Paper Ginec WKP
Paper Ginec WKP
Paper Ginec WKP
PENDAHULUAN
1.1 PENDAHULUAN
Haid atau yang sering disebut dengan menstruasi merupakan pelepasan lapisan dalam
(endometrium) yang disertai perdarahan, terjadi berulang setiap bulan secara periodik,
kecuali pada saat hamil. Sedangkan siklus haid adalah waktu sejak hari pertama haid sampai
datangnya haid di periode berikutnya.
Siklus haid setiap perempuan berbeda anatara satu dengan yang lainnya bukan saja
anatara beberapa wanita, tetapi juga pada perempuan yang sama. Juga pada kakak adik
bahkan saudara kembar siklus haidnya tidak selalu sama.
Umumnya datangnya haid pertama kali sekitar umur 10 – 16 tahun. Panjang siklus
haid ialah jarak antara tanggal mulainya haid yang lalu dan mulainya haid berikutnya. Hari
mulainya perdarahan dinamakan hari pertama siklus.
Menurut Bobak, menstruasi atau haid adalah perdarahan periodik pada uterus yang
dimulai sekitar 14 hari setelah ovulasi. menstruasi ini merupakan peristiwa yang dialami
setiap perempuan. Seorang perempuan yang pertama kali mendapat haid adalah pertanda
bahwa ia siap bereproduksi atau menghasilkan keturunan.
TINJAUAN PUSTAKA
Pola haid merupakan suatu siklus menstruasi normal, dengan menarche sebagai titik
awal. Pada umumnya menstruasi akan berlangsung setiap 28 hari selama lebih kurang 7 hari.
Lama perdarahannya sekitar 3-5 hari, ada yang 1-2 hari diikuti darah yang sedikit-sedikit dan
tidak terasa nyeri. Jumlah darah yang hilang sekitar 30-40 cc. Puncaknya hari ke-2 atau ke-3
dengan jumlah pemakaian pembalut sekitar 2-3 buah.
Umumnya datangnya haid pertama kali sekitar umur 10 – 16 tahun. Panjang siklus
haid ialah jarak antara tanggal mulainya haid yang lalu dan mulainya haid berikutnya. Hari
mulainya perdarahan dinamakan hari pertama siklus.
Menurut Bobak, menstruasi atau haid adalah perdarahan periodik pada uterus yang
dimulai sekitar 14 hari setelah ovulasi. menstruasi ini merupakan peristiwa yang dialami
setiap perempuan. Seorang perempuan yang pertama kali mendapat haid adalah pertanda
bahwa ia siap bereproduksi atau menghasilkan keturunan.
Perubahan siklus haid merupakan suatu keadaan siklus haid yang berbeda dengan
yang sebelumnya, yang diukur mulai dari siklus menstruasi normal, dengan menarche
sebagai titik awal, yang dapat berkisar kurang dari batas normal sekitar 22– 35 hari dan hanya
10-15% perempuan yang memiliki siklus haid 28 hari.
2
Siklus haid perempuan tidak selalu sama setiap bulannya. Perbedaan siklus ini
dipengaruhi oleh beberapa faktor, misalnya: gizi, psikis dan usia. Pada masa remaja, hormon-
hormon seksualnya belum stabil. Semakin dewasa biasanya siklus haid menjadi lebih teratur,
walaupun tetap saja bisa maju atau mundur karena faktor psikis atau kelelahan.
Pengendali utama dari semua peristiwa itu ialah hipotalamus. Bagian otak itu pun
masih dapat dipengaruhi oleh faktor gizi dan psikis. Terbukti dari kenyataan, haid dapat
dipengaruhi oleh pikiran yang kacau, atau perjalanan. Lamanya haid terhenti tidak selalu
dapat dipastikan.
Lama keluarnya darah menstruasi juga bervariasi; pada umumnya lamanya 4 sampai
6 hari, tetapi antara 2 sampai 8 hari masih dapat dianggap normal. Pengeluaran darah
menstruasi terdiri dari fragmen-fragmen kelupasan endrometrium yang bercampur dengan
darah yang banyaknya tidak tentu. Biasanya darahnya cair, tetapi apabila kecepatan aliran
darahnya terlalu besar, bekuan dengan berbagai ukuran sangat mungkin ditemukan.
