihan gigi dan mulutnya masih kurang begitu baik. Prevalensi akan terus
karies pada gigi tetapnya sebanyak 20%, meningkat 60% pada usia 8 tahun,
85% pada 10 tahun dan 90% pada usia 12 tahun (Ningsih, dkk 2016)
Usia sekolah merupakan anak pada usia 6-12 tahun, kalau di Indonesia
anak usia tersebut adalah anak usia sekolah dasar (Yatim, 2005). Pertumbuhan
dan perkembangan pada masa ini mengalami proses percepatan pada umur 10-
12 tahun dimana penambahan berat badan per tahun akan dapat 2,5 kg dan
Salah satu yang menjadi pemicu bagaimana kondisi gigi dan mulut
sekolah mempunyai resiko karies yang tinggi, karena pada usia sekolah ini
mulut yang lain. Tercatat bahwa anak usia 9-11 tahun masih belum terlalu
menggosok gigi yang baik dan benar. Menurut Potter & Perry (2005), gigi
permanen yang tumbuh pada anak usia sekolah harus diperhatikan kebersihan
giginya karena perpindahan dari gigi susu menjadi gigi permanen memiliki
Perilaku pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut yang baik akan sangat
Oleh karena itu perilaku pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut yang kurang
individu itu berada akan ikut berperan dalam pembentukan perilaku seseorang,
oleh karena itu untuk mengubah perilaku dibutuhkan peran serta masyarakat
yaitu lingkungan keluarga dan lebih luas lagi yaitu lingkungan sekolah.di sini
peran orang tua dan guru sangat menentukan dalam melakukan perubahan
perilaku dalam pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut anak. Pengetahuan dan
pendidikan yang diberikan orang tua dan guru sangat membantu pembentukan
merupakan hal yang utama dalam upaya pemeliharaan kesehatan gigi dan
dimana usia sekolah dasar merupakan usia yang ideal untuk melatih
Dari hasil penelitian sebelumnya oleh Ningsih, dkk (2016) pada anak
pengetahuan dan sikap menyikat gigi pada siswa-siswi dalam mencegah karies.
Nyatnyono yaitu 240 siswa, jumlah siswa masing-masing kelas yaitu 40 siswa.
manis dan tidak menggosok gigi sebelum tidur. Berdasarkan fenomena diatas
kabupaten semarang”
B. Rumusan Masalah
Kabupaten Semarang?”
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
D. Manfaat Penelitian
Diharapkan anak usia sekolah tahu akan manfaat dan dampak memelihara