Bab Ii Tinjauan Pustaka: Infra-Red - HTML
Bab Ii Tinjauan Pustaka: Infra-Red - HTML
TINJAUAN PUSTAKA
5
6
Seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.2, ketika ada sebuah objek
melewati sensor, pancaran radiasi infra merah pasif yang dihasilkan akan
dihasilkan akan dideteksi oleh sensor. Energi panas yang dibawa oleh sinar infra
merah pasif ini menyebabkan aktifnya material pyroelektric di dalam sensor yang
kemudian menghasilkan arus listrik.
Sensor PIR hanya bereaksi pada tubuh manusia saja disebabkan karena
adanya IR Filter yang menyaring panjang gelombang sinar inframerah pasif. IR
Filter dimodul sensor PIR ini mampu menyaring panjang gelombang sinar
inframerah pasif antara 8 sampai 14 mikrometer, sehingga panjang gelombang
yang dihasilkan dari tubuh manusia yang berkisar antara 9 sampai 10 mikrometer
ini saja yang dapat dideteksi oleh sensor.
Jadi, ketika seseorang berjalan melewati sensor, sensor akan menangkap
pancaran sinar inframerah pasif yang dipancarkan oleh tubuh manusia yang
memiliki suhu yang berbeda dari lingkungan sehingga menyebabkan material
pyroelectric bereaksi menghasilkan arus listrik karena adanya energi panas yang
dibawa oleh sinar inframerah pasif tersebut. Kemudian sebuah sirkuit amplifier
yang ada menguatkan arus tersebut yang kemudian dibandingkan oleh comparator
sehingga menghasilkan output.
Ketika manusia berada di depan sensor PIR dengan kondisi diam, maka
sensor PIR akan menghitung panjang gelombang yang dihasilkan oleh tubuh
manusia tersebut. Panjang gelombang yang konstan ini menyebabkan energi
panas yang dihasilkan dapat digambarkan hampir sama pada kondisi lingkungan
disekitarnya. Ketika manusia itu melakukan gerakan, maka tubuh manusia itu
akan menghasilkam pancaran sinar inframerah pasif dengan panjang gelombang
yang bervariasi sehingga menghasilkan panas berbeda yang menyebabkan sensor
merespon dengan cara menghasilkan arus pada material Pyroelectricnya dengan
besaran yang berbeda beda. Karena besaran yang berbeda inilah comparator
menghasilkan output.Jadi sensor PIR tidak akan menghasilkan output apabila
sensor ini dihadapkan dengan benda panas yang tidak memiliki panjang
gelombang inframerah antar 8 sampai 14 mikrometer dan benda yang diam seperti
Laporan Akhir
7
sinar lampu yang sangat terang yang mampu menghasilkan panas, pantulan objek
benda dari cermin dan suhu panas ketika musim panas.
2.2 Mikrokontroler
2.2.1 Pengertian Mikrokontroler
Mikrokontroler merupakan sebuah sistem komputer yang seluruh atau
sebagian besar elemennya dikemas dalam satu chip IC, sehingga sering disebut
single chip microcomputer. Mikrokontroler merupakan sistem komputer
mempunyai satu atau beberapa tugas yang sangat spesifik, berbeda PC (Personal
Computer) yang memiliki beragam fungsi. Perbedaan lainnya adalah
perbandingan RAM dan ROM yang sangat berbeda antara komputer dengan
mikrokontroler. Dalam mikrokontroler, ROM jauh lebih besar disbanding RAM,
sedangkan dalam computer atau PC, RAM jauh lebih besar disbanding ROM.
(Wahyudin,2006:3)
Laporan Akhir
8
Laporan Akhir
9
b. Memori data
ATmega8535 memiliki kapasitas memori data sebesar 608 byte yang terbagi
menjadi 3 bagian yaitu register serba guna, register I/O dan SRAM.
ATmega8535 memiliki 32 byte register serba guna, 64 byte register I/O yang
dapat diakses sebagai bagian dari memori RAM (menggunakan instuksi LD
atau ST) atau dapat juga diakses sebagai I/O (menggunakan instruksi IN atau
OUT), dan 512 byte digunakan untuk memori data SRAM.
c. Memori EEPROM
ATmega8535 memiliki memori EEPROM sebesar 512 byte yang terpisah dari
memori program maupun memori data. Memori EEPROM ini hanya dapat
diakses dengan menggunakan register-register I/O yaitu register EEPROM
Address, register EEPROM Data, dan register EEPROM Control. Untuk
mengakses memori EEPROM ini diperlakukan seperti mengakses data
eksternal, sehingga waktu eksekusinya relatif lebih lama bila dibandingkan
dengan mengakses data dari SRAM.