Ketidakbekuan darah menstruasi yang biasa ini disebabkan oleh suatu sistem fibrinolitik
lokal yang aktif di dalam endometrium.
3
Rata-rata banyaknya darah yang hilang pada wanita normal selama satu periode
menstruasi telah ditentukan oleh beberapa kelompok peneliti, yaitu 25-60 ml.
b. Steroid ovarium
Setiap satu siklus menstruasi terdapat 4 fase perubahan yang terjadi dalam uterus.
Fase-fase ini merupakan hasil kerjasama yang sangat terkoordinasi antara hipofisis anterior,
ovarium, dan uterus.
Fase ini endometrium terlepas dari dinding uterus dengan disertai pendarahan dan
lapisan yang masih utuh hanya stratum basale. Fase ini berlangsung selama lima hari (rentang
4
tiga sampai enam hari). Pada awal fase menstruasi kadar estrogen, progeseron, LH
(Luteinizing Hormon) menurun atau pada kadar terendahnya selama siklus dan kadar FSH
(Folikel Stimulating Hormon) baru mulai meningkat.
Fase ini, terjadi penyembuhan luka akibat lepasnya endometrium. Kondisi ini mulai
sejak fase menstruasi terjadi dan berlangsung selama ± 4 hari.
Fase ini merupakan periode pertumbuhan cepat yang berlangsung sejak sekitar hari
kelima ovulasi, misalnya hari ke-10 siklus 24 hari, hari ke-15 siklus 28 hari, hari ke-18 siklus
32 hari. Permukaan endometrium secara lengkap kembali normal dalam sekitar empat hari
atau menjelang perdarahan berhenti. Sejak saat ini, terjadi penebalan 8-10 kali lipat, yang
berakhir saat ovulasi. Fase intermenstum atau fase proliferasi tergantung pada stimulasi
estrogen yang berasal dari folikel ovarium.
- Fase proliferasi dini, terjadi pada hari ke-4 sampai hari ke-7. Fase ini dapat dikenali
dari epitel permukaan yang tipis dan adanya regenerasi epitel.
- Fase proliferasi madya, terjadi pada hari ke-8 sampai hari ke-10. Fase ini merupakan
bentuk transisi dan dapat dikenali dari epitel permukaan yang berbentuk torak yang
tinggi.
- Fase proliferasi akhir, berlangsung antara hari ke-11 sampai hari ke-14. Fase ini
dapat dikenali dari permukaan yang tidak rata dan dijumpai banyaknya mitosis
Fase ini berlangsung dari hari ke-14 sampai ke-28. Fase ini endometrium kira-kira
tetap tebalnya, tetapi bentuk kelenjar berubah menjadi panjang berkelok-kelok dan
mengeluarkan getah yang makin lama makin nyata. Bagian dalam sel endometrium terdapat
glikogen dan kapur yang diperlukan sebagai bahan makanan untuk telur yang dibuahi.
5
Fase sekresi dibagi dalam 2 tahap, yaitu :
- Fase sekresi dini, pada fase ini endometrium lebih tipis dari fase sebelumnya karena
kehilangan cairan.
- Fase sekresi lanjut, pada fase ini kelenjar dalam endometrium berkembang dan
menjadi lebih berkelok-kelok dan sekresi mulai mengeluarkan getah yang
mengandung glikogen dan lemak. Endometrium menjadi kaya dengan darah dan
sekresi kelenjar. Akhir masa ini, stroma endometrium berubah kearah sel-sel; desidua,
terutama yang ada di seputar pembuluh-pembuluh arterial. Keadaan ini memudahkan
terjadinya nidasi.
Selama haid, pada hari bermulanya diambil sebagai hari pertama dari siklus yang
baru. Akan terjadi lagi peningkatan dari FSH sampai mencapai kadar 5 mg/ml (atau setara
dengan 10 mUI/ml), dibawah pengaruh sinergis kedua gonadotropin, folikel yang
berkembang ini menghasilkan estradiol dalam jumlah yang banyak. Peningkatan serum yang
terus-menerus pada akhir fase folikuler akan menekan FSH dari hipofisis. Dua hari sebelum
ovulasi, kadar estradiol mencapai 150-400 pg/ml. Kadar tersebut melebihi nilai ambang
rangsang untuk pengeluaran gonadotropin praovulasi. Akibatnya FSH dan LH dalam serum
akan meningkat dan mencapai puncaknya satu hari sebelum ovulasi. Saat yang sama pula,
kadar estradiol akan kembali menurun. Kadar maksimal LH berkisar antara 8 dan 35 ng/ml
atau setara dengan 30-40 mUI/ml, dan FSH antara 4-10 ng/ ml atau setara dengan 15-45
mUI/ml.
