0% found this document useful (0 votes)
32 views8 pages

Rendahnya Tingkat Kesejahteraan Masyarakat Di Tengah Kebebasan Demokrasi

Demokrasi di Indonesia belum berjalan dengan baik, terbukti dengan tingkat kemiskinan yang terus meningkat meskipun telah berlangsung selama dua dekade. Sistem demokrasi saat ini lebih mementingkan elit politik daripada kesejahteraan rakyat. Untuk mengatasinya, perlu adopsi demokrasi sosial dan konsensus serta melibatkan rakyat secara langsung dalam proses politik agar tujuan demokrasi dapat tercapai.

Uploaded by

sri putri utami
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as DOCX, PDF, TXT or read online on Scribd
0% found this document useful (0 votes)
32 views8 pages

Rendahnya Tingkat Kesejahteraan Masyarakat Di Tengah Kebebasan Demokrasi

Demokrasi di Indonesia belum berjalan dengan baik, terbukti dengan tingkat kemiskinan yang terus meningkat meskipun telah berlangsung selama dua dekade. Sistem demokrasi saat ini lebih mementingkan elit politik daripada kesejahteraan rakyat. Untuk mengatasinya, perlu adopsi demokrasi sosial dan konsensus serta melibatkan rakyat secara langsung dalam proses politik agar tujuan demokrasi dapat tercapai.

Uploaded by

sri putri utami
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as DOCX, PDF, TXT or read online on Scribd
You are on page 1/ 8

Rendahnya Tingkat Kesejahteraan Masyarakat di

Tengah Kebebasan Demokrasi

Dosen Pembimbing : Nur Fitri Mutmainah, S.IP.,MPA

Nama : Sri Putri Utami

Nim : 1610201108

Kelas : 1B

Prodi S1 Ilmu Keperawatan

Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta

2017
Abstrak

Demokrasi adalah sistem politik ideal dan ideologi yang berasal dari Barat.
Demokrasi menyiratkan arti kekuasaan politik atau pemerintahan yang dijalankan oleh
rakyat, dari rakyat dan untuk rakyat. Ketika demokrasi Barat mulai ditransplantasikan ke
dalam negara-negara non-Barat yang memiliki sejarah dan budaya sangat berbeda,
demokrasi tersebut memerlukan waktu untuk menyesuaikan diri dengan keadaan, dan
mengalami berbagai perubahan dalam penerapannya sesuai dengan lingkungan barunya
yang berbeda. Terdapat sesuatu hal yang sering muncul menjadi permasalahan dalam
praktek demokrasi, yaitu bagaimana pemerintahan oleh rakyat, dari rakyat dan untuk
rakyat itu diimplementasi dan direalisasi, sehingga efektif dalam praktek dan dalam
kenyataan. Tulisan ini hendak menyajikan pemaparan sebagai bahan pemikiran yang
berkaitan dengan demokrasi social yang berjalan beriringan dengan model demokrasi
consensus sebagai dasar fundamental dalam menghadapi peristiwa Negara dan
pemerintah.

Kata Kunci : Demokrasi, demokrasi social, demokrasi consensus, dan kesejahteraan.


BAB 1

1.1 Latar Belakang

Perjalan demokrasi yang menjadi dasar tata pemerintahan di Indonesia, dan


demokrasi itu tidak bisa berumah di angin. Triliunan uang terkuras, berbilang institusi
tiruan dicangkokkan, dan berbagai prosedur baru digulirkan, tak membuat rakyat kian
berdaya secara politik-ekonomi. Perangkat keras demokrasi memang bisa dipoles,
tapi perangkat lunaknya masih berjiwa tirani. Seperti contradactio in terminis,
demokrasi berjalan dengan meninggalkan sang “demos” (rakyat jelata). Namun itulah
kenyataan demokrasi di Indonesia yang berkembang saat ini. Dan sosok demokrasi
seperti itu pula yang dikuatirkan oleh pendiri bangsa.
Dalam tulisannya “Mencapai Indonesia merdeka” Bung Karno mewanti-wanti
tentang kemungkinan hadirnya demokrasi tanpa demos(tapa pemberdayaan rakyat).
jangan sampai hal itu hanya menjadi sekedar semboyang negara namun tak ada
pencapaian yang jelas, bukannya menciptakan persamaan dan persaudaraan, tetapi
hanya mencari kekuasaan sendiri.