ATmega8535 merupakan tipe AVR yang telah dilengkapi dengan 8
saluran ADC internal dengan fidelitas 10 bit. Dalam mode operasinya, ADC
ATmega8535 dapat dikonfigurasi, baik secara single ended input maupun
differential input. Selain itu, ADC ATmega8535 memiliki konfigurasi
pewaktuan, tegangan referensi, mode operasi, dan kemampuan filter derau yang
Laporan Akhir
10
amat fleksibel, sehingga dengan mudah disesuaikan dengan kebutuhan ADC itu
sendiri.
ATmega8535 memiliki 3 modul timer yang terdiri dari 2 buah
timer/counter 8 bit dan 1 buah timer/counter 16 bit. Ketiga modul timer/counter
ini dapat diatur dalam mode yang berbeda secara individu dan tidak saling
mempengaruhi satu sama lain. Selain itu, semua timer/counter juga dapat
difungsikan sebagai sumber interupsi. Masing-masing timer/counter ini
memiliki register tertentu yang digunakan untuk mengatur mode dan cara
kerjanya.
Serial Peripheral Interface (SPI) merupakan salah satu mode
komunikasi serial syncrhronous kecepatan tinggi yang dimiliki oleh
ATmega8535. Universal Syncrhronous and Asyncrhronous Serial Receiver
and Transmitter (USART) juga merupakan salah satu mode komunikasi
serial yang dimiliki oleh ATmega8535. USART merupakan komunikasi
yang memiliki fleksibilitas tinggi, yang dapat digunakan untuk melakukan
transfer data baik antar mikrokontroler maupun dengan modul-modul eksternal
termasuk PC yang memiliki fitur UART.
USART memungkinkan transmisi data baik secara syncrhronous
maupun asyncrhronous, sehingga dengan memiliki USART pasti kompatibel
dengan UART.
Pada ATmega8535, secara umum pengaturan mode syncrhronous
maupun asyncrhronous adalah sama. Perbedaannya hanyalah terletak pada
sumber clock saja. Jika pada mode asyncrhronous masing-masing peripheral
memiliki sumber clock sendiri, maka pada mode syncrhronous hanya ada satu
sumber clock yang digunakan secara bersama-sama. Dengan demikian, secara
hardware untuk mode asyncrhronous hanya membutuhkan 2 pin yaitu
TXD dan RXD, sedangkan untuk mode syncrhronous harus 3 pin yaitu
TXD, RXD dan XCK. ( http://argi-argianto.blogspot.com/2011/02/atmega-8535-
dan-fungsi-fungsinya.html)
Laporan Akhir
11
A. Port A
Merupakan 8-bit directional port I/O. Setiap pinnya dapat menyediakan
internal pull-up resistor (dapat diatur per bit). Output buffer Port A dapat memberi
arus 20 mA dan dapat mengendalikan display LED secara langsung. Data
Direction Register port A (DDRA) harus disetting terlebih dahulu sebelum Port A
digunakan. Bit-bit DDRA diisi 0 jika ingin memfungsikan pin-pin port A yang
bersesuaian sebagai input, atau diisi 1 jika sebagai output. Selain itu, kedelapan
pin port A juga digunakan untuk masukan sinyal analog bagi A/D converter.
Laporan Akhir
12
B. Port B
Merupakan 8-bit directional port I/O. Setiap pinnya dapat menyediakan
internal pull-up resistor (dapat diatur per bit). Output buffer Port B dapat memberi
arus 20 mA dan dapat mengendalikan display LED secara langsung. Data
Direction Register port B (DDRB) harus disetting terlebih dahulu sebelum Port B
digunakan. Bit-bit DDRB diisi 0 jika ingin memfungsikan pin-pin port B yang
bersesuaian sebagai input, atau diisi 1 jika sebagai output. Pin-pin port B juga
memiliki untuk fungsi-fungsi alternatif khusus seperti yang dapat dilihat dalam
tabel 2.3 berikut.
Tabel 2.2 Fungsi alternatif Port B
Port Pin Fungsi Khusus
Laporan Akhir
13
C. Port C
Merupakan 8-bit directional port I/O. Setiap pinnya dapat menyediakan
internal pull-up resistor (dapat diatur per bit). Output buffer Port C dapat memberi
arus 20 mA dan dapat mengendalikan display LED secara langsung. Data
Direction Register port C (DDRC) harus disetting terlebih dahulu sebelum Port C
digunakan. Bit-bit DDRC diisi 0 jika ingin memfungsikan pin-pin port C yang
bersesuaian sebagai input, atau diisi 1 jika sebagai output. Selain itu, dua pin port
C (PC6 dan PC7) juga memiliki fungsi alternatif sebagai oscillator untuk
timer/counter.