Terjadinya puncak LH dan FSH pada hari ke-14, maka pada saat ini folikel akan
mulai pecah dan satu hari kemudian akan timbul ovulasi. Bersamaan dengan ini dimulailah
pembentukan dan pematangan korpus luteum yang disertai dengan meningkatnya kadar
progesteron, sedangkan gonadotropin mulai turun kembali. Peningkatan progesteron tersebut
tidak selalu memberi arti, bahwa ovulasi telah terjadi dengan baik, karena pada beberapa
wanita yang tidak terjadi ovulasi tetap dijumpai suhu basal badan dan endometrium sesuai
dengan fase luteal.
Awal fase luteal, seiring dengan pematangan korpus luteum. Sekresi progesteron terus
menerus meningkat dan mencapai kadar antara 6 dan 20 ng/ml. Estradiol yang dikeluarkan
6
terutama dari folikel yang besar yang tidak mengalami atresia, juga tampak pada fase luteal
dengan konsentrasi yang lebih tinggi daripada selama permulaan atau pertengahan fase
folikuler. Produksi estradiol dan progesteron maksimal dijumpai antara hari ke-20 dan 23
Menstruasi pada awalnya terjadi secara tidak teratur sampai mencapai umur 18 tahun
setelah itu harus sudah teratur. Menstruasi dianggap normal jika terjadi dengan interval 22-35
hari (dari hari pertama menstruasi sampai pada permulaan periode menstruasi berikutnya)
dan pengeluaran darah menstruasi berlangsung 1-8 hari. Jumlah rata-rata hilangnya darah
selama menstruasi adalah 50 ml (rentang 20- 80 ml), atau 2-5 kali pergantian pembalut/hari.
Gangguan menstruasi paling umum terjadi pada awal dan akhir masa reproduktif,
yaitu di bawah usia 19 tahun dan di atas 39 tahun. Gangguan ini mungkin berkaitan dengan
lamanya siklus haid, atau jumlah dan lamanya menstruasi. Seorang wanita dapat mengalami
kedua gangguan itu.
Gangguan haid dan siklusnya khususnya dalam masa reproduksi dapat digolongkan
dalam :
a. Polimenorea
Yaitu siklus haid pendek dari biasanya (kurang dari 21 hari pendarahan), sementara
volume perdarahannya kurang lebih sama atau lebih banyak dari volume perdarahan haid
biasanya. Polimenorea yang disertai dengan pengeluaran darah haid yang lebih banyak dari
biasanya dinamakan polimenoragia (epimenoragia).
b. Oligomenorea
Yaitu siklus haid lebih panjang, lebih dari 35 hari. Perdarahan pada oligomenorea
biasanya berkurang. Penyebabnya adalah gangguan hormonal, ansietas dan stress, penyakit
kronis, obat-obatan tertentu, status penyakit nutrisi yang buruk, olah raga yang berat,
penurunan berat badan yang signifikan.
7
c. Amenorea
Merupakan perubahan umum yang terjadi pada beberapa titik dalam sebagian besar
siklus menstruasi wanita dewasa. Amenorea adalah panjang siklus haid memanjang dari
siklus normal atau tidak terjadinya perdarahan haid minimal tiga bulan berturut-turut. Selain
itu, terdapat beberapa keadaan atau kondisi yang berhubungan dengan amenorea yang
abnormal.
- Amenorea primer di mana seorang wanita tidak pernah mendapatkan sampai umur
18 tahun. Terutama gangguan poros hipotalamus, hipofisis, ovarium, dan tidak
terbentuknya alat genitalia
a. Fisiologis :
- sebelum menarche
- menopause senium
c. Didapatkan :
- infeksi genitalia
- kelainan hormonal
8
2. Perubahan Jumlah Darah Haid
Hipermenorea adalah pendarahan haid yang lebih banyak dari normal (lebih dari 8
hari). Terjadinya pada masa haid yang mana haid itu sendiri teratur atau tidak. Pendarahan
semacam ini sering terjadi dan haidnya biasanya anovulasi penyebab terjadinya menoragia
kemungkinan terdapat mioma uteri, polip endometrium atau hyperplasia endometrium
(penebalan dinding rahim), dan biasanya terjadi pada ketegangan psikologi.