1.2 Konsep Teori

a. Demokrasi
Demokrasi adalah bentuk pemerintahan yang semua warga negaranya
memiliki hak setara dalam pengambilan keputusan yang dapat mengubah hidup
mereka. Demokrasi mengizinkan warga negara berpartisipasi—baik secara
langsung atau melalui perwakilan—dalam perumusan, pengembangan, dan
pembuatan hukum. Demokrasi mencakup kondisi sosial, ekonomi, dan budaya
yang memungkinkan adanya praktik kebebasan politik secara bebas dan setara.
Kata ini berasal dari bahasa Yunani δημοκρατία (dēmokratía) "kekuasaan rakyat",
yang terbentuk dari δῆμος (dêmos) "rakyat" dan κράτος (kratos) "kekuatan" atau
"kekuasaan" pada abad ke-5 SM untuk menyebut sistem politik negara-kota
Yunani, salah satunya Athena; kata ini merupakan antonim dari ἀριστοκρατία
(aristocratie) "kekuasaan elit".

b. Demokrasi Social
Demokrasi Sosial adalah sebuah paham politik yang sering disebut sebagai
kiri atau kiri moderat yang muncul pada akhir abad ke-19 berasal dari gerakan
sosialisme. Demokrasi Sosial adalah ideologi politik yang secara resmi bertujuan
untuk membentuk sosialisme demokratis melalui metode reformis dan gradualis.

c. Demokrasi Konsensus
Demokrasi Konsensus atau Consencus Democracy adalah demokrasi yang
didasarkan pada pembatasan dan pembedaan kekuasaan. Dapat dikatakan juga
demokrasi consensus adalah sebuah bentuk demokrasi langsung, yang sangat
berbeda dengan demokrasi representative. Para partisipan demokrasi konsensus ini
akan selalu terlibat dalam pengambilan keputusan harian, melalui desentralisasi
ilmu pengetahuan dan kekuasaan, sehingga pengambilan kontrol atas hidup sehari-
hari menjadi sesuatu yang sangat mungkin.

d. Kesejahteraan
kesejahteraan adalah sesuatu yang utuh, meliputi kelayakan kompensasi
finansial dan kelayakan kehidupan. Kesejahteraan juga soal perlakuan.
kesejahteraan juga soal membangun lingkungan kerja yang layak. Dalam
realitasnya, ini soal hal-hal keseharian yang seringkali luput dari perhatian.

1.3 Studi Kasus

Tingkat kesejahteraan menurun setelah reformasi, yang justru saat itulah


dimulainya kebebasan berekspresi, berpendapat, dll. Ini aneh mengingat sebenarnya
tujuan dari politik adalah kesejahteraan. Demokrasi atau sistem politik lainnya
hanyalah sebuah alat. Begitu pula dengan kebebasan dalam alam demokrasi, hanyalah
alat untuk mencapai kesejahteraan. Sebagai gambaran, jumlah penduduk miskin pada
Maret 2008 mencapai 35 juta jiwa. Angka ini memang lebih rendah ketimbang tahun
1998 yang mencapai 49,5 juta, namun banyak pihak yang meragukan data Badan
Pusat Statistik (BPS) ini karena dihitung sebelum kenaikan harga BBM . Mereka
meyakini jumlah penduduk miskin sekarang jauh lebih tinggi dari data yang dilansir
BPS. Terlepas dari kontroversi data itu, harapan yang begitu tinggi bahwa dengan
jatuhnya rezim Orde Baru akan terjadi perubahan sosial signifikan yang berpihak pada
rakyat, tak kunjung ter- capai. Bahkan rakyat makin kecewa dari hari ke hari melihat
bahwa harapan mereka makin jauh dari kenyataan. Pemimpin yang dipilih secara
langsung lewat pilpres dan pilkada, tak juga mampu membawa perubahan berarti.
Justru kerap terjadi, pemimpin yang dihasilkan lewat pemilihan yang demokratis itu
mempunyai kinerja yang amat buruk dan tak peka terhadap aspirasi rakyat.