Tabel 2.3 Fungsi Alternatif Port C
D. Port D
Merupakan 8-bit directional port I/O. Setiap pinnya dapat menyediakan
internal pull-up resistor (dapat diatur per bit). Output buffer Port D dapat memberi
arus 20 mA dan dapat mengendalikan display LED secara langsung. Data
Direction Register port D (DDRD) harus disetting terlebih dahulu sebelum Port D
Laporan Akhir
14
digunakan. Bit-bit DDRD diisi 0 jika ingin memfungsikan pin-pin port D yang
bersesuaian sebagai input, atau diisi 1 jika sebagai output. Selain itu, pin-pin port
D juga memiliki untuk fungsi-fungsi alternatif khusus seperti yang dapat dilihat
dalam tabel berikut.
E. Reset
RST pada pin 9 merupakan reset dari AVR. Jika pada pin ini diberi
masukan low selama minimal 2 machine cycle maka system akan di-reset.
F. XTAL1
XTAL1 adalah masukan ke inverting oscillator amplifier dan input ke
internal clock operating circuit.
G. XTAL2
XTAL2 adalah output dari inverting oscillator amplifier.
H. Avcc
Avcc adalah kaki masukan tegangan bagi A/D Converter. Kaki ini harus
secara eksternal terhubung ke Vcc melalui lowpass filter.
Laporan Akhir
15
I. AREF
AREF adalah kaki masukan referensi bagi A/D Converter. Untuk
operasionalisasi ADC, suatu level tegangan antara AGND dan Avcc harus
diberikan ke kaki ini.
J. AGND
AGND adalah kaki untuk analog ground. Hubungkan kaki ini ke GND,
kecuali jika board memiliki anlaog ground yang terpisah.
U1
1 40
PB0/T0/XCK PA0/ADC0
2 39
PB1/T1 PA1/ADC1
3 38
PB2/AIN0/INT2 PA2/ADC2
4 37
PB3/AIN1/OC0 PA3/ADC3
5 36
PB4/SS PA4/ADC4
6 35
PB5/MOSI PA5/ADC5
VCC 7 34
C1 PB6/MISO PA6/ADC6
8 33
PB7/SCK PA7/ADC7
14 22
PD0/RXD PC0/SCL
22p 15 23
PD1/TXD PC1/SDA
X1 16
PD2/INT0 PC2
24
CRYSTAL 17 25
C2 PD3/INT1 PC3
18 26
PD4/OC1B PC4
19 27
PD5/OC1A PC5
20 28
PD6/ICP1 PC6/TOSC1
22p 21 29
PD7/OC2 PC7/TOSC2 VCC
C3 13
10u XTAL1
12 32
XTAL2 AREF
9 30
RESET AVCC AREF
ATMEGA8535
R1
10k
Laporan Akhir
16
2.3 Transformator
2.3.1 Pengertian Transformator
Transformator atau lebih dikenal dengan sebutan trafo karena kata ini
sudah akrab di telinga masyarakat umum serta mudah dalam pengucapannya.
Trafo berbentuk empat persegi panjang, di dalamnya terdapat susunan pelat baja
berbentuk huruf E. Selain itu juga terdapat kawat tembaga berukuran kecil yang
melilit pelat tersebut dan di sebut lilitan Primer dan lilitan Sekunder. Jadi bisa
diambil kesimpulan bahwa pengertian trafo adalah sebuah komponen elektronika
yang mampu mengubah tegangan (menaikkan dan menurunkan) tegangan listrik.
(http//www.pengertian-transformator-atau-trafo.com)
Transformator terdiri atas sebuah inti yang terbuat dari besi berlapis, dan
dua buah kumparan yaitu kumparan primer dan kumparan sekunder. Kedua
kumparan ini tidak terhubung secara langsung. Satu-satunya hubungan antara
kedua kumparan adalah fluks magnetic bersama yang terdapat dalam inti. Salah
satu dari kedua kumparan transformator tadi dihubungkan ke sumber daya listrik
bolak balik dan kumparan kedua akan mensuplai daya ke beban. Kumparan
transformator yang terhubung kesumber daya dinamakan kumparan primer
sedangkan yang terhubung ke beban dinamakan kumparan sekunder.
(http://repository.usu.ac.id/bitstream)
Menurut Barry Wollard, (2003:46), transformator digunakan untuk
1. Mengubah tinggi tegangan bolak balik, yaitu menaikkan atau menurunkannya.
2. Menyesuaikan impedansi.
3. Menggabungkan.
4. Menyekat sirkit
Laporan Akhir
17
Laporan Akhir
18
Trafo step down adalah transformator yang berfungsi untuk menurunkan tegangan
AC.