- Hipomenorea
Hipomenorea adalah pendarahan haid yan lebih pendek dari biasa dan/atau lebih
kurang dari biasa penyebabnya kemungkinan gangguan hormonal, kondisi wanita dengan
penyakit tertentu.
Pada keadaan ini terdapat perdarahan yang terjadi dalam masa antara 2 haid,
perdarahan terjadi dengan interval yang tidak teratur. Ada dua macam perdarahan diluar haid
yaitu metroragia dan menometroragia.
a. Metroragia adalah perdarahan dari vagina yang tidak berhubungan dengan siklus
haid. Penyebabnya adalah kelainan organik (polip endometrium, karsinoma endometrium
karsinoma serviks) kelainan fungsional dan penggunaan estrogen eksogen.
b. Menoragia adalah perdarahan siklik yang berlangsung lebih dari 7 hari dengan
jumlah darah yang cukup banyak.
a. Polip Serviks
Polip adalah tumor bertangkai yang kecil dan tumbuh dari permukaan mukosa
sedangkan servikal polip adalah polip yang terdapat dalam kanalis servikalis. Gejala umum
dari polip serviks adalah kontak berdarah atau vagina yang selalu berdarah setelah melakukan
hubungan seks dan leukorea.
9
b. Erosi Porsio
Erosi porsiones adalah proses peradangan atau suatu luka yang terjadi pada daerah
porsio serviks uteri (mulut rahim). Penyebabnya bisa karena infeksi dengan virus dan bisa
juga akibaat rangsangan zat kimia, namun umumnya disebabkan oleh infeksi.
Erosi porsio atau disebut juga erosi serviks adalah hilangnya sebagian atau seluruh
permukaan epitel squamous dari serviks. Jaringan yang normal pada permukaan mulut
serviks digantikan oleh jaringan yang mengalami inflamasi dari kanalis serviks. Jaringan
endoserviks ini berwarna merah dan granuler, sehingga serviks akan tampak merah, erosi dan
terinfeksi. Erosi serviks dapat menjadi tanda awal dari kanker serviks.
c. Ulkus Porsio
Ulkus porsio adalah suatu peradangan dan luka pada porsio berwarna merah dengan
batas tidak jelas pada ostium uteri eksternum. Beberapa penyebabnya antara lain karena
penggunaan IUD, prilaku seksual yang tidak sehat, trauma. Dari semua kejadian ulkus porsio
itu menyebabkan tumbuhnya bakteri patogen, bila sampainkronis maka dapat menyebabkan
metastase keganasan leher rahim.
d. Trauma
e. Polip Endometrium
Polip endometrium adalah pertumbuhan kecil yang tumbuh sangat lambat dalam
dinding rahim. Bentuknya dapat bulat atau oval dan biasanya berwarna merah. Tidak ada
penyebab pasti dari polip endometrium, tetapi pertumbuhannya dipengaruhi oleh kadar
hormon, terutama estrogen. Seringkali tidak ada gejala tetapi beberapa gejala teridentifikasi
dengan pembentukan dari polip yaitu: perdarahan haid yang berat/memanjang dan disminore.
10
2.5 Penyebab Terganggunya Siklus Haid
Banyak penyebab kenapa siklus haid menjadi panjang atau sebaliknya. Penanganan
kasus dengan siklus haid yang tidak normal, tidak berdasarkan kepada panjang atau
pendeknya sebuah siklus haid, melainkan berdasarkan kelainan yang dijumpai :
Haid terkait erat dengan sistem hormon yang diatur di otak, tepatnya di kelenjar
hipofisis. Sistem hormonal ini akan mengirim sinyal ke indung telur untuk memproduksi sel
telur. Bila sistem pengaturan ini terganggu, otomatis siklus haid pun akan terganggu.
2. Kelainan Sistemik
Tubuh yang gemuk atau kurus dapat mempengaruhi siklus haidnya karena sistem
metabolisme di dalam tubuhnya tak bekerja dengan baik, atau wanita yang menderita
penyakit diabetes, juga akan mempengaruhi sistem metabolisme sehingga siklus haidnya pun
tak teratur.