1.4 Analisis Kasus

Keberhasilan Indonesia memasuki kehidupan yang bercorak demokratis mulai


dipertanyakan. Apalagi hingga sejauh ini belum ada sinergi antara perubahan pada
tataran struktur politik formal dalam kerangka demokrasi dan perubahan pada gerak
hidup elemen-elemen masyarakat sebagai wahana penyemaian kultur demokrasi.
Pada awalnya, reformasi politik di Indonesia diasumsikan bakal mampu membawa
negara ini pada sebuah pola demokrasi yang berdasarkan sistem checks and balances
(kontrol dan penyeimbang). Dalam tatanan ini, kekuasaan politik didistribusikan di
antara berbagai kelompok kepentingan yang saling berkompetisi secara terbuka,
namun tetap mengikuti aturan main.
Sayangnya, hingga 63 tahun kemerdekaan atau 10 tahun reformasi ini, hal itu belum
begitu terlihat. Reformasi politik di Indonesia saat ini bukan menghasilkan demokrasi
secara substansial, melainkan demokrasi prosedural. Artinya, reformasi politik
berjalan tanpa perubahan menyeluruh pada tataran masyarakat, tanpa ada perubahan
sikap mental pada tataran individual, sehingga tak bisa menimbulkan transformasi
politik, apalagi perubahan sosial yang berbuntut peningkatan kesejahteraan.
Pertama, demokrasi kita mengalami kebuntuan. Tidak ada orientasi, fokus, dan
paradigma yang jelas. Kedua, roh demokrasi sudah mati. Roh demokrasi itu
perjuangan, keyakinan, komitmen, strategi, dan lain-lain. Para elite politik kita tak
punya semua itu. Demokrasi kita pun mengalami kematian roh. Ketiga, tidak ada
kaum demokrat. Di Indonesia tak ada demokrat. Partai Demokrat itu hanya slogan,
jiwanya bukan demokrat, tapi politisi lapangan yang pragmatis, yang tak punya
pendirian politik.
Keempat, elite politik kita tidak memiliki kesadaran yang matang untuk berdemokrasi
karena mereka tidak dibentuk oleh sistem kepartaian yang modern. Bahkan tak ada
partai yang menghasilkan pemimpin. Partai hanya lokomotif untuk mencari jabatan.

1.5 Penyelesaian Masalah

Indonesia saat reformasi hanyalah melakukan liberalisasi partai politik tetapi tidak
mengubah electoral system dan electoral process. Efeknya terjadi ledakan jumlah
partai politik, tetapi tidak terjadi perubahan aturan main (institusional desain).
Efeknya muncul perasaan kita sudah bebas, sudah demokratis, tetapi sesungguhnya
desain yang ada bukanlah desain yang mendukung proses politik yang pro rakyat.
Seharusnya Indonesia bukan hanya sekedar melakukan liberalisasi partai politik saja,
agar tidak terjadi ledakan jumlah partai politik. Di Indonesia, semuanya adalah
birokrat karier, karena desainnya mengasumsikan bahwa presiden, gubernur, bupati,
berasal dari kekuatan politik yang sama. Ini harus diubah total, agar birokrasi benar-
benar menjadi mesin yang menerjemahkan agenda dan janji yang diberikan pada masa
kampanye. Dengan begitu proses demokrasi bukan cuma menyangkut masalah
pemilu, tetapi juga menyangkut aspek implementasi janji dan agenda selama pemilu.
1.6 Kesimpulan dan Saran

a. Kesimpulan
Sistem demokrasi Indonesia yang telah berjalan selama dua dekade dan
selalu megalami pasang surut, dan masih belum bisa menjamin keadilan dan
kesejahteraan sosial di Indonesia. Terbukti adanya peningkatan jumlah kemiskinan
setiap tahunnya. Dan begitupula banyaknya penyimpangan yang terjadi mulai dari
kalangan aparatur negara, partai politik, masyarakat, dan ancaman separatisme di
berbagai daerah. Menyebebkan demokrasi di indonesia tidak berjalan dengan baik.

b. Saran
Indonesia seharusnya dalam demokrasi lebih mementingkan rakyat bukan
hanya mementingkan petinggi-petinggi Negara bersama partainya. Karna partai-
partai besar tersebut tidak bisa apa-apa tanpa adanya rakyat, karena rakyat lah yang
memilih petinggi-petinggi partai tersebut. Seharusnya dengan demokrasi rakyat
jauh lebih sejahtera berkat pemimpin yang dipilih sendiri oleh rakyat, akan tetapi
ini malah sebaliknya dengan demokrasi rakyat malah tidak sejahtera. Para
pemimpin yang dipilih langsung oleh rakyat tidak mempedulikan rakyatnya tapi
hanya memperdulikan tujuannya sendiri untuk kesejahteraannya sendiri.
DAFTAR PUSTAKA

Manan, Bagir. Harijanti, Susi Dwi. Saat rakyat bicara:Demokrasi dan Kesejahteraan

Padjadjaran Jurnal Ilmu Hukum, Volume 1 – No.1 – Tahun 2014

Wrihatnolo, Randy R. Dari Demokrasi Menuju Kesejahteraan Rakyat, EDISI 03/TAHUN


XVI/2010.[ http://perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/100282-
%5B_Konten_%5D-Perencanaan%20Pembangunan%20edisi-3-th-
2010%20hal%2025%20-%2035.pdf ]

Wikipedia.[ https://id.wikipedia.org/wiki/Demokrasi_Sosial ] 30 Oktober 2016, pukul


13.03

Puntoadhildewanto. Demokrasi Konsensus Bagi Indonesia.


[https://adhilpunto2.wordpress.com/2016/01/02/demokrasi-konsensus-bagi-
indonesia/] 2 Januari 2016

You might also like