Trafo ini memiliki ciri-ciri :
1. jumlah lilitan primer lebih banyak daripada jumlah lilitan sekunder,
2. tegangan primer lebih besar daripada tegangan sekunder,
3. kuat arus primer lebih kecil daripada kuat arus sekunder.
Prinsip kerja dari step down trafo adalah kebalikan dari step up trafo yaitu
untuk menurunkan tegangan listrik. Pada trafo step down ini banyak kumparan
primer lebih besar dari jumlah kumparan sekundernya sehingga besarnya
tegangan yang dihasilkan oleh kumparan sekunder akan lebih kecil dari tegangan
pada kumparan primer. (Dedy:1999,52)
2.4 Relay
Relay adalah merupakan jenis saklar elektromagnetik dan memiliki
beberapa parameter penting yaitu rating tegangan operasi (maksimal dan
minimal), tahanan gulungan type dan arus kontaknya. Cara kerjanya yaitu apabila
pada gulungan dialiri tegangan nominal yang dibutuhkan, sehingga terjadi daya
induksi megnetik yang kemudian menggerakan posisi saklar (posisi On atau off).
(Wahyu:1997,51).
Selain digunakan sebagai saklar, relay juga berfungsi sebagai isolator
(pemisah) antara rangkaian digital yang bertegangan 5 Vdc dengan rangkaian
Laporan Akhir
19
elektris maupun elektronis yang bertegangan 220 Volt dan berdaya besar (arus
yang melewatinya besar), sehingga apabila terjadi hubung singkat (short) pada
rangkaian elektris maupun elektronis, rangkaian digital tidak akan rusak. Sebuah
relay terdiri dari kumparan dan inti dimana bila dialiri arus kumparan tersebut
berubah menjadi magnet yang menutup dan membuka kontak – kontak.
Laporan Akhir
20
Karena relay mempunyai lilitan maka jika lilitan dialiri arus akan
menyebabkan jarak antara lilitan bertindak sebagai kapasitor. Dengan kata lain,
jika terjadi perubahan arus secara cepat akan menimbulkan tegangan yang sangat
besar sehingga dapat merusak relay. Oleh karena itu, tegangan tersebut perlu
dibatasi dengan melewatkannya pada sebuah diode dan didapatkan rangkaian
praktis sebuah relay. Adapun rangkaian relay dapat dilihat pada gambar 2.7
Laporan Akhir
21
Sifat-sifat relay :
1. Impedansi kumparan, biasanya impedansi ditentukan oleh tebal kawat yang
dunakan serta banyaknya serta banyaknya lilitan.
2. Kuat arus yang digunakan untuk menggerakkan relay, biasanya arus ini
diberikan oleh pabrik. Relay dengan hambatan kecil memerlukan arus yang
kecil.
3. Tegangan yang diperlukan untuk menggerakkan relay, maka tingginya
tegangan relay akan sama dengan kuat arus yang dikalikan dengan
perlawanan atau hambatan relay.
4. Daya yang diperlukan untuk mengoperasikan relay besarnya sama dengan nilai
tegangan dikalikan arus.
5. Banyaknya kontak-kontak jangkar dapat membuka dan menutup lebih dari
satu kontak sekaligus tergantung pada kontak dan jenis relaynya. Jarak antara
kontak-kontak menentukan besarnya tegangan maksimum yang diberikan
antara kontak tersebut.
Keuntungan penggunaan Relay adalah :
Laporan Akhir
22
Laporan Akhir
23
Laporan Akhir
24
Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/78xx
2.7 Transistor
Transistor adalah kependekan dari transfer resistor (resistor transfer),
istilah yang memberikan petunjuk mengenai bagaimana perangkat tersebut
bekerja. Transistor digolongkan ke dalam dua kategori (bipolar dan efek medan)
dan juga menurut bidang aplikasinya, misalnya sebagai pensaklaran, frekuensi
tinggi, dan sebagainya. (Mike Tooley, 2003 : 91)
Salah satu cara termudah untuk memahami cara kerja transistor adalah
dengan menganggapnya sebagai sebuah saklar. Untuk menghasilkan kondisi
on/off seperti pada saklar, transistor dioperasikan pada salah satu titik kerjanya,
titik saturasi dan titik cut off. Trasnsistor akan aktif apabila diberikan arus pada
basis transistor sebesar :
IB = IB (Saturasi)
Saat kondisi saturasi, transistor seperti sebuah saklar yang tertutup (on)
sehingga arus dapat mengalir dari kolektor menuju emitor. Sedangkan pada
kondisi cut off, transistor seperti sebuah saklar yng terbuka (off) sehingga tidak
ada arus yang mengalir dari kolektor ke emitor. (wikipedia.org)
Laporan Akhir
25
Laporan Akhir