3. Stress
Stress akan mengganggu sistem metabolisme di dalam tubuh, karena stress, wanita
akan menjadi mudah lelah, berat badan turun drastis, bahkan sakit sakitan, sehingga
metabolisme terganggu. Bila metabolisme terganggu, siklus haid pun ikut terganggu.
4. Kelenjar Tiroid
Terganggunya fungsi kelenjar tiroid juga bisa menjadi penyebab tidak teraturnya
siklus haid. Gangguan bisa berupa produksi kelenjar tiroid yang terlalu tinggi (hipertiroid)
maupun terlalu rendah (hipotiroid), yang dapat mengakibatkan sistem hormonal tubuh ikut
terganggu.
Hormon prolaktin dapat menyebabkan seorang wanita tidak haid, karena memang
hormon ini menekan tingkat kesuburan. Pada wanita yang tidak sedang menyusui hormone
prolaktin juga bisa tinggi, biasanya disebabkan kelainan pada kelenjar hipofisis yang terletak
di dalam kepala
11
6. Faktor Enzim
Enzim hidrolitik yang terdapat dalam endometrium merusak sel yang berperan dalam
sintesa protein, yang mengganggu metabolisme sehingga mengakibatkan regresi
ensometrium dan perdarahan.
7. Faktor Prostaglandin
2.6 Penatalaksanaan
a. Polimenorea
b. Oligomenorea
c. Amenorea
1. Memberikan progestin
3. Prolaktin
- Laparoskopi
12
2.7 Gangguan yang Berhubungan dengan Haid
Faktor kejiwaan, masalah dalam keluarga, masalah sosial juga memegang peranan
penting. Yang lebih mudah menderita keluhan-keluhan ini adalah wanita yang lebih peka
terhadap perubahan hormonal dalam siklus haid dan terhadap faktor-faktor psikologis.
Keluhan terdiri dari gangguan emosional berupa emosional berupa iritabilitas, gelisah,
insomnia, nyeri kepala, perut kembung, mual, pembesaran dan rasa nyeri pada mammae, dsb.
Sedang pada kasus yang berat terdapat depresi, rasa ketakutan, gangguan konsentrasi, dan
peningkatan gejala-gejala tersebut di atas.
b. Dismenorea
Dismenorea adalah nyeri atau rasa sakit yang menyertai menstruasi sehingga dapat
menimbulkan gangguan pekerjaan sehari-hari. Nyeri sering bersamaan dengan rasa mual,
sakit kepala, perasaan mau pingsan, lekas marah, dll. Keluhan ini biasanya baru timbul 2 atau
3 tahun sesudah menarche. Umumnya hanya terjadi pada siklus haid yang disertai pelepasan
sel telur. Kadang-kadang juga pada siklus haid yang tidak disertai pengeluaran sel telur
(disebut siklus anovulatory), terutama bila darah haid membeku di dalam rahim. Jadi rasa
sakit terjadi ketika beku-bekuan itu didorong keluar rahim. Rasa sakit yang menyerupai
kejang ini terasa di perut bagian bawah. Biasanya dimulai 24 jam sebelum haid datang dan
berlangsung sampai 12 jam pertama dari masa haid. Sesuatu itu semua rasa tidak enak tadi
hilang. Derajat rasa nyerinya bervariasi mencakup ringan (berlangsung beberapa saat dan
masih dapat meneruskan aktivias sehari-hari), sedang (karena sakitnya diperlukan obat untuk
menghilangkan rasa sakit, tetapi masih dapat meneruskan pekerjaannya), berat (rasa nyerinya
13
demikian beratnya sehingga memerlukan isirahat dan pengobatan untuk menghilangkan
nyerinya).
Sebab dismenorea dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu dismenorea primer, semata-
mata berkaitan dengan aspek hormonal yang mengendalikan uterus dan tidak dijumpai
kelainan anatomis, umumnya dijumpai pada wanita dengan siklus haid berevolusi.
Dismenorea sekunder, rasa nyeri yang terjadi saat menstruasi berkaitan dengan kelainan
anatomis uterus seperti endometriosis dan infeksi kronik genitalia interna.
14
BAB III
KESIMPULAN
Haid atau menstruasi merupakan ciri khas kematangan biologis seseorang perempuan.
Haid merupakan salah satu perubahan siklik yang terjadi pada alat kandungan sebagai
persiapan untuk kehamilan. Setiap perempuan normal akan mengalami haid setiap bulannya,
yang dipengaruhi oleh faktor hormon, enzim, vascular, prostaglandin.
Siklus haid perempuan tidak selalu sama setiap bulannya. Perbedaan siklus ini
dipengaruhi oleh beberapa faktor, misalnya: gizi, psikis dan usia. Pada masa remaja, hormon-
hormon seksualnya belum stabil. Semakin dewasa biasanya siklus haid menjadi lebih teratur,
walaupun tetap saja bisa maju atau mundur karena faktor psikis atau kelelahan.
Umumnya datangnya haid pertama kali sekitar umur 10 – 16 tahun. Panjang siklus
haid ialah jarak antara tanggal mulainya haid yang lalu dan mulainya haid berikutnya. Hari
mulainya perdarahan dinamakan hari pertama siklus.
Adapun kelainan siklus haid yang terjadi dalam masa reproduksi seperti polimenorea,
oligomenorea, amenorea dan beberapa gangguan haid lainnya.
15
BAB IV
LAPORAN KASUS
Nama : Ny. SB
Umur : 49 Tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta
Suku : Jawa
Alamat : Komplek Lapangan Sempali
No RM : 24.74.32
Tangga lmasuk: 15-05-2016
Pukul : 13.05 WIB
16
II. ANAMNESA
Ny.BS, 49 tahun, P2A0, Anak paling kecil 22 tahun, menikah satu kali, Islam, Wiraswasta,
SMA, i/d Tn.S, 52 tahun, Jawa, Islam, SMA, Wiraswasta. Pasiendatangke VK dengan:
KeluhanUtama :Teraba benjolan
Telaah :pasien mengeluhkan teraba benjolan di bagian perutnya.
Pasien juga mengeluhkan nyeri haid yang dirasakan sejak 1 tahun ini. Pasien juga
mengeluhkan nyeri saat selesai buang air kecil yang dirasakan sejak 3 bulan ini. .Riwayat
perdarahan dari kemaluan (-).Riwayat perdarahan diluar siklus haid (-). Riwayat keputihan (-
).Riwayat penurunan BB (-).BAK (+) normal nyeri setelah selesai, BAB (+) normal.
RPT / RPO : (-)
RPK : (-)
Riwayat Haid
Menarche : 14tahun
Lama haid : 6-7 hari
Siklus haid : Teratur, 28-30 hari
Darah haid : 2-3 kali ganti pembalut dalam sehari
Dysmenorrhea : (+)
Riwayat Pernikahan : 1 kali
Riwayat Kontrasepsi : (-)
Riwayat Persalinan : P2A0
1. Anak Perempuan, aterm, BBL 3.500 gr, PSP, di tolong oleh dokter, hidup, umur
sekarang 24 tahun.
2. Anak laki-laki, aterm, BBL 4000 gr, PSP, di tolong oleh dokter, hidup, umur 22 tahun
17
II. PEMERIKSAAN FISIK
A. Status Present
Sens : CM Anemis : (-/-)
TD : 110/80 mmHg Ikterik : (-/-)
HR : 70 x/i Dyspnoe : (-)
RR : 20 x/i Sianosis : (-)
T : 36,50 C Oedem : (-)
TB : TDP
BB : TDP
B. Status Generalisata
Kepala : Dalam Batas Normal
Mata : konjungtiva anemis -/-, sclera ikterus -/-
Leher : KGB tidakt eraba, TVJ tidak meningkat
Thorax :
Cor : Bunyi jantung normal, reguler,suara tambahan (-)
Pulmo : Suara pernapasan vesikuler, suara tambahan (-)
Abdomen: Teraba massa padat, mobile, konsistensi kenyal, permukaan rata, nyeri tekan (-).
BAB : (+) N
BAK : (+) N
P/V : (-)
C. STATUS GINEKOLOGIS
Inspekulo :
• Portio : Licin.
• Erosi : (-)
• Darah : (-)
18
• Fluor Albus : (-)
UTERUS
Posisi : Antefleksi
Besarnya : Dalam Batas Normal
Mobilitas : Mobile
Konsistensi : Kenyal, Permukaan Rata
Nyeri tekan : Tidak
PORTIO
Bentuk : Licin
Pembukaan : (-)
Contact Bleeding : (-)
Sakit waktu di gerakkan : (-)
Besar :-
Konsistensi :-
Mobilitas :-
Permukaan :-
Nyeri tekan :-
Cavum Douglas
19
Vagina
Dinding : Normal
Tanda-tanda peradangan : (-)
Sekret : (-)
Massa : (-)
Darah : (-)
20
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Index eritrosit
MCV 84,1 80 – 96 fL
MCH 27,6 27 – 31 pg
MCHC 32,9 30 – 34 %
Golongan Darah -
Glukosa Darah Sewaktu 97 mg/dL <140 mg/dl
21
Ultrasonografi Trans Abdominal Sonography (USG TAS)
o Kandung kemih : Terisi Baik
o Uterus
o Bentuk : Antefleksi
o Besar : Sebesar kepala bayi
o Adnexa kanan : Dalam Batas Normal
o Adnexa Kiri : Dalam Batas Normal
o Ukuran : 10x6x5 cm
o Cairan bebas : (-)
Kesan : Mioma Uteri
EKG :
Kesan : Normal
Diagnosa :Polip Endoserviks+mioma
Rencana : Laparotomi/ TAH+BSO pada tanggal 16 Mei 2016 pukul 10.00 WIB
Lapor supervisor dr. MuslichSp.OG
Persiapan:
1. Informed Consent
2. Surat izin operasi
3. Anjurkan ibu berpuasa 6 jam sebelum operasi
4. IVFD RL 20 tetes/menit
5. Injeksi cefotaxime 2 gram
6. Pemasangan kateter
7. Konsul anestesi
8. Awasi vital sign
22
E. Laporan Operasi
1. Ibu dibaringkan di meja operasi dengan kateter dan infuse terpasang baik.
2. Dilakukan spinal anestesi, dilakukan tindakan antiseptic dan aseptic dengan betadine
dan alkhohol 70% kemudian abdomen ditutup dengan duck steril kecuali lapangan operasi.
3. Dibawah spinal anastesi dilakukan insisip fenenstil mulai dar ikutis, subkutis.
4. Dengan menyisipkan pinset anatomi dibawahnya, fascia digunting kekanan dan kekiri
otot dikuakkan secara tumpul.
5. Peritoneum dijepit dengan klem, diangkat lalu digunting keatas dan kebawah evaluasi
cavum abdomen tampak uterus miomatosus, evaluasi ovarium kanan dan kiri, dan dilakukan
TAH-BSO
7. Plicavesica uterine disisihkan dengan kasa, Kedua arteri uterine diklem dan digunting
dan diikat.
10. Dilakukan pencucian pada cavum abdomen, kemudian cavum abdomen ditutup lapis
demi lapis.
11. Luka operasi dibersihkan dan ditutup supratul, kasa steril danh ipavix.
23
POST OPERASI
24
Flatus : (-)
P :
IVFD RL 20 gtt/i
Inj Cefotaxim 1 gr/8 jam
InjGentamicyn 80 mg/8 jam
Inj ketorolac 30 mg/8 jam
Inj ranitidine 50 mg/12 jam
Inj. Metronidazol drip /8 jam
25
P :
IVFD RL 20 gtt/i
Inj Cefotaxim 1 gr/8 jam
InjGentamicyn 80 mg/8 jam
Inj ketorolac 30 mg/8 jam
Inj ranitidine 50 mg/12 jam
S : -
P :
IVFD RL 20 gtt/i
Inj Cefotaxime 1 gr/8 jam
InjGentamicyn 80 mg/8 jam
Pondex 3x1
Grahabion 2x1
Antasisa syrup 3x CII
26
R : Bladder training
-Makroskopi
Diterima jaringan uterus dengan kedua adnexa dengan ukuran 10x6x5 cm. Pada pemotongan
tampak massa tumor pada cavum uteri dan di endometrium
-Mikroskopi
Sediaan jaringan dari massa tumor tampak gambaran sel-sel bentuk spindel yang tersusun
sejajar kesegala arah dan sebagian membentuk kumparan
-kesimpulan
27
28